Kendari Pos Edisi 26 Juli 2010

Page 3

3

Kendari Pos Senin 26 Juli 2010

Indosat Raih CSR Award dan Best Bundling Phone Kendari,KP Untuk kesekian kalinya Indosat kembali memperoleh penghargaan dan pengakuan pihak lain atas kontribusinya terhadap dunia telekomunikasi. Kali ini Indonesia Cellular Award (ICA) 2010 memberikan penghargaan kepada Indonsat untuk 2 kategori yaitu kategori Corporate Social Responsibilities (CSR) Award dan kategori Best Bundling Phone. Khusus Best Bundling Phone, diraih program bundling Indosat bersama Sony Ericsson Xperia X10. Penghargaan diberikan sebagai rangkaian acara pameran Indonesia Cellular Show (ICS) 2010, oleh PT Dyandra Promosindo bersama Tabloid Sinyal dan diterima oleh Fadzri Sentosa, Director and Chief Wholesale & Infrastructure Officer Indosat. “Manajemen berterima kasih atas 2 penghargaan ini, yang memberikan pengakuan tidak hanya terhadap program layanan bagi pelanggan melalui paket layanan bundling, namun juga pengakuan terhadap kegiatan CSR yang kami harapkan manfaatnya sudah benar-benar dirasakan masyarakat yang tercermin dalam penghargaan ini,” demikian disampaikan Fadzri Sentosa, Director and Chief Wholesale & Infrastruc-

ture Officer Indosat. Kategori Best Bundling Phone yang diperoleh Indosat bersama Sony Ericsson Experia X10 ini diberikan kepada ponselponsel yang dijual secara terikat dengan paket layanan operator. Program Bundling yang digagas dalam rangka peluncuran Sony Experia X10 dan Indosat Android ini memberikan benefit Gratis Layanan Broadband Unlimited selama 1 tahun bagi pelanggan yang membeli Sony Experia X10. Sementara kategori CSR Award yang berhasil diraih Indosat merupakan penghargaan yang diberikan atas program-program Indosat membantu peningkatan kualitas kehidupan bagi komunitas dan masyarakat secara umum. Penghargaan terhadap CSR dari ICA 2010 ini adalah penghargaan untuk kesekian kalinya dari berbagai lembaga nasional dan internasional terhadap program CSR Indosat yang diimplementasikan dalam 3 program utama bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Dalam bidang pendidikan, “Kontes Inovasi Wireless” ke-5 tahun 2010 atau sebelumnya dikenal dengan IWIC atau Indosat Wireless Innovation Contest merupakan salah satu program untuk mewujudkan misi Indo-

sat mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam bidang teknologi nirkabel (wireless) di kalangan anak muda diseluruh Indonesia. Indosat juga telah mengembangkan program “Multimedia Untuk Sekolah” berupa bantuan peralatan komputer, broadband dan piranti lunak bidang ilmu alam untuk mempermudah guru dan meningkatkan minat siswa di sekolah dalam mempelajari ilmu alam diberbagai kota di Indonesia. Sementara itu untuk mendukung kesehatan bagi komunitas, Indosat memberikan layanan kesehatan gratis melalui 16 “Mobil Klinik Keliling” yang mencakup 8 regional operasional Indosat di Indonesia untuk ikut meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Indosat sendiri telah memperoleh berbagia kategori penghargaan dari ICA tahun-tahun sebelumnya, dimana khusus tahun 2010 ini periode penilaian dilakukan antara 1 April – 5 Juli 2010. ICA merupakan penghargaan seluler yang paling independen di Indonesia, dengan kemandirian proses penentuan pemenang dengan dewan juri yang diserahi tanggung jawab dan dipilih dari elemenelemen independen di masyarakat seluler.(lis)

2015, Produksi Mobil di Indonesia Ditarget 1 Juta Jakarta, KP Pemerintah bertekad mendukung penuh perkembangan industri otomotif. Bahkan, agar menjadi pemain yang diperhitungkan oleh pasar internasional, pemerintah memasang target, yakni pada 2015 produksi mobil di Indonesia mencapai angka 1 juta. “Saya yakin, pada 2015 produksi satu juta mobil tercapai. Sekarang, mari bersama-sama menjadikan industri otomotif sebagai pemain andal,” ujar Wakil Presiden Boediono saat membuka ajang otomotif terbesar, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2010, di Jakarta International Expo, Kemayoran, akhir pekan lalu. Boediono mengatakan bahwa pemerintah mendorong industri otomotif agar benar-benar menancap di bumi Indonesia, bukan hanya di permukaan. Artinya, penjualan dan produksi diharapkan terus meningkat. “Tapi juga, ujungnya, apakah desainnya, R & D (research and development), dan sebagainya, dikerjakan di Indonesia,” terang dia. Wapres menjanjikan dalam waktu dekat pemerintah memperbaiki sistem logistik yang saat ini dinilai mempunyai banyak kekurangan. Logistik itu, kata Wapres, menghambat macam-macam, termasuk otomotif. Indonesia terkendala biaya dan distribusi logistik sehingga sulit memindahkan bagian-bagian penting bagi industri otomotif. Ketua Penyelenggara IIMS 2010 Johnny Darmawan mengatakan, sampai akhir 2010 kendaraan roda empat yang terjual diperkirakan 650 ribu-700 ribu unit. “Industri otomotif memberikan kontribusi terbesar terhadap GDP,” terang Presdir Toyota Astra Motor (TAM) itu. Sejak 2005 sampai 2009, lanjut dia, investasi yang telah ditanam di industri tersebut Rp 6 triliun. Karena itu, bagi beberapa produsen, Indonesia sudah dijadikan sebagai basis produksi. “Kami berharap kebijakan insentif pajak. Sebab, industri itu sangat padat karya dan kandungan lokal mulai lebih banyak,” ungkapnya. Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Budi Darmadi menambahkan, salah satu segmen yang dibidik pemerintah adalah mobil murah seharga Rp 70 juta-Rp 80 juta.

Produk itu perlu dikembangkan untuk mencegah segmen pasar tersebut diisi produk impor. Selain itu, pemerintah menginginkan harga mobil terjangkau oleh banyak anggota masyarakat. Segmen mobil di kelas tersebut juga belum dibentuk pasar. Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan bertekad akan mewujudkan konsep mobil murah dengan berteknologi ramah lingkungan. Konsep mobil murah ini akan mengusung cap ‘Made In Indonesia’ dengan nama lokal. “Tidak menutup kemungkinan made in Indonesia,” kata Hidayat di sela-sela acara IIMS. Dia menuturkan sebagai Menperin memikirkan untuk membuat produk yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, yaitu mobil yang menggunakan teknologi yang bisa diadopsi di Indonesia dan menggunakan tenaga ahli Indonesia. (jpnn)

Rumput Laut Bisa Jadi Mie Instan Kendari,KP Potensi hasil laut Sultra berupa rumput laut sangatlah besar. Jangan heran jika di beberapa daerah di wilayah pesisir Sultra, bertani rumput laut mendatangkan keuntungan luar biasa. Hanya saja, selama ini orientasi pemanfaatannya semata-mata dijual mentah saja, tanpa memikirkan bila rumput laut juga bisa diolah menjadi makanan seperti mi instant. Potensi tanpa harus menjual mentah ini yang dilirik Lembaga Bina Masyarakat Sejahtera (BMS) Kendari. Mengandeng Dinas Sosial Kendari, akhir pecan, lembaga ini melatih sejumlah pelaku usaha kecil di Kota Kendari membuat pembuatan mie instant dari rumput laut. Targetnya, peserta bisa menjadi embrio pengembangan mie rumput laut di Kendari. Kepala Dinas Sosial Kota Kendari, Boy Azis menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari bidang pelatihan tenaga kerja kepada masyarakat. Melatih masyarakat membuat mie berbahan baku rumput laut memang baru dilakukan dan semua ide tersebut muncul dari BMS selaku lembaga yang selama ini bergerak pada upaya peningkatan ekonomi masyarakat. “Nantinya bila mereka paham bagaimana pembuatan mie rumput laut ini, harapan kami tidak hanya bisa dikonsumsi sendiri. Tapi bisa dikembangkan dan menjadi sebuah usaha, serta bisa dikon-

SULIS/KP

Pelatihan pembuatan mie rumput laut yang dilakukan terhadap sejumlah pengusaha rumahan oleh Dinsos Kota Kendari bersama Lembaga Bina Masyarakat Sejahtera (BMS) Kendari. sumsi masyarakat secara umum,” terang Boy Azis, akhir pekan lalu Menurut Pria yang pernah menjabat camat di Kecamatan Poasia ini, para peserta pelatihan yang jumlahnya sekitar 20 orang itu, merupakan pelaku usaha kecil. Selama ini mereka sebenarnya sudah memiliki home industri yang bergerak di bidang makanan, sehingga untuk pengolahannya mereka cepat paham termasuk proses dan pemasaran. Direktur BMS Kendari, Muh Kasir memaparkan bila pelatihan pembuatan mie rumput laut itu bukan hanya berorentasi pada pengembangan di Kendari. Namun skala berikutnya usaha ini bisa dikembangkan di Sultra, karena produksi rumput laut berada di sejumlah

daerah baik Wakatobi maupun Buton. Di wilayah tersebut rumput laut hanya dikumpulkan, dikeringkan lalu diantar pulaukan, dengan standar harga yang masih murah. Bila melalui proses, apalagi produk mie bisa langsung dikonsumsi, tentunya nilai jualnya akan lebih tinggi lagi. Pasalnya, di Kendari, banyak dijumpai usaha yang membutuhkan mie basah seperti penjual mie pangsit, bakso dan sejenisnya. Potensi ini sebenarnya bisa digarap di tingkat lokal, dengan menyediakan mie lokal berbahan baku rumput laut. Selama ini pedagang makanan memperoleh mie berbahan terigu dengan harga yang lebih mahal, sedangkan mie rumput laut harganya lebih murah, karena harga bahan juga lebih

murah. Produk ini juga bisa dikeringkan untuk dijadikan mie instan seperti yang dikonsumsi masyarakat selama ini. Namun untuk proses semua itu, membutuhkan investasi yang tidak sedikit. “Bila ada investor, yang bersedia bisa saja dibuat pabrik mie instan berbahan baku rumput laut. Semua itu bisa memberikan nilai lebih bagi daerah. Pertama nilai jual rumput laut tinggi, ke dua proses ini akan menciptakan lapangan kerja bagi daerah. Hanya semuanya butuh intervensi pemerintah daerah, bagaimana kebijakannya. Dinas Perindag seharusnya bisa menangkap potensi ini untuk menjadi komoditi andalan daerah,” papar Kasir. Sementara itu, Syaiful Azmi pelatih sekaligus tenaga ahli konsultan perencanaan pembuatan mie rumput laut ini mengatakan bila manfaat mie rumput laut lebih bagus ketimbang mie terigu. Pasalnya mie berbahan terigu hanya menghasilkan karbohidrat,sementaramierumput laut memiliki kandungan serat yang cukup tinggi. Dalam proses pembuatannya memang dicampur dengan terigu, tapi komposisinya 70 persen adalah rumput laut, sehingga terigunya hanya 30 persen. Katanya, produk tersebut memiliki banyak manfaat, terutama kandungan seratnya. Di sejumlah negara menjadikan rumput laut dalam berbagai produk baik makanan maupun kosmetik. (lis)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.