Majalah Komunikasi UM | Edisi 322 Mei - Juni 2019

Page 1



DAFTAR ISI Di era milenial saat ini perlu adanya suatu inovasi guna bersaing menyongsong industri 4.0. Salah satu cara yang dilakukan oleh Universitas Negeri Malang (UM) adalah membuat sebuah inovasi baru dalam acara akbar Dies Natalis UM ke-65 dan Lustrum XIII yang bertemakan “Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi�. Apa saja rangkaian acara dan makna di balik tema dan logo lustrum kali ini? Simak ulasannya dalam rubrik Laporan Utama!

dok. Humas UM

Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA OPINI 10

21 24 24 Kemolekan Raja Ampat di Pantai Teluk Asmara Ingin mengisi liburan ke pantai? Malang selatan menjadi pilihannya. Pesona raja Ampat di Pantai Teluk Asmara menggoda untuk dijelajahi. Pantai yang masih asri dengan terumbu karang yang indah dan teluk-teluknya akan memanjakan liburan kalian. Simak liputannya di Rubrik Wisata!

UP TO DATE 12 SEPUTAR KAMPUS 13

Mahasiswa bukan hanya dituntut untuk pandai secara akademis, dia harus mampu memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat untuk mengubah pola kehidupan. Mahasiswa D-3 UM ini berhasil ciptakan aplikasi yang ditujukan untuk masyarakat maritim guna mengembangkan potensi usaha para nelayan. Penasaran dengan kisahnya? Yuk, simak ulasannya di rubrik Profil!

PROFIL CERITA MEREKA CURHAT 26 INFO 27

Tiffana Akrab dengan MC

LAPORAN KHUSUS 30 PUSTAKA 31

Menjadi mahasiswa tak menghambat perempuan berparas cantik ini dalam mengaktualisasi diri. Gadis yang biasa disapa Tiffana ini memutuskan untuk terjun di dunia broadcasting. Menumbuhkan percaya diri sejak kecil adalah kunci utama untuk meraih karirnya. Yuk, simak cerita selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!

WISATA RANCAK BUDAYA 34 KOMIK 38 LENSA UM 39

32

32

dok. Pribadi

dok. Pribadi

dok. Pribadi

Ciptakan Aplikasi Kemaritiman, Peduli Nasib Nelayan

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

3


Salam Redaksi

STT: SK Menpen No. 148/ STT: SK Menpen No. 148/ SK DITJEN PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

oleh Mokhammad Nurruddin Zanky

P

uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk menyapa para pembaca sekalian. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya sehingga dapat menjalani segala aktivitas dalam keadaan terbaik. Kesempatan yang luar biasa bisa kembali mengisi salam redaksi di majalah Komunikasi ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengajak semua pembaca untuk merenungi quote kehidupan yang biasa kita dengar “Hidup itu harus terus berjalan, mundur kita terperosok, berhenti kita tertabrak”. Quote tersebut harusnya menggiring pikiran kita untuk terus berubah ke arah lebih baik dari hari ke hari. Namun, kita semua berada pada masalah yang sama, yaitu terbelenggu dengan pola pikir lama sehingga kita sulit menerima keadaan baru. Sementara, keadaan di sekitar kita mengalami perubahan yang luar biasa. Terlebih lagi hadirnya teknologi cyber yang merupakan ciri utama era 4.0 telah mengubah tatanan kehidupan selama ini. Perubahan tersebut tidak hanya dalam bidang teknologi, tapi sudah merambah dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, dan lain sebagainya. Kita saat ini berada pada suatu pertempuran fenomena global yang tidak terlihat. Kompetitor datang dari berbagai arah. Mereka datang dengan cepat dan menerobos regulasi yang berlaku saat ini. Pola pikir linier yang biasanya digunakan oleh incumbent tidak berkutik menghadapi kondisi saat ini. Contoh kecil dari permasalahan ini adalah hadirnya transportasi online. Blue Bird sebagai incumbent transportasi umum yang sudah eksis bertahun-tahun kelabakan dengan dengan hadirnya transportasi online seperti Uber, Grab, Go-Jek, dan lain sebagainya. Tidak ada yang salah dengan manajemen Blue Bird, semuanya berjalan baik-baik saja. Namun, keberadaan transportasi online mampu mendisrupsi keadaan sehingga menggusur keberadaan para incumbent. Adanya fenomena disrupsi ini merupakan ancaman bagi para pemilik mindset linier. Mereka mencoba berlindung di balik birokrasi yang selama ini

dok. Pribadi

Disruptive Mindset di Era 4.0 menguntungkan mereka, tetapi semua itu siasia. Keadaan sudah berubah, masyarakat sebagai pengguna jasa pasti memilih kualitas layanan yang murah dengan berbagai fasilitas yang serba lebih. Begitu pula dengan pusat-pusat perbelanjaan yang dahulu gaungnya begitu luar biasa seperti Ramayana Plaza, Malang Plaza, Mitra Plaza, dan lain-lain. Kini mereka terdisrupsi oleh datangnya perbelanjaan online. Universitas Negeri Malang (UM) sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tanggung jawab menyiapkan peserta didik untuk terjun dalam persaingan selalu berupaya untuk melakukan perbaikan diri. Pada lustrum yang ke 13 dan Dies Natalis ke-65 ini UM mengangkat tema “Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi” yang berarti mempertahankan jati diri positif dengan melakukan inovasi baik dari segi pendidikan maupun nonpendidikan untuk mencapai kualitas yang lebih baik. Sebagai civitas akademika UM mari kita dukung sepenuhnya kebijakan-kebijakan dari UM sebagai upaya perbaikan diri. UM selalu mengingatkan bahwa mahasiswa perlu dibekali kecakapan abad 21 yaitu kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skill); kecakapan berkomunikasi (communication skills); kecakapan kreativitas dan inovasi (creativity and innovation); dan kecakapan kolaborasi (collaboration). Hal ini tidak lain untuk mempersiapkan alumninya untuk bisa eksis dalam persaingan era 4.0. Mari kita selalu motivasi diri kita sendiri, motivasi orang-orang di sekitar kita bahwa kita mampu bersaing di era ini. Mengutip tulisan Reynal Kasali “Motivasi saja tidak cukup yang kita butuhkan adalah strategi untuk membaca where we are and where we are going to”. Bukan saatnya lagi mengunggulkan diri sendiri apa lagi saling menyalahkan jika kita tidak ingin tersungkur di era disruspsi ini. Sudah saatnya kita bersinergi untuk menghadapi kompetitor di luar sana yang sangat luar biasa kekuatannya. Bravo UM tercinta!!! Penulis adalah Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Anggota Penyunting Majalah Komunikasi

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 322

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Ketua Pengarah Kadim Masjkur Anggota Hendra Susanto Ketua Penyunting A.J.E. Toenlioe Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Zulkarnain Yusuf Hanafi Evi Susanti Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Sukamto Tika Dwi Tama Septa Katmawanti Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Azizatul Qolbi Layouter Fitrah Izul Falaq Desainer dan Ilustrator Krisnawa Adi Baskhara Reporter Amey Karimatul Fadhilah Fanisha Amelia Dessy Herawati Cintya Indah Sari Rosa Briliana Umi Nahdhiah Tanzilla Yulia Ageng Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Azril Azi Famba Safira Putri H. Nikmatul Khoiriyah Administrasi Taat Setyohadi Ahmad Mu’am Rini Tri Rahayu Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Kriteria Cerpen dan Komik Krisnawa Adi Baskhara

Assalamualaikum Wr. Wb. Halo, Majalah Komunikasi! Saya ingin bertanya mengenai kriteria cerpen atau komik dalam majalah Komunikasi cetak, apakah ada kriteria dan persyaratan tertentu untuk format penulisannya? Selain itu, untuk cerpen/komik, apakah juga diperbolehkan menulis di majalah Komunikasi online? Sekian pertanyaan dari saya, terimakasih. Semoga majalah Komunikasi UM sukses selalu! Wassalamualaikum. Wr. Wb Mengokohkan kultur akademisi sebari adaptasi dengan millenialisasi

Karina Okta Bella, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan 2016 Waalaikumsalam Wr. Wb.

Cover Story

Hai, Karina, terima kasih atas pertanyaanya. Mengenai kriteria cerpen dan komik bebas. Kami menerima kiriman dengan tema apa saja. Format penulisan cerpen dikirim dengan format .doc, font Times New Roman ukuran 12, dan spasi 1,5. Namun, kami menerbitkan cerpen-cerpen yang menjadi juara di kompetisi penulisan Komunikasi terlebih dahulu baru menyeleksi naskah kiriman pembaca. Sampai saat ini, rubrik cerpen dan komik masih belum tersedia di Komunikasi online, jadi, masih dipublikasikan dalam bentuk cetak saja. Terima kasih

Repro Internet

Salam, Redaksi

Jangan suka menempatkan seseorang pada posisinya, tapi tempatkanlah diri Saudara terlebih dahulu pada posisi yang benar Ahmad Dahlan

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

5


Laporan Utama

Dies Natalis ke-65 dan Lustrum XIII UM:

dok. Humas UM

Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi

Upacara Hardiknas dan launching logo lustrum UM

M

ilenial, merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang sedang terjadi saat ini untuk menyongsong revolusi industri 4.0. Semua hal dapat diakses dengan mudah melalui media internet di manapun dan kapanpun. Berkaitan dengan hal ini, Universitas Negeri Malang (UM) yang memasuki tahun ke-65 telah siap untuk mengikuti perkembangan zaman di era milenial, seperti pada serangkaian acara yang akan digelar UM untuk menyambut dies natalis yang ke-65. Acara dies

6 | Komunikasi Edisi 322

natalis kali ini bertepatan dengan acara lima tahunan, yaitu lustrum. Tahun ini merupakan Lustrum UM yang ke-13 dengan mengangkat tema “Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi�. Adanya tema tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepada khalayak tentang keunggulan yang dimilki oleh UM, baik di bidang kependidikan maupun nonkependidikan tanpa meninggalkan unsur keaslian atau kultur UM yang dulu dikenal sebagai Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Banyak hal berbeda dan menarik yang diangkat pada lustrum kali ini yang


Laporan Utama

berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana perbedaan dan hal menarik yang akan diusung pada Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65 tahun 2019 kali ini, berikut ulasannya. Makna Tema dan Logo Lustrum Tema yang diusung pada peringatan Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65 ini, yaitu “Jaga Tradisi, Bernas Inovasi, Lambungkan Prestasi”. Pemilihan tema kali ini dinilai sangat mewakili tujuan UM sebagai The Learning University. “Sejak awal sudah direncanakan ada enam pilihan topik yang akan diangkat menjadi sebuah tema lustrum, akhirnya oleh rapat pimpinan

terpilihlah tiga frasa yang digunakan saat ini yaitu tema ini”, terang Hendra Susanto, S.Pd, M.Kes., Ph.D., Ketua Pelaksana Acara. Pada setiap frasa terdapat makna yang tersirat di dalamnya. Pertama, frasa “Jaga Tradisi” menyimpan makna bahwa UM yang dulu dikenal sebagai IKIP Malang tetap dijadikan sebagai kultur dan dibawa hingga kini yang telah bertransformasi menjadi UM sejak tahun 1999. Meski telah menjadi universitas, UM diharapkan tetap memajukan IKIP sebagai versi yang lain. Apabila dulu UM hanya berfokus pada bidang pendidikan, kini UM lebih seimbang dan juga berfokus pada research. Kedua, frasa “Bernas Inovasi” merupakan cikal bakal munculnya Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang harus dikejar oleh UM. Inovasi yang harus dikembangkan oleh UM tidak hanya satu jalan pada pendidikan. Bidang nonkependidikan juga harus senantiasa dikembangkan. PUI yang dimiliki pada setiap universitas harus mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh universitas lain. Salah satu hal yang baru-baru ini diciptakan adalah renewable energy. Adanya PUI sebagai partner atau sinergisitas dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), sebab di dalamnya terdapat research, paten, prototype, dan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). “Universitas tidak hanya harus berfokus pada kependidikan tetapi juga nonkependidikan yang berisikan inovasi, seperti kurikulum yang saat ini telah berubah yaitu learning based curriculum atau kurikulum berbasis kehidupan,” tutur dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UM ini. Kurikulum berbasis kehidupan memiliki ruh di mana kependidikan dan research harus berjalan secara beriringan. Kulminasi dari diterapkannya kurikulum ini adalah research dan publikasi harus semakin diperbanyak, serta rangking UM bisa naik di pemeringkatan nasional maupun internasional. Ketiga, frasa “Lambungkan Prestasi” sebagai hasil atau capaian prestasi dari pendidikan, research, dan publikasi yang memiliki landasan kokoh. Salah satu cara menaikkan peringkat UM adalah meningkatkan jumlah research dan publikasi dengan menggandeng partner luar negeri. Saat ini pihak UM telah mewajibkan kepada para peneliti untuk melakukan penelitian dengan berkerja sama dengan orang asing melalui program visiting professor. Harapan dilakukan kebijakan ini tentunya untuk menaikkan publikasi UM. Dengan publikasi yang

semakin naik, prestasi UM akan semakin naik juga. Tema yang diusung ini merupakan hasil dari adanya rapat pimpinan (rapim) yang telah dilakukan di bawah koordinator Wakil Rektor IV, Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd. Tim pelaksana lustrum tahun 2019 diserahkan kepada FMIPA. Tim pelaksana ditunjuk secara bergantian setiap tahun. Tahun sebelumnya yang menjadi tim pelaksana adalah Fakultas Sastra, tahun sekarang FMIPA, dan rencanya tahun selanjutnya adalah Fakultas Ekonomi. “Tahun depan tidak ada serangkaian acara lustrum, hanya Dies Natalis ke-66, mengingat lustrum hanya dilakukan selama lima tahun sekali," ungkap Hendra. Selain adanya makna mendalam di balik tema Lustrum UM ke-13 dan Dies Natalis ke-65, pihak UM juga telah memiliki logo Lustrum. Logo Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65 ini telah di-launching bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada (2/5) silam. Logo yang dilaunching di Stadion Cakrawala UM ini juga memiliki filosofi tersendiri. Logo lustrum ini sebenarnya memiliki filosofi transformasi digital. Warna yang ada pada logo, yaitu warna hijau, kuning, dan biru merupakan warna yang dilandasikan pada The Learning University. Ketiga warna dasar tersebut merupakan harga mati dari UM yang tidak boleh diubah. “Rektor menyarankan, warna branding UM tidak boleh keluar dari warna logo tersebut. Apabila dicermati dengan baik, terlihat bahwa pada angka logo lustrum terdapat bentuk paruh yang berarti angka 1 dan 3 yang menyimbolkan Lustrum XIII. Apabila kedua angka ini digabungkan maka akan menjadi terlihat seperti angka 6, kemudian di belakangnya terdapat angka 5 yang melambangkan adanya Dies Natalis ke-65," jelas Hendra saat ditemui di ruang kerjanya. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa arti dari transformasi dari logo ini menyimbolkan kedua acara yang akan diusung oleh UM, yaitu Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65. Rangkaian Acara Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65 Guna memeriahkan acara akbar ini, pihak UM telah menyusun serangkaian acara yang akan diselenggarakan. Acara yang sudah dikerjakan terlebih dahulu adalah kegiatan dari bidang launching branding. Salah satu tugasnya adalah mengkoordinasi pembuatan logo lustrum dan launching logo. Program ini sudah dikerjakan terlebih dulu dan telah selesai sejak peringatan Hardiknas. Acara kedua dimulai pada Mei sampai Agustus minggu kedua pada

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

7


bidang seni olahraga atau nonakademik bersama tim launching branding. Panitia akan melakukan launching lomba maskot dan desain batik UM. “Kedepan kita akan mempunyai beberapa maskot dan desain batik, hal tersebut seperti filosofi garuda Indonesia yang sudah diorientasikan. Harapannya, pada Agustus nanti sudah muncul pemenang lomba maskot UM dan desain batik”, ungkap dosen jurusan Biologi FMIPA ini. Produksi yang dihasilkan pada pertengahan Agustus sampai akhir September akan di-launching pada acara puncak upacara lustrum pada Jumat pagi (18/9). Semua pimpinan dan undangan dari luar UM akan diberikan batik sebagai seragam beserta maskot dan goodie bag sebagai oleh-oleh. Acara ketiga akan berlangsung pada Oktober minggu kedua. Kegiatan paling banyak pada bidang olahraga. Ada beberapa macam kegiatan seperti jalan sehat, gowes UM Mania, senam aerobik, badminton, tenis meja, tenis lapangan, dan voli. Pada bidang seni budaya akan difokuskan dari tanggal 14-(17/10) yang akan diisi kegiatan talkshow akademik dengan pemateri dari Chief Executive Officer (CEO) Grab atau wakil direktur Grab dan Direktur Bukalapak.com, serta talent show duta kampus yang menjadi satu paket perayaan di malam harinya pada Senin (14/10) mendatang. Tidak berhenti di sana, pagi hari (15/10) akan diadakan seminar akademik tentang laboratorium manajemen. Seminar ini diperlukan sebab UM akan mempunyai research center seperti yang sudah ada di Biologi FMIPA, yaitu lab center Bio technology dan UM halal center. Laboratorium manajemen merupakan cara untuk mengetahui bagaimana memanajemen sebuah laboratorium. Ada pula berbagai acara lain, seperti International Food Festival, International Art & Culture Festival, Fashion Show, workshop rias seni, Ormawa of The Year, serta grandfinal duta kampus. Pada puncak acara nanti akan ada Performing Art Festival dan Loading Art Concerto yang akan dikoordinator oleh Agus Sunandar, S.Pd, M.Sn. Dalam acara ini akan ada fashion show dengan konsep yang sudah ditentukan. “Kalau ingin masuk dan mengikuti acara ini dikenakan biaya masuk berupa harga tiket masuk (HTM) karena rencananya juga akan diundang seorang bintang tamu, yaitu Via Vallen. Acara ini dibuka untuk mahasiswa UM dan kalangan umum,” imbuh pria yang lahir 38 tahun silam ini. Selain itu, hasil lomba desain batik yang sudah dilaksanakan sebelumnya juga akan dipamerkan pada acara tersebut.

8 | Komunikasi Edisi 322

dok. Humas UM

Laporan Utama

Hendra Susanto , S.Pd., M.Kes., Ph.D., saat ditemui di ruang kerjanya

Jumat (18/10) merupakan acara puncak yang akan diisi dengan Upacara Lustrum Orasi Ilmiah. Sampai saat ini panitia masih berusaha mendatangkan seorang speaker, Ilham Habibie. Tokoh tersebut merupakan tokoh tokoh Indonesia yang mempunyai research pada banyak bidang dan di dedikasikan untuk Indonesia. Pada malam harinya terdapat Gebyar Lustrum yang rencananya akan mengundang Kyai Kanjeng yang akan dipadu dan diakulturasikan dengan orkestra dari UM. Semua rangkaian ini merupakan rangkaian acara dari bidang nonakademik yang disebut sebagai Pekan Lustrum. Kegiatan terakhir yaitu launching branding. Saat rapim, tim launching branding diminta untuk membuat beberapa terobosan yang menjadi paten UM berupa brand color, berupa adanya warna yang tidak boleh diubah dari segi apapun. Tim pelaksana launching branding berasal dari Fakultas Sastra yang terdiri dari dosen Desain Komunikasi dan Visual (DKV) bersama mahasiswa dan beberapa tim dari Agus Sunandar. Selain itu, ada buku guideline yang akan dipublikasikan seperti halnya Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI) yang di dalamnya berisi berbagai panduan dalam pembuatan logo, batik, dan aturan-aturan lainnya. Pihak UM juga akan melakukan perbanyakan tim untuk pembuatan videotron seperti yang sudah terpasang di depan masjid UM. “Tujuan adanya lustrum ini agar acara ini menjadi momentum bagi UM agar lebih selaras ke depannya," harap pria dengan senyum ramahnya ketika di wawancara oleh tim komunikasi. Lokasi utama pelaksanaan serangkaian kegiatan lustrum di Graha Cakrawala.

Dalam perhelatan tersebut akan diundang khalayak umum untuk ikut memeriahkan puncak acara Lustrum ke-13 dan Dies Natalis ke-65 UM. Humas UM: Kesiapan Pendukung Acara Lustrum Sudah 1000% Tahun ini lustrum mengambil tema sedikit milenial karena tuntutan era ke depan yang sudah mudah dalam mengakses segala sesuatu. Maka dari itu, kali ini ingin dibuat suatu kegiatan yang membedakan dari tahun sebelumnya, seperti launching maskot. Di mana UM belum mempunyai maskot sampai sekarang, padahal kampus lain sudah memiliki maskotnya sendiri. Maskor ini akan menjadi salah satu ikon millenial kampus dan branding luar negeri. Pada bidang seni, pihak UM menginginkan sesuatu yang berbeda, tidak hanya berupa pameran, tetapi memadukan berbagai macam seni lainnya. Pameran ini merupakan rencana gabungan dari semua invensi, inovasi mahasiswa dan dosen yang akan diberikan stan dan dipasang selama satu pekan lustrum berlangsung. Harapan pertama, adanya pameran ini untuk mengenalkan UM pada khalayak umum. Tidak hanya pameran, tetapi kegiatan di dalamnya dipadupadankan menjadi suatu kultur di UM. Kedua, menarik orang asing atau foreigner. Apabila UM dapat mengafiliasi kerja sama bersama orang asing, maka UM harus membuka diri. Tidak seperti tahun sebelumnya, acara tahun ini mencoba sesuatu yang lebih fresh agar lebih terkenang bagi mahasiswa maupun dosen. Selain itu, terdapat hal yang menarik dalam perlombaan. Tim lomba terdiri dari gabungan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan untuk mewakili setiap fakultasnya. Hal lain yang


Laporan Utama

Logo Lustrum XIII UM

yang akan dilanjutkan dengan seleksi administrasi dan wawancara pada bulan Juni. Para mahasiswa yang terpilih menjadi LO akan berkerja bersama demi terselenggaranya acara ini dengan ruang kerja yang berada di Graha Rektorat Lantai 1. Selain itu, para LO akan bekerja mulai Juni hingga Oktober. "Mudah-mudahan acara yang kita suguhkan itu cocok dengan generasi saat ini, yaitu generasi milineal. Misalnya mendatangkan CEO Grab, Bedah Film Bayu Skak. Kalau dulu pameran pendidikan itu selalu akademik, sekarang juga berbau seni, acara lebih semarak dan tidak garing. Acara ini juga ditujukan bagi seluruh khalayak masyarakat, terutama siswa-siswi SMA," harap wanita yang akrab disapa Yuni ini. Tanggapan Civitas Akademika Adanya berbagai inovasi yang akan dilakukan dalam acara Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65 ini menuai berbagai tanggapan dari civitas akademika. Salah satunya Iis Nanda Pratiwi, ia menyatakan

bahwa dengan adanya inovasi yang akan dilakukan oleh pihak UM dalam acara Lustrum XIII dan Dies Natalis ke-65 dinilai sangat keren. “Tema yang diangkat kekinian sekali, sesuai dengan jamannya. Jaman yang benar-benar menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, berprestasi, dan mampu untuk terus berinovasi,” tambah mahasiswi yang pernah mengikuti beasiswa ke Tiongkok ini. Inovasi tersebut yang dibutuhkan oleh seluruh mahasiswa UM, hal tersebut dikarenakan mahasiswa UM merupakan calon pendidik yang akan mendidik generasi penerus bangsa Indonesia. “Jangan jago kandang saja atau menjadi katak dalam tempurung, gaulnya tidak ada. Lebih mengenalkan UM ke khalayak umum agar lebih dikenal, sehingga tidak salah persepsi menafsirkan UM," harap Hendra Susanto. Ia juga menambahkan, perwujudan tiga frasa yang telah dibuat sesuai tema, akademik dan seni budaya juga harus jalan beriringan.Fanisha/ Tanzilla

dok. Humas UM

juga menarik, di setiap fakultas diwajibkan membuat photospot bertemakan lustrum UM, minimal dua sampai tiga yang nantinya akan dilombakan di Instragam. Perlombaan tersebut akan dinilai oleh orang dari bidang seni dan budaya. “Jadi acara ini dibikin lebih gaul dikit, biar tidak kaku,” ungkap Hendra. Berkaitan dengan hal tersebut, tim Hubungan Masyarakat (Humas) UM juga telah melakukan berbagai persiapan yang matang guna melangsungkan acara akbar ini. Tim Humas mengaku bahwa saat ini masih memilih bintang tamu yang akan didatangkan. "Acara Lustrum ini kan lima tahun sekali, jadi harus bisa menampilkan sesuatu yang berbeda," tutur Drs. Aminarti Siti Wahyuni, Sekretaris Acara. Di samping itu, berbagai kegiatan yang diadakan oleh seluruh unit kerja UM harus masuk dalam koridor lustrum dengan mencantumkan logo lustrum. Misalnya, pada tanggal (24-26/5) ada pameran perubahan iklim kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Panitia pameran tersebut harus menyertakan logo lustrum. Tim acara Lustrum dan Dies Natalis juga telah mempersiapkan rangkaian kegiatan akademik berupa orasi ilmiah, penganugerahan doktor dan profesor baru, pemeringkatan unit kerja, dan The Learning University Award. The Learning University Award ini merupakan acara yang telah dilakukan dua kali dalam Dies Natalis UM, tetapi pada tahun ini indikator penilaiannya lebih berbobot, misalnya terkait jumlah penelitian yang telah dilakukan, jumlah yang terindeks scopus, dll. "Kesiapan dari segi pendukung acara dinilai sudah siap 1000%, tetapi untuk pengisi acara dan bintang tamu ada beberapa yang belum confirm," jelasnya. Pihak humas juga membuka perekrutan liasion officer (LO) yang terbuka secara online kepada 50 mahasiswa yang ingin berpartisipasi menjadi panitia lustrum. Pendaftaran dibuka hingga (30/5)

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

9


Opini

Mahasiswa Baru dan Heterogenitas oleh Margo Teguh Sampurno

P

erguruan tinggi tiap tahunnya meluluskan ribuan sarjana dan mendapat invasi puluhan ribu mahasiswa baru yang datang dari berbagai wilayah di nusantara. Padatnya kota-kota metropolitan dipenuhi oleh sebagian besar mahasiswa yang melingkupi tiap perguruan tinggi di tiap kota tersebut. Adanya kecenderungan mahasiswa baru dalam berinteraksi sosial yang didasari oleh berbagai kesamaan, terkadang muncul benih primordialisme dan etnosentrisme dalam diri seorang mahasiswa baru yang buta dalam melihat perbedaan. Perguruan tinggi yang diibaratkan sebagai miniatur negara, dapat dijadikan wadah dalam memahami Indonesia sebagai kesatuan bangsa. Perbedaan paradigma mahasiswa yang berasal

10 | Komunikasi Edisi 322


Opini

dari kota dan desa, tentu menjadi sebuah persoalan penting apabila tidak dimaknai secara menyeluruh dan adanya sikap saling menerima perbedaan tersebut. Yang lebih memprihatinkan adalah munculnya sikap stereotip terhadap mahasiswa yang berasal dari pulau terluar dan memiliki keragaman yang khas baik dari bahasa, budaya atau pun perilaku. Pemahaman budaya dan analisis psikologi tentunya menjadi bekal utama bagi mahasiswa baru dalam menempuh pendidikannya di perguruan tinggi, dibanding hanya berbekal disiplin keilmuan yang ia kedepankan. Jelas, mahasiswa yang telah masuk perguruan tinggi adalah seorang warga negara dan telah dianggap dewasa bagi masyarakat umum. Sehingga, sebagai seorang warga negara yang berada dalam sebuah miniatur bangsa dan negara atau yang disebut sebagai kampus, harus saling menerima perbedaan tanpa mengedepankan semangat kesukuan ataupun kedaerahan. Persinggungan sedikit saja yang melibatkan unsur SARA, tentu akan mengakibatkan konflik fisik atau tekanan psikis. Kecenderungan ini terlihat ketika kelompok mayoritas sebagai faktor dominan menindas kelompok minoritas, baik secara relasi sosial ataupun diskriminasi perseorangan. Dengan demikian, keanekaragaman dalam lingkungan kampus harus dilihat sebagai sebuah potensi bagi pengembangan diri dan sarana dalam melihat realitas kehidupan yang sesungguhnya. Mahasiswa baru tentu mendapat tugas dan tanggung jawab yang besar apabila ditelaah secara konsep dan aktualisasinya dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Paradigma berpikir menjadi landasan utama bagi seorang mahasiswa baru sebagai tahap awal dalam mengarungi ilmu pengetahuan secara terkhusus sesuai dengan disiplin ilmu yang dikajinya. Modernisme yang mengakar di kota-kota besar sebagai

tempat bagi mahasiswa baru dalam menempuh pendidikannya, tentu akan menjadi tantangan besar bagi proses adaptasi pola hidup dan kecenderungan dalam membangun relasi sosial. Adanya sistem nilai baru, ideologi kelompok, dan merebaknya organisasi kemahasiswaan, baik lingkup intrakampus dan ekstrakampus, harus dipahami secara historis dan kritis untuk menjadi bagian dalam keikutsertaan organisasi tersebut. Independensi mahasiswa hari ini yang cenderung mudah terombang-ambing oleh wacana publik dan media, justru menjadi persoalan dalam pembentukan karakter sebagai agen-agen penerus bangsa. Ambiguitas dalam menetapkan tujuan, terkadang masih menghantui pikiran mahasiswa baru untuk melakukan perubahan bagi dirinya sendiri. Soe Hok Gie (dalam Catatan Seorang Demonstran) pernah berkata, “Saat ini pilihannya cuma ada dua yaitu menjadi apatis atau mengikuti arus, tapi aku memilih untuk menjadi manusia merdeka�. Sehingga, konteks kutipan kalimat tersebut, jika dinarasikan dalam lingkup mahasiswa berdasar pada mahasiswa yang apatis atau mahasiswa yang mengikuti arus. Dua hal tersebut merupakan konsekuensi besar dalam menetapkan tujuan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Independensi mahasiswa terletak pada kata “merdeka� yang secara harfiah, ditekankan pada sikap untuk mengetengahkan pemikiran yang dilandasi oleh cara berpikir kritisreflektif. Ia menjadi merdeka secara pemikiran untuk mengikuti arus atau menjadi apatis. Namun, bukan berarti dua sikap tersebut sebagai sesuatu yang buruk (mengikuti arus atau menjadi apatis), tetapi sebagai asumsi dasar dalam bersikap. Mahasiswa yang merdeka secara pemikiran, akan menelaah secara mendalam untuk tidak terombang-ambing dengan kondisi ataupun opini publik yang hadir dalam dirinya. Merebaknya post-truth sebagai strategi

dalam mengemas berita bohong (hoaks) untuk dijadikan sebuah kebenaran publik, tentu berpengaruh besar terhadap asumsi mahasiswa bahkan masyarakat dalam melihat sebuah kebenaran. Istilah post-truth yang menggambarkan sebagai suatu keadaan dimana fakta kurang dapat berperan dalam menggerakkan kepercayaan umum dibanding dengan kondisi emosi dan kebanggaan tertentu (agama, kelompok, dan kepentingan publik). Sehingga dalam hal ini, media sosial sebagai faktor utama dalam menggiring opini publik sesuai kebutuhan dan kepentingannya. Postingan media di Instagram, Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya, menjadi sarana utama untuk melancarkan kepentingan individu dan kelompok untuk saling melemahkan dan menyajikan kebohongan yang dipoles sebagai sebuah pembenaran publik. Kondisi semacam ini tentu sangat berpotensi dalam menciptakan perpecahan dan perilaku saling curiga karena didasari oleh emosi dan kepentingan tertentu dibanding dengan fakta yang sebenarnya. Tentu, sebagai mahasiswa baru dengan bekal intelektualnya, harus memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan bagi dirinya untuk bersikap, baik berupa pemberitaan/postingan media sosial ataupun pola komunikasi dengan mahasiswa baru lain atau mahasiswa senior lainnya. Karena di sinilah letak independensi bagi seorang mahasiswa untuk bersikap. Sebagai penutup tentunya hakikat bagi mahasiswa untuk melihat keanekaragaman/heterogenitas dalam lingkungan atau sekitar kampus tempat ia menempuh pendidikannya, harus meningkatkan budaya literasi (membaca) dan selalu memperbaiki diri untuk terus mengembangkan potensi hard skill dan soft skill sebagai bekal ketika lulus nantinya. Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Juara Harapan 1 Penulisan Opini Majalah Komunikasi

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

11


dok. Panitia

Up to Date

Foto bersama seusai menggelar dialog dengan media massa di Malang

"Gemakarsata" UM Pacu Mahasiswa Miliki Positive Output

S

enin (20/5), bertepatan dengan 15 Ramadan 1440 Hijriah, Universitas Negeri Malang (UM) melangsungkan penguatan jalinan kerja sama dengan media massa di Kota Malang. Sebanyak 25 tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut berasal dari internal dan eksternal UM. Acara yang berlangsung di Graha Rektorat UM lantai 1 ini merupakan wujud keterbukaan UM sebagai perguruan tinggi yang terus meningkatkan kualitasnya sebagai salah satu perguruan tinggi bergengsi di Kota Malang. Seperti pernyataan yang dilontarkan Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi'uddin, M.Pd., dengan adanya keterbukaan ini diharapkan semakin gencar publikasi pers, baik dari internal maupun eksternal UM. Publikasi yang coba untuk dinaikkan oleh UM meliputi kegiatan-kegiatan yang ada di UM. Selain itu, pers juga diharapkan menjadi pengawas kegiatankegiatan positif yang berlangsung di dalam kampus. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud seperti kompetisi atau penghargaan yang melibatkan minat mahasiswa di bidang ilmiah, seni, dan

12 | Komunikasi Edisi 322

olahraga. Acara yang diselenggarakan oleh Humas UM ini juga salah satu wujud muktamar UM mengenai program "Gerakan Mahasiswa Berkarya-Satu Karya Dalam Setahun" (Gemakarsata) yang mulai digalakkan UM. Sesuai dengan namanya, program ini adalah salah satu upaya UM memompa kreativitas mahasiswanya agar memiliki positive output. Tiap mahasiswa diharapkan memiliki luaran untuk mendongkrak publikasi karya mahasiswa UM agar lebih dikenal masyarakat luas, khususnya di Kota Malang. Rofi’uddin menegaskan, program ini tidak dikenai sasaran khusus terkait partisipannya. Artinya, seluruh mahasiswa aktif UM bisa menjadi peserta dan menerbitkan, setidaknya satu karya dalam setahun sesuai bidang ilmunya. Ia juga menjelaskan bahwa program ini tidak akan dimasukkan ke dalam satuan kredit semester (SKS) karena akan membebani capaian belajar mahasiswa. Kebijakan ini dinilai sebagai strategi nilai tambah yang dapat memacu keinginan mahasiswa UM untuk mendapat peluang menjadi lulusan terbaik akademik maupun nonakademik.

Keseluruhan karya tersebut nantinya dapat menjadi salah satu persyaratan akademis ketika mengurus yudisium. Mahasiswa dapat menggunakannya sebagai isian Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang mulai diberlakukan tahun ajaran 2019/2020 ini. "Setiap lulusan di UM nantinya akan punya satu sertifikasi pendamping ijazah yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikat, agar ketika terjun di masyarakat, sertifikat tersebut bisa menjadi nilai tambah lulusan yang menjawab kebutuhan yang ada di masyarakat," tegas Dosen Bahasa Indonesia Pascasarjana ini. Terkait program Gemakarsata, Rektor UM dua periode ini berharap program tersebut dapat menjadi identitas atau ciri khas tiap-tiap jurusan dan program studi (prodi) yang ada di UM. "Sebanyak 119 prodi, diharapkan masing-masing di antaranya menjadi spesialis dalam bidangnya dan hal ini yang perlu ditonjolkan dari UM," imbuhnya. Setelah dibuka dialog antara pimpinan UM dan perwakilan media massa yang hadir, acara yang berlangsung selama 45 menit ini dilanjutkan dengan sesi foto dan buka bersama. Bunga


Seputar Kampus

BEM FIS Adakan Open Casting Jelang FFMI setiap tahunnya. “Sudah sejak lama kita sadar bahwa di FIS ini cukup banyak anak yang berbakat atau mempunyai talenta dalam bidang perfilman. Kemarin dari kemahasiswaan fakultas pun memberikan informasi mengenai tawaran mengikuti FFMI ini. Jadi, tidak ada salahnya kami mencoba untuk berkarya dan turut berpartisipasi,” ujar Ganiswara Aditya, Penanggung Jawab open casting dan proyek pembuatan film ini. Selanjutnya, pemuda yang akrab disapa Ganis tersebut mengungkapkan bahwa open casting hanya dilakukan untuk menjaring bakat mahasiswa FIS dalam seni peran. Sementara itu, untuk persoalan ide cerita, penulis skenario, kameramen, dan kru lainnya telah dibentuk. Persyaratan menjadi produser, sutradara, dan penulis skenario film yang hendak diikutsertakan dalam FFMI harus berstatus sebagai mahasiswa aktif. Setelah pelaksanaan casting, film akan mulai diproduksi pada akhir Mei. Film

yang sudah selesai diproduksi harus diunggah ke YouTube dan dikirim file-nya sebelum 15 Juni 2019. Saat diwawancara kru Komunikasi, Ganis menyatakan bahwa film yang akan diproduksi adalah film pendek mengenai kehidupan kampus dan mahasiswa dengan tetap berpedoman pada tema “Indonesia Gemilang”. Sayangnya, penyelenggara dari BEM FIS mengaku bahwa penyebaran informasi adanya open casting ini dirasa kurang maksimal. Hal itu dikarenakan casting berlangsung pada Jumat terakhir sebelum libur semester. Namun, proses casting tetap berjalan dengan lancar dan kondusif. “Harapan saya dan rekan-rekan tentunya, setelah pembuatan film ini berhasil, FIS bisa membentuk BKT Perfilman. Dengan demikian, bakat anak-anak yang begitu luar biasa dalam videografi dan perfilman di FIS mempunyai wadah yang memadai. Karena meskipun kami bukan anak perfilman, tetapi kami juga mempunyai kreativitas dalam bidang seni,” ujar Ganis. Azril

dok. Panitia

I

dentik dengan aksi-aksi sosial atau politik, kali ini para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang (UM) mencoba unjuk kebolehan di pagelaran Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) 2019. Berbagai per­­siapan pun dilakukan, salah satunya dengan mengadakan open casting yang difasilitasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS, Jum’at (10/5) di ruang BEM FIS. FFMI merupakan festival film mahasiswa yang digelar setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Tema FFMI kali ini ialah “Indonesia Gemilang” dengan ketentuan jenis film pendek/fiksi berdurasi maksimal sepuluh menit. Dengan diselenggarakannya FFMI ini, diharapkan mahasiswa Indonesia dapat berekspresi dan mengaktualisasi diri dalam bidang perfilman, mampu membentuk pola pikir, sikap dan perilaku positif, serta cinta tanah air melalui tema-tema yang diusung di

Memantau berjalannya open casting

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

13


Seputar Kampus

dok. Panitia

KKN PPL Thailand: Gali Pengalaman di Negeri Gajah Putih

Para peserta bersama para dosen seusai pembekalan di Fakultas Sastra

P

engalaman yang berbeda akan dirasakan 23 mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Program Pengalaman Lapangan (KKN PPL) di Thailand. Jumat (10/05) delegasi KKN PPL Thailand Universitas Negeri Malang (UM) berkumpul di Ruang Sidang Gedung E7 Lantai 2 Fakultas Sastra UM. Mereka berasal dari Fakultas Sastra (FS) sejumlah 19 mahasiswa, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang masing-masing mengirim dua mahasiswa. Dalam pelepasan tersebut, Dekan Fakultas Sastra, Prof. Utami Widiati, M.A., Ph.D. berpesan agar para mahasiswa peserta KKN PPL menjaga diri dan nama baik saat di Thailand. Tak luput, mahasiswa juga diberi gambaran kondisi di sana. Selama lima bulan, mulai 13 Mei hingga 15 Oktober 2019, 23 mahasiswa UM tersebut disebar di beberapa sekolah yang terdapat di Songkhla, Yala, Pattani, dan Krabi. Dalam pelaksanaan KKN PPL Thailand, tentunya mahasiswa memiliki tantangan lebih banyak dibanding melaksanakan KKN

14 | Komunikasi Edisi 322

dan PPL di negeri sendiri. Bagaimana tidak, mahasiswa akan mengajar siswa yang notabene tidak bisa berbahasa Indonesia dan minim kemampuan berbahasa Inggris. Namun, materi pembelajaran harus tetap tersampaikan. Selain mengajar secara formal di sekolah, mahasiswa juga melatih keterampilan seperti mengaji, ekstrakurikuler, dan menyiapkan peserta didik dalam ajang perlombaan antarsekolah. Sebelum keberangkatan pada (12/5), UM telah mengadakan pembekalan selama dua minggu, meliputi kebudayaan Thailand dan bahasa Thailand oleh alumni KKN PPL Thailand serta mahasiswa UM yang berasal dari Thailand. Wakil Dekan I FS, Dr. Primardiana Hermilia Wijayati, M.Pd. menerangkan, dalam menentukan peserta, telah diadakan seleksi melalui pengumpulan formulir dan wawancara. Dalam seleksi tersebut aspek yang dinilai yaitu wawasan kebangsaan, kemampuan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab, ketangguhan, dan kemampuan mengajar. “Mahasiswa bisa mengajar murid

dalam bahasa Inggris dengan segala macam permasalahan yang bisa jadi beda sekali dengan keadaan di Indonesia,” tuturnya. “Pengembangan diri mahasiswa lebih optimal ketika mereka punya kesempatan menghadapi tantangan hidup lebih berat.” tambahnya. Selain UM, KKN PPL Thailand juga diikuti oleh beberapa perguruan tinggi lain seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Universitas Islam Malang (Unisma), dan beberapa perguruan tinggi lain. Di UM, KKN PPL Thailand berjalan sejak Tahun 2015, berawal dari kerja sama rektor dengan Abroad Alumni Association of Southern Border Provinces atau Badan Alumni Internasional Thailand Selatan. “Manfaatkanlah semua kesempatan yang ditawarkan oleh UM di luar kuliah supaya ketika lulus kemampuan dirinya sudah lebih banyak,” pesan Prima ketika diwawancarai oleh kru komunikasi. Pengalaman memang menjadi bekal yang baik di masa depan nanti. Diah


Seputar Kampus

U

mata. Tak hanya itu, grup Akasia band dari Laboratorium Sastra (Labostra) UKMP turut unjuk gigi. Saat diwawancara oleh kru Komunikasi, Radix menjelaskan bahwa kali ini ada hal yang berbeda. “Kalau tahun sebelumnya sehabis doa bersama dan pensi langsung bagi-bagi makanan ke UKM lain di UM, tahun ini mereka diundang dan acaranya pastinya lebih meriah dan lebih ramai,” jelas mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini. Sebagai ketua pelaksana, ia juga mengaku Dirgahayu UKM Penulis ke-37 bermakna spesial baginya lantaran besarnya partisipasi yang diberikan oleh seluruh keluarga UKMP. “Kalau menurut saya yang spesial dari HUT kali ini partisipasinya sangat banyak dari alumni, anggota UKMP dan tamu,” ujar Radix. Pria asli Pujon ini juga mengutarakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wadah bagi setiap anggota organisasi untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lain. “Kami berusaha mempromosikan sebagian anggota baru UKMP untuk menjadi panitia acara, sehingga mereka tidak sungkan untuk berinteraksi dengan anggota UKMP yang lainnya,” tuturnya. Ia juga berharap UKMP semakin produktif dalam berkarya dan senantiasa menjaga kekompakan dalam berorganisasi. “Harapan saya semoga UKMP semakin produktif, berprestasi dalam berbagai hal, semakin kritis, peduli dengan hal-hal di UM, regional, maupun nasional, dan semakin kompak,” pungkas Radix. Irkhamin

dok. Panitia

Peringatan HUT UKMP Eratkan Tali Keluarga

nit Kegiatan Mahasiswa Penulis (UKMP) Universitas Negeri Malang (UM) memperingati hari ulang tahunnya pada Jumat (3/5). Bertajuk "Dirgahayu UKM Penulis ke-37", perayaan digelar mulai sore hingga malam. Suasana meriah dan penuh sukacita mengiringi pembukaan acara. Berlokasi di Panggung Trapesium kegiatan dibuka dengan doa bersama dan disambung dengan pemotongan tumpeng oleh ketua umum UKMP, Ahmad Syaifuddin. Dilanjutkan dengan yasinan dan istigasah, acara ini pun nampak khusyuk. Mengangkat tema "Cipta Rasa dalam Keluarga" turut hadir pula demisioner pengurus UKMP pada peringatan ini. Radix Fajarivandy, ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan, pemilihan tema tersebut menjadi harapan agar semakin bertambah rekatnya hubungan keluarga UKMP. “Iya kita mencoba merekatkan kembali dan memberi ruang anggota-anggota baru berkenalan dengan anggota diklat lama, demisioner, dan alumni,” ungkap pria yang akrab disapa Radix. Waktu menunjukan malam hari saat pentas seni dimulai. Penampilanpenampilan seperti pembacaan cerpen, menyanyi, dan musikalisasi puisi mengisi dinginnya malam. Tak hanya dari kalangan UKMP, UKM lain seperti Opus 275 turut berpartisipasi dalam pentas seni. Membawakan lagu Cinta Luar Biasa milik Andmesh Kamaleng, grup Opus 275 berhasil menghipnotis puluhan pasang

Yasinan dan istigasah di Panggung Trapesium

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

15


UKM German Suarakan Aksi Kesehatan di CFD nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Mahasiswa Anti Napza (German) Universitas Negeri Malang (UM) sukses selenggarakan edukasi bahaya rokok konvensional bagi masyarakat pada Peringatan Hari Tanpa Tembakau (Hartem), Minggu (5/5). Sosialisasi yang digelar di Jalan Ijen saat car free day ini mendapat sambutan cukup baik dari masyarakat. Peringatan Hartem selalu menjadi ajang bagi anggota UKM German untuk menyuarakan aksi kesehatan serta menjaga diri dari bahaya rokok. “Jadi, Hartem ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat bahwa bahaya merokok tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga orang-orang yang ada di sekitarnya, termasuk orang yang dicintai,” jelas Helwa, Ketua UKM German. Selain sebagai sarana edukasi, sosialisasi tentang bahaya rokok juga terbukti mampu menciptkan generasi yang sadar akan kesehatan, misalnya

U

16 | Komunikasi Edisi 322

dengan menghindari penggunaan rokok. Pada sosialisasi tentang bahaya rokok konvensional ini, UKM German menggunakan cara yang terbilang unik. Para penggiat tidak serta-merta menyuruh perokok untuk mematikan rokonya. “Jadi untuk mengedukasi masyarakat yang kita lakukan awalnya berbincang-bincang dengan perokok tentang bahaya rokok, lalu kami mematikan rokok tersebut dengan permen, ya meskipun tidak jarang ada yang menolak untuk mematikan rokoknya,” jelas Helwa. Selain itu, yang terpenting adalah keberanian, niat yang kuat, serta kesiapan dari para penggiat karena pada praktiknya akan terjadi hal-hal yang tidak terduga. Para penggiat dari UKM German ini adalah anggota-anggota yang sudah dibina serta dibekali ilmu-ilmu untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya rokok konvensional. Selain itu, mereka adalah mahasiswa yang sudah mengikuti diklat yang diadakan oleh UKM German. Diklat ini bertujuan untuk membina mental para penggiat agar siap menerima berbagai

dok. Panitia

Seputar Kampus

Berbincang bersama perokok di CFD

situasi yang mungkin terjadi ketika sedang melakukan sosialisasi atau edukasi kepada masyarakat. Sosialisasi bahaya rokok ini sangat penting bagi masyarakat karena masih banyak sekali yang belum menyadari tentang bahaya rokok untuk masa depan generasi muda. “Buat yang masih merokok, ayo kita tingkatkan kepedulian kita terhadap orang-orang tercinta dengan cara mengontrol penggunaan rokok di tempattempat tertentu, tetapi alangkah lebih baik jika mulai mengurangi bahkan berhenti untuk merokok,” pesan Helwa kepada para perokok aktif. Selain itu, perokok pasif hendaknya juga mengingatkan kepada perokok aktif untuk tidak merokok di tempat-tempat umum. Ke depan, para penggiat dari UKM German diharapkan mampu menjadi kader yang berguna dan­­bermanfaat bagi masyarakat untuk memberikan edukasi dalam bidang kenapzaan. Safira


Seputar Kampus

Baru Seumur Jagung, Chesster UM Sabet Juara 1

C

menang,” ungkap Wika. Dari sana ia dapat memastikan peluang bagi timnya sebelum pertandingan dilangsungkan. “Jadi, buat tim saya sendiri saya pastikan sebelum main, yang megang hitam dari tim saya diusahakan menahan draw dan yang mencari poin itu yang memegang putih dari tim kami,” imbuhnya. Ada kesan tersendiri bagi pria berkacamata ini saat turnamen saat bertemu lawan kuat dan berhasil mengalahkan demi mengharumkan nama UM. “Yang paling berkesan saat melawan UB (Universitas Brawijaya, red.), karena UB dari tahun lalu selalu kuat dan atlet Jawa Timur kebanyakan di UB,” tutur Wika. Ditambahkan olehnya bahwa semangat juang dari temanteman menjadi motivasi lebih untuk bisa menyisihkan lawan. “Semangat juang teman-teman, karena mainnya bersamaan, jadi membuat saya semangat dalam mengalahkannya,” ulas Wika. Sebelum ikut dalam perlombaan, persiapan seperti latihan rutin pun dilakukan. Tidak asal pilih pemain, ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi anggota UKM Catur jika ingin mengikuti kompetisi. Diterangkan

oleh Wika yang juga Kepala Bidang Kepelatihan bahwa kehadiran dalam setiap latihan juga menjadi penentu. “Dilihat dari setiap proses latihan, jadi di UM tidak asal ambil anak suruh main. Ada persyaratan tertentu dan harus hadir saat latihan, karena faktor kehadiran juga sangat diperlukan buat kemungkinan diberangkatkan atau tidaknya,” jelas pria asli Surabaya ini. Bagi Wika catur bukanlah hal baru. Ia mengenal Catur sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Tak hanya bermain sekadarnya, ia juga pernah mengikuti kompetisi catur pada Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) ketika masih duduk di bangku sekolah. Orang tua yang selalu mendukung hobinya bermain carut dinilai sangat berpengaruh. Diakui oleh Wika, berkat dukungan kedua orang tuanya ia bisa berprestasi seperti saat ini. Irkhamin

dok. Panitia

hesster UM, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Catur Universitas Negeri Malang (UM) kembali ukir prestasi. Tim Chesster UM berhasil mengharumkan nama UM pada Petra Chess Competition (PCC) 2019, sebuah kompetisi catur nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Petra pada (10-11/5). Tim UM berhasil menyabet Juara 1 kategori regu usai menumbangkan tim catur dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sebelumnya, pada kompetisi serupa UKM yang baru diresmikan tahun 2018 ini berhasil meraih peringkat dua. Tim ini beranggotakan Achmad Luthfi Rahman, S-1 Penjaskes; Adi Surya, S1 Penjaskes; Farhan Yunus A., S-1 Pendidikan Matematika dan Wika Hardiyanto, S-1 Teknik Informatika. Tak terkalahkan selama enam babak, diakui oleh anggota tim, pengaturan strategi seperti penempatan posisi sangat diperlukan. “Pintar-pintar main feeling buat ngatur posisi. Misalnya dari tim lawan ada yang mainnya bagus, biasanya dia memegang buah putih, karena putih kan jalan pertama dan diutamakan

Wika (berkacamata) bersama timnya saat menerima piala

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

17


Seputar Kampus

dok. Panitia

Pelatihan Karakter melalui Alquran Camp

Peserta Alquran Camp bersama panitia seusai Wisuda Quraniyyah

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Alquran Study Club (ASC) menggelar Wisuda Quraniyyah di tengah kedamaian bulan suci Ramadan, (22/5). Sebelumnya, pada (11/5) UKM ini telah menyelenggarakan Alquran Camp bagi para kadernya untuk memperbaiki karakter diri. Alquran Camp diibaratkan sebagai pesantren kilat yang berlangsung selama 12 hari di Klub Bunga Regency, Batu. Dalam kegiatan tersebut ada berbagai program untuk pelatihan diri, mulai dari baca Alquran hingga pemberian ilmu-ilmu fiqih. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Hiasi Bulan Suci dengan Jiwa Qur’ani Menuju Generasi Rabbani”. Tema ini dipilih karena Ramadan adalah bulan yang spesial, apalagi jika dihiasi dengan lantunan kalam ilahi. Harapannya, kegiatan ini akan melahirkan generasi rabbani, generasi pecinta Alquran. Salah satu program yang dilaksanakan yaitu hafalan juz 30 selama 12 hari. Selain program menghafal, peserta juga diajari ilmu tajwid. Materi ketajwidan di berikan supaya para santri tidak hanya hafal, tetapi juga mengetahui tata membaca Alquran dan makhroj huruf yang benar. Mereka juga dibiasakan lebih mencintai Alquran dan menjadikannya sebagai pedoman dalam melakukan segala aktivitas. Peserta juga diajarkan bahwa Alquran tidak hanya sebagai pegangan hidup, tapi juga bagian dari hidup mereka. “Tidak hanya bersumber dari Alquran, pedoman dalam hidup juga diajarkan melalui ilmu fiqih dan ilmu tauhid,” tutur Nurul Mufaziroh, pembina ASC. Selain menghafal dan belajar Alquran, materi fiqih juga diajarkan agar peserta memahami ilmu-ilmu fiqih yang selama ini kurang dipahami, padahal sejatinya penting. Seperti fiqih bab salat, puasa, haji, zakat, pernikahan, dan bagi perempuan ada fiqih bab haid. Peserta juga dilatih bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai daerah. Seperti di pondok, satu kamar diisi enam hingga tujuh orang. Secara tidak langsung, kegiatan ini juga melatih pendidikan karakter karena harus jauh dari orang tua, mandiri,

18 | Komunikasi Edisi 322

mampu beradaptasi, berperilaku sopan dan santun, serta dilatih untuk salat malam dan salat berjamaah setiap waktu. Bukan hanya mahasiswa UM yang antusias dalam acara ini, beberapa dari mereka adalah mahasiswa dari luar UM dan masyarakat umum. Bahkan, dalam acara ini ada yang jauh-jauh dari Maluku, Tuban, Kediri, dan daerah lainnya. Mereka sangat antusias dan menyukai program ini. Salah satu orang tua berpendapat bahwa UM hebat bisa membuat acara seperti itu. Setelah acara ada santri yang meminta agar kegiatan seperti ini dilaksanakan lagi tahun depan. Menurut Nurul selaku koordinator BTQ, acara ini tidak hanya sekadar bagus, tapi juga memberikan pendidikan karakter kepada para peserta. “Selama 12 hari berada di sana sangat senang bahkan sempat terharu dengan antusias para orang tua yang mengantarkan anaknya ke sana, ingin anaknya belajar Alquran dan para orang tua mempercayai pengurus dan berharap kegiatan ini bisa membuat anaknya bisa menjadi anak yang baik karakternya dan cinta Alquran. Kami selaku pengurus berusaha memberikan yang terbaik selama kegiatan ini. semangat para peserta yang luar biasa, membuat saya menjadi semangat untuk mengurusi kegiatan ini,” ungkap Nurul. Ia juga mengaku banyak pengalaman dan pelajaran yang didaptkan. “Karena kegiatan ini baru pertama kalinya kami laksanakan. Dengan tangan kosong dan hanya berbekal basmallah mari meraih jannah. Berbekal basmallah kami nekat dengan niat untuk mensyiarkan Alquran, membuat Alquran menjadi sahabat mahasiswa,” tambahnya. Kegiatan tersebut diakhiri dengan acara Wisuda Quraniyyah. Tak jarang para peserta meneteskan air matanya karena acara telah berakhir. Pendiri UKM ASC, alm. Ustadz Syafa’at pernah berkata bahwa barang siapa yang merawat Alquran maka ia akan dirawat oleh yang punya Alquran. “Insyaallah, selama kita ikhlas dalam mengerjakan urusan akhirat kita, Allah mudahkan segala urusan kita di dunia,” tutup Nurul. Cintya


dok. Panitia

Seputar Kampus

Berbagai Kejutan Warnai Hari Jadi Taekwondo

R

ayakan hari jadi yang ke-38, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo (TKD) Universitas Negeri Malang (UM) mendapatkan berbagai kejutan. Kejutan tersebut datang dari tim TKD yang berhasil meraih 12 medali emas dalam Kejuaraan Taekwondo Piala Walikota Surabaya 2019 pada (19-21/4). Perolehan medali ini menjadi kado spesial bagi mereka. Dengan bimbingan dari empat pelatih UM, Karina Permatasari, Alvan Nahari, Donna Novianto, S.Pd., dan Ahmad Bagus Perkasa, S.Pd., tahun ini UM mengirimkan 30 atlet terbaiknya untuk berlaga di atas matras merah-biru. Mereka terdiri dari 16 atlet kyorugi (tarung) dan 14 atlet poomsae (seni). Dilaksanakan di GOR Giri Loka UPN Veteran, Surabaya, kejuaraan ini diikuti oleh atlet taekwondo se-Jawa Timur (Jatim) dan juga empat provinsi invitasi dari luar Jatim. Kabar yang sangat tidak diharapkan juga datang dari atlet yang berjuang di kejuaraan tersebut. Galih Katon Pamungkas, salah satu atlet kyorugi mengalami patah tulang tangan. Meskipun demikian, Galih mengaku tidak kapok untuk mengikuti pertandingan TKD di kejuaraan selanjutnya. Pendamping UKM, Dr. Sapto Adi, M.Kes. mengingatkan, dalam mencapai sebuah cita-cita memang dibutuhkan usaha keras, pengorbanan, dan rencana yang terstruktur. “Harus ada targettarget yang terus diusahakan untuk diraih, tidak ada kata menyerah dan harus terus berlatih,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Kejutan lain datang saat perayaan HUT UKM yang bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Memanfaatkan momen ini, UKM TKD mengadakan “UKM Berbagi” untuk melatih kepekaan sosial dan rasa peduli terhadap sesama. Dengan memakai jaket abu-tosca dan membawa kerdus-kerdus berisi takjil, mereka siap menyebar ke beberapa titik di Kota Malang. Tidak berhenti di situ, acara syukuran dilaksanakan di hari berikutnya. Ketua Pelaksana, Iffa Maisyaroh mengkoordinir acara dengan teratur. Acara puncak HUT UKM TKD ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum UKM TKD, Teguh Prasetyo, mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan. Dihadiri oleh pengurus, demisioner, dan para pelatih, acara ini berlangsung lancar dan penuh kehangatan. Perayaan malam itu berubah mengharukan ketika dua sabeumnim (pelatih, red.), Ahmad Bagus dan Karina berpamitan kepada seluruh anggota UKM untuk tidak melatih sementara waktu karena harus fokus mengejar cita-cita mereka. “Tetap rajin dan jangan bosan-bosan latihan. Semoga lelah dan keringat kalian menjadi berkah dan mendapat balasan dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya,” pesan Ahmad Bagus kepada para atlet dan pengurus. Doa dan harapan pun dipanjatkan dengan sepenuh hati demi kebaikan mereka dan UKM TKD ke depannya. Di balik itu semua, para atlet, pelatih, dan pengurus UKM mencoba untuk terus berbagi dan menjalin silaturahmi walau nanti bulan suci telah berganti.Nilam

Anggota UKM Taekwondo bersama para pelatih

“Tetap rajin dan jangan bosanbosan latihan. Semoga lelah dan keringat kalian menjadi berkah dan mendapat balasan dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya,”

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

1719


Seputar Kampus

dok. Panitia

Adjunct Professor: Tingkatkan Publikasi dan Kerja Sama dengan Universitas Luar Negeri

Penyerahan penghargaan oleh Rektor UM

D

alam rangka peningkatan kapasitas, publikasi internasional dan ranking di level nasional maupun internasional, Universitas Negeri Malang (UM) memberikan sebuah gelar adjunct professor pada dosen dari luar negeri. Adjunct professor adalah gelar yang diberikan kepada seorang associate professor, profesor, atau pakar suatu keilmuan tertentu yang berjasa bagi pengembangan UM. Penganugerahan gelar adjunct professor didasarkan pada pasal 25 ayat (1) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 12 tahun 2018 tentang Statuta UM. Di dalamnya disebutkan bahwa UM dapat memberikan penghargaan kepada seseorang, kelompok, dan/atau lembaga yang telah berjasa, berprestasi, dan/atau berdedikasi dalam penyelenggaraan dan pengembangan UM. Selanjutnya, penganugerahan gelar adjunct professor di UM diatur dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 9 tahun 2019. Sebelum peraturan tersebut diresmikan, pada tahun 2017 UM telah memberikan gelar adjunct professor kepada Prof. Hadi Nur. Pengangkatannya dilakukan pada (29/08/2017) di Aula Gedung A3. Ia adalah

20 | Komunikasi Edisi 322

direktur pusat penelitian sekaligus dosen kimia di Universitas Teknologi Malaysia (UTM). Sejak bergabung dengan UM, ia sudah menyumbangkan lima judul penelitian yang diafiliasi dengan nama UM. Terobosan yang dilakukan oleh UM ini secara tidak langsung mempererat hubungan antara UM dengan UTM. Untuk mendapatkan adjunct professor, diperlukan beberapa persyaratan, di antaranya memiliki pengalaman pengajaran, penelitian, dan pelayanan/kemitraan paling sedikit lima tahun, memiliki pengalaman menjadi anggota tim kerja sama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di perguruan tinggi, memiliki publikasi ilmiah paling sedikit tiga artikel sesuai bidang keilmuan pada jurnal internasional; dengan ketentuan dua artikel sebagai penulis utama dan/atau penulis korespondensi; atau tiga karya seni monumental/design monumental bagi dosen di bidang seni, dan memiliki karya ilmiah yang sudah diakui secara internasional dengan h-indeks paling rendah enam. Setelah menerima gelar adjunct professor seorang guru besar harus bersedia menandatangani perjanjian kinerja yang

menyatakan siap memberikan kontribusi dalam pengembangan UM, khususnya dalam percepatan publikasi ilmiah internasional pada periode tertentu sesuai kesepakatan. Gelar adjunct professor berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan calon penerima dengan UM. Seorang guru besar yang mendapatkan gelar adjunct profesor memiliki kewajiban meningkatkan publikasi internasional UM dengan mencantumkan afiliasi UM pada karyanya, memberikan masukan dan arahan terhadap dokumen perencanaan dan pengembangan kelembagaan UM, meningkatkan kualitas jurnal UM, meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian UM, meningkatkan jumlah dan kualitas kerja sama luar negeri dengan UM, mempercepat inovasi UM, serta memberikan kuliah bersama dosen UM. Pengangkatan dan penganugerahan gelar adjunct professor diselenggarakan dalam upacara akademik yang dipimpin oleh rektor. Dengan adanya pemberian gelar adjunct professor ini mampu menjadikan UM lebih maju dalam publikasi dan lebih dikenal di ranah nasional maupun internasional.Nikma


Profil

Ciptakan Aplikasi Kemaritiman, Peduli Nasib Nelayan

Nama : Septiana Indriani Kusumaningrum (Indri) TTL : Pati, 06 September 1999 Riwayat Pendidikan: SDN BERMI 02 (2005-2011) MTsN Gembong (2011-2014) SMKN 01 PATI (2014-2017) D-3 Ilmu Akuntansi Probis UM (2017-sekarang) Riwayat Organisasi: - Anggota Bersama Berbagi Kabupaten Pati -Saka Kalpataru Kabupaten Pati sebagai pemangku adat - anggota BPUN Pati -Anggota Divisi Debat IPRI UM -Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi sebagai wakil ketua umum - Sahabat Anak Kanker Chapter Malang sebagai relawan aktif - Anggota Simple FE UM - HMJ Pendidikan Vokasi sebagai anggota keorganisasian - Ikatan Mahasiswa Berprestasi UM sebagai koordinator bidang penalaran

“Jangan resah, biarlah berjalan mengikuti alurnya,

Jangan takut, agar ketakutanmu tidak menguasamu,

Jangan berhenti, karena kamu tidak bisa mencapai apa yang seharusnya kamu capai,

Terus belajar, karena dengan belajar kita akan tahu,

Terus berdoa dan pasrahkan, karena doa yang begitu menenangkan.�

-Septiana Indriani K .-

dok. Pribadi

Bangga saat berhasil membawa pulang piala

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

21


Profil

• Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional • Trunujoyo Economic Event (2018) • Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional • Jember Social and Political Days (2018) • Mahasiswa Berprestasi Utama Diploma Universitas Negeri Malang (2019)

dok. Pribadi

Penghargaan yang pernah diraih: Pe • Juara 2 Debat Bahasa Indonesia Tingkat Finalis Mahapropesi Literation Contest Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Pendidikan Indonesia. (2018) • Juara 3 PKM 5 Bidang (2018) • Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional ES-COOTER Universitas Negeri Semarang (2018)

Jalin kerja sama tim dengan baik

Seorang Mahasiswa berpestasi selalu mempunya ide-ie yang luar biasa untuk menerapkan berbagai ilmu yang telah dipelajarinya. Indri merupakan salah satu mahasiswa berprestasi yang mempunya ide-ide yang luar biasa dalam mengembangkan perekonomian Indonesia melalui bidang kemaritiman. Dia ingin mengubah perkonomian Indonesia dengan hal-hal kecil yang mampu ia lakukan untuk masyarakat Indonesia melalui berbagai idenya yang cemerlang. Ide-ide tersebut nyatanya berhasil mengantarkannya menjadi Mahasiswa Berprestasi (mawapres) UM. Ingin tahu kisahnya lebih lanjut? Yuk, simak obrolan salah satu reporter kami dengan mawapres ini Apa bidang karya ilmiah yang Anda buat untuk mengkuti seleksi mawapres? Saya menulis karya ilmiah bidang kemaritiman. Sebenarnya saya berasal dari bidang akuntasi, tetapi saya tertarik untuk menuis di bidang kemaritiman. Saya mengangkat topik mengenai usaha masyarakat kecil dan menengah (UMKM) masyarakat di kemaritiman. Misalnya, UMKM yang mengolah satu produk dari perikanan dalam bentuk makanan maupun

22 | Komunikasi Edisi 322

jamu yang berasal dari kemaritiman atau hasil hasil laut para nelayan dan pelaku UMKM Kemaritiman lainnya. Mengapa anda memilih UMKM Kemaritiman? Karena UMKM di sini memiliki impact yang besar dalam perkembangan Indonesia. Kemaritiman ini sbenarnya memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa, tetapi dalam pemanfaatannya itu masih sedikit. Jadi, saya mengangkat kemaritiman salah satunya juga untuk menyadarkan para pemuda agar mereka tahu dan memahami bahwa kemaritiman memilik efek yang luar biasa untuk kemajuan Indonesia. Juga untuk membantu meningkatkan tujuan SDG's ke-8, yaitu decent work and economic growth. Apa yang Anda gaungkan dalam UMKM Kemaritiman tersebut? Mobile-app dan juga website untuk para pelaku UMKM kemaritiman, nelayan juga masuk dalam kategori ini. Aplikasi tersebut fokus memberikan literasi mengenai bisnis bagi para pelaku UMKM kemaritiman. Produk ini bernama My Capness. My Capness di sini singkatan dari my capital business. Kenapa capital business? Karena

di dalamnya ada pengetahuan mengenai bisnis dan juga permodalan. Untuk para perilaku UMKM sendiri masalahnya seringkali mengenai permodalan, jadi di dalam aplikasi dan website ini nanti ada berbagai pengetahuan bagaimana cara mendapatkan modal dan sebagainya. Selain permodalan, terdapat literasi bisnis lain dan juga terdapat konsultan bisnis yang memfasilitasi para pelaku UMKM apabila mereka ingin konsultasi mengenai bisnisnya. Hal tersebut diharapkan dapat membantu pelaku UMKM kemaritiman dalam mengembangkan usahanya. Karena yang terjadi saat ini, para pelaku UMKM, contohnya nelayan, permodalannya masih sangat tergantung kepada para tengkulak. Mereka meminjam kepada tengkulak dan hasil ikan tangkapannya nanti akan dijual kembali ke tengkulak dengan harga yang rendah, kemudian tengkulak menjual kembali hasil laut dari para nelayan dengan harga yang jauh lebih tinggi. Harapanya, dengan adanya literasi bisnis yang kami berikan melalui website dan aplikasi dapat membantu pelaku UMKM Kemaritiman dalam mengembangkan usahanya.


Profil membantu terselenggaranya acara ini. Setelah berbagai cara telah dilakukan, apa harapan Anda? Harapannya, pastinya yang pertama, pelaku UMKM sendiri akan mendapatkan literasi bisnis yang tepat sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan baik dan dapat mengembangkan usahanya secara mandiri ke depannya. Kemudian, yang kedua, untuk permodalan bagi para pelaku UMKM, mereka bisa mengetahui bagaimana caranya mendapatkan ilmu permodalan yang baik agar tidak salah mengambil langkah, dan tentunya dapat memberikan impact yang besar bagi Indonesia. Karena semakin banyak UMKM yang berkembang di Indonesia, semakin memajukan perekonomian di Indonesia. Kenapa mengangkat tentang kemaritiman? Apakah sebelumnya mengikuti organisasi di bidang kemaritiman? Sejauh ini masih belum pernah mengikuti organisasi di bidang kemartiman, hanya terfikirkan saja karena saat ini yang memanfaatkan sumber daya alam di bidang kemaritiman hanya sangat sangat sedikit. Padahal, kemaritiman yang ada di Indonesia luar biasa melimpah. Di sisi lain, Indonesia juga berperan sebagai poros maritim yang seharusnya memberikan kesempatan yang sangat luar biasa bagi bangsa Indonesia untuk memaksimalkannya.

Dengan adanya aplikasi dan website yang mengenalkan kemaritiman diharapkan masyarakat semakin sadar. Di sini aku memfokuskan di literasi bisnis karena aplikasi yang memberikan mengenai permodalan itu sudah banyak dan luar biasa sekali, ada Amartha dan lain sebagainya. Kenapa aku memilih untuk fokus pada kemaritman terlebih dahulu, karena dalam menyelesaikan suatu masalah itu tidak dapat menyelesaikan semua secara langsung, tapi kita harus fokus satu per satu. Untuk saat ini yang menjadi inisiator dari aplikasi ini masih ada di Malang, kenapa di malang? Karena budi daya ikan tertinggi itu ada di Malang. Selain itu, keberadaanku yang di Malang juga mempermudah aku untuk mengontrol proyek yang sudah aku lakukan, tetapi untuk ke depannya aku inginnya nggak hanya di Malang, tapi juga di kota-kota lain agar ini bermanfaat bagi masyarakat luas. Pesan untuk mahasiswa UM Dalam menjalani suatu hal kita harus mencintai hal yang kita lakukan, karena jika kita sudah mencintai aktivitas kita, kita akan enak dalam menjalankannya. Selain itu, jangan pernah takut untuk mencoba, agar kita bisa tahu seberapa berhasilnya diriku agar kita bisa belajar, dan satu lagi jangan takut salah, karena dari kesalahan itu kita bisa belajar. Jangan takut untuk berproses. Cintya

dok. Pribadi

Selain aplikasi dan website yang anda berikan kepada pelaku UMKM, usaha apalagi yang mendukung program Anda? Selain aplikasi dan website, saya memiliki proyek yang berkerja sama dengan Women Will dan Gapura Digital bersama teman saya. Untuk saat ini, insyaallah akan dilaksanakan pada tangal 21 Mei 2019 dan ini nanti merupakan pelatihan bisnis bagi para pelaku UMKM dan mahasiswa yang sudah memiliki bisnis dengan tujuan memberikan sosial impact kepada Masyarakat. Jadi, bukan hanya perlombaan dan pengetahuan saja yang kita berikan, tapi kita harus membuat proyek yang memberikan berbagai manfaat dari masyarakat sekitar. Selain itu, sekarang ini saya tergabung di dalam mamasaja.id yang merupakan sebuah startup yang tengah saya kembangkan bersama teman-teman. Di mana tempat pelatihan yang Anda berikan? Pelatihanya akan diadakan di Aula Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang (Polinema). Saya juga banyak kerja sama dengan berbagai kalangan, yang pertama dari Gapura Digital dan Women Will Malang. Kemudian, karena saya tergabung di startup Mama Saja yang saat ini juga bernaungan di usaha mahasiswa, ini saya bikin programnya untuk mahasiswa dan masyarakat, jadi sangat match untuk

Indri saat dinobatkan sebagai Mawapres D-3 UM sdgsdgsdgsgsgs

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

23


Cerita Mereka

Tiffana Berkarib dengan MC

dok. Pribadi

T Tiffana saat tampil sebagai MC

24 | Komunikasi Edisi 322

iffana Nurrunnada Aini, perempuan berparas cantik, ceria, percaya diri, dan selalu tampil stylish. Itulah kesan pertama kali yang nampak saat bertemu dengannya. Liburan kuliah telah tiba, ia menghabiskan waktu untuk mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Ponorogo. Di selasela kesibukan di dunia broadcasting dan kuliah, Tiffana menyempatkan diri untuk bercerita kepada kru Komunikasi mengenai kisahnya. Riuh kicauan burung memecah hening kampus yang telah ditinggal mahasiswa untuk kembali pulang ke kampung halaman. Perempuan yang baisa dipanggil Tiffana ini mulai memutar kembali kenangan masa kecilnya. “Ibu selalu mendukung sejak aku kecil, ibu punya peran yang sangat besar dalam karierku selama ini,� ujar Tiffana di awal perbincangan. Sejak kecil

ia sudah terlatih mengikuti berbagai perlombaan. Suatu kebanggaan tersendiri bagi kedua orang tua ketika Tiffana kecil sudah berhasil merajut prestasi dalam berbagai bidang yang melatih kepercayaan diri, seperti story telling. Sosok ibu yang ulet sangat berperan dalam tumbuh kembang Tiffana. Sejak kecil ia sudah harus mengikuti bimbingan belajar dan mencari soft skill sebagai pengetahuan tambahan. Belajar piano, menyanyi, gitar, dan merajut sudah ia lakoni sejak kecil. Tak heran jika sekarang ia menjadi salah satu mahasiswa favorit di kampus. Ketertarikan Tiffana pada dunia broadcasting rupanya sudah terlihat sejak kecil, ia kerap mengikuti ajang lomba broadcasting yang akhirnya mengantarkannya pada dunia master of ceremony (MC) saat ini. Menurut Tiffana, seseorang yang ingin berkarier dalam dunia MC tidak harus


dok. Pribadi

Tidak takut mencoba adalah senjatanya Terus mengasah kemampuan menjadi MC

dok. Pribadi

dok. Pribadi

berwajah cantik atau tampan, tetapi cukup dengan berpenampilan rapi dan menarik. “Karena dalam dunia MC kita dituntut untuk berfikir kreatif, hal ini dilakukan untuk menciptakan sebuah acara yang mengibur dan tidak membosankan,” tambahnya. Kemampuan dalam dunia MC semakin ia asah ketika memasuki masa perkuliahan. Sejak tahun 2016 ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Pecinta Retorika Indonesia (IPRI) di UM. Melalui IPRI ia belajar banyak hal hingga akhirnya terpilih menjadi MC di kegiatan yang besar seperti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Menjadi MC di acara kampus menjadi tantangan tersendiri bagi Tiffana. Ia membawa nama baik kampus dihadapan ribuan mahasiswa baru yang menggantungkan harapan di UM. Capaian perempuan yang memiliki hobi travelling ini tak diraih dengan mudah. Ia sempat merasa putus asa ketika gagal mempertahankan juara saat mengikuti perlombaan. Tahun 2017 ia mengikuti lomba news anchor di Yogyakarta dan gagal. “Ketika orang tua dan orangorang yang di sekitar berharap lebih atas kemenangan, tapi saya malah gagal. Di sini tanggung jawab berat yang harus saya pikul,” ujar Tiffana. Keterpurukan tak ia biarkan hinggap lama-lama, ia segera bangkit dan memperbaiki kesalahan. Ia mempuyai tekat untuk menaklukkan Yogyakarta. Berbekal semangat berlatih dan banyaknya pengalaman, akhirnya, di tahun 2019 ia kembali mengikuti perlombaan news anchor di Yogyakarta dan berhasil membawa pulang piala Juara III dan Juara I di Cyber Mall Malang. Cuaca cukup terik. Duduk di gazebo kampus yang berhadapan langsung dengan danau dan rerimbun pohon menjadikan suasana semakin menyejukkan. Tiffana kembali bercerita, di balik sikapnya yang ceria dan mudah bersosialisasai merupakan tuntutannya sebagai seorang MC. Mudah bersosialisasi artinya mampu beradaptasi dengan lingkungan dan orang sekitar di manapun berada, karena seseorang yang berkarier di dunia MC tidak selalu bekerja pada tempat yang sama. Bekerja sebagai MC juga harus mampu bekerja sama dengan tim penyelenggara acara. Kariernya yang semakin melejit tak membuat dirinya berbesar hati. Tiffana tetap menjadi mahasiswa bertalenta yang rendah hati. Ia tak segan bertukar ilmu dan pengalaman bersama teman-teman di UKM IPRI. Sikap ramahnya menjadikan ia banyak penggemar. Ia banyak mendapat job untuk menjadi MC dalam berbagai acara, mulai dari acara seminar kampus hingga pernikahan. Tak puas membuka jasa MC, ia membuka jasa make up artist. Banyak temannya yang meminta bantuan Tiffana

dok. Pribadi

Cerita Mereka

Tampil cantik dan ciamik di setiap acara

untuk sekadar make up acara keluarga hingga wisuda. Karena selama menjadi MC ia dituntut berpenampilan menarik, ia menjadi perempuan yang pandai bersolek. Pandai memanfaatkan keadaan dan passion menjadi pegangan Tiffana selama ini. “Selagi mampu dan ada kesempatan mengapa tidak dicoba?” ungkapnya. Didikan sosok ibu yang berlatar belakang sebagai guru membuat ia menjadi pantang menyerah dan tak kenal lelah. Tiffana harus membagi waktu antara kegiatan akademik dan nonakademik. Tak jarang,

Menjuarai lomba news anchor di Yogyakarta

ia mendapatkan jadwal yang bertabrakan, tetapi ia mementingkan kegiatan akademik. Tak terasa waktu semakin berlalu, sayupsayup daun terdengar saling bergesekan. Keinginan yang menggebu-gebu membuat ia berjuang meraih apa yang ia inginkan, yaitu menjadi announcer dan presenter. Ia bertekad akan meraihnya dalam waktu dekat di sela-sela kuliahnya yang menginjak semeseter akhir. “Berkarier dalam dunia MC dan broadcasting? Siapa takut?” tutup Tiffana dalam obrolan siang itu. Amey.

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

25


Curhat

Antara Ijazah atau Ijabsah ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Jawaban: Waalaikumsalam Wr. Wb Ananda saat ini merasakan yang kemungkinan juga dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir lainnya. Wajar apabila Ananda saat ini merasa bercampur aduk Pada dasarnya, mahasiswa tingkat akhir biasanya sudah memasuki tahapan perkembangan dewasa awal, yang merupakan tahap transisi dari remaja ke tahap dewasa. Tahap transisi ini menyebabkan banyak perubahan yang harus dihadapi. Peristiwa penting pada tahap ini adalah berakhirnya masa sekolah, memulai pekerjaan, hidup terpisah dari keluarga, keinginan membangun keluarga dan akan menjadi orang tua. Sehingga wajar fokus utama mahasiswa tingkat akhir adalah memikirkan akan kemana, akan ngapain, akan bagaimana kehidupan setelah lulus kuliah. Kegamangan hinggap ketika mahasiswa tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi dunia nyata setelah lulus kuliah. Banyak mahasiswa yang menjalani perkuliahan dengan kurang termotivasi. Keinginan Ananda untuk kuliah S-2 ada baiknya merupakan keinginan dari dalam diri sendiri dan juga sesuai dengan karir yang Ananda cita-citakan. Jangan sampai kuliah S-2 hanya karena alasan mengisi waktu luang karena belum mendapat pekerjaan. Kuliah S-2 termasuk cukup berat, bila tidak memiliki motivasi yang tinggi, maka akan menghambat dalam menyelesaikannya.

pertanyaan tersebut, apalagi di usia saya yang sekarang ini, banyak teman-teman saya yang sudah menikah sedangkan saya belum ada calon yang pasti. Disini, saya ingin minta solusi bagaimana saya menyikapi temanteman yang selalu ingin tahu kapan saya menikah? Sekian curhatan saya, saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Alamiah bila saat ini Ananda juga ada keinginan untuk menikah, tetapi bila belum ada calon yang pasti, maka jangan dipaksakan. Menikah itu bukan perlombaan, bukan seperti istilah siapa cepat maka dia yang menang. Menikah sebenarnya juga membutuhkan pengetahuan serta keterampilan yang memadai untuk berperan sebagai istri/suami dan kelak berperan sebagai orang tua. Namun, sayangnya calon pengantin biasanya tidak membekali diri dengan baik. Kehidupan berumah tangga tentu ada tantangan serta persoalan-persoalan yang harus diselesaikan, jangan niat menikah karena teman-teman sudah banyak yang menikah. Menikahlah dengan niat yang terbaik. Pertanyaan dari teman-teman laki-laki tentang kapan menikah, ada baiknya disikapi dengan humoris, jangan dimasukkan hati sehingga jadi baper. Ananda dapat menjawab dengan jujur dan apa adanya, misal dijawab mengenai keinginan kuliah S-2, keinginan mencari pekerjaan dulu untuk pengalaman, atau jawab juga bila belum menemukan jodoh yang terbaik. Lalu ungkapkan juga kalau Ananda merasa tidak nyaman dengan pertanyaanpertanyaan semacam itu dengan ekspresi yang santai atau bercanda, “Nikah itu sudah digariskan oleh Allah SWT, jangan tanya lagi ya, sudah bosan nih�. Demikian, semoga bermanfaat. Jawaban dari Ike Dwiastuti, M.Psi., Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Juli 2019. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

26 | Komunikasi Edisi 322

dok. Pribadi

Assalamualaikum, Wr. Wb. perkenalkan nama saya Dwi Cahya Hikmah (bukan nama sebenarnya). Mungkin beberapa mahasiswa akhir akan selalu mendapatkan pertanyaan habis ini mau lanjut ke mana, S-2 atau nikah atau kerja? Saya pun mengalami hal tersebut. Jujur, dari dalam diri saya, saya menginginkan ketiganya sekaligus. Kalau orang tua saya menyarankan keinginan saya pertama dan kedua untuk segera dilaksanakan selagi menanti jodoh yang datang tepat waktu. Sebenarnya sih saya baik-baik saja dengan pilihan tersebut, tetapi orang-orang di sekitar saya yang selalu memberikan pertanyaanpertanyaan kapan saya nikah, dan kebanyakan yang bertanya itu teman-teman laki-laki saya. Lama-lama saya menjadi risih dengan


Info

dok. Panitia

UM Kejar Akreditasi Internasional Lewat AUN-QA

Civitas akademika UM bersama para asesor

dok. Pribadi

A

sean University Network (AUN) merupakan sebuah organisasi jejaring universitas yang mempunyai tujuan utama untuk memperkuat dan memperluas kerja sama di bidang pendidikan tinggi antarnegara di Asean. AUN Quality Assurance (AUN-QA) adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh AUN yang bertujuan untuk melakukan penjaminan mutu progam studi (prodi) yang ada di universitas. Saat ini Universitas Negeri Malang (UM) sedang melakukan AUN-QA untuk pertama kalinya. Ada empat prodi yang diikutsertakan, yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Bahasa Inggris dari Fakultas Sastra (FS) serta prodi Fisika dan Biologi dari Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sertifikasi prodi ini hanya bisa dilakukan oleh prodi yang sudah menjadi member. “AUN-QA merupakan kategori sertifikasi dan bukan akreditasi. Namun, biasanya orang-orang menyebutnya akreditasi,“ kata Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd., Kepala UPT Satuan Penjamin Mutu. Sebelumnya

sudah dilaksanakan simulasi visitasi yang bertujuan untuk mengevaluasi bagian yang perlu dibenahi. Visitasi pada (21-22/5) yang bertempat di Ruang Sidang Senat Graha Rektorat Lantai 9 dihadiri oleh delapan asesor dari Filiphina, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Pada saat visitasi asesor bertemu dengan pimpinan di tingkat universitas dan fakultas. Para asesor juga akan bertemu dengan perwakilan mahasiswa dan alumni. Akreditasi ini sangat penting untuk peningkatan kualitas prodi agar memiliki pengakuan yang bisa bersaing di tingkat internasional. Penilaian dilakukan secara mandiri (self assesment) dengan melakukan penulisan self assesment report (SAR). Proses ini diikuti dengan mengonfirmasi kelengkapan dokumen dan menentukan action for improvement terhadap hasil SAR. Setelah itu barulah ada visitasi oleh tim reviewer dari anggota AUN untuk memberikan masukan terhadap self assessment yang telah dilakukan. Penilaian AUN-QA terdiri dari sebelas kriteria, yaitu expected learning, outcome, programme specification, programme structure and content, teaching and learning approach,

student assesment, academic staff quality, support staff quality, student quality and support, facilities and infrastructure, quality enhancement, dan output. Manfaat untuk universitas dan prodi yang telah disertifikasi oleh AUN-QA adalah kesetaraan prodi dengan progam studi universitas berkualitas tinggi lainnya di Asean. Selain itu, mahasiswa prodi bersertifikat AUN-QA dapat melakukan transfer kredit ke universitas lain yang telah disertifikasi. Manfaat lainnya bagi prodi yang telah memegang sertifikasi AUN-QA yaitu peluang untuk berpartisipasi dalam progam AUN-QA serta mengembangkan kerja sama dengan organisasi mitra Asean. Mereka juga berpeluang terlibat dalam lokakarya dan kursus pelatihan AUNQA, berbagi pengalaman implementasi untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, menambah jaringan antarnegara Asean, dan terlibat dalam konferensi yang diselenggarakan AUN-QA. “Setelah visitasi semoga hasilnya memuaskan dan bisa menjadi pemicu dan pemacu prodi lain untuk berkiprah dan mampu bersaing di tingkat internasional,� pungkas Imam.Desy Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

27


Info

dok. Panitia

Dua Tim FMIPA Melenggang ke Kompetisi Internasional

Bangga bisa mengalungi medali di ajang internasional

M

ahasiswa Fakultas Ilmu pengetahuan dan Matematika (FMIPA) kembali menorehkan prestasi yang membanggakan. Dua tim yang terdiri dari tim UM Juara yang diketuai oleh Laila Nur Alfiah dan Intan dari Jurusan Biologi serta Deni Ainur Rokhim dari Jurusan Kimia, beserta tim Hetor Juara yang terdiri dari Nur Indah Agustina sebagai ketua, Deni Ainur Rokhim, dan Silmy Siddik Ananda yang ketiganya dari Jurusan Kimia berhasil merebut dua juara, yakni Juara 3 kategori sosial science dan special award kategori engineering dan teknologi di ajang Youth National Science Fair (YNSF) 2019, yang diadakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Berawal dari keinginan untuk membuktikan kepada dunia luar bahwa ide engineering dari UM tidak kalah inovatif dari perguruan tinggi lain, kedua tim tersebut

28 | Komunikasi Edisi 322

mengirim proposal yang telah disiapkan sebelum akhirnya lolos seleksi nasional sebagai finalis. Menciptakan alat pendeteksi maling helm dan terapi alternatif untuk meningkatkan konsentrasi belajar penderita down syndrome, kedua tim dari FMIPA tersebut berhasil melambungkan nama UM di kancah nasional. Membanggakannya lagi, kedua tim yang menang tersebut akan didelegasikan dalam kompetisi internasional. Kategori engineering dan teknologi akan menuju Penang International Science Fair di Penang Malaysia, sedangkan kategori sosial science akan menuju Expo–Science International di Abu Dhabi. Kurang lebih ada 20 universitas dengan total 154 team dari kategori SMP, SMA, dan mahasiswa bersaing di sana. Diungkapkan oleh Nur Indah dari Jurusan Kimia, inovasi helm pendeteksi maling (Hetor) dicetuskan karena banyaknya

kasus pencurian helm yang meresahkan masyarakat. Sedangkan musik monoaural diciptakan sebagai terapi untuk membantu penderita down syndrome dalam meningkatkan konsentrasi. Persiapan yang dilakukan oleh kedua tim hampir satu bulan lamanya. �Persiapan dilakukan terutama dalam melakukan research yang telah diajukan dalam proposal, selain itu juga menyiapkan segala keperluan untuk presentasi karya, seperti produk, logbook, PPT, laporan akhir, X-banner, poster, video simulasi, publikasi berita, dsb� ujar Nur Indah. Walaupun persiapan dan pelaksanaannya dilakukan pada saat ujian akhir semester (UAS), hal itu tidak mengganggu semangat kedua tim tersebut untuk menorehkan prestasi. Selain itu, diceritakan oleh salah satu anggota, pada saat pelaksanaan lomba terdapat gangguan pada alat, tetapi mereka dapat mengatasinya dengan baik. Banyak kesan yang didapatkan dari kompetisi ini. Dipaparkan oleh mereka, salah satu pengalaman yang paling berkesa yakni bertemu dengan para saintis muda, dengan pikiran yang sefrekuensi terkait research. Mereka juga banyak belajar dari peserta lain maupun dewan juri. Nur Indah juga tidak lupa menyelipkan pesan kepada mahasiswa UM yang masih ragu-ragu mengikuti kompetisi. �Jangan ragu-ragu dan cobalah, karena jika terus ragu-ragu dan tak pernah mencoba, tak akan pernah bisa merasakan serunya pengalaman berkompetisi, bertemu dengan orang-orang hebat dalam bidangnya, juga nikmatnya mendapatkan bonus dari jerih payah yang telah dilalui. Maka, cobalah dan jangan takut untuk berkarya," ujarnya di akhir wawancara. Nikma


Info

Tim Debat UM Tembus KDMI Nasional

T

Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah VII. Di tingkat wilayah, tim yang terpilih harus melawan seluruh tim debat yang ada di wilayah tersebut. Februari adalah bulan bagi Jhodie, Sofia, dan Laksamana mulai mempersiapkan diri mereka. Minimal seminggu sekali mereka latihan dengan berbagai metode, mulai dari sparring, bedah mosi, berpidato kemudian rebattle, hingga metode one day one article yang tentunya sangat berat. “Kunci keberhasilan pastinya latihan, karena percuma saja orang yang punya potensi namun tidak diiringi dengan latihan,� tutur Jodhie. Menurutnya, latihan bukan hanya mengasah kemampuan personal, tetapi juga melatih kekompakkan tim karena kekompakkan tim sangatlah penting dalam berdebat. Walaupun latihan yang mereka jalani terlihat sangat berat, tetapi mereka percaya bahwa tidak akan ada yang siasia. Semua usaha dan pengorbanan yang mereka lakukan pasti akan tergantikan dengan indahnya kemenangan. Meskipun tidak ada kendala yang cukup berarti saat persiapan hingga berlangsungnya seleksi tersebut, tetapi salah satu angota tim, Laksamana, mengakui bahwa kendala justru terasa saat

memasuki babak final. Hal ini dikarenakan mereka harus melawan tim dari Universitas Brawijaya, rival mereka yang cukup berat sejak awal seleksi. Menyadari bahwa kebanyakan juri dalam seleksi saat itu adalah dosen-dosen dari Universitas Brawijaya, Laksamana mengaku sempat merasa khawatir dengan kemungkinan adanya bias. Beruntung seleksi tersebut berlangsung dengan adil karena juri yang menilai tidak boleh memiliki afiliasi dengan tim debat yang sedang dinilai. Dengan demikian, babak final dipimpin oleh juri dari UPN Veteran Surabaya, UGM, dan UNEJ. Setelah babak ini terlewati, tentunya keberhasilan mereka di tingkat nasional pada tanggal 14-19 Juli mendatang akan sangat ditunggu-tunggu. Berikut adalah motivasi dari Sofia Arimurti agar mahasiswa-mahasiswa lain dapat mengikuti jejak mereka. “Life is choice, kalau misalkan kita sudah menentukan suatu pilihan, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan pilihan tersebut secara seratus persen. Karena kalau kita nggak all out, nggak ngelakuin seratus persen, maka akan nggak ada hasilnya dan percuma aja. Semangat!� tutupnya.Nilam

dok. Panitia

im debat UM berhasil maju ke tingkat nasional dalam Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2019. Di bawah bimbingan Aji Bagus, S.Psi., M.Psi., tim ini berhasil menyisihkan 24 tim debat dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Jawa Timur. Tim tersebut terdiri dari tiga pendebat terbaik UM, yaitu Jodhi Febrinan (FPPsi), Laksamana Fadian Zuhad Ramadhan (FS), dan Sofia Arimurti (FS). Bertempat di Universitas Muhammadiyah Malang, seleksi tingkat wilayah selama tiga hari (28-30/4) ini berlangsung sengit. Diselenggarakan tiap tahun, KDMI menjadi wadah berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, terampil, kompeten dan berbudaya. Untuk bisa melaju ke tingkat nasional, terdapat beberapa tahapan seleksi yang harus dilewati oleh tim debat KDMI. Di tingkat universitas, UM bekerja sama dengan UKM IPRI menjaring mahasiswa-mahasiswa yang benar-benar kompeten untuk menjadi perwakilan UM di tingkat wilayah. Dalam hal ini, Jawa Timur berada di bawah Lembaga Layanan

(dari kiri) Laksamana, Sofia, dan Jodhi seusai memenangkan debat

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

29


dok. Panitia

Laporan Khusus

Ormawa of The Year tahun 2018

Sambut Ormawa of The Year 2019

A

jang bergengsi yang diikuti oleh unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan organisasi pemerintahan mahasiswa (OPM) di Universitas Negeri Malang (UM) kembali digelar. Ormawa of The year (OTY), sebuah penghargaan yang diberikan kepada UKM dan OPM atas pencapaiannya selama tahun kepengurusan. Tidak hanya difokuskan untuk kampus pusat, kampus II di Sawojajar dan kampus III di Blitar juga turut serta. Launching OTY tahun ini dilaksanakan pada April lalu di aula Lt. 9 Graha Rektorat dengan dihadiri oleh 87 OPM dan UKM yang ada di UM. Tidak lupa, penyelenggara juga melakukan sosialisasi dengan pembina dan wakil dekan masing-masing fakultas. Penilaian dilaksanakan secara bertahap. Ada enam kategori penilaian dalam ajang ini, meliputi (1) kerja sama, (2) kebersihan dan keindahan, (3) ketertiban, kedisiplinan, dan keamanan, (4) pengelolaan website, (5) prestasi dan kreativitas, serta (6) tertib administrasi dan keuangan. “Adapun penilaian yang sekarang ini terus berjalan yaitu kategori kebersihan, keamanan, dan website. Sedangkan untuk kategori lain yang meliputi kerjsama, prestasi dan kreativitas, serta tertib administrasi penilaiannya dilaksanakan berdasarkan berkas masuk yang diverifikasi pada akhir bulan September mendatang,� ujar Najib Jauhari, S.Pd., M.Hum., Ketua Umum OTY. Dosen, tenaga pendidik, satpam, dan mahasiswa akan turut terlibat dalam proses penilaian. Dari segi kategori penilaian, penyelenggaraan OTY tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya menyuguhkan lima kategori dalam penentuan juara, tahun ini ada

30 | Komunikasi Edisi 322

enam kategori penilaian. Kategori yang ditambahkan ialah kategori ketertiban, kedisiplinan, dan keamanan. Pada kategori tambahan ini penilaian dititikberatkan pada penerapan jam malam yang diberlakukan oleh UKM dan OPM serta catatan harian dari satpam. Selain kategori tambahan tersebut, lima kategori lainnya juga memiliki kriteria masing-masing. Kategori kerja sama memuat empat kriteria, antara lain: kerja sama internal dan eksternal, master of understanding (MoU), sponsorship, serta pengabdian masyarakat. Pada kategori kebersihan dan keindahan, bobot terbesar berada pada kebersihan ruangan, kenyamanan, serta estetika ruangan. Penilaian pengelolaan website dilakukan pada enam kriteria dengan bobot penilaian terbesar pada konten website. Penilaian pada kategori website ini akan dilaksanakan dalam rentan waktu sejak Oktober 2018 hingga Oktober 2019. Sedangkan untuk kategori lain, ormawa dapat mengunduh form penilaian OTY di website UM. Selain memberikan penghargaan, OTY tahun ketiga ini juga akan memberlakukan hukuman. "Selain ada penghargaan juga akan ada hukuman. OPM dan UKM yang tidak ikut dalam enam kategori tersebut bisa jadi dibekukan,� tutur Ketua Umum OTY yang juga dosen Jurusan Sejarah tersebut. Komunikasi antara juri, Pembina OPM dan UKM, serta pengurus dari 87 ormawa masih menjadi salah satu kendala yang dihadapi saat ini. Terlepas dari kendala yang akan ditemui, melalui ajang ini Najib berharap ada peningkatan pada kualitas masing-masing bidang dari 87 peserta yang terlibat dalam OTY tahun ini. Rosa


Pustaka

Kalahkan Cyber Crime dengan Senjata Lama oleh Azizatul Qolbi

Judul Sutradara Produksi Pemeran Genre Rilis

#MenolakTua! Mungkin itulah definisi

yang cocok untuk menggambarkan sosok Johny English. Tokoh utama dalam film Johny English Strike Again yang diperankan oleh Rowan Atkinson. Sosoknya yang lucu membuat film ini menjadi hidup dan berhasil mengocok perut penonton dari awal hingga akhir. Film ini merupakan part ketiga dari film seri komedi Johny English yang disutradarai oleh David Kerr. Jika pada film Johny English Reborn (2011) sebelumnya Atkinson beraksi menggagalkan rencana pembunuhan terhadap Chinese Premier, pejabat tinggi di Tiongkok, kali ini ia dihadapkan pada permasalahan cyber crime. Film ini dibuka dengan konflik yang menyerang Britania dari sisi dunia maya. Kondisi negara yang kocar-kacir mengharuskan perdana menteri (Emma Thompson) memanggil kembali Johny ke markas M17 sebagai agen rahasia. Saat itu, dirinya sudah berusia 63 tahun dan telah pensiun bertahun-tahun. Johny dipekerjakan kembali karena identitas dirinya tidak dapat dilacak oleh sang peretas. Mulanya, bukan hanya Johny yang dipanggil. Pensiunan agen M17 lainnya turut dipanggil. Hanya saja, saat tengah menikmati jamuan, Johny dengan tingkah semborononya meledakkan bom 5 detik yang menewaskan rekan-rekannya. Lawan main dari Johny sendiri adalah Jason Volta, seorang pemuda gagah ahli algoritma yang diperankan oleh Jake Lacy, dan wanita agen rahasia Rusia bernama Ophelia Bulethova yang diperankan oleh Olga Kurylenko, seorang aktris asal London. Awalnya, Ophelia dan Jason bekerja sama

: Johny English Strike Again : David Kerr : StudioCanal, Working Title Films : Rowan Atkinson, Olga Kurylenko, Ben Miller, Jake Lacy : Aksi-komedi : September 2018

untuk menghancurkan Britania, akan tetapi di akhir cerita, Johny berhasil mengubah pikiran Ophelia untuk bergabung dengannya. Jika orang beranggapan kejahatan cyber hanya bisa dilawan melalui dunia maya, maka berbeda dengan yang ditampilkan dalam film ini. Johny, seorang pensiunan M17 membuktikan bahwa kecerdasan dan kecerdikan akal dapat mengalahkan kacanggihan teknologi. Dalam melawan Jason, dirinya tidak menggunakan jaringan internet sama sekali. Bahkan, ketika ditawari telepon pintar dan mobil keluaran terbaru, ia menolak dan lebih memiliki alat-alat kuno seperti yang ia gunakan di film Johny English delapan tahun silam. Kekonyolan justru terjadi ketika ia diajari menggunakan virtual reality. Ia menyalahgunakannya dan dipakai di jalanan raya London yang sedang padat aktivitas. Bukannya mendapatkan simulasi menerobos ahli teknologi, ia justru membuat kekacauan besar-besaran. Kecerobohan dan ke-gaptek-an Johny sempat membuat perdana menteri marah dan mengusirnya. Namun, Bough, teman Johny (diperankan oleh Ben Miller) berhasil meyakinkan Johny agar dirinya tetap tinggal dan menyelamatkan Inggris dari serangan sang peretas yang tak lain adalah Jason, orang kepercayaan perdana menteri. Mengambil setting tempat di London, Prancis, Scotlandia, dan Moskow film ini tidak menawarkan banyak konflik. Bisa dibilang, alur yang ditampilkan tidak begitu rumit dan penonton tidak akan menemukan twist ending di sini. Bahkan bisa dikatakan film ini memiliki ending yang receh menimbulkan pertanyaan. Mungkin

sutradara sengaja membuat demikian untuk memunculkan rasa penasaran dan akan dijawab pada seri Johny English selanjutnya. Topik cyber crime yang diangkat pun tidak digambarkan begitu detail. Nampaknya, sang sutradara memang menyajikan film ini sebagai tontonan yang menghibur dan mengandung unsur edukatif dengan menonjolkan sisi kebrilianan seorang Johny. Lebih jauh, penonton akan disadarkan bahwa tidak selamanya teknologi dapat berkuasa. Jason dengan mottonya living for data justru tidak berdaya ketika jaringan internet yang telah dibuat sedemikian rupa untuk mengendalikan dunia dihancurkan dengan sekali ledak. Namun, Johny dengan ke-gaptekan-nya justru mampu survive dalam segala keterbatasan dan kesederhanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi besar dalam dirinya lebih dari yang mereka kira. Di era millenial, manusia justru mendewakan kecanggihan teknologi dan jarigan internet. Sebagai penonton, tentu setelah menonton tayangan ini akan kembali tertawa dan terngiang kekonyolan yang diperbuat oleh Johny di sepanjang filmnya. Semua orang pasti setuju jika saya mengatakan Atkinson adalah bintang komedi legendaris dunia. Selebihnya, saya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh siapa saja. Cukup kosongkan pikiran Anda dan nikmati film ini mulai awal hingga akhir. Tertawalah sepuasnya dan ambil hikmah sebanyak-banyaknya. Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dan Juara Harapan 1 Kompetisi Penulisan Pustaka Majalah Komunikasi

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

31


Wisata

dok. Pribadi

Tetap ceria di bawah sengatan matahari

Spot romantis ala Pantai Teluk Asmara

32 | Komunikasi Edisi 322

T

erpaan angin yang berhembus, hamparan pasir yang selalu dikunjungi deburan ombak, langit membiru ikut serta menghias dengan penuh imaji siratan keindahan semesta. Takkan ada habisnya jika membicarakan keagungan Tuhan yang tercipta dalam bingkai sebuah pantai. Sesekali, bermanjalah dalam pesona pantai-pantai Malang Selatan dan lihatlah betapa Malang Selatan memiliki banyak cara untuk mengikis habis ketakjuban setiap penikmantnya. Berderet-deret pantai di Malang Selatan tak kalah indah dengan yang ada di Lombok atau pun di pulau cantik Indonesia lainnya. Salah satu pantai yang masih alami dan belum banyak terjamah adalah Pantai Teluk Asmara yang terletak di Sumbermanjing Wetan. Tak kalah mempesona dari pantaipantai selatan lainnya, Pantai Teluk Asmara layak dijadikan tujuan liburan. Pemandangan yang menenangkan sekaligus menyenangkan, kekokohan karang yang membentang tak kan luput dari pandangan. Terletak sekitar 75 kilometer dari pusat Kota Malang, akses menuju Pantai Teluk Asmara masih sulit. Hal itu dikarenakan pantai ini masih

dok. Pribadi

Kemolekan Raja Ampat di Pantai Teluk Asmara

baru saja dibuka untuk wisatawan. Sebenarnya, pintu masuk Pantai Teluk Asmara ada dua, yaitu melalui Pantai Clungup dan Pantai Goa Cina. Akses masuk lewat Goa Cina sangatlah jauh dan menghabiskan waktu, tetapi dapat menikmati beberapa pantai yang cukup eksotis. Jika melewati pintu Pantai Clungup akan melewati hutan bakau yang sangat rimbun dan jalan setapak yang sangat menantang karena sebenarnya pantai ini terletak di sebelah barat Pantai Clungup. Pantai Teluk Asmara adalah salah satu wujud nyata keindahan Malang Selatan yang sering dikatakan sebagai “Raja Ampat�nya Pulau Jawa. Sebelum ada kesiapan yang benar-benar untuk ke Raja Ampat di Papua nun jauh, realisasikan dulu obsesi itu di Pantai Teluk Asmara, niscaya akan terpenuhi segala bentuk ketakjuban oleh pesona yang dihadirkan. Setiap bagiannya selalu memanjakan para petualang yang datang. Tak berlebihan jika pantai ini dikatakan seperti Raja Ampat. Keistimewaan pantai ini ada pada banyaknya pulau-pulau kecil yang berbentuk teluk serta air yang biru khas laut selatan. Persis seperti Raja Ampat. Terdapat area camping yang cukup luas berada di dekat bibir pantai, area


Wisata hitam dan sunblock akan mengurangi efek sinar matahari. Mempelajari cara menyelamatkan diri adalah yang paling penting. Jaga diri agar tetap tenang dan berenang ke arah sejajar dengan pantai, jangan melawan arus. Pantai Teluk Asmara adalah tempat ideal bagi siapa pun untuk mengasah rasa kagum pada alam. Jelajahilah setiap sudutnya setelah sebelumnya benarbenar melepaskan segala bentuk hirukpikuk di pikiran. Masuklah pada suasana menenangkan dan iklaslah dimanja oleh keindahan. Untuk sementara waktu, boleh saja berlagak sebagai tuan rumah pantai ini. Jika berkunjung jangan lupa membawa pulang kembali sampah-sampah, cintai lingkungan dan jaga dengan baik agar lingkungan tetap menjadi sabahat! Amey.

dok. Pribadi

dok. Pribadi

dok. Pribadi

meskipun tergolong wisata yang baru, tetapi Pantai Teluk Asmara memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti tempat makan, warung, musala, dan toilet. Salah satu fasilitas yang menjadi andalan adalah adanya gazebo untuk berteduh dengan pemandangan pantai dari atas bukit, jika tidak kebagian gazebo dapat berteduh di beberapa goa kecil yang ada di kawasan pantai. Meskipun terdapat warung, tetapi sangat direkomendasikan untuk membawa bekal makanan dan tikar untuk berpiknik di bibir pantai. Perhatikan tips berikut ini jika pergi ke pantai. Bawalah tas anti pasir karena bermain dengan pasir dan air di pantai adalah hal seru yang tidak boleh dilewatkan. Sayangnya, akan banyak butiran pasir yang menempel pada barangbarang, nah itulah gunanya tas anti pasir. Bawalah obat serangga, jangan sepelekan obat anti serangga karena meskipun tujuannya pantai bukan berarti tidak ada serangga, terlebih untuk yang berkemah, ini sangat penting. Bawalah kacamata hitam dan pakailah sunblock karena pantai itu menyenangkan, tapi panas. Kacamata

dok. Pribadi

ini bisa dimanfaatkan untuk bermalam dan menikmati indahnya sunset serta sunrise jika cuaca cerah. Hal yang menarik ketika dapat berkemah di sekitar bibir pantai, merasakan ketenangan serta hangatnya api unggun lantas menyaksikan langit dipenuhi bintang-bintang. Kegiatan yang asyik bersama teman-teman untuk sekadar refreshing dari keramaian kota. Berbeda dengan pantai lain di laut selatan yang terkenal memiliki ombak besar, Pantai Teluk Asmara memiliki ombak yang cukup tenang. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi geografis yang lebih menjorok ke dataran sehingga ombak laut selatan sudah tereduksi oleh bebatuan karang, sebab itulah di Pantai Teluk Asmara diperbolehkan berenang sepuasnya. Tak sampai di situ saja, pantai ini memiliki terumbu karang yang dimanfaatkan oleh ikan-ikan kecil yang berkejaran sebagai ekosistem laut, sehingga cocok digunakan sebagai lokasi snorkeling, indah, bukan? Jangan lupa abadikan kenangan indahmu dengan kamera karena banyak spot foto yang tak boleh dilewatkan. Untuk fasilitas jangan diragukan lagi,

Tak lupa mengabadikan momen kece bersama teman-teman

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

33


Rancak Budaya

Pendar Cahaya di Sungai Jerangon oleh Ahmad Junaidi

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

34 | Komunikasi Edisi 322


Rancak Budaya

S

ebelum dipenuhi dengan rerumputan hijau, tanaman, dan pohon-pohon yang cepat sekali tumbuh, banyak manusia datang kemari membawa air mata dan darah di pakaianpakaian mereka. Jauh sebelum burungburung dan serangga bertandang kemari, ratusan jiwa ditimbun oleh saudara dan kerabatnya. Mereka berduyun-duyun menerjang perbatasan dan berjuang di atas Sungai Jerangon. “Malila, semoga Gusti membalas kekejian mereka,” ujar Kafra pada putri semata wayangnya. “Berlapanglah. Ia sudah di surga. Bidadari dan malaikat sedang menyambutnya.” Kafra menggenggam erat cangkul di tangannya. Ia tebaskan padaku dengan penuh kesedihan. Air matanya berkalikali menetes. Aku semakin merasakan kepedihan hidupnya. Istrinya tak berucap barang sepatah kata. Hatinya tak sanggup membendung isak tangis dan rasa kehilangan pada putri semata wayangnya. Jasad Malila menyatu sedikit demi sedikit denganku. Pandangan mereka perlahan tertutup oleh timbunan materialku. Mereka semakin tak tega melihat kejadian itu. Aku pun tak kuasa menyaksikan rintihan mereka. Malila semakin tertimbun rapat, hingga benarbenar menyatu denganku. Sejak itulah, ia terbangun dengan senyum yang paripurna. *** “Hai, Malila,” sapaku dengan sumringah. “Bagaimana kau tahu namaku?” “Orang-orang membicarakanmu di atas sana.”

Wajah Malila tiba-tiba berubah. Matanya sembab. Kupikir aku sudah membuatnya sedih. “Maaf kalau aku salah bicara.” “Pakaian mereka masih basah. Darahdarah itu menempel pada tubuh dan baju mereka. Aku ingin menyudahi tangis mereka. Tapi apa daya, aku sudah mati dan tak berdaya.” Aku memiliki firasat atas sesuatu. Bunyi letupan dari arah utara, sebelum Malila dan kerabatnya mendarat di tubuhku, membuatku sempat kaget dan sedikit bergetar. Aku bertanya pada Malila untuk memastikan. “Apa yang membuat mereka membawamu kemari?” “Seandainya Sungai Jerangon tidak memisahkan kamu dan tanahku, kau pasti ingin bangkit dan menghabisi semua penindas yang serampangan itu. Tak lama lagi, akan semakin banyak jasad yang ditimbun di dalam tubuhmu. Ibuibu yang ketakutan, orang-orang lansia tak berdaya, anak-anak tak berdosa, dan para buruh yang banting tulang demi keluarga.” Tunggu tunggu. Ada apa ini. Aku semakin tak kuasa mendengar tutur lisan Malila. Ia berusaha menahan sesenggukannya. Sungai Jerangon kembali beriak. Getarannya terasa sampai permukaanku. Malila merasakannya juga. Ia diam dan mengamati riak-riak itu. “Lihatlah!” Tangannya menunjuk ke arah sungai. Lima cahaya sedang berjalan ke mari. Berpendar dan menyala terang. Rintihan dan doa mengiringinya sepanjang pengarungan. “Tuhan sudah menakdirkanmu menjadi pusara bagi kami. Sebentar lagi, kau akan menjadi bagian dari sejarah kami.

Sejarah penindasan oleh manusia setan yang haus kuasa. Haus darah. Haus dunia. Hatinya dipenuhi nafsu angkara.” Aku semakin tegang mendengar tutur ceritanya. Ada semacam rasa tidak terima pada diri Malila. Sementara, orang-orang yang mendengungkan namanya masih berdiri di atasku. Mengatur nafasnya, berdoa, dan berusaha menghilangkan rasa takut. Tiba-tiba terdengar letupan keras bertubi-tubi dari tanah Jerangon. Aku terkejut. Spontan aku dan Malila melempar pandang. Ada empat cahaya lagi yang berpendar menuju ke mari. Sembilan semuanya. Rintihan dan tangisan yang mengiringinya semakin keras. Menyakitkan. Apa yang terjadi di balik Sungai Jerangon itu sepertinya memang bukan perkara sepele dan remeh-temeh. Ini serius. “Berapa banyak lagi yang akan ke mari?” “Semakin banyak yang bertahan, maka akan semakin banyak,” jawabnya. “Kalau begitu, kita tidak boleh diam, Malila.” “Lalu?” “Kita harus tolong mereka. Mari kita berembuk. Kau harus memantau semua pergerakan dan tanda-tanda. Mereka yang ditimbun harus tumbuh. Cahaya mereka akan menentukan akan tumbuh sebagai apa mereka nantinya. Kau harus selalu siaga.” Malila mengangguk. Isak tangisnya mereda. Aku lega melihatnya bisa lebih tenang sekarang. Orang-orang di atas semakin hening. Sebagian dari mereka menyantap bekal yang tak seberapa banyak mereka bawa dari tanah mereka. Cahaya-cahaya itu mendarat beberapa saat kemudian. Mereka digotong kerabat dan saudara. Doa-doa tak lepas dilantuntakan dari lisan-lisan

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

35


Rancak Budaya mereka yang terus saja gemetar. Wajah mereka lebam. Bau badan mereka anyir. Pakaiannya sungguh tak layak. Malila menghadap ke atas, melihat satu persatu wajah mereka dengan melas. Sebentar lagi, mereka akan menimbun jasad-jasad lagi di dalam tubuhku. “Sebentar lagi, Malila.” *** Malam itu mereka disemayamkan dalam tubuhku. Cahaya-cahaya itu semakin berpendar. Mata mereka yang terpejam seketika terbuka. Mereka tersenyum dengan paripurna, seperti senyum Malila saat kusambut di awal kami berjumpa. Seketika itu, hujan turun bersama gemuruh. Menetes dengan halus di atas permukaanku. Aku menyerapnya dengan penuh kenikmatan. Ini adalah momentum dan waktu yang pas. Seolah memang sudah direncanakan. Malila memandangi wajah mereka. Mereka saling pandang dan menebar senyum. Wajah-wajah mereka sangat teduh. “Cahaya ini adalah doa dari mereka. Kerabat-kerabat kita, saudara-saudara kita yang jauh, yang bahkan kita tidak tahu siapa mereka dan mereka tidak tahu siapa kita. Hanya kasih sayang dan cintalah yang menggerakkan hati mereka. Kita tidak akan pernah takut. Karena Tuhan begitu dekat dengan kita,” tutur Malila menyejukkan. Tubuhku serasa lengang. Angin berhembus di permukaan, dan kurasakan ada sesuatu yang bergerak. Permukaanku ternyata ditumbuhi rumput-rumput kecil yang hijau. “Aku Mahmud. Salam dari tanahku yang sedang ditimpa musibah. Aku kehilangan hak bertahan hidup di sana. Aku tak bisa khusyuk beribadah. Peluru bertubitubi dilesatkan pada tubuh saudarasaudara. Kami dimusnahkan dari tanah kami sendiri. Tanah leluhur kami. Tanah kelahiran kami.” “Aku Elyda. Aku hanya berlari menyelamatkan hidupku dan bayiku. Aku tidak tahu sedang dimana. Pikiranku kacau. Aku linglung dan tiba-tiba tersungkur. Anak semata wayangku terlempar dan tak berkutik lagi. Aku menangis sejadi-jadinya. Di tengah tangisanku itu, selongsong peluru mendarat depat di jantung. Aku tak ingat apa-apa lagi setelah itu.” Aku melihat bayinya berbaring di atas kedua pahanya. Tidak kutemukan sedikitpun kesedihan di wajahnya. Tubuhnya masih suci dan terjaga.

36 | Komunikasi Edisi 322

“Aku Abul. Aku dapat merasakan betapa takutnya manusia-manusia biadab itu. Tuhan sama sekali tidak ada di pihaknya. Senapan-senapan itu seperti hanya meletup tanpa ada selongsong yang lepas. Bertubi-tubi tembakan ke arah perahu kami saat menyebarangi Sungai Jerangon, tapi tak satu pun mengena. Entah bagaimana bisa. Walapun akhirnya, di tengah-tengah sungai, satu peluru berhasil menancap di kepalaku. Tapi usaha mereka lebih banyak gagal. Banyak sekali keajaiban yang membuat kami semakin dekat dengan Tuhan.”

“ Cahaya ini adalah doa dari mereka. Kerabat-kerabat kita, saudara-saudara kita yang jauh, yang bahkan kita tidak tahu siapa mereka dan mereka tidak tahu siapa kita. Hanya kasih sayang dan cintalah yang menggerakkan hati mereka. Kita tidak akan pernah takut. Karena Tuhan begitu dekat dengan kita, “Sudah, cukup. Cerita kalian sudah cukup untuk meyakinkanku. Malila juga sudah bercerita banyak,” tukasku yang tidak tahan mendengar penderitaan demi penderitaan terlontar dari lisan mereka.

*** Aku melihat Malila berbicara panjang lebar. Mereka menyimaknya dengan serius. Tak ada yang berbicara selain Malila. Aku diam. Sementara pandanganku tak bisa lepas dari Malila. “Ini adalah saat yang tepat. Kerabat dan saudara sudah tertidur pulas,” ujar Malila. Semua menggangguk. Aku mengiyakan. Mereka memanjatkan doa bersama dalam hatinya. Aku diam dan membiarkan semua elemen alam ini bekerja. Aku ratakan serapan-serapan air hujan yang bercampur dengan tubuhku. Aku beri celah pada angin masuk ke poriporiku. Aku bernafas, dan berdoa dalam senyap. Cahaya-cahaya mereka berpendar. Semakin terang, hingga menutupi tubuh mereka. Perlahan, mereka menjelma akar, merambat, dan menumbuhkan batang. Satu per satu dari mereka menembus ke permukaan dan menjadi pohon yang berdiri tegak di atas tubuhku. Rumput-rumput di permukaan semakin menghijau. Malila menatapku. Ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih. “Untuk apa?” tanyaku. “Tuhan tidak sia-sia menghadirkanmu untuk kami. Semoga saudara dan kerabat kami yang tersisa tidak akan menyia-nyiakanmu. Semoga tubuhmu ini menjadi keberkatan bagi banyak orang. Ingat, aku tidak pergi. Aku hanya tumbuh di tubuhmu. Kau tidak kehilangan apapun.” Bibirku seketika kelu. Tubuhku bergetar lirih. Hatiku penuh debar. Senyum Malila sangat meneduhkan. “Semoga aku dapat mempertemukan mereka dengan kedamaian, sebagaimana Sungai Jerangon mempertemukan kita sekarang,” ujarku beserta degup yang kian kencang. Saat itu, Malila kembali tersenyum dengan paripurna. Tubuhnya semakin berpendar, dan perlahan menjelma akar. Aku belum pernah melihat akar seperti itu di tubuhku sendiri. Ia mencengkeram sangat kuat. Sisi-sinya menyerabut. Beberapa cabangnya ada yang bersiap ke atas menembus permukaan tubuhku. Entah akan menjelma apa dia. Tapi aku yakin, ia akan menjadi yang paling teduh di permukaan nantinya. Penulis adalah Alumni Jurusan Sastra Indonesia dan Juara Harapan 1 Penulisan Cerpen Majalah Komunikasi


Ritus Amuwarbhumi oleh Pandiga Sabilarrosyad

Amsal keabadian ialah menuba kuasa Pada batas-batas kepercayaan yang muskil Didera dendam — dengki: Takzimilah titahku Meski telah lenyap dari nyalang mata Pamorku Tumapel menggetarkan Arjuna hingga Semeru Kubikin kawah bergidik: takut akan kebringasanku Aku cabut sebilah keris dari perut Mpu Gandring Menjelang bebatu makin muram, Dedes: Kita senggama di atas keanyiran darah lelakimu Menanggalkan berabad luka dan selintas singgasana Aku tamatkan silsilah, sehalnya menafsir sejarah Menguar lewat negarakertagama Kita sama-sama paham, bahwa cinta mencuatkan luka Akhirnya direnggut kekalahan sia-sia Keabadian kini angan yang puisi Sulur-sulur tua dan burung gereja Telah meneroka langit kota Menakhlikkan warna kirmizi Yang menyerbuk kesuwungan relief candi 16 Oktober 2018

ilustrasi oleh : Krisnawa Adi Baskhara

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dan Juara Harapan 2 Penulisan Puisi Majalah Komunikasi

Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

37


Nama

: Dwiyana Putra

Fak/Jur

: Sastra/Seni dan Desain

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Juli 2019 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Tahun 41 Mei-Juni 2019 |

38 | Komunikasi Edisi 322

35


Bukan sandiwara. Di atas panggung kau tetaplah dirimu dengan sajak yang lain. Nama : Holy Fikriya Luqis Fak/Jur : Sastra/Sastra Indonesia Lokasi : Laboratorium Drama UM

Sendiri bukan kutukan, sepi bukan kemalangan. Keduanya energi untuk menemukan hakikat kebersamaan Nama : Nur Aviatul Adaniyah Lokasi : Budug Asu, Kebun teh-Purwosari, Lawang Fak/Jur : Sastra / Sedesa

Dalam sejarah, yang paling unik dan paling licik akan selalu dikenang. Kau ingin jadi yang mana? Nama: Priska Sinta Andina Lokasi : Lembah Tumpang Fak/Jur: Sastra/Pendidikan Bahasa inggris

Tanpa dikejar pun masa depan akan datang. Kitalah nahkoda yang menentukan pelabuhannya, keberhasilan atau kehancuran. Nama : Putri Dwi Perwitasari Lokasi : Banyuwangi, Jawa Timur Fak/Jur : Ilmu Sosial/Hukum Kewarganegaraan

Seluruh civitas UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambatlambatnya tanggal 25 Juli 2019 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.