Kendari Pos Edisi 8 Juli 2010

Page 15

Kendari Pos | Kamis 8 Juli 2010

Edukasi

Kelas Unggulan, untukSiswa Berprestasi Kendari, KP Strategi peningkatan mutu memang harus dimiliki oleh setiap pimpinan lembaga pendidikan. Pasalnya, setiap tahun kualitas menjadi salah satu indikator pengakuan masyarakat terhadap kemampuan sekolah mengelola sistem pembelajaran, sehingga jika hal itu tidak dipacu, maka sekolah akan tertinggal dari sekolah lain. Terkait hal itu, SMPN 4 Kendari mempunyai program terbaru pada tahun ajaran 2010/2011 ini. Siswa yang berprestasi akan digabung dalam sebuah kelas unggulan. Selain untuk memacu motivasi belajar, persainganpun perlu ditingkatkan untuk menambah semangat dan rangsangan bagi siswa lain untuk meningkatkan prestasi. Kepala SMPN 4 Kendari, Drs Supion Bake, mengatakan, penggabungan siswa terbaik dari setiap kelas, merupakan salah satu upaya untuk menggenjot kemampuan peserta didik. Meskipun sebelumnya dimasuk-

kan dalam kelas yang tersebar (heterogen) juga memberi pengaruh baik, namun metode ini dianggap akan lebih bermanfaat. Bukan hanya siswa yang berprestasi akademik, tapi siswa lain yang masih memiliki keterbatasan kemampuan bisa terus menggali potensi yang dimiliki untuk bersaing dengan teman yang masuk dalam kelas unggulan. “Untuk tahun ajaran baru, kami akan membentuk kelas-kelas unggulan di setiap jenjang. Namun yang prioritas adalah kelas VIII dan IX. Siswa yang masuk dalam kelas itu, akan direkrut dari siswa terbaik setiap kelas. Tentu saja dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan moralitas siswa yang bersangkutan. Pasalnya, selain untuk memberikan apresiasi bagi mereka, sekolah juga tidak kesulitan lagi mencari bibit-bibit siswa berprestasi untuk mengikuti lomba atau kegiatan-kegiatan bernuansa akademik,” terangnya. Untuk mewujudkan hal itu menu-

rut Supion, pihaknya sudah mempunyai bekal yang kuat, meskipun dari segi sarana gedung masih cukup memprihatinkan, namun dari sumber daya guru pihaknya sudah cukup siap. Saat ini SMPN 4 kendari memiliki 80 guru dari 1.100 siswa. 80 persen dari guru tersebut cukup potensial untuk memberikan materi pembelajaran kepada siswa, sedangkan 20 persen masih perlu pembinaan peningkatan kompetensi. Selain program kelas unggulan, mulai tahun ini pihaknya juga akan mengefektifkan jam pembelajaran siswa di sekolah dengan mengaktifkan guru-guru piket. Mereka yang bertugas sebagai piket selain menjaga keluar-masuknya siswa, juga diberi tugas tambahan untuk mengecek keaktifan pembelajaran di setiap kelas. Jika ada guru yang absen, guru piket yang mengambilalih untuk mengajar atau mengarahkan siswa masuk ke perpustakaan. Tujuannya, agar siswa tidak kehilangan waktu belajar. (cr5)

15

SMA DDI Kendari Masih Minim Fasilitas Kendari, KP Sebagai sekolah swasta berbasis Islam, SMA DDI Kendari terus menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun. Hal ini, bisa dilihat dari jumlah peminat di sekolah itu yang mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahun ajaran baru. Sayangnya, semangat siswa untuk melakukan proses pembelajaran di sekolah itu, tidak ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang memadai. Meskipun beberapa sarana sudah disiapkan, namun masih ada fasilitas pembelajaran yang belum bisa dinikmati siswa. Wakasek Humas SMA DDI Kendari, Sarmada S Pd mengatakan fasilitas pembelajaran yang belum bisa dinikmati siswa di sekolahnya antara lain alat dan bahan praktikum IPA. Untuk praktik biasa, siswa memang masih dapat memfungsikan beberapa alat. Namun untuk melakukan praktikum secara kompleks, saat ini pihaknya masih minim peralatan. “Laboratorium IPA sudah ada, tapi alat dan bahan praktik masih terbatas. Olehnya itu, selama ini kami masih melakukan praktikum secara sederhana untuk mata pelajaran IPA,” terangnya kemarin. Berbeda dengan laboratorium IPA, untuk laboratorium komputer, pihaknya sudah mempunyai 24 unit komputer yang bisa dimanfaatkan siswa dalam proses pembelaja-

SARFIAYANTI/KP

Beberapa alat praktikum yang dimiliki SMA DDI Kendari. ran. Selain itu, juga difungsikan untuk melakukan pelatihan kepada siswa secara intensif. Pasalnya, selain akhlak yang mulia, orientasi sekolah dalam menelorkan siswa setiap tahunnya adalah, harus mampu mengoperasikan IT setelah tamat dari sekolah itu. Keterbatasan sarana, menurut alumni FKIP Unhalu itu, tidak membuat pihaknya merasa terkendala. Sebab, proses pembelajaran masih dapat berlangsung secara efektif, meskipun masih mempunyai keterbatasan fasilitas, tidak heran jika pendaftar setiap tahun terus bertambah. “Rencananya

tahun ini, kami akan menerima tiga kelas dengan jumlah siswa 32 per rombongan belajar. Meskipun besok (hari ini, red) kami sudah mulai melaksanakan masa orientasi siswa (MOS), namun kami masih membuka pendaftaran siswa baru hingga tanggal 8 Juli,” tandasnya. Selain laboratorium yang minim alat praktik, SMA DDI juga belum mempunyai perpustakaan. Hal itu, tentu saja membuat siswa kewalahan mencari referensi atau bukubuku penunjang pembelajaran. “Kami berharap kepada pemerintah, agar perhatian kepada sekolah swasta lebih ditingkatkan. Lebihlebih dalam hal sarana pembelajaran, kami masih kekurangan,” harapnya. (cr5/yen)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.