2 minute read

Wilayah Perairan Bantu Kendala Nelayan

mengecek wilayah perairan Kecamatan Gresik Kota. Di sana banyak kapal-kapal besar industri lalu lalang. Ditambah lagi aktivitas nelayan pesisir. “Patroli ini kita lakukan setiap hari,” tandas mantan Kasatpolairud Polres Pasuruan itu.

lokal. Yang kita terjemahkan dalam peraturan daerah. Baca peraturan daerahnya dan terapkan sebaik mungkin,” lanjut wakil rakyat dari dapil IV (Wringinanom-Driyorejo) itu. Menurutnya, persoalan tenaga kerja ini sudah dikhawatirkan sejak masa bupati Robbach Masum. “Sebenarnya sejak dulu banyak investor yang ingin tanam modal di Gresik. Tapi Kiai Robbach waktu itu khawatir, orang Manyar itu kerjanya di tambak, kalau tidak ada jaminan orang Manyar bekerja jangan melepas (lahan tambak untuk industri, red). Itu pesan Kiai Robbach dulu, dan sekarang terjadi,” tukasnya. Sebagai salah satu solusi, pihaknya meminta perusahaan-perusahaan untuk mengakomodir tenaga kerja lokal. Sebagaimana pelaksanaan perda dengan sebaik-baiknya. “Kami juga meminta dinas terkait untuk berkoordinasi, melakukan telaah, untuk mencari rekomendasi terkait maraknya demo. Tidak hanya data, namun juga tindak lanjut atas tuntutan-tuntutan,” pungkas Qodir. (adv/and/har/epe)

Advertisement

Akan tetapi, luasnya wilayah perairan juga rentan terhadap potensi gangguan kamtibmas air. Bayangkan saja, bentang pantai Gresik mencapai 69 km. Belum lagi di wilayah Pulau Bawean mencapai 54 km. “9 kecamatan atau setengah dari total kecamatan di Gresik memiliki garis pantai dan wilayah perairan. Luas banget,” bebernya. Poerlaksono menjelaskan, potensi gangguan bisa sewaktu-waktu muncul.

Baik dari faktor alam, illegal fishing maupun ancaman penyelundupan barang terlarang, hingga gesekan nelayan dengan kapal-kapal besar. “Oleh karenanya, setiap hari kami intens menerjunkan anggota untuk patroli sisir laut,” tandasnya. Satpolairud Gresik sendiri hanya memiliki 4 armada perahu untuk berpatroli. Serta 12 personel yang memiliki keahlian dalam melakukan patroli laut. Mereka dikerahkan untuk memastikan kawasan perairan selalu aman, tertib dan terkendali. Tidak jarang bertarung dengan ganasnya ombak. Seperti patroli laut yang dilakukan kemarin. AKP

Poerlaksono memimpin langsung anggotanya

Tidak hanya mengantisipasi gangguan, patroli juga untuk membantu nelayan atau kapal yang mengalami kendala. Seperti kehabisan bahan bakar atau mengalami kerusakan mesin. “Tadi ada perahu nelayan asal Kelurahan Kemuteran yang kehabisan solar di tengah laut. Ya kita bantu isi, minimal agar bisa

Nyonya HAMIMAH/Hajjah SOFIA; SHM No. 115,

Lt. 52 m2, a.n. CHODDIN/Haji ABDUL ROCHMAN dan SHM No. 49, Lt. 240 m2, a.n. Nyonya HAMIMAH/HAJJAH SOFIA, semuanya terletak di Jl. Kedungturi No.

1, Ds/Kel. Taman, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo. (Nilai Limit Rp. 1.841.500.000,- / Jaminan Rp. 460.000.000,-)

2. 3 (tiga) Bidang tanah berikut bangunan yang dijual dalam satu paket terdiri dari :

SHM No. 999, Lt. 105 m2, a.n. CHODDIN Haji ABDUL ROCHMAN; SHM No. 976,

Lt. 303 m2, a.n. Haji CHODDIN ABDUL ROCHMAN dan SHM No. 660, Lt. 593 m2, kembali daratan,” tukasnya. Meski memiliki keterbatasan personel dan armada, tidak lantas menjadi pengahalang untuk menjelankan tugas. Malah menjadi motivasi tersendiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai nelayan. “Rutin menggelar sosialisasi keselamatan dalam berbagai kegiatan,” jelas Poerlaksono. Aktivitas yang dimaksud tentu bukan hanya imbauan kamtibmas saja. Namun, dia bersama jajarannya ikut terlibat aktif membantu masyarakat di perairan. Mulai dari menjaring ikan, memanen kerang, hingga menggalakkan aksi menanam mangrove demi kelestarian biota laut. “Lebih efektif jika membaur langsung. Pesannya akan lebih mengena,” ucapnya. Pengalaman sejak 1996 di Polairud dijadikan Poerlaksono sebagai pelecut dalam menjalankan tugas. Utamanya untuk merawat kepekaan sosial yang tinggi. Saking sibuknya memastikan keamanan perairah, Poerlaksono mangaku tidak pernah sempat mengantarkan anaknya berangkat sekolah. Tak terasa sekarang sudah sarjana. (and/har/epe)