kendari pos edisi 21 januari 2011

Page 3

3

Jumat, 21 Januari 2011

Tenunan Lokal Banjir Pesanan

DOK/JPNN

Karena Merugi, Mandala menghentikan kegiatan operasi. Namun kondisi itu dipastikan takkan lama. Beberapa investor berniat menanamkan modalnya agar Mandala kembali terbang. Tampak konter Mandala Bandara Hang Nadim Batam yang terlihat sepi dari petugas tiket karena tidak beroperasi.

Mandala Siap Terbang Lagi Jakarta, KP Penghentian operasional PT Mandala Airlines sejak 13 Januari, tidak akan berlangsung lama. Dirut PT Mandala Airlines Diono Nurjadin memastikan akan mulai beroperasi lagi sesuai batas waktu PKPU yang dikeluarkan Pengadilan Niaga pada 17 Januari lalu. “Mandala akan tetap terbang lagi. Kita saat ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan investor baru untuk menanamkan

modalnya lagi,” kata Diono dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI, Rabu (19/1) lalu. Dia menyatakan optimis, dalam tenggat waktu 45 hari proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), sudah ada investor baru yang akan menyuntikkan dananya. Sehingga Mandala sudah bisa memulai beroperasi lagi. “Pembicaraan dengan investor ini sudah dilakukan Mandala jauh sebelum penghentian opera-

sional. Karena itu kami optimis dalam waktu dekat, Mandala bisa beroperasi,” ujarnya. Mengenai alasan penghentian operasional, dijelaskan Diono, karena perusahaannya terus merugi. Ini dipicu oleh tingginya cost operasional yang tidak diimbangi dengan income. Di mana jumlah penumpang yang tadinya 3,5 juta (2008), kemudian mulai turun pada 2009 menjadi 2,5 juta, dan di 2010 tinggal 1,5 juta. “Kalau

operasional Mandala tidak dihentikan, akan berdampak buruk bagi perusahaan yaitu kebangkrutan,” akunya. Dalam proses penghentian operasi ini, Mandala tetap mempertahankan karyawannya dan memberikan gaji. “Untuk pilot, Mandala bekerja sama dengan airlines lain untuk menampung pilot kami agar bisa tetap terbang. Jadi tidak ada pemberhentian karyawan maupun awak kabin,” tandasnya. (jpnn/awl)

Pengusaha Tempe Keciprat Bantuan Kendari, KP Saat ini di Desa Lambusu Kecamatan Konda memiliki 27 pengusaha tahu tempe. Usaha mereka terkategori berskala mikro hingga besar. Tapi ratarata mereka mengalami kekurangan modal. Hal itulah yang membuat mereka terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi. Namun sejak Desember 2010 lalu, tiga belas dari pengusaha itu sudah mendapatkan dana dari pihak perbankan dan BUMN. Kepala unit pendamping langsung (UPL) Disperindag Sultra, Muh. Ali mengatakan, bila pihaknya bersama Bank Indonesia serta pihak bank umum dan BUMN bekerjasama membantu para pengusaha tersebut. Selama dua tahun sebelumnya mereka telah disurvei dan diberikan bimbingan oleh team, yang operasionalnya didanai BI Kendari. Setelah itu mereka diberikan pelatihan good manifacturing practice (GMP). “Set-

elah layak mendapat bantuan modal, kami ajukan mereka ke perbankan yakni Bank Mandiri melalui dana kredit mikro untuk tiga pengusaha karena usaha mereka skalanya lebih besar dibandingkan yang lainnya. Kemudian sepuluh pengusaha lain didanai dari dana program kemitraan bina lingkunan (PKBL) PT Jasa Raharja. Untuk kredit bank dikenakan bunga 12 persen pertahun, kemudian PKBL enam persen pertahun,” terang Muh. Ali kemarin. Selama ini kata Ali para pengusaha tempe memiliki juragan kedelai. Dalam sehari rata-rata mereka membutuhkan 100 ton kedelai, yang disuplai dari salah seorang pengusaha kedelai. Harga normalnya satu kilogram kedelai Rp 5 ribu, tapi karena dibayar setiap bulan sehingga dikenakan harga Rp 5,5 ribu perkilo gram. Selisih pembayaran kedelai dalam satu bulan berkisar enam juta rupiah yang harus ditanggung pengusaha tempe. “Itulah

yang menjadi pekerjaan rumah bagi kami selama membina mereka, bagaimana agar dana enam juta rupiah itu tidak diberikan sebagai bunga pinjaman ke orang lain, tapi terakumulasi menjadi pendapatan,” papar Ali. Dalam balutan Konsultasi Keuangan Mitra Bank (KKMB), puluhan pengusaha tempe ini terus dibina, baik dari sisi managemen, keuangan maupun kualitas produk. Hingga akhirnya kedua lembaga yakni Bank Mandiri dan PT Jasa Raharja bisa menerimanya, dan diangap layak untuk memperoleh pinjaman. “Pinjaman diberikan dalam jangka waktu dua tahun, dalam kurun waktu tersebut pengusaha mengeluarkan cicilan yang lebih kecil dibanding mereka membayar selisih harga kedelai. Tepat dua tahun nanti, pinjaman lunas dan mereka masih punya modal sejumlah uang yang mereka pinjam. Bila usaha mereka bagus tentunya pembiayaan bisa ditingkat-

kan agar mereka bisa menjadi lebih besar, demikian pengusaha lain yang saat ini belum mendapat pinjaman tentunya diupayakan agar juga bisa mendapatkannya” ujarnya. Menurut Ali, KKMB bukan hanya membidik lembaga keuangan perbankan, tapi banyak BUMN di daerah ini yang menyalurkan PKBL. Alangkah bagusnya bila dana itu dikoordinasikan dengan KKMB, sehingga penyalurannya jelas menyentuh pihak usaha kecil, seperti orentasi pemerintah. Selama ini banyak pengusaha menyalurkan PKBL sendiri, alhasil tidak sedikit yang mengalami kemacetan. Sementara di KKMB mereka diberi bantuan setelah dinilai layak pasca diberikan binaan. Demikian evaluasi terus dilakukan hingga pengusaha benar-benar maju, tumbuh dan menjadi besar. “Kami harap lembaga atau perusahaan lain bisa bekerjasama dengan kami,” pungkas Ali. (lis/awl)

30 Pos Tarif Bakal Dibebaskan Jakarta, KP Pemerintah bakal membebaskan 30 pos tarif terkait stabilisasi harga pangan. Keputusan mengenai hal tersebut akan diambil dalam pleno tim tarif yang digelar hari ini. Sebelumnya, bea masuk nol persen untuk beras sudah ditetapkan Desember lalu. Dan menyusul untuk komoditas pangan lain di antaranya gandum, kedelai, bahan baku pupuk dan pakan ternak. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah tengah berusaha memberikan perlindungan kepada masyarakat dan industri dalam negeri. “Sekitar 30 (pos tarif), pokoknya semua yang berkaitan dengan pangan. Intinya kita tetap memberikan perlindungan kepada masyarakat, tetapi memperhatikan betul

industri dalam negeri,” kata Hatta usai rakor pangan di kantornya Rabu (19/1) kemarin. Hatta mengatakan, pembebasan tarif tersebut hanya bersifat sementara. Kebijakan fiskal tersebut hanya untuk merespon anomali cuaca yang melonjakkan harga pangan. “Kita kan harus mengacu pada roadmap. Sebetulnya kalau tidak ada gangguan seperti ini itu sudah mengikuti roadmap kita. Itu kan karena ada situasi yang tidak normal saja,” katanya. Dia menambahkan, seluruh instrumen akan digunakan pemerintah guna menstabilkan harga pangan. Hatta mencontohkan, ketika panen, pemerintah harus menjaga pendapatan petani. Ketika harga tinggi, pemerintah harus menjamin stok. Secara terpisah Menteri Perdagangan mengatakan upaya

pengendalian harga untuk komoditas beras sudah ditempuh. Seperti dengan menurunkan bea masuk. “Bahkan harga beras dari Thailand sudah berada di bawah harga dalam negeri. Dengan demikian, itu akan membantu sebelum panen raya berlangsung,” ucapnya. Dikatakan, fokus ke depan melakukan langkah-langkah antisipatif semaksimal mungkin dengan mengurangi biaya. Sebab di satu sisi harus mengimbangi lonjakan harga dunia yang tinggi. “FAO (Food and Agriculture Organization, Red) memprediksi kondisi tahun ini bakal sama dengan

2008 lalu,” kata dia. Dikatakan, penetapan jangka waktu pemberlakuan bea masuk tersebut harus melalui proses evaluasi. Karena, dari proses evaluasi tersebut diketahui lonjakan harga akan berlangsung. “Saat harga tinggi, bea masuk turun tidak akan mempengaruhi perlindungan di dalam negeri. Beberapa bea masuk ditetapkan untuk melindungi petani,” ucapnya. Mengenai pemberlakuan tersebut, Mari mengatakan, akan dievaluasi terlebih dulu sampai ada keputusan akan diperpanjang atau dihentikan.(jpnn/awl)

Kendari,KP Empat tahun yang lalu, gaung tenun lokal (baca daerah,red) kurang diminati. Tapi dua tahun belakangan prospeknya makin menjanjikan. Hal itu karena banyaknya pengguna tenun di Kendari baik lingkup instansi maupun lembaga swasta yang menjadikan tenun sebagai pakaian seragam. Pemilik koleksi Toko Tenun Mahkota Kendari, Hj Endang yang ditemui menjelaskan bila saat ini dalam satu bulan tokonya mampu menjual sekitar seribu hasil tenunan lokal. Konsumennya bukan hanya warga lokal, tapi sejumlah tamu luar daerah banyak yang meminati. “Bahkan selain instansi pemerintah yang mengharuskan seragam menggunakan tenunan khas, saat ini sejumlah lembaga swasta juga banyak yang memberlakukannya. Orentasinya untuk memperkenalkan tenunan lokal pada setiap orang,” terangnya. Prospek usaha kain tenun di tahun lalu kata Endang tumbuh hingga angka 50 persen dibanding tahun sebelumnya.

Apalagi setelah adanya promosi yang dilakukan oleh pemda di tingkat nasional maupun luar negeri, telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan jenis kerajinan daerah itu. Bahkan sejumlah desainer kondang dari ibukota telah menjadikan kain tenun Sultra, sebagai karya-karyanya. Pemilik Toko Mahkota ini yakin, bila prospek usaha tenun ini akan semakin bagus baik di tingkat lokal maupun nasional. Namun semakin bagusnya pasar tentunya harus disupport oleh kemampuan produksi dalam daerah. Selama ini produk dari Sultra masih minim, yakni diantaranya masih menggunakan tenaga kerja dari luar daerah. Biasanya pengrajin dari Sengkang, bahkan bila stok tidak mencukupi didatangkan dari daerah tersebut. Kondisi itulah yang membuat Endang ingin mendirikan pusat produksi. Bahkan rencanya, Hj Endang ingin mendirikan rumah kreasi Mahkota yakni sebuah fasilitas produksi tenun dan segala pelengkapnya, misalkan kreasi bor-

dir mapun payet. Untuk tenaga kerjanya akan memberdayakan lulusan SMK di Kendari jurusan kerajinan tenun. Tentunya sebagai trainer akan mendatangkan tenaga profesional dari Sengkang (Sulsel). Bila produksi sudah mencukupi, pengembangan pasar bisa dilakukan sampai keluar negeri. “Mudah-mudahan Pemda bisa membantu semua ini, dalam hal ini Disperindag nampaknya tertarik, dan sudah ada lampu hijau. Karena tenun ini sebuah prospek sehingga harus dikembangkan dan diperluas produksinya,” paparnya. Lebih jauh Endang menambahkan corak tenun khas beberapa etnis daerah ini mendapat antusias dari pasar. Itu terlihat dari sejumlah tamu yang mendatangi Sultra, rata-rata menjadikan tenun sebagai oleholeh. “Rencananya saya juga akan memasok sejumlah hotel seperti Swiss -Belhotel Kendari, Horison, Plaza In dan Dewa Bintang. Mudah-mudahan awal tahun ini tamu-tamu daerah, sudah bisa memperoleh tenun melalui sejumlah hotel tersebut,” pungkasnya. (lis/awl)

BNI Kelola Dana APBN Jakarta, KP Sebagai bentuk komitmen penyedia solusi layanan keuangan secara menyeluruh (total financial solution), BNI menjalin kerja sama dengan Kementerian Perhubungan tentang penyediaan dan penggunaan layanan jasa perbankan. Sebelumnya, BNI ditunjuk sebagai Bank Operasional 1 oleh Kementerian Keuangan dalam penyaluran dana-dana APBN di beberapa kantor Wilayah Perbendaharaan. Dengan demikian, BNI siap mendukung dan membantu Kementerian Perhubungan dalam memperlancar penyaluran dana APBN kepada Unit

Pelaksana Teknis di daerah. Apalagi BNI didukung sistem cash management BNI yang dapat membantu pengelolaan keuangan secara elektronik yang terintegrasi, online, dan realtime. “Dengan demikian transaksi pembayaran dan monitoringnya dapat dilakukan secara online, baik itu untuk transaksi di internal, misalnya, untuk pengiriman dana antar kantor atau ke pegawai, maupun untuk transaksi ke luar, seperti dengan rekanan. Kantor-kantor cabang BNI telah siap dihubungi oleh Unit Pelaksana Teknis - Kementerian Perhubungan di daerah-daerah untuk membuka rekening

dan mewujudkan kerjasama ini,” kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI di Jakarta, Rabu (19/1) lalu. Lingkup kesepakatan bersama ini meliputi layanan penyaluran dana APBN, layanan pemberian fasilitas kredit dan garansi bank, layanan pemberian fasilitas pinjaman untuk pegawai, layanan penyimpanan dan pengelolaan dana melalui Integrated Cash Management. Layanan lainnya adalah pengelolaan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK), layanan pembayaran gaji pegawai (payroll), layanan Corporate Credit Card, dan layanan produk dan jasa perbankan lainnya. (jpnn/awl)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.