
2 minute read
Diskusi Politik oleh Komunitas Anak Muda Jadi Hal Baru dan Menantang di Bangka Belitung
Penulis: Rizki Maulida Agustin
Editor: Leonardus Wical Zelena Arga
Advertisement
Relawan TurunTangan Bangka Belitung mengamati kondisi perpolitikan anak muda di wilayahnya. Ternyata, politik merupakan hal yang jarang dibicarakan, bahkan belum banyak diskusi politik yang diselenggarakan oleh anak muda atau komunitas di sana.
Ditambah lagi, realita masyarakat Bangka Belitung yang sebagian besar memilih calon anggota DPRD maupun kepala daerah berdasarkan kedekatan emosional, aliran tertentu atau uang, bukan berdasarkan gagasan yang dibawa.
Politik gagasan menjadi hal yang perlu untuk anak muda ketahui agar ketika memilih pemimpin bisa lebih kritis dan objektif.
Untuk mewadahi ruang diskusi serta menanamkan politik gagasan, TurunTangan Bangka Belitung mengadakan Bincang Gagasan. Kegiatan ini terinspirasi dari polittalks TurunTangan dan Bincang Ide dari Bawa Ide.
Pada kegiatan pertama, para relawan memilih tajuk “Politik Gagasan vs Politik Aliran”. Diskusi yang diadakan pada Selasa, 30 Mei 2023 ini berhasil menggaet sebanyak 20 orang peserta terdiri dari politisi muda dan mahasiswa ilmu politik. Selain itu, pemilihan lokasinya pun sengaja diadakan di kafe yang terbuka.
“Kafe yang terbuka, tanpa sekat, jadi siapapun yang datang bisa jadi peserta. Kafenya dipilih di pinggir jalan dan terbuka agar bisa diakses banyak orang.
Walaupun begitu tetap belum banyak orang yang tertarik ngomongin politik,” ujar Koordinator TurunTangan Bangka Belitung, Faqih Hindami saat dikonfirmasi, Rabu (26/7/2023).
Tak hanya menyasar masyarakat Bangka Belitung, program ini juga menargetkan pemilih pemula yang 5 atau 4 tahun lalu belum punya hak pilih.
Untuk menarik minat mahasiswa dan anak-anak muda agar terlibat dalam diskusi, TurunTangan Bangka Belitung mengundang politisi muda dari PKS dan NasDem, pengusaha muda di industri media, serta dosen muda dari jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung.
Tujuannya agar mereka yang punya hak pilih dapat mempertimbangkan pilihan berdasarkan gagasan.
Sebelumnya, tidak banyak komunitas pemuda atau NGO di Bangka Belitung yang mengangkat isu politik dalam diskusi publik. Beberapa politisi mengakui bahwa diskusi seperti ini baru pertama kali dilaksanakan oleh komunitas anak muda seperti TurunTangan Bangka Belitung.
“Kegiatan ini dapat membangun kesadaran orang-orang yang kesehariannya tidak terbiasa untuk berbicara politik. Ke depannya, perlu dipikirkan ulang mengenai segmen pesertanya. Karena ngomongin politik gagasan itu enggak semua orang bisa terima. Kayaknya ini jadi tantangan untuk benar-benar mencerdaskan masyarakat,” pungkas Faqih.
Volume Sampah Bertambah, TurunTangan Mamuju Lakukan Kegiatan Bersih-bersih
Pantai Arteri
Pantai Arteri yang merupakan jalan utama ke kota selalu ramai pengunjung dan pedagang. Sebagai salah satu ikon Kota Mamuju, Sulawesi Barat, pantai ini memiliki permasalahan kebersihan. Tempat wisata yang seharusnya asri menjadi kotor karena sampah berserakan.
Beberapa pengunjung terlihat meninggalkan sampah makanan di tempat yang mereka duduki. Padahal tak jauh dari lokasi mereka duduk sudah tersedia tempat sampah.

“Volume sampah tiap hari bertambah bahkan membludak. Meskipun ada tempat sampahnya. Tapi, kembali ke kesadaran pengunjung. Setiap pagi bersih, sore bertambah lagi sampahnya. Jadi, sampah itu tidak pernah hilang, ada terus,” ujar Koordinator TurunTangan Mamuju, M Ashar saat dikonfirmasi, pada Jumat (21/7/2023).
Perwujudan atas keprihatinan terhadap masalah sampah tersebut, relawan TurunTangan Mamuju terdorong untuk mengadakan bersih-bersih pantai. Kegiatan ini diadakan pada Jumat, 14 Juli 2023.
Kemudian, Ashar menjelaskan bahwa kegiatan ini juga sebagai bentuk partisipasi TurunTangan Mamuju dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Mamuju yang ke-483.
Adapun tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menyadarkan pengunjung dan masyarakat sekitar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Termasuk tempat publik yang banyak didatangi oleh wisatawan.

“Sebanyak 8 relawan TurunTangan Mamuju turun tangan langsung. Kami berhasil mengumpulkan 15 kantong sampah. Menariknya kegiatan bersih-bersih dari para relawan, tidak hanya dilakukan kali ini saja,” kata Ashar.
Sebelumnya, para relawan TurunTangan Mamuju pernah melakukan bersih-bersih di Pantai Anjungan yang terletak di pusat kota, pasar, serta di wilayah desa binaan pasca gempa.
Lebih lanjut, usai kegiatan bersih-bersih dilaksanakan masih ada hal yang mengganjal di hati para relawan. Bagaimanakah nasib sampah-sampah yang telah dikumpulkan?
Terinspirasi dari bank sampah yang ada di Banjarmasin, harapannya dari kegiatan bersih-bersih ini akan berlanjut hingga ke pengelolaan sampah.
“Mau coba bikin bank sampah sendiri yang kami kelola secara swadaya. Karena percuma juga pungut sampah, kita tumpuk lagi di tempat sampah, belum tentu ada pengelolaannya di situ. Karena kayak plastik puluhan atau ratusan tahun baru bisa lenyap, makanya harus ada proses daur ulang,” tutup Ashar.