CMYK
RADAR TEGAL Harian Pertama Kebanggaan Wong Tegal
KAMIS, 27 MARET 2014
Rp. 2.500,-
GRAFIS: DNP/RATEG
Gunung Slamet Meletus Lima Kali Ketinggian Mencapai 500-1.000 Meter PULOSARI – Aktivitas Gunung Slamet sampai saat ini ma-
sih terus mengalami peningkatan. Kemarin (26/3), gunung tertinggi di wilayah Jawa itu meletus selama lima kali, dengan ketinggian 500–1.000 meter dan condong kearah barat.
Letusan gunung itu ditandai dengan asap putih kecoklatan maupunhitam.Selainitu,suaragemuruh juga sering terjadi pada malam hari. Seiring dengan letusan tersebut, gempa hembusan dan gempa le-
tusan juga sering muncul dan amplitude yang berbeda-beda. Data yang didapatkan dari Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Gam-
buhan pada 26 Maret 2014 pukul 00.00–06.00 adalah, cuaca mendung dan angin tenang serta tampak asap putih tebal dengan ketinggian mencapai 400-600 meter. Sedangkan kegempaan
yang terjadi yaitu 50 kali gempa hembusan amplitude maksimal (amk) 5-33 mm selama 12-140 detik dan 10 kali gempa letusan amk 7-53 mm yang berlangsung selama 10–50 detik.
Sementara pada pukul 06.00– 12.00, di kawasan tersebut, cuaca mendung, angin tenang, dan teramati hembusan asap putih tebal tinggi 100–700 meter. ke hal 7 kol 5
Hasan Wirajuda Disebut Terima Rp 440 Juta JAKARTA – Perkara korupsi di Kementerian Luar Negeri yang melibatkan mantan Sekjen Sudjadnan Parnohadiningrat mulai disidangkan kemarin (26/3). Dalam surat dakwaan yang dibacakan jaksa, nama Mantan Menlu Hassan Wirajuda ikut disebut kecipratan uang korupsi anak buahnya. Sudjadnan merupakan Sekjen di Kemenlu sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) 2002-2005. Dia didakwa korupsi dana pelaksanaan pertemuan dan sidang internasional periode 2004-2005. Dalam dakwaan disebutkan ada 12 kali kegiatan yang diselenggarakan selama kurun waktu tersebut. Atas perbuatannya itu, Sudjadnan dianggap memperkaya diri sendiri dan orang lain hingga Rp 4,57 miliar. Nama Hasan Wirajuda yang kini menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Susilo Bambang Yudhoyono disebut sebagai pihak yang menerima aliran uang. Pejabat dengan nama lengkap Nur Hassan Wirajuda itu disebut menerima uang Rp 440 juta. Jaksa I Kadek Wiradana mengungkapkan, dari 12 kegiatan terdapat selisih pertanggungjawaban sebesar Rp 12,7 miliar. Dari pemeriksaan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenlu pada 2007, diketahui terjadi selisih dan dilakukan pengembalian ke kas negara sebanyak Rp 1,6 miliar. Dengan begitu, kerugian negara yang berkurang menjadi Rp 11,1 miliar. ”Dari selisih tersebut terdakwa menggunakan uang untuk memperkaya diri sendiri sebesar Rp 300 juta, dan selebihnya untuk orang lain,” jelas Jaksa Kadek. Selain Hassan Wirajuda, jaksa menyebutkan nama mantan pejabat di Kemenlu lainnya. Antara lain Kabiro Keuangan Deplu Warsita Eka yang disebut menerima Rp 15 juta. Kemudian, Kabag Pelaksana Anggaran Sekjen Deplu I Gusti Putu Adnyana menerima Rp 165 juta, Kabag Pengendali Anggaran Sekjen Deplu Suwartini Wirta mendapatkan Rp 165 juta dan mengalir ke sekretariat sebanyak Rp 110 juta. ”Dalam setiap penyelenggaraan, terdakwa melakukan penunjukan langsung penyelenggara konvensi profesional tanpa melalui prosedur yang berlaku,” terang Jaksa Ahmad ke hal 7 kol 5 Burhanuddin.
MUHAMMAD FATKHUDIN / RADAR SLAWI
BERANTAKAN – Kondisi rumah warga Desa Semedo yang rusak akibat terjangan banjir Sungai Pakijingan.
Pakijingan Meluap, 200 Rumah Tergenang KEDUNGBANTENG – Sungai Pakijingan yang melintas di kawasan Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal meluap pada Selasa (25/3) pukul 15.00 WIB. Saat kejadaian itu, ratusan rumah tergenang. Akibat derasnya luapan air, sebanyak delapan rumah warga juga nyaris roboh terseret arus.
Kangen Kehangatan Keluarga MAUDY Ayunda tengah menikmati liburannya di Jakarta. Seperti biasa, segudang aktivitas sudah menanti mahasiswi University of Oxford, Inggris itu. ”Baru lima hari nih landing di Jakarta,” kata Maudy Rabu (26/3).
RT 6 RT 9 RT 4 RT 4 RT 8 RT 7 RT 7
Sumber: Pemdes Semedo
Pencairan Bantuan Sosial Jalan Terus Tidak bisa ditunda. Bayangkan kalau dana bantuan operasional sekolah (BOS) ditunda, sekolah mau jadi apa? Telat saja sudah ngamuk, apalagi ditunda.” MOHAMMAD NUH Mendikbud
MUHAMAD ALI/JAWAPOS
Maudy Ayunda
Milik Suwitno Matroji Dakmad Talim Burhan Samidi Komar Kasnari
ke hal 7 kol 1
KORUPSI – Mantan Sekjen Kemenlu Sudjadnan Parnohadiningrat usai menjalani sidang perdana.
SELEBRITIS
Nama Pemilik Rumah Rusak Berat
Klaim Tidak Terkait Pelaksanaan Pemilu JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menolak usul Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) untuk menunda pencarian dana bantuan sosial (Bansos) hingga rampungnya Pemilu 2014. ke hal 7 kol 1
Oktaviano Nugroho, Balita Asal Prambanan yang Mengalami Gizi Buruk
Mental Terganggu, 4 Tahun Belum Dapat Berjalan Kondisi rumah tangga tidak harmonis sering berdampak pada perkembangan anak. Inilah yang dialami Oktaviano Nugroho, balita berusia 4 tahun. Sejak kedua orangtuanya bercerai membuat perkembangan sang anak tidak normal. Bahkan dia mengalami gizi buruk. LAPORAN: BOY RAHMANTO, Klaten TERGOLEK lemah dengan lakban bekas tempat infus masih me-
BOY RAHMANTO/RADAR SOLO
LEMAH – Oktaviano Nugroho menjalani perawatan di RSST Klaten, kemarin.
nempel di tangan kiri, Oktaviano Nugroho sesekali menangis. Meski sudah berumur 4 tahun, tapi balita asal Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan ini belum dapat berjalan seperti balita pada umumnya. Sehari-hari dia hanya menghabiskan waktu untuk bermain di atas tempat tidur dan tikar lantai rumah. Pertumbuhan dan perkembangan balita yang akrab disapa Vino ini pun sejak berusia dua tahun sudah terganggu. Namun Giyanto,31, ayah Vino baru mengetahui kondisi anaknya sejak dua hari lalu. Sebab, sejak berusia 7 bulan, Vino dirawat mantan istrinya yang memilih tinggal di
Magelang. Sedangkan dia tetap bertahan di Prambanan. Sebelum dikembalikan dua hari lalu, Giyanto melihat anaknya saat umur dua tahun. ”Saya kira waktu itu anak saya perkembangannya tidak terganggu. Setelah dilihatkan ke saya, Vino kembali ikut ibunya. Dua hari lalu diserahkan kepada saya dalam keadaan sakit,” ujar Giyanto saat menunggui anaknya. Giyanto yang tidak pernah merawat anaknya kebingungan saat mengetahui anaknya sakit. Bahkan tetangga juga perhatian, hingga kasus ini sampai terdengar oleh Kepala Desa Agus Nugroho. ke hal 7 kol 5
ke hal 7 kol 1
Hasan Wirajuda Disebut Terima Rp 440 Juta *Jebule akeh ya sing nrima duit korupsi Pencairan Bantuan Sosial Jalan Terus *Yen ora jalan ya berarti mandeg oh
CMYK