Radar Tegal 21 Mei 2011

Page 2

OPINI

2

SABTU 21 MEI 2011

RADAR TEGAL

Macet Lagi, Macet Lagi Oleh: M Riza Pahlevi SELAMA beberapa pekan dan mungkin beberapa bulan ke depan, jalan Pantura Brebes dilanda antrian kendaraan yang panjang, bahkan bisa mencapai puluhan kilometer. Kondisi ini sudah menjadi pemandangan setiap hari, bahkan setiap jam. Bagi masyarakat pengguna jalan, mungkin yang namanya kemacetan hanya ditemui saat-saat tertentu saja. Namun sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, yang namanya macet hampir terjadi setiap waktu. Sehingga warga menemui jalan jalan, hanya saat-saat tertentu saja, pas kebetulan jalanan sepi. Ya, saat ini ada pekerjaan besar yang dilakukan Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, yakni perbaikan tiga jembatan, yakni jembatan Pemali, jembatan Balekambang dan jembatan Pakijangan. Selain itu juga perbaikan jalan raya Klampok, sejauh 2,4 km. Pekerjaan-pekerjaan ini dilakukan secara berbarengan, sehingga membuat jalanan jadi sempit. Sementara jumlah kendaraan tak pernah berkurang, justru semakin bertambah. Selain itu, jalur selatan yang menajdi satu-satunya jalur penghubung antara Tegal-Purwokerto, tepatnya di tanjakan Ciregol Kecamatan Tonjong juga sedang ada masalah. Tanjakan itu putus akibat tanah bergerak. Hingga kini, situasi di jalan belum bisa dipulihkan, karena tanah itu terus bergerak. Sementara itu, satu-satunya jalan alternatif juga kondisinya rusak parah. Akibatnya sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, termasuk jalur selatan di Tonjong, sering dikeluhkan warga, yakni macet lagi, macet lagi dan macet lagi. Tak ada hari, selain kemacetan dan suasana panas, dan kadang-kadang hujan lebat disertai angin. Selain harus pintar mencari jalan alternatif, pengendara juga harus hati-hati saat terjebak kemacetan. Stress, menjadi salah satu penyakit yang timbul selama terjebak kemacetan. Begitu juga dengan sejumlah agenda kegiatan yang harus tepat waktu, harus terbengkalai akibat terjebak macet. Mencari jalan alternatif sepertinya cukup susah. Selain harus memutar dengan ajrak tempuh yang cukup jauh, kondisi jalan alternatif itu juga rusak. Sehingga tidak ada pilihan lain, kecuali harus menunggu satu persatu kendaraan itu berjalan pelan. Bukan hanya masyarakat saja yang mengeluh, pejabat Brebes juga banyak yang mengeluh. Betapa tidak, hanya untuk mengikuti rapat atau koordinasi di Kantor Bupati saja, mereka harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Atau kalau mereka yang terburu dengan waktu, terpaksa meninggalkan kendaraan yang ber-AC-nya untuk datang memenuhi undangan Bupati. Mereka lebih memilih membonceng sepeda motor, dari pada harus terjebak macet hingga berjam-jam. Karena dengan sepeda motor, mereka bisa tlusap-tlusup di antara kemacetan yang terjadi. Namun bagi pengendara sepeda motor, yang biasa tlusaptlusup hendak lebih berhati-hati. Selain akrena padatnya kendaraan, juga celah sempit yang kadang tidak mampu dilewati motor pun kadang dipaksakan. Akibatnya, bisa celaka dan jatuh. Korban pun sudah ada yang jatuh saat terjadi kemacetan itu. Ini mengingatkan kepada semua pengguna jalan, untuk selalu berhati-hati. Dan tentunya, yang tak kalah penting adalah budaya untuk antri, tertib dan sabar dalam menghadapi kemacetan ini. Aparat Satlantas Polres Brebes pun tak henti-hentinya menyosialisasikan himbauan ini. Para pengendara untuk berjalan dengan tertib, satu persatu tanpa harus saling serobot untuk sampai terlebih dahulu. Hampir setiap hari, petugas yang tak kenal lelah itu mengatur lalu lintas. Dengan peluit di mulut, serta tangan yang selalu memberi aba-aba, mengatur lalu lintas yang macet. Hormati para petugas ini, dengan berjalan tertib dan tidak saling serobot. Tak kurang dari itu, para petugas itu pun melalui pengeras suara juga meminta dan menghimbau agar semua pengendara membiasakan budaya antri, termasuk di jalan raya. Sehingga ketika terjadi kemacetan, tidak malah bertambah macet, yang justru merugikan masyarakat sendiri. Kini kita tinggal berharap kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. Bekerjalah dengan cepat, dan teliti. Sehingga kualitas jalan dan jembatan yang dibangun itu cepat selesai dan hasilnya bagus. Jangan sampai begitu jalan jadi dan digunakan, tak lama setelahnya rusak lagi. Selain merugikan negara, juga akan semakin menambah rakyat jadi sengsara. Karena kalau diperbaiki lagi, pasti akan macet, dan macet lagi. Kita tunggu, kapan tak lagi jalan macet! (*)

Memaknai Kebangkitan Nasional Oleh: Ismatillah A. Nu’ad TIAP 20 Mei bangsa ini selalu memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), sebuah momen sejarah yang dimulai sejak berdirinya pergerakan Boedi Oetomo (20 Mei 1908). Apa signifikansi gerakan Boedi Oetomo dalam konteks sekarang? Ancaman berbahaya bagi sebuah bangsa adalah ketika ada sebagian masyarakatnya yang berpura-pura mencintai bangsanya, padahal dibalik itu mereka memiliki niat jahat untuk menghancurkannya. Sebenarnya hancurnya sebuah bangsa bukan dikarenakan faktor eksternal atau adanya pihak-pihak asing yang ingin merebut serta mengeksploitasinya, melainkan disebabkan oleh faktor internal yang diejawantah dengan adanya kepentingan individu maupun kelompok dari dalam sebuah bangsa yang bersifat destruktif. Menurut kesaksian sejarah Pramoedya Ananta-Toer (2004), bangsa Indonesia sebenarnya tak pernah dijajah oleh bangsa asing, melainkan dijajah oleh sebagian kecil masyarakat dari bangsanya sendiri (kaum priyayi atau bangsawan lokal). Mereka berselingkuh dengan penguasa asing untuk menindas kaum lemah. Wujud dari kolonialisasi tahap awal ialah pembelian tanah milik kaum lemah dengan harga yang sangat murah oleh para centeng (jawara) yang disuruh kaum priyayi dan bangsawan lokal, selanjutnya mereka menjualnya ke penguasa asing dengan harga yang sangat tinggi. Lalu tanah itu dikelola, sebagian besar untuk perkebunan dan sebagian kecil dibangun sebuah industri. Pemiliknya penguasa asing, yang mengorganisasikannya kaum priyayi dan bangsawan lokal, pengawas lapangannya para centeng, sementara buruh kasarnya kaum lemah yang

semula memiliki tanah tersebut. Demikianlah wujud kolonialisasi tahap awal. Selanjutnya secara evolusioner, dimana kondisi itu terus berlangsung hingga mencapai titiknya yang paling klimaks, yaitu penguasaan besar-besaran atas tanah rakyat kaum lemah. Ketika tanah-tanah kaum lemah itu sudah terakumulasi, ketika penguasa lokal sudah ditundukan dengan uang, jabatan atau kekuasaan, dan seterusnya, pada saat itu pula kolonialisasi terjadi selama lebih dari 4 abad lamanya. Keberhasilan kolonialisasi yang cukup lama terjadi akibat perselingkuhan penguasa lokal dan kekuasaan asing, pola bargaining kekuasaan (sharing of power) menjadi begitu ampuh, kondisi seperti itulah yang kemudian lambat laun disebut sebagai pemerintahan Hindia-Belanda. Pemerintahan Hindia-Belanda telah memproduksi mentalitas kolonial yang kemudian diwarisi oleh sebagian masyarakat dari bangsa ini. Menurut sejarawan Ong Hok Ham (2003), strukturasi pemerintah Hindia-Belanda sangat penuh dengan nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme. Kantor kegubernuran harus dikuasai oleh orang Belanda sendiri, sedangkan dibawah kegubernuran, seperti kadipaten (kabupaten) boleh dikuasai oleh penguasa lokal yang lazimnya dari kalangan priyayi atau bangsawan. Sementara para petugas pamong pemerintahan baik di kegubernuran, kadipaten maupun ditingkatan yang lebih bawah lagi, dijabat oleh orangorang terdekat dari kalangan priyayi maupun bangsawan. Jika menginginkan kenaikan jabatan, budaya permisif sangat kental terjadi, apakah melakukan kolusi dalam bentuk memberi upeti atau mengawinkan

puterinya dengan penguasa yang lebih tinggi. Pendeknya strukturasi pemerintah HindiaBelanda sangat kental dengan nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebab itu yang dikhawatirkan sejarawan seperti Ong Hok Ham, karena narasi sejarah pemerintah Hindia-Belanda tersebut masih diwarisi hingga kini, dan mata rantainya belum terputus secara mengakar. Kesalahan dari kebangkitan Indonesia pada tahun 1945, adalah ketika saat itu tidak benar-benar melakukan revolusi sepenuhnya, dalam pengertian memotong secara habis struktur birokrasi warisan pemerintah Hindia-Belanda. Melainkan, yang terjadi hanyalah sebentuk pelimpahan wewenang kekuasaan dari pemerintah HindiaBelanda ke pemerintah Indonesia, sedangkan birokrasinya masih tetap diduduki oleh orang-orang lama, yaitu mereka para pamong dari kalangan priyayi dan bangsawan yang dulu pernah bekerja dalam pemerintahan Hindia-Belanda. Konsekuensinya, hingga kini sebenarnya bangsa Indonesia masih dibelenggu oleh birokrasi yang korup, nepotisme dan penuh dengan kolusi. Mereka kaum birokrat semacam itu berlindung di balik jubah nasionalisme ke-Indonesiaan yang palsu (pseudo nasionalis). Bagi mereka, tak peduli terhadap kondisi bangsa ini yang masih terus dilanda krisis, karena mereka hanya peduli dengan kepentingan individu serta kelompoknya saja. Sebenarnya, ketimpangan dan disparitas sosial antara “orang kaya” dan “orang miskin” yang terjadi begitu kontras; sebagian masyarakat naik mobil mewah, sementara sebagian lagi menjadi pedestrian sejati, “orang kaya” tak peduli dan tak ambil

pusing dengan keberadaan “orang miskin”, dan seterusnya, kondisi semacam itu sebenarnya merupakan wujud dari budaya kolonial. Jika mau jujur, bangsa Indonesia belum sepenuhnya keluar dari terali penjajahan, karena masih banyak rakyat yang masih hidup dibawah garis kemiskinan yang ekstrem, kebodohan sebagai akibat dari rendahnya kualitas pendidikan, dan persoalan lain yang masih tersisa hingga detik ini. Demikian, narasi kolonialisasi dari pemerintahan HindiaBelanda sebenarnya masih berlanjut hingga kini. Segaris dengan pemikiran tersebut, menurut H.S. Nordholt (2004), pada derajat tertentu, krisis yang dialami bangsa Indonesia sekarang ini, yang diakibatkan oleh korupsi khususnya, adalah warisan jaman pemerintahan Hindia-Belanda. Bagaimana pengelolaan departemen yang semestinya mengabdi kepada rakyat, justru didalamnya banyak terjadi praktik-praktik korupsi yang sangat ekstrem. Sehingga, departemen selalu mengalami defisit, dan uang yang semestinya dipergunakan bagi kesejahteraan rakyat, justru habis akibat dikorupsi dalam jumlah yang cukup massif. Persis ketika VOC sebuah lembaga perekonomian pemerintahan HindiaBelanda masih ada, padahal VOC adalah lembaga ekonomi terbesar ketika itu, namun karena adanya korupsi yang massif, akhirnya mengalami kebangkrutan yang koma, hingga klimaksnya bubar. Satu-satunya jalan bagi kebangkitan Indonesia baru sebenarnya bangsa ini harus benar-benar memutus mata rantai sejarah warisan jaman kolonial tersebut. Bangsa ini jangan sampai menjadi bangsa tempe (don’t become a soybean cake

Masyarakat Sing Arep Nindak PAK enyong kie warga Tegal pan ngerusala len, warung” sing nang ndalan tulung sering d tinjo Pak. Karena akeh wadon”. Sing go kesempatan, ngedol awake dewek. Dong ora bisa ya engko masyarakat dewek sing garep menindak Pak. Dong ora dilubrak bae Warung” sing kaya kue, dalan nang kabeh Tegal.. Akeh nemen Pak. 081902556xxx

Sing Lincah Gerakane ASS.. Aq pn melu ngersula ndlez, kie sdlur, masa jembatan Kali Pemali dalane kya kae? Sing mbang lor, medeni nmen sunk.. pdhl prek alun2, dang lwat medeni kya numpak ombak banyu. Tlong lah dibeneraken. Trutama Dinas PU sing lincah grakane. 087830421xxx

Cari Kerja Susah

Pendiri: H. Mahtum Mastoem (Alm), Penasihat: Dahlan Iskan, Komisaris Utama: HM Alwi Hamu, Komisaris: Lukman Setiawan, Dwi Nurmawan, Direktur Utama: Yanto S. Utomo, Direktur : Moh. Sukron Pemimpin Umum: Moh. Sukron. Pemimpin Redaksi: M. Abduh. Wakil Pemimpin Redaksi: Wawan Setiawan. Redaktur Pelaksana: Iman Teguh Supriyono. Redaktur: Zuhlifar Arrisandy, M. Riza Pahlevi, Khikmah Wati, Moch. Arifin, Arief Nur Rahardian Sidiq. Sekretaris Redaksi/Persh: Yully Trieyani. Kota Tegal: M Saekhun, Laela Nurchayati, Rohman Gunawan, Abidin Abror. Brebes: Agus Wibowo. Bumiayu: Teguh Supriyanto. Slawi: Iman Teguh Supriyono (Kepala Perwakilan), Hermas Purwadi, Pemalang: Embong Sriyadi (Kepala Perwakilan), Moh. Khasanudin. Pekalongan: Ade Asep Syarifuddin. Pracetak: Feri Setiawan, M Yahya, Dedy Irawan, Dwi Nanda P, Asep Ariadi S. Desain Iklan: A.Sekhudin. Iklan: Hesti Prastyani (Manajer Tegal), Kharisma Dewi, Arifudin Yunianto, Riyanto Harjo, Teguh Widodo Nawawi, Agus Mutaalimin, Indani Dwi Oktina, Wahyudi. Pemasaran: Umaman Sahareka, Astri Prayudita, Muslih, Zaenal Muttaqin, Sunarjo. Keuangan: Yela Rahmadiah, Lita Rahmiati, Dwi Titi Lestari, Mubin, Djuhaeri Effendi, Moh. Erlin, Imron Rosyadi. Promosi (Off Print): Taufiq Ismail. Alamat Redaksi/Pemasaran/Tata Usaha: Jl. Perintis Kemerdekaan Tegal telp. (0283) 340900 (hunting), Fax (0283) 340004. Pekalongan: Jl. Irian No 10 telp (0285) 432.234. Semarang: M. Yusuf Abadii. Jakarta: Samsu Rijal, Ferdinan Syah, Azwir AR, Arif Badi K, Eko Suprihatmoko. Alamat: Komp. Widuri Indah Blok A-3 Jl. Palmerah Barat No 353, Jakarta 12210 Telp (021) 5330976, 5333321 Fax: (021) 5322629. Eceran: Rp 2.500/eks. Percetakan: PT Wahana Java Semesta Intermedia Kompleks LIK Dampyak -Tegal.

Tarif Iklan: Umum/Display: Rp 22.000/mm kolom, Sosial/ Keluarga: Rp 15.000/mm kolom, Iklan Baris Laris: Rp 15.000/baris, Iklan Colour: Rp 35.000/mm kolom, Iklan halaman 1 (depan): Tarif + 200%, Creative ad: Tarif + 50% NPWP No: 01.994.052.7-501.000. Bank: Bank Mandiri Cab. Tegal a.n. PT Wahana Semesta Tegal No. Rek: 139.0002152787. Bank Jateng Cab. Tegal No. Rek: 1.004.02598.5 a.n. PT Wahana Semesta Tegal

Semua wartawan Radar Tegal dilengkapi tanda pengenal/surat tugas dan tidak dibenarkan meminta/menerima imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber.

Kapan Job Fair Lagi KPD. Yth Bpk Walkot sya mw Tanya nieh kpan Tegal ngadaen lgi job fair, lo bisa ngadain lg hrus sprit purwokerto jdi tingkatnya udah se-jateng n jng kya kmaren cz kmren Cuma kbnykn jdi sales. Trims. 087730099xxx

Tanggapan: PERLU kami jelaskan sebagai berikut: 1. Kami sampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat yang telah turut serta dalam keterbukaan informasi 2. Dalam rangka menekan dan mengurangi penyakit masyarakat, maka Dinsosnakertrans dan Instansi terkait setiap bulan melaksanakan kegiatan razia PGOT/WTS yang sasarannya di antaranya adalah warung remang2, hotel2 yang dicurigai sebagai pangkalan WTS, gudang barang, seputar stasiun dll 3. Hasil dari kegiatan razia baik PGOT/ WTS dilakukan upaya pembinaan, baik melalui jalur balai rehabilitasi sosial yang ada di Jawa Tengah maupun pembinaan yang berbasis keluarga 4. Setiap saat bersama instansi terkait juga dilakukan upaya pengawasan di lapangan baik pada siang, sore maupun malam hari terhadap tempat2 yang dilaporkan masyarakat secara periodik serta pendekatan secara persuasif 5. Negara Indonesia adalah Negara Hukum, yakinlah bahwa setiap bentuk

Penulis adalah peminat Historiografi Indonesia Modern. Tinggal di RempoaCiputat, Jakarta Selatan

masyarakat lewat Dharma Wanita dan PKK Kota Tegal 3. Menertibkan Surat Edaran kepada Camat dan Lurah se Kota Tegal perihal antisipasi ulat bulu di kota Tegal (terlampir) An. KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN KOTA TEGAL Drs EKO ISMIANTORO

SAYA mw ikut ngresula nih. Kenapa yah, cari lowongan kerja di Tegal susah banged yah??Padahal ud masukin lamaran tapi belum ada hasil. Tolong bursa lowongan kerja diperbanyak lagi. 085710976xxx

Harian Pertama Kebanggaan Wong Tegal

nation), karena mentalitas rakyatnya yang masih belum mau beranjak untuk menuju serta menjemput perubahan revolusioner, hal itu pula yang menjadi sebab tertinggalnya bangsa ini dengan bangsa-bangsa lain. Karakter bangsa yang maju adalah karena berani menanggung resiko, mereformulasi halhal baru untuk perubahan. Bangsa yang maju adalah bangsa yang berani melakukan perubahan, memutus mata rantai sejarah yang menjadi benalu perubahan, dan harus mampu membentengi diri dengan kualitas sumber daya manusia yang mapan, sehingga tidak tergantung dengan bangsa lain. Namun sayangnya, keinginan dan hasrat semacam itu selalu terbentur oleh karena dalam tubuh bangsa ini sebenarnya masih banyak terdapat kaum-kaum yang bermental penjajah. Mereka tak menginginkan bangsa ini maju, mereka tak menginginkan rakyat dari bangsa ini menjadi pintar dan tercerahkan, karena dikhawatirkan posisi sosialnya akan dibalik oleh perubahan. Sebab itulah, kondisi sosial bangsa Indonesia yang masih serba mengenaskan, sebenarnya terjadi akibat adanya pembiaran, dalam arti bukan tidak mungkin bisa di atasi, melainkan keadaan seperti itu sengaja dibiarkan, karena masih ada keinginan dari kalangan tertentu yang sengaja membiarkan segala kondisi itu terus berlangsung demi keuntungan individu dan kelompok, tapi sesungguhnya sangat menodai nasionalisme ke-Indonesiaan itu sendiri. (*)

Potongane Akeh Nemen pelanggaran hukum pasti ditindak dan dikenai sangsi. Oleh karena itu kami sarankan untuk tidak main hakim sendiri, karena main hakim sendiri juga termasuk pelanggaran hukum 6. Di Dinsosnakertrans Kota Tegal tersedia banyak lowongan pekerjaan, baik yang ditempel di papan informasi, maupun pada Bursa Kerja Online, oleh karena itu bagi masyarakat yang membutuhkan berbagai informasi lowongan pekerjaan silakan datang ke kantor kami. Bagi yang telah mendaftar dan memasukan surat lamaran tapi belum mendapat pekerjaan, kami sarankan untuk bersabar dan terus mencoba lagi. Yakinlah bahwa kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan 7. Dalam rangka akselerasi penurunan angka pengangguran di Kota Tegal sesuai target RPJMD Kota Tegal, Dinsosnakertrans Kota Tegal tetap berupaya melaksanakan kegiatan Job Market Fair yang rencananya akan dilaksanakan pada akhir minggu ke IV bulan Juni 2011 yang dikemas secara terpadu melalui “Nakertrans Expo 2011”. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Dinsosnakertrans kota Tegal bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI 8. Demikian untuk menjadi maklum atas perhatiannya disampaikan terima kasih KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA TEGAL SUMITO, SIP

Awas Ulat Bulu ASWB Pa WALI.. Sebelum serangan ulat bulu nyampe ke kota Tegal tolong diadakan penyemprotan pestisida untk smua pohon yg ada di Kota Tegal, teruatama pohon2 mangga. Ngeri deh klo ulat bulu mewabah di Kota Tegal. Mtr nuwun sblmx. 081548032xxx

Ulat Bulu Sudah Mertamu ASS.wb.. Nuwun sewu Radar yg terhormat, badhe nderek NGRESULA.. Skrg ulat bulu sdh merebak dan menyerang Rt 01 Rw 09 Desa Jatilaba Kec. Margasari Kab. Tegal.sudah setiap hari diberantas, pakai di siram minyak tanah lah, pake dibakar lah, tetap sj malah merambat kemana-mana, bhkn kalo pagi hari begitu buka pintu, ulat itu sdh mertamu bnyk sekali, mhn utk solusi penanggulanganya.. blm ulat itu pd kabur menempel pd jemuran. gatal2 deh. mhn di perhatikan.. syukron.. 081391913xxx

Tanggapan: 1. Bahwa berdasarkan laporan dan pengamatan di lapangan terdapat ulat bulu di Kelurahan Mintaragen, Pesurungan Lor dan Sumurpanggang, sehubungan hal tersebut telah diadakan upaya pengendalian sebagaimana data terlampir 2. Mengadakan sosialisasi kepada

NGRESULAH sing akeh kang...! Pmn kyeh Dinas Pertanian Kab. Tegal. Bsne pinjaman petani lewat GAPOKTAN neng Kr.anyar Kec. Kedungbanteng potongane akeh nemen... aku sing dadi petani rugi gede oh. tlg di tinjo leh... para sesepuh sing nangani. 085642994xxx

Kerjane Ora Beres NGRESULAH trs.... aku jaluk tlg kr sing nangani GAPOKTAN neng Kr.anyar Kec. Kdungbnteng Kab. Tegal. kwe pengurus gapoktan mentakan apa aja didalaih perangkat desa. Sbb perangkat desa neng Karanganyar krjane ora beres... pd tega kr rakyate. Tlg ya tlg leh... usulku di gatekaken... ya melas rakyate leh wong2 ng nduwur... 085642994xxx

Jare Ora Bayar Q brU ngrEsula kEh . TLng’y Pak Walikota, kPriben kiE ! JRe ninG kOta gwE KTP oRa di jLuk byR’an, Tpi bsanE Q mlh d jLuki byRan... PyAh aKh, Pa wAli! 087730095xxx

Setuju Pakai PSH AMAT, sangat se7 jk pakean guru Kab Tegal kembali ke PSH. Kata orang yg bukan guru, dg PSH guru lbh berwibawa. Kecwali itu sll mudah dikenal, juga anggun serta cocok di smua acara. Pokoknya kerenlah. 082135790xxx

Anda pernah merasa tidak puas dengan pelayanan publik? Anda pernah kecewa karena mendapatkan pelayanan yang tidak semestinya dari instansi tertentu? Layangkan perasaan anda ke rubrik Ngresula ini, via SMS ke 085293278922, email rateg2000@yahoo.com, surat ke Radar Tegal Jalan Perintis Kemerdekaan No. 32 Tegal. Tulis dengan bahasa yang sopan dan bisa menggunakan bahasa Tegal. Dapatkan kaos Ngresula, yang berisi SMS ngresula pilihan. Hanya Rp55.000/pcs.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Radar Tegal 21 Mei 2011 by Jaelani Hutabarat - Issuu