Lampung Post Sabtu, 19 November 2016

Page 1

www.lampost.co

TERUJI TEPERCAYA

l

No. 13983 TAHUN XLll

l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l sabtu, 19 november 2016 l 24 Hlm.

facebook.com/ lampungpost @lampostonline @buraslampost

n MI/RAMDANI

ISTIGASAH DAN DOA BERSAMA. Gabungan TNI-Polri melaksanakan istigasah dan doa keselamatan bangsa bersama masyarakat di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/11). Istigasah dan doa bersama yang dipimpin Ustaz Arifin Ilham dan Habib AlMusyafah (tausiah) itu dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Arifin Ilham Doakan Ahok lewat Istigasah MASYARAKAT kelompok pengajian dan anak yatim, serta keluarga besar TNI-Polri mendoakan calon gubernur (cagub) DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar mendapatkan hidayah dari Allah swt. “Kami doakan Ahok mendapatkan hidayah-Nya,” kata Ustaz Arifin Ilham yang memimpin acara Istigasah dan Doa Keselamatan Bangsa di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/11). Acara itu digelar pukul 07.00 sebagai salah satu bentuk partisipasi aparat dan masyarakat membuat Indonesia lebih aman dan damai. Di hadapan puluhan ribu jemaah, Arifin Ilham mengatakan Ahok dilancarkan kampanye sampai pilkada tahun 2017. Hidayah itu diberikan agar Ahok mengerti kekuatan ajaran Islam. “Karena beliau belum paham betapa indahnya iman Islam itu, betapa indahnya ajaran Islam itu. Ya Rob Tuhan, Penguasa Langit dan Bumi jaga kami terus dalam taufik Islam hidayah-Mu,” kata ustaz yang bersuara khas itu. Di dalam doa bersama, Arifin Ilham juga bersyukur karena kehadiran Ahok dan kasus dugaan penistaan agama itu telah membawa dampak positif bagi umat Islam. “Karena beliaulah kami dapat bersatu,” ujarnya. Doa untuk keselamatan dan kedamai­ an bangsa Indonesia tidak hanya dilakukan di Lapangan Monas. Bila untuk agama Islam, istigasah dan doa bersama dipimpin Ustaz Arifin Ilham dan tauziah oleh Habib Nabil Al-Musyafah. Untuk umat Kristen Katolik dilaksanakan di Gereja Katedral dipimpin Romo Kristoporus Kristiono Puspo. Sedangkan umat Kristen Protestan di Gereja GPIB Immanuel, HKBP Cililitan, dan GKI Kwitang dipimpin Pendeta LTB Pasaribu, dan Hindu dilaksanakan Purwa Mustika Darma Cijantung dipimpin Pinandita I Made Putra Yadnya dengan penceramah Kolonel I Gede Suandiyasa. Pucuk pimpinan TNI-Polri yang ikut istigasah dan doa bersama adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, kepala staf seluruh angkatan, serta 38 ribu jemaah dari berbagai unsur masyarakat, kelompok pengajian, anak yatim, serta anggota TNI–Polri. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Wuryanto mengatakan istigasah dan doa keselamatan bangsa ini perlu dilakukan bersama seluruh umat beragama mengingat perjalanan Indonesia masih sangat jauh. “Tidak dapat dipungkiri pasti akan meng­ alami banyak halangan, rintangan untuk menuju Indonesia yang hebat,” kata Wuryanto. (MI/R1)

Bangganya Chelsea Islan Jadi... Hlm. 16

Kios Pasar Tugu Terancam Kosong Biaya sewa kios di Pasar Tugu bervariasi, mulai Rp8 juta hingga Rp10 juta per tahun. Dana itu belum termasuk listrik, uang keamanan, dan retribusi kebersihan. FEBI HERUMANIKA

R

ATUSAN kios yang di­ bangun pengembang PT Prabu Artha di Pasar Tugu, Bandar Lampung, terancam tanpa penghuni. Para pedagang yang telah mengisi kios kecewa karena selama ini sepi pembeli. “Bagaimana enggak sepi, lihat saja masih banyak pedagang yang berjualan di depan. Jujur saja, saya kecewa. Saya nyesel dulu sewa kios ini,” kata WN, salah seorang pedagang di Pasar Tugu, saat ditemui di tempatnya berjualan, Jumat (18/11). Ia mengaku setiap tahun harus membayar sewa kios sebesar Rp8 juta. Biaya itu belum termasuk pulsa listrik, uang keamanan, dan retribusi kebersih­an yang setiap hari dibayar. “Kalau biaya sewanya macammacam. Saya bayar Rp8 juta tiap tahun, ada juga pedagang lainnya bayar Rp10 juta. Saya nyesel pindah ke sini. Setiap hari sepi pembelinya,” ujar dia. Ia meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung bisa bersikap tegas dengan menertibkan para pedagang yang belum

menempati kios. “Kalau memang semua pedagang harus masuk kios, ya seharusnya ditertibkan. Buat apa kios ini dibangun kalau cuma jadi tempat kosong,” kata dia. Pedagang lain yang enggan dise­ but namanya menuturkan beberapa pedagang yang kini telah menghuni kios berencana untuk keluar. “Pedagang yang menempati kios di samping saya ini, baru beberapa bulan sudah mau keluar. Pembeli sepi. Pukul 12.00 saja sudah enggak ada yang datang,” kata dia.

Buat apa kios ini dibangun kalau cuma jadi tempat kosong. Pengamatan Lampung Post, kemarin, berdasarkan nomor urut yang tertera di depan kios, ada 185 unit bangunan yang disiapkan untuk pedagang di pasar tradisional itu. Namun, sebagian besar masih kosong, setidaknya baru sekitar 20 kios yang terisi.

Alasan Pengembang Karut-marutnya penertiban pedagang Pasar Tugu oleh Pemkot Bandar Lampung dijadikan alasan Direktur PT Prabu Artha, Feri Sulistio alias Alay, terkait kelanjutan pembangunan Pasar SMEP. Ia menga­ku bersedia kembali melanjutkan Pasar SMEP. Namun, dari

rencana pembangunan delapan lantai, pihaknya hanya akan terlebih dulu membangun satu lantai. “Kami akan bangun dulu satu untuk memastikan pedagang masuk. Selanjutnya baru di­bangun bertahap sampai delapan lantai. Kami minta Pemkot tegas. Jangan sampai seperti di Pasar Tugu, sampai sekarang hanya 20% yang terisi (kios),” kata Alay, melalui telepon, kemarin. Pembangunan Pasar SMEP yang telah mangkrak sekitar empat tahun itu, sebelumnya sempat ada wacana jika Pemkot akan mengganti PT Prabu Artha sebagai pengembang. Namun, hingga kini masih belum ada kejelasan. Padahal, uang pedagang yang telah disetor untuk mengisi kios di Pasar SMEP total mencapai Rp3 miliar. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Bandar Lampung Girendra belum bisa dikonfirmasi. Saat hendak ditemui di kantornya, ia sedang tidak berada di tempat. Sambungan telepon dan pesan singkat yang di­ sampaikan juga tidak direspons. Diberitakan sebelumnya, Alay mulai pecah kongsi dengan Pemkot Bandar Lampung. Padahal, PT Prabu Artha merupakan andalan Pemkot dalam membangun atau merehabilitasi sejumlah pasar di Kota Tapis Berseri, seperti Pasar SMEP, Pasar Panjang, Pasar Kemi­ ling, dan Pasar Tugu. (K1) febi@lampungpost.co.id

Begal Tewas dalam Baku Tembak TERSANGKA begal tewas dalam baku tembak dengan Team Khusus Antibandit (Tekab) 308 Polresta Bandar Lampung di Jalan Way Sekam­ pung, Kelurahan Pahoman, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Jumat (18/11), sekitar pukul 20.00. Tersangka sempat melawan dengan mengeluarkan dua kali tembakan ke arah polisi, sebelum akhirnya pelaku tertembak peluru polisi. Tersangka yakni Agung (19), warga Jabung, Lampung Timur, tertembak bagian dada sebelah kanannya sehingga tewas saat perjalanan ke rumah sakit. Kemudian tersangka tetap dibawa ke ruang forensik Rumah Sakit Umum Dae­ rah Abdul Moeloek (RSUDAM) guna operasi pengambilan peluru. Pemantauan Lampung Post, beberapa anggota Satreskrim yang

n LAMPUNG POST/DOK.

AKBP Murbani Budi Pitono Kapolresta Bandar Lampung dipimpin Kasat Kompol Deden Heksaputera berjaga di depan ruang jenazah. Pada penangkapan itu, polisi mengamankan satu unit sepeda motor Honda Beat warna putih hijau tanpa nomor polisi. Sepeda motor yang diduga hasil curian itu digunakan tersangka untuk beraksi. Polisi juga menyita dua set kunci le­ter T, dua bilah senjata tajam jenis badik,

satu senjata api rakitan, dua selongsong peluru, dan dua peluru aktif. Kapolresta Bandar Lampung AKBP Murbani Budi Pitono menjelaskan peristiwa itu bermula saat tersangka bersama tiga rekannya hendak beraksi. Namun, petugas yang mengetahui rencana pembegalan itu bersiap menangkap. “Polisi sempat memberikan tembakan peringatan agar dapat menyerahkan diri, tapi justru mereka membalas tembakan,” kata Kapolres, tadi malam. Menurut Murbani, penindakan tersebut telah sesuai dengan prosedur yang berlaku karena pelaku meng­ ancam keselamatan masyarakat dan petugas. “Para pelaku termasuk target operasi yang sedang diupayakan untuk dikejar karena memang sudah kerap beraksi dan meresahkan masyarakat,” ujarnya. (RAN/R5)

TAJUK

Kepentingan Pedagang Terbengkalai PENGELOLAAN pasar di Bandar Lampung ingin memacu dan menumbuhkan gerak perekonomian rakyat. Namun, kini justru memunculkan polemik demi polemik tiada berkesudahan yang menguras energi. Jika terkelola baik, aktivitas pasar akan maju dan berkembang pesat. Makin deras aktivitas di pasar, perputaran uang juga mengalir deras. Oleh karena pentingnya pasar, pemerintah wajib menata pasar sebaik mungkin. Sayang, pengelolaan pasar di Bandar Lampung tidak berdasarkan kepentingan pasar, pedagang di dalamnya. Pengelolaan pasar justru dijadikan sarana perkongsian antara pemerintah dan pengembang. Saat terjadi perkongsian dalam memberi fasilitas pada pasar, itulah mulai terjadi polemik. Akibatnya, pedagang dan pembeli petak pasar dikesampingkan oleh mereka yang berkongsi. Di Bandar Lampung, perkongsian antara Pemerintah Kota (Pemkot) terjalin dengan pengembang PT Prabu Artha. Ada empat pasar yang dikelola pengembang, yakni Pasar SMEP, Pasar Panjang, Pasar Kemiling, dan Pasar Tugu, yang direhabilitasi atau dibangun atas kongsi Pemkot dengan perusahaan tersebut. Belakangan, kongsi Pemkot dengan perusahaan milik Fery Sulistio alias Alay itu di Pasar Tuguh pecah. Pihak pengembang menuding Pemkot tidak komitmen dan bertanggung jawab. Akibatnya, banyak pedagang tidak mengisi los yang sudah dibangun pengembang. Ternyata setelah pemugaran di Pasar Tugu terjadi, pedagang lebih nyaman berjualan di luar karena mudah terjangkau pembeli, sedangkan di dalam pasar dirasa pengap. Wajar jika pedagang tidak mau menempati los-los yang dibuat pengembang. Di lain pasar, yakni Pasar SMEP, ternyata Alay tidak juga meneruskan pembangunan sehingga membuat reaksi seluruh pihak, termasuk pedagang, DPRD, maupun Dinas Penge­ lolaan Pasar yang berencana mengganti pengembang. Semua menuduh Alay tidak profesional membangun Pasar SMEP karena sudah mundur dua kali dan melewati target waktu. Bahkan, pedagang yang telanjur menyetorkan uangnya ke pengembang Pasar SMEP berencana membawa kasus itu ke muka penegak hukum. Namun, aparat tidak kunjung memerik­sanya, ke mana mengalir uang muka pedagang itu? Namun, yang jelas, pedagang dan masyarakat Bandar Lampung sebagai pengguna pasar tidak peduli adanya kisruh atas kongsi pembangunan pasar. Mereka hanya ingin bertransaksi nyaman sehingga kalaupun diberi fasilitas harus sesuai keinginannya. Pemkot jangan pernah egois memaksakan bentuk dan harga fasilitas di pasar. Sebagai pemegang amanah rakyat, Pemkot harus bisa memperjuangkan nasib warganya. Jangan hanya bisa menghitung keuntungan atas perkongsian membangun pasar dengan pengembang, tetapi kepentingan publik ditinggalkan. n

oasis

Alergi Ibu Hamil STUDI dari Universitas Ohio menyebutkan alergi yang terjadi pada ibu yang sedang mengandung berhubungan dengan anak pengidap autisme atau hiperaktif. Pemimpin penelitian, asisten profesor psikologi Kathryn Lenz, menyebutkan percobaan telah dilakukan pada tikus-tikus. Tikus betina dibuat hamil selama 15 hari lalu dipicu alerginya. Hasilnya, anak dari tikus itu memiliki peningkatan sel tertentu disebut sel mast akibat perubahan imun ibunya. Anak-anak tikus menunjukkan penurunan sel imun tubuh mikroglia, baik untuk jantan ataupun betina. “Perbedaan juga terlihat dari sikap mereka, yakni hiper­ aktif dan kurang sadar lingkungan sekitar,” ujarnya. Anak tikus jantan terlihat berperilaku seperti perempuan, benar-benar hiperaktif, dan sedikit terlihat seperti autisme. Kemungkinan itu tiga kali lebih besar terjadi pada anak berjenis kelamin laki-laki ketimbang perempuan. (MI/R5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Lampung Post Sabtu, 19 November 2016 by Lampung Post - Issuu