5 minute read

DPRD Kritik Pengelolaan Dana CSR

KARAWANG - Dewan Perwakilan Rakyat Dae rah (DPRD) Kabupaten Karawang menyoroti Pemkab Karawang baru mengelola 115 dana Cor porate Social Responsi bility (CSR), padahal ada ribuan perusahaan.

Anggota DPRD Karawa ng, Taufik Ismail men gatakan, telah ada Per aturan Daerah (Perda) tentang Corporate Sosial Responsibility (CSR) pe rusahaan dua tahun lalu.

Advertisement

Namun, perda itu hing ga kini belum dibuatkan Peraturan Bupati (Perbup). Kondisi itu yang membuat tidak maksimalnya pengelolaan dana CSR di Karawang.

“Ada ribuan perusahaan di Karawang, yang terkelola CSR baru 115 perusahaan saja, selebihnya tidak jelas,” kata Taufik Ismail pada Kamis (8/6).

Padahal, kata Taufik Ismail, jika seluruh perusahaan dana CSR terkelola dengan baik pembangunan infrastruktur, gedung sekolah dan lainnya tidak hanya mengandalkan dana APBD (anggaran pendapatan belanja daerah).

“Perda CSR itu keren, hasil DPRD mengkaji berbagai pasal dimasukkan. Jika itu berjalan, pembangunan tidak usah mengandalkan APBD. Dana CSR aman loh berbeda dengan APBD,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Karawang.

Kejari Tahan Pengemplang Pajak....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES dalam Pasal 39A huruf a juncto Pasal 43 UndangUndang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. “Tersangka diancam hukuman paling sedikit dua tahun dan maksimal enam tahun penjara,” kata Barkah.

Ketua Tim Penyidik Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II, Kartija mengatakan, kerugian negara senilai Rp 9,68 miliar berdasarkan penghitungan jumlah transaksi sebesar Rp 90 miliar lebih yang tertuang dalam pajak pengeluaran perusahaan tersangka. “Hari ini secara resmi kami menyerahkan satu berkas perkara dimaksud kepada jaksa penuntut umum Ke- jaksaan Negeri Kabupaten Bekasi,” katanya. Upaya penyerahan tanggung jawab tersangka dan barang bukti ini sebelumnya didahului dengan pemanggilan terhadap tersangka yang dilakukan pihaknya bekerja sama dengan koordinator pengawasan Polda Metro Jaya. Kartija menyebut, penegakan hukum itu sekaligus peringatan bagi pelaku tindak pidana bidang perpajakan bahwa

Direktorat Jenderal Pajak

Dibuat Meleleh oleh Cinta....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES baju, nuang sampo sama sabun,” imbuh mahasiswa profesi keperawatan Universitas Hang Tuah Surabaya itu.

Selesai mandi, lanjutnya, semua mengikuti senam di lapangan. Dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan seperti tensi dan cek gula darah. Khususnya bagi yang memiliki riwayat penyakit diabetes. Bahkan, bagian kecil seperti kuku jari tidak lepas dari perawatan.

Rulian Maya Vernanda, rekan sekampus Sisi yang berpraktik lapangan di tempat sama, juga biasa berkeliling membawa gunting kuku. Diperiksanya dengan sabar jari oma dan opa.

“Kita oleskan salep gatal juga pada oma-opa yang memiliki penyakit kulit,” sambung Vernanda, sapaan akrabnya. Bagian paling menghibur ketika sesi santai. Sisi dan Vernanda bisa berbincang dengan para mbah. Sisi paling senang jika mereka mulai berkisah tentang kehidupan di zaman perjuangan. Bukan perkara mudah membuat oma-opa mau terbuka dan bercerita pada mulanya. Sisi melihat, mayoritas mereka yang di panti werda merasa dibuang ke- luarga. Dia harus pandaipandai mengambil hati dan memancing obrolan. ’’Aku coba mengimbangi bahasanya, mengajak guyon juga biar mbahnya nyaman. Karena kalau hubungan saling percaya sudah tercapai, jadi lebih mudah melakukan perawatan,’’ ungkap perempuan 23 tahun itu. Tidak semuanya senang bercerita. Yang suka marahmarah pun ada. Namun, sebagai perawat, Sisi hanya mendengarkan. Meski Sisi belum genap sebulan menjalani praktik lapangan di Griya Werdha Jambangan, banyak hal menyenangkan yang dia alami. Apalagi saat melakukan permainan spin wheel. Sisi dan kelompoknya akan membawa roda putar. Nanti, para mbah dari semua blok yang sudah dikumpulkan harus menjawab pertanyaan yang ada di setiap bagian roda. ’’Kebetulan di stase gerontik, saya mendapat penugasan terapi aktivitas kelompok seperti spin wheel. Itu bisa meningkatkan kemampuan kognitif dan meringankan stres mbah-mbahnya,’’ jelas anak muda asal Sidoarjo itu. Sisi melihat mereka en - joy saat bermain. Mereka juga bekerja sama untuk membantu menjawab pertanyaan. Yang tadinya terpisah blok bisa berkumpul dan bersenda gurau bersama. Vernanda pada satu momen juga dibuat meleleh oleh sepasang suami-istri lansia di sana. ’’Ternyata cinta sejati beneran ada,’’ katanya. Dia menuturkan, ada pasangan oma dan opa di sana, tapi beda blok karena laki-laki dan perempuan memang dibedakan bloknya. Si oma termasuk lansia total care yang harus bed rest karena sudah lama sakit. Penglihatannya juga berkurang. Suatu ketika, oma meminta dipanggilkan suaminya. Si opa pun berjalan dengan tongkat menghampiri. Begitu tiba, opa itu mengelus lembut kepala istrinya yang terbaring. Tangannya juga digenggam sambil berbisik lirih, ’’Yang sabar yo Bu, semoga cepat sembuh’’. ’’Terus, opa ngasih tasbih dan saputangannya. Sejak itu, oma selalu istigfar pakai tasbih itu sambil pegang saputangan opa. Mau nangis aku di situ,’’ ungkap mahasiswa 23 tahun itu.

Bahkan, lanjut Vernanda, oma tidak mau disuapi perawat. Suaminya yang datang ke kamar untuk

Taufik Ismail mencontohkan, bila ribuan perusahaan dikelola dana CSR dengan baik setiap perusahaan sebesar Rp200 juta saja maka akan terkumpul ratusan

“Pembangunan infrastruktur, gedung sekolah, ekonomi selesai semua oleh CSR. APBD tinggal tambahan saja,” Namun demikian, kata Taufik Ismail, pengelolaan dana CSR itu masih jalan di tempat lantaran Perbup-nya belum dibuat. Taufik Ismail juga mengaku heran alasan eksekutif tidak merespon pembuatan Perbup hingga saat ini. “Sekarang kan menjadi kendala dalam pengelolaan CSR. Apakah ada unsur kesengajaan atau ada muatan politis yang lain,” tutupnya. (bbs/mhs) didukung kepolisian dan kejaksaan akan terus melakukan penegakan hukum di bidang perpajakan.

Langkah itu untuk mengamankan penerimaan negara demi tercapai pemenuhan pembiayaan negara.

“Penegakan hukum tegas yang diterapkan pada kasus ini diharapkan menghasilkan efek jera bagi wajib pajak lain untuk tidak lagi melakukan pelanggaran hukum di bidang perpajakan,” kata Kartija. (bbs/mhs) menyuapi makan. ’’Salut banget, mereka saling menguatkan. Aku belum tentu bisa menyaksikan hal seperti itu di luar panti werda,’’ kenangnya. Menjadi perawat, terlebih perawat lansia, memang tidak mudah. Butuh kesabaran ekstra dan jiwa pengabdian yang tulus.

Belum lagi stigma mengurus orang tua susah lantaran saat memasuki fase penuaan, manusia akan kembali bertingkah seperti anak-anak. Tak heran jika profesi mulia itu tidak banyak dilirik anak muda jika dibandingkan profesi bergengsi lain.

“Ada yang bilang, satu ibu bisa merawat sepuluh anak, tapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat satu ibu. Aku melihat sendiri itu terjadi waktu praktik di panti werda,” tutur Vernanda.

Selepas praktik lapangan di Griya Werdha Jambangan, Vernanda dan Sisi mengungkapkan keinginannya untuk menjadi perawat lansia setelah lulus. “Kadang memang kami capek, bosen kerjanya gitu-gitu aja. Tapi, kembali lagi, tujuan jadi perawat memberikan asuhan keperawatan yang psiko-sosiokultural-spiritual secara holistik,” ujar Vernanda. (*)

Ramai Artis Nyaleg di Kota Bekasi

ADI Susila, seorang pengamat politik dari Universitas Islam 45 Bekasi, menyatakan bahwa popularitas seorang artis atau publik figur yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada Pemilu 2024 tidak menjamin partai politik akan meraih kursi di parlemen.

Di Kota Bekasi, terdapat sejumlah artis yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2024. Menurut Adi Susila, fenomena ini sah-sah saja, namun yang penting adalah bagaimana strategi partai politik dapat menghasilkan suara.

Menurut Adi, strategi untuk meraih kursi di parlemen dengan memanfaatkan popularitas publik figur hanyalah bersifat spekulatif jika popularitas tersebut tidak bertransformasi menjadi elektabilitas.

“Popularitas harus dapat diubah menjadi elektabilitas,” ujar Adi saat dihubungi oleh SuaraBekasi.id pada hari Selasa (6/6).

Adi juga menyebutkan bahwa kebanyakan publik figur yang mencalonkan diri sebagai caleg tidak memiliki latar belakang sebagai politikus, sehingga partai politik harus memberikan pendidikan politik kepada para caleg tersebut. Namun, Adi berpendapat bahwa siapa pun bisa menjadi calon legislatif, termasuk publik figur. Menurutnya, secara ideal setiap elemen masyarakat harus memiliki perwakilan masing-masing.

“Menurut saya, tidak masalah jika dia mewakili.

Secara ideal, semua segmen masyarakat, komunitas, dan kelompok masyarakat harus terwakili,” katanya.

Partai Perindo merupakan salah satu partai politik yang melibatkan artis sebagai caleg di Bekasi pada Pemilu 2023. Ada lima artis asal Bekasi yang diusung oleh Perindo untuk Pemilu 2024, antara lain penyanyi dangdut Juwita Bahar, penyanyi Vianty Arvy, pelawak Dede Sunandar, Dolly Sapri, dan Imam, yang merupakan adik kandung dari Vicky Prasetyo. (bbs/red)

This article is from: