Radar Banyuwangi 19 Oktober 2011

Page 1

RABU 19 OKTOBER

29

TAHUN 2011

DZUHUR ASHAR MAGHRIB ISYA’ SHUBUH 11.07 14.11 17.16 18.26 03.39

Cukur Habis

Dua

Billboard

HAJI

Bayan Tarhil Habis, Geser ke Makkah SELURUH calon jamaah haji (CJH) Banyuwangi kloter 17, 18, dan 19, secara bergelombang sudah meninggalkan Madinah menuju Makkah. Kloter 17 memulai perjalanan menuju Kota Al-Mukarramah pukul 8.30. Pergeseran jamaah dari Madinah ke Makkah itu sesuai bayan tarhil atau bentuk kesepakatan memenuhi masa tinggal saat memulai penghitungan waktu salat Arbain. Dengan menggunakan bus, kafilah Banyuwangi tersebut menempuh perjalanan sepanjang 480 kilometer dengan jarak tempuh delaH. Latif Harun pan jam. Dalam perjalanan Pembimbing KBIH Sabilillah Langsung dari Madinah ke Makkah, jamaah akan mampir ke Masjid Bir Ali, Madinah, untuk mikat (berniat melaksanakan umrah). Beberapa jamaah ada yang langsung berganti kain ihram tapi ada pula yang sudah memakainya sejak akan meninggalkan hotel di Madinah sekaligus mengikrarkan niat umrah. Setelah berniat umrah, jamaah akan naik bus lagi menuju Makkah. Sejak itulah jamaah harus mematuhi larangan ihram hingga selesai melaksanakan umrah n

BANYUWANGI - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banyuwangi terus menertibkan papan reklame ilegal. Selama dua hari terakhir, dua billboard berukuran besar dipotong habis. Billboard pertama yang dipotong berlokasi di Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat, dan yang kedua adalah papan reklame di Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi. Kedua papan reklame itu ternyata izinnya sudah lama habis. Tetapi, selama ini papan reklame itu masih digunakan untuk memasang iklan. Billboard di tepi jalan raya Desa Kalirejo, tepatnya di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, itu izinnya sudah habis sejak Maret 2009. “Papan reklame depan rumah sakit Fatimah itu milik Chirul asal Surabaya, “ ujar Kepala Satpol PP Banyuwangi, Choiril Ustadi Yudawanto. Petugas Satpol PP memotong billboard tersebut pada Minggu malam lalu (17/10). Selain dijaga Satpol PP, penertiban reklame itu juga diawasi anggota Polres Banyuwangi dan petugas Corps Polisi Militer (CPM). “Papan reklame itu kita bersihkan,”

kata Ustadi. Setelah memotong billboard di Desa Kalirejo, anggota Satpol PP kembali mencukur papan reklame besar di depan Ramayana Mal di Jalan Adi Sucipto. Billboard milik CV. Carbon Promosindo yang beralamat di Jogjakarta itu masa izinnya sudah habis sejak Mei 2010. “Tadi malam (kemarin malam, Red) reklame papan bertiang tunggal itu kita potong,” ujar Kepala Satpol PP tersebut. Me nu r u t Us t a d i , s e b e l u m memotong kedua papan reklame itu, pihak pemilik sudah diingatkan bahwa reklame tersebut masa izinnya sudah habis. Dalam pemberitahuan itu juga disampaikan bahwa pemkab tidak memperpanjang masa izin reklame tersebut. “Kita minta agar pemiliknya membongkar sendiri,” ungkapnya. Nyatanya, surat pemberitahuan yang disampaikan itu tidak ditanggapi. Bahkan, surat peringatan yang dikirim hingga tiga kali juga tidak dibalas. “Sepertinya tidak ada iktikad baik dari pemilik papan reklame, makanya kita bongkar paksa,” cetusnya. (abi/c1/bay)

Baca Bayan...Hal 39

LEGISLATIF

BUNGA API: Petugas memotong pipa besi billboard di Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi, kemarin malam. GALIH COKRO /RaBa

Petani Cabai Jadi Bos Dextro AGUS BAIHAQI/RaBa

PULANG NGELENCER: Anggota dewan sebelum membahas raperda di ruang komisi.

Nasib Raperda Rokok Digantung BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi pernah mengajukan rancangan peraturan daerah (raperda) tentang larangan merokok. Tetapi, hingga kini nasib raperda tersebut tidak jelas. Padahal, pengajuan raperda itu telah disampaikan eksekutif beberapa bulan sebelum jabatan Bupati Ratna Ani Lestari berakhir. Tanda-tanda para wakil rakyat akan membahas raperda tentang merokok tidak terlihat sama sekali. “Saat Bupati Ratna akan turun dari jabatannya memang pernah mengajukan raperda tentang merokok dan belum dibahas,” ujar Wakil ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono. Menurut Ruliyono, dari hampir semua fraksi di DPRD menolak membahas raperda merokok. Lantaran fraksi menolak, pembahasan raperda pun ditunda n Baca Nasib...Hal 39

ADA APA LAGI

GALIH COKRO/RaBa

PEDAS: Rohimi dan ribuan butir pil dextro kuning serta ratusan butir pil trex yang diedarkan.

BANYUWANGI - Harga cabai yang mulai naik lagi ternyata tak membuat petani cabai cepat puas. Seperti yang dilakukan Muhamad Rohimi, 25, petani cabai asal Dusun Kedungliwung, Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, ini. Namun, upaya Rohimi mencari penghasilan tambahan itu tidak dilakukan dengan jalan yang benar. Dia nekat mengedarkan obat-obatan tanpa dilengkapi izin. Pada akhirnya, dia harus berurusan dengan aparat keamanan. Rohimi ditangkap polisi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glen-

Rantai Perdagangan Pil Koplo Pemasok: Mr X (belum diketahui) Perantara: KPL, warga Desa Karangsari, Kec. Sempu Pengedar: Rohimi, warga Kedungliwung, Desa Kemiri Kronologi : 2 Rohimi selalu kulakan pil lewat perantara KPL 2 Begitu pembayaran beres, barang diambil sendiri 2 Lokasi barang di tempat sampah stasiun KA Barang Bukti: ir Pil dextro : 3.000 butir Pil trex : 600 butir

more, sekitar pukul 11.00 kemarin (18/10). Saat ditangkap, dia baru saja mengambil 60 dus berisi 600 butir pil trihexiphenidyl (trex) dan tiga kantong plastik yang berisi 3000 butir pil dextro. “Trex dan dextro itu dimasukkan dalam tas warna hitam,” ujar Kasatnarkoba Polres Banyuwangi, AKP Watiyo. Modus peredaran pil trex dan dextro itu ternyata sangat mirip peredaran narkoba. Rohimi mengaku mendapatkan barang tersebut melalui seorang perantara berinisial KPL. Perantara tersebut tinggal di Desa Karangsari, Sempu n Baca Petani...Hal 39

Atur Jarak Hindari Gesekan Kostum BANYUWANGI - Seluruh peserta Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) dikumpulkan di Gedung Olah Raga (GOR) Tawang Alun kemarin (18/10). Mereka mendapatkan pelatihan tambahan tentang koreografi. Dalam latihan tersebut, para peserta dibagi sesuai kelompok dan tema masing-masing. Itu dilakukan karena gerakan koreografi para peserta berbeda-beda disesuaikan tema busana yang

dikenakan. “Latihan ini untuk menyempurnakan koreografi peserta. Sebab, dalam presentasi terakhir kem marin terlihat kurang,” u Kepala Dinas Kebuujar d dayaan dan Pariwisata ( (Kadisbudpar) Banyuw wangi, Suprayogi. Latihan koreografi itu dipimpin pelatih senior dari beberapa sanggar seni di Banyuwangi. Masing-masing tema dilatih satu sampai dua orang n

3

Baca Atur Jarak...Hal 39

GALIH COKRO/RaBa

SERIUS: Peserta BEC berlatih gerakan di halaman GOR Tawang Alun siang kemarin.

Menengok Penelitian Bio-Ekstrak Kulit Pisang di Uniba

Kaya Nutrisi dan Mempercepat Pertumbuhan Tanaman GALIH COKRO/RaBa

KERJA KERAS: Pekerja membongkar lapisan aspal di bawah median Jalan Yos Sudarso, Banyuwangi, kemarin.

Tanam Bunga, Bongkar Aspal KALIPURO - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) membongkar median jalan di ruas doubleway Yos Sudarso, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. Pembongkaran median jalan itu dilakukan agar tanaman baru bisa tumbuh. Plt Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setyawan mengatakan, selama ini penanaman bunga di sepanjang median jalan tersebut tidak bisa subur. Itu terjadi karena aspal di bawah median jalan tersebut belum dibongkar. Mestinya, kata Arief, sebelum median jalan itu diuruki tanah, aspal di bawahnya harus dibongkar terlebih dahulu n Baca Tanam...Hal 39 http://www.radarbanyuwangi.co.id

Gebrakan dilakukan mahasiswa Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba). Mereka melakukan penelitian kulit pisang menjadi bio-ekstrak. Bio-ekstrak kulit pisang tersebut ternyata bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. GILANG GUPTA, Banyuwangi DALAM ruangan yang berfungsi sebagai laboratorium kimia, beberapa mahasiswa asyik dengan satu kegiatan. Mereka membawa tabung kaca yang berisi cairan berwarna kuning. Sesekali mereka memainkan pipet untuk mengambil sampel

GILANG GUPTA/RaBa

TELITI: Rosyid (tengah) dan beberapa mahasiswa mengamati hasil bioekstrak kulit pisang di laboratorium Uniba kemarin (18/10).

cairan di tabung kaca tersebut. Di meja yang sama, tampak beberapa tumbuhan yang tumbuh

di sebuah gelas plastik bekas kemasan air mineral. Ada sekitar sepuluh gelas yang berisi tumbu-

han. “Ini contoh hasil bio-ekstrak kulit pisang yang diaplikasikan terhadap tumbuhan,” ujar Rosyid Ridho, kepala Program Studi (Prodi) Kimia di Uniba. Menurut Rosyid, penelitian itu berangkat dari sebuah jurnal Thailand. Dalam jurnal tersebut dijelaskan, bagaimana cara membuat bioekstrak yang menggunakan molases (tetes tebu). Bio-ekstrak tersebut diaplikasikan pada tanaman kubis (kol). “Prosesnya sangat mudah, dan kita coba lakukan di sini,” cetusnya. Menurut Rosyid, apa yang ada dalam jurnal tersebut tidak serta merta langsung diikuti. Molases yang digunakan di Thailand diganti dengan gula, pepaya, kulit pisang, dan pelepah pisang. “Setelah diuji, yang berhasil ternyata kulit pisang dan pepaya saja,” tuturnya n

Petani cabai jadi bos trex dan dextro Ini baru pil koplo rasa pedas

Nasib raperda rokok digantung Yang membahas raperda juga ahli hisab

Baca Kaya Nutrisi...Hal 39 email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@yahoo.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.