Radar Tegal 2 Juni 2010

Page 23

KABUPATEN TEGAL

8

RABU 2 JUNI 2010

RADAR TEGAL

Daging Impor Diduga Marak Beredar SLAWI - Meski belum ada kepastian tentang beredarnya daging impor di Kabupaten Tegal, namun beberapa pihak menduga kalau selama ini sudah ada daging impor yang dijual di pasar. Bahkan saat ini di Pasar Trayeman, Slawi sudah ada pedagang yang menjual daging tersebut. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKS Musthofa kepada Radar Selasa (1/6) kemarin menga-

ADIWERNA

takan saat ini diduga telah ada penjualan daging impor di salah satu pasar tra disional. “Kami memang sebelumnya mendapatkan laporan dari masyarakat kalau saat ini sudah mulai beredar daging impor di wilayah Slawi, namun ini masih dugaan karena kami memang belum mengecek langsung di lapangan,” tukasnya. Musthofa mengaku, dari informasi yang ada daging

impor tersebut dijual pedagang Pasar Trayeman sekitar pukul 05.00 sampai 06.00 WIB. Jumlahnya yang masih relatif sedikit, membuat proses penjualan berlangsung singkat. Meski belum berdampak luas, namun keberadaannya bisa mengganggu produk daging lokal. “Yang jelas kalau hal ini tidak dilakukan antisipasi, ke depan bisa mengacam ekonomi produk daging lokal, meski se-

karang keberadaannya masih relatif sedikit,” tambahnya. Ia mengaku, seperti produkproduk lainnya, daging impor akan sangat mengganggu harga pasar produk daging lokal. Harganya yang lebih murah dibandingkan dengan daging lokal, mebuat masyarakat akan beralih untuk mengkonsumsi daging impor. Untuk itu, pihaknya meminta kepada dinas terkait untuk bisa memantau langsung ke pasar-

pasar, terutama Pasar Trayeman yang diduga sudah mulai ada pedagang yang menjual daging impor. Ini peting dilakukan untuk melihat sejauh mana, kelayakan daging tersebut. “Dinas terkait perlu melakukan pemantauan lapangan secara langsung, pasalnya keberadaan daging impor tersebut memang belum diketahui kelayakannya kalau di konsumsi,” pintanya. (cw3)

Hasil Tangkap Teri Nasi Menigkat

AGUS/RADAR SLAWI

PILIH KASET – Seorang pembeli kaset bekas tengah memilih lagu yang diinginkan.

Penjual Kaset Pita Mulai Tergeser DI era digital, sejumlah penjual kaset pita mulai tergeser. Namun di sejumlah lingkungan pasar tradisionaldi Kabupaten Tegal masih nampak beberapa pedagang kaset pita yang masih bertahan. Seperti di Banjaran Adiwerna, sejumlah pedagang barang bekas termasuk beberapa gerobak masih menyediakan sejumlah kaset pita. Kendati demikian, memang kaset yang dihadirkan bukan lagu-lagu sekarang. Sebab, penyediaan stok yang mereka jual merupakan lagulagi klasik maupun tembang kenangan yang kini masih digemari masyarakat. “Kalau kami menjual kaset pita lagu sekarang, jelas tidak laku mas. Sebab selain harga kaset pita yang baru mencapai Rp 40 ribu, kebutuhan kami untuk menyetok juga tidak ada modal. Belum lagi lakunya barang belum tentu digemari oleh konsumen,” kata Dibyo (43) pedagang kaset bekas. Sembari menunggu pembeli, bapak tiga anak itu juga mengaku kaset yang disediakan yakni lagu-lagu kenangan, keroncong, maupun tembang klasik. Sebab, sasaran dari usahanya yakni masyarakat ke bawah. “Kaset pita yang kami jual juga sangat murah. Sebagian kaset pita yang kami jual juga merupakan barang second. Makanya dengan merogoh kocek Rp 3500 sampai dengan Rp 5 ribu, hampr tiap hari alhamdulillah bisa menjual kaset pita,’’ jelasnya. Hal serupa juga dikatakan oleh pedagang lainnya Saenah. Dia menambahkan, kejayaan pedagang pita kaset kini hamper punah. Sebab, kini masyarakat hamper semuanya memiliki perangkat VCD/ DVD. “Meski keberadaanya hampir punah, namun ada kelebihan pada penggunaan pita kaset. Sebab, selain bisa awet, kaset pita juga memiliki daya tahan yang lumayan tidak seperti VCD terlebih barang itu bajakan,” jelasnya. Ditambahkan, lagu-lagu yang disediakan diantaranya lagu album milik Broeri, Pambers, maupun lagu-lagu keroncong yang hingga kini masih banyak diburu oleh masyarakat pedesaan. (gus)

AGUS/RADAR SLAWI

MULAI RAMAI – Menjelang sedekah laut di Munjung Agung, diramaikan dengan pasar malam.

Pasar Malam Ramaikan Suasana Jelang Sedekah Laut KRAMAT - Menjelang sedekah laut atau larung saji masyarakat nelayan di Kramat, kini disuguhkan dengan acara pasar malam berikut undar yang menjadi hiburan lingkungan pesisir. Pasar malam yang digelar di lingkungan Pelabuhan Munjung Agung Kramat ini berakhir saat larung saji mulai dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk ucap doa dan diberikan keselamatan saat mencari ikan di laut. “Pasar malam ini sudah berjalan sepekan ini. Ya, ini adalah acara rutin tiap tahun yang dilakukan para nelayan. Sedangkan pasar malam ini sebagai bentuk untuk menghibur masyarakat nelayan,” kata

tokoh nelayan Munjung Agung Kramat Warnadi. Mantan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) kabupaten Tegal ini juga menambahkan, untuk puncak dari sedekah laut ini yakni pada 3 Juni besok. Yakni dengan dilakukannya larung sesaji atau melakukan kegiatan dengan menggeburkan kepala kerbau dan diberi doa. Selanjutnya kepada kerbau tersebut dibuang di tengah laut, termasuk di antaranya sejumlah kapal-kapal nelayan ikut dihias. “Sedekah laut ini dilakukan sebagai bentuk ucap terima kasih para nelayan kepada Sang pencipta yang selama ini telah memberikan keberkahan rejeki. Adat seperti ini dilakukan agar memohon dan meminta keselamatan

saat para nelayan tengah beraktifitas mencari ikan di laut. Sebab kini cuaca yang buruk membuat has i l t a n g k a p a n i k a n s a n g a t minim. Termasuk bahaya nelayan sendiri saat kondisi seperti ini jelas sangat menantang maut,” ucapnya. Karenanya, dengan terus memanjatkan doa dan memuji syukur diharapkan doa yang dilakukan oleh nelayan termasuk keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar bisa menjadikan kembali rejeki yang melimpah. Sementara pantauan Radar di lapangan selain menghadirkan pasar malam, di lingkungan menuju Pelabuhan Kramat, juga nampak sejumlah undar yang sengaja dihadirkan untuk bisa menghibur lingkungan sekitar. (gus)

SLAWI - Sejak Januari sampai dengan April, jumlah tangkapan nelayan terhadap jenis teri nasi terus meningkat. Dari data yang ada di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tegal pada Januari menunjukan sebanyak 476 Kg, sedangkan pada bulan Februari meningkat sekitar 2.695 Kg, sementara pada bulan Maret mencapai 7.682 Kg, dan untuk bulan April hasil tangkapan mencapai 11.564 Kg dengan nilai lelang sebesar Rp 237.062.000. Kepala Bidang Bina Program, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Dra Endang Susilowati didampingi Staf Bina Program, Haryono saat ditemui di ruang kerjanya Selasa (1/6) kemarin mengaku sejak lima bulan ini kecenderungan hasil tangkapan jenis teri nasi terus meningkat. Peningkatan tersebut, tambahnya, lebih dipengaruhi oleh cuaca yang mulai membaik. Selama ini, para nelayan di sekitar TPI Larangan dan TPI Suradadi memang lebih banyak mencari jenis ikan teri nasi. Namun dari jumlah hasil tangkapan tersebut, lebih di dominasi dari TPI Larangan. “Meski nelayan di sekitar TPI Suradadi juga ada yang mencari jenis ikan teri nasi, namun kalau dilihat persentasi, TPI Larangan lebih banyak menghasilkan jenis ikan tersebut,” terangnya. Hasil tangkap ikan jenis teri nasi, selain di pasarkan di pasar lokal, sebagian juga di ekspor ke berberapa negara melalui pengepul. Selama ini, tambahnya, permintaan teri nasi di pasar internasional memang masih terus berlangsung, namun hal ini tentunya melihat hasil tangkapan yang ada. Endang mengaku, untuk TPI Larangan, saat ini kurang lebih ada 116 kapal spesialis penangkap ikan jenis teri nasi, sementara di TPI Suradadi hanya ada 70 kapal. Melihat cuaca yang terus membaik, saat ini sebagian besar kapal yang ada di dua TPI tersebut mulai melaut. Sementara, Haryono menambahkan, kalau dilihat setiap tahunnya, hasil tangkapan jenis ikan teri nasi mengalami penurunan. Pada tahun 2009 sendiri, jumlah tangkapan berkisar 61.987 kilogram dengan nilai lelang sebesar Rp 1.251.239.000. Penurunan tersebut, tambahnya lebih disebabkan oleh faktor alam, baik cuaca, jumlah populasi. Bahkan tidak hanya itu, biaya operasional yang semakin mahal juga ikut menyumbang semakin berkurangnya hasil tangkapan ikan teri nasi tiap tahunnya. (cw3)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.