D
KORAN MADURA
Sumenep
KAMIS 26 FEBRUARI 2015 | No. 0554 | TAHUN IV
PELAYANAN TAK MEMUASKAN
Dinkes: Domi Sarankan Minta Maaf
SUMENEP - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep, A Fatoni mengaku sudah meminta dr. Domikus Husada minta maaf kepada keluarga korban, dan mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Hal itu terkait perlakuan tidak baik dr. Domi terhadap orangtua pasien Raisun Syukron Jazil, warga Dusun Bere’ Lorong, Desa Bluto, Kecamatan Bluto. Ia memarahinya beberapa waktu lalu dan mencoret hasil laboratorium yang diberikan. "Saya sudah menyarankan kepadanya agar datang ke rumah pasien dan minta maaf kepada keluarganya. Dan saya kira, dalam melihat persoalan ini praduga tak bersalah harus diutamakan," kata Fatoni, Rabu (25/2). Fatoni menjelaskan, dr Domikus Husada merupakan salah seorang PNS Pemerintah Pusat yang ditugaskan di Surabaya. Namun, imbuhnya, karena dr Domi juga merupakan spesialis anak, dia juga buka praktik di Sumenep. Disinggung soal sanksi yang mungkin diberikan kepada dr Domi akibat dugaan kelalaian yang telah dilakukannya, Fatoni memasarhkan hal itu kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumenep. "Yang jelas, Sumenep butuh dokter spesialis anak," sergahnya. Di saat berbeda, Ketua Komisi D DPRD Sumenep, Subaidi mendesak agar dokter yang diduga telah melakukan perbuatan tak selayaknya dilakukan seorang dokter itu bertanggung jawab. "Dokternya harus mau bertanggung jawab dong,” katanya. Bahkan, Subaidi menilai bahwa persoalan itu masuk ke dalam ranah hukum. "Jika keluarga pasien itu memang berinisiatif membawa persoalan tersebut ke ranah hukum," sergahnya kemudian. Atas kejadian tersebut, Subaidi mengaku kecewa. Pasalnya, menurut politisi PPP itu, selama ini masyarakat telah mengenal bahwa klinik dr Domi tersebut sangat profesional dalam penanganan medisnya. "Menurut saya, perlakuan dokter itu tak pantas dilakukan seorang dokter,” lanjutnya. Selain itu, Subaidi juga mengungkapkan bahwa kesembuhan pasien tidak hanya ditentukan oleh kualitas obat yang diberikan dan peralatan yang digunakan. Namun pelayanan yang baik juga menjadi faktor dalam penyembuhan pasien. “Karena ada sugesti di dalamnya,” pungkasnya. =FATHOL ALIF
Polisi memotret Sri Candra Sagita di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Rabu (25/2). Warga Desa Kalianget Barat Kecamatan Kalianget itu kecelakaan bersama pria lain yang bukan suaminya.
LAKA LANTAS
Wanita Kecelakaan Bersama Pria Lain SUMENEP – Sri Candra Sagita (39), warga Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, mengalami kecelakaan di Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, Rabu (25/2). Sri mengendarai motor bersama laki-laki yang diduga selingkuhannya. Saat ini, Sri terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moh Anwar Sumenep, karena mengalami patah tulang di bagian betis kirinya, setelah terjatuh dari motornya saat berusaha menghindar dari kejaran suaminya. Sumber Koran Madura menyebutkan, Sri dikabarkan sudah sudah enam bulan menghilang dari rumahnya, meninggalkan suami dan dua anak yang saat ini masih duduk di bangku sekolah. Pada saat itu, Sri berboncengan dengan laki-laki yang diduga selingkuhannya, Zulkar-
nain (40), warga Desa Plakpak, Kecamatan Pagantenan, Pamekasan, mengendara motor Honda Vario Nopol M 6411 WF dari arah Pamekasan menuju Sumenep. Saat melihat dibuntuti mobil Toyota Avanza warna putih nopol M 364 VE yang dikendarai suaminya, Moh Samsuri (40), laju motor yang dikendarai Sri dipercepat untuk menghindar dari kejaran suaminya. Di Desa Pakandangan Barat, motor yang dikendari Sri tiba-tiba oleng dan hilang kendali. Motor yang dikendarai menabrak pohon asam dan Sri terjatuh. Akibatanya, Sri
menderita patah tulang di paha kiri dan tangannya mengalami luka robek. Sementara Zulkarnain yang diduga sebagai pasangan selingkuhnya berhasil kabur. Samsuri sempat mengejar Zulkarnain, namun kabur dengan mengendarai mobil MPU ke arah Pamekasan. “Kejadian yang sebenarnya saya tidak tahu. Saya hanya distop oleh warga saat melintas di jalan raya lokasi kejadian. Pada saat itu warga meminta saya untuk membawa korban ke rumah sakit,” kata sopir odongodong asal warga Desa Pakandangan Barat, Muhtadi (40). Kasatlantas Polres Sumenep AKP Musa Bakhtiar mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, sebelum kecelakaan terjadi, suami Sri sempat meminta istrinya menghentikan laju kendarannya. “Hanya saja,
Sri tak menggubris dan terus menggeber motornya, hingga korban terjatuh di Desa Pakandangan Barat, Bluto,” katanya. Saat ini pihak kepolisan masih mendalami motif kecelakaan tersebut, termasuk meminta keterangan saksi yang melihat langsung kecelakaan tersebut. ”Kalau jatuhnya korban karena sengaja ditabrak, pasti ada sanksinya. Tapi kami masih belum tahu kejadin yang sebenarnya, sebab korban masih belum bisa dimintai keterangan, sebab kondisnya masih shock,” terangnya. Ditanya soal selingkuhan, pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan. ”Kalau itu kami masih belum tahu. Namun yang jelas, korban merupakan istrinya si pengendara. Saat ini kami masih mendalami soal lakanya saja,” tukasnya. =JUNAEDI/MK