Indonesiana Vol.13 Kilau Budaya Indonesia

Page 1

13 VOLUME

2022

Sepantasnya WAYANG Berkisah Nada-Nada Hidup Gamelan Harmoni Pujananting lewat Alunan Genrang Riwakkang ISSN 2406-8063

Mi Aceh Bukan Sekadar Nutrisi Ragawi 9

772406

806005


T PAN

I

2 INDONESIANA VOL. 13, 2022

UN


PENGANTAR

RESTU GUNAWAN Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan

Kata Pengantar Puji syukur, Alhamdullilah, Majalah

tentang Warisan Budaya Takbenda yang

mengajak seluruh pihak untuk

Indonesiana Volume 13 bisa hadir

kita miliki seperti Wayang, Gamelan,

memikirkan sebuah strategi yang dapat

sebagai bacaan pertama dari Direktorat

Angklung dan Tiga Genre Tari Bali yang

menciptakan perubahan gaya hidup

Jenderal Kebudayaan di tahun 2022.

menjadi bintang utama di volume kali ini.

guna menyelesaikan persoalan dalam

Memasuki era Normal Baru, tim redaksi

Pandemi yang masih terjadi hingga saat

aspek kehidupan. Belum terkupasnya

Majalah Indonesiana terus berusaha

ini membuat kita semakin belajar untuk

seluruh budaya yang dimiliki Indonesia

untuk menyajikan bacaan berkualitas

mencintai alam semesta seperti yang

melalui 13 volume majalah yang telah

tentang budaya dari berbagai penjuru

telah dilakukan generasi nenek moyang

terbit menjadi bukti bahwa masih banyak

Indonesia. Hal ini tentunya tidak lepas

kita lewat warisan budaya dan kearifan

sekali kekayaan budaya kita yang masih

dari apresiasi dari masyarakat terhadap

lokal yang dimiliki. Munculnya keinginan

“tersembunyi”. Presidensi G20 membuka

majalah Indonesiana. Tahun ini Indonesia

tersebut diharapkan dapat mencapai

harapan kita untuk dapat menemukan

secara resmi memegang Presidensi

tujuan utama dari rangkaian kegiatan

sebuah peta jalan kebudayaan yang akan

G20 selama setahun penuh sejak 1

kebudayaan yang secara aktif melibatkan

menginisiasi berdirinya sebuah global

Desember 2021. Hal ini tentu menjadi

penggerak budaya Indonesia serta

fund bagi para seniman dan pekerja

sejarah yang baik dan membanggakan,

negara-negara G20 menuju Ministerial

budaya.

mengingat kita merupakan negara

Meeting on Culture, yakni mewujudkan

berkembang pertama yang menjadi

hidup yang berkelanjutan dengan

Semoga Indonesiana menjadi inspirasi

tuan rumah G20. Mengusung tema

kembali ke akar budaya. Sejumlah

bagi setiap pembaca, terutama

“Recover Together, Recover Stronger”

kegiatan kebudayaan termasuk ruwatan

masyarakat Indonesia, untuk terus

Indonesia mengajak seluruh dunia untuk

massal yang akan dilakukan tahun ini

berkontribusi dalam memajukan

bersama mencapai pemulihan yang

telah direncanakan secara matang guna

kebudayaan, mengapresiasi karya serta

lebih kuat dan berkelanjutan. Sejalan

menemukan cara hidup berkelanjutan

turut melestarikannya di manapun dan

dengan hal tersebut, kebudayaan pun

pascapandemi melalui kebudayaan.

kapanpun.

turut mengambil peranan penting bagi

Keterlibatan para seniman dan

pemulihan Indonesia yang saat ini berada

masyarakat Indonesia secara umum

Recover together, recover stronger.

di era Normal Baru. Hal ini juga turut

diharapkan dapat menjadi langkah awal

Salam budaya!

membuka peluang bagi masyarakat

untuk menuju kehidupan lebih baik

Indonesia terutama pelaku kebudayaan

yang berkelanjutan di masa mendatang.

untuk menyebarluaskan informasi

Tahun ini kita dengan percaya diri

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 1


13 VOLUME

2022

Pengarah Hilmar Farid Penanggung Jawab Restu Gunawan Koordinator Umum Yayuk Sri Budi Rahayu Pemimpin Redaksi Susi Ivvaty Redaktur Pelaksana Sinatriyo Danuhadiningrat Redaktur Konten Alfian Siagian Redaktur Bahasa Martin Suryajaya

Salam Redaksi “Recover Together Recover Stronger” atau Pulih Bersama Pulih Lebih Kuat yang menjadi tema Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2022, terasa sesuai dengan situasi dunia yang belum benar-benar lepas dari pandemi Covid-19. Satu degup dengan tema presidensi G20, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menghelat serangkaian kegiatan menuju pertemuan menteri-menteri bidang kebudayaan dari 20 negara anggota G20 yang menurut rencana diselengarakan di Borobudur pada 12-13 September 2022. Salah satu tujuan pertemuan menteri-menteri kebudayaan tersebut adalah

Redaktur Foto Syefri Luwis

menyajikan praktik-praktik baik gaya hidup berkelanjutan yang terinspirasi dari

Sekretaris Jessika Nadya Ogesveltry

tema dan topik artikel-artikel dalam majalah Indonesiana Volume 13 yang akan

Desain dan Tata Letak Zulkarnaen Penyelaras Bahasa Prima Ardiani Purnawan Andra Penerjemah Donty Widagdo Kontributor Renny Amelia Susanti Prita Wikantyasning Anggoro Cahyadi Thamrin Junaidi Nadapdap Administrasi Ahmad Zunita E. Christisia Melati Putri Soraya Aidid Distribusi Rachmat Gunawan Bayu Hardian Yudhi Wisnu Aryandi

potensi budaya setempat. Semangat presidensi G20 tersebut senapas dengan dilanjutkan di volume 14 dan volume 15. Topik utama di tahun 2022 membahas 12 warisan budaya takbenda Indonesia yang telah tercatat di UNESCO, yang dijabarkan ke dalam tiga kali terbitan. Kita ingin menengok kembali bagaimana peran dan kelanjutan WBTb tersebut sejak ditetapkan hingga saat ini. Apakah WBTb tersebut terus berdenyut, atau berkembang luas dan menebarkan manfaat, atau justru mati suri? Indonesiana Volume 13 membahas mengenai wayang (diinskripsi di UNESCO tahun 2008), angklung (2010), tiga genre tari Bali (2015), dan gamelan (2021). Kita tahu bahwa terdapat tiga kategori usulan WBTb UNESCO, meliputi list of intangible cultural heritage in need of urgent safeguard (daftar yang membutuhkan perlindungan mendesak); representative list of the intangible cultural heritage of humanity (daftar perwakilan) karena masih hidup dan berkembang, serta register of good safeguarding practices (langkah perlindungan terbaik). WBTb-WBTb tersebut memiliki nilai menonjol sebagai karya agung kejeniusan dan kreativitas manusia. WBTb merupakan bukti luas mengenai akar-akar dalam tradisi atau sejarah budaya dari komunitas terkait. WBTb juga dapat menjadi sebuah cara untuk memastikan identitas kultural dari komunitas budaya terkait, termasuk bukti keunggulan dalam aplikasi keterampilan serta kualitas teknis.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Gedung E. Lt. 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 4-5 Senayan, Jakarta 10270 (021) 5725534

Topik-topik pemajuan kebudayaan –seperti biasa—cukup beragam dan menggairahkan untuk dibaca. Rubrik wastra, misalnya, menyuguhkan songket Minangkabau yang anggun, kaya motif dan makna, serta menjadi aset budaya dari generasi ke generasi. Masih lekat dalam ingatan, songket Malaysia pada Desember 2021 telah diinskripsi sebagai WBTb di UNESCO dan memantik

(021) 5725534

beragam komentar masyarakat Indonesia yang memandang songket Indonesia

indonesiana.diversity@gmail.com

juga sangat layak menjadi warisan takbenda dunia.

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id

Majalah Indonesiana bertujuan untuk promosi budaya Indonesia, dan tidak diperjualbelikan. Komentar atas artikel, foto dan lain-lain ditujukan kepada: indonesiana.diversity@gmail.com

Sampul depan: Warna-warni Belitung Timur Tim Indonesiana Belitung Timur Sampul belakang : Bola penghasil wastra Heru Joni Putra

II

Semuanya mengarah pada upaya kehidupan yang berkelanjutan.

22 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13 13,2022 2022

Masih banyak rubrik menarik yang patut disimak di majalah yang ada di hadapan Anda ini, termasuk topik-topik informatif mengenai langkah menuju G20, pesona jalur rempah Belitung Timur, dan ritual di suku Dayak Deah. Mari, jangan sampai tidak menyimak Indonesiana Vol 13.

Pemimpin Redaksi


SAMBUTAN

HILMAR FARID Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

Sambutan

Direktur Jenderal Kebudayaan S

umberdaya budaya adalah produk

masyarakat Baduy dapat kita temukan

Pandemi menghadirkan peluang untuk

interaksi manusia dengan sesama

dalam angklung. Tidak sekadar alat

menggali kembali kearifan lokal yang

dan lingkungan alam sekitar. Selama

musik, angklung merupakan bagian

membuat kita bertahan sebagai warga

bergenerasi manusia menghasilkan

penting dari kehidupan masyarakat

negeri kepulauan ini selama ribuan

pengetahuan dan artefak, serta

Baduy, yakni dalam ritual mengawali

tahun. Kembali kita menoleh pada

membangun pranata untuk mengelola

musim tanam dan membangunkan

praktik sosial vernakular yang terbukti

hubungan di antara mereka dalam kaitan

Nyi Pohaci sang dewi padi yang

menghasilkan tata hidup berkelanjutan.

dengan alam. Semua itu membentuk

dilangsungkan semalam suntuk. Ini

Lewat penggalian kembali itulah kita

sebuah tradisi hidup yang perwujudan

memperlihatkan kelindan erat antara

temukan jalan untuk mencipta kehidupan

lahiriahnya dapat kita temukan dalam

ekspresi budaya dan daur hidup

yang berkelanjutan: pemberdayaan

aneka ekspresi budaya hari ini.

masyarakat yang mengakar pada alam

kearifan lokal sebagai pendekatan

sekitar. Selama angklung berbunyi

terpadu dari bawah untuk menjamin

selama itulah budaya dijunjung di atas

pemenuhan kebutuhan paling pokok

alam yang masih subur. Bunyi angklung,

manusia, sandang, pangan, papan.

dengan demikian, menandai ketahanan

Putar haluan dari segala cara hidup

budaya masyarakat dalam menjalankan

lama yang tidak berkelanjutan, temukan

kehidupan yang selaras dengan alam.

arus kebudayaan dari bawah yang akan

Seni pertunjukan angklung menyatu

melontarkan kita ke masa depan, maju

dengan keseluruhan tatanan hidup yang

ke cara hidup baru yang berkelanjutan—

berkelanjutan.

itulah peluang yang dihadirkan oleh

Dalam konteks pandemi, salah satu ilustrasi paling terang dari daya lenting dan daya tahan kebudayaan adalah masyarakat Baduy di Jawa Barat. Setahun pandemi berjalan, tidak ada satu pun korban Covid-19 di masyarakat Baduy karena ikatan sosial yang kuat dan disiplin. Sangat kontras dengan masyarakat urban Indonesia

pandemi.

yang sudah kehilangan kohesi sosial.

Bukan hanya masyarakat Baduy,

Pengetahuan lokal tentang kesehatan

setiap kawasan di Indonesia memiliki

Untuk itu, saya menyambut baik

terutama tumbuhan obat sangat relevan

sumberdaya budayanya sendiri, aneka

penerbitan Majalah Indonesiana Volume

juga. Masyarakat Baduy hidup dengan

cara untuk menyelenggarakan kehidupan

13 yang mengangkat kekayaan warisan

warisan pengetahuan lokal yang dapat

bersama yang merupakan hasil adaptasi

budaya bangsa yang berkaitan dengan

menunjang daya tahan tubuh secara

dengan lingkungan sekitar. Wayang,

cita-cita kehidupan yang berkelanjutan.

holistik, berbeda dengan masyarakat

gamelan, tarian, khazanah wastra dan

Semoga lewat bacaan ini, kita semua

urban yang telah kehilangan ingatan atas

kuliner adalah sebagian dari contoh-

dapat memetik inspirasi untuk

aneka ramuan tradisional, terpapar terus-

contoh potensi budaya yang kita miliki

memberdayakan aneka sumberdaya

menerus pada polusi dan lingkungan

bersama sebagai bangsa. Sumberdaya

budaya kita dan menjawab tantangan

kerja yang penuh dengan stres.

budaya semacam ini semakin penting

hidup modern.

Perwujudan lahiriah dari daya lenting dan daya tahan kebudayaan dalam

ketika kita berhadapan dengan pandemi yang tak kunjung berakhir ini.

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 3


DA F TA R I S I SAMBUTAN 1

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan

2

Redaksi

3

Direktur Jenderal Kebudayaan

TOPIK UTAMA 6

Sepantasnya Wayang Berkisah

12

Nada - Nada Hidup Gamelan

16

Sanghyang dari Banjar Jangu

20

Angklung Musik Tradisi untuk Normal Baru

JALUR REMPAH 28

KABAR BUDAYA 32

Ketika Puak Dayak Deah Bersukacita

36

Bangga Produk Alam dan Budaya Sendiri

KOMIK 40

I

Jalan Menuju G20 Jalan Menuju Normal Baru

4 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Komik

INFO GRAFIS 42

KABAR BUDAYA 24

Jelajah Pesona Jalur Rempah Belitung Timur

Bramatabi Wayang Wong

WASTRA 44

Songket Minangkabau yang Limbung dan yang Kukuh


MUSEUM 50

Museum Sangiran Memori Tiga Evolusi

FILM DOKUMENTER 70

FIGUR

DESA 54

Harmoni Pujananting Lewat Alunan Genrang Riwakkang

74

KULINER 58

Mi Aceh Bukan Sekadar Nutrisi Ragawi

Kultur Sinema dan Pasar Film yang Majemuk

Wayang Orang Bharata Tetap Bernapas Meski Tersengal

GALERI FOTO 80

Subak Merajut Ikatan Manusia dengan Alam

PENGETAHUAN TRADISIONAL 62

Merapal Mantra Menanam Padi

SENI 66

Reyog Bulkiyo Memerangi Kelaliman

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 5


TOPIK UTAMA

Sepantasnya

WAYANG Berkisah S

ejarah wayang sebagai sebuah seni pertunjukan telah demikian panjang. Prasasti Balitung (907 M) yang memuat kalimat Galigi Mawayang membuktikan eksistensi pertunjukan wayang di masa itu. Berabad-abad kemudian, penetapan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO pada 7 November

2003 menegaskan keberadaan wayang sebagai salah satu puncak capaian kebudayaan, sebuah mahakarya warisan budaya lisan tak benda bangsa Indonesia. Untuk memeringati momen itu, pemerintah menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional merujuk Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional. Semakin melengkapi pamornya, wayang pun diinskripsi menjadi warisan budaya takbenda dunia UNESCO lewat sidang di Instanbul Turki pada 4-9 November 2008.

I

6 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Karya adi luhung bangsa – Danang Daniel

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 7


Bentuk pertunjukan wayang telah

merupakan peristiwa yang terkait erat

sebagian besar seniman menempatkan

mengalami transformasi berulang kali

dengan ritus-ritus sosial lambat laun

karyanya sebagai komoditas yang

seiring pertumbuhan dan perubahan

bergeser menjadi sebuah agenda

merujuk pada kebutuhan pasar. Seniman

masyarakat pendukungnya.

seremonial yang kehadiran bentuknya

butuh pendapatan untuk bertahan secara

Dari semula pertunjukan bayangan,

menjadi lebih penting daripada isinya.

ekonomi sehingga akan berusaha dengan

wayang

Masyarakat

makin akrab dengan

bermacam-macam cara agar tetap eksis

pertunjukan

dan diterima oleh masyarakat. Sebagian

tapi secara

menempuh proses panjang dengan tetap

makin berjarak

mempertimbangkan aspek etis–estetis,

kisahnya. Bahasa

tapi banyak pula yang menempuh jalan

berkembang

menjadi

pertunjukan

panggung

yang bisa

wayang

dari sudut

paradoks

ditonton manapun.

Dalang dan

para pendukung pertunjukan yang

pewayangan yang memiliki disiplinnya

pintas demi laku dan karyanya menjadi

semula berada di balik layar dalam

sendiri (berbeda dengan bahasa

sumber penghasilan.

perkembangannya telah pula menjadi

masyarakat sehari-hari­) bukanlah satu-

bagian utama dari pertunjukan itu

satunya penyebab.

sendiri.

Kemerosotan Dunia Pewayangan Keprihatinan terhadap kemandegan

Wayang berhadapan dengan masyarakat

dan bahkan kemerosotan dunia

Sudah barang tentu perubahan itu

yang tengah sibuk memperjuangkan

pewayangan telah sering disuarakan

tidak serta merta terjadi. Masyarakat

kemakmuran hidup. Dalam kondisi

sejak lama. Sekitar tahun 1972

Indonesia yang agraris perlahan bergerak

kemakmuran yang belum merata,

dalam “Seminar Kesenian”, Gendhon

menuju industri. Wayang yang semula

Akbar – Setditjen Kebudayaan

I

dengan

88 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022


Humardani menyatakan, “Pakeliran

Dalang sebagai figur sentral pewayangan

Makin banyak penonton wayang

sapunika saweg gawat kawontenanipun.”

dihadapkan pada situasi masyarakat

yang tidak lagi melihat dalang dan

(Seni pewayangan sekarang ini sedang

terkini yang cenderung individualis.

pewayangan sebagai sebuah kesatuan

dalam keadaan gawat). Tokoh-tokoh

Dalang tidak lagi dipandang sebagai

utuh melainkan lebih tertarik

panutan pedalangan dekade itu juga

seorang tokoh yang berperan secara

untuk menandai bagian-bagian

mengungkapkan pandangan

sosial melainkan lebih dilihat sebagai

pertunjukan yang disenangi

yang tidak jauh berbeda.

individu dengan bidang pekerjaan unik,

dan dipahami saja.

sebuah bidang yang tidak lazim dipilih

Mereka yang hanya

oleh kebanyakan orang. Eksistensinya

tertarik pada hiburan

lebih ditentukan oleh popularitas,

misalnya, akan mengejar

seberapa sering ditanggap, seberapa

informasi tentang siapa bintang

mahal tarifnya, seberapa luas daerah

tamu, baik pesinden maupun pelawak

cakupan pentasnya dan lain-lain. Hal

yang akan menyertai pertunjukan

ini menyebabkan dalang lebih banyak

seorang dalang yang sedang ingin

bekerja sendiri sebagaimana pekerja-

didatanginya.

Ki Darman Ganda Darsana pernah berujar, “Saiki wis angel golek dhalang, sing ana wong buruh mayang.” (Sekarang sulit menemukan dalang, adanya buruh yang memainkan wayang). Jelas bahwa perbedaan pandangan seperti itu bukanlah hal baru melainkan sebuah dialektika yang akan terus terjadi sepanjang waktu. Dialektika itu pula yang sesungguhnya menggiring

pekerja bidang lain meningkatkan derajad eksistensinya.

wayang untuk menemukan bentuk idealnya di setiap era.

I

VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 99


Kelompok ini akan pulang setelah

penggarapan unsur pertunjukannya

Situasi dunia pedalangan dewasa ini

adegan limbukan dan/atau gara-gara

pada sisi hiburan dengan tidak jarang

relatif sepi dari kritik karena masyarakat

karena bagian pertunjukan wayang yang

mengorbankan unsur lain yang juga

tidak lagi memiliki kepedulian yang

disenanginya sudah berakhir. Dalang

penting. Sebagai contoh, durasi adegan

cukup terhadap kualitas pertunjukan

ditinggalkan dan lalu meneruskan

limbukan dan gara-gara dibuat lebih

wayang. Ketidakterkaitan dalang dan

pertunjukannya bersama kelompok

panjang mengakibatkan penggarapan

masyarakat dalam interaksi sosial

penonton yang masih menyukai

cerita menjadi tidak maksimal. Lakon

membuat pewayangan cenderung

unsur lakon, meskipun jumlah mereka

atau cerita bukan lagi menjadi unsur

menjadi hak milik dalang. Kritik seringkali

umumnya tidak terlalu banyak.

utama dalam pertunjukan. Hal ini sudah

dimaknai sebagai kecemburuan atau

berlaku umum, meski tentu masih ada

ketidaksukaan terhadap dalang. Hal

sebagian dalang yang tidak berlaku

ini cukup menghambat kemajuan seni

demikian.

pewayangan dewasa ini.

Kenyataan bahwa masyarakat lebih tertarik kepada hiburan inilah yang kemudian turut memengaruhi sebagian besar dalang menitikberatkan

Bukan sekadar bayang imajinasi Danang Daniel

I

10 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 10


Harmoni kala temaram Danang Daniel

Menyesuaikan Diri

Kesadaran akan pentingnya pertunjukan

disikapi secara cerdas. Wayang dituntut

Perubahan di berbagai bidang yang

seni yang berkualitas dalam rangka

untuk tanggap dan berwawasan maju.

semakin cepat dan sulit diduga akibat

membangun kembali ruang-ruang

Pertunjukan wayang tidak boleh berhenti

dari kemajuan teknologi komunikasi

ekspresi berakar tradisi adalah hal

menjadi semacam artefak peninggalan

dewasa ini telah pula menimbulkan

mendesak yang semestinya segera

masa lalu. Menonton wayang bukanlah

dikotomi-dikotomi yang menuntut

diupayakan. Pertunjukan wayang wajib

mengunjungi museum.

wayang untuk menyesuaikan diri,

digarap sedemikian rupa hingga mampu

berkembang dan mempertahankan

menarik minat penonton dengan

fungsinya di tengah kehidupan

tetap bersetia pada ruang lingkup

masyarakat. Era digital adalah tantangan

khasnya. Bila problem komunikasi

terbaru dunia pewayangan.

dalam pertunjukan berhasil dipecahkan,

Masyarakat dimanjakan dengan berbagai tawaran dan pilihan. Dalam gejolak kehidupan yang serba mementingkan materi ini, wayang sesungguhnya memiliki ruang untuk memfungsikan dirinya dalam menawarkan pandangan dan nilai-nilai. Wayang dan pelaku

wayang berpotensi untuk menyentuh sisi kemanusiaan dengan cara meruang dan melakukan respon terhadap segala bentuk kemajuan, bukan saja terbatas pada kemasan tapi juga muatan-muatan gagasan yang disampaikan dalam pertunjukannya.

pewayangan adalah subyek. Fungsi

Tantangan jagad pewayangan tidak

wayang sebagai penyampai gagasan, baik

akan berhenti. Dunia digital yang sedang

moral maupun estetik adalah hal yang

berkembang dewasa ini menjadi sebuah

semestinya tidak ditawar lagi.

peluang sekaligus ancaman bila tidak

Sungguh celaka bila orang menonton wayang semata-mata karena ingin bernostalgia sementara isi dalam wayang sendiri sudah tidak sejalan dengan kehidupan zamannya. Bila benar wayang adalah warisan budaya lisan yang diakui dunia, sepatutnya wayang berkisah. Sepantasnya wayang turut merancang masa depan. (Nanang Henri Priyanto, dalang dan pendiri Komunitas Wayang Urban)

I

VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 11 11 VOL.


TOPIK UTAMA

Nada-Nada Hidup

C

laude Debussy, seorang komponis

keeksotisan musik gamelan. Para

gamelan. Penampilan gamelan di Paris

kondang abad ke-19 asal Perancis

sejarawan dan ahli musik banyak yang

yang disaksikan Debussy ini memang

menunjukkan kekagumannya

menuliskan bahwa karya-karya komposisi

bukan pertunjukan gamelan pertama

yang luar biasa terhadap keunikan

musik Claude Debussy selanjutnya sangat

di daratan Eropa. Kurang lebih satu

gamelan setelah ia melihat pertunjukan

terpengaruh dengan musik gamelan yang

dekade sebelumnya, yaitu pada tahun

Gamelan di Exposition Universelle Paris

ia dengarkan itu.

1879, para pemain gamelan dari Keraton

pada tahun 1889. Begitu kagumnya

I

Mangkunegaran, Jawa Tengah tampil

Debussy dengan gamelan sehingga

Debussy yang di kemudian hari

di The National Exhibition of Dutch and

secara agak hiperbolis, ia menyebut

menyebut gamelan sebagai Javanese

Colonial Industry in Arnhem, Belanda.

poliponi musik Palestrina (Giovanni

Rhapsodies itu benar-benar memperoleh

Artinya, sejak abad ke-18 hingga abad

Pierluigi da Palestrina) menjadi seperti

inspirasi besar dalam penciptaan karya-

ke-19, gamelan telah mengembara

“permainan anak-anak” di hadapan

karya musiknya melalui referensi dari

jauh keluar dari wilayah asal usulnya,

12 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Gamelan atau Karawitan ? Kehadiran gamelan yang dipandang sebagai pengaruh dari masuknya kebudayaan logam ke Nusantara

Pembentuk selaras nada -

sekaligus membuktikan bahwa

Danang Daniel

masyarakat Nusantara telah menguasai ilmu dan teknologi mengenai metalurgi sejak lama. Petunjuk dan catatan hanya datang melakukan kerja penelitian,

sejarah tentang keberadaan gamelan

bangsa-bangsa Eropa dan Amerika

di Nusantara masih terekam pada

pun pada kurun sejarah tertentu mulai

relief-relief candi di Jawa, antara lain

menggema hingga daratan Eropa yang

mendatangkan ahli dari Indonesia untuk

Candi Dieng (750 M), Candi Sari (750

saat itu revolusi industri telah dimulai.

memperkenalkan gamelan di negaranya.

M), Candi Borobudur (824 M) dan Candi

Sebagai contoh, Hardja Susilo yang mulai

Prambanan (850 M).

Sejak itu, banyak etnomusikolog dan

tahun 1960-an mengajarkan gamelan

peneliti Eropa dan Amerika melakukan

terhadap beberapa mahasiswa di

Informasi yang tersimpan dalam

riset mengenai gamelan Nusantara. Jaap

University of California Los Angeles (UCLA)

prasasti maupun karya-karya sastra

Kunst, Mantle Hood, Alan P. Meriam,

Amerika. Kini, setelah lebih dari 60 tahun

kuno itu membantu merekonstruksi

dan Judith Becker merupakan beberapa

sejak Hardjo Susilo mengajar karawitan

jejak-jejak awal perkembangan gamelan

etnomusikolog dan sarjana Barat yang

di Amerika Serikat tersebut, telah banyak

di Nusantara. Mantle Hood bahkan

telah banyak menghasilkan penelitian

kelompok karawitan yang tersebar

menyebutkan bahwa pada tahun

tentang gamelan melalui pendekatan dari

di berbagai negara di Amerika, Eropa

300 M para pekerja logam Jawa telah

disiplin ilmunya masing-masing. Tidak

maupun Asia.

mengembangkan teknologi pengecoran

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 13


Para penjaga tradisi Ricky Kurniawan /shutterstock.com

dan penempaan perunggu dan menciptakan jenis artefak baru, termasuk gong perunggu dengan pencon (Hood, 1980). Di Jawa, khususnya

menjadi ciri khas repertoar musik yang

Solo dan Yogyakarta, gamelan monggang,

dihasilkannya. Bagi mayoritas telinga

gamelan kodhok ngorek, dan gamelan

generasi muda, terutama yang lahir dan

sekaten, dianggap mewakili gamelan pada

besar dijaman milenial, musik karawitan

masa-masa awal kemunculannya.

dianggap sebagai musik yang ‘bikin ngantuk’ dan kurang greget.

Rahayu Supanggah (almarhum), seorang etnomusikolog, akademisi,

Anggapan seperti itu mungkin tidak

pengrawit, dan komposer dari Institut

sepenuhnya salah sebab dalam

Seni Indonesia (ISI) Surakarta lebih suka

pendekatan psikologi musik, karakter

menyebut gamelan dengan karawitan.

dominan musik karawitan memengaruhi

Barangkali, Rahayu Supanggah melihat

gelombang otak, yaitu melakukan

kata ‘karawitan’ lebih mempunyai

superposisi dan ‘memanipulasi’ frekuensi

aksentuasi kedalaman makna dan lebih

gelombang otak dari frekuensi beta, yaitu

filosofis dibandingkan kata gamelan yang

jenis Frekuensi otak yang menandakan

cenderung menonjolkan aspek instrumen

aktivitas otak sedang berada pada situasi

atau organologinya.

tegang, terjaga, bergemuruh, dan ‘penuh’, menuju frekuensi gamma yang lebih

Istilah karawitan dibentuk dari kata ‘rawit’

tenang dan meditatif. Situasi gelombang

(bahasa Jawa) yang berarti kecil, rumit,

pikiran yang melambat dan meditatif

halus. Pengertian ini mengasosiasikan

inilah yang kemudian ‘dibaca’ sebagai

gamelan bukan hanya sebatas seni musik

sesuatu yang ‘menyebabkan ngantuk’

tetapi mengandung esensi suatu kegiatan

tersebut.

bermusik yang tujuan utamanya untuk melatih kehalusan perasaan seseorang.

Tentu tidak semua repertoar musik

Nuansa musikal yang menghadirkan

gamelan bersifat meditatif seperti itu,

kesan luas, agung, dan meditatif memang

apalagi jika mengamati sajian musik gamelan Bali yang mayoritas lebih

I

14 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Tidak hanya dimainkan oleh kaum pria – \Puspa Mawarni168\shutterstock.com

enerjik. Musik gamelan Jawa dan gamelan Sunda pun memiliki sajian musik yang lebih ‘bersemangat’ melalui konsepkonsep garap tertentu. Namun, karakter musik gamelan yang memiliki unikum dan struktur keteraturan yang khas tersebut dinisbatkan sebagai manifestasi dari konsep ideal tentang kondisi batin dan kualitas personal seseorang yang selaras dengan hukum alam semesta. Orkestrasi Keberagaman UNESCO telah menetapkan gamelan Indonesia sebagai warisan budaya takbenda (Intangible Cultural Heritage) pada 15 Desember 2021 dalam sidang di Paris. Keputusan UNESCO ini


Apa yang terjadi disepanjang historisitas gamelan dalam konteks kehidupan masyarakat menunjukkan sebuah hasil karya adiluhung (masterpiece) yang Regenerasi –

memperlihatkan interaksi penting nilai

Naufal Image/shutterstock.com

kemanusiaan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mewakili tradisi yang unik dari kehidupan sebuah bangsa. Gamelan adalah sebuah harmonisasi atas orkestrasi keberagaman yang lahir UNESCO menyebutkan bahwa

dari permainan bersama dalam satu

tujuan didirikannya Pusat Studi

kelompok yang saling bekerja sama,

Gamelan tersebut dilatarbelakangi

berempati dan memahami. Ketrampilan,

oleh pertimbangan historis

pengetahuan, dan kecakapan teknis yang

bahwa Institut Seni Indonesia (ISI)

lebih menonjol dari seorang pemusik

Api untuk pembentuk nada -

Surakarta memikul tanggungjawab

dalam sebuah kelompok gamelan

Sony Herdiana /shutterstock.com

untuk melanjutkan rencana aksi

tidak digunakan untuk menguasai atau

yang telah tercantum dalam

membuat anggota pemusik lain merasa

naskah gamelan yang diusulkan

inferior, tetapi memberi kontribusi

melalui serangkaian program

yang lebih besar untuk berbaur ke

pelestarian gamelan.

dalam tekstur musik yang kompleks

mengandung arti bahwa nilai gamelan bukanlah terutama menyangkut unsur fisiknya, melainkan seberapa tinggi kontribusi dan nilainya untuk mengajarkan, memperkuat, dan menciptakan nilai-nilai sosial bagi masyarakat dari waktu ke waktu. Konsekuensi logis atas apresiasi dunia itu adalah tanggungjawab terhadap upaya yang lebih sistematis untuk menjaga spirit gamelan Indonesia sebagai bagian penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat. Satu sikap proaktif telah diambil oleh ISI Surakarta yang dengan segera menginisiasi berdirinya Pusat Studi Gamelan tidak lama setelah keputusan UNESCO itu. Dr. Aton Rustandi Mulayana, M.Sn, akademisi dari ISI Surakarta yang merupakan salah seorang anggota tim pengusul naskah akademik gamelan ke

dan membuat masing-masing anggota Sudah barang tentu, usaha pelestarian

kelompok itu merasa menjadi sesuatu

gamelan dan harapan terhadap

(being something).

sustainibilitas gamelan tidak sebangun dengan sikap ‘kolot’ untuk terjebak di

Ansambel gamelan merupakan

masa lalu. Sifat kebernilaian gamelan

kombinasi instrumen perunggu yang

membuka cakrawala pikiran kita

dilengkapi dengan instrumen bambu dan

terhadap sikap untuk selalu tumbuh dan

kayu menggambarkan sebuah perpaduan

berubah namun dengan tetap memegang

antara rakyat dengan penguasa, sebuah

teguh nilai mendasar yang kita miliki

bahasa simbolik yang tersimpan

bersama. Gamelan lahir dari masa lalu

sejak berabad-abad yang lalu sebagai

kemudian beradaptasi dengan sumber

timbunan pengetahuan lokal yang

daya alam dan berbagai dinamika hidup

bernilai tinggi bagi kelanjutan peradaban

masyarakat, mengakui kebutuhan baru,

bangsa Indonesia melalui sebuah sistem

dan kemudian merespons situasi baru

kerjasama yang harmonis dan tidak

dengan cara memberikan tempat bagi

saling menegasikan.

masyarakat untuk mencoba pendekatan

(Lardianto Budhi, Esais Lulusan

baru terhadap nilai-nilai yang ada dan

Etnomusikologi Institut Seni Indonesia

mendialogkannya dengan nilai-nilai lama

Surakarta/Mahasiswa Magister

yang kontekstual.

Pendidikan Seni di Pascasarjana UNS Surakarta).

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 15


TOPIK UTAMA

Sanghyang dari Banjar Jangu

Mengendarai api - Rachmat Bali/ shutterstock.com

Ritual Penolak Bala

Cultural Heritage of Humanity atau

“JARAN GADING LUAS NGALU,NGALU

Budaya Takbenda Kemanusiaan

KEDAJAN BUKIT

pada sidang ke-10 di Windhoek,

TAWOR TABU BUAHEE MUDAH PATPAT SATAK MAIMBUH BALU AKUTUS, BALU TIWAS NGELAH GELEBEG CENIK MISI DANGGUL JAGUNG

Daftar Representatif Warisan

Namibia pada tahun 2015. Penetapan Tiga Genre Tari Tradisional Bali ini memantik kembali semangat masyarakat

JAGUNG KESELANA ROROBAN TEREJAK

Banjar Jangu, Desa Duda,

MEONG KRENCANG-KRENCING

Kecamatan Selat Karangasem

NYEREGSEG NEREJAK GENI.”

dalam membangkitkan kembali tradisi dengan membawakan sanghyang dalam upacara keagamaan yang sempat

Lirik di atas dilantunkan untuk mengiringi seorang pria yang mengenakan kostum jaran (kuda) yang memporakporandakan tumpukan sabut kelapa yang tengah dibakar di tengah lapangan. Ya, pria tersebut tengah membawakan Sanghyang Jaran Gading pada sebuah acara piodalan yang tengah dilangsungkan oleh masyarakat Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Sanghyang Jaran Gading merupakan salah satu jenis sanghyang yang termasuk ke dalam genre tari tradisional Bali yang terdiri dari tiga genre yaitu tari wali, tari bebali, dan tari balih-balihan. Ketiganya telah ditetapkan sebagai Representative List of the Intangible

I

16 INDONESIANA VOL. 13, 2022

mati suri beberapa waktu.


Tari sanghyang sendiri dalam khasanah

Tari sanghyang diperkirakan bermula

Untuk menghentikan serangan hama

dunia tari di Bali berada dalam kelompok

dari beberapa abad lampau ketika Banjar

tersebut, maka penduduk melakukan

tarian kuno (ancient dance) sebab tari

Jangu didera musibah dan banjir besar.

upacara mecaru. Upacara Mecaru

sanghyang mengandung unsur-unsur

Tidak hanya itu seluruh jenis tanaman

bisa juga disebut Butha Yadnya, suatu

magic (berjiwa sakti), animism (serba

di banjar tersebut juga diserang hama.

upacara untuk menjaga keharmonisan

jiwa) dan demonology (keraksasaan) dan

Kondisi ini sangat berpengaruh kepada

hubungan antara manusia dengan

masyarakat yang hampir sebagian besar

alam. Caru sendiri memiliki arti cantik

menggantungkan hidupnya di bidang

atau harmonis (kitab Samhita Swara).

pertanian dan perkebunan.

Masyarakat setempat berharap dengan

dikaitkan dengan ritual keagamaan. Hal ini menempatkan tari sanghyang mempunyai posisi sangat penting dalam kehidupan masyarakat Bali.

dilangsungkannya upacara mecaru tersebut maka para bhutakala tidak lagi mengganggu lahan mereka. Semula upacara mecaru tersebut dilangsungkan secara sederhana, namun akhirnya upacara mecaru tersebut dilangsungkan secara besar-besaran. Pada sore hari setelah upacara mecaru dilangsungkan upacara tek-tek prus, yaitu upacara menghaturkan ebatan dengan alas daun keladi di depan rumah, dilanjutkan dengan mengelilingi sudutsudut pekarangan rumah maupun banjar dengan memukul-mukul bambu disertai dengan menyemburkan kesuna jangu, minyak dan sirih. Penduduk Jangu meyakini bahwa saat dilaksanakan upacara tek-tek prus beberapa orang akan jatuh pingsan karena melihat bhutakala yang berbentuk kuda, ular, babi, kera dan bentuk-bentuk lainnya. Setelah sadar dari pingsan, orangorang tersebut akan menirukan tingkah bhutakala, dan kemudian penduduk secara simbolis melakukan pengusiran. Nah dari cerita inilah dipercaya sebagai awal mula sanghyang di Banjar Jangu.

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 17


Sebelum dimulai - Harry Surya Wu

Memudar Akan tetapi akibat kurangnya regenerasi dan kealpaan akan lagu-lagu pengiring sanghyang, pementasan sanghyang di Banjar Jangu yang semula merupakan ritual wajib menjadi pudar. Kepudaran ini terjadi pada tahun 1980an diakibatkan oleh tidak adanya lokasi pementasan, banyak generasi muda yang merantau, dan pelaku tradisi dari kalangan tua banyak yang meninggal sehingga pewarisan pengetahuan;

musibah. Pementasan sanghyang dimulai

dibagi menjadi tujuh sanghyang medium

dengan persiapan yang dilakukan oleh

manusia dan sepuluh sanghyang medium

penari sanghyang; pembersihan diri,

benda. Sanghyang medium manusia

kondisi fisik sehat serta untuk menunjang

meliputi:

sisi estetis, penari dirias sebagaimana

1. Sanghyang Dedari

sanghyang yang akan dipentaskan.

berlangsung. Padahal, Sanghyang Banjar

2. Sanghyang Bojog

Pentas sanghyang selalu diiringi oleh

Jangu sempat pentas di ajang bergengsi

3. Sanghyang Kerek

nyanyian dari kelompok penyanyi ini

Pesta Kesenian Bali (1988).

4. Sanghyang Celeng

berjumlah 10 orang sampai dengan

Penggalian data terkait Sanghyang

5. Sanghyang Memedi

Banjar Jangu dimulai tahun 2016 dengan

6. Sanghyang Tutup

khususnya gending sanghyang tidak

adanya penelitian yang dilaksanakan oleh

15 orang yang disebut sebagai tukang gendhing (sekeha tandak). Adapun sesaji yang ada dalam setiap pementasan

7. Sanghyang Jaran Gading

Sanghyang adalah canang raka, canang

Sanghyang medium benda meliputi:

sari, saagan dan daksina.

Salah satu latar belakang penelitian ini

1. Sanghyang Lelipi

Yang khas dari tari sanghyang adalah

adalah penetapan Tiga Genre Tradisional

2. Sanghyang Sri Putut

tari ini dipentaskan di halaman pura dan

Bali sebagai Representative List of the

3. Sanghyang Kuluk

memiliki kandungan magis berupa trance.

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali (BPNB Provinsi Bali – nama sekarang).

Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO. Dari penelitian ini berhasil diungkap bahwa dalam kurun waktu 15 tahun, dari awalnya terdapat 18 jenis sanghyang di Banjar Jangu, tinggal 17 jenis

4. Sanghyang Teter 5. Sanghyang Capah

lokasi pementasan, yaitu di halaman

8. Sanghyang Lesung

pura, ke arah timur halaman pura yang

10. Sanghyang Sele Perahu

lagu-lagu pengiring sanghyang tersebut.

18 INDONESIANA VOL. 13, 2022

ruang dan arah mata angin. Penari dan

7. Sanghyang Sembe

tersebut yang baru bisa direkonstruksi

dikarenakan hilangnya pengetahuan akan

tari ini amat memperhitungkan komposisi penonton yakin akan keterkaitan dengan

9. Sanghyang Dongkang

sisanya belum bisa direkonstruksi ulang

Oleh sebab itu, dalam pementasannya

6. Sanghyang Sampat

sanghyang. Dari 16 jenis sanghyang kembali sebanyak 8 jenis sanghyang dan

I

Tujuh belas jenis sanghyang tersebut

Sanghyang Banjar Jangu biasanya dipentaskan pada malam hari di bulan maret (sasih kesanga) atau jika terjadi

merupakan wilayah suci dan tempat dibangun sebuah altar. Masyarakat yakin bahwa arah utara merupakan kepala dalam komposisi ruang pementasan. Arah tersebut diyakini sebagai tempat roh-roh yang


Merasuk – Harry Surya Wu

benda. Medium benda yang dipergunakan di antaranya pohon teter, pohon singkong, alang-alang, enau yang masih muda, dan dapdap. Medium sanghyang harus didapat melalui tirakat khusus yang disebut piit/ pingit atau dilakoni dengan sikap dan perilaku yang dirahasiakan sehingga orang lain tidak boleh tahu.

Kesakralan Kesakralan pementasan sanghyang terlihat pada saat ngukup (pengasapan) yang dilakukan oleh medium sanghyang di hadapan altar yang dilengkapi dengan sesaji serta dedupaan. Beberapa jenis Sanghyang menggunakan dua pendupaan yang sakral karena merupakan bagian konsentrasi mengundang roh. Sanghyang Memedi – Harry Surya Wu

Pada saat ngukup (pengasapan) dilaksanakan, penari dalam posisi menunduk sedangkan untuk medium benda diletakkan

diundang untuk turun menari. Komposisi ruang, letak altar maupun penari saling berkaitan demi keberhasilan pementasan. Sanghyang Banjar Jangu dibedakan dengan sanghyang lain berdasarkan medium yang dipakai, yakni medium manusia dan medium

di atas pendupaan dengan jarak tertentu. Penari memejamkan matanya untuk konsentrasi seraya memohon agar roh yang dikehendaki memasuki dirinya. Proses ini diiringi dengan nyanyian dalam irama tertentu dan dengan syair sederhana. Nyanyian ini sangat menentukan sebab jika syair tidak lengkap maka proses trance tidak akan tercapai.

Tanda penari sanghyang telah kerawuhan (kemasukan roh) adalah ketika si penari jatuh. Setelah itu, penari bangkit menari dan bersikap sesuai dengan roh yang dipanggil datang. Penari yang sedang menari dalam kondisi trance disebut menadi. Sementara itu, medium benda kerawuhan ketika benda itu bergerak menirukan gerakan makhluk hidup. Durasi tarian tidak dapat ditentukan dan tergantung pada daya tahan batin si penari menahan roh dalam tubuhnya dan tergantung pada kepatuhannya untuk tidak melanggar pantangan ritual. Namun jika tarian tersebut berlangsung cukup lama maka untuk menyadarkan si penari dari kerawuhan cukup dipercikkan air suci. Hanya saja, tidak semua tari sanghyang dapat dihentikan dengan percikan air suci, seperti tari sanghyang dedari. Tarian hanya dapat terhenti apabila roh yang memasuki jasad si penari menghendaki berhenti. Lain hal dengan tari sanghyang bojog, untuk menghentikannya diperlukan beberapa orang yang berbadan kuat untuk memegangi penari saat akan dipercikkan air suci yang telah selesai menarikan sanghyang. (I Putu Putra Kusuma Yudha/Dwi Bambang Santosa/I Gusti Ayu Agung Sumarheni, BPNB Bali)

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 19


TOPIK UTAMA

ANGKLUNG

Musik Tradisi untuk Normal Baru

B

ilah-bilah bambu itu bergetar kencang melesatkan bunyi berirama rancak. Di sela-sela

bunyi bambu, sesekali masuk dentum bas dan melodi elektronik yang silih berganti dengan alunan nada tradisional dari tanah Priangan. Bunyi bambu dan elektronik itu bersahutan membangun momentum hingga mencapai jeda sunyi sejenak sebelum akhirnya pecah dalam rentetan nada yang tak lagi bisa dibedakan mana bunyi bambu dan mana bunyi elektronik. Di situ suara dari masa lalu dan masa kini telah berbaur jadi satu. Demikianlah konser EDM atau electronic dance music hasil kolaborasi DJ kondang Alffy Rev asal Mojokerto dan Manshur Praditya, seorang musisi asal Bandung yang mengolah angklung menjadi media musik kekinian. Kolaborasi ini adalah satu dari

banyak prakarsa kaum muda Indonesia dalam mengolah khazanah musik tradisi dengan

mempertemukannya dengan aneka ekspresi musik modern, seperti yang dilakukan oleh band Senyawa, Rubah di

V1Mast, Selatan, dan Astakosala.

Bambu yang bernada - Faiz Dila /shutterstock.com

Cerita Angklung Angklung adalah bagian dari tradisi musik yang telah berusia sangat tua. Sekalipun diduga kuat telah dikenal jauh sebelum agama-agama besar masuk ke Nusantara, catatan sejarah mengenai angklung baru muncul sekitar abad

II

20 INDONESIANA VOL. 13, 2022 20 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Bambu -Thomas Hadorn Fotografie /shutterstock.com

ke-12 Masehi, yakni pada zaman Kerajaan Sunda.

acara. Angklung, dalam arti itu,

Masyarakat Sunda kala itu menggunakan angklung

telah menjadi bagian integral

sebagai bagian dari ritual untuk menghormati

dari pandangan-dunia yang

Nyai Sri Pohaci atau Dewi Padi yang dipercaya

menempatkan kelestarian alam

memberikan kehidupan pada manusia.

sebagai landasan kehidupan sosial.

Dibuat dari bambu hitam, angklung semula dimainkan dengan cara dipukul. d

oin r

upiah - Andrey

Sekalipun dicatat pertama kali Lob

membentur itu menghasilkan

ac

he v/

dalam tradisi Sunda, angklung juga ditemukan di banyak

.com ock rst

bambu saling

an ik

mk ala

te ut sh

ketika bilah-bilah

Di ab ad

Bunyi yang muncul

masyarakat Nusantara. Masyarakat Ponorogo di Jawa Timur menggunakan

nada dan

angklung dalam

irama yang

pertunjukan Reyog,

memikat.

demikian pula masyarakat

Lama

Banyuwangi. Dalam bentuk

kelamaan bilah-bilah

yang sedikit berbeda, di Bali kita juga mengenal perangkat

bambu itu disusun

gamelan bambu yang menghasilkan

dalam satu rangkaian yang

komposisi musik berirama rancak

dapat menghasilkan bunyi dengan cara

yang menyerupai angklung.

digoyangkan. Dengan demikian terciptalah perbedaan antara angklung dan calung: yang satu dimainkan dengan cara digoyang sedangkan yang lain dengan cara dipukul.

Begitu juga dengan alat musik kolintang di Minahasa, Sulawesi Utara, yang terbuat dari kayu cempaka dan bukan bambu. Seperti halnya calung dan gamelan Bali,

Alat musik inilah yang digunakan

kolintang dimainkan dengan cara

oleh masyarakat Sunda ketika

dipukul. Keserupaan bentuk-bentuk

diselenggarakan upacara membawa

alat musik ini memperlihatkan

hasil bumi untuk dipersembahkan

keberadaan jaringan pertukaran

kepada Nyai Sri Pohaci. Bunyi

budaya yang sangat tua di Nusantara.

angklung menemani iring-iringan itu

Bahkan bisa dikatakan bahwa setiap

dan memperkuat suasana sakral

alat

yang menyelimuti keseluruhan

II

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 21 VOL. 13, 2022 INDONESIANA 21


angklung, yakni ritual adat, perlahan-

musik Nusantara adalah hasil percampuran

Laman resmi UNESCO yang menampung

antarbudaya yang melibatkan pengayaan

data mengenai angklung sebagai warisan lahan digeser oleh rutinitas kehidupan

dan inovasi oleh setiap kelompok budaya di

dunia menyebutkan satu ciri unik alat

berbagai daerah.

musik ini, yakni berkenaan dengan

Warisan Dunia, Sebuah Usaha Melawan Lupa Karena keunikan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, angklung sejak lama telah dipandang sebagai warisan budaya takbenda yang penting bagi Indonesia. Dalam rangka diplomasi budaya, pemerintah Indonesia mengupayakan angklung menjadi bagian dari warisan

sifat gotong-royong yang terkandung dalam permainan angklung. Laman itu melansir: “karena sifat musik angklung yang kolaboratif, bermain mendorong kerja sama dan saling menghormati di antara para pemain, bersama dengan disiplin, tanggung jawab, konsentrasi, pengembangan imajinasi dan memori, serta perasaan artistik dan musik.”

modern. Untuk mengatasi tantangan modernitas itu, muncul berbagai upaya revitalisasi angklung dalam kehidupan kaum muda. Salah satunya yang paling berpengaruh adalah Saung Angklung Udjo di Bandung. Komunitas yang didirikan oleh maestro angklung Udjo Ngalagena ini dikelola secara turun temurun dan berhasil menarik perhatian publik untuk melestarikan seni tradisi ini. Dengan museum dan aneka program

dunia. Upaya ini membuahkan hasil ketika

Sekalipun telah ditetapkan sebagai

pada November 2010, angklung secara

warisan dunia, angklung tetap mengalami publik, Saung Angklung Udjo berhasil

resmi terdaftar sebagai Karya Agung

tantangan umum yang juga dialami

mendekatkan angklung ke para siswa

Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi

seluruh ekspresi budaya tradisional di

sekolah dasar dan menengah. Lewat

Manusia (Masterpieces of the Oral and

masa modern sekarang ini. Aneka bentuk prakarsa semacam ini, angklung kembali

Intangible Heritage of Humanity) dari

ekspresi budaya modern yang sangat

menemukan publiknya: tidak hanya

UNESCO.

efektif dalam memancing perhatian

dalam lingkungan masyarakat pelaksana

publik perlahan-lahan menjadi tradisi

ritual adat, tetapi juga dalam konteks

baru masyarakat Indonesia. Di tengah

pendidikan karakter di sekolah-sekolah

situasi seperti itu, angklung mesti

se-Indonesia.

berebut perhatian publik dengan musik pop, sinema, permainan video serta aneka konten multimedia di media sosial. Sementara itu, konteks asal pengggunaan

Tantangan Angklung Masa Kini Sekalipun aneka ekspresi budaya modern yang tersebar luas di zaman digital menjadi tantangan bagi pelestarian angklung, teknologi digital juga memberikan peluang baru bagi upaya memajukan ekosistem angklung. Perkembangan media komunikasi telah memungkinkan angklung lebih dikenal luas dan mencapai aneka

Berderet untuk menjadi nada - Andie Nurhadiyanto/shutterstock.com

Dari Bambu Indonesia untuk dunia - Akhmad Dody Firmansyah /shutterstock.com

II

22 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 22


segmen audiens yang dulu sulit sekali

keberanian untuk bereksperimen dengan

dijangkau dalam bingkai permainan

angklung dan aneka alat musik modern,

angklung tradisional. Lebih dari itu,

Manshur berulang kali tampil dalam

aneka teknologi dalam produksi musik

aneka konser di Malaysia, Singapura,

juga memungkinkan angklung menemui

Cina, Taiwan, Jepang, dan India. Lewat

segmen audiens yang sama sekali baru,

inovasinya, angklung dikenal semakin

yakni kaum muda perkotaan.

luas dan digemari oleh banyak

Apa yang dilakukan oleh Manshur

kalangan.

Praditya adalah contoh paling terang

Manshur Praditya adalah bagian

dari seni angklung kekinian. Lulusan

dari gelombang baru anak muda

sekolah karawitan Sunda asal Bandung

yang berani mengulik kembali

dan Institut Seni Budaya Indonesia,

inspirasi tradisi dan menciptakan

jurusan musik prodi angklung dan musik

relevansi baru bagi tradisi di

bambu, ini berhasil mengolah khazanah

masa kini. Ia membuktikan

musik angklung melalui perpaduannya

bahwa tradisi adalah inspirasi

dengan aneka bentuk musik modern

yang tidak ada habisnya digali dan

seperti rock, pop dan electronic dance

dapat menjawab tantangan dunia

music. Ia menjalankan inovasi atas

kreatif masa kini. Lewat penggalian-

angklung menjadi sebuah instrumen

penggalian kembali semacam inilah

yang dimainkan dengan cara memencet

kita dapat menemukan jalan untuk

pedal yang tersambung dengan deretan

mencipta normal baru, suatu tatanan

angklung. Dengan cara itu, angklung

hidup yang lebih berkelanjutan karena

dapat dimainkan seperti piano.

bersumber dari tradisi lokal yang terbukti

Inovasi Manshur juga tidak berhenti pada desain instrumen angklung, tetapi juga pada caranya menghadirkan angklung

andal membimbing kehidupan kita dari generasi ke generasi. (Martin Suryajaya, Indonesiana) Sebelum dimainkan

di tengah kehidupan urban. Ia banyak

- Hafedz Musthofa

berkolaborasi dengan musisi pop dari

/www.shutterstock.com

berbagai genre sehingga angklung mencapai kalangan pendengar yang jauh lebih luas daripada semula. Ia berkolaborasi dengan Eka Gustiwana, Alffy Rev, dan Weird Genius yang masingmasing memiliki basis penggemar yang luas dan bervariasi. Bahkan berkat

Untuk buah tangan - Kingfajr /shutterstock.com

II

VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 23 23 VOL.


KABAR BUDAYA

Jalan Menuju

G20

Jalan Menuju Normal Baru Hari ini dunia sedang mencari jalan menuju normal baru. Aneka forum tingkat tinggi dunia tengah ramai membahas berbagai kemungkinan membangun tatanan yang lebih berkelanjutan pasca-pandemi. Termasuk juga G20 (Group of Twenty), forum 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia yang memegang Presidensi G20 tahun ini akan menawarkan sebuah jalan baru untuk keluar dari pandemi: jalan kebudayaan.

Perwakilan Australia Widji

I

24 INDONESIANA VOL. 13, 2022


pembangunan yang lebih

peran transformatif budaya dalam

berkelanjutan semakin diakui saat

membantu mengatasi tekanan dan

Sebagai forum yang dibentuk pertama

ini. Inisiatif yang baik dalam budaya

kebutuhan ekonomi, sosial, dan ekologis.

kali tahun 1999 untuk merespon krisis

dapat memicu efek berlipat ganda

Hal ini ditegaskan oleh Rome Leaders

ekonomi 1998, G20 cenderung lebih

di seluruh spektrum masyarakat.

Declaration dalam bentuk tiga agenda

berfokus pada persoalan ekonomi dan

Ekonomi berbasis budaya yang

budaya utama yang akan dikejar oleh

perdagangan. Namun, sejak Presidensi

mengedepankan keragaman dan

sesi G20 berikutnya tentang budaya: (1)

Saudi Arabia pada tahun 2019,

kreativitas semakin dipandang

menjaga dan mempromosikan budaya,

muncul kesadaran bersama di antara

sebagai kunci untuk menciptakan

(2) mendukung pekerja, termasuk di

negara-negara anggota G20 untuk

masyarakat baru yang diarahkan

bidang budaya, dengan memfasilitasi

memberi perhatian khusus pada isu

pada upaya untuk mencapai

akses ke pekerjaan, perlindungan sosial,

kebudayaan. Kesadaran ini kemudian

kesejahteraan yang universal

digitalisasi dan langkah-langkah dukungan

diwujudkan lebih konkrit pada masa

dan inklusif. Presidensi Indonesia

bisnis, dan (3) memperkokoh kerja sama

Presidensi Italia pada tahun 2020

berkomitmen untuk upaya ini dan

budaya antarnegara G20. Ketiga prioritas

dengan pembentukan Kelompok Kerja

akan mengadakan Pertemuan

ini menjadi titik awal untuk membangun

G20 Bidang Kebudayaan.

Menteri Kebudayaan G20 yang

pendekatan budaya baru dalam

ketiga, 12-13 September 2022.

menyelesaikan tantangan hidup di era

Wacana Kebudayaan dalam G20

Dibangun di atas pertemuan bersama pertama para Menteri

Rome Declaration of the G20 Minister

Kebudayaan yang diselenggarakan

of Culture yang dihasilkan dari

oleh Presidensi Saudi pada tahun

Kelompok Kerja Kebudayaan G20

2020 dan dikembangkan lebih lanjut

di bawah Presidensi Italia telah

selama Presidensi Italia pada tahun

berkomitmen untuk memperdalam

pandemi ini.

2021 pertemuan Menteri Kebudayaan G20 adalah platform untuk pengarusutamaan budaya dalam agenda pembangunan. Pentingnya budaya dalam mempromosikan

Lobi-lobi untuk G20 Widji

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 25


Foto bersama Widji

Membayangkan Normal Baru

memecahkan masalah mendasar

Jika kita melihat budaya tradisional kita,

Situasi pandemi mengungkapkan

kehidupan modern dan menciptakan

ada banyak cara berkelanjutan untuk

kerentanan laten dalam gaya hidup

masyarakat baru yang lebih baik. Untuk

memenuhi semua kebutuhan dasar kita.

modern kita. Sebagai akibat dari

pulih bersama, dan pulih lebih kuat, kita

Dari memproses serat alami, pewarna

pandemi, kerentanan ini muncul ke

membutuhkan gaya hidup baru yang

alami, atau inisiatif daur ulang berbasis

permukaan dan mewujud sebagai

lebih berkelanjutan.

kerjasama sosial, memanfaatkan sumber

gangguan sistemik pada rantai pasokan yang membuat kita bertanya-ulang tentang cara hidup kita saat ini. Semakin disadari bahwa situasi kita saat ini telah memunculkan risiko eksistensial yang mempertaruhkan eksistensi manusia di muka bumi.

I

Dalam mempromosikan gaya hidup baru ini, budaya memainkan peran penting. Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya dan praktik yang kita warisi telah melewati ujian waktu dan laboratorium kelangsungan hidup sehingga terus dibawa ke zaman modern. Jika berbagai

Kita tidak lagi berbicara tentang

sumber budaya ini dikonsolidasikan,

kemiskinan, ketidaksetaraan,

maka kita akan memiliki sarana untuk

ketidakadilan, tetapi tentang

menciptakan gaya hidup yang lebih

kelangsungan hidup manusia sebagai

berkelanjutan. Inilah “jalan kebudayaan”

spesies. Krisis ini, dengan kata lain,

yang ditawarkan Presidensi Indonesia di

harus dilihat sebagai peluang untuk

G20.

26 INDONESIANA VOL. 13, 2022

makanan lokal yang melimpah untuk meningkatkan ketahanan pangan global, hingga mengembangkan arsitektur vernakular yang ramah lingkungan dan mendorong kolaborasi serta inklusi sosial. Jika semua ini digali dan diperkuat melalui partisipasi publik dan dibarengi dengan pemerataan akses teknologi, maka kita akan dapat melihat transformasi menuju normal baru dalam cara hidup kita: langkah keluar dari pandemi, krisis iklim, dan ketimpangan sosial di tingkat global.


Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan

kegiatan. Ruwatan Bumi memadukan

Pemerintah Indonesia akan menjadi tuan

melibatkan para pemimpin tradisional,

rumah “G20 Culture Ministers Meeting” di

kelompok seni vokal tradisional

kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah,

Indonesia, dan seniman vokal dari

pada 12 - 13 September 2022 dengan

negara-negara anggota G20.

dua tujuan utama: (1) membangun konsensus global untuk normal baru yang berkelanjutan dan (2) menginisiasi agenda pemulihan global melalui pembentukan jaringan aksi bersama di bidang kebudayaan.

unsur ritual dan seni pertunjukan dengan

Rangkaian kegiatan tersebut mendukung pesan kunci Presidensi Indonesia dalam G20 2022, yakni “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat”. Cara untuk pulih bersama dan lebih kuat itu adalah dengan menempuh jalan kebudayaan.

Untuk menghasilkan gaung yang lebih

(Martin Suryajaya, Indonesiana)

luas bagi publik global, sejumlah pegiat budaya dan ikon budaya pop global yang aktif mengupayakan kehidupan berkelanjutan berbasis budaya akan turut memberi pernyataan. Pertunjukan “Ruwatan Bumi”, sebuah ritual tradisional Nusantara untuk memulihkan keseimbangan kosmik, akan memungkasi

Iwan Syahril – Widji

Merdeka Belajar– Widji

Para peserta G20 – Widji

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 27


JALUR REMPAH

Jelajah Pesona Jalur Rempah

BelitungTimur

M

enurut UNESCO, jalur

mencapai 15.000 kilometer, seperti

tersebut menjadi catatan sejarah yang

rempah adalah nama yang

ditulis Azyumardi Azra (2016).

turut membangun identitas bangsa,

diberikan pada rute jaringan

pelayaran yang menghubungkan dunia Timur dan dunia Barat. Jalur rempah terbentang mulai dari sisi barat dan selatan Jepang, tersambung dengan kepulauan Nusantara melewati selatan India menuju Laut Merah, lalu melintasi daratan Arabia-Mesir, terus memasuki Laut Tengah dan pesisir selatan Eropa. Perjalanan melalui rute ini diperkirakan

I

28 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 28

Perdagangan rempah-rempah Nusantara juga mewarisi ragam kisah peristiwa dan

termasuk identitas lokal Belitung Timur sebagai bagian dari sejarah jalur rempah.

tinggalan sejarah yang menjadi bukti

Bumi Belitung Timur merupakan daerah

proses transportasi rempah-rempah dari

kepulauan dengan beragam kekayaan

sumbernya ke konsumen di berbagai

hayati. Beberapa rempah yang kini

belahan dunia. Berbagai hasil komoditi

masih bertahan dan mudah dijumpai

dahulu sangatlah laris, seperti lada,

adalah sahang (lada) sepang (secang),

kayu manis, kemiri, dan pala. Kenangan

dan kumbek (kemiri). Serangkaian penelitian dilakukan guna menggali


Pulau Batun jauh di tengah

Kapal berlayar menyeberang samudera

Gunakan kapal pergi ke sana

Berteman ombak berbilang masa

Mari lestarikan sejarah jalur rempah

Jalur rempah kekayaan sejarah bangsa

Sebagai pengepal identitas bangsa

Mari jadikan budaya sebagai ruh pariwisata

Betiong Begubang - Tim Indonesiana Belitung Timur

wadah dalam pemulihan ekonomi

berkaitan dengan jalur maritim rempah

Belitung Timur sebagai Titik Simpul

dunia. Penelitian intensif dan terintegrasi

Hasil penelitian menyebutkan bahwa

pandemi Covid-19.

(darat dan laut) dilakukan sejak tahun

Belitung Timur merupakan titik simpul

2011 hingga 2019 yang di antaranya

jalur rempah Nusantara dan dunia. Hal

dilakukan oleh Kementerian Pendidikan,

inilah yang kemudian melatarbelakangi

Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui

langkah Pemerintah Kabupaten Belitung

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan

Timur untuk memopulerkan jejak dan

Balai Arkeologi Sumatera Selatan. Pusat

masa depan jalur rempah di Belitung

Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan

Timur melalui festival “Jelajah Pesona

Perikanan juga turut serta.

Jalur Rempah Belitung Timur”. Festival

sejarah Belitung Timur di masa lalu yang

digelar sejak tahun 2019 dan menjadi

masyarakat Belitung Timur di masa

Jelajah Pesona Jalur Rempah (JPJR) Belitung Timur digelar dalam upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan yang menjadi ruh dalam agenda kepariwisataan. Ajang tersebut juga menjadi media pemajuan kebudayaan. Salah satu visinya adalah

I

VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 29 29 VOL.


menjadikan JPJR Belitung sebagai agenda

Pemajuan Kebudayaan

pariwisata berbasis sejarah jalur rempah

Belitung Timur memiliki musik

sebagai sejarah lokal dalam jaringan

tradisional gambus. Gambus Belitung

global. Tentu saja dikembangkan pula

Timur merupakan kesenian khas

pengetahuan tradisional sebagai

sebagai hasil dari akulturasi budaya

daya tarik wisata dan industri kreatif

akibat adanya jalur rempah di masa

berbasis rempah guna menguatkan

lampau. Upaya pelindungan yang

ekonomi lokal.

dilakukan adalah inventarisasi dan pencatatan Gambus Belitung Timur

Belitung Timur menjadi bagian

ke dalam data pokok kebudayaan

dari sejarah jalur rempah yang

daerah. Proses pembuatan gambus

melibatkan multibangsa

didokumentasikan ke dalam video

dalam berbagai

yang sinematik dan disebarluaskan

lapis zaman dan

sebagai sumber informasi. Upaya

generasi. Belitung

pengembangan adalah dengan

Timur di masa

membuat kajian Gambus Belitung

lalu telah tercatat

Timur sebagai warisan budaya

sebagai daerah

Belitung Timur.

penghasil rempah yang eksotik hingga

Festival Gambus Nusantara akan

budaya rempah menjadi

digelar tahun 2022 sebagai salah

identitas kelokalan dan

satu upaya pemanfaatan jalur

bertemali dengan budaya

rempah. Salah satu programnya

lintas bangsa. Oleh karena

adalah pembinaan maestro gambus

itu, program JPJR Belitung Timur

dan peningkatan kapasitas serta

yang digelar pada tahun 2022

keterampilan seniman-seniman muda

ini mengambil tema “Eksotisme

gambus. Mereka diharapkan dapat

Jalur Rempah Belitung Timur”.

menciptakan musik-musik melayu

Eksotisme yang dimaksud adalah

Belitung Timur bernuansa Gambus

kristalisasi nilai-nilai berupa

Belitung Timur untuk nantinya

pengetahuan tradisional,

diputar di area-area publik seperti

teknologi tradisional,

bandara, kantor pemerintahan, dan

kuliner, obat-obatan

tempat pariwisata.

rempah, serta masyarakat pengelola budaya rempah sebagai aktor penting dalam menjaga keistimewaan budaya rempah di Belitung Timur. Terinspirasi Cabai - Tim Indonesiana Belitung Timur

I

30 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Cagar budaya juga sangat perlu diperhatikan melalui pemugaran dan penetapan. Sebut saja Kompleks Makam Raja Balok, peninggalan situs-situs kapal karam dari berbagai dinasti mulai Cina, Jepang, dan VoC, serta bangunanbangunan peninggalan Belanda. Apa yang sudah dirasakan Belitung Timur melalui Festival JPJR? Tumbuhnya berbagai olahan rempah baru; munculnya berbagai cenderamata berbahan dasar rempah berupa tasbih, gelas, dan gelang medang kalong serta gaharu; terciptanya desain batik rempah yang dapat dikembangkan menjadi pakaian daerah; dan terciptanya kostum karnival dan desain batik rempah. Manfaat lain adalah tumbuhnya produk ekonomi kreatif terkait jalur rempah serta munculnya destinasi wisata berbasis rempah. Berbagai dampak positif juga dirasakan berkat program JPJR. Terbentuknya Komunitas Petani Rempah Belitung Timur (KIRAB) yang menjadi penggerak dalam budidaya rempah dan pengiriman rempah ke berbagai daerah di Indonesia.

Para pengrajin kayu - Tim Indonesiana Belitung Timur

Selain itu, penguatan budaya rempah berbasis komunitas terutama pada Komunitas Budaya dan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang mengembangkan aneka kuliner rempah tradisional Belitung Timur seperti minuman aik sepang, gangan buntal darat, gangan darat, mi rebus belitong, mi guring belitong, dan berego sebagai sajian khas bagi wisatawan.

Satu grup musik orkestra melayu

JPJR merupakan wujud pemajuan

pun terbentuk, yakni “Spice of Svara”,

kebudayaan dan pelestarian cagar

yang merupakan kolaborasi anggota

budaya dengan mengelaborasi

sanggar-sanggar seni dan budaya yang

jejak-jejak jalur rempah masa lalu.

ada di Belitung Timur yang mengangkat

(Zulfiandi, S.Kel., M.Si., Koordinator

musik tradisional dan modern. Selain

Festival Jelajah Pesona Jalur Rempah

itu terbentuknya sekolah pelopor

Belitung Timur)

jalur rempah di Belitung Timur yaitu SMA Negeri 1 Manggar. Festival

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 31


KABAR BUDAYA

Ketika Puak Day Bersukacita I

32 INDONESIANA VOL. 13, 2022


yak

Tari tradisional Dayak Deah - Dewilisa Finifera

Deah

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 33


Harmoni dengan alam Dewilisa Finifera

K

onon, kurang lebih tiga abad

Seperti di desa-desa adat di Nusantara,

Rangkaian ritual berikutnya adalah

lalu, tiga kelompok keluarga

masyarakat Desa Liyu mengawali hampir

nagasok miah yang merupakan tradisi

dari garis keturunan Atak, Ma

semua kegiatan sosial dengan ritual.

bergotong-royong menanam benih padi.

Mice, dan Bardi bermigrasi dari Regant

Ngumo Ngentaotn misalnya, merupakan

Ngasok miah dilakukan secara bergantian

Tatau (sekarang bernama Banjarmasin)

serangkaian ritual yang mendahului

dari ladang yang satu ke ladang lainnya

menuju Langon Langit (Martapura),

bercocok tanam padi di ladang. Ritual

dengan bergantian hari, tergantung

Jemuntai (Amuntai), Peluya, dan

tersebut diawali dengan ritual lain yakni

kesiapan pemilik ladang sehingga

sampailah di kaki pegunungan Meratus

melatu wini, yaitu pembacaan mantra dan

bagian barat laut, satu kawasan hutan

doa kepada sang pencipta dan leluhur

tropis yang diapit dua sungai yaitu Liyu

agar hasil panen melimpah nantinya.

dan Angam (Galumbang). Sekarang, kita

Demang atawa ketua adat memimpin

mengenal daerah ini sebagai Desa Liyu,

ritual melatu wini dengan bahasa Bawo,

desa pemekaran dari Desa Gunung Riut

khususnya untuk pemilik ladang yang

pada tahun 1980. Kecamatan Halong,

menganut agama Hindu. Hampir

Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan

sembilan puluh persen masyarakat Desa

Selatan.

Liyu menganut agama Hindu. Sisanya penganut Islam, Kristen, Budha, dan

Desa Liyu adalah desa paling ujung,

Konghucu. Berbeda dengan Hindu di

ditandai dengan habisnya jalanan

Pulau Bali, Hindu di Liyu meniadakan

beraspal. Dihuni oleh mayoritas

ritual ngaben dan masih menganut

masyarakat adat Dayak Deah. Jika

kepercayaan Kaharingan.

ingin menyambangi Liyu dari Bandara Syamsudin Noor di Banjar Baru, kita membutuhkan waktu 7-8 jam lewat jalan darat untuk mencapainya.

I

34 INDONESIANA VOL. 13, 2022


tidak perlu mengeluarkan upah untuk

sekelompok orang atau beberapa orang.

melalui kursus dan transfer pengetahuan

menanam padi. Ngasok miah diawali

Pembagiannya, tiga orang memainkan

mengenai hukum adat kepada generasi

dengan ritual melatu oleh Penajuh Lai,

kengkulukng (alat musik tradisional),

yang lebih muda.

pemimpin ritual dan pemimpin pembuat

dua orang memegang bambu atau duri

lobang tanam.

sebagai media permainan, sedangkan

Seperti gayung bersambut, Program

sisanya menari sambil melompat di

Pemajuan Kebudayaan Desa mendapat

tengah media bambu atau duri.

apresiasi positif, tidak hanya dari warga,

Tanah dilubangi menggunakan tongkat yg disebut halu atau alu oleh laki-laki dan

namun juga aparat desa dan lembaga

diikuti oleh barisan penabur benih yg

Dalam Program Pemajuan Kebudayaan

adat. “Program ini seperti memberi

disebut miah. Pada umumnya benih yang

Desa yang dihelat Ditjen Kebudayaan

jalan menginventarisasi kekayaan

ditanam ialah padi gunung, ketan, dan

Kemdikbudristek, Desa Liyu mengemas

(budaya) bagi kami”, begitu kata Bapak

buyung.

rangkaian ritual adat di atas dalam satu

Sukri, Kepa Desa Liyu. Semoga itikad

festival yang dinamai Festival Melatu

Program Pemajuan Kebudayaan Desa

Di sela-sela ngasok miah atau saat sesi

Wini. Selain itu, ada juga program

mendapatkan keberhasilan dan tepat

istirahat, para peserta ritual biasanya

pemberdayaan yang dinamai Penguatan

sasaran, yakni perbaikan ekosistem

memainkan kurung-kurung, lalu

Sanggar Senin Bajalin Jaya. Kegiatannya

kebudayaan di tingkat desa. Desa Liyu

permainan sentokep, dan atraksi pebintis

meliputi pelatihan tari pedalaman dan

adalah salah satu contohnya. Semoga!

atau adu kaki. Ngengkulunkng memang

musik tradisional.

(Dewilisa Finifera, Pamong Budaya Muda)

mulai jarang dimainkan kecuali sesekali mengiringi tarian tradisional.

Tujuan dari festival dan penguatan sanggar tersebut tentu tidak semata-

Ngengkulukng atau dalam bahasa Banjar

mata untuk meningkatkan mutu dan

kurung-kurung, merupakan kesenian

regenerasi, namun juga penguatan

yang dilakukan di sela-sela istirahat

identitas desa. Ada juga lokakarya

ngasok, bertujuan menghibur para petani

kerajinan anyaman rotan yang kini mulai

yang lelah sehabis melakukan tanam

laris manis dipesan. Tak ketinggalan

padi. Pertunjukan ini dilakukan oleh

pula program penguatan lembaga adat

Loka karya anyaman Dayak Deah - Dewilisa Finifera

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 35


KABAR BUDAYA

Bangga Produk

Alam dan Budaya Sendiri

#AromaMaluku - Diana

G

erakan Nasional Bangga Buatan

luasnya bagi masyarakat untuk kreatif

Program ini diluncurkan oleh Presiden

Indonesia (Gernas BBI) adalah

dan inovatif menemu kenali potensi

Joko Widodo pada tanggal 14 Mei

upaya pemerintah mendorong

daerahnya, membangun jejaring,

2020. Gerakan ini dibentuk untuk

penguatan pertumbuhan ekonomi

berkolaborasi, dan meningkatkan

mengutamakan produk buatan

mesyarakat untuk membeli produk-

kualitas produknya untuk dijual secara

dalam negeri demi berkontribusi

produk buatan Usaha Mikro Kecil dan

pemasaran digital (digital marketing).

pada perekonomian nasional. Hal

Menengah (UMKM) dan ultra mikro lokal, Gerakan ini menumbuhkan sinergi antara

Presiden No. 15 Tahun 2021, tanggal 8

bisnis sektor tersebut selama pandemi

masyarakat, pelaku budaya, UMKM,

September 2020 tentang Tim Gernas

virus Korona. Gernas BBI juga sebentuk

pelaku industri, perbankan, BUMN,

BBI yang didukung oleh 14 Kementerian

upaya membangun kebanggaan budaya

pemerintah daerah dan pelaku industri

dan Lembaga dibawah koordinasi

Indonesia, mengangkat produk berbasis

keatif berbasis digital. Saatnya geliat

Kementerian Perekonomian Maritim dan

budaya dan kearifan lokal setempat,

ekonomi nasional berbasis budaya dan

Investasi (Kemenko Marves).

memuliakan produk lokal, serta

kearifan lokal menjadi penggeraknya.

Masing-masing kementerian/Lembaga

pemberdayaan masyarakatnya. Gernas juga membuka akses seluas-

I

ini dikuatkan melalui Keputusan

serta mendukung keberlangsungan

36 INDONESIANA VOL. 13, 2022

memiliki program kampanye dengan


Gula Merah Saparua - Diana

Wastra adalah identitas - Diana

tema dan lokus penyelenggaraan di

Koordinator Bidang Kemaritiman dan

biasanya dari pohon koli atau lontar. Ada

berbagai daerah dengan tujuan utama

Investasi, sedangkan Wakil Ketua

juga kacang botol/Liwta yang ditanam

mengangkat potensi ekonomi, kearifan

adalah Menteri Koordinator Bidang

pada musim penghujan dan dikeringkan,

lokal, dan produk budaya setempat.

Perekonomian, Gubernur Bank

dikupas kulitnya kemudia dimasak

Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner

dengan kelapa.

Tujuan akhir yang disasar dari kegiatan

Otoritas Jasa Keuangan. Susunan lengkap

ini adalah kemandirian UMKM agar

terdapat di Keppres.

bisa mengoptimalkan produk dan

Pulau Maluku juga terkenal sebagai penghasil tenun, khususnya dari

penjualannya secara on boarding di

BBI Ambon “Aroma Maluku”

kabupaten Tanimbar yang disebut Tais

platform digital (digital marketing). Sejak

Kemendikbudristek sebagai campaign

Pet. Tenun ini sangat indah, beragam

peluncuran Gernas BBI Mei hingga

manajer Gernas BBI tahun 2021

warna, motifnya didominasi garis-garis

September 2021 jumlah UMKM yang

menetapkan Ambon, Maluku sebagai

diselingi corak tertentu yang diadaptasi

on boarding mencapai 8.434.446. Total

lokus puncak acara dengan tema “Aroma

dari lingkungan sekitarnya, flora, fauna

16.434.446 unit dengan kenaikan 105 %

Maluku”. Dipilihnya Kota Musik Dunia

maupun manusia. Maluku juga cukup

dari awal diluncurkan.

(City of Music) sebagai tempat perhelatan

kaya akan bermacam-macam produk

kegiatan ini bukan tanpa sebab.

anyaman yang berasal dari tanaman

Target program ini 30 juta UMKM on

Maluku memiliki segudang kekayaan

endemik di pulau nan indah ini.

boarding atau naik kelas, berjualan

alam dan budaya sebagai basis produk

Bermacam bakul, tutup kepala, dan nyiru

melalui platform digital dan

UMKM. Sebut saja pala, minyak kayu

menjadi produk andalan di bidang seni

mengoptimalkan teknologi yang kini

putih, kenari, gula saparua, produk ikan

kerajinan selain produk laut dari bahan

berkembang. Disebutkan dalam Keppres,

yang dikenal dengan inasua, minuman

kerang-kerangan, salah satunya tahuri,

Ketua Gernas BBI adalah Menteri

sopi yang terbuat dari nira kelapa,

alat tiup khas Maluku.

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 37


Pertunjukan - Diana

Beberapa produk alam dan budaya ini

warisan alam dan budaya Maluku,

Sebanyak 80 siswa-siswi dari 20 sekolah

telah ditetapkan sebagai warisan budaya

khususnya yang telah ditetapkan sebagai

di Ambon mendapat pencerahan dan

takbenda (WBTb) Indonesia, di antaranya

WBTb Indonesia.

wawasan bagaimana warisan alam dan

Tais Pet ditetapkan tahun 2013, inasua

I

Penganan ringan - Diana

budaya Maluku bisa menghidupi dan

(2015), sopi (2016), minyak kayu putih

Ada 3 (tiga) produk yang

berpotensi dikembangkan menjadi

(2017), tahuri (2017), gula saparua

diinternalisasikan kepada mereka terkait

produk olahan kekinian yang menarik

(2018), serta embal (sejenis singkong

nilai filosofi atau kearifan lokalnya,

secara kemasan, lezat rasanya, tinggi

yang beracun jika dimakan biasa namun

kandungan gizinya, dan pengembangan

kandungan gizinya dan dipasarkan

menjadi lezat jika diolah dengan kearifan

produknya, yakni Embal, Inasua dan

melalui platform teknologi digital (digital

lokal setempat).

Gula Saparua. Selain itu, mengenalkan

marketing).

rempah sebagai produk unggulan,

Pelibatan kampus dalam hal ini Jurusan

Penguatan Karakter Siswa

mengingat Maluku sebagai penghasil pala

Antropologi Universitas Patimura,

Melalui Gernas BBI “Aroma Maluku”

yang bisa dimanfaatkan bijinya untuk

Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian

2021, Direktorat Jenderal Kebudayaan

bumbu, bahan kosmetik maupun produk

Provinsi Maluku dan Chef dari Hotel

menginisiasi upaya pengenalan kearifan

wellness, serta buahnya yang kaya rasa

Santika menjadi narasumber dalam

lokal kepada siswa-siswi SMA dan SMK

bisa dimanfaatkan untuk beragam jenis

workshop yang digelar oleh Direktorat

untuk mengenal lebih jauh potensi

minuman yang menyegarkan dan sangat

Pengembangan dan Pemanfaatan

baik untuk kesehatan.

Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama

38 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian

Fokus pelaksanaan di antaranya adalah

Nilai Budaya (BPNB) Ambon bulan

penguatan Key Performance Indikator

Oktober 2021. Kegiatan dilanjutkan

(KPI), pematangan konsep kampanye

lomba membuat sajian makanan dari

bulanan, penambahan Durasi Gernas

ketiga makanan (embal, inasua, dan gula

BBI, dan bulan pendampingan oleh

saparua) selanjutnya ketiga pemenang

kementerian/lembaga. Tidak kalah

tampil di puncak acara BBI “Aroma

penting adalah peningkatan peran

Maluku” 29 November 2021.

pemerintah daerah dan penguatan karakter di lingkungan pendidikan

Gernas BBI Tahun 2022

sejak dini dan diupayakan bisa masuk

Kegiatan prioritas Presiden Jokowi

kurikulum. Masih ada sejumlah fokus

sebagai upaya peningkatan

yang harus dilaksanakan.

kesejahteraan masyarakat di masa

(Yayuk Sri Budi R,

pandemi ini akan terus digelar hingga

Kapokja Pengembangan Kebudayaan,

tahun 2023 dengan target 30 juta UMKM

Direktorat Pengembangan dan

berjualan di platform digital marketing

Pemanfaatan Kebudayaan,

atau on boarding. Fokus Fokus Gernas

Ditjen Kebudayaan)

Inasua Sadap dan Embal Manis - Diana

BBI 2022 di setiap kementerian / lembaga berbeda-beda dengan lokus pelaksanaan di bebrapa provinsi. Kemendikbudristek mendapatkan tugas untuk menggelar

Brosur-brosur produk BBI

- Diana

puncak BBI di Sulawesi Barat, Oktober 2022.

Penyerahan hadiah - Diana

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 39


KOMIK

I

40 INDONESIANA VOL. 13, 2022


I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 41


INFO GRAFIS

BRAMATABI WAYANG WONG Deskripsi Wayang Wong merupakan salah

JENIS Tari Bebali (Semi Sakral)

satu cabang seni pertunjukan yang digunakan sebagai pelengkap upacara yadnya dalam tingkat utama (upacara besar). Lakon Wayang Wong mengambil Epos Ramayana yang dimainkan oleh tokoh manusia dengan kostum yang telah disesuaikan dan memakai topeng sesuai dengan tokoh karakter masing-masing.

ASAL: BULELENG

Nilai-nilai FILOSOFI KEHIDUPAN, KESETIAAN, KEPAHLAWANAN

Sumber: Buku Sembilan Tari BaliBPNB Bali

I I

42 INDONESIANA VOL. 13, 2022 42 INDONESIANA VOL. 13, 2022

HANOMAN


P E R L E N G K A PA N

Gelungan Rama Laksmana Hanoman Sugriwa Wibisana

Topeng

Sejarah Muncul pada pemerintahan Raja Klungkung, Dalem Gede Kusamba (1772-1825). Pada saat itu,Dalem Gede Kusamba memerintahkan

Dalem

para penari utamanya untuk

Twalen

menciptakan tarian baru dengan

Angkeb Bulet

mengunakan topeng sakral istana dengan mengambil lakon Ramayana. Tari tersebut kemudian

Bapang Baju

Saput

menyebar dan berkembang di Desa Tejakula Kabupaten Buleleng,

Gelang kana

Sabuk Kancing

dengan mendapatkan pengaruh tari parwa yang dibawa oleh I Dewa Batan dari desa Bunutin Bangli dan

Awiran Jaler Stewel

tari gambuh yang dibawa oleh I Gusti Ngurah Made Jelantik dari desa Blahbatuh Gianyar.

Kancut

Koreografi Tokoh yang biasa ditampilkan dalam Dramatari Wayang Wong antara lain Rama, Laksamana, Malen / Tuwalen, Merdah, Delem, Sangut, Indrajit / Meganada, Wibisana, Kumbakarna, Hanuman, Sugriwa, Subali, dan Jatayu. Setiap tokoh memiliki khasanah gerakan serta ciri khas tari tersendiri.

Instrumen Pengiring Batel gender wayang, dua kendang, kajar, kempur, klenang, kemong, dan ceng-ceng

II

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 43 VOL. 13, 2022 INDONESIANA 43


WASTRA

Memintal Benang - Heru Joni Putra

Songket

Minangkabau yang Limbung dan yang Kukuh O

rang Minang tentu mengingat

Oleh sebab itu, reformasi melalui UU No.

tumbang, terkait songket sebagai salah

ketika pemerintahan Soeharto

22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

satu warisan budaya. Nasib songket

pada tahun 70-an memaksakan

Daerah diharapkan menjadi momentum

“hidup segan, mati tak mau” diterpa krisis

bentuk desa untuk menggantikan nagari,

yang tepat untuk memperbaiki segala

ekonomi, perang kolonial, hingga huru-

sebagai sistem pemerintahan terkecil.

yang patut diperbaiki. Ketika UU

hara politik yang bak mata pisau yang

Apa yang kemudian terjadi? Habih

disahkan, dan praktik kembali ke

menghujam budaya tenun ini hingga

tandeh, begitu istilah Minangkabau untuk

nagari mulai dicoba dengan berbagai

sekarat untuk kesekian kali. Hingga tahun

menyebut hancur-leburnya berbagai

cara, masyarakat pelan-pelan harus

2000an, tersisa tiga sentra songket saja

budaya Minangkabau, baik infrastuktur

memaklumi: mereka tak pernah benar-

yang masih bisa bertahan walaupun

tradisional maupun mental masyarakat,

benar bisa kembali ke “masa lalu” meski

oleng, yakni Silungkang, Pandai Sikek,

karena dihantam sistem desa. Beberapa

ada yang bersikeras untuk membawanya

dan Kubang. Sebuah jumlah yang terlalu

bulan setelah reformasi, masyarakat

kembali ke hari ini.

sedikit dibanding 100 ataupun 50 tahun

Sumatra Barat pun mendesak pemerintah untuk babaliak ka nagari, yang artinya kembali ke nagari.

I

44 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Minangkabau juga memiliki persoalan lama, bahkan jauh sebelum Orde Baru

sebelumnya ketika sentra songket masih beredar di lebih banyak nagari lainnya.


Ketika babaliak ka nagari digalakkan, para seniman songket berharap bisa memperpanjang hidup budaya tenun yang sudah mereka pertahankan

birokrasi saja sebagaimana di zaman

Menjadi Barang Langka

Orde Baru, yang mana kualitas material

Benhard Bart, seorang arsitek Swiss,

dan filosofis dari songket-songket pun

semenjak beberapa tahun sebelum

tidaklah penting lagi dipertimbangkan.

reformasi telah mencatat kondisi miris

turun-temurun tersebut. Mereka

Akan tetapi, sebagaimana disinggung

berharap kembali ke nagari tidak

tadi, ikhtiar untuk “mengembalikan

sekadar penghapusan sistem desa dan

Minangkabau” ke kondisi sebelum

perangkatnya, melainkan kembalinya

diluluh-lantakkan Orde Baru sangatlah

tigo tungku sajarangan (pemangku

mustahil. Tak semua infrastruktur

adat, ulama, dan kaum cendekia)

tradisional bisa ditegakkan kembali.

sebagai pemimpin nagari menggantikan

Yang jelas, laku hidup sehari-hari tidak

kekuasaan hirarkis kepala desa. Tigo

sepenuhnya lagi sangkut-bersangkut

tungku sajarangan bukan sekadar

dengan gambaran ekosistem tradisional

pajangan melainkan sekumpulan prosesi

yang diidealkan tersebut. Dalam kondisi

adat dan segala turunannya dalam

seperti itu, kain songket tetap diperlukan

pengertian kulturalnya.

tapi cenderung tidak mengemban lagi

Kualitas songket (baik secara material

dalam ekosistem songket Minangkabau. Ia dengan yakin mengatakan bahwa songket Minangkabau merupakan jenis kain tradisional “paling halus dan cerdas” dibanding yang ditemukannya di daerah Asia Tenggara lainnya. Tapi, contoh terbaik yang ia lihat saat itu adalah barang langka. Ia hanya bisa menemukannya kalau tidak di museum ya di toko barang antik. Sebaliknya, kondisi nyata di lapangan justru terlalu

peran tradisionalnya.

hingga filosofis) adalah perkakas utama untuk menjaga “marwah” berbagai prosesi adat tersebut. Kualitas songket tersebut tidak lagi sebagai pelengkap, pengisi hiburan, ataupun etalase

Kayu dan besi menjadi bahan dasar dari mesin tenun - Heru Joni Putra

Merapikan benang di mesin tenun - Heru Joni Putra Bahan-bahan untuk wastra Heru Joni Putra

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 45


Regenerasi yang tidak pernah mudah - Heru Joni Putra Menjaga kualitas benang - Heru Joni Putra

miris: selain semakin minimnya pengrajin

Dimulai dengan “regenerasi”. Rencana

demi bulan, rencana mereka bisa

songket, kualitas karya yang beredar

itu sangat bergantung pada seorang

dikatakan belum memberikan hasil

luas pun sangat jauh menurun. Sungguh

penenun yang sudah tua, Hj Rohani, saat

yang memuaskan. Sangat sulit sekali

sangat jauh. Kebutuhan industri turut

itu usianya hampir 80 tahun. Lokasinya

menciptakan hasil songket yang benar-

menjadi salah satu sebab utamanya,

di Kab. Tanah Datar. Ia satu-satunya

benar berkualitas. Kesulitan yang selalu

demikian ia menyimpulkan.

yang dapat ditemui dan setuju dengan

ditemui adalah persoalan bahan, alat

rencana mereka tersebut. Nenek itu

kerja, dan waktu. Yang paling kentara:

punya dua cucu tapi tak meneruskan

ikhtiar menghidupkan songket mesti

keahlian nenek mereka. Namun, mereka

bersaing dengan usaha bertahan hidup

akhirnya sepakat untuk mempelajari

para pengrajinnya.

Karena sulitnya mencari songket tradisional berkualitas tinggi, Bart hanya bisa memotret motif-motifnya. Lebih dari seribu motif yang ia dapatkan. Dari foto kemudian dipindahkan ke komputer untuk direka ulang. Berkat bantuan istrinya, Bart bergerak lebih lanjut bersama seniman dan budayawan Minangkabau. Atas usul salah satu

I

cara membuat songket dengan sang nenek. Meski dengan dana pribadi yang serba terbatas, Bart dan kawan-kawan menciptakan fasilitas sederhana untuk menyukseskan rencana mereka.

budayawan Minang, mereka berencana

“Sia-sia belaka” adalah ucapan yang

melakukan revitalisasi songket.

sudah sampai di tenggorokan. Bulan

46 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Banyak penerus potensial yang tak memilih menekuni songket karena kebutuhan hidup sehari-hari lebih mendesak. Tapi, ternyata, usaha keras dan banyak pengorbanan memang tak akan pernah sia-sia. Beberapa tahun


Kisah Bart dan budayawan Minangkabau

bahwa songket berkualitas tinggi tetap

tersebut hanyalah sedikit dari

akan dipertahankan dan diproduksi,

kisah mengharukan perihal ikhtiar

akan tetapi kondisi umum dunia songket

memperpanjang usia songket

di Minangkabau jelas seperti yang

Minangkabau. Penerus Hj Rohani

disebutkan tadi: tidak bisa lagi bergerak

bisa disebut beruntung karena

dalam bayangan ideal ekosistem

setidaknya sempat bertemu dengan

tradisional Minangkabau—yang memang

Bart dan kawan-kawan. Begitu

menjadi basis utama keberlangsungan

juga sebaliknya. Tapi, tentu saja,

songket berkualitas tinggi.

keberhasilan itu adalah contoh kecil yang berharga. Walaupun saat itu muncul harapan kuat

semenjak pertama kali dilakukan, hasil uji coba pertama mereka membuatkan hasil. Tahun 2001, songket dengan motif basa itam berhasil dibuat ulang, melalui pengajaran yang diberikan Hj Rohani kepada cucunya.

Dengan disain kekinian, pengrajin songket berusaha mempertahankan songket untuk masa depan - Heru Joni Putra

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 47


Menelisik Ibu sebagai penjaga tradisi

- Heru Joni Putra

- Heru Joni Putra

Industri Jadi Penentu Nasib

kuatnya pengaruh buruk industri agaknya

sesuatu yang disebut sebagai “kesadaran

Maka, saat itu, usaha pemertahanan

belum ada solusinya.

lokal” lengkap dengan arena industrinya,

songket tak bisa lagi dengan menunggu kondisi ideal yang diimpikan akan tercipta ketika sudah babaliak ka nagari. Mau tak mau, arah impiannya pada giliranya berubah, yaitu ke industri. Kalau bicara industri, batas antara “berkualitas tinggi” dan “berkualitas rendah” dalam versi adat tidak lagi berguna. Kesedihan Bart soal

I

48 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ekosistem industrilah yang kini menentukan nasib pengrajin songket bisa disebut sedikit lebih baik dalam satu dekade terakhir, meskipun tidak kukuh, dibanding dekade sebelumnya. Kebangkitan kembali

tentu saja dalam hiruk-pikuk yang lebih tinggi, turut berpengaruh pada menguatnya jual-beli produk-produk tradisional. Kawasan Silungkang, Pandai Sikek, dan Kubang tetap menjadi sedikit dari daerah yang masih berusaha bertahan dan memproduksi kain songket.


Sentra Kubang juga dapat jadi contoh

kalau dari dekat, justru pincang. Kaki

perihal bagaimana usaha tenun

budaya tetap menjadi yang paling lemah,

tradisi ini mesti bertahan di antara

walau kaki industri pun tak kukuh amat.

kaki budaya dan kaki industri. Untuk

Malangnya, akhir-akhir ini, penyakitnya

kebutuhan keberlangsungan usaha,

bertambah satu lagi, yaitu pusing.

mereka memproduksi motif-motif

Penyebabnya: legalitas songket sebagai

pengembangan dengan tingkatan

warisan budaya dunia justru hanya

kualitas yang punya target konsumen

dimiliki oleh negeri tetangga. Inilah yang

masing-masing. Dalam kondisi ini, kita tak

sedang dicemaskan. Usaha songket

bisa sepenuhnya bicara keluhuran filosofi

ini ibaratnya sedang berjalan pincang

motif, kecerdasan teknik, dan sejenisnya.

sekaligus menanggung pusing, takut-

Namun begitu, di saat bersamaan,

takutnya nanti tersandung sedikit malah

songket-songket yang berkualitas tinggi

rebah sendiri.

tetap diproduksi untuk permintaan

(Heru Joni Putra, Sastrawan)

khusus, misalnya, untuk koleksi, pameran, dan pengajaran. Apakah kondisi tersebut menunjukkan sudah terjadinya keseimbangan antara kebutuhan kaki industri dan kaki budaya? Sebagian besar produsen lokal akan menjawab tidak. Banyak yang sepakat bahwa budaya tenun ini hanya tampak berjalan dengan seimbang. Kalau dilihat dari jauh, memang begitu. Namun

Salah satu upaya “babaliak ka nagari” - Heru Joni Putra

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 49


MUSEUM

Klaster Bukuran - Syefri Luwis

Museum Sangiran Memori Tiga Evolusi A

pa yang membuat kita tergerak

Cobalah menyambangi Sangiran.

Situs Sangiran merupakan situas manusia

menengok museum lagi?

Museum di sana tidak sekadar gedung

purba dari kala pleistosen (2,5 juta hingga

Sebelumnya kami berpikir, hanya karena

penyimpanan koleksi berharga, namun

11.500 tahun lalu) yang paling lengkap

tugaslah orang mau mengunjungi

menjadi bagian dari situs manusia

dan paling penting di Indonesia, bahkan

kembali museum, apalagi jika terletak

purba, tempat kelahiran manusia Jawa

Asia, sejak ditemukan oleh G.H.R von

jauh di pelosok desa bahkan di dataran

yang masih terus menguakkan fosil-fosil

Koenigswald melalui temuan konsentrasi

tinggi. Satu contoh adalah Museum

binatang, artefak, dan bahkan manusia

alat serpih di Desa Ngebung pada tahun

Manusia Purba Sangiran, yang terletak

seiring tersibaknya lapisan tanah ketika

1934, seperti ditulis oleh Harry Widianto

sekitar 17 kilometer ke arah utara

erosi atau aktivitas manusia. Di lokasi

dan Truman Simanjuntak dalam buku

Surakarta Jawa Tengah. Alasan apa yang

inilah muncul salah satu pusat evolusi

Sangiran Menjawab Dunia (2011). Dengan

membuat kita ingin berkunjung kembali

manusia dunia yang telah menorehkan

luas keseluruhan mencapai 59,21

ke Museum Manusia Purba Sangiran?

cerita panjang kemanusiaan sejak 1,5 juta

kilometer persegi di dua kabupaten yakni

tahun lalu.

I

50 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Sragen dan Karanganyar,

Memahami evolusi - Syefri Luwis

museum dan situs Sangiran tak cukup kita jelajahi dalam beberapa jam saja. Dalam kenyataannya, Sangiran tidak tidak hanya memberikan gambaran mengenai evolusi fisik manusia dan binatang semata, namun mampu memberikan gambaran mengenai evolusi budaya dan lingkungan. Manusia purba paling tua ditemukan di bagian atas lempung hitam formasi pucangan dengan kepurbaan lebih dari satu juta tahun, dengan tubuh yang sangat kekar luar biasa. Alat-alat manusia paling tua

Kepala BPSMP Sangiran, Iskandar Mulia

juga ditemukan pada formasi

Siregar, S.T., mengatakan bahwa saat

pucangan, di sebuah endapan

ini lembaganya sedang menawarkan

sungai purba yang mengalir

program virtual tour – virtual museum-

di antara rawa pada 1,2 juta tahun silam.

kepada masyarakat. Sejak tahun 2017

Saat itu, Sangiran masih berupa rawa-

klaster Krikilan tidak berpuas diri dengan

rawa. Perubahan lingkungan dari rawa

rekonstruksi tubuh manusia purba

menjadi daratan permanen terjadi pada

Sangiran akan tetapi juga merambah ke

0,9 juta tahun lalu.

dunia augmented reality. Mari, kita susuri

Membaca sejarah manusia purba sambil melihat langsung ke lokasi tentulah menggairahkan. Selain daya

Sangiran, mulai dari Klaster Krikilan, Klaster Ngebung, Klaster Bukuran, dan Klaster Dayu.

Surat-surat Wallace - Syefri Luwis

Ruang pameran Klaster Krikilan memajang berbagai fosil berumur jutaan tahun dan itu tertata rapi lengkap dengan keterangan artefak tersebut. Untuk

tarik situs itu, hal lain yang menarik

Klaster Krikilan

membuat nyaman pengunjung museum

perhatian pengunjung lebih luas adalah

Lokasi pertama museum terletak

yang sengaja dibuat sebagai rekonstruksi

variasi program: bisa berupa festival,

di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen,

masa lalu tersebut, telah dikembangkan

pameran, sarasehan, pertunjukan, atau

yang merupakan pusat informasi

menjadi site of conservation yang

perlombaan. Program cukup besar yang

kehidupan manusia purba di Indonesia

memungkinnya berdampingan dengan

digelar terakhir yakni SangiRun Night

dan merupakan payung dari klaster-

desa-desa secara terintegrasi.

Trail 2021 atau balapan lari malam hari

klaster lain sekaligus muara informasi

dalam rangka memperingati 25 tahun

situs-situs manusia purba lain yaitu

penetapan Situs Sangiran sebagai

Trinil, Kedungbrubus, Ngandong,

Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Sambungmacan, Mojokerto, Ngawi,

(simak laporannya di Indonesiana Volume

Patiayam, Semedo, dan Bringin.

Dinas Pariwisata Sragen yang menjadi pengelolanya mendesain museum itu sebagai situs berbasis fosil yang berarti koleksinya akan terus bertambah sejalan

12).

I

13, 2021 2022 INDONESIANA 51 VOL. 12,


Fosil pecahan tengkorak Mastodon - Syefri Luwis

Rumitnya DNA - Syefri Luwis

dengan penemuan fosil oleh anggota

Klaster yang diresmikan pada tahun 2011

Gastropoda), Chelonia

masyarakat sekitar. Museum mempunyai

tersebut juga menyimpan koleksi berupa

sp (kura-kura), dan

fasilitas lain seperti laboratorium, gudang

fosil binatang bertulang belakang antara

foraminifera. Tersimpan

fosil, dan ruang putar film. Selain itu, juga

lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon

memori terbentuknya

terdapat kios-kios yang berjajar rapi yang

trigonocephalus (gajah), Mastodon sp

bumi yang terbaca

menjual berbagai pernak-pernik dari

(gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau),

melalui batu-batuan yang

batuan, baju, topi, hingga makanan.

Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp

dipamerkan di museum ini,

(babi), Rhinocerus sondaicus (badak),

seperti meteorit atau taktit,

Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp

kalesdon, diatome, agate,

(rusa dan domba).

dan ametis.

Klaster Krikilan berisi koleksi-koleksi berupa fosil manusia yang antara lain Australopithecus Africanus, Pithecanthropus Mojokertensis (Pithecanthropus Robustus),

Fosil-fosil binatang air menjadi penanda

Meganthropus Palaeojavanicus,

bahwa wilayah Sangiran pernah menjadi

Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis,

bagian dari lautan. Tidak

Homo Neanderthal Eropa, Homo

heran jika di sana tersimpan

Neanderthal Asia, dan Homo Sapiens.

Crocodilus sp (buaya), ikan

Alat-alat batu seperti serpih, bilan, serut,

dan kepiting, gigi ikan hiu,

gurdi, kapak persegi, bola batu, dan

Hippopotamus sp (kuda nil),

kapak perimbas-penetak juga disuguhkan

Mollusa (kelas Pelecypoda dan

di ruang pameran.

Sejarah panjang manusia ada di sini - Syefri Luwis

I

52 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Tata pamer yang kekinian - Syefri Luwis


Sangiran - Syefri Luwis

Klaster Bukuran

Klaster Ngebung

Klaster Dayu

Sekitar 27 kilometer dari

Sebuah diorama besar yang

Klaster ini dikembangkan sebagai suatu

Kota Sragen dibangun

menggambarkan sebuah proses

pondok informasi tentang hasil-hasil

Klaster Bukuran. Ketika

ekskavasi menyambut pengunjung.

penelitian mutakhir, penemuan alat-alat

memasuki ruang pameran

Ruang pamer dalam museum di desa

serpih paling tua di Sangiran bahkan

utama museum Bukuran,

Ngebung, Kecamatan Kalijambe,

Indonesia yang berasal dari endapan

pengunjung diajak untuk

Kabupaten Sragen ini memuat sejarah

sungai purba yang mengalir di antara

melihat rekam jejak evolusi

awal penelitian G.H.R. Koenigswald

lingkungan rawa pada 1,2 juta tahun

Panel situs-situs tempat

manusia. Pengunjung

bersama W.F Tweedie yang menemukan

lalu. Penemuan demi penemuan sejak

ditemukannya alat-alat dan

diajak berkelana menikmati

beberapa alat serpih yang terkait dengan

2002 terus bergulir hingga kini termasuk

rekonstruksi tiga jenis

fosil-fosil fauna vertebrata berciri fauna

pembukaan dua lokasi ekskavasi untuk

Homo erectus yang

Trinil dan Kala Plestosen Tengah. “Ini

penggalian. Pengunjung dapat turun

menandai tiga tingkatan

relik-relik purba manusia - Syefri Luwis

adalah alat-alat serpih, budaya manusia

ke lokasi penggalian dan mengamati

evolusi, yakni Homo

purba. Di sini, suatu saat nanti, akan

endapan sungai purba beserta stratigrafi

erectus arkaik (1,5 juta

ditemukan fosil-fosil manusia purba

dan temuan artefak.

hingga 1 juta tahun lalu),

seperti di Trinil dan Ngandong,” kata

Homo erectus tipik (0,9

Koenigswald, seperti dikutip Harry

juta hingga 0,3 juta ahun

Widianto dan Truman Simanjuntak

lalu), dan Homo erectus

dalam Sangiran Menjawab Dunia (2011).

progresif (200.000 sampai

Prediksinya terbukti.

100.000 tahun lalu). Menambah kaya koleksi di klaster ini, di lantai bawah ditampilkan replika fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di seluruh dunia.

Kunjungan museum ke klaster-klaster Museum Purba Sangiran; Krikilan, Bukuran, Ngebung, dan Dayu membawa pengunjung mengalami suasana purba di masa kini. Museum membuat jarak

Ruang pamer lain yang tak kalah menarik

jutaan tahun terasa dekat.

menyajikan percakapan ilmiah antara

(Alfian S. Siagian: Awak Indonesiana)

Teuku Jacob, Raden Panji Sudjono, dan Sartono Sastromidjojo. Di sini dipamerkan juga tulang-belulang gajah purba atau stegodon. Nenek moyang gajah masa sejarah ini konon pernah hidup lima juta hingga sepuluh ribu tahun yang lalu.

Perahu masa lalu - Syefri Luwis

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 53


DESA

Harmoni Pujananting Lewat Alunan

Genrang Riwakkang T erdapat banyak kekayaan budaya di Indonesia yang

hingga kini masih kita jumpai

di tengah-tengah masyarakat. Satu di antaranya adalah musik tradisional

bernama genrang riwakkang. Alat musik tradisional ini menjadi musik primadona masyarakat Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Genrang (dialek lain kadang menyebutnya ganrang) berasal dari bahasa Bugis yang artinya Mandaoling - Arlin

gendang. Adapun riwakkang berarti dipangku. Jadi genrang riwakkang merupakan alat musik gendang yang dimainkan di atas paha atau dimainkan dalam pangkuan. Singkatnya, gendang yang dipangku.

Berkesenian bersama teman - Arlin

I

54 INDONESIANA VOL. 13, 2022


sebagai pakuru sumange (pemberi semangat). Orangorang dewasa yang yang keesokan hari harus mulai turun membajak sawah, di malam hari mereka berdendang bersama. Hal ini untuk memberi hiburan dan membakar semangat

Berlatih bersama maestro

sebelum mulai membajak

- Arlin

sawah. Demikian halnya saat selepas panen, mereka juga memainkan genrang riwakkang untuk memulihkan tenaga dan pikiran yang penat selepas bekerja keras di sawah. Tradisi memainkan genrang Konon ide memainkan alat musik

menjadi sepasang (dua set), kemudian

riwakkang sebagai pelengkap dalam

tersebut berawal dari sebuah keisengan

dipadukan dengan gambus, gendang,

kegiatan adat bukan hanya hiburan

di balik kejenuhan. Dahulu kala, salah

rebana, rinci (sejenis tamborin), seruling,

semata, tetapi juga menjadi ajang

satu masalah perkebunan warga di

dan mandailing, sehingga menghasilkan

kebersamaan, harmonisasi, dan wadah

Desa Pujananting yaitu hama perusak

musik yang harmonis. Selain itu,

memperkukuh solidaritas masyarakat

tanaman, babi dan monyet. Maka dari

genrang riwakkang juga dimodifikasi

setempat. Ketika musik genrang riwakkang

itu, mereka harus menjaga kebun siang

agar bisa dimainkan tanpa harus selalu

dialunkan, tanpa perintah dan arahan,

dan malam. Saat menjaga kebun, mereka

memangkunya.

masyarakat kemudian tumpah ruah

diserang rasa kantuk dan kebosanan. Pada saat itulah, leluhur memukul-mukul potongan kayu sebagai cara menghibur

Meski pada mulanya hanyalah rutinitas untuk mengusir kebosanan saat menjaga

untuk berkumpul, bernyanyi, atau pun hanya sebatas menjadi penonton.

kebun, genrang riwakkang kemudian

Selain itu, pada dekade tahun 1980-an

bertransformasi menjadi bagian daripada

hingga pada tahun 2000-an, genrang

adat dan tradisi, hingga menjadi hiburan

riwakkang merupakan salah satu

rakyat. Genrang riwakkang sering

hiburan utama di kalangan suku Bugis.

Dari kegiatan itu, jiwa seni mereka

dimainkan pada saat hendak turun

Kelompok pemain genrang riwakkang

kemudian muncul. Mereka menemukan

sawah, maddoja bine (mempersiapkan

ini kerap diundang di acara hajatan di

adanya irama yang menawan dari kayu

benih padi), pesta panen, serta

Kabupaten Pangkep, Soppeng, hingga

yang mereka pukul. Pada akhirnya,

berbagai kegiatan-kegiatan kebudayaan

Bone. Undangan untuk tampil di masa itu

muncullah ide mencari kayu yang

lainnya. Pada waktu-waktu itu, mereka

begitu membeludak. Mereka menyusuri

memiliki suara gemerincing yang indah.

menyanyikan berbagai macam lagu

kampung ke kampung untuk menghibur

Dari berbagai macam percobaan,

yang mereka ciptakan secara situasional

warga yang sedang mengadakan pesta

ditemukanlah jenis kayu yang dikenal

dengan menggunakan bahasa Bugis atau

perkawinan, syukuran, menempati rumah

masyarakat Bugis sebagai kayu daja-daja.

Makassar.

baru, atau hajatan lainnya. Bisa dikatakan

diri dalam menahan rasa kantuk serta menjadi penanda agar hewan perusak itu menjauh dari kebun.

Kayu inilah yang kemudian dijadikan alat musik bernama genrang riwakkang. Dalam perjalanannya, untuk melengkapi alunan musik ini, genrang riwakkang dibuat

Di dalam ritual pertanian, semisal saat hendak memulai penggarapan sawah, genrang riwakkang berfungsi

bahwa tahun-tahun itu merupakan masa emas genrang riwakkang sebagai hiburan rakyat.

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 55


Belajar genrang - Arlin

Menyelami Makna di Balik Alunan Musik

hingga pagi hari dengan mengarang

mereka bersama-sama menyanyikan lagu

lagu terus menerus tanpa henti. Meski

yang berisi pesan-pesan keselamatan

Genrang riwakkang bukan hanya hiburan

demikian, dalam penampilannya itu,

mereka bernyanyi sekaligus sebagai

semata, tetapi di dalamnya juga sarat

mereka selalu menanamkan pesan

doa. Menariknya bahwa kehadiran

akan makna. Melalui genrang riwakkang,

leluhur “aja muelongi anu salae” (jangan

mereka dari kampung ke kampung

orang-orang dapat belajar tentang

pernah menyanyikan lagu yang

selalu diterima dengan sukacita oleh

keharmonisan dan pluralitas. Musik ini

bermakna tidak baik). Maksud dari pesan

masyarakat setempat. Bisa dikatakan

merupakan perpaduan dari berbagai

tersebut bahwa jangan pernah membuat

bahwa genrang riwakkang justru

alat musik, termasuk alat musik dari

sebuah lagu di atas panggung yang dapat

mempersatukan orang-orang untuk

daerah lain seperti rinci (tamborin) dan

menyinggung perasaan dan harga diri

berdendang bersama di balik alunan

mandailing. Alat-alat itu dimainkan

orang lain.

musik tradisional.

Kemudian, sebagai sebuah hiburan yang kerap bekeliling dari kampung

Kini dan Masa Depan Genrang Riwakkang

ke kampung, mereka juga sangat

Sebagai sebuah budaya berwujud

Salah satu hal menarik dari penggiat

mengutamakan keselamatan. Jadi, di era

kesenian tradisional, genrang riwakkang

genrang riwakkang ini bahwa mereka

saat mereka sering tampil (1980-2000-

merupakan warisan yang harus tetap

hanya memiliki beberapa lagu yang

an) adalah era di mana perkelahian dan

dipertahankan. Penggiat dan seniman

paten. Selebihnya, mereka mengarang

pertikaian merupakan hal yang hampir

musik yang kini rata-rata sudah berumur

lagu tersebut saat sedang tampil. Mereka

selalu ada di dalam sebuah hajatan. Maka

50-60 tahun berusaha mewariskan

bisa terus bernyanyi dari malam hari

dari itu, sebelum mereka berangkat,

bakat dan kemampuan kesenian mereka

bersama. Dari perpaduan tersebut, mereka melahirkan satu alunan musik yang sangat khas.

I

56 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Ketiga, mendorong adanya regenerasi. Meski belum dapat dimainkan semua orang, telah bermunculan generasi yang siap melanjutkan estafet kesenian dari penggiat yang sudah mulai uzur. Mereka memulai dari lingkup keluarga. Pelaku seni ini, mewariskan kecakapan tersebut kepada anak-cucu mereka. Generasi muda ini kemudian didorong dan difasilitasi oleh pemerintah untuk terus berkarya melalui permainan genrang riwakkang dengan prinsip dasar berkarya, berbudaya, dan membangun harmoni Genrang Riwakkang

di tengah masyarakat Desa Pujananting.

- Arlin

(Arlin, Guru dan Penggiat Budaya di Komunitas Pemuda Pelajar Mahasiswa Pujananting (KPPMP)

ke anak-cucu. Hal ini sebagai sebuah

yang dapat menarik wisatawan untuk

strategi kebudayaan agar alat musik

berkunjung ke Desa Pujananting. Bahkan

tradisional ini tetap ada di tengah-tengah

pada kegiatan “Barru Local Fest 2021”,

masyarakat.

genrang riwakkang diundang khusus

Selain itu, pemerintah Desa Pujananting juga memberikan dukungan penuh atas

untuk tampil sebagai pengisi di acara malam puncak.

pemberdayaan musik tradisional ini. Setidaknya, saat ini ada tiga upaya yang dilakukan oleh pemerintah, penggiat, dan organisasi pemuda untuk melestarikan musik tradisional genrang riwakkang. Pertama, mendorong upaya perbaikan dan peremajaan alat-alat musik tradisional. Melalui dana desa dan dana pemberdayaan dari Kemendikbudristek, dilengkapilah alat musik pendukung genrang riwakkang serta melakukan pengadaan untuk kebutuhan infrastruktur lainnya. Kedua, pemerintah mendorong genrang riwakkang sebagai sebuah kesenian yang diberdayakan. Pada hampir semua kegiatan desa, formal maupun non-formal, mereka menghadirkan

Gambus – - Arlin

genrang riwakkang sebagai ciri khas desa. Pemerintah Desa Pujananting bahkan menargetkan genrang riwakkang ini menjadi sebuah kesenian tradisional

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 57


KULINER

Pemancing rasa - Mufida Afreni B. Bara

kan Bu

M

iA

ad Sek

ar N

I

58 58 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022

c eh

u t r i si R a gawi


H

idangan makanan lebih dari

Tidak ditemukan data sejarah mengenai

Mi Aceh sendiri bukanlah nama yang

sekadar sajian nutrisi atau

asal mula kuliner ini hadir di Aceh atau

diberikan oleh masyarakat Aceh.

sumber kenikmatan ragawi.

siapa yang mula-mula meracik bumbunya

Jika berkunjung ke Aceh dan hendak

Makanan merupakan

dan kemudian memadukannya dengan

menyantap panganan ini, pembeli cukup

identitas kolektif yang

bahan dasar mi. Hipotesa sementara

menyebutkan jenis sajiannya saja seperti:

memanifestasikan tren sosial dan

yang bisa diajukan bahwa mi yang

mi kuah (berkuah atau banyak kuah);

kultural dalam lini masa manusia.

menjadi bahan utamanya bukanlah

mi basah (sedikit kuah); atau mi goreng

Makanan membawa makna kultural

otentik hasil karya cipta orang Aceh,

(tanpa kuah), tanpa perlu menyebutkan

namun berasal dari Cina. Rasa bumbunya

kata “Aceh” setelah kata “mi”.

yang erat dan lekat. Beberapa masakan tradisional menjadi panganan yang wajib disajikan dalam upacara adat atau ritual tertentu hingga menjadi penanda etnis tersebut. Sebut saja na niura dari Batak Toba, tumpeng dari Jawa, dan pa’piong dari Toraja. Meski demikian, ada pula makanan lokal yang sama sekali tidak lahir dari upacara adat tapi kuat cita rasanya hingga menjadi ciri penanda etnis tertentu. Satu di antaranya, mi Aceh, sajian mi kuning dengan bumbu khusus dari Aceh.

pun mirip dengan rasa kuah kari dari India.

Agaknya ini mirip dengan penyebutan “sate padang” di luar daerah

Dari hipotesis ini dapatlah disebutkan

Minangkabau. Bukankah jika kita

sementara jika “mi Aceh” merupakan

membeli sate di Kota Padang maka kita

kuliner dari Aceh hasil akulturasi

cukup menyebutkan “sate” saja tanpa

dari India dan Cina. Hipotesis ini pun

kata “Padang” setelahnya? Demikian

dikuatkan oleh data sejarah pada zaman

halnya, Justru sebutan mi Aceh diberikan

kesultanan Aceh, saat saudagar-saudagar

oleh orang-orang yang berasal dari luar

dari India dan Cina ramai berdagang

daerah Aceh. Seperti di Kota Medan yang

di Aceh. Bahkan di Banda Aceh ada

menjadi lokus dalam tulisan ini, sebutan

sebuah kawasan yang memang khusus diperuntukkan bagi etnis Tionghoa dan dijamin keamanannya oleh Sultan, yaitu Gampong Peunyong, yang sampai sekarang masih ada. Kemungkinan pada masa-masa inilah masyarakat Aceh mengenal lahan mi dan kuah kari.

Dari laut menuju ke darat Mufida Afreni B. Bara

I

VOL. VOL.13, 13,2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 59 59


Proses memasak Mufida Afreni B. Bara

Bumbu seperti cabai merah, bawang, kemiri, daun bawang, seledri, cabai Gerai kuliner mi Aceh “Titi Bobrok”

kering tidaklah sulit didapatkan di pasar,

membutuhkan 300 kilogram mi setiap

termasuk bumbu penyempurna rempah

harinya, mulai pukul 11.00 hingga 22.00

yaitu oen temuruy (daun kari). Kaldu sapi

WIB. Cita rasa bumbu kari yang pedas

penting untuk menambah cita rasa.

dan olahan mi kuning yang lembut

Perpaduan olahan bumbu yang memberi

cukup mengena bagi masyarakat Medan.

cita rasa gurih dipadukan dengan

Apalagi mi Aceh disajikan dengan

campuran daging atau aneka makanan

Mi Aceh Titi Bobrok

menu tambahan berupa daging sapi,

laut tersebut dilengkapi dengan emping

Tidak sekadar megah di bumi rencong, mi

udang, dan kepiting. mi yang digunakan

dan acar khas Aceh (bawang cincang,

Aceh pun kondang di tanah Melayu Deli,

merupakan olahan sendiri tanpa bahan

cabe rawit, dan mentimun), menjadikan

Kota Medan, seperti mi Aceh “Titi Bobrok”

pengawet dan harus habis dalam sehari,

cita rasa “mi Aceh” lebih sempurna.

yang berlokasi di sebuah jembatan di

jika ada sisa tidak boleh dijual untuk esok

Jalan Setia Budi Kota Medan. Dahulu

hari.

“mi Aceh” menjadi penanda bahwa mi yang dimaksud bukanlah mi lainnya yang juga cukup dikenal di Medan seperti mi basah, mi balap, mi gomak, dan lain sebagainya.

jembatan itu rusak sehingga masyarakat menyebutnya “titi bobrok” (jembatan rusak). Nama itulah yang dipakai oleh sepasang perantau dari Kabupaten Sigli yaitu (Alm.) Fuadi Yusuf dan istrinya ketika pertama kali membuka warung mi mereka pada tahun 1996. Kini warung sederhana itu telah menjadi restoran megah yang dikelola oleh generasi kedua, kakak beradik yang disapa Bang Mirza dan Kak Tasya.

I

60 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Beragam varian yang ditawarkan meliputi

Para pelanggan dengan beragam latar

tetap menjadi primadona karena mampu

mi Aceh basah (kuah), goreng, dan

sejenak larut dalam sepiring mi yang kaya

menjaga komitmen, bahkan seolah

nyemek (goreng basah). Varian olahan mi

rempah.

menjadi menu asli tuan rumah Negeri

Aceh tidak sekadar menyesuaikan selera pelanggan, namun merepresentasikan harmoni multietnik dan multikultur masyarakat di Kota Medan. Satu hidangan kreasi kuliner yang tidak hanya menawarkan nutrisi ragawi namun juga menyuguhkan nutrisi psikososial-kultural.

Ramainya pengunjung mi Aceh Titi Bobrok mengundang pengusaha lain untuk meniru. Warung sejenis perlahan tumbuh di sekitar Jalan Setiabudi dan meluas ke berbagai lokasi di Kota Medan. Meski demikian, mi Aceh Titi Bobrok

Melayu Deli. (Mufida Afreni B.Bara, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemeterian Kesehatan RI dan Pangeran Nasution, Dosen Universitas Malikussaleh Aceh)

Terbit liur karenanya Mufida Afreni B. Bara

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 61


PENGETAHUAN TRADISIONAL

Perkampungan Baduy - Cahya Nugraha /www.shutterstock.com

Sanadi, remaja yang baru pertama kali diajar “melak” (belajar menanam) didampingi gurunya - Niduparas Erlang

Melak (menanam) padi, para laki-laki berbaris, sedang ngaseuk (menugal) Niduparas Erlang - Niduparas Erlang

II

62 INDONESIANA VOL. 13 2022 62 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Merapal

Mantra

Menanam Padi D

i Kanekes (Baduy), menanam

Slam Sunda Wiwitan yang mereka anut.

Sanadi yang sungkan berguru kepada

padi bukan sekadar aktivitas

Berladang, khususnya menanam padi,

orang tuanya secara langsung, Anda

fisik, melainkan juga aktivitas

adalah kewajiban.

justru diantarkan orang tuanya

batin. Secara fisik, proses penanaman padi di huma atau ladang kering orangorang Kanekes, memang dimulai dengan nyacar, narawas, nukuh, ngahuru, ngaseuk/ melak (menanam). Namun, di balik berbagai aktivitas fisik itu, berladang adalah ritual sakral dan bagian dari agama

Untuk itu, seorang remaja di Kanekes biasanya sebelum mereka menikah atau paling lambat pada tahun pertama berumah tangga wajib pergi ke paguruan atau rumah seorang guru yang

untuk belajar kepada Ayah Anirah karena ayahnya merasa tidak mampu mengajari berbagai jampe (mantra) yang harus dirapalkan dalam setiap tahapan proses menanam padi.

mumpuni untuk diajar melak (belajar

Ada begitu banyak jampe, rajah atau

menanam). Konon, di Baduy Dalam,

rarajahan, dan tawa atau tatawaan, yang

para remaja akan belajar langsung

harus dihafal secara berurutan. Itulah

kepada orang tua mereka. Namun di

yang membuat aktivitas berladang

Baduy Luar, tidak semua orang tua

bukan sekadar pekerjaan fisik,

dapat mengajari anak-anaknya, atau

melainkan juga aktivitas rohani yang

dalam beberapa kasus, tidak semua

sakral.

anak mau belajar kepada orang tuanya secara langsung. Seperti Sanadi, yang memilih pergi belajar kepada uwa-nya (kakak dari garis ibunya) ketimbang belajar kepada ayahnya sendiri.

Apa yang dipelajari dalam diajar melak bukanlah bagaimana cara nyacar (membabat hutan untuk dijadikan ladang) atau ngahuru (membakar dedaunan dan ranting kering) atau

Pada musim tanam tahun lalu, sekitar

ngaseuk (menugal tanah sebatang

Oktober – November 2021, saya juga

tongkat kayu aseuk), tetapi belajar

bertemu dengan remaja lain bernama

berbagai jampé yang harus dirapalkan

Anda yang diajar melak kepada kerabat

pada setiap tahap aktivitas fisik

ayahnya. Namun, berbeda dengan

tersebut. Maka, dalam diajar melak itu,

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 63


yang utama dipelajari seorang remaja

maka selamanya ia dianggap tak

tepat baginya untuk menanami ladang.

Kanekes adalah urusan batin dalam

pernah mampu memberi makan

Si murid biasanya membawakan

menjalankan kewajiban mereka berladang.

keluarganya sendiri. Hal itu dianggap

seupaheun (sirih pinang) sebagai

sebagai perbuatan “hina”, sebab setara

persembahannya kepada sang guru.

dengan selalu berharap belas kasih

Lalu sang guru akan menghitungkan

orang lain. Untuk itulah, proses diajar

tanggal dan hari baik sebagai hari

melak adalah suatu kewajiban bagi

ngaseuk/melak bagi si murid. Cara

orang Kanekes, sebab berladang adalah

perhitungan dalam menentukan hari

bagian dari kewajiban mereka dalam

melak ini cukup rumit, karena mesti

menjalankan pikukuh dan menjalankan

sesuai dengan hari lahir si murid, nama

“rukun” agama Slam Sunda Wiwitan.

si murid, naptu hari dalam seminggu,

“Sebab aktivitas fisik dalam berladang dapat dipelajari dengan cara melihat dan mengikuti proses berladang, sementara aktivitas batin hanya dapat dipelajari dengan sungguh-sungguh dari seorang guru,” kata Kang Jamal, Ayah Sanadi. Untuk itu, di Kanekes, seseorang yang tidak pernah melewati masa diajar melak, tidak pernah dianggap memiliki huma sendiri. Sekalipun, misalnya, seseorang itu melakukan aktivitas fisik dengan

Ada lima tahap umum dalam ritual ngaseuk/melak yang pernah saya amati

Kedua, mempersiapkan perlengkapan

dan terlibat di dalamnya.

pungpuhunan. Sekitar lima atau tujuh

menanami ladangnya sendiri dan menuai

Pertama, meminta widi. Sebelum

hasil panennya sendiri. Namun, selama

melak, seorang murid akan terlebih

ia tidak mampu melakukan aktivitas

dahulu meminta widi atau restu kepada

batin (dengan memantrai segala aktivitas

sang guru yang mengajarinya selama

berladang itu), selama ia hanya menitipkan

proses diajar melak itu. Dalam hal ini,

(ngaherokeun) benih padi kepada orang

si murid meminta bantuan gurunya

lain tanpa mampu memantrainya sendiri,

untuk menghitung hari baik yang paling

Ngaseuk Niduparas Erlang

I

64 64 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022

tahun, dan sebagainya.

hari sebelum melak, orang yang hendak melak akan mencari dan mempersiapan berbagai macam tumbuhan yang dibutuhkan sebagai sambara pungpuhunan. Jumlah tumbuhan yang akan digunakan dalam pungpuhunan ini mesti berjumlah ganjil (tujuh,


sembilan, atau sebelas). Di antaranya:

perlengkapan lainnya seperti sisir

sama dengan ngajampé binih sebelumnya, tetapi

barahulu, hanjuang, seel, sarai, kihura,

kayu, minyak kelapa, cermin, keris, kain

ada beberapa praktik dan jampé tambahan, seperti

bingbin, tamiang, pacing, sereh, jawer

mérong (yang populer disebut batik

menetesi mata, benih, dan seperangkat benda-

kotok, pepek, penuh, kituha atau bintenu,

baduy). Praktik ngajampé binih ini bisa

benda ritual lainnya, dengan tetesan air yang

dan sebagainya. Sejumlah tanaman itu

berlangsung sekitar 20-30 menit. Dimulai

keluar dari ujung batang kituha atau binteunu yang

akan diikat dan pada pagi hari sebelum

dengan ngalemar (mengunyah sirih

diruncingkan.

melak akan ditancapkan di tengah-tengah

pinang), mengoleskan minyak kelapa

ladang.

ke rambut lalu ke sahid, bersisir, dan

Ketiga, tapa. Selama tiga hari sebelum melak, seorang yang hendak melak harus melakukan tapa dengan berpuasa selama tiga hari berturut-turut. Dalam tapa ini, ia hanya diperbolehkan makan nasi putih dan air putih, tanpa garam apalagi laukpauk. Biasanya, tapa dimulai pada sore/ malam hari dan berakhir pada malam sebelum melak. Keempat, ngajampé binih (memantrai benih padi). Di Kanekes, ada berbagai jenis padi huma yang dibudidayakan. Namun, dalam hal ngajampé binih, hanya paré konéng (padi kuning) yang wajib dimantrai. Paré konéng itu akan diletakkan di dalam sahid atau wadah dari anyaman bambu bersama berbagai

seterusnya. Urut-urutan dalam ngajampé binih harus dilakukan secara tertib, karena masing-masing tahapan memiliki mantranya sendiri. Begitupun dengan arah menghadap yang harus sesuai dengan hari pelaksanaan. Misalnya, jika menanam dilakukan pada hari Senin, maka seorang yang ngajampe binih akan menghadap arah timur. Praktik ngajampe binih itu sendiri dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada malam hari di saung atau di rumah, pagi hari di saung atau di rumah sebelum dibawa ke ladang, dan di ladang pada saat pungpuhunan telah ditancapkan. Meski praktik ngajampé binih di ladang itu

Kelima, ngabanten, yakni memberi persembahan kepada makhluk gaib yang dianggap sebagai para penghuni ladang atau berada di sekitar ladang. Persembahan atau sesaji untuk ngabanten hanya berisi secuil lauk, sakuren (dua butir) nasi, sirihpinang untuk sekali kunyah, beberapa tetes air, dan dibungkus dengan daun pisang. Banten ini dibuat sebanyak empat bungkus dan diletakkan di empat penjuru mata angin di ladang, tak begitu jauh dari pungpuhunan. Usai melakukan tahapan ngajampe binih, barulah penanaman ladang itu dimulai, bersama sanak keluarga dan para tetangga. Biasanya, karena dikerjakan bersama-sama oleh banyak orang, penanaman padi hanya berlangsung sekitar 30-40 menit. Keseluruhan kegiatan itu diakhiri dengan acara makan bersama. [Niduparas Erlang, Sastrawan dan Peneliti Tradisi Lisan]

I

VOL. VOL.13, 13,2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 65 65


SENI

Para penari perang - Zul Lubis

Reyog Bulkiyo

Memerangi Kelaliman

R

eyog Bulkiyo adalah seni tradisi dari Blitar, Jawa Timur, yang berupa pertunjukan tarian perang. Pertunjukan tarian perang yang ada dalam Reyog Bulkiyo dimaksudkan sebagai perang antara golongan yang benar melawan golongan yang jahat. Golongan yang benar ini diwakili oleh tokoh Anoman menumpas tokoh Rahwana. Kemudian golongan benar lain dalam

Reyog Bulkiyo adalah tokoh Bulkiyo yang menaklukkan Raja Karungkolo yang lalim.

II

66 66 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022


Kisah Anoman menumpas Rahwana ini

ini sebagai inti cerita yang disampaikan

Pertunjukan Reyog Bulkiyo

merupakan kisah yang muncul dari kisah

Reyog Bulkiyo. Sebab nama “Bulkiyo”

Sebagaimana lazimnya pertunjukan

besar Ramayana yang berasal dari tradisi

dalam Reyog Bulkiyo ini berasal dari Kitab

tarian di Jawa, pertunjukan Reyog

Hindu. Kisah suci bagi umat Hindu ini

Ambyo yang berisi kisah para nabi dan

Bulkiyo diringi musik. Musik dalam

tidak eksplisit muncul dalam pertunjukan.

ulama besar dalam tradisi Agama Islam.

pertunjukan Reyog Bulkiyo ini terdiri

Anoman mengalahkan Rahwana hanya muncul di bendera yang dibawa salah satu penari. Bendera itu muncul pada saat menjelang pertunjukkan Reyog Bulkiyo berakhir. Si penari dengan kostum pakaian Jawa berupa blangkon, jas tanpa penutup leher, batik melingkar di pinggang. Penari ini berfungsi juga sebagai penutup pergelaran Reyog Bulkiyo. Penari ini namanya penari rontek. Adapun kisah kepahlawanan tokoh Bulkiyo dalam menumpas raja lalim bernama Karungkolo tidak muncul di dalam pertunjukan. Tokoh Bulkiyo ini sosok pencari Nabi Muhamad Saw. yang dalam pengembaraannya bertemu dengan pelbagai orang jahat, termasuk

Kitab Ambyo ini terkenal di kalangan Islam tradisional di Blitar dan budaya Jawa pada umumnya. Kitab Ambyo merupakan kisah para nabi dan ulama besar Islam dalam bahasa Jawa ditulis dalam huruf hijaiyah (Arab pegon). Kitab ini digubah dalam bentuk puisi Jawa yang berupa megatruh, sinom, asmaradana, dan lain-lain.

dari dua kelompok yaitu seperangkat gamelan dan seperangkat rebana. Seperangkat gamelan ini terdiri dari satu kenong, satu kempul, satu bende, satu slompret, dan sepasang pecer. Kemudian seperangkat rebana terdiri dari dua gae, satu thrinting, satu gedhug telu, dan satu glenyoan. Seperangkat gamelan sederhana dimainkan oleh empat pemain musik khusus yang berada di

Dengan demikian, Reyog Bulkiyo

samping pementasan para penari. Cara

merupakan paduan antara dua tradisi

memainkan kenong, kempul, dan bende

keyakinan besar, yaitu Hindu dan Islam.

dengan menggantungnya pada kayu,

Konsep keyakinan yang berasal dari

atau bisa juga para pemain memegang

tradisi yang sangat berlainan ini digubah

erat tali alat musik dengan tangan kiri

dalam gerak tarian yang penuh harmoni

lantas tangan kanan memukulnya.

dalam Reyog Bulkiyo.

Slompret atau terompet dimainkan dengan cara ditiup.

Raja Karungkolo yang paling jahat. Dalam

Alat musik rebana dimainkan dengan

pencariannya itu tokoh Bulkiyo tidak bisa

cara dipukul dengan telapak tangan.

menemukan Nabi Muhammad sebab

Namun ada tiga rebana yang dipukul

saat itu sang Nabi belum lahir.

menggunakan stik, yaitu rebana trinthing

Kisah pengembaraan dan petualangan tokoh Bulkiyo ini muncul sebagai cerita yang ada di luar panggung yang dituturkan oleh almarhum Mbah Supangi

dan gae yang berjumlah dua. Kelima rebana ini dimainkan oleh lima penari prajurit bersama sepasang pecer yang dimainkan oleh seorang penari

selaku pimpinan kelompok seni tradisi

Almarhum Mbah Supangi, Pimpinan Reyog Bulkiyo Zul Lubis

II

VOL. VOL.13, 13,2022 2022INDONESIANA INDONESIANA 67 67


Bergerak cepat saat adu senjata Zul Lubis

prajurit. Dengan demikian, enam penari prajurit Reyog Bulkiyo selain menari di tengah pementasan juga memainkan peralatan musik.

Sementara itu, rontek berada di luar

Sepanjang pentas Reyog Bulkiyo

barisan dengan posisi sebagai pemimpin

musik mengalun dari awal sampai

jalannya tarian.

akhir pertunjukan. Ritme musik yang dimainkan terdapat ritme lambat dan ritme cepat. Di awal permainan musik mengalun lambat, di tengah permainan ritme musik berubah agak cepat, lalu cepat, lantas menjelang akhir permainan musik kembali mengalun lambat. Ritme musik cepat ada pada waktu tari perang yang dilakukan oleh penari pengarep. Musik diperdengarkan dengan ketukanketukan cepat. Dari sisi penari, Reyog Bulkiyo dipergelarkan oleh sembilan penari yang terdiri dari rontek, pengarep, dan prajurit melakukan gerak tarian seragam. Delapan penari pengarep dan prajurit

I

berbaris dalam formasi empat-empat.

68 68 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022

Dalam alunan suara musik yang pelan para penari pengarep dan prajurit membangun formasi tarian. Kedelapan penari itu melakukan gerakan yang terdiri urutan berikut: gerak hormat, aba-aba, iring-iring prajurit, lincak gagak, langkah seorang, gagahan ndhodok/ngasah gaman, nantang, hormat kedua, rubuhrubuh gedhang, untir-untir, singget, solah, bacokan, nggorok, hormat. Secara struktural, gerakan tersebut sambung menyambung membangun satuan gerak yang terjabar di atas panggung oleh delapan penari seluruhnya. Dalam setiap jenis gerakan,

Terinspirasi kisah kenabian dari kitab Al Anbiyun Zul Lubis


kecepatan gerakannya berbeda satu

Blitar, Jawa Timur. Adapun fungsi Reyog

Dengan demikian, Reyog Bulkiyo

sama lain. Secara alur, gerakan di awal

Bulkiyo, antara lain fungsi ritual, fungsi

merupakan seni tradisi yang

dan akhir lebih lambat daripada gerakan

pertunjukan.

mengandung kearifan lokal yang

di tengah. Gerakan tengah yang paling cepat adalah gerak bacokan yang berarti perang, adu senjata, antara pihak yang benar dan pihak yang jahat.

Fungsi ritual Reyog Bulkiyo berupa pergelaran dalam hajatan pitonan atau tujuh bulanan kelahiran anak, panen padi, sunatan, pentas khaul atas terkabulnya

Setiap ragam gerak ini mengandung arti

keinginan pemilik hajat, dan perkawinan.

tersendiri. Secara keseluruhan ragam

Ritual ini mengiringi perjalanan daur hidup

gerak tersebut membangun kisah (narasi)

manusia.

mengenai perang yang terjadi antara

luhur berupa rasa syukur pada Tuhan, menghormati segala keyakinan yang ada. Fungsi dan makna seni pertunjukan ini seiring dengan keberlanjutan hidup manusia, tidak semata-mata untuk terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan secara fisik, namun juga keberlangsungan tatanan budaya

Gelaran Reyog Bulkiyo pada hajatan

yang membungkusnya. Oleh karena

perkawinan merupakan harapan agar

itu, Reyog Bulkiyo sudah selayaknya

pengantinnya menjadi pasangan suami-istri

dilestarikan demi pijakan hidup generasi

yang awet. Pada acara pitonan atau tujuh

masa mendatang.

bulan kelahiran anak harapannya anak

(Imam Muhtarom, Dosen Universitas

Fungsi Reyog Bulkiyo

tumbuh sehat, menjadi anak yang baik,

Singaperbangsa Karawang)

Pertunjukan Reyog Bulkiyo memiliki

patuh kepada orangtua. Pada panen padi

tujuan dan fungsi dalam masyarakat

merupakan rasa syukur atas panen padi

pemiliknya, yaitu masyarakat Desa

yang diterimanya. Sedang khaul adalah

Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten

syukur pada Tuhan atas keinginan yang

pihak yang benar melawan pihak yang jahat. Adapun dalam kisah itu berisi kisah kemenangan dari pihak yang benar dan kehancuran dari pihak yang jahat.

tercapai.

Pengiring Reyog Bulkiyo Zul Lubis

I

VOL. VOL.13, 13,2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 69 69


FILM DOKUMENTER

Poster promo film Balada- Yuda Kurniawan

KULTUR SINEMA DAN PASAR FILM YANG MAJEMUK Seusai menonton dokumenter Pesantren (Shalahuddin Siregar) dalam pembukaan Festival Film Madani, 27/11/2021, saya bertanya pada produsernya, Suryani Lauw, kapan film ini akan diputar di bioskop. Suryani menjawab tak pasti, entahlah. Nanti deh, kata Suryani selanjutnya, kami akan ngobrol dengan Udin (panggilan akrab sang sutradara). Lalu Suryani menutup, lagipula kan film ini baru gabung dengan Lola Amaria, nanti dia akan mengurusi distribusinya.

II

70 70 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022


Poster promo film Nyanyian Akar Rumput - Yuda Kurniawan

Film Pesantren adalah sebuah

akan adanya kamera dalam merekam

In-Docs (2002) memusatkan perhatian

dokumenter yang memikat dengan

perilaku subjek. Genre ini mencuat

pada peningkatan mutu film-film

subjek Pesantren Kebon Jambu, Cirebon,

sebagai bagian dari tumbuhnya budaya

dokumenter di Indonesia melalui

pimpinan “Nyi” Masriyah Amva. Seperti

film dokumenter pasca-Reformasi,

berbagai program peningkatan kapasitas

dalam Negeri di Bawah Kabut, karya

sebagaimana disebutkan oleh Eric

calon pembuat film dokumenter

Shalahuddin yang saya anggap salah

Sasono dalam tesisnya, Publicness and

berbentuk pemutaran film di festival film

satu film terbaik Indonesia sepanjang

the Public in Contemporary Indonesian

lokal, hingga workshop untuk membentuk

masa, tampak pendekatan observational

Documentary Film Culture (2019).

para pembuat film dokumenter yang

documentary yang mencuat pada masa pasca-Reformasi 1998. Film-film The Flaneurs #3 (Aryo Danusiri), Denok & Gareng (Dwi Sujanti Nugraheni), dan

Eric menjelaskan bahwa terdapat tiga pelaku penting dalam pertumbuhan budaya film dokumenter pasca-

memadai atau tangguh. Organisasi nonprofit ini lahir dari rahim JIFFEST (Jakarta International Film Festival 1999-2014).

Reformasi, yakni In-Docs, Festival Film

Eric mencatat, JIFFEST amatlah

Dokumentar Yogyakarta, dan rumah

instrumental dalam melahirkan

produksi khusus dokumenter, Watchdoc.

budaya film baru di Indonesia pasca-

Ketiga pelopor itu memiliki persamaan,

Reformasi; memutar film dokumenter,

yakni perhatian pada kepublikan

lokal maupun internasional, di bioskop.

Sebagai genre, observational documentary

(publicness) dalam bentuk kesadaran

JIFFEST sebermula mengadakan program

dicirikan dengan peniadaan voice over,

untuk terlibat dengan publik.

pemutaran khusus dokumenter dengan

You and I (Fanny Chotimah) tercatat menggunakan pendekatan yang sama dan mendapat perhatian ketika tayang di platform Bioskop Online.

wawancara, dan minimalisasi kesadaran

nama House of Doc. Selama masa Orba,

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 71


Salah satu adegan dalam film Nyanyian Akar Rumput - Yuda Kurniawan - Yuda Kurniawan

nyaris seluruh film dokumenter diputar

dari kelaziman dengan mengangkat

Erasmus Huis, Kineklub TIM (1970), dan

di media televisi dan hingga 1990-an TVRI

kondisi amat buruk hidup tiga subjek

Teater Utan Kayu (1990an). Ruang-ruang

adalah satu-satunya stasiun televisi di

dan kampung-kota tempat mereka

publik inilah yang antara lain memutar

Indonesia.

makan, mandi, mencuci baju dari air

film Dongeng Kancil untuk Kemerdekaan

sungai penuh sampah di Jakarta. Film ini

(Garin Nugroho, 1995) untuk publik seni

juga meniadakan narasi voice over dan

di Jakarta.

Kemudian, pada 1990-an, berkembang pemutaran-pemutaran alternatif. Media saat itu tak tunggal lagi bersamaan dengan bermunculannya stasiun televisi

documentary.

Ada satu aspek lagi dari Air dan Romi, yaitu saat intelijen berusaha melarang

swasta, walau hampir semua turut

Akan tetapi, yang luput dari analisis

dan menghancurkan master film

dimiliki oleh anak dan kroni Soeharto,

Hanan adalah bahwa film ini adalah

yang dianggap berbahaya karena

presiden-militer yang telah 30 tahun

proyek dari Goethe Institute; salah

menampilkan wajah “buruk” Jakarta

berkuasa. Serial Anak Seribu Pulau

satu cikal pola produksi dengan dana

dan menjelekkan penguasa. Sensor dan

(supervisi oleh Garin Nugroho dan Mira

dari lembaga donor di Indonesia yang

tekanan negara mewarnai dunia kreasi

Lesmana) diputar di salah satu stasiun

biasanya internasional dan disalurkan

di Indonesia, termasuk menghalangi

TV swasta. Sebelumnya, Garin dianggap

melalui LSM lokal maupun internasional.

pertumbuhan dokumenter yang “serius”

melakukan terobosan ketika membuat Air

Garin mengembangkan pola produksi ini

dan bukan sekadar edukatif atau

dan Romi (1991). Budi Irawanto, peneliti

dengan mendirikan Yayasan SET. Di Jogja,

propaganda.

dan pendiri Jogjakarta Asian Film Festival

ada juga kolektif Kampung Halaman,

(JAFF) yang juga merupakan platform

yang menjadikan pembuatan film sebagai

terpenting bagi budaya sinema pasca-

aksi gerakan sosial bagi warga kampung-

JIFFEST, seperti dikutip Eric, menyebut

kampung di Jawa.

film ini sebagai pelopor anti estetika

Pasca-Reformasi, sensor bergeser dari negara (via LSF) ke Ormas. Film fiksi beberapa kali diprotes Ormas agar dicabut dari peredaran. Dalam film

Pola produksi ini menyebabkan

Balada Bala Sinema (Yuda Kurniawan,

terbukanya ruang pemutaran alternatif

2017), tergambar Ormas Pemuda

David Hanan (peneliti film) mengatakan

bagi film dokumenter: pusat-pusat

Pancasila membawa massa melabrak

bahwa film pendek ini menyempal

kebudayaan dan seni seperti Goethe,

pemutaran film dokumenter buatan

Orba.

I

menjadi salah satu pelopor observational

72 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Salah satu adegan dalam film Balada - Yuda Kurniawan

seorang siswa SMA setempat. Sebabnya?

juga bekerjasama dengan Nia Dinata,

alternatif. Watchdoc “sukses” membawa

Karena subjeknya tentang mantan PKI.

melahirkan omnibus dokumenter

The Act of Killing (Oppenheimer) dari

bertema perempuan, At Stake/Pertaruhan

kanal Youtube ke ruang komunitas

(2008).

sebagai sebuah gerakan sosial menonton

Keengganan Shalahuddin mengedarkan filmnya di bioskop karena penolakannya

bersama di seluruh Indonesia.

untuk dapat izin lolos sensor dari

Persoalan utama dalam membangun

LSF sebagai syarat tayang bioskop di

pasar bagi dokumenter Indonesia

Di luar Watchdoc, kebanyakan pembuat

Indonesia. Shalahuddin berpijak bukan

di jejaring bioskop komersial, selain

dokumenter masih terbatasi ruang

hanya pada estetika, tapi pada etika.

masalah sensor, adalah infrastruktur

pasarnya pada OTT (Vidsee jadi

Simalakamanya, filmnya jadi sukar

distribusi dan ekshibisi bioskop kita

pilihan utama), platform resmi dari

menjumpai publik yang seringkali

dirancang untuk sebuah pasar tunggal

Kemdikbudristek (TV Indonesiana dan

mengidentikkan “menonton film” dengan

dan bukan pasar majemuk sehingga

kanal Budaya Saya). Paling banter,

“menonton di bioskop”. Sementara

terjadi perebutan jatah tayang di bioskop.

mencobai jalur festival film mancanegara.

Yuda Kurniawan memilih jalan lain. Film

Film komersial dan film alternatif macam

Di dalam negeri, nyatanya, pasar sinema/

keduanya, Nyanyian Akar Rumput yang

dokumenter bersaing secara bebas di

bioskop belum tersedia luas bagi film

mengangkat subjek rawan, yakni anak

lahan yang sama. Nyanyian Akar Rumput

dokumenter. Sejauh ini. (Hikmat

dan sajak-sajak Wijhi Tukul, penyair

harus besaing dengan film Marvel

Darmawan: Komite Film DKJ, Kritikus)

yang dihilangkan Orba, ditayangkan di

Cinematic Universe terbaru.

bioskop.

Pasar majemuk nyaris tak terbangun,

Sejak 1998, ada beberapa dokumenter

kecuali pada sejumlah kecil sinema

yang tayang di bioskop secara komersial

alternatif seperti Kineforum, pusat-pusat

di luar festival atau di luar sinema

kebudayaan, atau ruang-ruang inisiatif

alternatif seperti Kineforum-DKJ, yaitu

komunitas.

beberapa film Tino Sarunggalo, film Jalanan (Daniel Ziv, 2013), dan Banda, The Dark Forgotten Trail (Jay Subiakto; tayang di Netflix). Sebelumnya, Abduh

Setelah dua tahun pandemi, harapan muncul pada platform daring-digital, seperti Youtube, sebagai kanal tayang

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 73


FIGUR

Aries Mukadi yang menjaga seni dan sejarah melalui Wayang Orang Bharata - Akhmad Fahri

Wayang Orang Bharata

Tetap Bernapas Meski Tersengal

S

uasana Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata Jakarta

tampak semringah siang itu, 23 Februari 2022. Para pengrawit: Kadar, Bayu, Samsi, dan lainnya menabuh gamelan, tipis-tipis, sekadar memantapkan iringan untuk pentas nanti. Menjelang petang, para pemeran, di antaranya Dewanto, Mudjo Setyo, Haryadi, Susilo, Angga, dan Rani mulai berganti kostum dan merias wajah. Para kru seperti Joko H, Trio Marino, Rahman, Ujang, dan

Hanok segera mendekor panggung, menyiapkan gunungan wayang, serta mengecek lampu dan mikrofon. Sore itu, Paguyuban Wayang Orang Bharata dengan Pimpinan Produksi Teguh Kenthus A mementaskan lakon Palguna Palgunadi.

I

74 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Aries Mukadi: Tempat/Tanggal Lahir: Surabaya, 29 April 1947 Aktivitas dan Pencapaian: 1. Sejak 1957 menjadi pemain wayang dan ketoprak Darmo Carito Surabaya. 2. Sejak 1967 menjadi sutradara dan penulis wayang dan ketoprak. 3. Sejak 1972 aktif mengikuti misi kesenian Kemendikbudristek di dalam dan luar negeri. 4. Ketua Paguyuban Wayang Orang Bharata (1975).

Aries Mukadi Akhmad Fahri

5. Pengajar teater Institut Kesenian Jakarta untuk teater tradisional (1992-2000). 6. Pendiri Yayasan Adhi Budaya. 7. Penggiat Paguyuban Adhi Budaya 8. Terlibat dalam film Selir Adipati Gendra Sakti (1991) dan Jaka Geledek (1983) 9. Meraih medali emas pencak silat untuk Provinsi DKI pada PON VII (1972). 10. Penerima Anugerah Budaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (2007) 11. Sutradara ketoprak humor di RCTI tahun 2000-an

Seperti lazimnya pentas seni pertunjukan di “era” Covid-19 sejak awal 2020, pentas wayang orang oleh Paguyuban Wayang Orang Bharata pun dihelat tanpa penonton resmi (panitia tidak menjual tiket), dan hanya disiarkan lewat kanal YouTube. Panggung pertunjukan di masa pandemi memang dapat dinikmati oleh

Bagaimana kelompok seni tradisional

Berbincang dengan Aries Mukadi (75

dapat terus berpentas? PWOB termasuk

tahun) di selasar Gedung WO Bharata,

satu dari sedikit kelompok wayang yang

Jalan Kalilio Senen Jakarta Pusat, seperti

tetap bernapas, meski – seperti dikatakan

membuka gerbang memori, apalagi

penasihat PWOB Aries Mukadi-- setengah

ditemani camilan karbohidrat serba

mati. “Bisa dibilang, kami ini yatim piatu,”

rebusan: talas, ubi, ketela, dan jagung.

ujarnya.

Sejenak kami napak tilas perjalanan PWOB sejak cikal bakal kelahirannya

lebih banyak penonton dari seluruh

Pentas berkala selama pandemi dapat

dunia. Namun, bagi sebagian penonton,

terlaksana berkat sponsor. Dana hibah

rasanya sangat berbeda. Para aktor

dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

bahkan tidak dapat melihat penontonnya,

tidak cukup untuk operasional pentas

Bagaimana Anda terlibat sejak awal

yang di akhir cerita akan bertepuk tangan

dan membayar 140 anggota paguyuban.

berdirinya Paguyuban Wayang Orang

dan bertempik sorak. Apa boleh buat,

Namun, mereka tetap bersyukur

Bharata dan setia hingga saat ini?

terlepas dari pandemi, pesatnya zaman

tidak memikirkan biaya listrik, air, dan

memang tidak dapat ditahan. Lajunya

perawatan gedung karena gedung

waktu mustahil dihalau.

memang milik Pemprov DKI Jakarta.

pada tahun 60-an hingga kini, serta tantangan masa depan.

Saya ini berkesenian sejak kecil. Saya lahir tahun 1947 dari keluarga seni di Surabaya. Bahkan sudah sejak di

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 75


kandungan, saya sudah diajak pentas.

itulah cikal bakal Paguyuban WO Bharata,

setiap minggu bersama kelompok-

Karena ibu saya seorang seniman ludruk,

markas dan tempat pentasnya ya di

kelompok lain di Jakarta. Kehidupan

dan kebetulan kerap berperan sebagai

gedung ini (dulu adalah gedung Rialto

seni dinamis. Tapi ada masanya wayang

lelaki, maka ketika hamil saya, beliau

Theatre). Waktu itu, selain Panca Murti,

orang dimasuki oleh kepentingan yang

tetap manggung. Di Surabaya, keluarga

ada beberapa kelompok wayang orang

lain. Hingga tahun 70-an, manajemen

saya bergabung dengan grup Dharmo

yang sering pentas, seperti Adiluhung

ditunggangi oleh orang-orang yang

Carito, grup kesenian popular milik orang

dan Ngesti Wandowo. Pas masa jaya,

membuat kelompok kami menjadi model

Cina di Jawa Timur waktu itu. Dengan

kami bisa pentas tiap hari di Cijantung,

perjudian, masa itu memang sedang

berbagai dinamika yang ada, tahun 1960

Pasar Rebo, dan Bogor yang semua itu

ramai perjudian. Akibatnya terjadi konflik

dibeli oleh orang Belanda dan berganti

sempat difilmkan.

internal. Kelompok terpecah menjadi

nama menjadi Sri Katon. Cuma bertahan satu tahun, lalu tahun 1961 dibeli oleh tentara dan nama diganti lagi menjadi Sri Wandowo. Kami sering main di THR Surabaya. Saya hijrah ke Jakarta pada tahun 1963, kemudian bergabung dengan kelompok wayang bernama Panca Murti yang didirikan oleh lima orang tentara. Panca Murti

Saya juga pernah membangun kelompok sendiri namanya Warga Muda Birawa Jaya di Jalan Percetakan Negara. Namun pada akhirnya saya tetap bersama Bharata. Ke mana-mana saya membawa nama paguyuban.

dua, ada yang masih disini, ada lagi yang berpindah pentas di Tanjung Priok, di dekat Stasiun Tanjung Priok. Lalu? Bagi saya, yang penting berkesenian, karena dari kesenian itu saya bisa

Bagaimana proses berdirinya Paguyuban

hidup. Masa itu kondisi sosial politik

WO Bharata?

sedang kurang stabil, tapi beruntung

Ketika masih Panca Murti, ada kurang lebih 60 orang anggota, kami berpentas

kami didukung oleh seseorang dari Departemen Penerangan, namanya Pak Harsono, beserta istrinya. Kami juga dekat dengan militer sehingga gedung ini tetap terjaga.

Pentas dalam jejaring kala pandemi - Akhmad

I

76 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Fahri


Prinsip saya, terus berkesenian, karena

Bagaimana perjalanan WO Bharata sejak

hidup saya di situ. Terus berproses dan

itu?

akhirnya punya banyak koneksi. Karena hubungan dekat orang-orang yang mendukung tadi, akhirnya kami diajak untuk bertemu dengan Bidang Kesra di Pemda DKI, zaman Gubernur Ali Sadikin. Beberapa perhatian lalu muncul, seperti Pak Djadoeg Djajakoesoema (sutradara dan aktor teater). Pak Ali Sadikin ingin wayang orang tetap hidup. Gedung ini dibangun lagi tahun 1971 dan WO Bharata resmi didirikan pada 5 Juli 1972 dalam bentuk paguyuban.

************ Sejak umur 10 tahun, tepatnya pada

Kami pernah membentuk yayasan,

tahun 1957, Aries Mukadi sudah

mendapat dana dari donatur dan

mendapatkan rupiah dari hasil kerja

sponsor. Namun, antusiasme penonton

sendiri. Ia mengikuti pentas ketoprak

mulai menurun pada dekade 80-an.

tobong, manggung secara berpindah-

Lama-lama koneksi makin menyusut.

pindah dari kota ke kota. Pengalaman

Kalau mau mendapat bantuan dari

hidup dan berkesenian di tobong menjadi

pemerintah daerah kan tidak boleh

pelajaran berharga. Aries memilih

berbentuk yayasan. Lalu kami berubah

bersekolah di STM, karena sekolah

lagi menjadi bentuk paguyuban pada

kejuruan memberi bekal siswa-siswa

tahun 90-an dan didukung terus

untuk langsung bekerja selepas lulus.

oleh Pemprov DKI Jakarta, termasuk

Aris bahkan sempat membuka bengkel

pemakaian gedung ini. Kami juga bisa mencari sponsor untuk pementasan.

Gunungan; dan salah satu pemain wayang orang Bharata yang sedang merapikan riasannya Akhmad Fahri

II

VOL. 13, 2022 VOL.11, 13,2021 2022INDONESIANA INDONESIANA 77 77


Menuju tengah panggungAkhmad Fahri

motor, sebelum akhirnya melanjutkan

bertahap. Misalnya peran punakawan,

coba pertahankan di Bharata. Kalau soal

berkesenian.

itu tidak mudah. Punakawan itu ibarat

durasi dipotong jadi pendek, itu karena

profesornya wayang. Dimulai dari buto,

menyesuaikan dengan zaman.

Sejak bergabung dengan berbagai grup kesenian termasuk WO Bharata, peran apa yang paling menantang? Saya tidak fanatik memerankan peran tertentu. Yang penting adalah menampilkan yang terbaik. Saya pernah memerankan Ontorejo, yang menjadi Bima adalah Pak Pungut Indrajaya yang pernah menjadi pimpinan Panca Murti. Boleh peran apa saja, namun sebaiknya

I I

78 INDONESIANA VOL. 13, 2022 78 INDONESIANA VOL. 13, 2022

prajurit, patih, raja, pendeta, dewa, barulah punakawan. Punakawan itu harus bisa jadi kawula maupun pandita. Yang penting, semua peran itu keluarnya dari rasa. Rasa harus sampai kepada penonton. Dalam semua lakon, tuntunannya harus ada dan tersampaikan. Wayang zaman dulu itu tontonan nomor dua, yang utama adalah tuntunannya. Itulah yang kami

Masih ingat pengalaman menarik? Banyak, tapi harus diingat-ingat dulu. Kalau yang saya tekankan dalam paguyuban wayang ini, adalah guyubnya, dan senasib sepenanggungan. Kalau dapat uang receh dari penonton, kita belikan bahan baku. Dulu sewaktu pamor wayang merosot, Pak Harmoko (Menteri Penerangan zaman Presiden Soeharto)


Membawa gunungan Akhmad Fahri

pernah ikut membantu pertunjukan, bahkan tidak sungkan makan sayur lodeh bersama-sama kami. Lalu pas zaman G30S/PKI, kami dilindungi Jendral Sukowati yang selalu mengontrol jam malam. Bagaimana melihat kondisi seni pertunjukan tradisional saat ini?

menghamba pada teknologi, sehingga

ada pemiliknya, bangsa kita. Sebelum

semua kalah oleh Youtube. Sekarang

zaman Airlangga pun sudah ada wayang,

wayang hanya jadi tontonan. Tuntunan

yang diubah oleh Kalijaga untuk sarana

hanya muncul di permukaan: di kostum,

berdakwah. Apa iya mau dibuang? Kalau

gerak, tari, tapi secara ujaran masih

kita membuangnya, berarti sama saja

kurang.

dengan merusak isi rumah kita sendiri.

Saya melihat, kisruh wayang beberapa waktu lalu itu adalah ujian bagi kita

Dalam posisi saya sekarang, saya

untuk menghargai budaya sendiri di

cuma tut wuri. Dinamika masyarakat

rumah kita sendiri. Kalau ada golongan

berkembang, wayang juga harus

yang tidak sepakat dengan wayang, kan

menyesuaikan. Tapi juga jangan

ada golongan yang senang. Wayang itu

(Susi Ivvaty dan Purnawan Andra Indonesiana)

I I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 79 VOL. 13, 2022 INDONESIANA 79


GALERI FOTO

Subak

Merajut Ikatan Manusia dengan Alam

Sebuah patung yang ada

Foto udara Subak Jatiluwih

di Subak Jatiluwih - Sanatana

- Pong471/shutterstock.com

/shutterstock.com

M

engunjungi lagi hamparan

alam dunia meliputi Taman Nasional

sawah dengan sistem

Ujung Kulon, Banten (1991), Taman

pengairan subak di Desa

Nasional Komodo, NTT (1991), Taman

Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten

Nasional Lorentz, Papua (1999), dan

Tabanan, Provinsi Bali betul-betul

Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004). Ahli

menyegarkan pikiran. Apa kabar, subak?

subak Wayan Windia suatu waktu

Tampaknya masih bertahan. Kita tahu,

mengatakan bahwa untuk menjaga

subak menjadi satu dari delapan situs

subak dengan konsisten, dibutuhkan

warisan dunia milik Indonesia yang

awig-awig, yakni peraturan dasar subak

tercatat di UNESCO. Delapan situs itu

yang melarang alih fungsi sawah yang

meliputi empat warisan budaya dunia

disepakati bersama oleh anggota subak

yakni Kompleks Candi Borobudur

yang bersangkutan. Pekaseh atau ketua

(ditetapkan pada 1991), Kompleks Candi

subak harus konsisten. Selama masih

Prambanan (1991), Situs Manusia Purba

ada subak, masih ada ikatan emosional

Sangiran (1996), dan Lanskap Budaya

manusia dengan alamnya. Jika subak

Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai

beralih fungsi, ikatan pun lepas.

Menikmati subak dari sisi meja

Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (2012).

(Syefri Luwis)

makan - Syefri Luwis

Empat situs lain adalah situs warisan

I

80 INDONESIANA VOL. 13, 2022


Ibu pekerja dan wisatawan lokal di Subak Jatiluwih - Syefri Luwis

I

VOL. 13, 2022 INDONESIANA 81


TIDAK UNTUK DIJUAL

I

82 INDONESIANA VOL. 13, 2022

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan

(021) 5725534

Gedung E. Lt. 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 4-5 Senayan, Jakarta 10270

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id

(021) 5725534 indonesiana.diversity@gmail.com


Articles inside

Mi Aceh Bukan Sekadar Nutrisi Ragawi

4min
pages 60-63

Kultur Sinema dan Pasar Film yang Majemuk

5min
pages 72-75

Wayang Orang Bharata Tetap Bernapas Meski Tersengal

7min
pages 76-81

Reyog Bulkiyo Memerangi Kelaliman

5min
pages 68-71

Harmoni Pujananting Lewat Alunan Genrang Riwakkang

5min
pages 56-59

Nada - Nada Hidup Gamelan

6min
pages 14-17

Jalan Menuju G20 Jalan Menuju Normal Baru

4min
pages 26-29

Bangga Produk Alam dan Budaya Sendiri

5min
pages 38-41

Angklung Musik Tradisi untuk Normal Baru

6min
pages 22-25

Museum Sangiran Memori Tiga Evolusi

6min
pages 52-55

Ketika Puak Dayak Deah Bersukacita

3min
pages 34-37

Jelajah Pesona Jalur Rempah Belitung Timur

4min
pages 30-33
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.