Lampung Post Senin, 28 November 2016

Page 1

www.lampost.co

TERUJI TEPERCAYA

l

No. 13992 TAHUN XLll

l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l senin, 28 november 2016 l 24 Hlm.

facebook.com/ lampungpost @lampostonline @buraslampost

TAJUK

Membumikan Destinasti Lampung

n LAMPUNG POST/AAN KRIDOLAKSONO

KECELAKAAN KERJA. Polsek Penengahan memasang garis polisi pada lokasi kecelakaan yang menimpa pekerja pembangunan jalan tol di wilayah Desa Tetaan, Kecamatan Penengahan, Lamsel, Minggu (27/11).

60 Km Lahan Tol Siap Dikonstruksi Panjang lahan tol terus bertambah seiring sosialisasi atau konsultasi publik yang dilakukan tim percepatan. FIRMAN LUQMANULHAKIM

S

EPANJANG 60 kilometer lahan jalan tol selesai dibebaskan dan siap dilakukan konstruksi. Lahan yang telah dibebaskan itu termasuk 8,5 kilometer lahan yang sudah selesai poroses rigid atau pembetonan terletak di empat lokasi. Keempatnya di Bakauheni, Lampung Selatan, telah bebas lahan sepanjang 23 km; di Sabahbalau, Lamsel, 15 km; Tegineneng, Pesawaran, 7 km; dan Terbanggibesar, Lampung Tengah, 15 km. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus mempercepat pelaksanaan pembebasan lahan jalan tol trans-Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni—Terbanggibesar. Ketua Tim Percepatan Pembebasan Lahan JTTS Lampung Adeham mengatakan pembebasan sudah mencapai 42%. Pihaknya dalam proyek nasional ini hanya membantu tugas tim pembebasan lahan, yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpu-Pera). “Kalau sudah penlok, sebenarnya tugas kami (Pemprov) sudah selesai. Tapi, kita dim-

inta bantuan sebagai fasilitator, menjadi panitia monev yang setiap bulan melakukan evaluasi, semata-mata untuk membantu kelancaran. Alhamdulillah, saat ini sudah mencapai 60 km yang terbebaskan,” kata Adeham saat dihubungi, Minggu (27/11).

Kami semata-mata untuk membantu kelancaran. Alhamdulilah, saat ini sudah mencapai 60 km yang terbebaskan. Dia juga meminta seluruh komponen dapat kompak dalam melaksanakan pembebasan lahan sehingga dapat selesai sesuai target. “Bicara lahan bebas, diukur dan dihitung tanam tumbuhnya itu wewenang BPN dibantu Dinas Pertanian dan lain-lain. Setelah itu, pembayaran dilakukan Kemenpu-Pera, dan terakhir BUMN melaksanakan pembangunannya. Sedangkan kami bertugas mengevalua­ si mengoordinasikan dan mempertanyakan,” ujar Adeham yang juga Pj Bupati

Tulangbawang Barat ini. Untuk JTTS Lampung tahap II ruas Terbanggibesar— Mesuji, kata Sekretaris Tim Zainal Abidin, penetapan lokasi (penlok) yang telah ditandatangani Gubernur Lampung M Ridho Ficardo telah mencapai 15,67 km. Panjang lahan tol itu akan terus bertambah seiring sosialisasi atau konsultasi publik yang dilakukan tim percepatan. “Ya, setiap hari jalan terus konsultasi publik kepada masyarakat dan perusaha­ an. Kami berharap penlok sepanjang 40 km itu dapat terbit di akhir bulan ini,” kata Zainal, kemarin.

Kecelakaan Kerja Dari Lampung Selatan, p e ke r j a P e m b a n g u n a n jalan tol trans-Sumatera (JTTS), Mugofir (35), meng­ alami kecelakaan kerja saat memasang besi ulir pada lorong tol di Desa Tetaan, Kecamatan Penengahan, Lamsel, kemarin. Akibatnya, pekerja PT Pembangunan Perumahan (PP) itu mengalami patah kaki sebelah kiri. “Besi ulir jatuh dari atas dan me­ nimpa Mugofir. Dia masih di rumah sakit,” ujar Iwan, salah seorang rekan kerja korban di lokasi kejadian, kemarin. (KRI/R5)

Tertimpa Besi... Hlm. 21

BPK Sorot Operasional Empat Rumah Sakit BADAN Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Lampung menyoroti operasional tiga rumah sakit yang belum sepenuhnya mematuhi per­ aturan perundang-undang­ an. Ketiganya yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), RSUD Dr A Dadi Tjokrodipo, dan Rumah Sakit Bob Bazar. Kepala Sub-Auditorat BPK Perwakilan Lampung I Hadi Kusno mengatakan pihaknya menemukan beberapa hal yang belum tertib dilakukan tiga rumah sakit itu. Berdasarkan hasil pemeriksaan semester II, operasional RSUDAM belum sepenuhnya sesuai peraturan perundangan. “Di antaranya, penata­ usahaan kas pada bendahara pengeluaran belum tertib, tarif keringanan biaya pelayanan pasien umum dan BPJS nonpegawai belum ditetapkan, dan pengoperasian aplikasi SIM-RS belum optimal,” kata Hadi pada acara media workshop, di kantornya, Jumat (25/11). Kondisi serupa juga terjadi pada operasional RSUD Dr A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Menurutnya, belum sepenuhnya sesuai peraturan perundangan, seperti pengelolan dan penatausahaan pendapatan

atas klaim jaminan kesehat­ an belum optimal. Kemudian, pengeluaran belanja honorarium panitia pelaksana kegiatan tidak sesuai ketentuan dan pengeluaran belanja uang lembur tidak sesuai ketentuan. “Pelaksanaan pekerjaan juga tidak sesuai spesifikasi kontrak.” Hasil pemeriksaan operasional pada RSUD Bob Bazar, Lampung Selatan, yakni belum membentuk satuan pengawas internal, tagihan kepada Dinas Kesehatan Lampung Selatan atas pelayanan hemodialisis tahun 2015 belum dibayar. Terdapat belanja bahan komputer dan belanja pemeliharaan peralatan kantor tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah, serta beberapa pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangun­an tidak sesuai kontrak. Selain ketiga rumah sakit daerah tersebut, Hadi menuturkan pihaknya juga menyoroti pemeriksaan kinerja atas efektivitas tata kelola pemerintah daerah (pemda) dalam pembinaan BUMD di Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung, dan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. (MAN/K1)

Gita Gutawa Luncurkan Gita Puja Indonesia Hlm. 16

firman@lampungpost.co.id

kolom pakar

Pasar Tradisional, Diinginkan tapi Kurang Diperhatikan

n LAMPUNG POST/DOK.

Marselina Djayasinga Dosen FEB Unila MEMBANJIRNYA mal-mal, pasar-pasar modern, dan minimarket-minimarket

hingga pelosok perdesaan telah membuat peran dan aktivitas pasar-pasar tradisonal tergusur bahkan ada keinginan untuk menggusur dan mematikannya. Kita harusnya menyadari besar sekali peran dan manfaat pasar tradisional ini bagi perekonomian suatu wilayah atau daerah. Sewajarnya pemerintah daerah jangan lagi meng­ anaktirikan pengembangan apalagi bermaksud menggusurnya, karena hanya ingin mengantikannya dengan bentuk-bentuk pasar modern

lainnya sehingga menganggap kota menjadi modern. Apa yang bisa diperoleh atau dibanggakan dari pasar tradisional? Pertama, cakupan sektor yang terkait dengan pasar tradisional sangat-sangat banyak. Pihak-pihak yang terlibat dan menggantungkan hidupnya di pasar tradisional ini mulai dari para pedagang dan keluarganya, para petani yang bisa langsung menjual hasil panennya, para distributor/agen yang menitipkan barang dagangannya di toko atau

lapak-lapak dalam pasar, UMK, industri-industri kecil RT yang bisa langsung menjual produknya, para pekerjaan informal lainnya, seperti tukang becak, kuli angkut dan kuli panggul, penjual tas kresek, dll. Kondisi ini jauh berbeda dan tidak ditemukan di pasar modern, mal, atau minimarket yang hanya dikuasai dan melibatkan segelitir orang dan pedagang. Artinya, pasar tradi­ sional dapat diandalkan untuk menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat dan daerah. Jika mencermati hal ini, keberadaan pasar-pasar tradi­ sional harus dipertahan­kan jika perlu ditingkatkan. Kedua, di pasar tradi­ sional komoditas yang ditawarkan sangat bervariasi dan segar karena petani langsung membawanya ke pasar. Dengan penjual yang banyak, konsumen punya kepuasan lebih karena bisa memilih dengan leluasa. Ketiga, dari sisi sosial kemasyarakatan.

BERSAMBUNG KE HLM. 12

PESATNYA pertumbuhan penduduk dan perbaikan ekonomi kelas menengah mendorong lajunya pertumbuhan beberapa industri baru, mulai dari perbankan, ritel, properti, otomotif, hingga pariwisata. Di Lampung, sektor pariwisata dalam tren positif setiap akhir pekan. Antrean kendaraan memadati kawasan wisata di sejumlah daerah di Lampung. Terlebih saat libur panjang, jalanan makin dipadati kendaraan dari luar kota, terutama dari Jabodetabek dan Sumatera Selatan. Data statistik menunjukkan pesatnya industri wisata di Lampung dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2014, terdapat 4.327.188 kunjungan wisata, kemudian naik menjadi 5.530.803 pada 2015. Wisatawan domestik naik 1.043.615 orang, sedangkan wisatawan mancanegara naik 19.379 orang dari 95.528 pada 2014 menjadi 114.907 jiwa. Ditambah lagi festival wisata yang sudah menjadi panggung nasional bahkan dunia yakni Festival Krakatau dan Festival Way Kambas. Keduanya memiliki keunikan tersendiri dari daerah lain di Indonesia. Festival Krakatau berakar dari peringatan letusan Gunung Krakatau 1883 yang melegenda. Gelegar letusan Krakatau begitu dahsyat terdengar hingga melintasi ­banyak negara bahkan belahan benua. Wajar jika Krakatau atau Krakatoa mendunia. Begitu juga Taman Nasional Way Kambas. Wilayah hutan konservasi itu merupakan yang tertua di Indonesia. Hebatnya lagi, dunia menetapkannya sebagai salah satu kawasan ASEAN Heritage Parks pada ASEAN Ministerial Meeting on The Environment 2015. Setelah dua festival tersebut, Lampung juga memiliki satu kekayaan wisata lagi, Festival Pahawang di Pesawaran. Festival Pahawang yang berlangsung pada Jumat (25/11) di Marines Eco Park, Piabung, dihiasi dengan dentuman meriam, tari kreasi dan tarian adat, fashion show, terjun payung prajurit Marinir, serta sejumlah perlombaan. Pahawang memang memiliki daya tarik, hal itu terbukti jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Pahawang mencapai 700 ribu orang pada tahun ini. Dengan festival ini, jumlah wisatawan ditargetkan 1,5 juta orang. Semangat pemerintah daerah menjadikan Festival Krakatau, Festival Way Kambas, dan Festival Pahawang untuk bumi Lampung patut didukung. Festival itu seha­ rusnya mampu diartikulasikan masyarakat pariwisata dan jajaran birokrasi. Daerah ini menyimpan kultur budaya dan keindahan alam luar biasa, tetapi masih keteteran kreativitas sumber daya manusia. Agar festival ini terus membumi, pemerintah daerah juga sepatutnya memperhatikan infrastruktur jalan. Jika semua jalan di Lampung makin baik, tentunya jumlah kunjungan wisatawan bertambah. Investor pun tidak segan-segan menanamkan modalnya untuk pengembang­an pariwisata. Merawat jalan sama halnya merawat hati wisatawan ke Lampung. n

oasis

Gusi dan Ereksi PENELITIAN terbaru menyebutkan infeksi kronis di gusi berhubungan dengan stroke dan pengerasan pembuluh darah. Stroke dan pengerasan pembuluh darah ternyata juga dikaitkan dengan masalah disfungsi ereksi. Peneliti melakukan ulasan terhadap lima penelitian yang dilakukan terhadap 213 ribu peserta yang berusia 20—80 tahun. Dalam setiap studi ditemukan disfungsi ereksi lebih umum terjadi pada pria yang mengalami periodontitis kronis, terutama mereka yang lebih muda dari 40 tahun dan lebih tua dari 59 tahun. Meskipun demikian, ulasan terbaru ini memang memiliki keterbatasan, termasuk fakta disfungsi ereksi dapat disebabkan faktor-faktor lain, seperti penuaan, merokok, diabetes, dan penyakit arteri koroner. “Menurut pendapat kami, mekanisme biologis yang sebenarnya dari disfungsi ereksi pada pasien periodontitis sebenarnya masih kurang dipahami,” kata Zhigang Zhao dari The First Affiliated Hospital of Guangzhou Medical University Tiongkok. (MI/R5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.