Program Rehabilitasi Sosial dengan Pendekatan Family-Based Care untuk Anak-Anak yang Telah Kehilangan atau Berisiko Kehilangan Pengasuhan Orang Tua Studi di SOS Children’s Villages Jakarta Patricia Cindy Andriani Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia
ABSTRAK. Dinamika pembangunan nasional tidak dapat dilepaskan dari peran generasi muda yang strategis. Pembentukan generasi muda yang berkualitas hendaknya dimulai sejak usia anak. Setiap negara di dunia memiliki cara tersendiri dalam menyuarakan hak-hak anak demi menjamin kesejahteraan mereka. Tentu, negara akan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan persoalan sosial yang mengancam terabaikannya kesejahteraan anak. Sejak situasi krisis mulai merambah ke berbagai wilayah, kesadaran dan perhatian terhadap persoalan anak rawan (children in need of special protection) tampak mulai meningkat. Fenomena kekerasan pada anak (child abuse), penelantaran, pekerja anak di sektor-sektor berbahaya, anak jalanan, child trafficking, pengungsi anak, anak korban pedofilia, hingga anak yang putus sekolah dan berpotensi drop out (DO) menjadi serangkaian masalah yang mulai menyita perhatian masyarakat dan menggugah kepedulian untuk terlibat dalam menyelamatkan masa depan anak. Dari sejumlah kondisi yang telah disebutkan di atas, salah satu yang paling memprihatinkan adalah penelantaran anak. Kondisi ini terjadi ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar, untuk memperoleh pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan. Melihat fenomena ini, penelitian dilakukan dengan tujuan menemukan solusi atau rekomendasi efektif bagi pencegahan dan pengatasan penelantaran anak. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian empiris, yang menekankan pada wawancara dengan narasumber dan informan, penelusuran data-data, literatur, dan peraturan perundangundangan. Data akan dianalisis menggunakan metode kualitatif yang disajikan dalam bentuk deskriptif analitis. Anak terlantar tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu program rehabilitasi sosial bagi anak terlantar agar dapat memulihkan fungsi sosial mereka, baik melalui keluarga, masyarakat maupun panti sosial. Salah satu panti sosial berhasil mengembangkan model pendekatan family-based care untuk mencegah maupun mengatasi kasus penelantaran anak. Hal ini menunjukkan bahwa penguatan peran keluarga merupakan tindakan paling ideal untuk mencegah terjadinya penelantaran anak. Maka, model pendekatan ini menekankan pada tercapainya 8 fungsi keluarga secara optimal, yakni: keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, reproduksi, pendidikan dan sosialisasi, melindungi, pembinaan lingkungan, serta ekonomi. Kedelapan fungsi keluarga tersebut harus diberdayakan agar anak dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik secara fisik, mental maupun sosial. KATA KUNCI: anak terlantar, family-based care, fungsi keluarga, kesejahteraan anak, rehabilitasi sosial.
1