CMYK
Harian Pertama Kebanggaan Wong Tegal 20 HALAMAN - Rp. 2.500,-
SABTU, 13 MARET 2010
INDEKS
SejumlahInsidenWarnaiPemakaman HAL. PEMALANG
161 Guru PAI Belum Sertifikasi HAL. METROPOLIS
Warga Gelar Aksi Tabur Bunga HAL. BREBES DAN BUMIAYU
Break Dance Tertinggi, Hip Hop Kedua HAL. XPRESI DIAN EMSACI/RAKYAT ACEH
APA MANING...
TEWAS - Dua jenazah korban kontak tembak di Leupung, Kecamatan Leupung, Aceh Besar, yang diklaim kepolisian sebagai kelompok teroris, diangkut ke Rumah Sakit Bhayangkari Polda Aceh. Sementara salah seorang anggota jaringan teroris yang tertangkap dalam razia di Leupung, Aceh Besar, kemarin, dikawal petugas.
Penembak Boas Ditembak Mati Delapan Instruktur Latihan Ditangkap
AGUS WIBOWO/RADAR SLAWI
MASIH LEMAH - Petugas Polhut KPH Balapulang Kusyanto, yang sempat dibacok samurai oleh pelaku, hingga kini masih dalam perawatan intensif RSUD dr Soeselo Slawi.
Sergap Pencuri Kayu, Polhut Kena Bacok MARGASARI - Apes nian nasib Kusyanto (37), Polisi Perhutani (Polhut) KPH Balapulang. Pasalnya, muka dan tangan bapak dua anak ini dibacok saat hendak menangkap pencuri kayu jati di petak Desa Karangdawa Margasari. Dia akhirnya dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi. Diperoleh informasi, aksi perlawanan pencuri kayu jati terhadap petugas ini bermula pada Jumat (12/3) sekitar pukul 02.00 WIB, empat personil dari KPH Balapulang berpatroli di areal hutan Margasari. Langkah empat Polhut tersebut terhenti saat melihat tiga pemuda yang tengah berada di areal hutan masuk Desa Karangdawa Margasari. ke hal 19 kol 4
JAKARTA - Darah dibayar darah. Itulah tampaknya yang dilakukan oleh personel pemburu teroris di Nanggroe Aceh Darussalam. Sniper (penembak jitu) yang menewaskan anggota Densus 88 Boas Woisiri kemarin berhasil dilumpuhkan. Kapolri Jendral Bambang Hen-
darso Danuri menjelaskan senjata yang digunakan almarhum Boas memang sudah ditemukan. “Glock milik Boas sudah kem bali,” ujar Bambang di Mabes Polri kemarin . Orang nomor satu di korps Bhayangkara itu menyebut ada dua orang teroris yang tewas karena melawan. “Delapan orang ditangkap hidup,” kata Bambang. Polri berencana membawa delapan orang yang hidup itu ke
Jakarta untuk diinterogasi lebih lanjut. Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, Boas ditembak oleh Abu Aiman alias Encang Kurnia. Encang yang beralamat di Bandung Selatan itu kemarin tertembus peluru panas aparat di lapangan. Menurut Kapolri, serangkaian operasi lain sedang berjalan. “Minggu depan akan dijelaskan semuanya. Insya Allah,” kata
ngi dari Jakarta kemarin. Perwira menengah yang masih berada di Leupeung, Aceh Besar itu memastikan Encang adalah orang yang menembak mati Boas. “Pistol Glock disimpan di balik pinggangnya. Ada juga kalung id mendiang Boas,” katanya dengan nada pelan. Operasi Jumat menjelang salat Jumat itu terbilang durian runtuh untuk tim pemburu di Aceh. ke hal 19 kol 4
Hesham-Rafat Terancam Hukuman Mati
SAKSI AHLI Emha Ainun Nadjib Budayawan menjadi Saksi Ahli MKRI memberikan keterangan saat pengujian UU No 1 Tahun 1965 tentang Penyalahgunaan dan/ atau penodaan agama di MK Jakarta, Jum’at (12/3).
Senin Depan, Sidang In Absentia
AGUNG RAHMADIANSYAH/Radar Surabaya
Cak Nun: UU PNPS Tidak Saleh JAKARTA - Budayawan Emha Ainun Najib menilai UU Nomor 1/ PNPS/1965 tentang penodaan dan atau penistaan agama belum bisa dikatakan aturan perundangan
Bambang seraya tersenyum. Termasuk, penangkapan teroris di Solo dan beberapa orang yang lain di Jawa Barat. Secara terpisah, sumber Jawa Pos di lapangan menjelaskan Encang dan temannya Sudarma alias Hanzolah berusaha melarikan diri sembari melepaskan tembakan pada aparat. “Dia berusaha menembak tiga kali, selain itu ada senjata AK 47 dan M-16,” katanya saat dihubu-
yang saleh. Ini karena masih ada dampak negatif akibat pemberlakuan aturan yang diterbitkan di akhir era Orde Lama itu. “Pasal yang saleh adalah ketika
pihak yang disakiti sangat minimal, mudaratnya paling kecil. Uji materi membuktikan UU itu belum saleh, karena ada yang merasa ke hal 19 kol 4
JAKARTA - Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) memberikan ancaman pidana hukuman mati dalam dakwaan dua mantan pemilik Bank Century Hesham Al Waraq dan Rafat Ali Rizki. Dua warganegara asing itu dinilai melakukan tindak pidana korupsi pada saat negara dilanda krisis global. Hal itu diungkapkan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy di Kejagung, kemarin (12/3). “Perbuatan Hesham dan Rafat dijerat pasal 2 ayat 1 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pasal tersebut,
DOK.RATEG
Robert Tantular
terdakwa diancam hukuman mati, karena tindakan keduanya dilaksanakan dalam keadaan negara sedang krisis global,” ungkap Marwan. Namun, Kejagung, lanjut Marke hal 19 kol 1
Nok Slentik Penembak Boas Ditembak Mati * Darah dibayar darah rupane! Hesham-Rafat Terancam Hukuman Mati * Kiye korupsi dibayar nyawa?
CMYK