www.lampost.co
TERUJI TEPERCAYA
l
No. 13627 TAHUN XLl
l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l rabu, 11 november 2015 l 24 Hlm.
Lampung Waspada Bencana
n LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO
ANTISIPASI BANJIR. Ekskavator mengeruk sampah yang menumpuk di kali Jalan Soekarno-Hatta, bypass, Bandar Lampung, Selasa (10/11). Hal tersebut sebagai upaya Dinas Kebersihan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung untuk antisipasi saat musim hujan.
Kecepatan angin mencapai 25 knot atau 45 km/ jam, jauh di atas rata-rata yang berkisar 6—7 knot. EFFRAN KURNIAWAN
L
AMPUNG dan be berapa daerah lain di Indonesia memasuki masa peralihan dari kemarau ke musim hujan pada pertengahan November ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung melihat ada potensi angin yang kencang pada masa-masa ini. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Sugiyono menerangkan dari analisis BMKG terhadap masa peralihan ini, terlihat pola angin yang berhembus dari arah tenggara dan selatan. “Dalam masa peralihan ini, angin sangat kencang. Bahkan, di data kami angin hingga mencapai 25 knot atau 45 km/jam, karena angin itu umumnya hanya 6 atau 7 knot,” ujar dia saat dihubungi Lampung Post, kemarin. Angin kencang yang terjadi, lanjut Sugiyono, tidak berpengaruh terhadap gelombang laut. Berdasarkan data yang dilaporkan dari mari tim, gelombang laut masih dalam katagori normal dan tidak mengancam nelayan atau pelayaran. Menurut Sugiyono, memasuki masa peralihan ditandai dengan adanya hujan le bat, tetapi cepat bergeser dan kemudian berhenti. Masa
peralihan belum bisa dikatakan masuk musim hujan. “Hujan lebat dan cepat yang terjadi ini disertai guntur dan angin kencang.” Dia menjelaskan ada beberapa lokasi yang dalam beberapa hari telah diguyur hujan, seperti Bandar Lampung, Ketapang, Sidomulyo, Jatiagung, Jatimulyo, Bengkunat, Pringsewu, Gedongtataan, Tanggamus, Mesuji, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Kotabumi.
“
Di Bandar Lampung terdapat ribuan pohon besar. Kami sudah melakukan pengecekan dan memotong batangbatang pohon. Namun, di Bandar Lampung tidak rata dan tidak berbarengan. Beberapa daerah, kata dia, ada yang belum terkena hujan seperti wilayah Kalianda, Way Kanan, dan sebagian wilayah Natar. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandar Lampung akan mengantisipasi terjadinya banjir dan pohon tumbang sebelum memasuki musim hujan.
Pohon Tumbang Ke p a l a B P B D B a n d a r Lampung Edy Haryanto mengimbau warga kota untuk waspada terhadap potensi pohon tumbang saat musim hujan. Masyarakat harus segera melaporkan keberadaan pohon yang berpotensi roboh. Pada Selasa (10/11), ada pohon tumbang di Jalan Gatot Subroto, Tanjunggading, Kedamaian, karena sudah rapuh. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Ahmad Zainuddin, didampingi Sekretaris M Fikri, mengatakan pohon tumbang tidak menimpa pengendara yang melintas, tetapi mengenai pagar rumah Warman (50) dan menimpa beberapa kabel PLN. “Di Bandar Lampung terdapat ribuan pohon besar. Kami sudah melakukan pengecekan dan memo tong batang-batang pohon. Jika masyarakat melihat pohon berpotensi roboh, disarankan supaya me lapor akan ditindaklanjuti petugas,” kata Ahmad Zainuddin. Di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan dana tanggap bencana wajib dianggarkan. Hal itu dilakukan agar bencana yang terjadi di daerah bisa cepat ditangani tanpa menunggu bantuan pusat. (*14/U1) effrankurniawan@lampungpost.co.id
Tim Erwin Tuding KPU Lamtim Main Politik TIM pemenangan petaha na calon bupati Lampung Timur Erwin Arifin menuding KPU Lamtim bermain politik. Tudingan itu terkait kekecewaaan mereka atas putusan penyelenggara pemilihan u mu m ke p a l a d a e r a h (pemilukada) setempat yang menggugurkan calonnya, kemarin (10/11). Ali Johan Arif, ketua tim koalisi pengusung Erwin-Prio, mengaku kecewa dengan keputusan KPU Lamtim yang terkesan tergesa-gesa serta penuh muatan politik. Padahal, sebelumnya tim pasangan calon nomor urut 3 itu sudah memberikan surat tembusan judicial review di MK ke KPU Lamtim. Tujuannya, agar KPU Lamtim mempertimbangkan putusan MK sebelum memberikan keputusan menggugurkan calonnya. “Kami kecewa atas putusan KPU yang tergesa-gesa, ada apa ini? Ini kan menyangkut hajat rakyat pesertanya partai politik. Harusnya KPU ini mendengarkan semua pihak, jangan tergesa-gesa seperti ini, sepertinya kepengin besok pagi saja, ini kan jadi pertanyaan,” kata Ali Johan Arif, Selasa (10/11). Kemarin, KPU Lamtim secara resmi menggugurkan
pasangan calon nomor urut 3, Erwin Arifin dan Prio Budi Utomo. Hasil pleno itu itu berdasarkan Undang-Undang No. 1/2015 dan PKPU No. 9/2015 tentang Pencalonan. “Kemudian hari kalau misalnya ada putusan lain yang katakanlah mengorek si tentang undang-undang dan PKPU tersebut, tentunya keputusan ini akan kami tinjau kembali,” kata Ketua KPU Lamtim Andri Oktavia di ruang media center KPU Lamtim, kemarin. Pengguguran itu juga berdasarkan Berita Acara Pleno No. 44/BA/11/2015 tentang Penetapan Calon Bupati dan Wakil Bupati yang Dinyatakan Gugur. Pleno KPU setempat memutuskan dan menetapkan pasangan itu gugur setelah calon wakil bupatinya, Prio Budi Utomo, berhalangan tetap karena meninggal dunia. (CK7/R6)
Adele Simpan Piala di Tempat Khusus. Hlm.16
Hari Pahlawan Momentum Membangun Optimisme GUBERNUR Lampung M Ridho Ficardo berharap peringatan Hari Pahlawan ke-70 tahun menjadi momentum untuk membangun optimisme warga dalam membentuk landasan revolusi karakter menuju negara maju dan bermartabat. “Peringatan ini sebagai momen membangun keyakinan dan optimisme bangsa dalam membentuk landasan revolusi karakter, bagi bangsa Indonesia menjadi negara maju dan bermartabat,” kata Sekretaris
Provinsi Lampung Arinal Djunaidi, saat memimpin upacara mewakili Gubernur di lapangan Korpri, Kantor Gubernur Lampung, Selasa (10/11). Pemerintah Provinsi Lampung juga memberikan penghargaan kepada 16 tokoh daerah yang telah berkontribusi besar terhadap Sai Bumi Ruwa Jurai. Setelah upacara, Sekprov beserta anggota Forko pimda Lampung dan sejumlah kepala satuan kerja Pemprov langsung menuju ke Taman Makam Pahla-
n LAMPUNG POST/DOK.
Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial wan untuk melaksanakan upacara ziarah nasional Hari Pahlawan yang diinspekturi Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo menjadi ins pektur upacara bend era dalam peringatan Hari Pahlawan yang dihadiri 2.000 peserta di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur. Jokowi pun menjadi presiden pertama yang memperingati Hari Pahlawan di Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berharap kehadiran Presiden dalam upacara Hari Pahlawan di Surabaya dapat merevitali
sasi semangat juang pengor banan dan keteladanan para pahlawan yang bisa dicontoh oleh seluruh anak bangsa. “Penghormatan kepada pahlawan dapat dilakukan dengan cara mencintai bangsa ini. Dengan begitu, tentu tidak akan ada korupsi, narkoba, dan setiap orang akan membangun sikap moderasi toleransi, serta memberi ruang bagi seluruh kebhin ne k a a n u n t u k t u m b u h kembang bagi negeri ini,” ujar dia. (MAN/M1/D3)
facebook.com/ lampungpost @lampostonline @buraslampost
TAJUK
Bangsa tanpa Pahlawan SETIAP tahun bangsa ini mendaulat tokoh pejuangnya Pahlawan sebagai pahlawan. Terhitung wan Pahla sejak tahun 1959 hingga 2014, Pahla wan telah ditahbiskan 163 pahlawan nasional. Pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini, jumlah itu bertambah lima orang. Selain pahlawan nasional, ada pula pahlawan daerah. Di Lampung, sejak 2012 Peme rintah Provinsi menganugerahkan gelar pahlawan maupun tokoh daerah kepada 20 sosok penting dan berjasa di Tanah Lada. Kemarin, jumlah itu telah bertambah 16 orang. Tentu saja anugerah itu wujud bangsa ini menghargai jasa para tokoh penting. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya. Begitu pula sebaliknya, bangsa yang kerdil dan sakit adalah bangsa yang melupakan pahlawannya. Namun, upaya menghargai jasa pahlawan itu tidaklah sebatas mengingat, mengenang, atau memberi piagam dan lencana tanda jasa kepada mereka yang telah berjasa, berjuang, berkorban bagi kemerdekaan dan kemajuan daerah. Lebih penting lagi bagaimana nilai, spirit, dan etos kepahlawanan menjelma dalam aksi nyata cara kita berbangsa dan bernegara. Spirit kepahlawanan patut kita nyalakan kembali kare na bangsa ini belumlah merdeka sepenuhnya. Negara ini masih terjajah nafsu dan kerakusan bangsa sendiri. Korupsi merajalela, menggurita, hingga menggerogoti setiap jengkal uang rakyat, hari demi hari. Korupsi menjauhkan laju Republik dari cita-cita dan perjuangan heroik para pahlawan. Dalam berpolitik, bangsa ini memang telah maju pesat dalam berdemokrasi. Demokrasi kita terhitung besar lantaran besaran jumlah mata pilih dan berhasil dalam tataran proses dan teknis. Namun, riuh politik kita masih kerdil dalam hasil. Politik kita hanya mampu menghasilkan kerumunan politikus dengan nafsu berkuasa lebih besar ketimbang memperjuangkan kepentingan rakyat. Global Innovation Index mencatat peringkat Indonesia di posisi ke-97 dari 147 negara, kalah jauh dari Singapura di peringkat ke-7, Malaysia ke-32, Vietnam ke-52, dan Thailand ke-55. Laporan Innovation Output Sub-Index menempatkan Republik ini di peringkat ke-85 akibat rendahnya keluar an ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dua bidang tersebut, jelas kita masih sangat tertinggal. Pendek kata, Republik ini masih membutuhkan ba nyak lagi sosok pahlawan dalam konteks kekinian, baik dari segi kedewasaan berpolitik, penegakan hukum, kedaulatan ekonomi dan pangan, maupun kemajuan bidang pendidikan dan teknologi. Perjuangan pahlawan belumlah tuntas. Bangsa ini masih digelayuti berbagai rupa persoalan pelik yang harus di tuntaskan demi mencapai masa depan lebih baik. Oleh karena itu, harus kita ingatkan kembali, mem peringati Hari Pahlawan bukanlah semata menabur bunga di lepas samudera atau memberi penghormatan di atas pusara belaka. Menambah deret nama pahlawan nasional maupun daerah tentu tidak ada artinya jika kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara jauh dari nilai, semangat, etos kepahlawanan. Itu tak ubahnya bangsa tanpa pahlawan. n Pahlawan
oasis
Lebih Baik Masak Sendiri SEBUAH studi terbaru di Amerika Serikat mengungkapkan makanan rumahan atau makan yang diolah sendiri membuat kita lebih sehat dibandingkan makan di luar dan mengurangi risiko perkembangan diabetes tipe 2. Temuan itu didasarkan pada analisis data 58 ribu perempuan yang ambil bagian dalam studi kesehatan perawat berskala nasional. Studi juga meneliti data 41 ribu laki-laki dalam penelitian lain yang diikuti sampai 36 tahun. Tak satu pun dari peserta memiliki masalah diabetes, penyakit jantung, atau kanker pada awal penelitian. Tim peneliti menemukan mereka yang mengonsumsi 11—14 makan siang atau makan malam per pekan, yang dibuat sendiri, memiliki risiko perkembangan diabetes tipe 2 sebesar 13% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari enam makan siang atau makan malam. Studi itu dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Heart Association di Orlando, Florida. (MI/R6)