Koran Madura

Page 5

SAMPANG

5

KAMIS 4 APRIL 2013 NO.0089 | TAHUN II

KEPEMERINTAHAN

PERAMPOKAN

Kekosongan Jembatan Belum Terisi Menurutnya selama sejumlah SKPD itu masih dijabat oleh Plt potensial berdampak terhadap pekerjaan yang kurang optimal dalam melakukan suatu tugas dan menentukan segala sesuatu bidang pekerjaan. “Secara logika, Plt tidak mempunyai banyak kewenangan dalam melaksanakan banyak tugas dibandingkan dengan apa yang seharusnya telah menjadi hak dan kewajibannya,” imbuhnya. Plt Sekda Kabupaten Sampang, Puthut Budi Santoso menjelaskan, dalam proses cara mengisi Plt dengan kepala dinas yang definitif bukan merupakan hal yang mudah. Menurutnya pergantian Plt menjadi definitif membutuhkan proses yang panjang. “Semuanya tidak mudah untuk mengangkat kepala dinas definitif secara langsung,” ujarnya. Dirinya juga menjelaskan, hingga saat ini pihaknya sudah melakukan beberapa tahapan tertentu. Sudah ada penunjukan dalam pengangkatan kepala defenitif untuk sembilan SKPD di beberapa instansi terkait. Akan tetapi, hingga kini dirinya masih belum mengetahui pasti penyelesaian proses definitifisasi Plt tersebut. “Kita sudah ada bidikan itu untuk proses pengangkatan, tapi masih belum tahu kapan,” tandasnya. (ryn/ msa/rah)

ant/fikri yusuf

PACEKLIK IKAN: Sejumlah nelayan mendorong kapal usai melaut di Pantai Watukarung di Desa Watukarung, Pacitan, Jatim, Rabu (3/4). Akibat cuaca yang tidak menentu, nelayan yang melaut tidak mendapatkan hasil tangkapan ikan yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Kejari Akan Panggil 37 Kelompok Petani Garam SAMPANG - Kejari (Kejaksaan Negeri) Kabupaten Sampang melalui Kasi Pidsus Ach. Fauzan berupaya akan melakukan pemanggilan terhadap 37 kelompok penerima bantuan pugar asal Desa Ragung Kecamatan Pangarengan hari Senin mendatang. Pemanggilan tersebut dimaksudkan untuk memastikan penerima bantuan pugar tersebut betul-betul petani garam atau bukan.

junaidi/koran madura

REKLAME: Potret reklame Kabupaten Sampang Jalan Mangkubumi sampai sekarang belum ditindak tegas oleh tim penanggungjawab.

PENDIRIAN REKLAME

Tiga Instansi Saling Lempar Tanggung Jawab SAMPANG – Tiga instansi yang terkait pendirian reklame di wilayah Sampang, yaitu KP3M, PT Bina Marga, dan Dispendaloka, sebagai tim yang mempunyai wewenang untuk lokasi, izin, dan pajak tentang keberadan reklame saling lempar tanggungjawab. Akibat dari saling lempar tanggungjawab tersebut, sejumlah reklame yang diduga bermasalah di sejumlah wilayah Sampang hingga sekarang masih dibiarkan tanpa ada tindakan yang tegas. Padahal apabila reklame liar tersebut tak diamankan, maka dapat mendatangkan keuntungan pada pemiliknya dan mendatangkan kerugian pada pemerintah daerah Sampang. Lagi pula, dalam pantauan Koran Madura, banyak reklame yang rusak dan masih belum ada tindakan perbaikan. Kondisi reklame yang ada sudah tidak layak diperlihatkan dan mengancam keselamatan masyarakat. Reklame bermasalah itu terlihat di Kecamatan Pangarengandan di Jalan Mangkubumi sebelah timur pos polisi. Kepala PT Bina Marga Cabang Pamekasan ketika dikonfirmasi melalui bagian retribusi Djuhari mengatakan reklame di Kecamatan Pangarengan tersebut sudah dilimpahkan ke pemerintah kabupaten Sampang. Pihaknya tidak memungut

retribusi karena yang ditarik retribusi ketika pemasangannya dari perusahaan. “Kami juga tidak tahu kalau banyak papan reklame yang rusak dan kami juga tidak tahu siapa yang harus bertanggungjawab terhadap pencabutan atau pembongkaran reklame yang sudah rusak itu,” kelitnya. Djuhari mengatakan akan melakukan koordinasi dulu dengan tim yang bertanggungjawab, salah satunya adalah KP3M, Dispendaloka, dan Satpol PP. Hasil dari koordinasi itu mungkin bisa mendapatkan keputusan, harus ditertibkan atau harus dicabut, nanti baru disampaikan ke pimpinan, ucapnya. Sementara PLT kepala Dispendaloka Suhartini Kaptiati tidak bisa menjawab tentang reklame tersebut karena beliau belum turun langsung ke lapangan sehingga tidak tahu kondisi reklame yang sebenarnya. Menurutnya, pemerintah daerah tidak pernah mendirikan reklame tersebut dan yang banyak adalah dari pihak perusahaan. “Kami juga sering kecolongan terhadap pemasangan reklame, tiba-tiba sudah terpasang. Kami tidak menyuruh mencabutnya melainkan disarankan untuk membayar pajak dan melengkapi surat izin meskipun itu sudah terpasang,” kelit Suhartini. (jun/msa/rah)

Ach. Fauzan mengatakan pada hari Senin mendatang akan melakukan pemanggilan terhadap penerima bantuan dana pugar karena laporan yang disampaikan para petani kemarin masih sepihak. “Nanti kami akan panggil penerima bantuan pugar tersebut dan hari Senin depan kami akan melakukan pemeriksaan,” je-

lasnya kepada Koran Madura saat ditemui di ruangannya, Rabu (03/4). Menurut Fauzan, laporan petani pugar tidak didasari dengan data yang jelas bahkan dirinya memberikan tenggang waktu kepada pelapor selama 1 bulan untuk melengkapi laporannya dengan data yang jelas. Bahkan dia pernah malalui

telephone menghubungi pelapor agar melengkapi laporannya tersebut. “Pelapor beralasan belum bisa melengkapi laporannya karena masih banyak pekerjaan di rumahnya,” terangnya. Karena pelapor sering beralasan akhirnya dia sendiri yang berusaha mencari sendiri data tersebut dan pada akhirnya dia mendapatkan data itu dan mereka (pelapor) meminta data tersebut kepada beliau. “Karena mereka banyak alas an, saya sendiri yang mencari data tersebut. Ketika mendapatkan itu, saya langsung menyimpannya. Mendengar kalau saya mendapatkan data itu, mereka mau meminta itu. Saya merasa kesal karena sebelumnya

tidak pernah ditanggapi oleh mereka apa yang saya sarankan,” ucapnya Masih kata Fauzan, pelapor yang datang ke Kantor Kejaksaan Kabupaten Sampang, Rabu (3/4) adalah satu kelompok yang mengajukan bantuan pugar, namun kelompok mereka tidak pernah mendapatkan bantuan dana pugar tersebut sehingga mereka marah dan mengamuk. “Mereka adalah salah satu kelompok yang pernah mengajukan bantuan pugar namun tidak terealisasi dibandingkan dengan 37 kelompok yang sudah terealisassi sehingga mereka melaporkan ke sini dan mengamuk-ngamuk,” tandasnya. (jun/msa/rah)

PENCURIAN

Maling Kembali Menyatroni Warkop Wartawan

junaidi/koran madura

DIBOBOL: Warung kopi di Jalan Wjaya Kusuma yang dilaporkan dibobol maling didatangi polisi untuk ditindaklanjuti. SAMPANG - Warung kopi milik Salim (52) di Jalan Wijaya Kusuma, tak jauh di sebelah SMA Negeri 3 Sampang, yang menjadi tempat berkumpulnya para wartawan, kembali dirusak oleh pencuri. Karena pintunya dirusak, Salim langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Sampang. Tak lama menunggu, polisi pun langsung melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara). Pagi hari sekitar pukul tujuh pagi ketika Salim hendak membuka warungnya, ternyata ditemukan kondisi pintu

belakang sudah dalam keadaan rusak. Sebelum melaporkan ke polisi, dia masih menyempatkan diri mengontrol barang-barangnya yang berada di dalam warung. Banyak barang-barangnya yang sudah hilang, termasuk barang dagangannya, karenaya hal itu tak bisa dibiarkan. Bila pencurian semacam itu dibiarkan, maka lain kali pencurian akan terulang kembali di warungnya tersebut. Menurut Salim, pencurian di warung kopi miliknya pada malam Rabu (3/4) itu merupa-

kan yang keduakali dalam waktu satu bulan terakhir. Dengan kejadian tersebut, dirinya langsung berinisiatif untuk melaporkannya kepada kepolisian. “Sudah dua kali warung saya ini kemalingan. Awalnya sekitar tanggal 19 Maret lalu, pada waktu itu sejumlah uang 200 ribu rupiah hilang. Dan sekarang barang dagangan hasil belanja kemarin banyak yang raib,” ungkapnya. Masih kata Salim, ketika sampai di warungnya, Rabu (03/4) sekitar pukul 07.00 wib, tiba-tiba ia melihat pintu bela-

kang warungnya terbuka. “Pintu belakang terlihat terbuka, saya langsung melihat barangbarang dagangan yang baru dibeli kemarin (sehari sebelumnya), ternyata banyak yang hilang. Minuman teh botol dan minuman dalam kemasan saset ternyata banyak yang sudah tidak ada di tempatnya,” ucapnya. Awalnya Salim lebih memilih diam, tetapi karena dianggapkan kejadian sering kali terjadi, maka oleh keluarganya disuruh untuk melaporkan kejadian dimaksud kepada Polres Sampang. “Saya langsung berangkat melaporkan kejadian tersebut kepada polisi,” tandas Salim. Selang beberapa menit setelah melapor, pihak kepolisian langsung melakukan olah TKP dan dipintu bagian belakang terdapat tanda-tanda pengrusakan menggunakan sebuah alat yang diduga sudah dipersiapkan oleh pelaku, di sekitar pintu yang dirusak juga terlihat jejak kaki pelaku pengrusakan. Kasat Sabhara Polres Sampang, AKP. Hari Darsono mengatakan pihaknya akan memanggil korban guna menghimpun keterangan. “Kami akan memangil pemilik warung untuk dimintai keterangan, sedangkan untuk prosesnya kali ini kami baru melakukan olah TKP,” tandasnya. (jun/iam/msa/rah)

SAMPANG - Sungguh malang nasib Hj. Somah (53), warga jalan Wahid Hasyim kelurahan Gunung Sekar kecamatan Sampang Kota. Ketika dirinya berolahraga, justeru dirinya menjadi korban hipnotis orang tak dikenal. Peristiwa itu terjadi hari Rabu (3/4) jam 05.00 Wib ketika korban sedang berolahraga tak juah dari rumahnya. Tibatiba dari arah timur sebuah mobil Toyota Avanza warna hitam bergerak menghampirinya, salah seorang penumpangnya berpura-pura menanyakan lokasi pasar omben. Dari tiga orang yang ada di dalam mobil tersebut, tampak seorang di antaranya berpakaian tak ubahnya seorang kiai dengan pakaian jubah serba putih, korban pun tak curiga dengan aksi pelaku. “Awalnya salah seorang menanyakan pasar Omben. Kemudian saya diperkenalkan dengan orang yang sepertinya Kiai di dalam mobil itu,” terang Hj. Somah saat ditemui di rumahnya. Setelah diperkenalkan dengan salah seorang pelaku yang mengaku kiai, korban yang istri dari H. Nahoi (56) tersebut sempat dipuji oleh orang bak kiai itu karena korban telah memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan pelaku. Setelah itu, tiba-tiba korban diminta untuk memberikan uang seribu rupiah dan barang yang melekat pada tubuh korban, diantaranya kalung dan cincin emas yang

Hj. Somah

ryan hariyanto/koran madura

SAMPANG – Permasalahan Pelaksana Tugas (Plt) yang masih banyak mengisi sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Sampang, menjadi permasalahan lama di Sampang yang hingga kini masih belum mendapatkan penyelesaian dari pemerintah daerah setempat. Padahal sejumlah SKPD tersebut sangat membutuhkan adanya kepala definitif untuk menyempurnakan kinerja dan tugasnya agar lebih maksimal. Selama sejumlah SKPD tersebut dipimpin oleh Plt, maka hal itu bukan saja berdampak terhadap kurang pelayanan terhadap masyarakat, namun juga berimplikasi pada merosotnya etos kerja dalam menjalankan tugas kedinasan di SKPD bersangkutan. Hingga saat ini tercatat sebanyak sembilan SKPD di kabupaten Sampang masih dijabat oleh Plt. Dalam menanggapi hal itu, Komisi A DPRD Kabupaten Sampang Moh. Hodai menyarankan sebanyak sembilan SKPD itu secepatnya diisi oleh kepala detenitif, agar tidak ada dampak apa pun terhadap semua keinginan masyarakat di wilayah Sampang, terutama dalam pekayanan. “Kalau persoalan ini tidak segera diisi oleh kepala detenitif, bisa–bisa berdampak terhadap beberapa masalah dan berdampak rusak,” terangnya, Rabu (03/4).

Perhiasan Raib karena Hipnotis Orang Tak Dikenal

Korban Hipnotis dipakai korban. “Orang yang mengaku kiai itu minta uang seribu rupiah, saya bilang gak punya karena saya sedang olah raga. Tapi uang seribu itu ternyata disiapkan pelaku lainnya dan menyuruh saya untuk membungkus kalung dan cincin menggunakan uang kertas seribu rupiah tersebut dengan dilipat,” jelasnya sambil memperagakan. Somah juga menceritakan, menurut pelaku yang mengaku kiai tersebut, tujuan kalung dan cincin yang dimasukkan ke dalam uang kertas seribu rupiah itu nantinya akan dibacakan mantra agar perhiasan tersebut menjadi lebih banyak dan bisa bermanfaat bagi keluarga korban. Namun, korban sempat memberontak atas aksi pelaku sebab keadaan korban masih setengah sadar saat itu. “Saya sempat bilang ke pelaku yang mengaku kiai itu, hanya Allah yang tahu kiai,” ceritanya kepada Koran Madura. Setelah perhiasan diminta, pelaku menyuruh korban untuk melipat uang kertas tersebut dengan dua buah kantong plastik hitam, setelah korban melipatnya lalu menyerahkan kepada pelaku, tiga orang tersebut langsung kabur ke arah Surabaya. “Saya kaget setelah pelaku langsung kabur, tapi saya masih ingat nopolnya, yaitu N115 tapi huruf belakangnya saya tidak ingat,” tukasnya. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian mencapai jutaan rupiah. Perhiasan emas korban berupa dua cincin seberat 15 gram dan sebuah kalung. “Saya tidak melapor ke polisi karena kejadian ini saya serahkan ke Allah. Semoga dibalik musibah ini ada hikmahnya,” tandasnya. (ryn/msa/ rah)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Koran Madura by koran madura - Issuu