Arsitektur Tradisional Aceh, Krong Bade

Page 1

RUMOH ACEH

Batam, 08 Mei 2023
ATAU
UAS Arsitektur Nusantara Kelompok 4 KRONG BADE?
CONTENTS Pendahuluan 04 Nama RumahAdatAceh 05 Macam-macam RumahAdat Aceh 11 Ciri-ciri Rumah Adat Aceh 12 Proses Pembangunan RumahAdatAceh melalui KitabAdat 13 Komponen Ruang pada Rumah Adat Aceh 14 Fungsi Setiap Ruangan 16 Makna dari RumahAdatAceh 17 Filosofi dan Keunikan RumahAdatAceh 18 Perkembangan RumahAdatAceh 06 Ornamen pada RumahAdatAceh 19 Sakral dan Profan MasyarakatAceh 27 Mitologi MasyarakatAceh 25 Daftar Pustaka 29

PENDAHULUAN

Setiap negara memiliki arsitektur masa lampau yang memiliki ciri khas tersendiri. Arsitektur tersebut dikenal dengan istilah arsitektur tradisional. Paul Oliver mendefinisikannya sebagai arsitektur masyarakat. Arsitektur ini berkaitan dengan konteks lingkungan, sumber daya yang tersedia, dimiliki secara bersama-sama atau dibangun oleh penduduk setempat serta menggunakan teknik tradisional dan material lokal. Arsitektur tradisional dapat berupa fasilitas publik seperti koridor, ataupun rumah tinggal. Terkait dengan rumah tradisional, bentuk suatu rumah tradisional sangat dipengaruhi oleh budaya, sosial, iklim, material, dan teknik pembangunannya.

Negara Indonesia sendiri memiliki kekayaan arsitektur

tradisional. Negara yang terdiri dari

34 Provinsi ini memiliki ragam

arsitektur tradisional yang berbeda

antara 1 provinsi dengan provinsi

lainnya bahkan antara 1 suku

dengan suku lainnya. Masing-masing

arsitektur tersebut merupakan

identitas masing-masing kelompok

masyarakat dan membawa pesan, konsep, dan karakteristik yang

memberi gambaran terhadap

kelompok masyarakat tempat arsitektur tersebut lahir.

PENGERTIAN RUMAH TRADISIONAL

Rumah tradisional

merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Hakikatnya, sosial

dan budaya adalah bahagian dari

elemen spesifik yang mampu

menunujukan karakteristik yang unik di suatu permukiman. Adapun salah satu

rumah tradisional yang akan dibahas

ialah Rumah adat dari daerah Aceh

4
RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023

Apa Nama Rumah Adat Aceh?

RUMOHACEHATAUKRONGBADE?

Mengutip dari buku "Arsitektur Rumah

Tradisional Aceh" oleh Herman RN dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rumah adat Aceh lebih dikenal dengan

'Rumoh Aceh' atau 'Krong Bade’.

Bagian yang berada dibawah lantai merupakan kolong terbuka karena tidak diberi dinding. Bagian ruangan Rumoh Aceh yang berada di atas tiang-tiang terbagi atas tiga ruangan.

1. Ruangan Depan (Serambi depan) yang disebut Seramoe Keue

2. Ruangan Tengah yang disebut Tengoh

3. Ruangan Belakang (serambi Belakang) yang disebut Seramoe Likoet

Rumoh Aceh merupakan rumah tradisional milik masyarakat Aceh, dan hingga kini Rumoh Aceh masih dirawat oleh masyarakat Aceh.

Rumah Aceh merupakan rumah panggung yang didasarnya terdapat tiang tiang bundar yang menjadi pondasi dari rumoh Aceh. Tiang-tiang tersebut

terbuat dari batang-batang kayu kuat yang disebut

Tameh. Jumlah tiang tersebut kisaran 20-24 buah dengan diameter kurang lebih 30 cm, sedangkan untuk tinggi bangunan rumoh Aceh sampai batas

lantai kurang lebih 2.5 m.

5
Batam, 08 Mei 2023 RumahAdatAceh

Perkembangan RumahAdatAceh

10 rumah di Gampong Lambheu yang menjadi sampel sebagai perkembangan dari rumah adat Aceh.

a. 1980 – Rumah Panggung (Santuet)

Model rumah yang berkembang pertama kali setelah periode rumoh Aceh sehingga masih dapat pengaruh yang sangat besar dari rumoh Aceh yang dilihat dari segi desain, diantaranya masih memiliki 3 bagian (atas, tengah, dan bawah) serta masih didominasi material organis.

b. 1990 – Rumah Non-Panggung

Rumah ini tidak mengaplikasikan kolong dan desainnya sederhana, baik dari ukuran, ruang, dan visual.

6
RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023

Perkembangan RumahAdatAceh

c. 2000 – Rumah Kontemporer

Rumah yang tidak mengaplikasikan kolong dan desainnya didominasi material prefabrikasi serta memilki tampilan yang dipengaruhi unsur-unsur arsitektur asing (internasional) serta ukuran yang lebih besar.

2023 7
RumahAdatAceh Batam, 08 Mei

PerkembanganRumahAdatAceh

Berdasarkansampelrumah-rumahyangtelahdilampirkan,makadidapatkondisi keberlanjutanmassadanartikulasi sebagaiberikut.

A. Rumah Santeut atau Rumah Panggung

Rumah Santeut hanya terdiri dari satu massa tunggal yang diangkat dari permukaan tanah oleh susunan tiang. Sistem ini tidak jauh berbeda dengan rumoh Aceh pada umumnya. Hanya saja tiang rumah santuet tidak setinggi tiang rumoh Aceh. Namun begitu, kondisi massa rumah santuet yang melayang serta didukung dengan material rumah yang umumnya merupakan material ringan (kayu, seng, kaca), membuat massa rumah terkesan ringan. Bobot perseptual rumah santeut ini masih sama dengan bobot perseptual rumoh Aceh, yaitu ringan.

Artikulasi tepi-sudut rumah santeut tegas membentuk siku. Sementara artikulasi bidang, dalam hal ini dinding rumah dipertegas dengan kehadiran elemen jendela. Terlihat disini artikulasi tepi-sudut dan bidang rumah santeut masih sama dengan artikulasi yang diterapkan pada Rumoh Aceh.

Melihat rumah santeut yang merupakan perkembangan rumah pada stadia awal, maka dapat dikatakan bahwa arsitektur rumah ini masih sangat dipengaruhi oleh arsitektur Rumoh Aceh. Karena belum banyak referensi rumah selain Rumoh Aceh saat itu, memepengaruhi bobot perseptual dan artikulasi rumah panggung, baik tepi-sudut maupun bidang, tidak jauh berbeda dengan Rumoh Aceh.

Kesimpulan

8
RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023

B. Rumah Non-Panggung Sederhana

Perkembangan RumahAdatAceh

Rumah non-panggung terletak di permukaan tanah. Sistem ini berbeda dengan rumoh Aceh yang mana massanya terpisah dari permukaan tanah. Meskipun begitu,rumah non-panggung, terutama yang non-permanen, memberi persepsi bobot massa yang ringan. Hal ini dipengaruhi oleh material kayu yang mendominasikan rumah. Sementara, luasan rumah yang tidak begitu besar menyebabkan bobot massa rumah non-panggung permanen terkesan ringan. Meskipun materialnya berupa material bata/beton, namun luasan rumah yang tidak begitu besar juga membuat rumah nonpanggung permanen terkesan ringan. Luasan rumah yang tidak begitu besar ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat pada stadia ini masih cenderung tradisional, sehingga ruangan yang dibutuhkan tidak terlalu kompleks.

Luas rumah pada rumah non-panggung ini lebih kecil dari rumoh Aceh pada umumnya dikarenakan adanya penghilangan satu bagian rumah, yaitu ruangan khusus untuk menerima tamu.

Artikulasi tepi-sudut ketiga rumah non-panggung, baik yang permanen maupun non-permanen menunjukkan artikulasi tegas membentuk siku yang menegaskan individualitas masing-masing bagian rumah. Sementara artikulasi bidang, dalam hal ini dinding rumah, dipertegas dengan kehadiran elemen jendela.

Kesimpulan

Batam, 08 Mei 2023 9
RumahAdatAceh

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023

Perkembangan RumahAdatAceh

C. Rumah Kontemporer (2000)

Massa rumah dengan gaya kontemporer, baik rumah 1 lantai maupun 2 lantai, memberikan boboy yang berat karena pemakaian beton yang dominan serta luasan massa yang bertambah dibandingkan dengan rumoh Aceh Bobot perseptual yang berat ini ditambah lagi dengan posisi rumah yang langsung berada pada permukaan tanah sangat mempengaruhi bobot visual Oleh karena itu, hal tersebut sangat berbeda dengan rumoh Aceh yang massanya terkesan ringan.

Artikulasi tepi-sudut pada bangunan ini berbeda dari rumoh Aceh pada rumah sampel. Kondisi artikulasi yang terdapat pada

rumah kontemporer ini adalah artikulasi tepi-sudut di mana terdapat kolom sudut Kondisi ini memberi kesan yang berbeda dari kondisi artikulasi tepi-sudut yang membentuk siku sederhana.

Kesimpulan

10

Macam-macamRumahAdatAceh

Terdapatbeberapajenis,diantaranya :

- Bangunan dengan konsep rumah panggung ini terbuat dari material alami, yaitu kayu dan pada bagian atap terbuat dari material daun rumbia

- Pada area entrance atau jalan masuk, terdapat tangga yang berjumlah ganjil.

- Rumah ini memiliki konsep panggung yang berfungsi sebagai tempat istirahat atau tempat singgah bagi masyarakat Aceh.

- Rumah ini biasanya disebut dengan Tampong Limong

- Material yang digunakan pada atap adalah daun rumbia, sedangkan untuk lantai, digunakan belahan bambu yang ditata atau dijajar rapat.

Batam, 08 Mei 2023 11
RumahAdatAceh
1. Rumah Krong Bade 2. Rumah Santeut 3. Rumah Rangkang

Ciri-ciri Rumah Adat Aceh

1. Memiliki tangga pada depan rumah yang tingginya berukuran 2,5-3 meter dari permukaan tanah

2. Anak tangganya berjumlah ganjil yang merupakan simbol sifat religius dari masyarakat

3. Bahan dasar bangunan berasal dari alam yang merupakan simbol bahwa mereka dekat dengan alam

4. Tidak menggunakan paku melainkan menggunakan tali

5. Ukiran yang ada dirumah krong bade tergantung dari kondisi pemiliknya.

6. Ada gentong air di depan rumah untuk tempat membersihkan kaki, yang memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang memiliki niat baik

7. Berbentuk persegi panjang yang membujur dari arah barat ke timur atau sebaliknya yang menandakan masyarakat yang religius

8. Harus menunduk saat masuk karena tinggi pintu hanya 120-150, bertujuan agar setiap tamu harus memberi saleum horeumat pada ahli bait (salam hormat pada pemilik rumah)

RumahAdatAceh
12
Batam, 08 Mei 2023

Proses Pembangunan Rumah Adat Aceh Melalui Kitab Aceh

Kitab adat meukuta alam adalah kitab yang membahas seputar pemerintahan Dan masyarakat berpedoman pada kitab ini.

Hal yang diperhatikan dalam membangun rumoh aceh atau tahap-tahap pembuatan

rumoh aceh:

1. Bermusyawarah

2. Pengadaan bahan

3. Mengolah bahan bangunan

4. Pendirian rumah adat

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 13

Komponen Ruang Rumoh Aceh

Bagian-bagian ruang

1. Serambi depan atau Seuramoe-ukeu

- Berada di bagian depan yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu laki-laki.

2. Teras atau Seulasa

- Berada di bagian depan yang bersebelahan dengan serambi.

3. Serambi Belakang atau Seuramoe-likoot

- Berada di bagian belakang rumah yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu perempuan.

4. Rumah Inoong atau Rumah Induk

- Berada diantara serambi depan dan belakang, yang terdiri dari 2 kamar dan dipisahkan oleh Lorong.

5. Dapur atau Rumoh Dapu

- Bersebelahan dengan serambi belakang yang ketinggian tanahnya dibuat lebih rendah.

6. Lumbung Padi atau Kroong Padee

- Berada di samping atau belakang rumah utama yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi.

7. Keupaleh

- Berada di bagian depan rumah (gerbang utama).

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 14
Batam, 08 Mei 2023
15
RumahAdatAceh

Fungsi Setiap Ruangan Rumoh Aceh

Terbagimenjadi3ruangandenganfungsiyangberbeda

seuramoë keuë

- Berfungsi sebagai ruang tamu, ruang santai, dan tempat beristirahat bagi anggota keluarga.

seurameo likot

- Berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi anggota keluarga.

teungoh

- Merupakan ruang inti dari Rumoh Aceh dan berfungsi sebagai ruangan privat.

Batam, 08 Mei 2023
16
RumahAdatAceh
1. Ruang Depan atau 2. Ruang Tengah atau seuramoë 3. Ruang Belakang atau

Makna dari Rumah Adat Aceh

1. Kolong

- Kolong ini dibuat agar rumah yang dibangun tidak mengganggu aktivitas masyarakat

- Karena mayoritas masyarakat Aceh yang bermata pencaharian petani dan nelayan, maka kolong ini dimanfaatkan untuk menyimpan hasil tani dan lautnya

2. Tangga

- Tangga rumah adat Aceh berjumlah ganjil, pada filosofi rumah adat Aceh, angka ganjil adalah bilangan khas yang sulit di tebak.

3. Arah Hadap Rumah

- Arah hadapan Timur dan Barat, memiliki makna agar siapa pun yang bertamu dapat dengan mudah menemukan arah kiblat.

4. Atap Rumah

- Rumah adat Aceh memiliki atap yang terbuat dari anyaman daun rumbia (bersifat ringan)

- Konstruksi atap diikat dengan tali pengikat atap bernama taloe pawai. Apabila terjadi musibah kebakaran, penyelamatan dilakukan dengan memotong tali atap.

5. Lantai

- Lantainya terbuat dari papan yang tidak dipak, hanya disematkan, papan bilah bisa dilepas degan mudah.

- Papan bila diaplikasikan untuk keperluan memandikan jenazah sehingga air sisa mandi dapat turun ke tanah secara langsung.

6. Pohon Kayu

- Penanaman pohon kayu pada bagian barat bermakna sebagai upaya penyelamatan dari angin dan banjir, pohon juga berfungsi untuk menahan hantaman angin barat agar tidak langsung menghantam badan rumah. Rindangnya membuat halaman tetap teduh.

Batam,08 Mei 2023 RumahAdatAceh 17

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023

Filosofi &keunikanRumahAdatAceh

B. KEUNIKAN

- Rumah dibuat tinggi, dikarenakan rumohAceh dibuat dengan konsep rumah panggung, maka akan terdapat tangga dan tangga inipun dibuat ganjil sesuai dengan kepercayaan masyarakat sekitar

- Ukiran di dalam rumah menunjukkan status sosial

- Pintu dibuat pendek, pintu pada rumoh Aceh dinuat pendek supaya ketika memasuki rumah, semua orang seolah memberikan penghormatan dengan cara menunduk.

- Melakukan musyawarah sebelum membangun rumah

- Kuning, warna kuning digunakan pada sisi segitiga perabung. Bagi masyarakat Aceh, warna kuning memiliki sifat kuat, hangat, dan memberikan nuansa yang cerah bagi sekelilingnya.

- Merah, warna merah digunakan untuk melengkapi garis ukiran rumah. Merah diartikan sebagai karakter emosi (masyarakat Aceh) yang naik-turun. Warna merah juga melambangkan gairah, kesenangan, dan semangat.

- Putih, warna digunakan untuk melengkapi ukiran rumah dengan kesan netral. Ukirannya pun diselingi dengan warna oranye. Arti warna putih adalah suci dan bersih. Warna oranye melambangkan kehangatan, kesehatan, dan kegembiraan.

- Hijau, warna hijau digunakan pada motif ukiran rumah adat Aceh. Warna ini melambangkan kesejukan dan kehangatan. Hijau juga melambangkan warna daun dengan arti kesuburan.

A. FILOSOFI RUMAH ADAT ACEH BERDASARKAN WARNANYA
18

OrnamenPadaRumahAdatAceh

Ornamen merupakan suatu hiasan yang sengaja dibuat atau ditambahkan guna meningkatkan nilai estetika pada suatu produk.

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 19

OrnamenPadaRumah AdatAceh

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 20

PENERAPAN SEMIOTIKA ARSITEKTUR PADA

ORNAMEN

RUMAH ADAT ACEH

Semiotika arsitektur berperan penting dalam menganalisis nilai-nilai serta makna yang terkandung dalam setiap bentuk ukiran ornamen rumah adat Aceh

21
22 RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023
RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 23
RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 24

Mitologi MasyarakatAceh

Ada banyak mitos maupun cerita yang sumbernya tidak pasti yang kerap menjadi buah bibir pada masyarakat Indonesia. Masyarakat setempat sangat mempercayai mitos yang berupa larangan atau nasehat agar tidak mendapat kemalangan maupun kesialan. Terkhusus di Aceh, mitoss-mitos ini sering diceritakankepadaanak-anakdengantujuanmenyampaikanpesanmoraldanjuga agarpatuhterhadapomonganorangtua.

Ketika anak-anak masih berkeliaran pada saat waktu maghrib biasanya orang tua akan memberikan teguran. Namun, jika teguran tersebut diacuhkan maka orang tua akan menakut nakuti anak dengan menceritakan sosok makhluk misterius Geunteut yang muncul dikala senja mengawasai dan menculik mereka yang suka berkeliaran disaat magrib. Genteuet menurut kepercayaan masyarakat Aceh adalah sejenis makhluk halus yang memeiliki tubuh yang tinggi, beberapa orang pernah mengalami dibawa bersama geunteut untuk disembunyikan kedalam pepohonan (tempat tinggal geunteut).

Menurut pandangan masyarakat Aceh, pantang bagi seseorang jika ia duduk di bawah tangga atau di teras. Jika larangan ini dilanggar maka, maka mereka akan mendapat kemalangan seperi rambut rontok, dan bagi seorang gadis jodohnya akan menjauh apabila ia nekat melanggarnya.

Batam, 08 Mei 2023 25
RumahAdatAceh
1. Mitos larangan berkeliaran disaat maghrib (senja) 2. Mitos larangan duduk di bawah tangga atau teras rumah

Dulu, orang tua melarang anaknya berdiri dan makan, yang jika tidak didengarkan akan membawa kesialan, dimana kakinya akan membesar.

Konon legenda ini bukan berasal dari dalam negeri, melainkan dari Vietnam. Orang Vietnam percaya bahwa angka tiga adalah angka keramat yang membawa kesialan. Dalam pandangan Islam berbeda, bilangan-bilangan ganjil mendapat tempat teristimewa, seperti shalat wajib 5 waktu, bersuci 3 kali, thawaf 7 kali, sa’i 7 kali, melontar jumrah 7 kali, hari tasyriq ada 3 hari, beristinjak 3 kali, dan lainnya.

kucing

Jika mengalami kecelakaan yang menabrak seekor kucing, yang harus dilakukan orang tersebut adalah menguburnya dan membagikan garamnya kepada orang-orang di sekitar TKP, terutama bagi orang yang tergolong miskin. Dan mereka yang tidak mengindahkan anjuran ini akan mendapatkan kesialan bahkan kecelakaan yang fatal.

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 26
4. Mitos membagikan garam Ketika menabrak 5. Mitos larangan foto bertiga (ganjil) 3. Mitos larangan makan sambil berdiri

Sakral dan profan Masyarakat

Aceh

Tradisi Meugang merupakan sebuah tradisi yang telah mengakar dalam masyarakat Aceh dan dilaksanakan di semua wilayah dalam provinsi Aceh, khususnya pada umat Islam. Tradisi ini berupa pemotongan hewan (lembu atau kerbau) dan dimasak untuk dinikmati bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh.

Meugang biasanya dilaksanakan selama tiga kali dalam setahun, yaitu dua hari sebelum datangnya bulan puasa, dua hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, dan dua hari menjelang Idul Adha. Meugang pun kerap tergolong peristiwa sakral dalam kehidupan masyarakat Aceh.

Tradisi Meugang dulunya dikenal dengan nama Makmeugang. Gang dalam bahasa Aceh berarti pasar, di mana di dalamnya terdapat para penjual daging yang digantung di bawah bumbu. Pada hari-hari biasa, tak banyak masyarakat umum yang mendatangi pasar itu. Namun, pada hari-hari tertentu yaitu menjelang bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, masyarakat akan ramai mendatangi pasar, sehingga ada istilah Makmu that gang nyan (makmur sekali pasar itu). Maka, jadilah nama Makmeugang.

Esensi Tradisi Meugang (Makmeugang) sejatinya sungguh sangat mulia. Tradisi Meugang memiliki nilai keislaman yang tinggi, walaupun secara tertulis tidak terdapat dalam Al Quran dan hadis Nabi. Hal ini bermula dari wujud kepedulian pemimpin (Sultan Iskandar Muda) kepada rakyatnya pada saat menyambut hari-hari besar seperti menyambut datangnya bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha dengan cara membagi-bagikan daging untuk dinikmati oleh masyarakat bersama keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (masyarakat miskin).

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 27

RumahAdatAceh

Tulak Bala pada hari Rabu Abeh ditandai orang berduyun-duyun datang ke tepi pantai sekadar duduk sambil makan bersama keluarga atau menggelar doa di tepi pantai atau surau. Tradisi ini adakalanya diselipi sejumlah ritual tertentu.

Tradisi yang masih kental di wilayah pesisir pantai barat selatan Aceh ini selalu dilakukan setiap tahun pada akhir bulan Safar dalam tarikh Islam. Aura yang tidak baik di bulan Safar dipercaya membuat manusia menjadi rentan oleh gangguan berbagai jenis penyakit. Orang Aceh menyebutnya sebagai 'bulan panas ' atau 'buleun seuum ' . Bulan ini diidentikkan dengan bulan 'turun bala'.

Prosesi Tulak Bala dulunya dilakukan dengan cara upacara berdoa bersamasama baik di meunasah (surau), dayah, sungai, pantai, ataupun pemandian.

Prosesi dipimpin oleh seorang teungku (ustaz) atau pemangku adat dengan membacakan doa-doa yang relevan atau berkenaan menolak bala.

Pada akhir prosesi Tulak Bala digelar kenduri berupa makan bersama-sama dari "bu kulah" (nasi di dalam bungkus) dan "eungkot punjot" (lauk berupa ikan) yang sudah dibawa dari rumah masing-masing.

Saat ini, Tulak Bala atau Rabu Abeh dianggap tidak lagi bermakna sakral, tetapi sudah berwujud profan.

Tradisi ini dianggap sudah bengkok dari substansi atau esensi mengapa tradisi ini dilakukan. Saat ini, tradisi Tulak Bala yang dibuat di pantai malah menjadi ajang rekreasi pada tataran lokal.

Pada kondisi tertentu, tradisi ini menjadi ajang bisnis. Pergelaran Tulak Bala mendeterminan penggelembungan pengunjung di pantai.

Di banyak tempat, tradisi ini bergeser menjadi ajang untuk hura-hura yang hakikatnya jauh dari esensi Tulak Bala, sebagai refleksi spiritualitas.

"Kegiatan Tulak Bala jadi aneh-aneh. Banyak gembira dan rianya. Padahal, Tulak Bala itu harusnya hari yang penuh perenungan, kekhusyukan, dan refleksirefleksi spiritualitas,"

28
2023
Batam, 08 Mei

DAFTAR PUSTAKA

https://www archify com/id/archifynow/mengenal-rumah-adat-aceh-filosofi-dan-makna-yang-unik

http://kebudayaan kemdikbud go id/bpnbaceh/rumoh-aceh-sebagai-simbol-kehidupan-sosial-masyarakataceh/

https://merahputih com/post/read/krong-bade-rumah-adat-aceh-dan-ragam-fungsinya

https : //www gramedia com/literasi/filosofi - dan - macam -macam -rumah - adat - aceh/

https://steemit.com/mitos/@dikkyamiputra/5-mitos-populer-dalam-masyarakat-aceh

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/JDK9U4ST/41398-97538-1-PB[1].pdf

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/2L8470OB/11067-23814-1-SM[1].pdf

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/IYPDWSRG/5282-15158-1-PB[1].pdf

https : //maa . acehprov . go . id/berita/kategori/adat - istiadat/meugang - tradisi - aceh

https://www.ajnn.net/news/kenduri-tolak-bala-tradisi-leluhur-masih-dilestarikan-di-aceh-utara/index.html

RumahAdatAceh Batam, 08 Mei 2023 29

RUMAH ADAT ACEH

Follow us on social media
4
Batam, 08 Mei 2023
KELOMPOK

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.