
1 minute read
Dosen Unsika Kenalkan Teknologi Metaverse
Lebih Seru dan Menyenangkan
- Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), berhasil menggabungkan teknologi metaverse dalam proses pembelajaran di bidang pendidikan jasmani dan rekreasi.
Advertisement

Inovasi itu diujicobakan dalam program pengabdian masyarakat di Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, pada Bulan Oktober 2022 lalu. Pembelajaran model ini disosialisasikan kepada sejumlah guru SMP dan stakeholder terkait.
Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsika, Dr. Rolly Afrinaldi, M.Pd mengatakan, metode mengajar yang ia lakukan adalah menggunakan aplikasi berbasis
Augmented Reality (AR).
Pemanfaatan AR ini, digunakan dalam materi pelatihan lompat jauh. Dengan metode pembelajaran yang baru, siswa jadi lebih antusias dan lebih memahami gerakan dasar dari lompat jauh itu sendiri.
“Meskipun pembelajaran pada lompat jauh lebih pada penilaian gerak, namun rangsangan awal pada konsep belajar dimulai dari fase mengamati, kemudian mencontoh lalu meniru gerakan,” ungkap Dr. Rolly, Sabtu, (4/2). Dr. Rolly menjelaskan, kehadiran teknologi AR dalam dunia pendidikan memiliki banyak dampak positif. Diantaranya, mempermudah dalam menyampaikan pelajaran, peserta didik dapat mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan pembelajaran yang efektif bagi guru untuk mencapai proses belajar yang maksimal. “Pertimbangan penggunaan aplikasi berbasis AR ini karena konsep pembelajaran yang akan dikembangkan mempresentasikan berapa konsep yang menjadi tujuan pembelajaran secara detail,” jelas Dr. Rolly dalam keterangannya. “Sehingga siswa dapat memahami dan membayangkan cara kerja yang menjadi objek pada pembelajaran tersebut,” tuturnya. Setelah melalui proses uji coba di Desa Jatimulya. Dr. Rolly menyimpulkan, bahwa pembelajaran menggunakan AR ini telah memberikan dampak positif. Dalam dunia pendidikan AR dapat membantu pengguna terlibat dalam konten gan mudah, memberikan motivasi dan beban kognitif yang lebih rendah, memberikan mentoring secara efektif, dan mampu menunjukkan peningkatan terhadap dimensi menghafal. Selain itu, AR juga memberikan pengalaman yang melibatkan bentuk dari dunia nyata yang dikemas kedalam dunia virtual, menumbuhkan sikap positif terhadap perkembangan zaman, dan juga memberikan nuansa baru terhadap pembelajaran. “Walaupun hal ini masih erti media yang hanya berfokus pada aspek kognitif saja, serta biaya pembuatan yang cukup mahal,” pungkasnya.
Dr. Rolly berharap, metode pembelajaran semacam ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengembangkan pembelajaran. Khususnya di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Karawang. “Namun hal ini perlu dicoba, agar menjadi pengalaman tersendiri bagi pendidik dan Siswa dalam situasi belajar,” katanya. (wyd)