n Indo e si a 20
er
b a ik
Ber ba
sa
17
ha
SERTIFIKAT STANDAR PERUSAHAAN PERS
LAMPUNG POST PERINGKAT V PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI MEDIA MASSA CETAK
T
DALAM RANGKA BULAN BAHASA DAN SASTRA 2017 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PERINGKAT V NASIONAL
20
minggu I desember 2017 No.14343 / TAHUN XLIII Terbit Sejak 1974
HALAMAN
TERUJI TEPERCAYA
Saat Guru Jadi Idola
@lampostonline @buraslampost
Harian Umum LampungPost
Mix and match yang bisa jadi referensi adalah sweter rajut dengan celana joger, harem katun stretch, jins, atau rok.
MUDA | Hlm. 9
Rp3000/eks I Rp75.000/bulan (di luar kota + ongkos kirim)
“Yang dibutuhkan sekarang adalah keteladanan. Kalau sekadar memberi contoh, banyak orang bisa.”
Tampil Hangat Berbalut Sweter Rajut
Bagi Sahabat Muda, guru bukan hanya sebagai orang tua kedua, melainkan juga sebagai panutan.
E-Mail: redaksi@lampungpost.co.id
ig@lampost
Khairudin Tahmid Ketua MUI Lampung
FASHION | Hlm. 20
LENTERA | Hlm. 7
Ikuti Berita Terkini KLIK
www.lampost.co
Hindari AIDS, Setop Seks Bebas! Obat tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari dan disarankan melakukan pola hidup sehat.
n LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO
ODHA Hilangkan Stigma Negatif
NUR JANNAH
n LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO
HARI AIDS. Sejumlah warga mengikuti kegiatan dalam rangka memperingati Hari AIDS, beberapa waktu lalu. AIDS selalu menjadi sorotan karena penyebab penyakit
tersebut didominasi akibat gaya hidup bebas masyarakat terutama anak muda.
T
IAP 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Indonesia menjadi salah satu negara paling banyak yang mengidap virus ini. Virus yang ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik ini hingga sekarang belum ditemukan obatnya. Se bab itu, orang dengan HIV/AIDS atau ODHA wajib minum obat rutin seumur hidupnya agar virus tersebut tidak menyebar. Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Lampung Asih Hendrastuti menguraikan ada dua penyebab orang tertular virus HIV, yakni hubungan seks yang tidak aman serta penggunaan narkotika jenis suntik (penasun). Dia menjelaskan virus HIV tidak tertular dari ciuman, air ludah, gigitan, bersin, berbagai perleng kapan mandi, handuk, peralatan makan, memakai toilet atau kolam renang yang sama, atau digigit bina tang atau serangga seperti nyamuk. Cara yang utama agar virus bisa memasuki ke dalam aliran darah seperti dinding anus, air susu ibu (ASI), sperma, serta cairan vagina termasuk darah menstruasi. “HIV menular melalui sel darah putih, ada virus di dalam darah. Oleh karena itu, orang bisa terkena virus HIV melalui transfusi darah atau hubungan seks. Sebab, ba gaimanapun berhubungan seks ada perlukaan dan virus tersebut
Berhubungan seks ada perlukaan dan virus tersebut masuk.
masuk,” kata Asih ditemui di Univer sitas Mitra Lampung, Jumat (24/11). Menurutnya, perempuan hamil yang dinyatakan positif HIV harus melalui operasi caesarean. Sebab, saat seorang perempuan melahir kan, mesti ada luka di jalan lahir. Selain itu, perempuan yang positif HIV juga tidak diperbolehkan mem berikan ASI kepada bayinya. Hal ini untuk mencegah agar bayi tidak tertular virus tersebut. Dengan demikian, wanita yang dinyatakan positif hamil baik yang berisiko maupun yang tidak wajib melaku kan tes HIV untuk mendeteksi dini virus. Asih melanjutkan hingga kini belum ada obat untuk virus ini. Oleh sebab itu, ODHA harus minum obat rutin antiretroviral (ARV)
seumur hidup, yang berfungsi menahan perkembangbiakan atau memandulkan virus. Obat tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari dan disarankan melakukan pola hidup sehat. Misalnya, dengan makanan sehat, tidak merokok, mendapat kan vaksin flu tahunan, dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan mengurangi risiko terkena penyakit berbahaya. Asih menerangkan orang yang terserang HIV sistem kekebalan nya akan menurun drastis. Mereka cenderung menderita penyakit yang membahayakan nyawa se perti kanker. Hal ini dikenal seba gai HIV stadium akhir atau AIDS. Sayangnya, ARV hingga saat ini be lum tersedia di semua layanan ke
sehatan, termasuk rumah sakit dan puskesmas di Lampung. Biasanya ARV baru ada di rumah sakit tipe B atau puskesmas tertentu. ”Obat rutin tersebut harus dimi num teratur setiap 24 jam. Jika se hari saja tidak minum, dapat men jadi celah virus untuk menyebar. Kemudian belum semua rumah sakit ada ARV. Kalau yang sudah pasti, ada di RSUDAM.” Dia menambahkan cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan melakukan hubungan seks secara aman dan tidak berbagi jarum atau peralatan menyuntik apa pun. Semua yang pernah berhubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum atau suntikan, lebih berisiko untuk terinfeksi HIV. Asih juga mengung kapkan virus ini tidak mengenal batasan usia, sehingga semua orang berisiko terinfeksi HIV. Untuk mem peringati Hari HIV Aids Sedunia saat ini pemerintah telah menggalakkan program peringatan khusus bagi masyarakat umum dan masyarakat berisiko. (M1) nur@lampungpost.co.id
ORANG dengan HIV/AIDS (ODHA) sering mendapat per lakuan diskrimatif dan stigma negatif dari masyarakat se hingga keberadaannya belum bisa diterima masyarakat. Padahal, tidak semua ODHA membahayakan. Mereka juga beraktivitas dan melaku kan hubungan sosial lainnya seperti bekerja, berumah tangga, dan sebagainya. Koordinator Jaringan O D H A B e r d ay a , E l v i n a H arahap, menguraikan b ukan hal mudah bagi ODHA untuk mengembali kan stigma negatif menjadi stigma positif di masyarakat. Masyarakat juga belum s epenuhnya memahami ODHA sehingga masih ada kelompok-kelompok yang reaktif dengan ODHA. Oleh sebab itu, Komunitas ODHA Berdaya fokus me nangani masalah penanggu langan HIV/AIDS. Elvina juga menjelaskan mereka aktif mengadakan pertemuan rutin, sosialisasi ke seko lah, rumah singgah, saha bat remaja, dan sebagainya. Melalui program rutin dan aktif yang mereka lakukan, ODHA ingin menunjukkan kepada masyarakat mereka masih tetap aktif dan berdaya dalam melakukan kegiatan sosial. Pada peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini me reka akan menggelar aksi simpatik yang akan digelar di Tugu Adipura. “Kami juga ada program
advokasi, karena belum semua kabupaten ada akses layanan untuk mendapat kan obat. Kemudian kami juga mendorong pemerintah untuk membuat perda ten tang penanggulangan HIV Aids karena perda tersebut baru ada di provinsi,” ujar Elvina yang akrab disapa Vina itu. Dia melanjutkan mela lui pendidikan antistigma dan diskriminasi, Jaringan ODHA Berdaya memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat tentang mitos dan fakta tentang HIV/ AIDS. Image buruk ODHA yang sampai saat ini masih melekat di masyarakat. Padahal, ODHA tidak sebu ruk yang digambarkan. Me reka masih bisa melakukan fungsi sosial, seperti berke luarga dan bereproduksi, dan tidak selalu menurun kan anak HIV. Kesulitan lain yang diterima ODHA bukan hanya dari masyarakat, tapi juga dari tenaga dan fasili tas kesehatan yang masih mendiskreditkan dan mem beri stigma buruk terhadap pasien ODHA. Dengan peringatan Hari AIDS Sedunia ini, kata Vina, mereka ingin menghilangkan stigma buruk di Lampung dengan mengampanyekan dan mengajak orang un tuk melakukan deteksi dini. Dengan demikian, masih bisa menyelamatkan banyak nyawa. (NUR/M1)