LIPUTAN UTAMA
Siap Enggak Siap, Ya Akselarasi Jabatan Oleh: Aradeya Tangguh P, Tio Kurniawan, Adhevyo Reza.
Ada yang berbeda antara Pemira di tataran Universitas tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu para pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Senat Mahasiswa (SM) yang berasal dari angkatan 2014 atau lebih akrab disebut akselerasi jabatan. Akselerasi jabatan adalah mempercepat satu tahun kepengurusan suatu organisasi kemahasiswaan, yang dalam hal ini adalah “meloncati” satu angkatan untuk menjadi pengurus BEM dan SM periode selanjutnya. Wacana akselerasi kaderisasi telah disepakati saat pembahasan Pedoman Pokok Organisasi (PPO) Undip dalam forum Musyawarah Mahasiswa (Muswa) universitas sejak bulan April 2016 lalu. Yaitu Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip yang disepakati adalah mahasiswa yang maksimal duduk di semester lima yang sebelumnya semester tujuh. Kesepakatan tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Mahasiswa (Perma) Nomor 7 tahun 2016 tentang Pemilihan Umum Raya (Pemira). Dukungan Pihak Rektorat Sigit Tirto Utomo, Ketua Senat Mahasiswa (SM) Undip menuturkan bahwa terkait dengan akselerasi kaderisasi pada organisasi mahasiswa yang mulai diterapkan tahun ini di SM Undip dan BEM Undip. Sigit mengaku mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pihak Rektorat. Penerapan sistem ini mendapat dukungan dengan berbagai alasan antara lain alasan akademik dan alasan UKT. Alasan akademik yang mendasari penetapan akselerasi ini adalah bahwa ketika tidak diterapkannya sistem akselerasi terhadap angkatan ke-empat (2013) yang
menjadi pejabat-pejabat di organisasi, akan ada kekhawatiran lulus melampaui batas normal, bahkan mereka pun ada peluang terancam tidak lulus. Pendapat dari Ketua SM Undip pun diperkuat melalui penjelasan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip, Muhammad Zainuri. Menurutnya terdapat beberapa alasan diberlakukanya akselerasi jabatan ini, salah satunya adalah usulan ini datangnya berasal dari BEM dan SM itu sendiri. Lalu Zainuri menjelaskan bahwa Undip sudah memiliki rancangan terkait timeline kemahasiswaan. "Nah, mulai semester lima itu sesuai dengan komitmen kita 'Anda sudah harus belajar berorganisasi yang terkait dengan surat keterangan pendamping ijazah, atau sertifikasi profesi,' ” tutur Zainuri. Satu hal yang perlu digaris bawahi terkait pemetaan aktivitas kemahasiswaan seperti yang dituturkan Zainuri adalah bahwa mulai dari semester lima, mahasiswa dituntut untuk berorganisasi yang terkait dengan SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) atau sertifikat profesi. Ketika ditanya apakah ke depannya akan terjadi akselerasi lagi, Zainuri menuturkan semua yang dilakukan memerlukan proses. “Ya saya kan tidak bisa men-zero kan semua, saya kan nggak bisa bilang, oke sekarang yang 2016, yang 2015 nggak usah organisasi. Nggak bisa kan? Tetap harus masih ada masa transisi kan?” jelas Zainuri. Zainuri menjelaskan lagi bahwa diharapkan melalui sebuah proses, seorang mahasiswa sudah mantap di organisasi dasar kemudian melalui evaluasi di semester dua dan tiga sebagai saringan, sehingga nantinya
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi Oktober 2016
11 10