e Paper Koran Madura 24 Februari 2015

Page 20

D

KORAN MADURA

Sumenep

SELASA 24 FEBRUARI 2015 | No. 0552 | TAHUN IV

PELAYANAN KESEHATAN

Pihak Klinik Akui Mencoret Hasil Lab

BARANG BUKTI. Seekor sapi milik H. Fauzi, warga Desa Ketawang Laok Kecamatan Guluk-Guluk yang sempat hilang pada Senin dini hari diikat di depan Mapolsek Guluk-Guluk, Senin (23/2). Terduga pelaku pencurian diserahkan ke polisi setelah ditangkap warga.

Warga Ganding Ditangkap di Guluk-Guluk Diduga Pelaku Pencurian Sapi di Ketawang Laok SUMENEP – Warga Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, menangkap S (35), warga Desa Ganding Timur, Kecamatan Ganding, Senin (23/2) sekitar pukul 03.00. Ia diduga mencuri sapi milik H. Fauzi, warga Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk. H. Fauzi kehilangan dua ekor sapi sekitar pukul 02.00. Saat mengetahui sapinya telah tiada, sang pemilik langsung berteriak maling hingga terdengar tetangga sekitar. Saat tetangganya mendengar teriakan maling langsung menyiarkan terjadinya kemalingan melalui pengeras suara masjid Desa Ketawang Laok. “Memang setelah mendengar kabar ada tetangga sapinya hilang, warga langsung bergegas dan menyebar di sejumlah titik. Ada yang di sebalah barat, utara, selatan, dan juga sebelah timur. Sebagian lagi ada yang mengikuti arah jalannya sapi yang dibawa itu,” kata warga Desa Ketawang Laok, Taufiq Pada pukul 02.45, dua sapi tersebut berhasil ditemukan di tempat terpisah. “Satu ekor ditemukan di dekat sumber Bungkandang, Desa Ketawang Laok, satu ekor ditemukan di sebelah utaranya Sumber Gindagah, Desa Guluk-Guluk,” terangnya. Hanya saja, walaupun kedua

sapi itu telah ditemukan, warga terus mengejar pelakuknya. Sebab, diyakini pelakunya masih belum jauh dari lokasi penemuan dua ekor sapi tersebut. Puluhan warga melihat gelagat orang asing yang mencurigakan keluar dari tempat pemakaman di Dusun Daleman, Desa Guluk-Guluk. Warga terus mengintai lakilaki berinisial S hingga di salah satu rumah yang tak jauh dari tempat munculnya. Informasinya, rumah tersebut merupakan rumah salah satu familinya. Ia bermaksud meminjam motor milik familinya untuk pulang ke rumahnya di Desa Ganding Timur, Kecamatan Ganding. Hanya saja, sebelum berhasil meminjam motor, puluhan warga yang telah mengepung rumah itu, langsung menangkap meskipun sempat mendapat perlawanan keras dari yang bersangkutan. Karena warga tidak mau menghakimi, terduga langsung diserahkan kepada aparat kepolisian setempat.

Kapolsek Guluk-Guluk Iptu Rasyidi mengatakan, penangkapan itu terjadi sebelum subuh sekitar pukul 03.00 di rumah Kamaluddin, warga Desa/Kecamatan Guluk-Guluk. Namun, sebelum ditangkap, ia masih sempat mampir di rumah Ki Prapto yang tak jauh dari rumah Kamaluddin. Berdasarkan hasil keterangan sementara, Kamaluddin masih ada hubungan famili dengan S. “Karena kami takut terjadi hal yang tidak diinginkan, maka kami langsung mengamankan sekaligus dimintai keterangan,” katanya. Ditanya pelaku terindikasi mengonsumsi narkoba sebagaimana keterangan warga saat penangkapan, Rasyidi tidak membenarkan. “Itu kata warga, namun setelah kami tanya, nyatanya tidak. Dia mengaku mengomsumsi narkoba karena takut dipukul warga,” terangnya. Polsek Guluk-Guluk terus mendalami kasus tersebut untuk mencari kejelasan apakah terduga merupakan pelaku curwan atau tidak. Selain itu, untuk mencari keterangan dalang dari aksi curanwan tersebut. Sebab, terduga hingga berita ini diturunkan belum mengakui perbuatannya. =JUNAEDI/MK

SUMENEP - Dr. Domikus Husada mengakui bahwa dirinya telah mencoret hasil laboratorium yang diberikan oleh orangtua pasien Raisun Syukron Jazil, warga Dusun Bere’ Lorong, Desa Bluto, Kecamatan Bluto dan memarahinya beberapa waktu lalu. Saat dikonfirmasi Koran Madura, Senin (23/2), dr. Domi membenarkan pernyataan pihak keluarga pasien bahwa pada Kamis (19/2) malam dirinya mencoret hasil laboratorium yang diberikan orangtua Raisul kepadanya. Ia juga membenarkan sikap marahmarah pada keluarga pasien. Ditanya alasan dirinya mencoret hasil lab itu, dr. Domi berdalih bahwa situasi saat itu tidak memungkinkan. Sehingga membuat komunikasi antara dirinya dan orangtua Raisul tidak berjalan dengan baik. “Tapi perlu diketahui, yang dicoret itu bukan tulisannya,” tukasnya. Sementara terkait marahnya saat itu, dirinya mengaku bahwa dirinya memang sedikit keras. “Tapi saya tidak melakukan itu hanya kepada ibu itu, kepada yang lain juga. Saya memang tidak membeda-bedakan,” jelasnya. Menurutnya, ia memarahi orangtua Raisul karena telah melakukan tes sendiri tanpa sepengetahuan dirinya. Padahal,

lanjutnya, dirinya telah menyarankan agar kembali keesokan harinya, yaitu pada hari Jum’at (20/2). “Karena kalau mau tes di lab itu memang ada waktunya,” katanya. Bahkan, lanjutnya, apa yang dilakukannya saat itu untuk kebaikan pihak keluarga pasien. “Artinya begini, kenapa saya tegur saat itu, agar mereka tidak siasia menguarkan biaya. Soalnya, seperti yang saya katakan, untuk tes di lab itu ada waktunya,” imbuhnya. Namun begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak bermaksud jelek kepada pasien. Ia juga mengaku paham terhadap kondisi keluarga pasien saat ini sehingga masalah tersebut menjadi panjang. “Intinya, saya sama sekali tidak ada maksud jelek terhadap pasien maupun keluarganya,” pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, salah seorang pasien dr. Domi, Raisul Syukron Jazil meninggal dalam perjalanan saat hendak dirujuk ke rumah sakit dr. Soetomo Surabaya. Atas kematiannya, pihak keluarga mengecam dokter yang menanganinya. Pasalnya, pihak keluarga mengaku tak mendapatkan perlakuan baik dari dokter tersebut. =FATHOL ALIF

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Data Kemiskinan Diragukan SUMENEP – Aktivis Gerakan Reformasi Indonesia (Gerindo) Sarkawi, meragukan data kemiskinan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep. Pasalnya, data yang dimiliki oleh pemda tersebut dinilai hasil pendataan yang dilakukan di atas meja. Hal itu menanggapi pernyataan Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, bahwa angka kemiskinan setiap tahunnya selalu mengalami penurunan. Busyro mengklaim, angka kemiskinan pada tahun 2010 mencapai 145 ribu orang dan pada tahun 2014 turun menjadi 120 ribu orang. Faktanya, kata Sarkawi, angka kemiskinan di Sumenep, saat ini, bertambah pesat. Hal itu

didasarkan pada penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), yaitu kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsisi untuk masyarakat kurang mampu. Sejumlah warga yang mempunya rumah tidak layak huni masih bertebaran. “Kalau tidak percaya, silakan turun langsung ke bawah. Kalau misalkan butuh petunjuk, kami siap untuk mengantarnya," tegasnya. Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Sumenep, Hadi Soetarto menampik tuduhan tersebut. Setiap tahunnya, katanya, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat selalu mengalami peningkatan. =JUNAEDI/MK


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.