masih ada 5 juta lebih balita lainnya yang mengalami status gizi kurang (Samhadi dalam Nitta, 2007). Selain gizi buruk dan gizi kurang, yang perlu pula mendapat perhatian adalah tingginya prevalensi berat badan lahir rendah pada bayi yaitu 7 – 14%, yang pada umumnya dipengaruhi oleh gangguan nutrisi pada ibu. Antara 12 sampai 22% wanita berumur 15 – 49 tahun mengalami deficiency energi yang kronik dan 40% dari wanita hamil mengalami anemia (Atmarita, 2005). Sistem pembiayaan yang kini berjalanpun masih bersifat diskriminatif terhadap golongan masyarakat miskin. Terjadi diskriminasi pelayanan rumah sakit bagi rakyat miskin. Meski pemerintah, melalui Depkes dan PT. Askes telah mengeluarkan program-program semacam Askeskin, Gakin, dan sejenisnya, namun dampaknya terhadap rakyat miskin masih kurang siginifikan. Kotak 1 memberikan ilustrasi sederet kasus memilukan di dunia kesehatan yang terkuak oleh media. Sistem pembiayaan yang adapun tidak mampu meringankan beban biaya obat-obatan yang harus ditanggung masyarakat. Harga obatobatan di Indonesia masih sangat tinggi. Secara umum, harga obatobatan di Indonesia lebih tinggi daripada harga internasional, bahkan termasuk yang tertinggi di Asia. Harga obat-obatan di Indonesia kurang lebih tiga kali lipat harga di Cina dan India. Tingginya harga ini menyebabkan pengeluaran rakyat untuk obat-obatan mencapai 40% dari total biaya perawatan kesehatan.
2.2. Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan di Indonesia 2.2.1 Jaminan Konstitusi atas Hak Kesehatan Warga Negara Jaminan negara terhadap pelayanan kesehatan untuk peningkatan derajat dan kualitas kesehatan warga negara, secara subtantif dan normatif sudah ditegaskan dan dituangkan dalam kerangka hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Konstitusi Nasional Negara Republik Indonesia. Jaminan konstitusi/hukum nasional dapat dilacak dan dijelaskan sebagaimana tertera dalam Tabel 2.2.
11