24
desain
MINGGU
6 November 2016
GALERI. Bangunan dengan material utama kayu menjadi galeri kerajinan kayu karya Mulyono di Jalan Cendana No. 27, Tanjungsenang, Bandar Lampung.
Hunian Artistik Sang Tukang Kayu Mulyono menyebut konsep huniannya adalah kembali ke alam. PERNIK. Berbagai pernik dari kayu semakin mempercantik hunian, seperti lesung yang dimanfaatkan sebagai pot bunga.
RUDIYANSYAH
K
“
Semakin kecil potongan kayu, maka akan semakin melatih kesabaran Mulyono saat memasang.
FOTO: LAMPUNG POST/RUDIYANSYAH
ALAMI. Rumah kayu milik Mulyono mengusung konsep alami dengan memadukan material kayu dan aneka tumbuhan.
ARYA seni bisa dari apa saja. Seperti hasil karya Mulyono. Bagi pria berusia 47 tahun ini, bongkahan kayu yang menurut orang lain tidak berguna justru menjadi medianya berkreasi. Mengubahnya menjadi berbagai karya artistik bernilai seni tinggi. Tak terkecuali menjadikan kayu sebagai ornamen utama di setiap sudut huniannya. Mengunjungi galerinya di Jalan Cendana No. 27, Tanjungsenang, Bandar Lampung, Selasa (1/11) sore, setiap tamu akan dibuat kagum dengan detail bangunan bermaterial kayu. Berbagai karya Mulyono mulai dari meja-meja kayu artistik hingga mebel mewah dipajang. Dengan ramah, Mulyono bercerita bahwa sedang merampungkan karya patung naga dari bongkahan kayu tumbang di depan markas Polda Lampung pada 2015 silam. Tak ingin disebut sebagai seniman meski telah menghasilkan berbagai karya dari kayu, pria kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, itu lebih ingin disebut tukang kayu. Tak lama berbincang di galeri, Mulyono mengajak singgah di kediamannya. Rumah yang dihuninya dengan sang istri dan kedua anaknya berjarak sekitar 50 meter, tepat di belakang bengkel kayunya. Sebuah jalan kecil menjadi pintu samping menuju rumah. Pandangan mata langsung disambut dengan artistiknya bangunan dengan dinding kayu. Antara bangunan saling menyatu membentuk persegi dengan ruang kosong di tengahnya yang dimanfaatkan sebagai taman. Di taman tersebut ditempatkan bangku-bangku kayu. Di sanalah ayah dua anak ini menceritakan kecintaannya terhadap kayu dan segala pernak-pernik rumahnya.
Kembali ke Alam “Sekarepku,” ujar Mulyono menyebut konsep hunian kayu tersebut. Menurut Mulyono, tak ada konsep khusus ketika dia membuat hunian dengan material utama kayu tersebut. Berdiri di lahan 1.000 meter persegi, rumah kayu tersebut sebenarnya bangunan kedua. Bangunan utamanya justru berkonsep modern, tapi tak meninggalkan unsur kayu terletak di bagian depan. “Saya lebih senang di sini, ngobrol dengan semua tamu atau sahabat-sahabat saya,” kata penggagas Paguyuban Pengrajin Kayu Lampung itu. Dari bangku kayu tersebut tampak artistiknya bangunan yang dibuat Mulyono. Sebuah dinding yang terbalut potongan– potongan kayu yang disusunnya. Potongan kayu yang cukup kecil. Menurut Mulyono, semakin kecil potongan kayu, maka akan semakin melatih kesabarannya saat memasang. Namun, jika dicermati, di salah satu sudut dinding, Mulyono tampak membiarkan dinding plater kasar tidak tertutupi kayu seluruhnya, yang memberi kesan pekerjaan belum rampung. “Saya memang enggak pernah mengerjakan sesuatu sampai selesai. Kalau sudah selesai nanti tidak bisa berkreasi lagi,” kata dia. Bangunan dua lantai tersebut dimanfaatkan sebagai kamar-kamar para pekerja bengkel kayunya. Dari 30 pekerja, ada delapan orang yang tinggal di rumah kayu tersebut. Suami Marina ini lebih suka menyebut konsep huniannya adalah kembali ke alam. Tampak dari material kayu yang dipadukan dengan berbagai tanaman. “Supaya lebih adem saja.” Ia pun menata taman dengan membuat rak kayu yang di atasnya disusun aneka tanaman dalam pot-pot. Di beberapa sudut huniannya, Mulyono dan sang istri juga memanfaatkan lumbung padi sebagai pot. Hal tersebut juga menjadi bagian dari sebuah kritiknya karena di Kota Bandar Lampung, sudah semakin sedikit tanaman yang menjadi sumber oksigen. Untuk mempercantik hunian, Mulyono meletakkan beberapa detail seperti kayu fosil di beberapa sudut bangunan, dipadukan dengan aneka patung kayu hasil pahatannya. Ia juga mendirikan sebuah gazebo kayu, di samping bangunan utama. (M2) rudiansyah@lampungpost.co.id