Meledek Pesona Metropolitan

Page 1

Meledek Pesona Metropolitan Mempertanyakan (Ke)jakarta(an) dalam Karya-karya Benny dan Mice 1997-2008


Meledek Pesona Metropolitan Mempertanyakan (Ke)jakarta(an) dalam Karya-karya Benny dan Mice 1997-2008

Penulis : Mohammad Hadid Penyelia Aksara : Lelaki Budiman Tata Letak : Milovan S. Desainer Sampul : Milovan S. Š Mohammad Hadid, 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Cetakan Pertama, Oktober 2013 Diterbitkan oleh Tan Kinira twitter: @tan_kinira email: surat@lelakibudiman.com Hadid, Mohammad Meledek Pesona Metropolitan Yogyakarta: Tan Kinira, 2013 xii + 200 hlm: 12 x 18 cm ISBN: 978-602-1599-20-4 Dicetak di Yogyakarta sejumlah 300 eks


ISI BUKU

PENGANTAR [viii] CATATAN PEMBUKA: KARYA-KARYA BENNY DAN MICE DI TENGAH INDUSTRI KULTURAL [1] Beberapa Pustaka Pembanding dan Tujuan Penulisan [8] Dua Konsep Sebagai Pemandu Bacaan [13] Medan sebagai Wahana Produksi Wacana [13] Estetika Populer dan Parodi [15] Sistematika Buku dan Sumber-sumber yang digunakan [18] EKONOMI DAN POLITIK LEGITIMASI: SEJARAH PRODUKSI WACANA KARYA-KARYA BENNY DAN MICE 1997-2008 [23] Apa dan Siapa Benny dan Mice: Selayang Pandang Riwayat Hidup dan Karir Mereka [25] Legitimasi Kultural Melalui Penerbitan Buku [32] KPG dan Keprihatinan Sosial Politik [33] Penerbit Nalar dan Komik yang Men-“sastra” [38] Visualitas Sebagai Wacana: Pameran Kartun/Komik [43] Di ruang televisi: “Kick Andy” dan Lenggak-Lenggok Jakarta [49] Ruang Media Cetak: Membingkai Makna, Membangun Popularitas [55] Penutup: Benny dan Mice terkenal karena? [70] JAKARTA DALAM KONSTRUKSI IMAJINASI VISUAL BENNY DAN MICE [81] Modalitas Gambar dan Citraan Visual Karya-karya Benny dan Mice [82] Hitam Putih dan Rendahnya Modalitas Visual [83]

vi


Bagaimana Gambar dan Teks saling tergantung [88] Menyoal Exaggeration [92] Tema Kultural dan Hidup Sehari-hari: Lagak Jakarta Periode 1997-1999 [93] 1997: Rekaman atas Sosok-sosok Hedonistik [96] 1997: Praksis Manusia di tengah Imaji Transportasi dan Profesi [102] 1998-1999: Rekonstruksi Krisis, Reformasi, dan Pemilu Pertama Paska Orde Baru [110] 2003-2008: Menertawakan Realitas Gaya Hidup Melalui Peniruan [120] Mempertanyakan Realisme: Fiksi atau Absolut? [126] MELEDEK PESONA METROPOLITAN: HETERONOMI KARYA-KARYA BENNY DAN MICE DAN PERTANYAAN TENTANG IDEOLOGI [135] Karya-karya Benny dan Mice: Antara Kepentingan Industri dan Ideologi [136] Mencari Estetika Populer dalam Karya-karya Benny dan Mice [149] Tentang Gagasan Subjek kartun yang Mengalami Kota [151] Tentang Hakikat Repetisi [156] Ruang Kebudayaan dan Keindonesiaan: Ideologis, Atau Sekadar Main-Main? [160] Lalu Apakah Karya Benny dan Mice itu sepenuhnya politis? [178] PENUTUP [185] Daftar Pustaka [191] Indeks [196] Biodata Penulis [199]

vii


BAB 2

EKONOMI DAN POLITIK LEGITIMASI: SEJARAH PRODUKSI WACANA KARYA-KARYA BENNY DAN MICE 1997-2008

“There is an economy of cultural goods, but it has a specific logic.” (Pierre Bourdieu, Distinction: A Social Critique of Judgement of Taste)


hakikatnya berfungsi tidak hanya untuk mengenali dan menilai hakikat suatu karya, melainkan “ikut mengambil peranan dalam perjuangan untuk memonopoli wacana tentang sebuah karya artistik, dan karenanya mereka juga [berusaha] ikut memproduksi nilai dari sebuah karya artistik�47. Kedua, bila ditinjau dari kacamata kapasitas media. Masingmasing nama media massa yang saya sebutkan tadi berada di arus utama dunia penerbitan pers. Posisi dan kapasitas mereka sebagai media arus utama dengan reputasi jurnalistik yang mengagumkan pada gilirannya seperti ikut mensahkan kepemilikan kemampuan praktis untuk membaca tanda atau kode suatu karya. Latar belakang jurnalisme seperti ini tentu saja menjadi semacam program promosi yang baik, yang bisa membuat pandangan-pandangan dominan itu dipercayai, didengar, serta dipatuhi. Lebih dari itu, otoritas wacana media itulah yang sebenarnya menimbulkan kesan bahwa penerbitan buku-buku komik Benny dan Mice adalah sebuah peristiwa penerbitan komik/kartun Indonesia yang luar biasa penting.

Penutup: Benny dan Mice terkenal karena? Dalam buletin bertajuk Swara XL yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia pada bulan September-Oktober 2008, komik strip karya Benny dan Mice ditampilkan dalam rubrik karikatur dan humor di halaman 50 yang diberi embel-embel tema “Kartun Benny dan Mice, exclusive for IBA 2008�. Saya tentu bertanyatanya apa tujuan dari pemuatan strip mereka berdua di buletin 70


Gambar 3. Pola teks dan gambar yang saling menduplikasi13

Contoh pola-pola hubungan teks dan gambar yang saya sebutkan tersebut mengacu kepada variasi teknik yang membantu para penikmat karya-karya Benny dan Mice memilih makna dari sejumlah konteks yang dipersepsikan kepada mereka. Semakin dekat hubungan antara teks dan gambar – seperti pada contoh empat gambar tersebut – semakin saya yakin bahwa dengan makna yang berusaha diberikannya kepada saya. Interpretasi ini muncul karena gambar keempat di atas jelas menunjukkan kepada saya kaidah hubungan teks dan gambar antar sekuen yang ditopang oleh teknik relay16. eknik ini membantu percepatan makna denotatif (makna tingkat pertama) – yakni ketika selesai menikmati sekuen demi sekuen gambar (dengan penekanan pada balon kata sebagai objek dominan yang dilihat) saya mendapati strip tersebut yang 90


BAB 4

MELEDEK PESONA METROPOLITAN: HETERONOMI KARYA-KARYA BENNY DAN MICE DAN PERTANYAAN TENTANG IDEOLOGI

“Popular (designed for a mass audience); transient (short-term solution); expendable (easily forgotten); low cost; mass produced; young (aimed at youth); witty; sexy; gimmicky; glamorous; and last but not least, big business.” (Richard Hamilton)


Seandainya karya-karya Benny dan Mice tidak melebur ke dalam dunia industri dan dicitrakan sedemikian rupa oleh berbagai pihak yang memiliki akses modal (terutama modal kultural) yang cukup besar, maka mungkin saja karyakarya mereka tidak akan pernah mendapatkan kecukupan nilai simbolik. Nilai ini tentu layak direntangkan kembali, untuk kemudian dibawa dan direnungkan sampai saya bisa memahami duduk perkara persoalan yang dibicarakan. Bab ini dimaksudkan untuk mengaitkan asumsi-asumsi tentang karya Benny dan Mice yang dibangun oleh politik pembentukan nilai yang telah saya bahas di bab dua dengan sisi tekstualitas karya mereka. Dengan kata lain, bab ini bermaksud melacak jawaban atas pertanyaan apakah ada “hubungan harmonis� atau malah “ketidaksesuaian�, antara apa yang seringkali diumbar oleh jenis ekonomi-politik legitimasi seperti yang telah saya paparkan di bab dua, dengan wajah formal dari karya-karya Benny dan Mice yang telah saya bahas di bab tiga.

Karya-karya Benny dan Mice: Antara Kepentingan Industri dan Ideologi Pada bab dua saya sudah menunjukkan perihal karakteristik sifat-sifat heteronom karya-karya Benny dan Mice, yang menggiring saya ke satu kesimpulan penting bahwa orang perlu untuk menunda pernyataan apapun yang berkaitan dengan sikap politis sekaligus kekritisan karya mereka. Kesimpulan ini ingin saya tarik lebih jauh lagi ke dalam kerangka kondisi 136


Setiap menikmati strip-strip Benny dan Mice di periode 20032008, orang seolah-olah ditunjukkan “cerita baru yang berbeda dari sebelumnya, walaupun nyatanya skema naratif sama sekali tidak berubah”24. Meskipun memancing penikmat untuk tertawa pada awalnya, namun pola yang ajeg membuat ‘penyegaran konseptual’ menjadi absen. Konsekuensinya – dan ini penilaian yang sangat subjektif – strip mereka mereka bisa berlalu begitu saja tanpa kesan yang berarti ketika dinikmati untuk kedua kalinya. Itulah mengapa ritus menikmati karya-karya Benny dan Mice berlangsung dalam temporalitas. Dunia industri media membuat karya mereka berjalan dalam model-model rutinitas pasar, di mana era repetisi disamarkan oleh klaim kebaruan. Pada pegangan yang disebut rutinitas penerbitan itulah, citracitra visual dari karya-karya Benny dan Mice berlabuh dan terus berusaha menggoda penikmatnya dari waktu ke waktu, menseduksi mereka sedemikian rupa meskipun sebenarnya seduksi ini sudah lama tuntas, temporer dan hanya diulangulang saja. Inilah kiranya yang saya maksud dengan bentukbentuk estetika populer yang bisa terekam ketika kita menikmati karya-karya Benny dan Mice.

Ruang Kebudayaan dan Keindonesiaan: Ideologis, Atau Sekadar Main-Main? Ketika ritus pengalaman inderawi dibentuk dari pola kekonyolan yang berulang, dari sini pula mungkin bisa dikatakan bahwa ada tidak ada usaha emansipatif untuk membebaskan diri dari 160


Gambar 35. Kritis atau cuma perkara tidak mampu membeli41

Lalu Apakah Karya Benny dan Mice itu sepenuhnya politis? Di bagian penutup ini, saya ingin mengatakan bahwa pencitraan yang dibangun oleh para penulis di media massa memang kelewat optimis dalam menilai tingkat kekritisan karya-karya Benny dan Mice, tanpa banyak menyadari bahwa fondasi karya-karya tersebut juga menampakkan reportase demi reportase belaka, ambiguitas/ambivalensi, ironi, serta parodi yang justru merupakan fondasi-fondasi utama karya-karya mereka. Karena itu, saya cenderung berpendapat bahwa pesan politis yang bermuara pada kritisisme yang terdapat dalam karya-karya Benny dan Mice itu lebih baik kita anggap sebagai sebuah pretensi. Artinya, ada banyak fenomena yang diimajinasikan lewat bentuk kartun dan komik strip yang berusaha dilaporkan begitu saja tanpa ada maksud untuk

178


BAB 5

PENUTUP Mencermati fenomena karya-karya Benny dan Mice memang cukup mengasyikkan. Selain karena dipuji-puji banyak orang, karya-karya mereka juga ikut mewakili semangat komikal yang memang identik dengan hal-hal berbau dikomersialisasi produk serta konsumsi. Jika diperhatikan secara seksama, barangkali satu kesimpulan penting yang bisa dicatat di sini adalah perihal kemunculan tulisan di berbagai macam media yang pada sepanjang tahun 2007-2009 yang ramai memperbincangkan Benny dan Mice dan karya mereka setidaknya bisa dianggap sebagai gejala mimetisme, atau ada semacam “gairah yang tiba-tiba menghinggapi media dan mendorongnya, sepertinya sangat urgen, bergegas untuk meliput kejadian karena media lain, terutama yang menjadi acuan, menganggapnya penting�1.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.