penerbangan, tidak memberitahukan kepada unit pelayanan lalu lintas penerbangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 354 sehingga berakibat terjadinya kecelakaan pesawat udara dan kerugian harta benda, dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun." Diatur dalam ayat (2) pasal tersebut, apabila mengakibatkan matinya manusia, maka hukuman pidananya adalah penjara selama 10 (sepuluh) tahun. Pada pasal 443 disebutkan "Dalam hal tindak pidana di bidang penerbangan dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang ditentukan dalam bab ini." Sesuai dengan pasal di atas, setidaknya korporasi juga perlu mendapatkan denda minimal tiga kali lipat dari kesalahan yang dilanggar. Seandainya yang dilanggar adalah pasal 411, maka denda yang harus ditanggung Lion Air setidaknya sebesar Rp 1,5 triliun rupiah belum termasuk menghitung sanksi penjara bagi pengurus yang bertanggung jawab. 2.2. Sanksi
Pidana
Yang
Diberikan
Kepada
Teknisi
Pesawat
Terhadap
Kelalaian/Kealpaan Dalam Memperbaiki Pesawat Udara Berdasarkan Annex 1 Konvensi Chicago 1944 telah dijelaskan terkait pembagian personel penerbangan terdiri dari dua bagian, yaitu: personel darat (ground personnel) dan personel terbang (flying personnel). Personel darat terdiri dari para pegawai yang tidak meninggalkan daratan atau tidak terbang dan berhubungan dengan persiapan dan arahan pesawat udara. Sedangkan personel terbang terdiri dari orang-orang yang bertugas dalam komando pengoperasian dan orang-orang yang memberikan pelayanan pendukung. Dalam hal ini teknisi pesawat merupakan personel penerbangan darat. AME (Aircraft Maintenance Engineer) adalah teknisi pesawat yang bertanggung jawab terhadap kelaikan pesawat untuk terbang. AME mempunyai tugas untuk memeriksa, melakukan atau mengawasi pemeliharaan, pemeliharaan preventif, dan pengubahan dalam sistem dan mekanikal dari pesawat. Jika terdapat masalah teknis pada pesawat terbang, AMElah yang bertugas untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi apabila dalam melaksankan tugas AME melakukan kelalaian atau kesalahan maka berhak mendapatkan sanksi pidana. (Kompas,https://edukasi.kompas.com/read/2020/10/29/050700171/siswa-yuk-mengenal-prof esi-di-bidang-penerbangan?page=all, 29 Oktober 2020)