www.lampost.co
TERUJI TEPERCAYA
l
No. 13978 TAHUN XLll
l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l senin, 14 november 2016 l 24 Hlm.
Rugi Alih Fungsi Lahan Berlipat UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Pasal 72 (1) Orang perseorangan yang melakukan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 Ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat (2) dilakukan oleh pejabat pemerintah, pidananya ditambah 1/3 (satu pertiga) dari pidana yang diancamkan.
Pasal 73 Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin
n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY
BERALIH FUNGSI. Sejumlah pekerja bangunan membangun fondasi bangunan di areal persawahan di Bandar Lampung beberapa waktu yang lalu. Areal pertanian sawah di Kota Bandar Lampung setiap tahunnya berkurang akibat beralih fungsi menjadi perumahan. pengalihfungsian lahan pertanian pangan berkelanjutan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 Ayat (1), dipidana dengan penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
Selama ini tidak ada tim yang diandalkan mempertahankan alih fungsi lahan, untuk mengawal hingga RT dan RW. Firman Luqmanulhakim
P
ERLINDUNGAN L a h a n P e r t a n i a n Pangan Berkelanjutan (LP2B) harus diikuti dengan pengawasan melekat hingga jenjang masyarakat bawah. Pasalnya, kerugian yang ditimbulkan alih fungsi itu berlipat ganda. Sementara diduga banya pengembang perumahan yang melanggar ketentuan itu. Pengamat pertanian Uni versitas Lampung (Unila), Bustomi Rosyadi menga takan peraturan mengenai tata ruang selalu dilanggar pengembang perumah an. “Aturan tata ruang sudah jelas, nah tinggal siapa yang siap mengawal sampai ke tingkat bawah. Harus konsekuen supaya tidak ada lahan sawah dan irigasi yang berpindah jadi perumahan,” kata dosen Fakultas Pertanian Unila itu, tadi malam (13/11). Pemerintah pun diminta tegas untuk menjaga lahan pertanian yang ada. Jika la han telah ditetapkan men jadi sawah beraliran sistem irigasi, artinya untuk pu luhan tahun ke depan di fokuskan tetap menjadi la han persawahan. “Misalnya dari 100 hektare produksi yang menjadi indeks per tanaman (IP) Lampung, ternyata hanya 70 hektare ini kerugian. Belum lagi di Sekampung sistem di
bangun irigasi sawah baku dengan biaya tinggi melalui pinjaman Bank Dunia, tapi setelah dibangun lahan nya berubah fungsi,” kata Ketua Formas Sunda Ng umbara itu. Menurutnya, perk em banga n zaman yang se makin sulit mempertahan kan lahan pertanian karena makin banyak masyarakat yang membutuhkan ru mah. Untuk itu, pihaknya mendesak pemerintah se tempat untuk belajar dari lahan pertanian di Pulau Jawa. “Jadi yang harus betul-betul diproteksi itu
“
Harus ada insentif yang diberikan sehingga petani tidak menjual lahan tanah pertaniannya. sawah kelas I, yang secara teknis sudah bisa dapat air. Jangan seperti di Pulau Jawa, lahan sawah kelas I jadi kawasan industri,” ujar mantan Direktur Po linela itu. Solusi lainnya yaitu pemberian insentif atau tambahan nilai jual kepada para petani. Sebab, petani dapat berkilah untuk men jual lahan sawahnya se hingga pemerintah jangan
Pasal 74 (1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 Ayat (1) dan (2) dilakukan oleh suatu korporasi, pengurusnya dipidana dengan penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling sedikit Rp2.000.000.000 (dua miliar r u p i a h) d a n pa l i n g b a nya k
sampai tidak berdaya. “Kan sering bilang ini kan ta nahku dewe. Nah makanya harus ada insentif yang diberikan sehingga petani tidak menjual lahan tanah pertaniannya,” kata dia. Untuk diketahui, dalam perlindungan lahan pertani an yakni UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Perta nian Pangan Berkelanjutan. Bahkan, sanksi pidananya pun besar yakni pidana 1 tahun dan denda hingga Rp3 miliar. Dan untuk pejabat yang mengeluarkan izin alih fungsi lahan diancam penjara paling lama 5 tahun dan denda paling besar Rp5 miliar.
PLP2B Lamsel Di Lampung Selatan, 29.571 hektare dari 45.785 hektare lahan pertanian nya masuk perlindungan LP2B 2017. Pemkab Lamsel menyiapkan peraturan daerah tentang PLP2B un tuk antisipasi maraknya alih fungsi lahan sawah produktif. “Penyusunan perda PLP2B sudah di lakukan sejak 2015 silam,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hor tikultura (DPTPH) Lamsel AH Firdaus, Jumat (11/11). Dia mengatakan jika perda sudah disahkan DPRD, lahan yang sudah masuk PLP2B tidak boleh dialihfungsikan. “Apabila melanggar, akan dikenakan sanksi dan harus mencari lahan sawah peng ganti,” ujarnya. (HAN/R5) firman@lampungpost.co.id
Rp7.000.000.000 (tujuh miliar rupiah). (2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana berupa: a. perampasan kekayaan hasil tindak pidana; b. pembatalan kontrak kerja dengan pemerintah;
c. pemecatan pengurus; dan/atau d. pelarangan pada pengurus untuk mendirikan korporasi dalam bidang usaha yang sama. (3) Dalam hal perbuatan se baga ima na diatur da la m bab ini menimbulkan kerugian, pidana yang dikenai dapat ditambah dengan pembayaran kerugian.
Pesta Buah Tutup Festival Way Kambas Ke-16 FESTIVAL Way Kambas ke16 bertajuk Lampung Timur Pesona Indonesia Tahun 2016 yang terselenggara selama tiga hari di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ditutup dengan pesta buah, Sabtu (13/11). Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim saat pembukaan mengatakan kegiatan Festival Way Kam bas tahun ini, meliputi Way Kambas Adventure Trail, Fun and Run Way Kambas 10 Km, Gowes to Way Kambas (Jelajah Way Kambas), Fox Hunting Signal Way Kambas, JepratJepret Pesona Way Kambas, Sketsa Pesona Way Kambas, pesta buah, festival suvenir, dan seminar nasional. “TNWK merupakan sebuah taman nasional tem pat perlindungan gajah dan badak yang berada di Lam pung Timur dan memiliki beberapa objek wisata me narik, seperti pusat pelatih an gajah (PLG), plang hi jau, Suaka Rhino Sumatera (SRS), Rawa Kali Biru, dan Kuala Kambas,” ujar Bupati wanita pertama di Provinsi Lampung itu. Chusnunia juga meng ungkapkan Festival Way Kambas 2016 ini menjadi salah satu festival unggulan Kementerian Pariwisata. “Untuk itu, festival ini mem perkuat branding Taman Nasional Way Kambas di kalangan wisatawan man canegara maupun nusan
tara,” ujarnya. Tidak lupa Chusnunia mengajak masyarakatnya menjaga kelestarian hutan, tidak melakukan perburuan liar, dan pencurian kayu hutan. “Sebab, TNWK seluas 1.125 hektare itu merupa kan paru-paru Lampung juga dunia,” ujar dia. Adi Saprimarta, selaku ang gota DPRD Lampung Timur, mengatakan berakhirnya Festival Way Kambas ke-16 harus diikuti oleh evaluasi bersama agar kegiatan yang memiliki potensi besar di bidang pariwisata itu ke depan dapat terselenggara lebih baik lagi. Terlebih menurutnya, anggaran yang digelontor kan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebesar Rp700 juta untuk perhelatan tersebut, tentulah jumlah yang tidak sedikit. “Maka itu, patut kami evaluasi ter utama terkait dampak positif bagi masyarakat setempat,” ujarnya. (GUS/FEN/D1)
Sandang Gelar Bachelor... Hlm. 16
kolom pakar
Pendidikan Berbasis Budaya Lokal di Era Teknologi
n LAMPUNG POST/DOK.
Herpratiwi Dosen FKIP Unila PENDIDIKAN berbasis budaya lokal di tengahtengah derasnya perkem bangan iptek merupakan
@lampostonline @buraslampost
TAJUK
Festival untuk Dunia PROVINSI Lampung, terutama masyarakat Lampung Timur, seharunya berbangga hati dengan anugrah kekayaan alam yang ia miliki. Utamanya dengan keberadaan hutan konservasi tertua di Indone sia, yakni Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Tidak hanya bernilai dalam hitungan umur, masyarakat dunia bahkan menetapkannya sebagai salah satu ka wasan ASEAN Heritage Parks pada 28 Oktober 2015. Penetapan itu merupakan bentuk apresiasi tertinggi untuk sebuah kawasan konservasi. Karena itu, adalah hal wajar dan tidak muluk manaka la Pemerintah Kabupaten Lampung Timur menggelar Festival Way Kambas ke-16 pada 11—13 November pekan lalu, publik berharap pergelaran itu pun dapat menyamai prestasi TNWK. Dengan gaung TNWK mampu melampaui batas provinsi bahkan menembus garis teritori antarnegara, sepatutnya event tahunan itu mampu mendatangkan tamu domestik hingga mancanegara. Sayang, harapan itu masihlah jauh panggang dari api. Pemerintah Kabupaten sejatinya telah berupaya keras mengemas kegiatan bertema Lampung Timur pesona Indonesia tahun 2016 itu memiliki daya tarik lebih dengan rupa-rupa kegiatan yang ditawarkan, dengan dukungan anggaran hingga ratusan juta. Namun, untuk mengangkat Festival Way Kambas sam pai level mancanegara, upaya Pemerintah Kabupaten Lampung Timur semata tidaklah cukup. TNWK butuh dukungan semua pihak, pemerintah provinsi maupun pusat juga sektor swasta untuk berkembang. Patut diingat, keberhasilan sebuah festival tidak hanya diukur oleh semarak kegiatan dan besar-kecil partisipasi masyarakat. Namun, kesuksesan itu harus diukur dari seberapa besar investor dan pengunjung domestik juga mancanegara datang. Jika dua indikator itu menjadi alat ukur, harus jujur kita akui Festival Way Kambas perlu mendapat evaluasi dan perbaikan untuk penyelenggaraan pada masa-masa mendatang. Jangan sampai potensi dan daya tarik mend unia Way Kambas terbuang sia-sia. Untuk mendatangkan investor dan wisatawan ramai berkunjung ke Way Kambas syaratnya utamanya adalah peningkatan infrastruktur strategis, terutama jalan layak dan jaringan transportasi memadai. Faktanya, TNWK saat ini amat sulit diakses. Tidak kalah penting adalah upaya pemberdayaan masyarakat sekitar TNWK. Mereka tentu harus dibina untuk menjaga kelestarian taman nasional dengan segala kekayaan alam serta flora dan faunanya karena itulah daya tarik Way Kambas. Tidak hanya itu, pemerintah setempat juga harus memberdayakan masyarakat sekitar mengembangkan kearifan budaya lokalnya, membangun ekonomi kreatif, hingga memiliki kemampuan menerima dan melayani tamu asing dengan baik. Tidak kalah penting adalah promosi dan marketing dalam menggandeng para investor. Dengan adanya penanam modal, pengembangan sektor perhotelan, kuliner, hingga agen perjalanan penunjang kebutuhan wisatawan dapat ditingkatkan. n
Festival
KETENTUAN PIDANA
(2) Orang perseorangan yang tidak melakukan kewajiban mengembalikan keadaan lahan pertanian pangan berkelanjutan ke keadaan semula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Ayat (2) dan Pasal 51 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).
facebook.com/ lampungpost
suatu kenisc ayaan yang tidak bisa dielakkan. Pen tingnya pengetahuan dan sikap positif terhadap bu daya lokal dan keterampilan untuk melestarikan harus ditanamkan sedalam mung kin, sedini mungkin, dan dengan segera kepada siswa dan masyarakat luas. Penanaman nilai-nilai bu daya lokal dapat ditanamkan dengan penuh kesadaran dan sengaja oleh dunia pendidi kan maupun secara tidak
sadar dan tidak sengaja oleh pihak-pihak lain yang mem punyai komitmen terhadap pentingnya nilai-nilai budaya lokal. Pendidikan sampai saat ini dipandang sebagai wadah paling ampuh untuk mena namkan nilai budaya lokal, di tengah-tengah ambang batas kecintaan masyarakat terhadap nilai-nilai budaya lokal. Pendidikan sudah mampu memosisikan dirinya ke dalam kebutuhan primer
bagi masyarakat, sehingga tidak akan sulit lagi bagi pendidikan untuk memba wa amanah menanamkan nilai budaya lokal. Mengapa budaya lokal yang dipriori taskan? Selain budaya lokal hampir punah dan tidak dikenal oleh masyarakat, juga karena budaya lokal memiliki nilai pembentuk jati diri bangsa. Budaya lokal berisi hasil karya luhur, yang dicipta kan dan diturunkan oleh
pendiri bangsa, ilmuwan, dan para kreator serta nenek moyang, dimaksud kan agar masyarakat kita lebih berkualitas dan se jahtera dalam kehidupan. Konsep pendidikan berba sis budaya lokal akan memi liki kekuatan jika dirancang dengan memperhatikan ke pentingan dan kebutuhan daerah dan masyarakat akan nilai-nilai budaya dan tuntut an perkembangan iptek.
BERSAMBUNG KE Hlm. 12
oasis
Layar Smartphone dan Tidur SEBUAH studi yang dipublikasikan di jurnal Plos One memaparkan semakin cerah layar ponsel, semakin ren dah kualitas tidur seseorang. Sementara dengan kualitas tidur yang rendah, meningkatkan risiko terkena obesitas, diabetes, bahkan depresi. Penelitian tersebut dilakukan dengan menganalisis data dan kualitas tidur dari 653 individu dewasa di seluruh Amer ika Serikat yang berpartisipasi dalam studi eHeart Health. Hasilnya, setiap peserta yang menggunakan ponsel dengan tingkat kecerahan mengalami kualitas tidur yang buruk dan kurang tidur dibandingkan yang tidak meletakkan ponsel mereka di dekatnya ketika tidur. “Ini adalah studi pertama untuk mengukur paparan ponsel dan cocok dengan teori bahwa penggunaan ponsel dapat berdampak negatif terhadap tidur,” ujar Matthew Christensen dari University of California, San Francisco. (MI/R5)