Majalah Komunikasi UM | Edisi 333 Maret - April 2021

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI Pada akhir tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan delapan Indikator Kinerja Utama (8 IKU) sebagai ukuran kinerja baru bagi perguruan tinggi. Salah satu diantara delapan indikator tersebut ialah adanya program studi (prodi) berstandar internasional. Oleh karena itu, perguruan tinggi di Indonesia berlombalomba untuk menyetarakan tarafnya ke skala internasional. Bagaimana tanggapan Universitas Negeri Malang (UM)? Simak informasi selengkapnya di Rubrik Laporan Utama!

dok. Komunikasi

UM Bertekad Raih Rekognisi Internasional Melalui Akreditasi

SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA LAPORAN KHUSUS 9

dok. Pribadi

Jangan Menunda, Bersegeralah!

20

INFO 10

Halo, Sobat Komunikan! Di edisi sebelumnya, kita sukses mengulik profil Ilmuwan Muda pertama UM. Nah, edisi kali ini tidak kalah spesial! Kita berkesempatan untuk mewawancarai profesor termuda UM saat ini, lho! Penasaran? Yuk, simak wawancara bersama Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I di Rubrik Profil!

PROFIL CERITA MEREKA SEPUTAR KAMPUS 16 CURHAT 31

24

WISATA RANCAK BUDAYA 34

Ilyas, atlet muda yang merupakan seorang penyandang disabilitas ini telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang bulu tangkis internasional. Dia juga membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi. Penasaran bagaimana kisah perjalanan Ilyas hingga menjadi seorang atlet? Yuk, simak cerita selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!

PUSTAKA 36 PUISI 37 KOMIK 38 LENSA UM 39

Mencari Suasana Negeri yang Asri, Boon Pring Wajib Dikunjungi

Ingin berwisata ke Jepang tapi masih belum bisa terwujud? Tenang, tempat wisata Boon Pring solusinya! Sebagai pemilik bambu terbanyak di Indonesia, Boon Pring mampu menjadikan siapa saja yang berkunjung menjadi terpesona. Penasaran? Yuk, baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

32

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Pacu Prestasi Di Tengah Keterbatasan

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

3


Salam Redaksi

oleh Muslihati

M

enjelang pertengahan tahun 2020, Kemdikbud merilis Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020. Regulasi ini mengatur delapan Indikator Kinerja Utama sebagai target penting dan tolok ukur kualitas kinerja sebuah perguruan tinggi. Untuk sementara ini, regulasi tersebut hanya diberlakukan bagi perguruan tinggi negeri (PTN). Akreditasi institusi perguruan tinggi bertujuan memberikan jaminan kualitas layanan pendidikan pada masyarakat. Selain itu, akreditasi institusi juga bertujuan menjamin bahwa institusi perguruan tinggi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan, baik oleh lembaga akreditasi nasional seperti BAN-PT atau LAM, maupun lembaga akreditasi internasional seperti AQAS dan ASIIN. Secara khusus, akreditasi internasional dianggap penting karena memberikan jaminan kualitas perguruan tinggi di mata publik internasional. Akreditasi internasional akan menjadi pintu recognition Universitas Negeri Malang (UM) agar lebih dikenal oleh masyarakat internasional. Kebijakan indikator kinerja utama berupa akreditasi internasional mendorong UM untuk mewajibkan beberapa program studi di UM yang telah meraih akreditasi A dari BANPT, untuk mengajukan akreditasi internasional dan berupaya memenuhi sejumlah kriteria yang dipersyaratkan oleh lembaga akreditasi internasional yang akan melakukan penilaian. Saat ini, UM memiliki delapan fakultas yang terdiri atas 107 program studi, dengan rincian 67 di antaranya berstatus akreditasi A, 38 berstatus akreditasi B, dan 3 program studi baru yang belum meluluskan masih berstatus akreditasi C. UM kembali meraih status-status akreditasi institusi A dari BANPT pada tanggal 5 Mei 2020. UM bersiap mengajukan akreditasi internasional melalui dua Lembaga akreditasi terpercaya yaitu AQAS (The Agency for Quality Assurance through Accreditation of Study Programs) untuk program studi sosial humaniora dan akreditasi ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik) untuk prodi sains dan eksakta. Dua lembaga

akreditasi internasional tersebut akan melakukan asesmen dan penilaian dengan “memotret” kualitas tujuh aspek penilaian yaitu kurikulum, penjaminan mutu, mekanisme pendaftaran mahasiswa baru, mekanisme pembelajaran, sarana prasarana pendukung, dan sistem informasi. Pengajuan akreditasi internasional melalui dua lembaga tersebut dilakukan secara kolektif, dalam artian beberapa program studi yang dipandang memiliki “kedekatan” bidang ilmu disatukan ke dalam sebuah klaster khusus, misalnya untuk klaster administrasi pendidikan yang terdiri dari program studi administrasi pendidikan, bimbingan dan konseling, dan teknologi pendidikan. Secara spesifik, beberapa program studi yang terhimpun dalam sebuah klaster mendeskripsikan ketujuh aspek tersebut dalam dokumen Self Evaluation Report (SER). SER merupakan narasi objektif-persuasif mengenai struktur kurikulum, penjaminan mutu, mekanisme pembelajaran, sarana prasarana, dan sistem informasi yang bersifat adaptif, inovatif, dan inklusif yang diterapkan UM untuk membentuk kualitas lulusan yang unggul dan diterima pasar kerja. Key points deskripsi SER yang menjadi perhatian asesor internasional adalah standar capaian dan profil lulusan serta bagaimana kedua hal itu dicapai. Menjadi salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Nusantara, meraih akreditasi institusi A dari BANPT, menempati posisi bergengsi di barisan klaster satu, berpredikat sebagai LPTK pionir dan disegani di negeri sendiri, tentu merupakan sebuah kebanggaan bagi UM. Namun demikian, rasa bangga tersebut tentu tidak boleh membuat UM berpuas diri karena meski capaian di dalam negeri cukup bagus, UM harus membuktikan diri untuk bersaing di level yang lebih tinggi. Semua capaian prestasi merupakan tantangan sekaligus modal untuk mengepakkan sayap ke kancah yang lebih luas yaitu tataran global. Penulis adalah dosen Jurusan Bimbingan Konseling dan anggota penyunting majalah Komunikasi UM

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 333

dok. Pribadi

Siap Berkiprah di kancah Global dengan Akreditasi Internasional

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Yusuf Hanafi Muslihati Evi Susanti M. Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Mochammad Sa’id Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Fitriyanti Bunga Syani Yemima Layouter Nadifah Adya Ilham Desainer dan Ilustrator Nur Aviatul Adaniyah Reporter Umi Nahdhiah Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Erlina Febrianti Nuriyatul M. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Surat Pembaca

Terus maju, lampaui batas, dan raih pencapaian. Cover Story

Repro Internet

Halo Dwi! Kontributor majalah adalah seluruh sivitas academica UM. Selain itu, tidak ada syarat khusus untuk menjadi kontributor. Namun, pastikan bahwa kamu mengirimkan tulisan atau naskah berita yang disertai unsur 5W + 1H ya! Kami tunggu karyamu! Salam Redaksi

Nur Aviatul Adaniyah

Halo Saya Dwi dari Jurusan Sastra Indonesia UM. Saya ingin bertanya perihal kontribusi di Majalah Komunikasi UM. Siapa sajakah yang diperkenankan untuk menjadi kontributor Komunikasi? Lantas apa ada persyaratan khusus untuk menjadi kontributor? Terima kasih dan sukses selalu untuk Majalah Komunikasi UM. Salam Dwi Jurusan Sastra Indonesia UM

Ada yang berubah, ada yang bertahan karena zaman tak bisa dilawan, yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan. Chairil Anwar

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

5


repro Internet

Laporan Utama

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

UM Bertekad Raih Rekognisi Internasional Melalui Akreditasi

P

ada akhir tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan delapan Indikator Kinerja Utama (8 IKU) sebagai ukuran kinerja baru bagi perguruan tinggi. Salah satu di antara delapan indikator tersebut ialah adanya program studi (prodi) berstandar internasional. Oleh karena itu, perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba untuk menyetarakan tarafnya ke skala internasional, begitu pula Universitas Negeri Malang (UM). Terhitung sejak Oktober tahun lalu, UM tengah gencar-gencarnya mempersiapkan akreditasi internasional. Berikut ulasan mengenai proses akreditasi internasional di lingkungan Kampus UM. Proses Akreditasi Internasional Pada tahun 2019, UM telah melakukan sertifikasi internasional AUN-QA (ASEAN University NetworkQuality Assurance) untuk empat prodi (Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Biologi, dan Fisika). Akan tetapi, sertifikasi AUN-QA belum cukup untuk memenuhi indikator kinerja yang dikeluarkan Kementerian. Oleh karena

6 | Komunikasi Edisi 333

itu, akreditasi internasional dibutuhkan untuk memenuhi indikator kinerja yang sudah ditetapkan. Selain merupakan tuntutan dari Kementerian, akreditasi internasional tentu dapat meningkatkan rekognisi UM, baik di kancah nasional maupun internasional. Kampus berakreditasi internasional tentunya merupakan sebuah kebanggaan bagi para mahasiswanya, lulusan kampus berakreditasi internasional pun berkesempatan lebih untuk bergabung di perusahaan multinasional. Di antara lembaga akreditasi internasional yang diakui oleh Kemendikbud, UM memilih dua lembaga asal Jerman untuk menjadi asesor, yakni AQAS (Agentur zur Qualitätssicherung an Hochschulen mit Sitz in Köln/Agency for Quality Assurance) dan ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik/Accreditation Agency For Degree Programs In Engineering, Informatics/Computer Science, The Natural Sciences And Mathematics). AQAS berfokus untuk menilai 25 prodi sosial-


Laporan Utama humaniora dari Fakultas Sastra (FS), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Adapun ASIIN mengevaluasi 15 prodi sains dan teknologi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik (FT). Proses akreditasi internasional dimulai dengan mengelompokkan dua sampai empat prodi serupa di masingmasing fakultas dalam satu klaster. Masing-masing klaster harus membuat laporan evaluasi (diberi nama SelfAssesment Report/SAR untuk ASIIN dan Self-Evaluation Report/SER untuk AQAS) yang akan diserahkan ke pihak asesor. “Awalnya kami mengirim daftar prodi yang akan diikutkan dalam akreditasi, kemudian pihak AQAS dan ASIIN yang menentukan klasterisasinya. Kami juga telah melaksanakan workshop untuk penyusunan SER dan SAR, empat kali dengan AQAS dan dua kali dangan ASIIN,” ungkap Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd., Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Penjamin Mutu (UPT SPM) UM. Panduan penyusunan laporan evaluasi telah diberikan oleh masingmasing lembaga akreditasi untuk memberi gambaran mengenai apa saja yang perlu dinarasikan. Berbeda dengan akreditasi nasional oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang menekankan pada kualifikasi pendidikan dosen serta jumlah publikasi, AQAS dan ASIIN mengutamakan kualitas pembelajaran dan layanan di perguruan tinggi yang akan bermuara pada lulusan yang berkualitas dan diterima oleh pasar kerja. Sebanyak tujuh kriteria harus dijabarkan dalam laporan evaluasi untuk klaster yang dinilai AQAS. Pertama, kualitas kurikulum, yakni tentang bagaimana SCPL (Standar Capaian Pembelajaran Lulusan) disusun, kesesuaian struktur kurikulum dengan SCPL, dan proses student mobility. Kedua, prosedur penjaminan mutu, yaitu pembahasan mengenai proses penjaminan mutu baik di prodi, fakultas, maupun universitas, penjaminan mutu internal dan eksternal, serta tingkat

kepuasan lulusan dan pengguna. Ketiga, belajar, pembelajaran, dan penilaian, berisi tentang metode pembelajaran, pelaksanaan serta penilaian ujian tengah dan akhir semester. Keempat, penerimaan mahasiswa baru, rekognisi, dan ijazah, berisi penjelasan mengenai proses rekrutmen mahasiswa baru, prosedur transfer masuk-keluar mahasiswa, student mobility, dan dokumen yang diberikan untuk mahasiswa setelah selesai menempuh studi. Kelima, dosen dan tenaga kependidikan (tendik), berisi tentang jumlah dosen dan tendik, proses rekrutmen, serta pengembangan dan training untuk dosen dan tendik. Keenam, sumber belajar dan fasilitas pendukung, yang membahas tentang pendanaan, beasiswa, kecukupan sarana dan prasarana, serta informasi terkait guidance dan support yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Ketujuh, informasi publik, berisi penjelasan tentang penggunaan website dan media sosial untuk penyebaran informasi ke publik. Hampir sama dengan penilaian oleh AQAS, klaster yang dievaluasi ASIIN perlu menjelaskan enam kriteria dalam SAR. Pertama, konsep dan konten program studi, yakni mengenai bagaimana SCPL didesain serta kesesuaiannya dengan SSC (Subject-Specific Criteria) ASIIN, identitas prodi, kurikulum untuk mendukung SCPL, prosedur penerimaan mahasiswa, student mobility, dan internasionalisasi prodi. Kedua, struktur dan metode program studi, berisi deskripsi mata kuliah dan SCPL yang ingin dicapai berdasarkan mata kuliah tersebut, beban SKS (Satuan Kredit Semester) yang perlu diambil mahasiswa, metode pembelajaran yang digunakan dalam prodi, dan informasi tentang guidance serta support yang tersedia untuk mahasiswa. Ketiga, penilaian, membahas bagaimana ujian dilaksanakan, tipe-tipe ujian, pengorganisasian dan penilaian hasil ujian, penilaian mahasiswa oleh pihak luar (misal ketika Kajian dan Praktik Lapangan/KPL), dan penjelasan tentang proses skripsi. Keempat, Sumber Daya Manusia, yakni penjelasan mengenai

jumlah dosen dan tendik, rasio dosen dan mahasiswa, pengembangan yang disediakan untuk dosen dan tendik, serta pendanaan dan kecukupan sarana-prasarana pembelajaran. Kelima, transparansi dan dokumentasi, yang berisi penjelasan mengenai module description, rekognisi lulusan dalam bentuk ijazah, transkrip, dan SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah), dan peraturan untuk hak dan kewajiban mahasiswa. Keenam, prosedur penjaminan mutu, berisi penjelasan tentang proses penjaminan mutu baik di prodi, fakultas, maupun universitas, penjaminan mutu internal dan eksternal, serta tingkat kepuasan lulusan dan pengguna. Laporan evaluasi yang disusun oleh masing-masing klaster selanjutnya ditelaah bersama oleh tim penyusun, dekanat dan tim SPM sebelum kemudian dikirim ke penelaah eksternal. “Contohnya di FIS, merka mengirim borang ke UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) untuk mendapat masukan dan catatan, kemudian diadakan semacam workshop secara daring untuk membahas masukan-masukan tersebut,” jelas Imam. Penelaah eksternal untuk berkas akreditasi internasional tidak hanya berasal dari UPI, tim penyusun laporan akreditasi di masingmasing klaster dapat bernegosiasi dengan tim SPM untuk menentukan pihak yang menjadi penelaah eksternal. Selesai ditelaah, laporan evaluasi akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, kemudian dikembalikan lagi ke tim penyusun untuk diperiksa ulang. “Dikhawatirkan terjemahan istilah-istilah teknis tidak sesuai, maka tim perlu mengecek kembali laporan yang sudah diterjemahkan sebleum dikirimkan ke asesor,” terang Ketua SPM. Setelah terjemahan dikoreksi, tim SPM mengirim laporan evaluasi klaster ke lembaga akreditasi internasional. Auditor lembaga akreditasi akan memberikan feedback dan beberapa pertanyaan, kemudian UM akan merevisi laporan sesuai feedback yang diberikan dan menjawab pertanyaan dari auditor dengan menyertakan data

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

7


Laporan Utama Imam berharap proses akreditasi internasional ini selesai dalam satu tahun. Ditargetkan pada akhir Maret atau awal April laporan dari beberapa klaster sudah ada yang siap kirim dan setidaknya 10% prodi S1 telah terakreditasi tahun ini. “Tidak semua naskah laporan harus dikirim bersamaan. Kemungkinan laporan klaster prodi bahasa bisa dikirim terlebih dahulu karena langsung disusun dengan bahasa Inggris, sehingga proses penerjemahan sudah terpotong,” terang lelaki paruh baya yang ramah ini.

Tantangan dalam Proses Akreditasi Internasional Pengalaman pertama dalam melakukan akreditasi internasional tentu menjadi tantangan bagi UM. “Kalau untuk akreditasi nasional, kami bisa belajar dari pengalaman karena sudah pernah dilakukan. Untuk sertifikasi AUN-QA kemarin pun kami bisa mendapat arahan dari perguruan tinggi lain yang sudah melaksanakan, bahkan dari UM pun sudah ada asesor untuk AUN-QA. Di Indonesia sendiri belum ada asesor untuk ASIIN dan AQAS, sehingga informasi mengenai penilaian

dok.Komunikasi

dukung yang autentik. Apabila revisi dan jawaban telah sesuai dengan yang diminta, akan dijadwalkan visitasi atau kunjungan dari lembaga akreditasi ke Kampus UM untuk sesi tanya jawab dengan dosen, mahasiswa, dan alumni. “Tahap kunjungan ini bergantung pada kondisi. Ada kemungkinan lembaga akreditasi yang bersangkutan akan berkunjung secara langsung, tetapi dalam kondisi tertentu kunjungan secara daring juga memungkinkan, seperti halnya visitasi akreditasi nasional yang dilakukan secara daring akibat pandemi,” kata Imam.

Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd, Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Penjamin Mutu (UPT SPM) UM.

pun terbatas. Kalaupun melakukan penelaahan dengan pihak luar, itu pun hanya berdasar pengalaman,” kata Imam. Lebih lanjut, Imam menjelaskan bahwa penelaahan internal juga membutuhkan waktu karena arahan hanya datang dari buku petunjuk. Meskipun penelaahan dilakukan bersama-sama, prosesnya dapat memakan waktu karena persepsi tiap anggota dalam tim dapat berbeda-beda. Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.AcctgFin, Ph.D., anggota UPT SPM yang mendampingi proses penyusunan SAR dan SER juga berpendapat serupa mengenai tantangan yang dihadapi UM dalam akreditasi internasional. “Berbeda dengan akreditasi BAN-PT yang ada

8 | Komunikasi Edisi 333

matriks penilaiannya, kita tidak tahu proses penilaian oleh AQAS dan ASIIN akan seperti apa,” ungkapnya. Ia menambahkan, akibat adanya pandemi yang membatasi aktivitas pekerjaan di luar rumah, tim penyusun berkas cukup sulit untuk berdiskusi secara langsung. Pertemuan secara daring pun dirasa tidak membuahkan hasil semaksimal pertemuan dengan tatap muka.

ini. “Jika visitasi beres, maka sertifikasi akreditasi bisa turun. Namun, kami tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan lembaga akreditasi untuk menilai SAR dan SER. Apabila ternyata UM mengirim laporan evaluasi bersamaan dengan banyak perguruan tinggi di belahan dunia lain, kemungkinan kita harus mengantre untuk menunggu umpan balik dari auditor,” kata Imam.

Harapan untuk proses Akreditasi Internasional

Menurut Ani, akreditasi internasional juga diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi mahasiswa asing untuk menimba ilmu di Kampus UM. “Selain itu, kami berharap ke depannya para dosen dan tendik juga mampu berpikir secara internasional dan lebih terbuka,” pungkas Ani. Izam/Zahirah

Imam dan tim tentu berharap semua prodi dapat terakreditasi secara internasional dengan lancar, sayangnya belum ada kepastian mengenai perkiraan selesainya proses akreditasi


repro Internet

Laporan Khusus

Sosialiasasi PKM oleh PKM Center

Geliat PKM Center Dongkrak Kualitas dan Kuantitas Proposal PKM

S

etiap tahunnya, Universitas Negeri Malang (UM) selalu mengirim kontingen ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS), tidak terkecuali tahun ini. Menyambut PIMNAS 34 tahun 2021, Berbagai upaya dilakukan oleh UM bersama dengan PKM Center UM dan PKM Center fakultas-fakultas yang ada di UM untuk mendorong para mahasiswa mengirimkan proposal pendanaan. Terutama PKM Center UM yang senantiasa mendorong mahasiswa mengirimkan proposal. Pembelajaran daring ternyata tidak menyurutkan mahasiswa UM untuk mengirimkan proposal. Mengutip Robby Wijaya dari PKM Center UM, input proposal tahun ini justru meningkat. Tercatat jumlah proposal yang sudah dikumpulkan dan dikirimkan ke Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) sebanyal 840 proposal di 5 bidang dan 190 proposal di 3 bidang. PKM Center UM juga membina para mahasiswa dalam menyusun proposal. PKM Center UM mengadakan sosialisasi penulisan PKM pada bulan Januari akhir, topik yang dibahas meliputi administrasi, penentuan dan penyusunan judul yang menarik, perbedaan tiap cabang PKM, serta ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan agar para mahasiswa yang akan mengumpulkan proposal dapat membenahi proposalnya. Tidak hanya PKM Center saja yang mengadakan sosialisasi untuk mahasiswa, UM sendiri juga mengadakan Training of Trainers (ToT) untuk para dosen pembimbing PKM 2021 bersama dengan reviewer nasional (23/01). Untuk tahun ini, terdapat tiga bidang yang menjadi unggulan dalam pengumpulan proposal, yaitu PKM-K (kewirausahaan), PKM-R (Penelitian), dan pengabdian masyarakat. Tentu saja kendala selalu ada di setiap tahunnya. Untuk tahun ini kendala terbesar ada pada pemberian bimbingan kepada mahasiswa yang semuanya dilaksanakan secara daring.

Tidak hanya PKM Center UM sendiri yang mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan proposal PKM. Di setiap fakultas, terdapat PKM Center sendiri yang menangani pengumpulan proposal tiap fakultas. Setiap fakultas pun mempunyai keunikannya masing-masing. Contohnya Fakultas Sastra. Pengumpulan proposal untuk tahun ini meningkat hampir dua kali lipat. Tahun sebelumnya terkumpul sebanyak 90 proposal, sedangkan tahun ini terkumpul sebanyak 160 proposal. Jenis proposal terbanyak tetap PKM-K yang mendominasi 50% dari pengumpulan proposal. Bentuk kewirausahaan yang ditawarkan bermacam-macam mulai dari produk penunjang pendidikan, jasa, dan desain. Kesulitan yang dialami oleh PKM Center Fakultas Sastra adalah mengenai tenggat waktu. “Karena deadline yang mepet akhirnya proposal yang ditulis pun masih berantakan, padahal proposal tersebut mempunyai peluang untuk lolos ke tahap fakultas. Setelah pengumpulan, deadline diundur. Sebenarnya kami masih bisa melakukan persiapan lebih banyak. Namun karena deadline yang tidak jelas, pemberian bantuan pun tidak bisa maksimal,” papar Alif Hanifatur dari PKM Center Fakultas Sastra. Keunikan lainnya dalam bidang teknik oleh PKM Center Fakultas Teknik. Jenis proposal yang paling banyak dikumpulkan adalah proposal PKM-GT (ide konsep perubahan). Untuk peminat dari Fakultas Teknik, untuk tahun ini menurun. “Tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa baru diwajibkan untuk memuat PKM, untuk tahun ini tidak ada kewajiban dalam membuat PKM, sehingga peminatnya menurun,” papar As’ad Rosyadi dari PKM Center Fakultas Teknik. Dengan UM yang berada di peringkat 10 pada Pimnas 2020, UM berharap untuk tahun ini bisa naik ke peringkat 9 atau mempertahankan posisi. Tentunya dengan sinergi UM-PKM Centermahasiswa, tujuan ini akan tercapai. Ayu Tahun 42 Maret - April 2021 | |

9


Info

Kemenangan mawapress diajang pilmapres UM 2021

P

Pilmapres UM 2021, Tetap Tebar Inspirasi di Tengah Pandemi

emilihan Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Malang (Pilmapres UM) 2021 akhirnya telah memasuki puncak perhelatan Grand Final pada Sabtu, (10/04) secara luring yang diselenggarakan di Gedung Graha Cakrawala UM dan secara daring via converence perangkat Zoom Meetings. Meskipun dilaksanakan di tengah pandemi, tak menyulutkan semangat kontestan untuk mengikuti kegiatan ini. Pilmapres ini diikuti oleh 26 finalis yang telah terpilih mewakili fakultas masing-masing. Grand Final Pilmapres ini merupakan puncak acara dalam rangkaian seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi yang dilaksanakan oleh Ikatan Mahasiswa Berprestasi (Imapress UM). Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai bentuk seleksi terakhir untuk memilih mahasiswa berprestasi tingkat 1, 2, & 3 untuk sarjana dan diploma serta mahasiswa berprestasi yang masuk dalam katagori terfavorit. Setelah terpilih menjadi mahasiswa berprestasi terbaik dari sarjana maupun diploma, selanjutnya mereka mengharumkan nama UM untuk berlaga di pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Acara diawali dengan tarian selamat datang dan dilanjutkan dengan sambutan dari dari Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., Rektor UM. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa berprestasi untuk terus memberikan inspirasi kepada mahasiswa lainnya serta mengharumkan almamater UM dalam event nasional maupun Internasional. “Semoga perhelatan ini menjadi sumber motivasi Foto bersama mawapress

10 | Komunikasi Edisi 333

bagi para mahasiswa lainnya dan memunculkan bibit-bibit unggul mahasiswa UM,” tandasnya. Acara puncak adalah pengumuman sebelas kandidat besar mahasiswa berprestasi yang terdiri dari sembilan mahasiswa tingkat sarjana dan dua mahasiswa tingkat diploma untuk memasuki babak presentasi karya. Setelah mempresentasikan karyannya kepada keempat juri, kesebelas finalis ini dikerucutkan menjadi tujuh nominator terbaik untuk mengikuti QnA General Issues. Setelah mendapatkan pertannyaan satu per satu dari para juri, pada akhirnya diumumkanlah mahasiswa berprestasi tingkat universitas, dan fakultas, penganugerahan mahasiswa berprestasi terfavorit, serta supoter terbaik. Saat akhirnya para juara Pilmapres UM 2021 diumumkan, Andika dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM keluar sebagai juara pertama mahasiswa berprestasi kategori diploma. Juara lainnya mahasiswa berprestasi kategori sarjana diraih oleh Noviachri Imroatul Sa’diyah dari Fakultas Sastra (FS), disusul juara kedua diraih oleh Jasmine Nurul Izza dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), juara ketiga diraih oleh Made Radikia Prasanta dari Fakultas Teknik (FT), juara favorit diraih oleh Rista Anggraini dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS), dan juara best supporter diraih oleh FT dengan perolehan nilai 19,9 %. Kategori juara terfavorit dinilai dengan banyaknya vote dan keaktifannya saat proses pembekalan, sedangkan kategori juara best supporter dinilai dengan banyaknya tautan presensi. Izam

A


Info

Proses pelaksanaan LKMM-TM Daring

Digelar untuk Kali Pertama, LKMM Daring Sukses Gaet Antusiasme Peserta

A

da yang berbeda dalam penyelenggaraan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) Universitas Negeri Malang tahun 2021. Akibat dari banyaknya kasus yang mengarah kepada penularan Covid-19 di era pandemi, maka kegiatan LKMM-TM yang biasanya dilakukan secara langsung, mau tidak mau dilakukan secara virtual. Tentunya semua konsep yang dirancang pada kegiatan ini, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun dilakukan secara virtual, tak menyulutkan antusias peserta untuk mengikuti kegiatan ini. Terbukti LKMM TM tahun 2021 telah diikuti oleh total 244 peserta yang terdiri dari kader-kader calon fungsionaris UM, yaitu perwakilan fakultas dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kegiatan LKMM-TM dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut (6-8/4). LKMM-TM merupakan suatu program kelanjutan dari LKMM Tingkat Dasar (LKMM TD) yang telah diikuti oleh peserta ormawa sebelumnya. Tujuannya untuk membekali mahasiswa dengan wawasan, sikap, dan keterampilan untuk mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam suatu organisasi. LKMM-TM UM diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Dr. Mu’arifin, M.Pd., Wakil Rektor (WR) III UM. Di tengah sambutannya, bapak tiga anak tersebut berpesan kepada peserta untuk tetap disiplin dan serius dalam mengikuti LKMM TM 2021. “Keseriusan saudara adalah saudara disiplin dalam mengikuti kegiatan. Hanya dengan keseriusan

dan kedisiplinan tujuan saudara akan tercapai,” terangnya. Penyelenggaraan LKMM-TM menghadirkan beberapa pemateri andal dalam bidang kompetensinya. Mereka adalah Dr. Sunaryono, S.Pd., M.Si., pemateri pertama mengenai kontrak belajar sekaligus perkenalan. Dalam materi ini, peserta dituntut untuk memenuhi peraturan dan tata tertib LKMM-TM agar nantinya bisa menjadi fungsionaris ormawa yang betul-betul mumpuni dalam memangku jabatan di dalam ormawa. Pemateri selanjutnya disampaikan oleh Mochamad Nasrul Chotib, S.S., M.hum, yang membahas tentang etika diskusi ilmiah. Beliau memberikan bekal kepada mahasiswa agar selalu memiliki kemampuan berdiskusi dengan baik. “Berdiskusi yang baik merupakan salah satu atribut softskill yang penting dimiliki oleh mahasiswa dengan kadar yang berbeda-beda. Tentunya dengan diimbangi oleh kebiasaan berpikir, berkata, bertindak, dan bersikap yang baik,” imbuhnya. Materi lainnya mengenai gaya kerja yang disampaikan oleh Dr. Dra Hayuni Retno Widarti, M.Si dan hakikat organisasi yang disampaikan oleh Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd. Kedua pemateri menyampaikan kepada mahasiswa agar mampu menyelesaikan tugas dan membedakan gaya kerja yang sesuai dengan target kerja dalam pelaksanaan perencanaan manajemen organisasi mahasiswa serta memiliki asumsi dasar untuk memahami manusia dalam berorganisasi. Izam Tahun 42 Maret - April 2021 | |

11


Perluas Wawasan dan Pengalaman melalui Student Mobility Exchange

P

12 | Komunikasi Edisi 333

repro internet

Info

ertukaran pelajar (Student Inbound/Outbound) di dalam negeri maupun luar negeri memasuki babak tahap hasil seleksi (12/3). Kegiatan sebagai serangkaian program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di Universitas Negeri Malang (UM). Kegiatan Pertukaran pelajar merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No.3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 yang dapat dilakukan baik di dalam program studi dan di luar program studi. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk belajar lintas kampus, membangun persahabatan mahasiswa, dan menyelenggarakan transfer ilmu pengetahuan. Beberapa bentuk pertukaran pelajar yang dapat dilakukan oleh mahasiswa antara lain pertukaran pelajar antar program studi pada perguruan tinggi yang sama, pertukaran pelajar dalam program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda dan pertukaran pelajar antara program studi pada perguruan tinggi yang berbeda.

ini dengan model pembelajaran yang dilakukan secara virtual dapat memberikan akses mudah untuk memperoleh pendidikan baik di dalam atau luas kampus. Hal tersebut yang membuat minat mahasiswa besar dalam ikut berpartisipasi kegiatan tersebut. Beberapa mahasiswa mengikuti seleksi yang diadakan dari setiap program studi di fakultasnya masing-masing. Mahasiswa merasa senang dan terbantu oleh adanya program tersebut. Ungkap salah satu mahasiswa Fakultas Sastra jurusan Sastra Inggris yang lolos dalam seleksi tersebut, Ayu Saraswati berkata, “awalnya saya ikut program pertukaran pelajar ini karena saya mengambil mata kuliah yang masih belum ada di program studi saya dan setelah saya mencoba mendaftar akhirnya saya diterima di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan mata kuliah children’s literature.” Ayu juga menambahkan bahwa program pertukaran pelajar ini dilakukan dengan kemudahan pendaftaran yang dilakukan dari pihak jurusan sehingga semuanya proses dapat dilakukan dari rumah.

Pertukaran pelajar yang dilakukan memberikan peluang bagi mahasiswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Banyak mahasiswa mendukung program tersebut khususnya bagi mahasiswa UM. Meskipun, di tengah pandemi saat

Pertukaran pelajar ini tidak hanya dilakukan hanya antar kampus yang sama maupun berbeda di dalam negeri (Indonesia) tapi juga bisa dengan kampus di luar negeri. Salah satunya pada fakultas ekonomi dan Bisnis (FEB) UM yang melakukan program pertukaran

mahasiswa internasional dengan Universiti Malaysia Terengganu (UMT) yang menjadi mitra International Student Exchange Program. Dalam wawancaranya, Nila Cahayati mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan menjelaskan bahwa dalam seleksi tersebut awalnya dilakukan seleksi berkas yakni motivation letter, sertifikat TOEFL, paspor atau Kartu Tanda Penduduk (KTP), transkip nilai, dan CV. “Pendaftarannya cukup ketat karena selain saya menjadi kandidat yang lolos di fakultas tetapi saya juga akan diseleksi oleh pihak dari UMT, jadi saya harus menunggu untuk hasil akhir nantinya, yang pasti saya sangat mendukung kegiatan ini untuk kemajuan ilmu saya dalam menempuh pendidikan dan sebagai bekal di dunia kerja nantinya,” tuturnya. Dalam persiapannya sendiri, mahasiswa memiliki antusias tinggi dalam proses seleksi program pertukaran pelajar. Dari menggali informasi baik fakultas maupun universitas, persiapan dokumen-dokumen dalam administrasi menjadi pertimbangan yang penting untuk lolos dan diterimanya. Tidak lupa juga kesiapan diri dan mental dalam menerima kegiatan tersebut. Mahasiswa UM mendukung penuh adanya program pertukaran pelajar saat ini. Niken


Info

Pandemi Covid-19,

Proposal Penelitian Malah Meningkat

P

andemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tidak menghalangi pelaksanaan Tridarma yang merupakan kewajiban perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah proposal penelitian dan pengabdian masyarakat yang masuk ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang (LP2M UM). “Secara keseluruhan, proposal penelitian mengalami kenaikan. Namun, untuk proposal pengabdian kepada masyarakat mengalami penurunan,” terang Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si., Ketua LP2M pada Selasa (10/02). “Pada tahun 2021 jumlah proposal penelitian sebesar 2.150 dan pengabdian sebesar 761. Keseluruhan jumlah proposal yang diajukan sebesar 2.911. Sedikit meningkat jika dibandingkan usulan pada tahun 2020, yaitu sebanyak 2.792 proposal dengan rincian 2.022 untuk penelitian dan 770 untuk proposal pengabdian,” tambahnya. Namun tetap saja keadaan pandemi seperti ini akan sangat berpengaruh, apalagi terkait dengan pengimplementasiannya. Hal lain dari adanya pandemi ini mengakibatkan kehadiran peneliti mitra dari luar negeri banyak tidak terlaksana. “Dilihat dari jumlah proposal nampaknya pandemi tidak berpengaruh secara signifikan dari segi implementasi/pelaksanaan yang sangat besar pengaruhnya,” jelasnya. Maka dari itu, Dosen Fisika ini juga mengatakan bahwa dalam situasi demikian sangat penting adanya penyesuaian yang harus dilakukan. “Pada tahun 2020 beberapa penelitian mengubah topik

menjadi topik Covid-19. Beberapa mengubah dalam pertemuan daring. Pengabdian dalam bentuk pendampingan mengalami sedikit pergeseran metode pelaksanaan. Beberapa pelaksana pengabdian menggunakan metode campuran (daring dan atau luring) dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19. Pelaksanaan penelitian dan pengabdian tahun 2021, masih berharap banyak pada keberhasilan vaksinasi dan penerapan protokol Covid-19 pada masyarakat. Para pelaksana pengabdian dengan kendala kondisi Covid-19 tetap berupaya menyelesaikan pengabdian, salah satunya mengatur pelaksanaan pada akhir tahun,” tuturnya saat diwawancarai kru majalah Komunikasi UM Kondisi seperti ini, menjadi tantangan tersendiri untuk terus berinovasi. Hal ini pula yang sekarang sedang digencar-gencarkan oleh UM. “Secara mendasar ada arahan baru. Untuk penelitian diprioritaskan pada TKT (tingkat kesiapan teknologi, red) terapan sampai pengembangan. Minimal TKT terapan langsung diwajibkan pada penelitian skema pusat, IMRC, sekolah, laboratorium, dan I3P. Selain itu, untuk penugasan fakultas dan pusat diarahkan pada unggulan maisng-masing. Sebagai contoh, Fakultas Sastra memfokuskan pada topik Corpus dan BIPA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mefokuskan pada pengembangan pesawat kendali. Demikian juga PUI/PM2ET mulai mengarahkan pada Self Powered Smart Building, serta Pusat Pendidikan memfokuskan penelitian untuk menghasilkan naskah akademik sekolah unggul,” tandasnya. Erlina

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

13


Info

LSP UM Gelar Uji Kompetensi Mahasiswa

L

embaga Sertifikasi Profesi Universitas Negeri Malang (LSP UM) gelar webinar Sosialisasi Uji Kompetensi Mahasiswa UM Batch 1 (4/3). Kegiatan yang dilakukan secara virtual ini diikuti oleh lebih ratusan peserta, khususnya mahasiswa dan dosen yang turut hadir dalam video conference melalui Zoom Meeting tersebut. Dalam webinar tersebut semakin menarik dengan dihadiri pemateri yang langsung dari pihak LSP UM, yakni ada Dr. Rina Rifqie Mariana, M.P., Direktur LSP UM dan Wahyu Nur Hidayat, M. Pd., Manajer Sertifikasi LSP UM.

Selanjutnya materi kedua mengenai alur sertifikasi oleh Wahyu Nur Hidayat, M.Pd. Ia memaparkan tiga tahapan alur sertifikasi yang meliputi pendaftaran dan seleksi administrasi, asesmen mandiri dan jadwal uji kompetensi, serta uji kompetensi hingga pengumuman. “Mahasiswa dalam melakukan pendaftaran dapat membuka aplikasi yang telah disiapkan, kemudian mengisi data secara lengkap, lalu upload berkas yang dibutuhkan dan tentukan skema pilih sertifikasi,” jelasnya. Penyelenggaraaan uji kompetensi batch pertama ini, sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa sebagai pendamping dalam pendukung kelulusan nantinya. Hal ini sangat berguna di dunia kerja sebagai bukti kompetensi diri yang dimilikinya. Dengan adanya webinar sosialisasi uji kompetensi mahasiswa dapat memberikan pemahaman akan pentingnya memperoleh sertifikasi kompetensi dan berharap mahasiswa ikut berpartisipasi dalam menyukseskan terselenggaranya uji kompetensi, meskipun uji kompetensi dilakukan di tengah pandemi dalam pelaksanaannya tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Niken

dok. Komunikasi

Pemaparan awal terkait LSP oleh Dr. Rina Rifqie Mariana, M.P. Ia mengungkapkan bahwa LSP adalah lembaga pelaksanaan kegiatan sertifikasi yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). “Sertifikasi ini penting diperoleh mahasiswa sebagai persyaratan ingin memasuki dunia kerja tertentu sehingga menjadi brand image Anda,” imbuhnya. Ia juga menambahkan bahwasanya manfaat sertifikasi selain sebagai personal branding, juga sebagai penjaminan mutu pendidikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai dan membantu organisasi dalam rekrutmen yang berbasis kompetensi. Di tahun 2021, Sertifikasi LSP memiliki 11 skema uji kompetensi antara lain merancang mekanik umum, kewirausahaan mandiri, asisten excecutive chef, perancangan program dan media pelatihan, fasilitator pemberdayaan masyarakat, pemeliharaan peralatan otomasi industri, pustakawan, penerbitan buku,

asisten desainer custom made wanita, kepemanduan wisata, mengelola laboratorium IPA, dan quantity surveyor. Skema uji kompetensi tahun ini dibuka lebih banyak yang bisa mendaftar dari mahasiswa Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan Fakultas Sastra (FS).

Pemateri Wahyu Nur Hidayat, M.Pd memaparkan materinya

14 | Komunikasi Edisi 333


Info

Asyiknya Diskusi Jurnalistik Bersama Kompas

M

ajalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan siaran langsung (live) melalui platform berlogo kamera, yakni Instagram (Ig) pada (25/02). Siaran langsung bersama pemateri dari Kepala Biro Kompas Jawa Timur 2 yakni Siwi Yunita, dengan moderator Fitriyanti Bunga, dihadiri oleh Nida Anisatus Sholihah, S.Pd., Redaktur Pelaksana Majalah Komunikasi UM, Kru Majalah Komunikasi UM, dan followers setia Ig Komunikasi_UM. Meskipun dilanda gerimis dan dinginnya hawa malam hari, diskusi tentang seluk beluk jurnalistik saat live Ig tetap berjalan lancar dan asyik. Diskusi tentang jurnalistik dengan memanfaatkan fitur live Ig dari Majalah Komunikasi UM ini, sengaja dikonsep dengan suasana asyik, santai, dan bersahabat. Siaran berlangsung seru dibarengi dengan canda tawa, saut Bu Nida selaku Redaktur Pelaksana Komunikasi UM melontarkan guyonan kepada pemateri saat itu, “Oh, kelihatan muda ya Mbak Siwi Yunita. Hehe”. Tentu saja selain berbagi ilmu yang bermanfaat mengenai jurnalistik, hal ini menghidupkan suasana menarik dan sangat bersahabat malam itu. Pilihan menggunakan fitur live Ig untuk berbagi ilmu yang seru dan asyik seperti yang dilaksanakan oleh Majalah Komunikasi UM memanglah sangat tepat, dalam pandemi Covid-19 saat ini. Tidak hanya melakukan diskusi dan tanya jawab tentang jurnalistik, kisah perjuangan dan kenangan

dok. Komunikasi

a

awal Kak Siwi menjadi seorang reporter berita pun tumpah ruah masuk ke dalam suasana saat siaran berlangsung. Audience khususnya para kru Komunikasi UM siaran langsung tersebut menjadi baper dan merasakan juga dalam perjuangan menulis berita untuk Majalah Komunikasi UM. “Diskusi saat itu, sangat bermanfaat dan membuat saya baper, ketika Kak Siwi menceritakan perjuangan seorang reporter. Kerja lembur dan dikejar deadline bukan merupakan masalah bagi saya karena banyak teman-teman yang juga merasakan. Saat ini, kru Majalah Komunikasi UM berjuang bersama-sama agar Majalah Komunikasi UM lebih dan lebih baik lagi,” jelas Berlian salah satu kru Majalah Komunikasi UM, saat menjelaskan bagaimana kesan yang menarik saat menyimak live Ig malam itu. Berlian juga memiliki harapan untuk Majalah Komunikasi agar ke depannya diskusi seperti siaran langsung ini bisa terus berjalan dalam Ig Komunikasi_ UM. “Diskusi tentang jurnalistik yang diadakan oleh Komunikasi UM menurut saya sangat bermanfaat bagi orang lain, tidak hanya kru Komunikasi UM saja, orang lain yang ingin belajar tentang jurnalistik juga dapat join belajar bersama-sama dengan kita. Dengan live ini juga dapat membantu kita bersatu secara online, saling sharing informasi-informasi atau lain dari luar. Sehingga, dapat saling membantu satu sama lain,” tandasnya. Waviq

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

15


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Pelantikan Pengurus LPM IS Bumantara 2021

P

LPM IS Bumantara FIS Wadahi Minat Jurnalistik Mahasiswa

andemi tak menyurutkan langkah untuk terus berkiprah di bidang pers. Justru melalui pers yang semakin aktif, masyarakat dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Tak terkecuali pada kalangan mahasiswa. Universitas Negeri Malang (UM) sendiri memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan berbagai organisasi yang hampir semuanya memiliki sub divisi/divisi jurnalistik. Pada kepengurusan tahun ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (BEM FIS) UM membentuk Lembaga Pers Mahasiswa Ilmu Sosial Bumantara (LPM IS Bumantara) yang diresmikan pada 28 Januari 2021, bersamaan dengan peresmian Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) FIS. LPM IS Bumantara berada di bawah naungan Divisi Komunikasi dan Informasi BEM FIS UM. Adapun tujuan dibentuknya lembaga ini dijelaskan secara langsung oleh Hendika, selaku Koordinator Divisi Komunikasi dan Informasi pada Selasa (9/3/2021). “LPM IS Bumantara bertujuan untuk mewadahi minat dan bakat mahasiswa FIS dalam bidang kepenulisan dan jurnalistik. Sebelum lembaga ini dibentuk, banyak mahasiswa yang antusias dalam beropini, terutama di bidang politik. Namun sayang, ketika itu tidak ada wadahnya.” Jelas Hendika. Pendaftaran anggota LPM IS Bumantara dibuka pada 25 Februari–23 Maret 2021 dan hasilnya diumumkan pada 10 Maret 2021. Adapun prosesi pelantikan anggota dilaksanakan pada 14 Maret 2021 dengan jumlah peserta sebanyak 29 orang. Sebagai salah satu Badan Kegiatan Terpadu (BKT), LPM IS Bumantara mendapat sambutan positif yang luar biasa dari mahasiswa FIS. Salah satunya dapat terlihat jelas dari Divisi Penelitian dan

16 | Komunikasi Edisi 333

Pengembangan (Litbang) dan Divisi Cybernews yang banyak menjadi sasaran pendaftar. “Ruang kerja lembaga tentu berada di FIS karena pelaksanaan kegiatan berkaitan erat dengan mahasiswa FIS. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kami juga menggunakan tempat di luar fakultas. Selain itu, dalam melaksanakan kegiatan, mahasiswa FIS juga berkesempatan untuk berpartisipasi melalui karyanya dalam bidang kepenulisan dan jurnalistik.” Sambungnya. Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) mengharuskan LPM IS Bumantara melaksanakan kegiatan secara online. Namun, hal tersebut tidak menghalangi lembaga untuk terus berkiprah. Harapan demi harapan tak luput disampaikan, mulai dari harapan Koordinator Divisi Komunikasi dan Informasi, Ketua LPM IS Bumantara, dan Ketua BEM FIS UM. “Sebagai BKT baru, saya berharap LPM IS Bumantara dapat mewadahi minat dan bakat mahasiswa sekaligus memelopori pembentukan lembaga pers yang lain. Memaksimalkan pondasi adalah kunci. Kita tidak mungkin bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti majalah Komunikasi, UKM-P, dan LPM Siar. Semoga semua dapat terlaksana,” Tutur Hendika selaku Koordinator Divisi Komunikasi dan Informasi. “Saya berharap, LPM IS Bumantara dapat memaksimalkan potensi dari setiap anggota dan mewadahi minat dan bakat mahasiswa FIS,” Tutur Fahmi selaku Ketua LPM IS Bumantara. “Harapan saya, LPM IS Bumantara dapat berkolaborasi dengan majalah Komunikasi seperti pembuatan suatu produk maupun pelatihan atau upgrading.” tutur Donny Maulana selaku Ketua BEM FIS UM. Erlina


Seputar Kampus

Rekognisi Karya Prestasi Mahasiswa (RKPM)

M

enurut Peraturan Rektor Nomor 18 Tahun 2019 tentang Rekognisi Karya Prestasi Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Rekognisi Karya Prestasi Mahasiswa yang disingkat menjadi RKPM adalah salah satu wadah atau alat yang digunakan untuk memudahkan mahasiswa dalam mencapai kelulusannya. Untuk dapat mengajukan RKPM, perlu adanya relevansi antara bidang I (akademik) dan bidang III (kemahasiswaan). Perpaduan dari bidang I dan bidang III akan menentukan perkembangan mahasiswa dari masing-masing jurusan. Mahasiswa dapat mengajukan prestasi di bidang akademik dengan menghubungi Wakil Rektor I dan apabila ingin mengajukan prestasi di bidang nonakademik yang berhubungan dengan kemahasiswaan, mahasiswa dapat menghubungi Wakil Rektor III. Khusus pada tingkat jurusan, mahasiswa dapat menghubungi Wakil Dekan I dan Wakil Dekan III untuk melakukan rekognisi serta pengembangan diri. Keberhasilan mahasiswa dalam meraih prestasi di bidang akademik maupun nonakademik akan memudahkan mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsi. Namun, masih banyak mahasiswa yang tidak terlalu memedulikan prestasi mereka. Hanya segelintir mahasiswa yang mampu mencapai prestasi dengan mengorbankan rentang masa studi. Contohnya, kisah viral Bayu Eko Moektito atau yang akrab dipanggil Bayu Skak. Dia lulus dengan karyanya yang sudah diproduksi dalam skala nasional yakni film berjudul Yowis Ben. Bagi mahasiswa yang sedang melakukan penghimpunan prestasi, keikutsertaan pada perlombaan, seminar atau berbagai

acara lainnya dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Mahasiswa bisa menambahkannya di Sistem Informasi Kemahasiswaan (Simawa). Simawa dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dapat menambahkan prestasinya ke laman Simawa sebagai bentuk aktivitas mahasiswa yang membantu menunjang keuntungan dan nama baik UM. Apa saja yang dapat ditambahkan di Simawa? Ada empat hal, yakni sertifikat mahasiswa, sertifikat kompetensi, kegiatan pengembangan diri, dan karya mahasiswa. Gerakan Mahasiswa Satu Karya Satu Tahun (Germakasarta) juga menjadi salah satu program untuk menunjang mahasiswa supaya memiliki output yang positif. Hal tersebut juga tertera dalam Peraturan Rektor Nomor 4 Tahun 2020 tentang Germakasarta Universitas Negeri Malang. Gerakan tersebut dapat memacu mahasiswa untuk menciptakan sebuah karya pada setiap tahun sehingga mahasiswa mampu bersaing dengan mahasiswa lain dan berkembang. Adanya program ini juga bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dalam memperoleh SKPI. “Poros utama dalam menggerakkan mahasiswa UM terletak pada jurusan karena pada tingkat tersebut, dosen mampu membimbing dan memantau mahasiswa untuk mengembangkan potensinya dan meraih apa yang diinginkan. Jurusan harus aktif memantau mahasiswanya, begitu pula mahasiswa yang harus aktif bertanya dan mengembangkan dirinya,” Ujar Dr. Mu’arifin, M.Pd selaku Wakil Rektor III UM. “Mahasiswa harus menjadi seorang yang aktif dalam menimba ilmu dan meraih apa yang diinginkannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu mengolah dirinya sendiri dengan fasilitas yang telah tersedia dan terbuka lebar ini.” Tutup Mu’arifin. Zakaria Tahun 42 Maret - April 2021 | |

17


Seputar Kampus

Nayanika’s First Exhibition: Usung Tema Peristiwa Sekitar, Pameran Berjalan Lancar

Berlangsungnya pameran pascadiklat UKM Himafo

M

engusung tema “Around Me”, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (Himafo) Universitas Negeri Malang (UM) telah menggelar pameran pascadiklat ke-37 UKM Himafo UM (9-13/3). “Topiknya adalah Around Me karena banyak para peserta pameran yang berada di luar Malang. Jadi, tema tersebut dapat memudahkan para peserta yang berada di luar Malang dalam memotret segala sesuatu yang ada di sekitarnya, khususnya objek yang ada di daerah atau kota asal mereka,” ujar Fath Thoriqi Haqi, Ketua Pelaksana Pascadiklat 37 UKM Himafo UM. Diklat 37 UKM Himafo sendiri merupakan program kerja yang wajib diikuti oleh seluruh anggota baru Himafo di tahun ini. Pameran pascadiklat bertajuk Nayanika’s First Exhibition ini, dilaksanakan secara daring. Pengunjung pameran dimanjakan dengan berbagai karya visual yang dipamerkan melalui website atau aplikasi bernama Art Steps. Pameran Pascadiklat UKM Himafo dibagi menjadi tiga subacara, di antaranya Exhibition’s Opening, Talkshow Wedding Photography, dan sarasehan. “Susunan acara dimulai dengan pembukaan pameran pada 9 Maret yang dihadiri oleh Ketua Pelaksana Pameran Pascadiklat 37, Ketua Umum Himafo Periode 2020, dan perwakilan kurator pameran. Acara dimulai pukul 09.00 WIB melalui live Instagram milik UKM Himafo UM. Kemudian, pada 11 Maret diadakan talkshow yang diisi oleh Saudari Lutfi Wahyu Hidayati. Bertemakan Wedding Photography, acara tersebut dilaksanakan melalui Google Meet dan dimulai pukul 15.30 WIB. Terakhir pada 13 Maret, diselenggarakan acara sarasehan yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Sarasehan memberikan kesempatan

18 | Komunikasi Edisi 333

kepada para peserta pameran untuk menjelaskan fotofoto yang ditampilkan dalam pameran,” jelas Fath. Nayanika’s First Exhibition diselenggarakan dengan tujuan melatih anggota Himafo untuk dapat menyelenggarakan acara dengan persiapan yang matang dan melatih peningkatan kualitas foto dari anggota Himafo sehingga menjadi lebih baik lagi ke depannya. Acara tersebut turut pula mengundang para Alumni UKM Himafo, perwakilan dari UKM lain yang ada di UM, dan perwakilan dari UKM fotografi yang ada di Malang, maupun yang berada di luar Malang. “Acara dihadiri oleh 50 peserta. Namun, pameran ini sendiri dibuka untuk umum karena kami mengundang UKM fotografi yang berasal dari luar UM, serta menyebarkan poster melalui berbagai media partner,” tambah Fath. Di samping itu, Fath juga mengatakan bahwa di balik tingginya antusias para peserta, ada 37 orang panitia yang bekerja keras untuk menyukseskan acara. “Para peserta sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Pun ketika waktu seleksi foto berlangsung, banyak sekali peserta yang ikut berpartisipasi tetapi hanya 50 orang yang bisa lolos,” jelas Fath. Menutup sesi wawancara dengan Reporter Komunikasi, Fath menyampaikan kesan yang dia peroleh selama mengikuti acara. “Saya memperoleh kesan yang sangat bagus pada acara ini, bahkan di luar ekspektasi saya. Baik itu antusiasme dari para peserta maupun anggota Himafo sendiri dalam mengikuti acara. Saya berharap, anggota UKM Himafo dapat lebih mengenal anggota yang lain, walaupun di masa pandemi seperti sekarang ini,” tandas Fath. Nurul


Seputar Kampus

Potret bersama pengurus UKM 2021

P

Regenerasi Kepemimpinan UKM Universitas Negeri Malang ada Selasa (16/3), Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Pelantikan Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Graha Cakrawala. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan luring. Para ketua dari masing-masing UKM hadir secara luring dan anggota pengurus dari masing-masing UKM turut hadir secara daring, melalui ruang virtual Zoom.

Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) itu juga menantang pengurus UKM untuk menolak hipotesis tersebut melalui pembuktian. “Saya ingin Saudara sekalian menolak hipotesis yang saya ajukan tadi agar Saudara beralih pada kegiatan yang kolaboratif, komunikatif, dan mampu memberikan kontribusi secara signifikan terhadap UM.” Jelasnya.

Acara Pelantikan Pengurus UKM ini juga dapat disaksikan melalui live streaming di channel Youtube milik UM. Rangkaian acara dimulai pukul 13.00 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Janji Pengurus UKM Tahun 2021, dan penandatanganan janji oleh perwakilan UKM, serta pembacaan Surat Keputusan (SK) Pengurus UKM Tahun 2021 oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan yakni Drs. Taat Setyohadi.

Di akhir pidatonya, Wakil Rektor III UM memberikan saran kepada para pengurus UKM agar mencetak anggota yang aktif dan kompetitif dalam rangka memberikan kontribusi terbaik pada UKM maupun UM. “Majukan kegiatan kalian ke tingkat nasional dan internasional, ikutilah lomba tingkat nasional dan internasional!” Tegas Mua’rifin sekaligus menutup pidatonya.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Mua’rifin M.Pd selaku Wakil Rektor III UM juga menyampaikan pidatonya. Setelah selesai melantik pengurus UKM yang baru, dalam pidatonya Wakil Rektor III UM sempat membahas hipotesis tentang UKM. Pertama pengurus UKM masih asyik dengan dunianya sendiri, kedua pengurus UKM masih sering melakukan copy paste dari berbagai kegiatan di tahun sebelumnya, ketiga pengurus UKM masih kurang maksimal dalam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap lembaga. Dosen

Di samping itu, pelaksanaan Pelantikan Pengurus UKM dilaksanakan dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Sub Koordinator Subbag Minat, Penalaran, Informasi Kemahasiswaan dan Alumni (MPIKA) yakni Su’udi, A.Ma, S.Pd menuturkan bahwa sebelum acara dimulai, 34 ketua UKM yang hadir secara daring telah menjalani swab test di pagi harinya. Begitu pula dengan para tamu undangan yang hadir. Wakil Dekan III UM dari semua fakultas dan para dosen pendamping UKM juga menjalani swab test yang difasilitasi oleh UM. NAS Tahun 42 Maret - April 2021 | |

19


Profil

Jangan Menunda, Bersegeralah!

P

ak Yusuf, begitu biasa disapa, mendapat anugerah Guru Besar Bidang Ilmu Agama Islam (Dirasat Islamiyah) pada akhir tahun 2020. Saat ini, Prof. Yusuf Hanafi tercatat sebagai Guru Besar termuda UM (berusia 42 tahun). Capaian akademik beliau terasa semakin unik dikarenakan beliau adalah profesor bidang ilmu Islamic studies di Perguruan Tinggi Umum (PTU), di mana lazimnya berdinas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) seperti UIN, IAIN, atau STAIN. Simak wawancara Kru Komunikasi dengan Prof. Yusuf Hanafi berikut ini! Apa kesibukan Bapak saat ini?

Berwibawa, ustadz Yusuf bersama kopiah UM kebanggaannya

Secara struktural, sekarang saya menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fakultas Sastra (FS), Universitas Negeri Malang (UM). Seperti dosendosen lain pada umumnya, saya juga melaksanakan tugas Tridharma, baik di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu, serta pengabdian kepada masyarakat. Secara sosial, sebagai lulusan pesantren, saya juga aktif melakukan pelayanan publik dan pengabdian dalam bidang keagamaan di tengah masyarakat, seperti mengisi ceramah agama, pengajian, khotbah Jumat, dan khotbah Idul Fitri. Bagaimana cara Bapak mengatur waktu dengan kesibukan yang padat? Saya tidak pernah membuat plot waktu secara kaku. Intinya, saya hanya mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan saya sebaik dan sesegera mungkin tanpa menunda-nunda. Sebab, jika menunda, itu sama halnya dengan menumpuk-numpuk pekerjaan yang berakibat pada rendahnya kualitas dan produktivitas kinerja. Berkaitan dengan prestasi Bapak sebagai profesor termuda UM, apa latar belakang pendidikan Anda?

“Manfaatkan usia mudamu sebaik mungkin, kesuksesan seseorang ditentukan oleh pemanfaatan usia mudanya”

Nama

: Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I

TTL

: Mojokerto, 28 Juni 1978

Alamat

: Griya Janti Asri Kav. 8, Jalan Janti Barat Blok A, Sukun – Malang.

Riwayat Pendidikan:

• S-1 Pendidikan Bahasa Arab, STAIN Malang (1996-2000) • S-2 Pemikiran Islam, IAIN Sunan Ampel Surabaya (2001-2003) • S-3 Ilmu-ilmu Keislaman (Dirasat Islamiyah) (2007-2010)

Penghargaan:

• Dosen Berprestasi I Bidang SosialHumaniora Tk. Universitas (2019) • Dosen PAI Berprestasi Nasional oleh Ditjen Pendidikan Islam KEMENAG RI (2018) • The Learning University Award oleh Universitas Negeri Malang (2013)

• Wisudawan Terbaik untuk Jenjang Pascasarjana oleh PPs IAIN Sunan Ampel Surabaya (2003)

20 | Komunikasi Edisi 333

Ketika S1 di STAIN Malang, saya mengambil konsentrasi studi di bidang Pendidikan Bahasa Arab. Sedangkan ketika melanjutkan studi S2 di IAIN Sunan Ampel Surabaya, saya mengambil bidang ilmu Dirasat Islamiah, peminatan studi filsafat Islam. Saat menempuh jenjang S3 di almamater yang sama, konsentrasi studi saya adalah Tafsir Hadis. Sebenarnya ketiga jurusan tersebut tidak sepenuhnya linear, khususnya antara jurusan S1 dengan jurusan S2 dan S3 saya. Namun, saya sangat beruntung dan Allah SWT memang Maha Baik. Usulan Guru Besar saya lolos penilaian di Dikti sehingga sekarang saya bisa menjadi Guru Besar bidang ilmu agama Islam (Dirasat Islamiyah) di Jurusan Sastra Arab FS UM. Bagaimana perjuangan Bapak dalam menuntut ilmu? Hidup saya penuh perjuangan, khususnya di masa menuntut ilmu. Saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana, tetapi mencintai dan memuliakan ilmu. Orang tua saya pernah berkata, “Kami tidak bisa memberikan warisan harta. tapi kami ingin memastikan bahwa anak-anak menjadi orang yang berilmu”. Saat kuliah, saya berangkat dari Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) Singosari Malang dengan menggunakan angkutan umum. Kondisi ekonomi keluarga saya memang tidak terlalu baik sehingga tidak memungkinkan saya untuk membeli motor. Namun, saya yakin bahwa masa depan tidak hanya ditentukan oleh latar ekonomi keluarga yang kaya dan berada. Hal yang terpenting adalah kepercayaan


Profil diri, tidak minder, keyakinan, dan terus berusaha. Ketika saya gagal dalam menggapai sesuatu, saya selalu yakin dengan firman Tuhan ini: Wa man jahada fina, lanahdiyannahum subulana (barangsiapa yang sungguh-sungguh, Allah akan tunjukkan jalan kepadanya). Beralih ke prestasi-prestasi yang sudah Bapak capai hingga saat ini. Prestasi atau penghargaan apa yang paling berkesan bagi Anda? Bagi saya, yang paling berkesan adalah saat saya ikut serta mengantarkan UM menjadi juara umum dalam event yang dilaksanakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristekdikti), yakni Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Nasional. Tahun 2013 adalah kali pertama UM memiliki prestasi juara umum dalam kegiatan bergengsi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa). Alhamdulillah hingga saat ini, saya bersama tim dapat mengantarkan UM mempertahankan predikat juara umum MTQMN hingga empat kali berturut-turut (2013, 2015, 2017, dan 2019). Suatu kehormatan bagi saya menjadi bagian dari kafilah UM dalam event MTQ-MN untuk menyiarkan dan membumikan Al-Qur’an di dunia kampus. Selain pernah menjadi pemimpin (chief of the mission) Kafilah MTQ-MN, Anda juga mendapatkan penghargaan sebagai Dosen PAI Terbaik Nasional, Dosen Terbaik I Bidang SosialHumaniora, dan Dewan Hakim MTQ Nasional. Bagaimana cara Bapak mencapainya? Saya tidak pernah bercita-cita untuk mencapai penghargaan itu. Saya hanya berusaha untuk bertanggungjawab sebaik mungkin dengan tugas yang diamanahkan kepada saya. Walau kadang orang-orang bertanya, Apa yang Anda dapatkan dengan berlelahlelah ini dan itu? Namun, menurut saya, semua itu akan dibalas oleh Allah SWT. Saya merasa bahwa segala sesuatu yang saya lakukan, itulah yang membuat saya menerima karunia saat ini. Dari situlah, saya berkesempatan untuk berkolaborasi dengan anakanak berprestasi dari UKM Al-Qur’an Study Club (ASC) sehingga menghasilkan banyak publikasi hingga saat ini. Apa tantangan yang Bapak hadapi dalam perjalanan menggapai prestasi dan penghargaan tersebut? Tantangan terbesar bagi saya adalah untuk bisa istiqomah (konsisten). Untuk tetap memiliki motivasi, semangat, dan tidak merasa jenuh adalah sesuatu yang sangat sulit. Kadang semangat turun. Namun, yang terpenting kita jangan sampai berhenti, sebab kontinuitas sangat dibutuhkan. Menurut Bapak, faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan tersebut? Saya merasa, semua yang saya dapatkan saat ini tidak lepas dari interaksi saya dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah salah satu faktor kesuksesan terbesar saya karena hampir di seluruh publikasi saya, di jurnal-jurnal internasional terindeks dan bereputasi, topik kajian utamanya adalah seputar Qur’an learning. Faktor lainnya adalah adanya dukungan anak-anak binaan saya di UKM ASC yang berkolaborasi dalam berbagai publikasi ilmiah, bahkan buku-buku yang saya buat. Apakah benar Bapak adalah seorang mantan wartawan? Bagaimana awal mulanya? Ya, benar. Saya menjadi seorang wartawan ketika saya lulus S1 dan ingin melanjutkan studi S2. Kondisi ekonomi saya yang sulit membuat saya nyambi dengan bekerja sebagai penerjemah di rental-rental komputer hingga suatu saat, saya ditemukan oleh

Ustadz Yusuf (tengah) mengangkat piala juara Umum MTQMN UM dengan bangga

Harian Bangsa Grup Jawa Pos yang sedang mencari seorang penerjemah berita-berita berbahasa Arab, saat itu sedang terjadi Perang Teluk di mana Irak berhadapan dengan pasukan multinasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sehingga mereka membutuhkan saya sebagai wartawan penerjemah. Saya melakukan pekerjaan saya itu di sela-sela masa studi saya. Apa ada tips dari Bapak agar dapat sukses dalam studi? Jangan menunda-nunda. Jangan tunda tugas hari ini hingga besok. Kita harus siap untuk melakukan tugas dan kewajiban kita secara profesional. Orang yang menunda berarti tidak siap menerima dan menghadapi kenyataan hidup. Selesaikan tugas hari ini sesegera mungkin. Walapun kita tidak selalu dapat menyelesaikan tugas di hari ini, tetapi setidaknya kita sudah memulai. Kita juga harus bisa menemukan sistem belajar yang cerdas dan efektif. Siapa tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan Bapak? “Di balik pria sukses selalu ada wanita hebat di belakangnya”, begitulah memang kenyataannya. Ada dua tokoh wanita yang sangat mewarnai kehidupan saya. Pertama adalah Almarhumah Ibu saya. Beliau adalah alasan utama saya untuk melakukan segala hal hingga saat ini. Beliau adalah orang yang tulus dan sangat berjasa dalam hidup saya, tanpa menafikan peran bapak saya. Namun, Ibu memang sangat mewarnai hidup saya. Beliau pernah berpesan, “Yusuf, tidak usah pacaran, kalau kamu pacaran, kamu akan rugi dan tidak akan sukses”. Saya menuruti nasihat Ibu hingga pada akhirnya bertemu dengan istri saya. Istri saya menerima saya saat saya bukan siapa-siapa. Bahkan, saat itu istri saya memiliki status yang lebih tinggi dari saya, secara ekonomi maupun nasab keluarga. Dia tidak menikahi saya karena kondisi saya saat itu, tetapi dia tahu bahwa saya mempunyai masa depan. Istri saya sangat memahami bahwa tidak ada anak muda yang langsung sukses di masa mudanya. Namun, sukses di masa depan adalah sesuatu yang niscaya, di mana hal itu dapat dilihat dari kepribadian, cara berpikir, dan bertindak. Apa pesan Bapak untuk seluruh Mahasiswa UM? Pesan untuk anak-anak akademis saya di UM, manfaatkan usia mudamu sebaik-baiknya. Usia muda itu adalah usia emas (golden age) karena kesuksesan seseorang itu dimulai dari masa mudanya. Masa muda adalah masa terpenting dalam kehidupan setiap orang, sebab kekuatan seseorang itu pasti berada di tengahnya. Begitu juga kehidupan manusia. Titik terkuatnya, baik secara fisik, emosi maupun intelektual, adalah di usia muda hingga mencapai puncaknya di usia 40 tahun. Nilam Tahun 42 Maret - April 2021 | |

21


dok. Komunikasi dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Foto bersama Tim Arfian

Pengorbanan yang Membuahkan Hasil:

Tim UM Sabet Juara 2 dan Best Presentation

“Saya dan tim telah berkorban waktu, tenaga, dan tentunya kuota. Kuota internet menjadi salah satu bentuk pengeluaran besar karena tim kami harus berdiskusi dan berlatih dalam mempresentasikan materi secara online,” Ujar Arfian selaku ketua tim. Adapun karya paper yang dilombakan pada Maption Vol. 3 berjudul ALRU: Aplikasi Penentu Rute Pendistribusian Mangga Podang di Kabupaten Kediri dengan Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRV-TW). Terciptanya ALRU dilatarbelakangi oleh munculnya permasalahan terkait batasan kapasitas dan waktu yang dialami oleh distributor Mangga Podang di Kabupaten Kediri. Arfian dan tim menciptakan ALRU sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dia dan timnya berharap, ALRU dapat memberikan manfaat yang besar kepada distributor Mangga Podang yang ada di Kabupaten Kediri.

22 | Komunikasi Edisi 333

Meskipun telah menjuarai Maption Vol. 3, Arfian mengaku bahwa kendala dalam mengikuti perlombaan tetap ada. Misalnya, kendala koordinasi kelompok karena perlombaan dilakukan secara online dan masing-masing anggota kelompok memiliki kesibukan pribadi di samping kegiatan perkuliahan. Namun, Arfian dan tim tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kendala yang muncul dan meraih kemenangan pada Maption Vol. 3. “Hal yang paling berkesan saat perlombaan Maption Vol. 3 adalah ketika kami berusaha meminta like pada poster kami agar memperoleh juara favorit. Akan tetapi, hasil like yang saya dan tim peroleh terbilang sedikit, dan akhirnya kami tidak mendapat juara favorit,” Papar Arfian. Arfian berharap, generasi muda khususnya mahasiswa UM, dapat selalu kreatif dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi orang lain. “Jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa agar senantiasa diberikan ide-ide brilian dalam menciptakan karya. Teruntuk suatu hal yang kita sukai, tidak ada yang namanya gagal. Kalaupun mengalami kegagalan, menurut saya kegagalan itu adalah suatu hiburan tersendiri. Jika meraih kemenangan ya Alhamdulillah, jika pun gagal ya Alhamdulillah. Menurut saya, prestasi itu ketika saya dapat menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Jadi kesimpulannya, teruslah berprestasi dan bermanfaat untuk orang lain walau tak ada imbalan medali karena prestasi mungkin datang dari dalam diri sendiri, melalui hal yang kecil.” Tutup Arfian. Waviq

dok. Komunikasi

M

athematics Papers Competition (Maption) Vol. 3 Tahun 2021 yang diselenggarakan secara virtual oleh Ikatan Himpunan Mahasiswa Matematika (Ikahimatika) Indonesia Wilayah V dengan tema Peran Matematika dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045, berhasil ditaklukkan oleh mahasiswa Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang (UM). Kali ini, prestasi datang dari tim yang beranggotakan Arfian Rizky Pratama, Achmad Naufal Wijaya, dan Siti Nuradilla. Dibimbing oleh Mohammad Agung, S.Pd., M.Sc, tim ini berhasil menyabet juara 2 dan Best Presentation pada ajang yang dilaksanakan Minggu (7/3) tersebut.


Seputar Kampus

dok. Komunikasi

Asrama UM Tumbuhkan Jiwa Milenial Kreatif Melalui Kewirausahaan

dok. Komunikasi

Pelaksanaan webinar kewirausahaan Asrama UM

B

ukan sekadar webinar, pada Sabtu (27/2) lalu, Asrama Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) telah menyelenggarakan Webinar Kewirausahaan melalui platform Zoom. Webinar Kewirausahaan tersebut mengangkat topik sekaligus tema Menumbuhkan Jiwa Milenial yang Kreatif dengan Menciptakan Usaha Inovatif di Era Disruptif.“Di masa pandemi seperti sekarang ini, generasi milenial kurang tertarik dengan dunia kewirausahaan. Hal itu memotivasi kami untuk berusaha membangkitkan semangat generasi milenial dalam berwirausaha, melalui Webinar Kewirausahaan. Acara ini merupakan acara tahunan yang telah ada sejak awal masa pandemi,” Ujar Rount Maulero selaku Anggota Bidang Kewirausahaan Asrama Mahasiswa UM. Webinar Kewirausahaan merupakan seminar yang pertama kali dilaksanakan pada tahun ini dan diselenggarakan oleh Bidang Kewirausahaan (KWU) Asrama Mahasiswa UM. Sekitar 300 warga asrama ikut serta dalam acara Webinar Kewirausahaan. Acara semakin menarik dengan hadirnya pemateri Amelia Dwi Marthasari, S.AP yang memiliki latar belakang dan cerita sukses di bidang kewirausahaan. Rount Maulero yang didapuk sebagai moderator semakin melengkapi jalannya acara. “Melihat jumlah peserta yang sangat banyak, menurut kami antusias mereka memang sangat tinggi, terutama ketika sesi pertanyaan dibuka oleh pemateri.” Tutur Rount. Kali ini, materi yang dibahas meliputi tips-tips untuk menjadi seorang entrepreneurship dan berbagi pengalaman dalam merintis sebuah usaha. Sebenarnya, enterpreneurship itu mental, bukan materi. Tidak semua orang mempunyai gaji, tetapi semua orang pasti memiliki rezeki. Ketika hendak memulai usaha, terlebih dahulu kita perlu memahami dan memulai rumus 2T2K, yakni Tujuan, Target, Market, Kapasitas, dan Komunitas.” Tegas Fitri selaku Anggota Bidang KWU Asrama Mahasiswa UM. Susunan acara Webinar Kewirausahaan terdiri dari pembukaan, penyampaian materi, sesi tanya jawab, dan penutup. Acara ini juga turut mengundang beberapa petinggi dari pengurus asrama. “Webinar ini juga turut mengundang jajaran petinggi asrama. Akan tetapi, banyak yang memang memiliki agenda lain sehingga tidak dapat hadir. Namun, acara ini menjadi kewajiban bagi setiap warga asrama, termasuk bagi pengurus. Acara juga tidak lepas dari peran seluruh panitia yang berasal dari para pengurus asrama, yakni dari Bidang Kesejahteraan sejumlah delapan orang dan dibantu oleh beberapa pengurus lain.” Ujar Rount yang akrab disapa Roni itu. Tidak lupa, sebelum menutup sesi wawancara bersama Reporter Komunikasi, Roni juga menyampaikan kesan dan harapannya.

Penyerahan bingkisan dan kenang kenangan Kepada Pemateri

“Selaku moderator, saya sangat bangga bisa memberikan kontribusi lebih kepada asrama. Saya merasa bahagia bisa menjadi bagian dalam acara ini karena memang ini adalah webinar pertama dari Seksi Kewirausahaan Bidang Kesejahteraan. Meskipun event pertama, semua berjalan lancar dan membuahkan hasil yang maksimal. Harapan saya, semoga ke depannya, kegiatan serupa dapat dilakukan di seluruh bidang kepengurusan agar waktu luang pada saat liburan tiba, dapat diisi dengan hal-hal yang bermanfaat bagi warga asrama, terutama di masa pandemi seperti ini. Ingat pula bahwa kita harus tetap dan terus semangat dalam menjalankan amanah, demi Asrama Mahasiswa UM yang tercinta. Salam Asramania! Bangkit! Bisa!” Tutup Roni. Nurul

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

23


Cerita Mereka

Pacu Prestasi Di Tengah Keterbatasan

World deaf championship 2019 di Taiwan

K

eterbatasan bukan alasan untuk tidak berprestasi, Ilyas Rachman Ryandhani membuktikannya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang menimba ilmu di Universitas Negeri Malang (UM) ini merupakan seorang pengidap disabilitas. Ilyas adalah seorang tuna rungu. Namun, hal tersebut tidak menghalangi langkahnya untuk terus berprestasi sebagai seorang atlet bulu tangkis. Bahkan, tahun 2018 dan 2019 lalu dirinya berhasil menyabet juara dalam ajang lomba bulu tangkis internasional.

dok. Pribadi

Perjalanannya dimulai ketika Ilyas menemani sang kakak berlatih. Saat itu, usianya baru menginjak lima tahun. Bersama sang kakak Ilyas terus berlatih hingga memasuki bangku sekolah dasar (SD), Ilyas sudah mengikuti berbagai turnamen antarsekolah dan berhasil mewakili Kabupaten Malang. Rasa kagum semakin bertambah karena faktanya, saat itu Ilyas mengikuti turnamen bulu tangkis kategori umum, bukan kategori pengidap disabilitas. Prestasinya semakin gemilang ketika Ilyas mengikuti Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) kategori umum, Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) kategori pelajar disabilitas, dan Peparnas Pekan Olahraga Nasional (PON) kategori disabilitas. Tahun 2018 dan

24 | Komunikasi Edisi 333

2019 menjadi tahun yang tak terlupakan bagi Ilyas. Bagaimana tidak? Dirinya dipercaya untuk mewakili Indonesia pada ajang bulu tangkis internasional di Malaysia dan Taiwan. “Saat kecil, saya tidak memiliki cita-cita untuk menjadi atlet. Bermain bulu tangkis saya lakukan agar waktu yang saya gunakan dapat lebih bermanfaat. Namun, sepertinya orang tua saya melihat itu sebagai sebuah potensi dan akhirnya mendaftarkan saya ke klub khusus untuk lebih mendalami bulu tangkis sehingga saya bisa belajar disiplin dalam hal waktu, dan tentunya lebih intens dalam bersosialisasi. Orang tua banyak memberikan dorongan hingga saya menjadi atlet,” Jelas Ilyas. Meskipun kondisi fisiknya tidak menjadi penghalang bagi Ilyas untuk terus berprestasi, dia mengakui bahwa tak jarang kendala dan tantangan pasti muncul, bahkan berasal dari dirinya sendiri. Namun, dengan terus berlatih dan mengikuti berbagai ajang bulu tangkis pada berbagai tingkat, Ilyas dapat mengatasi kesulitan yang ada dan memperoleh banyak pengalaman. “Awalnya

memang

ada

kendala

dalam


Cerita Mereka

Asia Pacifik Deaf champion 2018 di Malaysia

berkomunikasi. Saya kesulitan menerima arahan dari pelatih. Namun, saya sudah terbiasa membaca gerak bibir. Jadi, saya meminta pelatih untuk mempraktekkan arahannya dengan gerakan. Di samping itu, terus berlatih dan mengikuti berbagai ajang bulu tangkis membuat saya bisa mengenal lebih banyak orang dan disiplin dalam mengatur waktu, terutama antara waktu belajar dan berlatih. Sekolah tetap nomor satu dan menjuarai beberapa turnamen membantu saya dalam dunia pendidikan,” Tutur Ilyas. “Bagi saya, setiap orang pasti memiliki kemampuannya masing-masing, tak terkecuali pengidap disabilitas seperti saya. Oleh karena itu, saya tidak pernah ragu melangkah walaupun saya seorang disabilitas karena sedari kecil hingga dewasa, saya bersekolah dan berlatih dengan anak-anak pada umumnya (normal). Hal itu membuat saya semakin yakin bahwa saya mampu bersaing. Jangan pernah menyerah dengan situasi dan kondisi apapun. Jangan berhenti saat kamu lelah, berhentilah saat kamu sudah selesai.” Tutup Ilyas. Nurul

World deaf championship 2019 di Taiwan

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

25


Seputar Kampus

U

Antusiasme Mahasiswa untuk Mengabdi Pada Negeri ntuk pertama kalinya, program Kampus Mengajar dibuka pada tahun ini. Program ini disambut positif oleh seluruh mahasiswa Indonesia, termasuk mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam proses belajar dan mengembangkan diri, melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Di program Kampus Mengajar, mahasiswa akan ditempatkan di sekolah dasar yang ada di seluruh Indonesia dan membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap perwakilan dari mahasiswa UM, terdapat beberapa responden yang mengutarakan pendapatnya terkait penyelenggaraan program Kampus Mengajar ini. Responden tersebut di antaranya mahasiswa dari Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP),

dok. Komunikasi

Program ini menawarkan insentif yang mampu menarik minat dari banyak mahasiswa. Mulai dari uang saku sebesar Rp700.000,- per bulan, potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maksimal sebesar Rp2.400.000,-

per semester, konversi Satuan Kredit Semester (SKS) untuk memenuhi syarat penyelesaian gelar sarjana sebesar 12 SKS, dan Sertifikat Program Kampus Mengajar. Seleksi dilakukan di awal hingga akhir Februari. Harapannya, dengan diselenggarakannya kegiatan ini, mahasiswa dapat mengembangkan daya kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan interpersonal lainnya, melalui pengalaman mengajar adik-adik sekolah dasar (SD) di seluruh Indonesia selama pandemi berlangsung.

Fakultas Sastra (FS), dan Fakultas Teknik (FT). Mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk berpartisipasi dalam program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang merupakan gagasan dari Nadiem Makarim ini. Mereka berpendapat bahwa selain insentif yang sangat menggiurkan, ilmu dan pengalaman yang akan diperoleh juga menjadi nilai tambah yang menarik minat mereka. Selain itu, salah satu mahasiswa juga berpendapat bahwa keikutsertaannya dalam program Kampus Mengajar merupakan bentuk partisipasinya dalam membantu meningkatkan taraf pendidikan di Indonesia. Mahasiswa berharap, berbagai hal positif akan mereka peroleh dari program ini. Mereka ingin agar mereka mampu berbagi ilmu kepada anak-anak Indonesia dan menjadi bagian dari tercapainya citacita adik-adik mereka di masa depan. Selain berbagi

26 | Komunikasi Edisi 333

ilmu dan menjadi bagian dari kebahagiaan anak-anak Indonesia, mereka juga berharap keikutsertaannya dalam program Kampus Mengajar dapat membantu tenaga pendidikan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses belajar mengajar selama masa pandemi. Dengan minat yang besar dan respon positif dari berbagai pihak, program Kampus Mengajar diharapkan dapat menjadi salah satu jalan untuk mengentaskan masalah pendidikan Indonesia saat ini. Semoga mahasiswa memperoleh berbagai pengalaman dan mampu mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat, terutama bagi peningkatan taraf pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), serta meringankan beban tenaga pendidik dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Nuriyatul


Potret bahagia kru Komunikasi atas kemenangannya

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Komunikasi Kembali Raih Juara Kompetisi Nasional

S

erikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat kembali menggelar kompetisi media cetak tingkat nasional. Rangkaian kompetisi yang sudah dilaksanakan sejak September—Oktober 2020 tersebut, mencapai puncak acara pada Februari 2021. Sabtu (24/2) dipilih menjadi hari puncak, yakni pengumuman pemenang Apresiasi Indonesia Print Media Awards (IPMA), Inhouse Magazine Awards (InMA), Students Print Media Awards (ISPRIMA), dan Indonesia Young Readers Awards (IYRA). Berbeda dengan konsep acara di tahun-tahun sebelumnya, acara penganugerahan pada tahun ini berlangsung secara daring melalui kanal Youtube SPS Indonesia, demi menyesuaikan situasi dan kondisi di masa pandemi. Diikuti oleh 548 media cetak/entri dan melibatkan sembilan orang juri, acara yang bertema Innovated Collaboration Beyond Pandemic ini, turut pula menyampaikan pesan penting kepada industri media cetak di Indonesia. Meski saat ini industri media cetak sedang dalam masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, tetapi usaha untuk bangkit pascapandemi harus tetap dilakukan. Semangat berkolaborasi dalam menciptakan inovasi bisa menjadi solusi untuk bangkit bersama pascapandemi. Hal ini diperlukan agar kepercayaan publik terhadap media cetak tetap terjaga. Di samping itu, awarding session kali ini juga bertujuan untuk memicu lahirnya berbagai karya sampul muka (cover) dan konten media cetak maupun digital (e-magazine) yang kreatif dan inspiratif, serta merupakan bentuk apresiasi dari SPS Pusat atas kinerja hebat dari seluruh

pengelola media cetak di Indonesia, pengelola inhouse di setiap korporasi dan lembaga, dan rekanrekan pers mahasiswa di seluruh Indonesia yang telah mencurahkan gagasan dan kreativitasnya bagi kemajuan industri dan organisasinya. Nampaknya, Majalah Komunikasi UM memperoleh tempat tersendiri di hati para juri ISPRIMA. Pada Awarding Session The 10th Indonesia Students Print Media Awards (ISPRIMA) 2021, Komunikasi berhasil meraih Silver Winner untuk Majalah Komunikasi UM Edisi 327 (Maret–April 2020). “Alhamdulillah untuk edisi ke-327, Komunikasi kembali mengantongi juara 2 pada ajang ISPRIMA. Hal ini tentu akan menambah motivasi Kru Komunikasi dalam meningkatkan kinerja ke depannya.” Tutur Nida Anisatus Sholihah, S.Pd selaku Redaktur Pelaksana Komunikasi. Sementara itu, Asmono Wikan selaku salah satu juri InMA dan ISPRIMA menyatakan adanya penurunan kreativitas dari sisi cover majalah. “Begitulah proses adaptasi, bukan perkara mudah mengimplementasikan ide dan kreativitas di masa sulit yang diperhadapkan pada banyak keterbatasan, seperti saat ini.” Ungkap founder dan CEO PR INDONESIA Group. “Semoga prestasi yang dicapai menjadi motivasi untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik dan menjadi inspirasi bagi peserta yang belum mendapatkan kesempatan sebagai pemenang di tahun ini.” Tutur Januar P. Ruswita selaku Ketua Harian SPS Pusat. NAS Tahun 42 Maret - April 2021 | |

27


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Foto bersama atas meraih juara 1 dalam kompetisi

Hasil Tak Pernah Mengingkari Ikhtiar

P

andemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) mendukung produktivitas yang sempurna bagi Achmad Miftachul ‘Ilmi, mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Agung Minto Wahyu, mahasiswa Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi) Universitas Negeri Malang (UM). Baru memasuki awal tahun 2021, berbagai juara telah diraih oleh Achmad dan tim melalui karya tulis yang kualitasnya tentu tidak diragukan lagi. Semangat yang dimiliki oleh Achmad dan Agung berawal dari rasa bosan yang muncul karena kuliah daring dan keinginan untuk menciptakan suasana baru. Berdasarkan wawancara pada Jumat (12/2), Achmad menuturkan bahwa keberhasilannya dalam meraih berbagai juara terletak pada karya ilmiahnya yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan di Indonesia, khususnya yang terjadi saat ini. “Semua kegiatan lomba yang saya dan tim ikuti, mengangkat tema tentang pengembangan gagasan berupa media untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia,” Jelas Achmad. Terhitung sejak Januari–Februari, terdapat lima karya yang berhasil

28 | Komunikasi Edisi 333

menyabet juara seperti Juara 1 Lomba Esai COMENIA “Millenial Edufest”, Juara 1 Lomba Essay 4th Sharia Economic Expo (SEE), Juara 1 Lomba Poster Digital Creative Pharmacy Polsaka Competition (DEMACOLIN), Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), dan Silver Medal (Juara 2) ASEAN Innovation and Entrepreneur Fair. Keberhasilan dalam meraih berbagai kejuaraan tersebut merupakan hasil kolaborasi ide dan gagasan dari Achmad dan Agung yang merupakan mahasiswa FIP dan FPPsi karena pada era digital saat ini, solusi untuk mengatasi permasalahan yang berasal dari kombinasi berbagai bidang ilmu sangat ditekankan. Achmad juga menegaskan bahwa konsep pengembangan gagasan berupa produk nyata akan lebih disukai oleh dewan juri. “Berdasarkan pengalaman yang sudah saya dapatkan, pengembangan gagasan berupa produk akan lebih disukai oleh para juri,” Tegas Achmad. Kolaborasi yang dihasilkan akan sangat berguna untuk melengkapi kekurangan dari masing-masing pihak karena setiap manusia memiliki kelebihan untuk melengkapi kekurangan manusia lainnya. Achmad mengakui bahwa untuk

mengikuti berbagai perlombaan, dirinya membutuhkan anggota tim yang satu frekuensi dan memiliki rasa solidaritas sehingga mempermudah dalam penyelesaian karya yang diperlombakan dan mencapai hasil yang maksimal. “Memanfaatkan waktu dengan baik menjadi motivasi saya dalam mengikuti lomba. Adanya pandemi membuat semua perlombaan menjadi online. Terkait waktu, lomba yang dilaksanakan secara online akan lebih fleksibel sehingga manajemen waktu, khususnya untuk mengerjakan tugas kuliah dapat lebih mudah diatur. Saya memiliki keyakinan bahwa tidak ada kata terlambat. Jadi, ketika muncul sebuah tantangan, tantangan itu akan saya jadikan peluang dan kesempatan. Di sisi lain, ajakan teman-teman untuk mengikuti perlombaan juga menjadi pengaruh yang positif dalam memotivasi saya untuk mengikuti lomba,” Tutur Achmad.“Masa pandemi bukanlah alasan untuk tidak produktif. Masa pandemi justru dapat menjadi ajang untuk mengasah jiwa kompetitif. Semoga ke depannya, mahasiswa UM dapat lebih berprestasi dan mengharumkan nama baik UM. Jadilah orang yang gigih dan dapat bermanfaat untuk semua manusia.” Tutup Achmad. Berlian

T


dok. Komunikasi

Up to Date

Maket masjid

UM Rekonstruksi Laboratorium Rohani sebagai Sarana Penunjang Pembelajaran

T

ahun ini, pelaksanaan proyek pembangunan gedung penunjang perkuliahan Masjid Al-Hikmah yang mencakup fasilitas laboratorium rohani sedang dilakukan. Proyek pembangunan ini telah berlangsung sejak 8 Maret 2021. Targetnya, pembangunan selesai dalam kurun waktu delapan bulan sehingga pada Januari 2022, laboratorium rohani sudah bisa digunakan kembali oleh civitas academica Universitas Negeri Malang (UM) untuk kegiatan pembelajaran maupun keagamaan. Melalui keterangan yang diperoleh pada Senin (15/3/2021), Prof. Dr. H. Ah. Rofiuddin. M.Pd selaku Rektor UM mengatakan bahwa pembangunan ulang laboratorium rohani dilakukan karena saat ini Masjid AlHikmah sudah tidak mampu menampung jumlah civitas academica UM yang hendak beribadah. UM sendiri memiliki kurang lebih 36.000 mahasiswa dan 2.000 tenaga pendidik, termasuk dosen. Sementara, Masjid Al-Hikmah hanya mampu menampung 5.000 jemaah. Pembangunan masjid yang baru akan menambah kapasitas pengunjung masjid menjadi 8.000 orang. “Seiring perkembangan waktu, dari segi fungsi Masjid Al-Hikmah sudah tidak mampu menampung banyaknya jumlah jemaah.” Jelas Rofiuddin. Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan kegiatan Taffaquh fii Dinil Islam (TDI) dan Bimbingan Baca Quran (BBQ) yang diikuti oleh banyak mahasiswa UM hingga berjubel di dalam masjid. Hal yang sama juga terjadi ketika Salat Jumat berlangsung. Jemaah kerap memenuhi masjid hingga ke halaman masjid, bahkan area di luar masjid. Melalui diskusi dan pertimbangan dari banyak pihak, diputuskanlah untuk membongkar dan membuat pembaruan pada bangunan Masjid Al-Hikmah UM. Sebagai institusi pemerintah, UM taat mengikuti peraturan pemerintah terkait pengadaan barang dan jasa,

termasuk pembangunan laboratorium pendidikan rohani. Anggaran dana sebesar 80 miliar dikeluarkan untuk proyek pembangunan ini, di mana dana tersebut sepenuhnya merupakan anggaran dari pemerintah. Melalui pembangunan ini, Rofiuddin berharap laboratorium rohani benar-benar dimanfaatkan dengan baik sebagai pusat pembangunan peradaban dan aktivitas pengembangan. Masjid Al-Hikmah yang sebelumnya memiliki dua lantai, nantinya akan memiliki tiga lantai. Lantai satu dimanfaatkan sebagai tempat peribadatan dan pada lantai dua serta lantai tiga, dapat dimanfaatkan untuk aktivitas pengembangan ilmu seperti kajian. Di samping itu, fasilitas Masjid Al-Hikmah juga akan dilengkapi dengan perpustakaan digital. Masjid yang umumnya menjadi pusat peribadatan, turut berperan sebagai tempat untuk mengembangkan potensi mahasiswa, berolah pikir, dan berdiskusi. Oleh karena itu, Rofiuddin berharap mahasiswa dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik lagi. “Sudah selayaknya Masjid Al-Hikmah mendapat pembaruan karena untuk beberapa kegiatan khususnya TDI, daya tampung masjid kurang mencukupi.” Tutur Kartika ketika diwawancarai pada Minggu (28/3/2021). Kartika sendiri merupakan salah satu mahasiswa UM sekaligus panitia kegiatan TDI dan BBQ tahun 2018–2019. Namun, di sisi lain Kartika juga menyayangkan tentang desain Masjid Al-Hikmah yang sebelumnya klasik dan memiliki ciri khas tersendiri, harus terganti karena pembangunan ulang. Pada dasarnya, pembangunan Masjid Al-Hikmah merupakan sebuah media untuk membangun karakter, khususnya karakter mahasiswa UM. “Karakter menjadi perhatian kami terkait bagaimana perkuliahan diselenggarakan.” Jelas Rofiuddin. Lebih lanjut, dia berharap semoga mahasiswa lulusan UM dapat menjadi generasi ideal yang mengantarkan Indonesia semakin jaya. Diah

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

29


Agama

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Menang Melawan Rasa Takut

S

ekitar Maret–April, umat Nasrani selalu merayakan Paskah. Paskah dikenal sebagai perayaan pembebasan umat Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Umat Nasrani merayakan Paskah sebagai tanda kebangkitan Yesus yang membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa.

Rangkaian Paskah dimulai dari Rabu Abu. Pada Rabu Abu ini, umat Nasrani menjalani masa Prapaskah. Ritual peribadatan dimulai dengan melaksanakan tradisi berpantang selama 40 hari. Tidak hanya berpantang dalam hal jasmani saja, tetapi juga dalam hal menahan godaan dunia. Selanjutnya, ada peristiwa Kamis Putih, di mana dikisahkan bahwa pada waktu itu Yesus membasuh kaki kedua belas rasul sebagai tanda penghambaan diri. Peristiwa puncak Paskah terjadi pada Jumat Agung. Peristiwa Jumat Agung mengisahkan Yesus yang menderita dan disalibkan untuk menebus dosadosa manusia. Berikutnya ada Sabtu Sunyi di mana umat Nasrani mengenang apa yang Yesus perbuat di dunia. Setelah itu, dirayakanlah Minggu Paskah yang ditandai dengan kebangkitan Yesus dari kubur. Kebangkitan-Nya menandakan bahwa Dia mengalahkan maut dan menang sehingga manusia beroleh hidup yang kekal. Tidak terasa, sudah satu tahun lebih kita menjalani hidup di dalam ketakutan. Hidup bersama pandemi yang selalu dikaitkan dengan ketakutan, kecemasan, dan ketidakpastian akan apa yang terjadi di sekitar. Hari demi hari yang kita jalani selalu dibarengi dengan situasi yang tidak menentu. Jumlah kasus yang turun naik setiap harinya membuat kita senantiasa dilanda ketakutan. Apalagi, jika ada orang terdekat yang diketahui terinfeksi virus. Tidak hanya ketakutan akan virus itu

30 | Komunikasi Edisi 333

sendiri, kita juga menjadi takut untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Segala sesuatu yang memaksa kita untuk menggunakan teknologi, mau tidak mau mengharuskan kita untuk belajar menguasai teknologi tersebut. Dalam masa Paskah ini, manusia diajak untuk memahami keterbatasan dan kelemahan diri. Sehebat apapun manusia, tetap saja akan ada berbagai hal yang membuat kita menyadari bahwa kita adalah makhluk yang rapuh. Dengan menyadari keterbatasan dan kelemahan diri maka manusia dapat mempelajari bagaimana cara untuk meminimalisir risiko yang akan dihadapi. Dalam keterbatasan ini juga, manusia tidak luput dari rasa takut dan khawatir terhadap berbagai hal yang tidak menentu. Memang keterbatasan manusia adalah hal yang tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa melawan ketakutan dan kekhawatiran itu dengan berpaling dari rasa takut menuju harapan baru yang menanti di depan. Selain menyadarkan manusia akan keterbatasan dirinya, ketakutan dan kekhawatiran juga menyadarkan kita bahwa akan ada harapan baru di depan. Ketika nanti pandemi ini berlalu, kita menjadi sadar bahwa nilai bertemu dan berkumpul dengan sesama sangatlah berharga. Sedikit banyak, kita juga dapat lebih melek teknologi karena kita sering bersentuhan dengan berbagai peralatan elektronik yang kita gunakan untuk bertemu secara online. Mungkin jalan yang akan kita tempuh di depan masih sangat panjang hingga dapat kembali ke situasi dan kondisi yang normal. Jalan yang panjang, berbatu, dan berliku. Namun, Paskah mengingatkan kita bahwa suatu saat, kita bisa menang melawan ketakutan kita dan banyak harapan baru yang menunggu di depan. Ayu


Curhat

Mengatasi Krisis Kepercayaan Diri Assalamualaikum wr. wb. Sobat Komunikan, selama ini saya adalah pribadi dengan rasa percaya diri yang sangat minim. Setiap kali berada di suatu lingkungan yang menuntut saya untuk menjadi pribadi yang aktif, seringkali saya akan menghindar dengan memilih diam dan menutup diri. Saya juga merasa kesulitan jika harus bersosialisasi dengan banyak orang, begitu pun dengan topik yang beragam. Lantas, bagaimana cara paling ideal untuk saya agar bisa menumbuhkan rasa percaya diri, dan berbaur pada berbagai lingkup pergaulan dengan nyaman? ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. Waalaikumsalam wr. wb. Terima kasih atas kesediaan Ananda dalam mengkomunikasikan permasalahan yang Ananda hadapi. Banyak individu yang memiliki permasalahan tertentu, namun terkadang mereka merasa malu untuk mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan orang-orang terdekatnya. Setiap permasalahan, khususnya permasalahan psikologis, yang kita alami hendaknya kita komunikasikan dengan orang-orang di sekitar kita yang kita percayai. Hal ini bertujuan agar permasalahan tersebut terasa lebih ringan, walaupun akar masalahnya belum tentu dapat terpecahkan. Hal ini lebih baik dibandingkan apabila kita hanya memendamnya tanpa tahu harus berbuat apa untuk menyelesaikannya, sehingga membuat kita lebih tertekan secara psikologis. Ananda, rasa kurang percaya diri dalam suatu forum dan kesulitan dalam bersosialisasi adalah sesuatu yang lumrah bagi setiap orang. Dan hal ini biasanya berkaitan dengan dua hal. Pertama, kebiasaan. Seseorang memiliki rasa percaya diri dan mudah bersosialisasi biasanya dikarenakan ia terbiasa bergaul dengan banyak orang. Selain itu, ia juga sudah terbiasa berbicara atau berdialog dengan/di depan banyak orang. Begitu pula sebaliknya. Orang yang kurang percaya diri dan sulit bersosialisasi biasanya dikarenakan ia kurang terbiasa dalam bergaul, berbicara, atau berdialog dengan/di depan banyak orang. Kedua, cara berpikir. Orang yang percaya diri dan mudah bersosialisasi biasanya memiliki pemikiran yang positif bahwa apa yang ia sampaikan sudah benar dan dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Sedangkan orang yang kurang percaya diri dan sulit bersosialisasi biasanya terlalu berpikir negatif

mengenai kemampuannya. Selain itu, ia juga lebih cenderung mengkhawatirkan respon negatif dari orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan bersosialisasi yang baik, Ananda hendaknya melakukan tiga hal. Pertama, membangun kebiasaan baru. Yang dimaksud kebiasaan baru di sini adalah bahwa Ananda harus melatih diri untuk bergaul dan berkomunikasi dengan banyak orang. Ketika Ananda terbiasa dengan hal tersebut, rasa kurang percaya diri Ananda akan dapat berkurang secara bertahap. Kedua, mengubah cara berpikir. Ananda perlu belajar meyakinkan diri bahwa Ananda memiliki kemampuan yang memadai. Dan dengan kemampuan tersebut, Ananda harus yakin bahwa orang lain pasti bisa menerima dan merespon secara positif atas apa yang Ananda sampaikan. Belajarlah meyakini dan menghargai kemampuan diri sendiri secara positif. Ketiga, mengembangkan keterampilan pendukung. Ananda dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi dengan/ di depan banyak orang dengan belajar berbagai keterampilan, misalnya keterampilan public speaking dan komunikasi efektif.

Jawaban oleh: Mochammad Sa'id , S.Psi,M.Si Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac. id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2021. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

31


Mencari Suasana Negeri yang Asri,

Boon Pring Wajib Dikunjungi

Selfi ria ala wisatawan

32 | Komunikasi Edisi 333

dok. Komunikasi

Wisatawan yang sedang menikmati suasana damai

dok. Komunikasi

Wisata


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Wisata

Fasilitas kolam anak

Warung kecil yang menjajakan makanan dan minuman

S

iapa sangka di Kabupaten Malang tersembunyi surga kecil bernama Boon Pring. Boon Pring disebut-sebut sebagai Jepangnya Indonesia. Wisata ini berada di Jalan Andeman, Dusun Kampung Anyar, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang atau sekitar 40 km dari pusat Kota Malang.

S

Dahulu Boon Pring bernama Andeman. Dinamakan Andeman karena berada di Desa Andeman yang kini juga diabadikan sebagai nama sebuah jalan. Awalnya, wisata ini hanya memiliki hutan bambu dan rawa-rawa. Seiring berjalannya waktu, pada 2017 lalu pengelola tempat wisata berpindah tangan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan tetap mempertahankan ciri khasnya, yakni hutan bambu. Dalam bahasa inggris “Boon” berarti ‘anugerah’, dan dalam bahasa jawa “Pring” berarti ‘bambu’. Bermodal tanah kas desa seluas 36,8 hektare serta total dana tahun pertama dan kedua sebesar 390 juta rupiah, kini Boon Pring jauh berkembang pesat. “Kami gencar mencari sumber modal lain, seperti melalui publikasi atau dana dari masyarakat dan pemerintah kabupaten maupun pusat, supaya masyarakat ikut merasakan manfaat adanya BUMDes dan tentunya Boon Pring itu sendiri,” Ungkap Syamsul Arifin, selaku Direktur BUMDes. “Kami juga mencoba bekerja sama dengan Universitas Udayana untuk merencanakan pembangunan arboretum bambu atau pusat penelitian khusus pohon bambu. Kami juga menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor dengan melibatkan pakar taksonomi bambu. Hasilnya,

saat ini kami memiliki 144 jenis spesies bambu dari berbagai daerah, baik dari dalam maupun luar negeri sehingga tak heran apabila Boon Pring disebut sebagai tempat wisata yang memiliki pohon bambu terbanyak di Indonesia.” Sambungnya. Di samping itu, Boon Pring juga sangat memanjakan para wisatawan. Selain rindangnya pohon bambu, pengunjung dapat menikmati berbagai wahana lain, mulai dari wahana permainan seperti flying fox, jalur track All Terrain Vehicle (ATV) hingga wahana air yang seru dan tentunya membuat waktu berlibur semakin berkesan. Selain itu, para pengunjung juga dapat berkeliling menggunakan perahu motor atau perahu kayuh berbentuk angsa. Boon Pring turut pula menyediakan kolam pemandian yang dilengkapi dengan waterboom. Eitsss.. hanya ingin sekadar menikmati keindahan alam? Kita bisa melakukannya sambil memberi makan ikan koi di kolamnya langsung. Semua itu menjadikan Boon Pring sebagai tempat wisata yang sangat recommended untuk dikunjungi. Jangan khawatir apabila lelah berkeliling, Boon Pring menyediakan menu makanan dan minuman khas pedesaan yang wajib dicoba. Kuliner tersebut tersedia di warung-warung yang berada di pinggir telaga dengan harga yang terjangkau. Bagi kalian yang ingin berkunjung, tiket masuk ke Boon Pring dapat diperoleh dengan harga yang ramah di kantung. Satu tiket untuk orang dewasa bertarif Rp10.000,- dan satu tiket untuk anak-anak bertarif Rp5.000,-. Tempat wisata Boon Pring dibuka setiap hari, mulai pukul 08.00–17.00 WIB. Yuk, segera jadwalkan liburan kalian ke Boon Pring! Izam Tahun 42 Maret - April 2021 | |

33


Rancak Budaya

Di Bawah Bintang-Bintang

W

Oleh Mochamad Bayu Ari Sasmita

iraguna masih saja tengkurap. Sahabatnya, Kopral Dirman berusaha mengangkat Wiraguna yang betisnya sudah menjadi sarang peluru panas.

“Kita harus naik lagi, Gun. Di atas ada sebuah gua. Sebelum perang, aku sempat beberapa kali mendaki ke bukit ini. Bertahanlah, Kawan.” Dua orang prajurit itu mulai naik perlahan. Langkah demi langkah. Tanah di bukit itu masih basah, juga ada begitu banyak bebatuan yang cukup menyulitkan pendakian mereka. Pertempuran siang tadi benar-benar sudah semakin gila. Pasukan musuh berkali-kali mendaratkan sebuah bom berdaya ledak sedang. Ada sebuah pakta perjanjian sebelum perang untuk tidak menggunakan nuklir. Tampaknya, sampai detik ini, perjanjian itu masih disepakati oleh para petinggi. Pertempuran ini hampir tidak ada artinya sama sekali. Pertempuran yang hanya akan memakan korban nyawa saja tanpa ada timbal balik apapun setelah itu. Setelah perang dunia kedua yang berakhir pada tahun 1945, tampaknya manusia belum begitu banyak belajar tentang dampak perang. Mereka terus saja berdalih bahwa perang adalah ibu pengetahuan. Tanpa perang, teknologi tidak akan berkembang. “Kopral,” rintih Wiraguna.

seperti ini. Dia lebih suka mengangkat spatulanya dan berdiri dengan celemek di depan wajan untuk menyiapkan makanan. Cita-citanya adalah membuka sebuah rumah makan yang sederhana tetapi memiliki kualitas cita rasa yang melebihi dari restoran-restoran terkemuka. Dia ingin memberikan kebahagiaan kepada dunia dengan masakannya. Tanpa menjawab pertanyaan Wiraguna, Kopral Dirman terus menaiki bukit itu sambil membopong Wiraguna. Setelah sekitar satu jam dia menapaki jalan terjal itu, mereka akhirnya berhenti sejenak di bahwa pepohonan. Wiraguna disandarkannya ke salah satu pohon sementara dirinya membuat api unggun dengan kayu-kayu di sana. Sialnya, hujan sore tadi benar-benar membuat kayu-kayu itu basah. “Kopral,” rintih Wiraguna lagi. “Bertahanlah. Semoga rekan-rekan kita yang beroperasi di seberang bukit ini kebetulan menaiki bukit ini dan menemukan kita di sini, terluka dan sebatang kara.” “Aku tidak bisa melihat langit.” “Masih bisa. Pepohonan di sini sudah begitu jarang. Aku bisa melihatnya dengan jelas, termasuk bintang-bintangnya.” Wiraguna tersenyum. “Kopral, kau pernah mendengar cerita tentang bintang-bintang?”

“Diamlah. Kau tidak perlu banyak bicara lagi. Simpan saja tenagamu.” “Apa yang sebenarnya kita perjuangkan?” Kopral Dirman sama sekali tidak tahu jawabannya. Dia dipaksa, diseret, untuk ikut sebagai seorang prajurit. Setelah enam bulan, ketika dianggap cukup cakap, dia diangkat menjadi kopral menggantikan kopral sebelumnya yang mati konyol karena menginjak ranjau ketika mabuk. Dia sendiri bertanya-tanya tentang hal itu. Mengapa kemudian negaranya mengambil sebuah posisi yang menimbulkan negaranya terlibat secara aktif dalam peperangan ini. Dia sempat membaca sebuah laporan bahwa dunia sedang mengalami krisis air. Tapi, mengobarkan perang hanya akan mengurangi pasokan air saja. Tampaknya, tanah tumpah darah Kopral Dirman masih memiliki pasokan air yang melimpah sehingga terjadi serangan bertubi-tubi dari negara-negara lain. Kopral Dirman sama sekali tidak ingin mengangkat senjata

34 | Komunikasi Edisi 333

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


Rancak Budaya “Sepertinya aku tidak terlalu serius ketika mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dulu.” “Aku juga tidak begitu suka pelajaran itu. Entah mengapa ayahku malah menjadi guru mata pelajaran yang membuatku mengantuk itu.” Kopral Dirman tidak menjawabnya. Dia berpikir hanya akan mendengarkan rekannya yang sekarat itu. Baginya, hanya hal itu yang kini bisa dia lakukan. Dia sangat sadar bahwa peluru-peluru tadi mungkin tidak hanya melukai betisnya. Pasti ada bagianbagian vital dalam tubuh rekannya itu yang juga kena tembak. Dia sudah memberikan perban agar pendarahannya berhenti. Dia tidak bisa membawa rekannya itu lebih jauh lagi karena dia sendiri juga mengalami luka di bagian lengan kanannya. “Ada banyak cerita tentang bintang-bintang. Konon di masa lalu, nenek moyang kita yang dinyanyikan sebagai seorang pelaut itu bisa mengarungi lautan tanpa tersesat atas pertolongan bintangbintang. Cuaca sangat menentukan hadirnya bintang-bintang, sebagai pedoman mereka.” Napas Wiraguna semakin berat. “Ada sebuah dongeng dari Jepang yang berhubungan dengan bintang-bintang, aku sangat menyukai dongeng ini.” “Bagaimana ceritanya?” “Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Hikoboshi. Suatu ketika dia tidak sengaja menemukan sebuah pakaian yang begitu indah. Itu adalah pakaian bidadari. Hikoboshi menyembunyikan pakaian itu. Selang beberapa saat, ada seorang perempuan yang menyuruhnya mengembalikan pakaian bidadari itu. Tapi Hikoboshi tidak mengaku. Karena tidak bisa pulang ke kahyangan, perempuan itu akhirnya tinggal bersama Hikoboshi dan mereka berdua kemudian menikah.” Wiraguna mengambil jeda. Kopral Dirman mampu mendengar napas sahabatnya itu yang begitu berat. “Siapa nama perempuan itu?” “Namanya Tanabata, Kopral, Tanabata. Suatu hari, ketika Hikoboshi pergi ke ladang, Tanabata melihat seekor merpati mematuki atap rumah dan kemudian terlihatlah sebuah kain yang tak lain adalah pakaian Tanabata.” Prajurit sekarat itu mengambil jeda. Kopral Dirman kali ini tidak hendak menyela dengan pertanyaan. Dia akan menunggu dengan sabar. “Setelah pulang dari ladang, Hikoboshi melihat Tanabata membawa pakaian bidadari itu. Tanabata pun mengenakannya. Sambil melayang ke langit, dia berpesan kepada Hikoboshi, ‘kalau kau mencintaiku, anyamlah seribu pasang sandal jerami dan tanamlah di bawah pohon bambu.’ Tapi Hikoboshi hanya menganyam sembilan ratus sembilan puluh sembilan. Atas pertolongan Tanabata, akhirnya Hikoboshi dapat naik ke kahyangan.” Kali ini, Wiraguna berhenti dengan batuk-batuk yang sedikit memercikkan darah. “Kupersingkat saja, Kopral Dirman. Mereka berdua bertemu kembali. Tapi ayah Tanabata tidak menyukai orang bumi itu. Dia pun mencari berbagai cara untuk memisahkan keduanya. Dia

menyuruh Hikoboshi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sulit. Dia akhirnya disuruh menjaga kebun labu, tetapi dia tidak boleh meminum labu itu atau akan ada masalah yang gawat. Karena merasa begitu haus, Hikoboshi pun memecah labu itu. Sebuah sungai akhirnya terlahir dari labu itu dan memisahkan Hikoboshi dan Tanabata. Atas izin ayah Tanabata, keduanya bisa bertemu sekali dalam satu tahun, yaitu pada 7 Juli. Kedua sosok itu dapat kita lihat dari bumi, Kopral Dirman. Mereka berdua adalah bintang Altair dan Vega. Apakah sekarang sudah bulan Juli, Kopral Dirman?” “Sekarang sudah bulan Oktober.” “Sayang sekali, Kopral,” Wiraguna terbatuk-batuk lagi. “Andai saja perang tidak berkecamuk, aku akan menunjukkan bintangbintang itu kepadamu.” “Jika tahun depan perang sudah usai, apakah kau akan menunjukkannya kepadaku? Aku akan mengajak adik perempuanku yang masih kecil. Kupikir dia akan menyukainya juga.” Kedua mata Wiraguna semakin berat. Dia seperti tidak sanggup menahan rasa kantuk yang aneh itu. Berkali-kali, secara samarsamar, dia mendengar namanya dipanggil berkali-kali. “Ngomong-ngomong, cerita itu mengingatkanku tentang cerita Jaka Tarub, meskipun ada bagian yang tidak mirip sama sekali.” Wiraguna tidak bisa mendengarkan kata-kata Kopral Dirman lagi. Dia sudah memejamkan mata. Napasnya semakin tidak terdengar, semakin lambat. “Gun, apakah kaupikir di planet lain ada kehidupan? Jika ada, apakah ada perang? Jika tidak ada sebaiknya kita bermigrasi ke sana saja. Tidak ada harta yang paling berharga selain masa damai. Nah, Gun, makhluk seperti apa kira-kira penghuni planet-planet lain itu?” Kopral Dirman menyadari suatu hal, tapi dia akan terus bertanya kepada sahabatnya itu untuk memperoleh pengetahuan baru tentang alam semesta. “Atau mungkin, jika ada kehidupan lain di luar sana, apakah kita mesti berperang dengan mereka? Apa alasan perang itu kira-kira? Apakah merebut sebuah sumber daya yang tidak dimiliki oleh masing-masing pihak?” Tidak ada jawaban sama sekali. “Nah, Gun, apakah kau tidak memiliki dongeng-dongeng lain yang berhubungan dengan benda-benda angkasa itu?” Kali ini, hanya Kopral Dirman telah menyadari sepenuhnya bahwa hanya dirinya sajalah yang kali ini masih bernapas. Seperti cerita-cerita kuno, ketika mati seseorang menjadi bintang dan mengawasi orang-orang yang ditinggalkannya dari kejauhan, di langit, di angkasa sana. Begitu juga dengan Wiraguna. Barangkali saat Kopral Dirman sedang bertanya tadi, ruh Wiraguna sudah melesat menuju langit dan menambah cahaya kecil di atas sana. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia sekaligus peraih Juara Harapan 3 Kompetisi Penulisan majalah Komunikasi UM

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

35


Pustaka

Mulan: Legenda Pahlawan Wanita Tionghoa Oleh Achmad Naufal W.J

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Judul: Mulan Sutradara : Niki Caro Perusahaan Produksi : Walt Disney Pictures Pemeran : Liu Yifei, Donnie Yen, Jason Scott Lee, Yoson An, Gong Li, Jet Li Rilis: Amerika Serikat, 4 September 2020 (Disney+) Durasi: 115 Menit

L

oyal, brave, and true adalah tiga kata yang akan mengingatkan pada prajurit wanita dari negara Wei Utara. Merujuk pada legenda Tionghoa yang menceritakan tentang sosok wanita penyelamat dinasti, film berjudul Mulan yang digarap oleh Disney pertama kali rilis pada tahun 1998 dengan versi animasi. Bukan Disney jika tidak bisa membuat kembali film-film animasinya menjadi film live-action. Setelah Cinderella, Beauty and The Beast, Aladdin dan beberapa film live-action lainnya, awal September lalu Disney kembali merilis remake film Mulan. Film yang disutradarai oleh Niki Caro ini menyeleksi 1.000 aktris yang pada akhirnya peran Hua Mulan jatuh kepada aktris, model, sekaligus penyanyi bernama Liu Yifei. Latar pengambilan gambar dari film yang digarap sejak Agustus 2018 ini, justru lebih banyak dilakukan di Selandia Baru daripada di China. Berkisah tentang kekaisaran China yang terancam berpindah tahta, Hua Mulan, sang karakter utama rela menyamar menjadi pria demi bisa masuk ke dalam pasukan. Titah kaisar yang mewajibkan setiap keluarga mengirim satu pria untuk dididik menjadi prajurit, membuat keluarga Hua yang hanya memiliki dua putri pada awalnya mau tidak mau harus mengirim ayah mereka. Namun, pada malam sebelum keberangkatan menuju tempat perkemahan prajurit, Hua Mulan secara diam-diam pergi dengan membawa zirah dan pedang milik ayahnya. Bukan tanpa alasan, tindakan nekat Hua

36 | Komunikasi Edisi 333

Mulan tersebut ialah demi melindungi ayahnya yang tidak memungkinkan untuk terjun lagi ke medan perang. Dengan sinematografi keren yang digarap oleh Mandy Walker, film Mulan berhasil membuat penonton kembali ditarik ke masa Dinasti Utara dan Selatan (abad 4-6 Masehi). Sosok Hua Mulan yang pada akhirnya berperang dengan menggunakan identitas aslinya sebagai wanita harus mengalami pengusiran dan jika kembali ke dalam pasukan, maka nyawa adalah hal berikutnya harus ia serahkan. Film tulisan Elizabeth Martin ini, memberi akhir yang tentunya banyak diharapkan oleh penonton dan semua cerita tersebut sudah pasti berkat keberanian dan kegigihan Hua Mulan. Dengan berbagai problematika dan tekanan sosial yang harus ia hadapi sebagai wanita, film ini berhasil memunculkan Hua Mulan sebagai sosok prajurit wanita yang dibanggakan negaranya. Setia, berani, dan jujur adalah tiga kata yang sangat ikonik dari film ini yang juga menjadi alasan utama sosok Hua Mulan mendapatkan kembali keberanian dan kepercayaan dirinya. Hingga pada akhirnya moto loyal, brave, and true juga diangkat menjadi salah satu judul soundtrack film ini, mendampingi lagu Reflection yang menjadi lagu utama. Christina Aguilera pada akhirnya ditunjuk kembali sebagai penyanyi yang membawakan original soundtrack dari film Mulan 2020, setelah andilnya dalam original soundtrack film Mulan 1998.

Dilansir dari berbagai laman tempat pecinta film dapat memberi penilaian, film Mulan berhasil mendapatkan rating yang cukup bagus. Meskipun penayangannya sempat ditunda karena pandemi, hal ini tidak menyurutkan keantusiasan masyarakat dalam menunggu film ini. Dirilis melalui platform streaming Disney+, film ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan dan seketika banjir akan apresiasi dan pujian. Namun, kritik tetap mengalir seiring dengan pujian yang dilontarkan. Beberapa mengatakan aktris Liu Yifei kurang tepat dapat memerankan Hua Mulan, tetapi cukup terselamatkan dengan kehadiran aktor senior seperti Jet Li, Jason Scott Lee dan lainnya. Bagaimanapun juga satu film tidak akan bisa memenuhi ekspektasi seluruh penonton yang memiliki imajinasi beragam. Seluruh kru dan perusahaan produksi hanya dapat memberikan yang terbaik versi mereka. Film ini wajib sekali masuk dalam daftar film yang harus ditonton pada tahun 2020 ini. Berbagai pesan moral tersirat sepanjang film. Mulai dari sosok Hua Mulan yang selalu mengutamakan untuk setia, berani dan jujur, hingga pesan untuk selalu memahami kedudukan dan mencintai diri sendiri. Film ini juga memberi pesan bahwa tidak peduli apapun gender, suku, dan perbedaan lainnya, semua bisa berjuang demi kebaikan. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Matematika sekaligus peraih Juara dalam Kompetisi Penulisan majalah Komunikasi UM


Rancak Budaya

Insan dan Kenangan yang Kurindukan Oleh Bezaline Chika Kala itu adalah musim kemarau yang panjang Bel sekolah terakhir hari itu memekik tanda perpisahan Ajakan ke pantai yang membawa harsa Kebersamaan yang selalu dirindukan Di sampingku insan itu tersenyum Senyum yang membuatku dapat merasakan manisnya gulali pasar malam Jarinya menari untuk membunyikan setiap senar Swastamika di pantai dalam lingkupan alunan nada dari gitar akustiknya Hari esok dan seterusnya kami habiskan dengan air mata dan tawa

Namun kini semua itu telah usai Sahabat, maafkan aku yang kini hanya bisa berdoa dan menangis saat mengingatmu Karena sang pilot, pesawat, serta seluruh kejadian hari itu adalah dalam kendali-Nya Meski daksa dan sukmamu telah pergi dari buana Kenangan berharga milik kita akan selalu hidup Kini aku wanita dewasa yang jika rindu suka melambai pada langit senja Berharap kau membalas lambaianku di antara awan Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris sekaligus sekaligus peraih juara dalam kompetisi penulisan majalah Komunikasi UM

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 Maret - April 2021 | |

37


Nama

: Sandra Ardiansyah

Fak/Jur

: Sastra/ Seni dan Desain

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2021 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).

38 | Komunikasi Edisi 333

35


Kenangan manis di hari ini, jadi alasan untuk kembali

Nama : Muchammad Izam Masroir Fak/Jur : FIS/Sejarah Lokasi : Universitas Negeri Malang

Bapak dan sepeda tuanya, kayuhannya perlahan ke tempat tujuan, memberikan keluarga kebahagiaan. Nama Fak/Jur Lokasi

: Muhammad Najib Mauludi : Teknik/Teknik Mesin : Sumbersari, Malang

Kesempatan! Lihat, dapatkan, gunakan, manfaatkan, jangan sesalkan! Nama Fak/Jur Lokasi

: Rizky Very Fadli : FMIPA/Matematika : Ngantang, Malang, Jawa Timur

Melanglang buana ke negeri orang, mengukir kisah dan memahat jejak hidup hingga pupus. Nama : Agustin Rahayu Intan Berlianti Fak/Jur :Fakultas Ilmu Sosial/Sejarah Lokasi : Situs Sejarah Tegalsari, Ponorogo

Seluruh civitas academica UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambatlambatnya tanggal 25 Mei 2021 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.