
3 minute read
HUT Kota Bekasi, Pemerintah Lamban Tangani Revitalisasi Pasar Kranji
KOTA BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi dianggap lamban dalam penanganan Revitalisasi Pasar Kranji Baru. Tidak ada ketegasan terkait mangkraknya pelaksanaan pembangunan dilapangan hingga membuat pedagang jadi korban.
"Di hari jadi ke-26 Pemerintah Kota Bekasi, Plt. Wali Kota kami katakan lamban dan membiarkan carut marut yang terjadi Pasar Kranji Baru yang saat ini terbengkalai,"ungkap Achmad Supendi Ketua APT2PHI Bekasi, ketua APT2PHI Bekasi, kepada KBE, Minggu (12/3/2023).
Advertisement
Untuk itu APT2PHI Bekasi mengingatkan kepada Plt. Wali Kota Bekasi melanjutkan estafet kepemimpinan sebelumnya tidak memberi dampak apapun terkait Pasar Kranji. Kegagalan Revitalisasi dan Pengelolaan Pasar Kranji Baru masih terjadi dan terbiarkan.
Menurutnya harus Plt Wali Kota bisa bertindak tegas, cepat terkait kondisi yang terjadi. bertindak cepat dalam menerbitkan SP 3 terhadap pihak Investor yang faktanya hingga saat ini terbilang gagal melaksanakan Revitalisasi Pasar.
Artikel Ilmiah
"Bahkan informasi yang kami terima bahwa pihak PT. ABB terlilit hutang dari beberapa rekanan, Kepastian hukum tetap itu yang diharapkan seluruh pedagang pasar Kranji Baru. Itu untuk menjaga Stabilitas para Pedagang yang ada di tempat penampungan sementara"ungkap pepen sapaan akrabnya. APT2PHI tegasnya menyayangkan kinerja Plt. Wali Kota Bekasi lemah baik dari segi hukum maupun kebijakan. Pepen, menyebutkan bahwa kepala daerah telah membiarkan Kemelut dan carut marutnya Pasar Kranji Baru berkepanjangan.
"Sampai sekarang kesimpulan soal revitalisasi Pasar Kranji belum ada kejelasan terkait juntrungannya. Padahal kepala dinas perindustrian perdagangan telah gonta gatni. Tapi SP3 hingga saat ini belum juga di terbitkan," tandanya. Lebih lanjut dikatakan bahwa SP3 itu sudah digaungkan oleh Sekretaris Dinas Disdagperin Kota Bekasi pada September 2022. Ketika itu itu saat menerima audiens pengacara pedagang Muslim Jaya. Namun kenyataannya hingga saat
SORGUM, SEREALIA ALTERNATIF PENGGANTI PADI
Oleh: Naydelline Nitema Warae, Mahasiswi teknologi pangan
Universitas Padjadjaran
SEBAGAI masyarakat Indonesia, pasti pernah mendengar pernyataan belum makan jika makanan yang dikonsumsi bukanlah nasi, atau mungkin kita sebagai salah satunya? Pemikiran ini sudah mengakar pada masyarakat Indonesia, dimana walaupun sudah mengonsumsi berbagai macam makanan tetapi jika belum “terkena” nasi maka belum dianggap makan besar. Konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih sangat terpaku pada keberadaan padi dan hal ini menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. Jika dibiarkan, sebagai negara padat penduduk, ketahanan pangan di Indonesia akan semakin menurun. Produksi beras di Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mengantisipasi penurunan ketahanan pangan, perlunya upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras dengan ditingkatkannya kuantitas dan melakukan diversifikasi pangan, yaitu mencari alternatif pangan dengan memanfaatkan keragaman pangan sebagai pangan pokok.
Sorgum menjadi salah satu varietas alternatif pengganti beras dikarenakan sorgum merupakan penyedia kalori tertinggi keempat setelah beras, gandum, dan jagung. Sorgum sendiri memiliki kandungan pati yang cukup tinggi hingga sekitar 83% ditambah lagi kandungan kadar lemak dan proteinnya sebesar 3,60% dan 12,3%.
Kandungan zat besi sorgum sebanyak 5,4 mg/100 g, lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi dalam beras pecah kulit (1,8 mg/100 g) dan gandum (3,5 mg/100 g).
Sumber karbohidrat yang dimiliki sorgum bersifat bebas gluten ( gluten free ), lebih rendah gula, dan kaya akan serat. Sorgum juga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes dikarenakan memiliki indeks glikemil (IG) yang lebih rendah. Beberapa manfaat sorgum lainnya, ialah sorgum memiliki senyawa fenolik yang bersifat antioksidan, antitumor, dan dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Pengolahan sorgum pun terbilang cukup mudah, perbedaannya dengan beras, sorgum perlu direndam agar mengembang dan dapat langsung dapat diolah. Karena karakteris tiknya yang lebih padat, sor gum dapat disimpan lebih lama. Sorgum yang diolah jadi makanan nusantara pun memiliki keunggulan tidak menambahkan bau atau rasa mengganggu, jadi sorgum mudah dipadukan dengan rempah-rempah masakan seperti yang digemari khalayak. Pembudidayaan tanaman sorgum di Indonesia juga tidak sulit, hal ini dikare - nakan sorgum dapat ditanam pada lahan-lahan yang kurang menguntungkan, seperti memiliki curah hujan yang rendah, sistem pengairan yang terbatas, dan kondisi lahan yang tidak terlalu subur. Keistimewaan lainnya yaitu sorgum dapat beradaptasi di daerah kering maupun di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi juga pada kondisi terbatas, dimana curah hujan tidak menentu. Hal ini menjadi suatu keunggulan sorgum dibandingkan komoditas serealia lain yang mudah berdampak gagal panen. Banyak sekali bukan manfaat dari konsumsi sorgum? Namun, sangat disayangkan saat ini konsumsi sorgum di Indonesia masih termasuk ke dalam kategori jarang dan masyarakat belum familiar tehadap serealia ini, tidak seperti jagung dan beras yang sudah populer sedari dulu. Pengaplikasian sorgum di Indonesia masih difokuskan untuk pakan ternak padahal sorgum dapat digunakan untuk bahan baku pangan seperti pada pembuatan tortilla, roti, pasta, bubur, dan bahkan olahan yang akrab dengan lidah masyarakat yaitu nasi goreng.
Karakteristik sorgum memiliki rasa sepat yang tergolong kuat karena berasal dari kandungan taninnya mencapai 2,7–10,2 persen. Rasa sepat yang kurang diminati masyarakat Indonesia, menjadi salah satu faktor mengapa sorgum tidak se-populer beras yang memiliki rasa sedikit manis. Namun, rasa sepat pada sorgum dapat dihilangkan pada proses pengolahannya, yaitu dengan direndam ini belum ada kejelasan dari Pihak Pemkot Bekasi. Lebih jauh dikatakan bahwa dari sisi lain kehadiran pihak BPK Provinsi Jawa Barat ke lokasi Pasar Kranji baru, hanya sebatas Audiensi dan mencari data konkrit dari Pihak Pemkot dan Pihak Ex Rukun Warga Pedagang (RWP) untuk dimintai keterangan. "Menghadapi bulan suci Ramadan dan Idulfitri tahun ini pedagang masih gusar. Pemerintah harusnya segera menyelesaikan persoalan revitalisasi Pasar Kranji, " paparnya. (amn) air. Lalu, bagaimana menjadikan sorgum sebagai pangan pokok pengganti beras? Disini, peran pemerintah akan besar ambil bagian. Melihat manfaat dan keunggulan yang begitu banyak, pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat dengan pengenalan lebih dekat kepada komoditas sorgum ini. Perlu pula dilakukannya sosialisasi terkait budidaya dan pemanfaatan sorgum sebagai subtitusi padi, dan mengenalkan pengolahan sorgum menjadi tepung terigu yang lebih mudah diolah dan disimpan masyarakat. Edukasi akan sorgum juga kerap dilakukan sebagai titik awal pengembangan budi daya sorgum di masyarakat. Serta menjadikan sorgum familiar di mata masyarakat Indonesia.