6 minute read

Kecamatan Bekasi Utara terdata 54

Kota Bekasi Mulai Batasi Aktivitas Warga Nongkrong di Luar Rumah Diangkut Polisi

KOTA BEKASI- Pemerintah Kota Bekasi membuat sejumlah kebijakan terkait pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19). Salah satunya mengenai larangan berkumpul di luar rumah. Bagi warga yang nekat masih nongkrong di atas jam21.00 siap-siap bakal diangkut oleh kepolisian.

Advertisement

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi membatasi kegiatan warganya di luar rumah sampai 14 hari ke depan. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Wali kota Bekasi Nomor 488/2390/ SETDA.Hum tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penyebaran Infeksi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Sekitar Masyarakat Kota Bekasi. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa aktivitas warga di luar rumah dibatasi hanya sampai pukul 21.00 WIB.

“Agar seluruh masyarakat Kota Bekasi membatasi aktivitas atau kegiatan di luar rumah hanya sampai dengan pukul 21.00 WIB,” demikian petikan Surat Edaran Wali Kota Bekasi yang diunggah dalam akun Instagram @humaskotabekasi.

Dalam surat edarannya, Rahmat juga mengimbau warganya agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah. Misalnya dengan memakai masker.

“Jika ada keperluan mendesak dan diharuskan untuk keluar rumah, maka dianjurkan untuk mengikuti protokol kewaspadaan diri saat keluar rumah maupun saat kembali ke rumah serta dianjurkan untuk memakai masker dan membawa hand sanitizer,” begitu bunyi poin 2 Surat Edaran Wali Kota Bekasi. Di tempat terpisah, Wakil Walikota Bekasi, Tri Ardianto menambahkan, “Mulai malam ini yang nongkrong kita angkut ke polres,” ujar Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto lewat pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (4/4).

Aturan itu tertuang dalam poster Pemkot Bekasi yang tersebar di grup aplikasi perpesanan. Tri dan Kabag Humas Pemkot Bekasi Sayekti Rubiah mengkonfirmasi kebenaran poster tersebut.

“Jika ada remaja atau dewasa yang berkumpul di luar rumah pada siang atau malam hari maka akan diamankan oleh pihak berwajib di lokasi rumah singgah dekat TPU Padurenan dan akan dikembalikan kepada keluarga apabila sudah dinyatakan negatif COVID-19 oleh pemerintah kota Bekasi,” kata Tri dalam poster tersebut.

Jajaran Pemkot Bekasi dan polisi juga menindak para pelajar yang nongkrong di luar rumah. “Akan diamankan dan langsung dikembalikan kepada keluarga di rumah agar tetap berdiam di rumah,” lanjutnya.

Kendatu demikian, Pemerintah Kota Bekasi belum berencana mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke Kementerian Kesehatan.

“Sampai saat ini Pak Wali Kota belum berkeinginan atau berniat mengusulkan PSBB dan lebih memilih karantina atau isolasi wilayah,” ujar Wakil Wali Kota Bekasi Tri Arhianto melalui pesan singkat, Minggu (5/3).

“Yang tumbuh, dan keinginan bersama warga ialah membatasi pergerakan orang (isolasi mandiri),” terang dia. (bbs/dhy/mhs)

54 KASUS POSITIF

SEBANYAK 54 warga Kota Bekasi terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 terhitung sampai Minggu (5/4/2020). Sedang Orang Dalam Pemantauan (ODP) mencapai 488 orang dan Pasien Dalam pengawasan (PDP) sebanyak 195 orang.

Belum ada kasus kematian positif Corona, namun sebanyak 21 orang meninggal dunia dipulasara dan dimakamkan dengan protap COVID-19.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meminta masyarakat Kota Bekasi agar tetap beraktivitas di rumah, mengingat angka persebaran COVID-19 di Kota Bekasi sudah sangat mengkhawatirkan. “Saya minta dengan hormat warga agar tidak keluar

UPDATE COVID-19 KOTA BEKASI

TERKONFIRMASI 54 Orang

PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP) 241 Orang

SEDANG DALAM PENGAWASAN 229 Orang SELESAI PENGAWASAN 12 Orang

ORANG DALAM PEMANTAUAN(ODP) 488 Orang

SEDANG DALAM PEMANTAUAN 435 Orang SELESAI PEMANTAUAN 53 Orang

rumah, dan beraktivitas hanya di rumah,” katanya.

Rahmat menambahkan, dari 12 Kecamatan yang berada di Kota Bekasi hanya dua Kecamatan di Kota Bekasi yang zero suspect, yakni Kecamatan Bantargebang dan Pondok Melati. “Meski begitu, saya minta warga agar tetap semakin waspada,” tegasnya. (bbs/mhs) 1. Kecamatan Bantar Gebang terdata 13 ODP dan 1 PDP. 2. Kecamatan Bekasi Barat terdata 51 ODP, 12 PDP dan 2 Positif 3. Kecamatan Bekasi Selatan terdata 45 ODP, 27 PDP dan 12 Positif 4. Kecamatan Bekasi Timur terdata 33 ODP, 37 PDP, dan 10 Positif 5. Kecamatan Bekasi Utara terdata 54 ODP, 24 PDP dan 4 Positif 6. Kecamatan Jatiasih terdata 16 ODP, 20 PDP, dan 1 Positif

7. Kecamatan Jatisampuna terdata 17 ODP, 3 PDP, dan 6 Positif 8. Kecamatan Medan Satria terdata 64 ODP, 14, PDP dan 9 Positif 9. Kecamatan Mustikajaya terdata 56 ODP, 17 PDP, dan 5 Positif 10. Kecamatan Pondok Gede terdata 38 ODP, 12 PDP, dan 3 Positif 11. Kecamatan Pondok Melati terdata 30 ODP, 1 PDP 12. Kecamatan Rawalumbu terdata 71 ODP, 27 PDP dan 2 Positif Corona.

50 Pemotor Bacok Warga Kranji hingga Tewas

KOTA BEKASI- Sekitar 50 orang yang menggendarai 30 sepeda motor membacok seorang warga di Fly Over Kranji, Jalan Sudirman, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Minggu (5/4) pukul 04.30 WIB. Korban, Ahmad Fauji (23), mengalami luka bacok di punggung hingga robek tembus paru dan meninggal dunia di RS Annanda, Bekasi Barat. ”Korban meninggal dunia. Kejadianya pukul 04.30 WIB. Belum diketahui geng motor atau bukan,” ujar Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari.

Berdasarkan keterangan saksi dan korban, pelaku berjumlah 50 orang dengan mengendarai 30 sepeda motor membawa senjata tajam. Hingga kini, petugas masih melakukan penyelidikan dengan memburu para pelakunya. Erna menjelaskan, peristiwa itu bermula saat korban bersama kedua rekannya sedang nongkrong di depan warung kopi (warkop). Tiba - tiba ada sekitar 30 sepeda motor berhenti di depan warkop, lalu mengeroyok korban dan rekannya.

Tak hanya itu, para pelaku mengeluarkan senjata tajam yang mengakibatkan korban mengalami luka robek (bacok) pada bagian punggung hingga terkapar bersimbah darah. Melihat korban terkapar di jalan, para pelaku langsung melarikan diri.

Warga yang melihat hal itu langsung membawa korban ke RS Annanda untuk perawatan lebih lanjut. Sedangkan, para pelaku melarikan diri ke arah barat atau ke wilayah DKI Jakarta. (bbs/ mhs)

Doc:JawaPos

SOROT: Sebanyak 31.786 narapidana dewasa dan anak sudah dibebaskan melalui program asimilasi dan integrasi. Angka tersebut akan terus bertambah, selama napi memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 10 Tahun 2020 untuk diberikan assimilasi dan integrasi.

31.786 Napi Sudah Dibebaskan

JAKARTA- S e b a n y a k 31.786 narapidana dewasa dan anak sudah dibebaskan melalui program asimilasi dan integrasi. Angka tersebut akan terus bertambah, selama napi memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 10 Tahun 2020 untuk diberikan assimilasi dan integrasi.

“Jajaran kami terus mendata narapidana dan napi anak yang memenuhi persyaratan Permenkumham Nomor 10 Tahun 2020 untuk diberikan asimilasi dan integrasi,” kata Plt Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Nugroho dalam keterangannya, Minggu (5/4).

Menurut Nugroho, narapidana dewasa dan napi anak menjadi bagian kelompok rentan tertular virus korona atau Covid-19, walaupun jajaran Pemasyarakatan telah menerapkan langkahlangkah pencegahan penularan Covid-19. Kondisi ini, semakin dipicu permasalahan overcrowding atau kelebihan kapasitas yang terjadi hampir di seluruh Lapas dan Rutan seluruh Indonesia.

Menurutnya, mereka yang menjalankan asimilasi dan inegrasi adalah napi yang tidak terkait dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012. Bukan termasuk narapidana korupsi, narkoba dan terorisme. 30 ribu lebih narapidana dan anak yang keluar dan bebas tersebut saat ini berada dalam pembimbingan dan pengawasan Balai Pemasyarakatan (Bapas).

“Selama masa tersebut, narapidana dan anak tersebut wajib mengikuti bimbingan dan pengawasan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas dengan wajib lapor,” urai Nugroho. Oleh karena itu, Nugroho memastikan, mereka telah mengikuti program pembinaan baik pembinaan kepribadian maupun pembinaan kemandirian dan tidak pernah melakukan pelanggaran disiplin selama menjalani pidana.

“Jadi narapidana dan anak yang diasimilasikan dirumah telah melalui penilaian perilaku dan dinilai telah siap kembali ke masyarakat, hidup sebagai warga negara yang baik,” pungkasnya. (bbs/dhy/ mhs)

This article is from: