KORAN MADURA
Sumenep SUMENEP- Keutuhan NKRI adalah harga mati. Sebab kita hidup di negeri yang plural dan mutikultural dengan berbagai macam etnis, suku, bahasa hingga agama. Sehingga tak perlu harus bertikai hanya karena berbeda. Begitulah ucapan pertama kali MH Said Abdullah, anggota DPR-MPR RI Dapil Madura saat melakukan reses dan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di dua tempat, yaitu Desa Marengan Daya dan Marengan Laok, Kecamatan Kalianget, Rabu (11/03). Said menyampaikan tentang substansi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar ruh kebangsaan itu tidak ternoda hanya gara-gara berbeda. Generasi muda mau tidak harus memiliki nilai agama dan semangat cinta NRKI yang kuat. Sebab merekalah yang akan menjadi penerus cita-cita bangsa, hingga bisa mengibarkan bendera peradaban. Kalau sudah dari kecil tertanam nilai agama, moral, dan cinta NRKI, generasi muda kita akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, ketika agama dan moralnya bagus nantinya saat ia dewasa dan menjadi politisi, birokrat, pengusaha maupun yang lainnya, pasti NKRI dan merah putih di atas segalagalanya. Maka baginya pun NKRI adalah harga mati. Ini sesuai dengan semangat dan cita-cita pejuang kita dahulu. “Ingat, revolusi kebudayaan kita masih belum selesai. Sehingga tugas generasi berikutnyalah yang harus meneruskan perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta,” ucapnya di depan ratusan warga, pemuda dan para para tokoh masyarakat. Ia menjelaskan bahwa pada hakekatnya, wawasan kebangsaan Indonesia dalam kerangka NKRI berkembang dan mengkristal dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sehingga membentuk negara Indonesia yang damai dan berpayung Pancasila. “Dan masih segar dalam ingatan kita bahwa pada waktu itu pemudalah yang berikrar melalui piagam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Hal tersebut telah ditahbiskan sebagai tekad perjuangan para pemuda untuk meneguhkan eksistensi sebagai generasi bangsa, menjunjung tinggi semangat kebangsaan dan persaudaraan, yakni satu nusa, satu bangsa dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia, yang intinya bertekad untuk ber-
KAMIS 12 MARET 2015 | No. 0564 | TAHUN IV
E
Junjung NKRI, Hidupkan Ruh Kebangsaan Keutuhan Bangsa Ada di Tangan Generasi Muda
SAID ABDULLAH. Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan, Rabu (11/3).
satu dan merdeka dalam wadah sebuah NKRI,” paparnya sembari menjawab beberapa pertanyaan beberapa warga setempat. Wawasan kebangsaan sebagai jiwa bangsa Indonesia dan pendorong tercapainya cita-cita bangsa Indonesia, mengandung butir-butir yang menjiwai dan memaknai Wawasan Kebangsaan, yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan, yang dapat digunakan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat yang beranekaragam latar belakang, suku, agama, ras, dan adat-istiadat. Sebagai anggota DPR RI dari Dapil Madura, Said Abdullah memang merupakan salah satu sosok yang populis. Ketika pulang kampung, Said Abdullah menggunakan waktunya untuk bergumul dan bersilaturrahim kepada masyarakat di berbagai tempat walaupun tanpa ada reses maupun kegiatan lain.
Tidak cukup dengan itu, saat pulang kampung ia pula melakukan kunjungan ke beberapa tempat, baik pesantren maupun beberapa lembaga lain. Sungguh, tak ada yang mengira, sekelas anggota DPR RI mau menyapa masyarakat tanpa sungkan. “Tak ada tujuan lain selain menyambung silaturrahim. Sebab silaturrahim itu adalah tali pengikat yang sangat kuat dalam menjaga ukhuwah wathaniyah atau persaudaran kebangsaan. Boleh saja pilihan masyarakat berbeda, tetapi kita tetap satu cita, bersatu dan meneguhkan semangat kebangsaan,” ujarnya. Hanya satu hal yang ingin Said katakkan kepada masyarakat bahwa boleh saja negeri dirundung beragama persoalan, baik ISIS, perilaku korupsi, perang pemikiran, kemiskinan, kesenjangan sosial, namun ada hal yang tidak boleh luput dari setiap relung sanubari kita. Tentu hal tersebut Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. “Nah, oleh ka-
rena itu, mari kita junjung NKRI, agar ruh kebangsaan itu tetap hidup sepanjang masa,” jelasnya. Diketahui, bahwa selama beberapa hari ke depan, MH Said Abdullah sedang melakukan reses dan sosialisasi empat pilar kebangsaan di berbagai tempat. Pada Rabu kemarin, ia turun dan menyapa masayarakat di Desa Marengan Laok dan Marengan Daya. Kasih Bantuan Selain menyampaikan materi tentang 4 pilar kebangsaan, MH Said Abdullah juga memberikan bantuna dan kemudahan bagi masyarakat. Termasuk mendengarkan keluh kesah dari masyaraka setempat, baik soal problem garam yang tak sesuai harga pokok produksi, jalan Desa Marengan yang tak kunjung diperbaiki, musala dan masjid, madrasah, hingga minta penjelasan tentang dana desa Rp 600 juta. “Bantuan memang harus saya berikan kepada masyarakat,
sebab ini adalah uang negara untuk mereka. Saya kan reses, uang ini untuk memberikan kemudahan kepada bagi rakyat,” jelasnya. Pantauan Koran Madura, selain bantuan itu disaksikan sendiri oleh Kepala Desa Marengan Daya, H. Sukarto Hadi, SH, dan Kades Marengan Laok, Dasuki Wahyudi, ST, pula disaksikan sendiri oleh ratusan masyarakat. “Saya berhara, bantuan ini dimanfaatkan sebaik mungkin,” ucapnya. Selain itu, MH Said Abdullah juga memediasi keluhan masyarakat tentang jalan. Saat masyarakat mengeluh, Said Abdullah langsung menelpon dinas terkait, Edy Rasiadi. “Kata Pak Edy, anggaran perbaikan jalan ini sudah masuk PAK, 15 April dananya baru turun. Termasuk soal garam, saya sudah komunikasi langsung dengan pimpinan PT Garam, Pak Ustman. Yakinlah bahwa garam masyarakat akan dibeli dengan harga yang lebih layak,” jelasnya. =SYAMSUNI