10
SUMENEP
SELASA 1 OKTOBER 2013 NO. 0210 | TAHUN II
IBADAH HAJI
Pemberangkatan CJH Hamil Ditunda PAKAI REKENG Dua Joki memacu pasangan sapi mereka pada karapan sapi di Lapangan Durbuk, Pademawu, Pamekasan, Jatim. Terkait dengan instruksi Presiden tentang pelarangan penggunaan rekeng, paguyuban karapan sapi Sumenep tetap bersepakat melaksanakan karapan sapi pakai rekeng pada ajang lomba tingkat kabupaten pada 6 Oktober mendatang.
BUDAYA MADURA
Karapan Sapi Tetap Pakai Rekeng
SUMENEP- Paguyuban karapan sapi Sumenep tetap bersepakat melaksanakan karapan sapi pakai rekeng pada ajang lomba tingkat kabupaten yang akan dilakukan pada tanggal 6 Oktober. Lomba tersebut juga dimaksudkan sebagai penegasan sikapnya dalam menolak instruksi presiden pada ajang lomba karapan sapi memperebutkan Piala Presiden 2013. Dalam surat instruksinya, presiden menghendaki pelaksanaan karapan sapi tanpa menggunakan rekeng. Rekeng adalah adalah tradisi menyiksa sapi saat karapan, yakni dengan mencambuk badan sapi memakai cambuk berpaku. Luka bekas cambukan diolesi spiritus, cabe rawit, dan balsem. Tujuannya agar sapi berlari lebih cepat. Presiden menginstruksikan mengikuti pakem baru menggunakan pakkopak (tanpa kekerasan). Wakil Ketua Pengurus Harian Paguyuban Karapan Sapi Sumenep Isnaini Saleh, memaparkan, keputusan untuk menolak instruksi presiden tersebut tidak hanya dilakukan oleh Paguyuban Karapan Sapi yang berada di Sumenep. Penolakan yang sama juga dilakukan oleh Paguyuban kerapan sapi lainnya, seperti Kabupaten Pamekasan, Sampang maupun Bangkalan. “Kami sudah putuskan dalam rapat bersama kemarin di Bangkalan, bahwa instruksi presiden tetap kami tolak,” jelasnya, Senin (30/9). Lomba tingkat kabupaten,
menurutnya, tetap akan berlangsung pada tanggal 6 Oktober untuk mewakili ajang Piala Presiden untuk bakorwil Madura. Ia mengatakan, apapun resikonya, setelah penolakan instruksi kepada presiden itu tetap akan dihadapi. Sebab, instruksi itu dianggap oleh para anggota paguyuban kerapan sapi melenceng dari tradisi. Budayawan Madura Edy Setiawan mengatakan, tradisi karapan sapi menggunakan rekeng sudah menjadi akar budaya karapan sapi di Madura. Sehingga, untuk memutuskan menggunakan pakkopak dianggap menyalahi warisan tradisi yang diterimanya secara turun temurun. “Menggunakan rekeng dan pakkopak, soalnya juga mempengaruhi daya jual sapi karapan. Makanya mereka tidak bersedia. Meskipun presiden sekalipun yang menginstruksikan,” tuturnya. Dia mengatakan, untuk mengekstraksi tradisi yang sudah berurat-berakar agar jadi tradisi yang baru memang sangat sulit. Karapan sapi sebagai tradisi Madura, menjadi kebanggaan
masyarakat yang bagian-bagiannya sudah dipatenkan dalam naluri dan hati masyarakatnya. “Kalau mereka tidak mau wajar, seandainya saya punya sapi, tentu akan bersikap yang sama dengan mereka untuk menolak instruksi Presiden,” pungkasnya. Sesalkan Gubernur Isnaini Saleh yang juga anggota dewan menyesalkan pembekuan karapan sapi yang memperebutkan piala presiden. Menurutnya, tidak semestinya pemerintah provinsi langsung membekukan perlombaan tersebut. Katanya, pembekuan tersebut merupakan pembunuhan budaya Madura. “Membekukan karapan yang sudah menjadi ajang tahunan sejak puluhan tahun yang lalu tersebut merupakan langkah yang salah. Pasalnya itu akan berakibat pada keberlangsungan tradisi warisan leluluh Madura sejak dulu,” katanya, Senin (30/9). Jika memang terdapat persoalan dalam penyelenggaran perlombaan tersebut, terangnya, seharusnya pemerintah tidak langsung mengeluarkan kepuatusan untuk membekukan. Masih ada solusi lain yang bisa dilakukan. ”Kan pembekuan itu bukan jalan satu-satunya untuk memutuskan budaya karapan sapi itu,” terangnya. Menurutnya, kalau permasalahannya terdapat pada aturan yakni, pakem baru dan pakem lama. Pemerintah bisa menyeleng-
garakan karapan dengan dua aturan tersebut. Sehingga masyarakat dapat memilih mau mengikuti pekem yang lama atau yang baru. ”Kalau persoalannya adalah aturan, laksanakan saja semuanya,” terangnya. Sehingga dengan itu, pakem baru bisa memperkaya budaya Madura bukan malah meniadakan budaya yang sudah ada sejak turun temurun. ”Pekem baru tersebut bisa dijadikan sebagai penambahan terhadap budaya Madura,” jelasnya. Pemerintah diminta bijak dalam menyikapi persoalan tersebut. Apalagi posisi pemerintah adalah memfasilitasi dan membina budaya di daerah, bukan malah meniadakan. Apalagi pakem baru tersebut belum diketahui, apakah masyarakat tersebut mau menerimanya. Yang aneh, lanjutnya, pada saat Sukarwo belum menjadi Gubernur, Syaifullah Yusuf, wakil gubernur, pernah menyumbang hadiah berupa mobil Avansa pada kejuaraan karapan sapi se-Madura di kecamatan Waru, Kabupaten Pemekasan. Sebelumnya, penah menjadi perselisihan di antara pemilik sapi badan koordinasi wilayah (bakorwil IV), karena didalamnya masih belum mendapatkan kesepakatan dalam aturan, yakni pakem baru dan pakem lama yang akan digunakan sebagai aturan dalam lomba karapan sapi keresedenan tahun 2013 ini. (athink/edy/mk)
PILGUB JATIM
Penyelidikan Tindak Pidana Pemilu Dihentikan SUMENEP– Penyelidikan dugaan tindak pidana pemilu yang dilakukan NH, warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, dihentikan. Gakumdo menganggap, NH yang diduga melakukan pencoblosan dua kali di TPS 4 dan 5, Karang Anyar, tidak memenuhi unsur pidana pemilu. Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sumenep Zamrud mengatakan, kasus dugaan tindak pidana pemilu
yang dilakukan NH itu tidak bisa dilanjutkan ke tahap penyidikan, alasannya dinilai tidak cukup bukti, tidak memenuhi sarat tindak pidana pemilu oleh Gakumdu. ‘’Kami tetap menilai kasus itu memenuhi unsur pidana pemilu, tapi Gakumdu menganggap tidak memenuhi, ya terpaksa kasus itu harus dihentikan. Tidak bisa dilanjutkan ke tahap penyidikan,’’
kata Zamrud kepada wartawan, Senin (30/09). Dia menegaskan, dalam kasus ini pihaknya telah memeriksa 6 orang dari unsur PPS dan KPPS, tinggal yang bersangkutan tidak bisa dihadirkan karena menghilang dari rumahnya sejak penyelidikan. Namun, berdasarkan rapat sentra Gakumdu, kasus itu tidak dapat dinaikan ketahap penyidikan, karena kejari dan polisi menilai
masih belum penuhi unsur pidana. ‘’Keputusan Gakumdu kasus itu dihentikan,’’ ujarnya. Sebelumnya, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Sumenep menemukan dugaan tindakan pidana pemilu pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur pada 29 Agustus lalu yang dilakukan NH, warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Kalianget. (athink/mk)
Iklan Bisnis, Iklan Baris Bergambar SEGERA PROMOSIKAN BISNIS ANDA 1
RABU 17 JULI 2013 NO.0161 | TAHUN II Koran Madura
RABU
17 JULI 2013
Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-
g PAMANGGHI
Kalah Oleh : Benazir Nafilah
Kolumnis, tinggal di Sumenep
Bersyukur dengan apa yang ada pada diri, memang sulit. Terutama terkait keberadaan fisik. Selalu saja ada rasa tak puas, merasa kurang ini, kurang itu dan sebagainya. Ini terutama dirasakan oleh mereka yang merasa penampilan fisik di atas segalanya. Menganggap orang lain, hanya akan tertarik pada penampilan fisik. Perasaan itu, makin mengemuka terutama bila yang bersangkutan seorang selebrity, yang mengandalkan penampilan permukaan fisik. Bukan pada kualitas kemampuan pada bidang yang ditekuni. Seorang penyanyi, yang suaranya paspasan, paling mudah terjebak ketakpuasan fisik. Maklum saja, ia ingin penonton lebih memperhatikan fisiknya ketimbang suaranya, yang memang kurang memadai. Yang ironis lagi, banyak artis yang
Rp.
350 PERBULAN
.000
SUMENEP - Indriyani (29), jalon jemaah haji (CJH) asal Kecamatan Batang-Batang, Rabu (25/9) gagal diberangkatkan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep, menundanya karena dinyatakan positif hamil. Dokter menyarankan untuk ditunda pemberangkatannya. “Jadi, bukan gagal ya, hanya ditunda. Sehingga ibu Indriyani tidak bisa berangkat pada hari Rabu kemarin,” kaya Kasi Kaji Kankemenag Sumenep, Jono Hadi, Senin (30/9). Dia menjelaskan bahwa pada Kamis malam kemarin, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, ternyata Indriyani dinyatakan hamil muda. “Sehingga kantor kesehatan merekom bahwa Indriyani tidak boleh berangkat, sehingga terpaksa kami tunda pemberangkatan hingga dia selesai pendarahannya,” jelasnya. Penuturan Hadi, Indriyani kini JEMAAH HAJI SUMENEP masih dirawat di rumahnya. “Menurut hasil koordinasi kami dengan pihak keluarga, Indriyani tiga hari sudah mulai haid. Jika dalam dua hari ini masa haidnya selesai, maka tanggal 3 langsung saya panggil untuk memeriksa pihak terkait. Sehingga nanti akan saya bawa ke Surabaya untuk berangkat ke tanah suci,” pungkasnya. Sebanyak 687 CJH Sumenep yang terdiri dari kloter 32 dan 33 sudah diberangkatkan. Kini menurut keterangan Jono, kondisi CJH masih sehat. “Alhamdulillah masih normal dan sehat wal afiat, cuma ada satu ada dua orang menderita batuk. Tetapi tidak parah kok, itu hal biasa. Semoga tetap sehat dan pulang dengan selamat hingga menjadi haji yang mabrur,” imbunya. (sym/mk)
KAMBING MADURA banyak dijual ke Kalimantan karena harganya lebih mahal daripada di pasar lokal. Harga Kambing besar antara Rp. 1.5 - Rp. 2 juta rupiah.
JELANG IDUL ADHA
Kambing Madura Banyak Dipasok ke Kalimantan SUMENEP – Mahalnya harga kambing menjelang hari raya Idul Adha, para pedagang kambing Sumenep memborong kambing kurban untuk dipasok ke Kalimantan. Harga jual di Kalimantan lebih mahal dan lebih menguntungkan ketimbang harga jual di pasaran lokal Madura. Harga jual kambing di pasaran Kabupaten Sumenep terus naik. Untuk kambaing sedang yang biasanya kisaran 750 ribu per ekor naik menjadi Rp 1,5 juta. Sedangkan kambing besar dari Rp 1,5 juta naik menjadi Rp 2 juta. Sedangkan harga jual di Kalimantan lebih mahal. Untuk kambing besar berkisar Rp 2,8 juta hingga Rp 3 juta. Sehingga, para pedagang lebih tertarik memasok kambing lokal Madura ke Kalimantan untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. “Selain itu, daging kambing lokal Madura, banyak diminati daerah lain. Sebab, daging kambing Madura jauh lebih bagus , sehingga memasuki musim kurban kambing Madura selalu saja menjadi incaran para pengepul daerah lain untuk dijadikan hewan kurban.” kata Hasan, pedagang kambing Sumenep saat tengah memborong kambing Kurban di Pasar Bangkal Sumenep, Senin (30/9). Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Sumenep Arif Rusdi, beberapa waktu lalu saat dikonfirmasi terkait persiapan stok daging pada hari raya Idul Adha, mengaku akan tercukupi. Warga Kabupaten Sumenep diminta tidak perlu khawatir akan kekurangan stok daging. Dikatakan pula, di Kabupaten Sumenep masih aman dari daging berbahan pengawet atau daging yang mengandung bahan-bahan kimia. Semua daging yang ada dijamin keaslian dan kesehatannya. Karena daging yang ada di pasaran berasal dari daging lokal bukan daging impor. “Sejauh ini Sumenep belum ada daging impor, meski di daerah lain marak daging impor,” terangnya. (sai/mk)
Satu Hati untuk Bangs a
HUBUNGI: SUMENEP : 081939363544 (HOSNAN) PAMEKASAN : 087850600243 (MUSLIM) SAMPANG : 087775094464 (ULUM) BANGKALAN : 087750670878 (RIDWAN) SURABAYA : 081235249119 (ARI)