Perlu diketahui, TANAH CALON TPA Citatah Bukanlah Tanah Milik Warga Setempat, melainkan tanah hak milik pribadi orang luar Kabupaten Bandung yang dijual kepada Pemkot Bandung. 9. Selasa, 17 Januari 2006; Harian Galamedia melaporkan bahwa Mentri Negara Lingkungan Hidup menolak untuk mengeluarkan surat rekomendasi darurat sampah seperti yang diminta Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi dan Pemkab Bandung. Persoalan sampah yang terjadi di Kota Bandung dan Kota Cimahi juga seharusnya telah dapat diprediksi dan dicarikan jalan keluarnya pada waktu lalu. Selama belum ada kajian lingkungan, pembangunan tidak bisa dilaksanakan. Berarti perijinan yang telah dikeluarkan oleh Pemkab Bandung yang berkaitan dengan TPA Citatah harus batal demi hukum. Jumlah warga masyarakat seputar Citatah yang menolak rencana pembuangan sampah dari kota Bandung dan kota Cimahi ke wilayah kecamatan Cipatat kabupaten Bandung seluas 50 ha s/d 90 ha, yang sudah terkumpul hingga saat ini berjumlah lebih dari 1.500 orang, yang berasal dari warga Desa Citatah, Desa Gunungmasigit, Desa Cipatat, Desa Ciptaharja, Desa Rajamandala Kulon, Desa Mandalawangi dan Desa Mandalasari. Dasar dari penolakan mereka (warga) atas rencana TPA, seperti apa yang dikatakan Yudi (Penasehat Forum) bahwa rencana Pembangunan TPA CITATAH bukanlah isu lokal Desa Citatah, namun isu wilayah, karena yang akan berpotensi terkena dampak negatif, langsung maupun tidak langsung, adalah wilayah yang membentang mulai dari Padalarang, Ciburuy, Gunungmasigit, dan Citatah di sebelah Timur, hingga ke sebelah Barat, yaitu Cipatat, Ciptaharja, Kertamukti, Rajamandala, Mandalawangi, Mandalasari, Sarimukti hingga ke sungai Citarum. Namun Muspika Cipatat dan Pemerintah Desa Citatah bersama PT. BRIL hanya melaksanakan sosialisasi mengenai manfaat pembangunan pabrik pengolah sampah hanya kepada masyarakat Desa Citatah dan sebagian warga di Kecamatan Cipatat. Pencemaran Air Calon Lokasi TPA Citatah berada pada ketinggian ± 400 m dpl (dari permukaan laut), keadaan topogarfinya menurun ke arah Utara dan Barat, sedangkan pemukiman warga, kebun, ladang dan sawah di sebalah Utara dan Barat berada pada ketinggian yang lebih rendah hingga ± 300 m dpl. Akibatnya, rembesan berbagai macam limbah akan masuk kedalam saluran irigasi yang menuju ke Cipatat, Nyomplong, Citapen, Rajamandala, Mandalasari dan Mandalawangi hingga ke Sungai Ciatrum; sebagian lagi akan merembes ke Sungai Cimeta di sebelah Utara hingga ke Sungai Citarum. Akibatnya, kebun, ladang dan sawah akan serta kualitas air sumur akan tercemar rembesan berbagai macam limbah sampah yang meresap ke dalam tanah. Yang lebih parah lagi, rembesan berbagai macam limbah akan mencemari sumber air dan sumur warga yang berada di sekitar Cimerang dan yang berada di sebelah bawah tercemar rembesan berbagai macam limbah sampah yang meresap ke dalam tanah.
C. DAMPAK NEGATIF YANG AKAN TIMBUL AKIBAT PENGANGKUTAN SAMPAH x
Gangguan terhadap Kenyamanan Berkendara dan Pencemaran Udara Volume sampah Kota Bandung adalah ± 7.500 m3/hari dan sampah Kota Cimahi adalah ± 1.200 m3/hari. Bila kapasitas angkut truk sampah rata-rata 10 m3/truk, maka dibutuhkan 870 rit/hari untuk mengangkut sampah ke TPA Citatah melalui jalur Bandung-Cimahi-Padalarang-CiburuyGunungmasigit-Citatah. Maka warga masyarakat yang setiap hari melalui rute tersebut, baik dari Timur maupun dari Barat, akan senantiasa menghirup bau sampah dan menghirup berbagai macam sumber penyakit, dalam situasi lalu lintas yang lebih macet, sehingga menimbulkan ketidak-nyamanan dalam berkendara. Suara Korban Kerusakan Lingkungan di Cekungan Bandung; SULITNYA MERAIH KEADILAN
61