Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 98

1. KESEMRAWUTAN FAKTA-FAKTA

lagi ialah penampilan publik G-30-S sangat sedikit kecocokannya dengan kenyataan: Sukarno tidak berada di bawah “lindungan” G-30-S; dua dari empat wakil komandannya tidak tahu-menahu tentang G-30-S; empat pimpinan yang sesungguhnya (Sjam, Pono, Latief, Soejono) tidak disebut sebagai pimpinan; dan jenderal-jenderal yang “ditangkap” sebenarnya sudah dibunuh dan mayat-mayat mereka disembunyikan. Keempat pengumuman yang disiarkan melalui radio belum tentu disusun oleh orang-orang yang namanya tercantum di dalamnya. Oleh karena Aidit juga berada di Halim, ia pun boleh jadi ikut serta menyusunnya. Untung dan dua wakil komandan G-30-S yang berada di Halim (Supardjo dan Heru Atmodjo) barangkali bukan yang menulis Dekrit No. 1. Bahkan Untung mungkin tidak menulis Keputusan 1 dan Keputusan 2 walaupun ia menandatanganinya. PERBINCANGAN SUKARNO DAN SUPARDJO

Bagi Presiden Sukarno wajah G-30-S pada 1 Oktober ialah wajah Brigadir Jenderal Supardjo. Presiden tidak berjumpa dengan lima pimpinan inti G-30-S saat ia berada di Halim. Dari siaran radio pagi hari itu, satusatunya orang lain yang dengan pasti diketahuinya terlibat ialah Letnan Kolonel Untung. Demikian juga, Sukarno tidak bertemu Aidit dan barangkali tidak pernah diberi tahu bahwa Aidit ada di kawasan pangkalan udara. Mengingat satu-satunya orang dari G-30-S yang dijumpai Presiden Sukarno ialah Supardjo, Presiden kemungkinan pagi itu telah menyimpulkan bahwa G-30-S memang benar seperti yang dinyatakan dalam siaran radio pertama: suatu gerakan murni intern Angkatan Darat yang dirancang untuk membersihkan perwira sayap kanan, serta untuk mempertahankan dirinya selaku presiden. Dan patut diingat bahwa semula G-30-S bermaksud membawa serta dua komandan batalyon, Kapten Sukirno dan Mayor Bambang Supeno, menemui Presiden Sukarno. Tapi hanya Supardjo yang dibawa kembali dengan helikopter ke Halim. Ternyata, Supardjo menjadi duta G-30-S. Sukarno dan Supardjo bertemu untuk pertama kali sekitar pukul 10.00 pagi di kantor komandan pangkalan udara Halim, Kolonel Wisnoe Djajengminardo. Pada waktu itu Sukarno sudah mengetahui bahwa

72


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.