INDESIGN Indonesia #4

Page 1

Stevie 6 Hotel Keraton at The Plaza Achmad Noe'man Studio Akanoma SuRE Center Munichy B Edrees issue 04. 2012


bulthaup bulthaup bulthaup bulthaup bulthaup b3 / Barcelona bulthaup b3 bulthaup b3//Barcelona Barcelona bulthaup b3 / Barcelona private private private private

www.bulthaup.com/barcelona_82 www.bulthaup.com/barcelona_82 www.bulthaup.com/barcelona_82 www.bulthaup.com/barcelona_82 www.bulthaup.com/barcelona_82 SA_BCN35_456x275_AS.indd 1-2 SA_BCN35_456x275_AS.indd 1-2 SA04-Ad-Bulthaup.indd 2 SA_BCN35_456x275_AS.indd SA04-Ad-Bulthaup.indd SA_BCN35_456x275_AS.indd SA_BCN35_456x275_AS.indd 1-21-2 SA04-Ad-Bulthaup.indd 2 2 1-2

7/24/11 2:20 PM 7/24/11 PMPM 7/24/112:20 2:20

SA04-Ad-Bulthaup.indd 3

SA04-Ad-Bulthaup.indd 3

19.05.11 10:20

19.05.112:20 10:20 7/24/11 PM

19.05.11 7/24/11 10:20 2:20 19.05.11 19.05.11 10:20 10:20 PM


2

welcomeindesign

letter from the editor issue 04, 2012

Keriaan acara Jakarta Architecture Triennale 2012 tampak di berbagai tempat di Jakarta. Kami, majalah Indesign Indonesia, berkesempatan menjadi bagian dari kegiatan arsitektur terbesar di Indonesia ini. Aneka kegiatan arsitektur dikemas menarik dalam agenda Public Lecture, Open Studio, Design Workshop, Seminar, Bike 4 Jakarta, hingga IAI Jakarta Award 2012. Sebuah pelajaran menarik saya dapatkan saat mendengarkan Public Lecture oleh arsitek ternama asal Jepang, Makoto Tanijiri, dari Suppose Design Office. Makoto menyajikan sebuah paradigma bagi arsitek untuk dapat berpikir ‘out of the box’. Bagi Makoto, sebuah ruangan dapat berfungsi menjadi kegiatan apa pun, ruangan adalah kanvas kosong yang dapat dibuat dengan imajinasi tanpa batas, begitu pula dengan bangunan. Terkadang berpikir kreatif menjadi sebuah privilege bagi seorang arsitek. Tuntutan klien dan kebutuhan bangunan membatasi sang arsitek untuk mengeluarkan imajinasi lebih bebas dan lebih kreatif. Makoto membuat banyak perumpamaan bentuk sebuah solusi desain yang hadir dari pemikiran sederhana. Desain bukan hanya sebuah problem solving, ia juga sebuah hasil kreatif yang menyenangkan untuk dinikmati. Penerapan hal ini dalam karya arsitektur Makoto, membuat semua karyanya tampil inovatif, segar, dan memberikan statement personal sang arsitek terhadap pemikirannya, pengguna, dan lingkungan setempat. Hal ini juga tercermin pada beberapa bangunan yang didesain kreatif oleh para arsitek dalam negeri. Salah satunya pada bangunan sebuah klinik kecantikan Erha Clinic di Jakarta. Pada bangunan ini sebuah fungsi klinik kecantikan hadir secara intim dengan adaptasi rumah kapsul yang menjadi tren arsitektur era Art Deco di Jakarta pada kawasan tersebut. Sang arsitek, HMP Architects, mampu membangkitkan sisi memori kejayaan era Art Deco pada bentuk bangunan modern. Selain itu, bentuk imajinasi jenaka teraplikasi menyenangkan pada desain butik hotel Stevie 6 di Bandung. Bangunan ini mampu mewujudkan sebuah fantasi penginapan yang kaya akan ikon-ikon kartun dan keriaan masa kanak-kanak. Aplikasi robotik, figur-figur binatang, ternyata dapat diterima dengan baik oleh konsumen dewasa sekalipun. Berbagai bukti dan eksekusi desain arsitektur yang berasal dari fantasi dan imajinasi tanpa batas, terbukti dapat memberikan penyegaran tersendiri pada sebuah karya arsitektur. Bangunan adalah sebuah kanvas kosong, dan arsitektur haruslah menjadi sebuah solusi desain yang mampu membuat pengguna dan lingkungannya menjadi lebih kreatif di dalamnya. Bagaimana pendapat Anda? Erika Amalia – Editor IN Chief

indesignlive.ASIA


4

contentindesign

OCT, 2012–Dec, 2012

Issue 04 regulars

portfolio

013 EVOLVE Berita-berita singkat seputar tokoh, tempat, produk, dan gelaran terkini

COMMERCIAL

031 FUSE André Tammes pada pengaruh perubahan industri pencahayaan

050 Macquarie Group Di Ropemaker Place, London, karya Clive Wilkinson

038 INDESIGN LUMINARY Perjalanan karier salah satu maestro arsitektur Indonesia yang merancang masterpiece di awal kariernya, Achmad Noe’man

058 Erha Clinic, Jakarta, karya HMP Architects

042 ART Instalasi hutan yang menghilang oleh seniman instalasi Joko Dwi Avianto menggunakan modul pecah bambu

064 Mount Eden Streetscape, Auckland, karya Billy Apple

105 PULSE Uraian arsitek Her Pramtama mengenai pembenahan dan terobosannya dalam tubuh IAI Jakarta Ketua Umum IAI Nasional Munichy Bachron Edrees mengulas mengenai organisasi keprofesian untuk arsitektur Indonesia

066 Showroom Designclopedia, Jakarta, karya Hendra Gustari

111 ZONE Architecture for People? Asih Jenie mengapresiasi praktik-praktik arsitektur Alfredo Brillembourg yang berpihak pada masyarakat

072 Surya Research and Education Center, Tangerang, karya Arkitekton Limatama

115 SUSTAIN Evolusi sebuah lingkungan kerja yang berkelanjutan Penetapan standar furnitur berkelanjutan Joost Baker dan praktik berkelanjutan

076 Helios Residences, Singapura, karya Guida Moseley Brown

122 PS Melihat lebih dekat ide mahasiswa pemenang sayembara Visioning Jakarta 2045

044 PTTEP, Bangkok, karya HASSELL

Civic

Retail

068 Denimdenim, Bali, karya Valentina Audrito Education

RESIDENTIAL

082 Suites @ Seven, Jakarta, karya WA+LL Architecture Hospitality 086 Keraton at The Plaza, Jakarta, karya SCDA, Burega Farnell 092 Stevie 6 Hotel, Bandung, karya DesaDisain 096 Pullman Hotel Central Park, Jakarta, karya Miaja Design Studio 100 Studio Akanoma, Kabupaten Bandung, karya Akar Anomali

Cover Rooftop Surya Research and Education Center di Serpong karya Arkitekton Limatama (lihat hlm. 72—75). Foto: Vicky Tanzil.

indesignlive.ASIA


6

directoryindesign Indesign magazine dan Agen Berlangganan bisa didapatkan di Pulau Jawa dan Bali Majalah Indesign Indonesia tersedia di agen-agen koran dan toko buku di Pulau Jawa dan Bali. Indesign Indonesia terbit per tiga bulanan. Untuk berlangganan, bisa dilakukan secara online melalui email indesign.indonesia@mpgmedia.co.id atau memesan/membeli di tempat-tempat majalah Indesign Indonesia tersedia.

012 Ariston ariston.com 010 035 Bangunan Jaya bangunanjaya.com 104 OBC Bluescoop Steel Indonesia bluescopesteel.co.id 057 IFC, 001 Bulthaup bulthaup.com/barcelona_82 114 011 Grohe grohe.com 003 007 Holcim holcim.co.id 009 123 Kohler kohler.com 008 030 Lantekayu lantekayu.com 005, 029

indesignlive.ASIA

Living Etc Indonesia livingetcindonesia.com Mortar Utama mortarutama.com Platinum Ceramics platinumceramics.com Polaris polaris Postmodern mypostmodern.com Qstech Led qstech.co.id Sunbrella sunbrella.com Toto toto.co.id


8

chairman & chief entertainment officer Julius Ruslan

Events and promotion Arsil Fajar asril.fajar@mpgmedia.co.id Adi Wira adi.wira@mpgmedia.co.id

chief executive officer & publisher Denise Tjokrosaputro

MARKETING & promotion Retno Sulistia

co-publisher & Editorial director Petrina Leong editor IN CHIEF Erika Amalia editorial secretary Levinda Juliana levinda.juliana@gmail.com senior editor Asih Jenie asih.jenie@mpgmedia.co.id junior editor Anindita Taufani anindita.taufani@gmail.com senior writer Bernadetta Tya bernadettatya@gmail.com Language Editor Arisa Imandari

Contributing Writers Alice Blackwood, Stephen Crafti, Nikki Busuttil, John Gertsakis, Giovanna Dunmall, Mandi Keighran, Lorenzo Logi, Kirsty Mate, Paul McGillick, Alberto Parise, Claire Robertson, Alicia Sciberras, Andrea Stevens, Lynn Tan Contributing Photographers Studio Commercial, Simon Devitt, John Gollings, Fernando Gomulya, Studio Nomaden, Owen Ragget, Riddlestag Photographers, Reza Syatir, Rizhki Rezahdy, Didi Satriadi, Moch. Sulthonn, Vicky Tanzil, Brent Winstone Printed in indonesia Indesign Indonesia dicetak di Enka Parahyangan Advertising Enquiries Dhian Setiawaty dhian.setiawaty@mpgmedia.co.id (62) 21 3199 1193 To Subscribe Indesign.indonesia@mpgmedia.co.id (62) 21 3199 1193

Operations Manager Ursula Sitorus ursula.sitorus@mpgmedia.co.id Senior graphic Designer Citra A. Widyastuti citra.w@mpgmedia.co.id circulation & distribution Algoniun, Iriansyah advertising account manager Dhian Setiawaty dhian.setiawaty@mpgmedia.co.id Account executive Angga Ferdiansyah angga.ferdiansyah@mpgmedia.co.id Media Representative Singapore NMI Thailand Amarin Hong Kong Publicitas Japan Pacific Business US Pacific Business

Indesign Indonesia mengundang para pembaca untuk mengirimkan materi baik berupa tulisan maupun karya sebagai pertimbangan tim editorial. Materi dapat dikirimkan kepada bagian editorial kantor Indesign Indonesia. Indesign Indonesia diterbitkan di bawah lisensi dari Indesign Group Australia.

indesign indonesia Office MPG Media Thamrin City Office Park Jl. Kebon Kacang Raya Blok A No. AA 08—09, Jakarta, Indonesia Telp. 021-31991193 Faks. 021-31991178

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan pendapat para ahli, dan hanya berfungsi sebagai pengetahuan. Konsultasikan masalah-masalah yang Anda hadapi kepada ahlinya demi mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan akurat. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik kecuali ditetapkan lain, telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan.

ad


10 Futureproofing 101 Tak Lekang Dimakan Zaman

Berinvestasilah Untuk Menjadikan Rumah Anda timeless

Laboratories of Tomorrow Taman Bermain Dengan Desain Yang Baik Untuk Perkembangan Si Kecil

Tak Lekang Dimakan Zaman Chairman, Indesign Media Group Asia Pacific Raj Nandan raj@indesign.com.au Editorial Director Paul McGillick editor@indesign.com.au

AdAptAsi rumAh toko kuno di singApurA

Volume 02

6

Harga Rp 39.500,September/Desember 2012

Sept/Des 2012

ISBN 9-772088-466054-4

Print

EDITOR Mandi Keighran mandi@indesign.com.au

pendApAt 7 Ahli AkAn huniAn di mAsA depAn Contoh desAin rumAh AkAn menjAdi klAsik di mAsA depAn

Head of Operations Adele Troeger adele@indesign.com.au

9 772088 466054

ART DIRECTION AND ORIGINAL DESIGN CONCEPT Senior Designers Emma Warfield emma@indesign.com.au Lauren Mickan lauren@indesign.com.au

Online

Head of Sales Marie Jakubowicz marie@indesign.com.au

OUT NOW Indonesia

Chief Financial Officer Kavita Lala kavita@indesign.com.au Business Manager Darya Churilina darya@indesign.com.au INDESIGNLIVE.ASIA EDITOR Janice Seow janice@indesign.com.au Events and Marketing Kylie Turner kylie@indesign.com.au Tegan Richardson tegan@indesign.com.au Hannah Kurzke hannah@indesign.com.au

indesign group Head Office Level 1, 50 Marshall St Surry Hills NSW 2010 (61 2) 9368 0150 (61 2) 9368 0289 (fax) indesignlive.com

Best-selling Modern Home Magazine

The Energy Prasetiya Mulya Adhi Moersid Studio Tonton Teater Besar Jakarta Ary M. Wibowo issue 03. 2012 ISSN 2089-0656

9 772089 065027

livingetcindonesia.com facebook.com/livingetcindo

@livingetcindo

Events

ralat Pada edisi 3 Indesign Indonesia, terdapat kesalahan tulis dalam artikel Pulse Ary M. Wibowo di halaman 109 tertera pada bagian akhir artikel data studi Ary M. Wibowo sebagai Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti Jakarta, seharusnya adalah Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.


12

indesign

people Places products events Visual Playground September lalu, bangunan ikonis Gedung Sate menjadi kanvas video mapping spektakuler yang menjadi penutup rangkaian acara HUT Jabar. Acara bertajuk “The 2nd Strike” ini diprakasai oleh Sembilan Matahari berkolaborasi dengan 18 kolaborator dari berbagai komunitas kreatif, di antaranya Agate Studio, Wanara Studio, VA, Dissa Kamajaya, Way Gabriel, Agus Novianto, Eldwin Pradipta, Sukmadi Rafiuddin, Erickson Siregar, Heliana Lubis, Ganesworo, Jeffry Oktavianus, Rio J. Akbar, dan Erdianto Setionugroho. Audiensi dibawa melintas gerbang waktu mulai dari grafik candi hingga permainan virtual interaktif. Latar belakang kolaborator yang beragam, selain memperkaya kualitas visual pertunjukan, juga memberikan sebuah terobosan yang menyenangkan berupa permainan sepak bola virtual, yakni permainan dengan dinding gedung menjadi layar, Twitter menjadi programnya, dan smart gadget para penonton menjadi joystick-nya. “Selain dari eksplorasi teknologi, kami juga ingin menyampaikan bahwa berkegiatan kreatif lebih seru kalau dilakukan secara komunal dan dua arah dari pihak yang memproduksi juga dari pihak penikmat,” ujar pihak Sembilan Matahari. [Teks: Asih Jenie] Agate Studio agatestudio.com Sembilan Matahari (62)22 720 0004 sembilanmatahari.com Wanara Studio wanarastudio.com

indesignlive.ASIA

13


14

evolveindesign

evolveindesign

Textured Tiles Inovasi terbaru Everstone memberi tekstur ke dalam ubin heksagonal dan ragam mozaik mereka, ‘Durastone’ dan ‘Lavacode’ (gambar mozaik heksagonal ‘Lavacode’ di sisi kanan). Ubin ‘Durastone’ tersedia dalam penyelesaian matt sedangkan ubin ‘Lavacode’ tersedia dalam penyelesaian asah. Mozaik ‘Durastone’ tersedia dalam tiga faktor tampilan batu / brushed / stream atau matt, dan mozaik ‘Lavacode’ dalam campuran penyelesaian matt / combed / flamed atau honed. Palet tekstur yang kaya ini meninggalkan aplikasi yang menarik dan mendalam serta sesuai untuk dinding atau penutup lantai dan ideal untuk proyek komersial maupun perumahan. Ubin ini menunjukkan inovasi dan ketahanan, dengan keseluruhan seri yang terbuat dari porselen. Tersedia dalam tujuh warna natural—Steel Grey, Ash Grey, Charcoal, Botticino, Olive, Crema Luna, dan Lavaco, koleksi ‘Durastone’ dan ‘Lavacode’ dapat digunakan pada hampir semua pengerjaan interior. [Teks: Claire Robertson]

Everstone (61 2) 9795 2000 everstone.com.au

Sitting Pretty Keindahan ekor merak jantan telah menginspirasi desainer Spanyol, Patricia Urquiola, dalam menciptakan kursi rotannya yang ternama, ‘Pavo Real’. Interpretasi modern dari gaya klasik dengan variasi warna dan material baru yang membuatnya sesuai untuk penggunaan outdoor. ‘Pavo Real’ diluncurkan kembali oleh Driade dalam aluminium tubular dengan detail plastik kepang. Kursi lega ini tersedia dalam warna putih, hitam, atau merah dengan detail anyam Afrika dan jala yang rumit. Walaupun ‘Pavo Real’ telah diperbaharui, keindahannya dapat diinterpretasikan untuk menambah mewah ruang interior, khususnya pada rumah kaca, observatorium, dan kamar rias. Koleksi ‘Pavo Real’ untuk Driade tersedia di Australia dari Space Furniture. [Teks: AS] Patricia Urquiola (39 2) 87 381 848 patriciaurquiola.com Driade (39 5) 23 818 660 driade.it Space Furniture (61 2) 8339 7588 spacefurniture.com.au

Profiling the classics Dengan profil serupa karakter anjing terkenal buatan Charles M. Schulz, ragam sofa ‘Snoopy’, rancangan IskosBerlin untuk label Versus asal Denmark, ialah persetujuan bagi wujud kartun anjing favorit yang stylish dan apik. Desain ‘Snoopy’ yang bersih dan simpel berfokus pada bantal horizontal yang membungkus sekeliling tempat duduk dan terlihat merangkul lounge di kedua sisi. Ditopang oleh kaki-kaki kayu yang pendek dan bulat, membuat tampilannya ringan. Rangkaiannya disusun dari kontruksi kayu berikat dan struktur busa polyether dengan lapisan busa yang superlembut, diselesaikan dengan detail pipa sebagai aksentuasi bentuk pada desain. Desainnya kembali pada bentuk furnitur klasik, terutama pada periode setelah Perang Dunia II. Varian furnitur ‘Snoopy’ terdiri dari kursi pouf, armchair, two-seater, two-and-a-half-seater, dan three seater. Firma asal Copenhagen, Iskos-Berlin, dipimpin oleh desainer Boris Berlin dan Aleksej Iskos, tampaknya mereka jelas penggemar Charlie Brown pada masanya. [Teks: Alicia Sciberras] Iskos-Berlin (45 45) 3210 6764 iskos-berlin.dk Versus versus.as

double take Baru-baru ini Rianne Koens mengembangkan desain cerdas—‘Oturakast’—dengan fungsi ganda. Laci-laci bertumpuk yang menggemaskan ini dapat menjadi tempat penyimpanan sekaligus stool yang apik. Terinspirasi oleh keramahan iparnya yang berasal dari Turki, Koens yang asli Belanda menciptakan objek yang mampu berubah fungsi ini agar dapat melayani sejumlah tamu yang datang mendadak, namun tetap fungsional saat tak diduduki. Istilah Turki untuk stool ialah oturak dan istilah Belanda untuk kabinet ialah kast. Jadi, tak hanya proyeknya yang memadukan konsep kolaborasi kultural namun juga namanya. Pada bentuk dasarnya, laci individual aneka ukuran dapat ditumpuk menjadi satu gabungan kabinet. Bagian terbaiknya adalah kaki-kaki laci lipat sehingga laci dapat dikonversi menjadi stool dalam momen apa pun. [Teks: AS]

Rianne Koens (31 6) 27 374 468 riannekoens.com indesignlive.ASIA

15


16

evolveindesign

evolveindesign

Led leading the way

It’s the Small things ‘Smallroom’ adalah sistem sofa terbaru dari Ineke Hans untuk Offecct. Produk yang baru saja diluncurkan pada Stockholm Furniture Fair ini memiliki ragam tempat duduk yang dapat disusun berkelompok untuk menciptakan variasi ruang, baik untuk individual maupun pekerjaan kolaboratif. Dudukan tangan yang rata memberi ruang untuk laptop dan perangkat kerja lain, sementara sandaran yang tinggi menjamin privasi akustik. [Teks: Mandi Keighran]

Ketika lampu hemat energi menjadi penting untuk setiap lingkungan kerja, baik kantor rumahan, kantor individual, atau kantor open plan, memilih sumber cahaya yang sensitif terhadap isu-isu lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan dasar pencahayaan menjadi perkara yang pokok. Walaupun banyak lampu LED untuk dipilih, melihat produsen yang kini menggabungkan elemen pendingin eksternal ke dalam desain menjadi hal yang menarik, seperti lampu LED ‘Ambience’ baru dari Philips. Lampu pemenang penghargaan ini memenuhi semua harapan akan sebuah pencahayaan dengan kemampuannya untuk menerangi ruang, menghasilkan radius cahaya yang bersinar terang namun tidak terlampau tajam—sempurna untuk lingkungan kerja yang membuat mata kita terpapar layar komputer dan AC terus menerus. Mempertimbangkan hal tersebut secara sadar menjadi hal utama dan dengan desain yang baik ini, fungsi lampu menjadi berlipat ganda. Lampu LED ‘Ambience’ tersedia di seluruh agen Philips. [Teks: AS]

Philips 1300 304 404 philips.com.au

Offecct (46) 5044 1500 offecct.se Corporate Culture (61 2) 9690 0077 corporateculture. com.au

oodles of fun Into the Wild Para desainer studio Note mengambil inspirasi dari ekspedisi hutan Swedia untuk ‘Marginal Notes #2’, koleksi terbaru mereka. Selagi di sana, mereka mengumpulkan koleksi contoh makhlukmakhluk mungil dengan jaring kupu-kupu, lalu disketsa serta dicatat, dan malamnya mereka membuat base camp. Saat kembali ke studio, mereka memilah temuan mereka, kemudian dibuat gambar bentuk, tekstur, dan warna berdasarkan catatan mereka. Benang merah dari tema yang mereka temukan ialah berhubungan dengan base camp—kesederhanaan fungsi dari bentuk dan ketahanan material—sementara ide yang lain yakni hasil eksplorasi. Hasilnya, kumpulan koleksi termasuk lampu ‘Nour’ yang mereferensikan pada jaring kupu-kupu, penyimpan fungsional, tempat duduk yang pas di sekeliling api unggun, dan lampu serupa pohon mini (gambar di samping), ‘dedaunannya’ mengingatkan pada catatan dan batas sebagai asal koleksi ini. (Fotografi: Mathias Nero) [Teks: MK]

Note (46) 8656 8804 notedesignstudio.se

Salah satu koleksi karpet baru Kashtall yang diluncurkan pada Milan Salone Internazionale del Mobile 2012, karpet ‘Doodle’ milik Paola Navone, dijalin dengan tangan dalam tumpukan panjang wol dan linen. Sesuai penjelasan Navone, ini adalah “karpet tanpa bentuk yang jelas, sketsa abstrak di bawah sadar, didesain dengan cepat, dengan sapuan kuas tebal”. Pilihan warna yang terkendali menjadi kombinasi yang tepat untuk desain yang detail, menyeimbangkan ornamen dan gaya minimalis. Hasilnya, karya seni lantai yang unik dan berjiwa bebas berwujud coretan yang ‘mengganggu’ mata secara otomatis. Sesuai untuk ruang komersial atau rumah yang apik, ‘Doodle’ menghadirkan tekstur taktil yang nyaman sementara melembutkan mood secara kontekstual dengan persona yang bersahaja. [Teks: Lorenzo Logi]

Kasthall (46 3) 2020 5900 kasthall.com

greener flooring Karpet tenun Signature Floors kini memiliki bentuk berbeda dengan ‘Friendly’—koleksi karpet ubin baru yang ramah lingkungan. ‘Friendly’ telah didesain dengan dasar pemikiran lingkungan, dan bersama ragam ‘Friendly’, ubin karet eksisting ‘Flexo’ (gambar tertera di sebelah kiri pada proyek ANZ di Docklands, tempat ubin digunakan untuk penemuan kreatif) telah diperbaharui hingga sesuai dengan kondisi sertifikasi ISO 14001, yang berfokus pada kontrol limbah material dan efisiensi energi. Kedua ragam ‘Friendly’ dan ‘Flexo’ kini memudahkan syarat ramah lingkungan pada penutup lantai komersial, dan ketika yang lebih hijau lebih baik, mengapa tidak memperkenalkan sol dan Anda ke ragam baru penutup lantai? Seluruh varian Signature Floors, termasuk ‘Friendly’ dan ‘Flexo’, tersedia di berbagai showroom seputar Australia dan juga dapat dilihat secara online. ‘Friendly’ adalah sahabat baru para desainer interior ramah lingkungan. [Teks: AS]

Signature Floors (61 3) 9401 0888 signaturefloors.com.au

indesignlive.ASIA

17


18

evolveindesign

evolveindesign

surface value

larger than life ‘Chariot’ merupakan meja yang lebih praktis dibanding meja lainnya. Dirancang oleh GamFratesi untuk Casamania, meja ini dibuat dengan menggabungkan tiga elemen sederhana—roda, nampan, dan struktur. Jika pada umumnya troli memiliki roda cukup kecil, GamFratesi justru menambah ukurannya untuk menciptakan fitur desain yang khas. Dua nampan berfungsi sebagai ruang simpan kompartemen, sementara struktur logam digandakan sebagai pegangan sehingga memungkinkan troli untuk diangkat dan digerakkan. Meja ini tersedia dalam kombinasi finishing, termasuk kayu solid ek, merah neon, putih, atau hitam. Casmania hadir di Australia melalui Insitu Furniture. [Teks: Alice Blackwood]

Perusahaan solid surface raksasa Spanyol, Cosentino, bekerja sama dengan para desainer Swedia, Form Us With Love, dalam sebuah proyek eksplorasi kualitas Silestone, yang memimpin pasar dengan permukaan kuarsa. Menghasilkan vas ‘Slab’ yang berbeda dari bentuk lempeng Silestone pada umumnya dan menampilkan kualitas taktil sebuah material. Form Us With Love menciptakan vas serupa seni patung dengan menyelipkan cincin-cincin Silestone dengan ragam nuansa keabuan pada rangka logam, menghasilkan vas yang berlainan. “Kami memberi Form Us With Love petunjuk singkat dan hasilnya sangat mengagumkan,” jelas Pierre Wernlundh, CEO Cosentino Skandinavia. Vas ‘Slab’ ditampilkan saat pameran Form Us With Love di Museum Arsitektur Swedia selama Pekan Desain Stockholm awal tahun ini. Silestone berasal dari Iberia dan mengandung lebih dari 90 persen kuarsa alami—salah satu batu alami terkeras di dunia. Permukaannya tahan terhadap noda, goresan, dan asam, juga hadir dengan lebih dari 60 warna berbeda. Cosentino baru saja diluncurkan di Australia, maka ada harapan untuk berkolaborasi dengan desain Australia! [Text: MK] Form Us With Love (46) 821 8002 formuswithlove.se Cosentino (61 2) 8707 2500 silestone.com/oceania

Casamania (39 3) 3356 59904 casamania.it Insitu Furniture (61 3) 9428 9622 insitufurniture. com.au

SHOOTING THE ICON Waves and ripples Menggabungkan estetika bersahaja dengan desain minimalis, penambahan terbaru bejana ‘Giro’ untuk Porcelanosa Grupo menggemakan bentuk natural dalam wujud furnitur. Mangkuk bergerigi ganda membangkitkan riak yang tercipta dari jatuhan air ke kolam air, mempertahankan tema akuatik yang sesuai dengan desain. Dengan dimensi 80x50 cm, ia menyediakan area langkan praktis dengan piring sabun yang terintegrasi, dan bejana ‘Giro’ hadir dengan struktur yang dipernis. [Teks: LL]

Porcelanosa Grupo (61 2) 9211 1998 porcelanosakitchens.com.au

Jika sebelumnya santer dikampanyekan mengenai lampu hemat energi, pada 1 Agustus 2012 yang lalu Philips meluncurkan ‘MyVision’ lampu LED (Light Emitting Diode) yang diklaim lebih hemat dari sekadar lampu hemat energi. Disebutkan oleh Ryan Tirta Yudhistira, Senior Marketing Manager Lighting Philips Indonesia, dalam acara tersebut, ‘My Vision’ sebagai lampu rumah tinggal berbasis LED dapat menghemat hingga 50% total konsumsi energi dan dapat bertahan hingga 15 tahun masa pemakaian. Untuk membuktikan keunggulan lampu LED ini, Philips juga menggelar acara yang cukup istimewa bertajuk “Kota Terang Hemat Energi”. Berkolaborasi dengan pemerintah DKI, pada malam di hari yang sama Philips menyalakan ikon Kota Jakarta, Tugu Monumen Nasional (Monas). Perhelatan tersebut sekaligus memperkenalkan ‘Colorich PowerCore’. Produk lampu yang juga berbasis LED ini memungkinkan pengendalian, fokus, dan efek cahaya yang diinginkan sehingga membuat Tugu Monas yang bersolek dapat dilihat dari sudut mana pun di Jakarta. Tak hanya Jakarta, Philips rupanya telah menggelar acara serupa di beberapa landmark kota di Indonesia dan akan melanjutkannya di kota-kota lain. (Fotografi: Mathias Nero) [Teks: Bernadetta Tya]

Philips (62)21 794 00 40 lighting.philips.co.id

flexibility in furniture

Hybrid Design Debut desain lampu Ronan & Erwan Bouroullec untuk Flos adalah kombinasi cahaya serta nampan yang diberi nama ‘Piani’. Dua elemen datar ditumpuk secara elegan—bagian puncak ialah sumber cahaya sedangkan bagian bawahnya menjadi nampan sekaligus ruang simpan, dengan cahaya yang menyinari benda apa pun yang diletakkan di sana. Cahaya gandanya serupa ‘nampan valet’—merupakan pengembangan koleksi ‘Wajima’ oleh Bouroullec bersaudara selama liburan ke Jepang dalam mengeksplorasi kerajinan tradisional. Koleksi tersebut terbuat dari kayu dan dipernis menggunakan teknik seni tradisional. ‘Piani’ untuk Flos tersedia dalam material plastik injeksi, kayu ek, maupun batu basal. Hadir dalam beragam warna dan tersedia di Australia dari Euroluce. [Teks: MK]

Euroluce (61 2) 9380 6222 euroluce.com.au

‘Wilmer T’adalah kursi multiguna yang diluncurkan di Milan tahun ini oleh manufaktur Swedia, Blå Station. Dirancang oleh Stefan Borselius, ‘Wilmer T’ merespons kebutuhan perubahan tempat kerja, dengan perabot lembut dalam beragam pengaturan dan kebutuhan rehat untuk mengakomodasi kerja yang jauh dari lingkungan kerja tradisional. Dua meja dengan permukaan kayu solid Ash dengan ketinggian berbeda memberi fleksibilitas dalam penggunaan dan memungkinkan meja untuk diputar, membuat ‘Wilmer T’ sesuai untuk berbagai situasi tempat kerja. Kerangka ‘Wilmer T’ tersedia dalam baja kromium atau pernis hitam dan ragam pelapis kain atau kulit pilihan desainer. Varian ‘Wilmer’ juga termasuk ‘Wilmer C’, sebuah kursi putar, dan ‘Wilmer S’, kursi tunggal untuk konferensi. Koleksi khas Blå Station bangga mengembangkan produk-produk tempat kerja dalam kolaborasi dengan manufaktur, desainer, dan industri. Koleksi yang dihasilkan sukses mengombinasikan fungsi kelas atas dengan tampilan desainer cutting-edge. Blå Station tersedia di Australia melalui Chairbiz. [Teks: MK]

Blå Station blastation.com Chairbiz (61 3) 9429 3388 chairbiz.com indesignlive.ASIA

19


20

evolveindesign

evolveindesign

Marble Magic

New Look

Seperti biasa, karya desainer superstar Patricia Urquiola tersebar selama pameran Milan tahun ini—dengan alasan yang baik. Salah satu karya yang paling menarik adalah kolaborasinya dengan perusahaan marmer Italia, Budri, untuk pameran dagang teknologi dan desain batu, Marmomacc. Instalasi mengesankan itu berjudul ‘Nat(f )use’, yang dipamerkan pada Triennale di Milano, menampilkan koleksi meja yang menggabungkan marmer dengan resin, bangku, serangkaian penyimpanan, penutup lantai dan dinding, serta panel modular. “Menggunakan marmer adalah kebalikan desain industri karena marmer merupakan hibrida yang sangat kuat, material bersejarah yang kini masih direinterpretasi,” ujar Urquiola. “Mereka mencapai hal-hal yang menurut saya tidak mungkin. Ketika saya mengirim beberapa gambar, saya pikir, ‘Tidak, mereka tidak akan mengelolanya,’—dan kini mereka ada di sini.” [Teks: MK] (Fotografi: Alberto Parise)

Mengapa belum pernah ada desain ini sebelumnya? Tak ada orang yang sama, lalu mengapa kacamata harus serupa? Inilah pertanyaan yang diajukan Ron Arad ketika mengembangkan koleksi perdana untuk PQ Eyewear, kolaborasi antara desainer dan New Eye London. Arad berbelok dari gaya retro populer ke gaya dan tampilan baru dalam berkacamata. ‘A-Frame’ ialah jenis kacamata baru dengan struktur kawat berbentuk A di tengah bingkai. Batang di tengahnya dapat ditinggikan dan direndahkan, menggerakkan lensa dan bingkai semakin mendekat atau menjauh, memungkinkan bingkai pas untuk berbagai bentuk wajah. [Teks: MK]

Budri (39 5) 3521 967 budri.com Patricia Urquiola (39 2) 8738 1848 patriciaurquiola.com Marmomacc (39 45) 829 8111 marmomacc.com

PQ Eyewear pq-eyewear.com

The Cure Dalam kebudayaan Peru, icaro adalah lagu penyembuhan yang menghubungkan ke roh penyembuh. Namun ‘Icaro’ baru yang merupakan lampu suspensi digambarkan seperti obat untuk gejala pengulangan desain yang buruk (Repetitive Bad Design) oleh arsitek dan desainer produk Italia, Brian Rasmussen, untuk merek Italia, Modoluce. Koleksi lampu ‘Icaro’ baru saja diluncurkan di Australia oleh perusahaan yang berbasis di Perth, Halo Lighting. Produk serbaguna ini tersedia dalam empat ukuran berbeda (22 cm, 50 cm, 75 cm, dan 100 cm) dan tiga finishes—cat transparan, putih matt, dan kawat baja hitam (seperti pada gambar). Serbaguna di sini berarti ‘Icaro’ sesuai untuk berbagai kebutuhan desain dan pada berbagai ruang huni kontemporer di rumah. Bingkai kawat baja grafis yang mengelilingi lampu memantulkan pola linier yang menakjubkan di sekeliling ruangan dan menjadikannya sebagai centerpiece yang sempurna di segala suasana. Jika ruangan Anda menderita RBD, temukan penawarnya di Halo Lighting. [Teks: AS]

Brian Rasmussen brianrasmussen.org ModoLuce modoluce.com Halo Lighting (61 8) 9221 5544 halolighting.com.au

Bamboo Service

Akan ada banyak varian dalam merencanakan permukaan dapur dan kamar mandi. Dengan banyaknya material dan finishing, pilihan seakan tak terbatas, dan ketika telah terpasang, tak ada yang terlihat sama seperti di showroom. Untungnya, Caesarstone telah mengembangkan aplikasi mobile populer untuk iPad. Dengan keuntungan layar tablet yang lebih lebar dan prosesor yang lebih cepat, memberi Anda alat yang mampu mengombinasikan dan melihat produk-produk Caesarstone, membantu Anda memvisualisasikan proyek secara lengkap sebelum dimulai. Aplikasi ini menawarkan antarmuka yang komprehensif dan mudah untuk mencari produk-produk Caesarstone dengan cepat, memberi Anda kebebasan untuk memasangkan ragam koleksi dan warna Caesarstone dengan pilihan warna pintu kabinet, dan menciptakan ide dapur serta kamar mandi yang berbeda-beda. Fitur pinch zoom memungkinkan Anda untuk melihat koleksi produk secara detail. Aplikasi Caesarstone untuk iPad dapat bebas diunduh dari store Apple. [Teks: LL]

Kualitas layanan dan serat mewah menjadi fokus yang mendasari label Tsar, dan koleksi terbaru mereka ‘Silk Bamboo’ termasuk di dalamnya. Komponen-komponen yang mengilap dan halus digunakan Tsar agar koleksi dramatis ini bersama-sama menghasilkan karpet yang sangat elastis untuk penggunaan komersial maupun residensial. Serat terbanyak dalam seluruh karpet Tsar adalah wol Selandia Baru, yang menciptakan tekstur indah dan menonjol, dan dicampur dengan sutra bambu untuk hasil yang menakjubkan. Kini Tsar menambah kualitas layanan mereka dengan memperkenalkan program ‘Tsar Silk Membership’ yang mendukung desainer dan arsitek butik lokal, bukan untuk menawarkan layanan desain dan diskon biasa, namun setiap individu akan mendapat promosi eksklusif, informasi, dan diundang pada acara spesial. Untuk Tsar, program bertujuan mengenal para klien dan menyesuaikan layanan kelas atas mereka pada setiap kebutuhan individu. [Teks: AS ]

Caesarstone 1300 279 927 caesarstone.com.au

Tsar (61 2) 9331 4244 tsar.com.au

beyond the stone age

indesignlive.ASIA

21


22

evolveindesign

evolveindesign

International Public Lecture

tea time witH architect Acara pertama, yang mengawali rangkaian JAT ini diselenggarakan di Kemang 89, berupa bincang-bincang santai bertemakan ‘Architect for People’ dengan beberapa arsitek yaitu Achmad D. Tardiyana, Galih Pangarsa, dan M. Hairil JP yang dimoderatori oleh Joko Adianto. Selain bincang santai tentang sensitivitas sosial serta peran arsitek untuk masyarakat, acara yang disponsori oleh MPG Media ini juga dilengkapi dengan screening video ‘Merajut Bambu 1.000 Candi’ . Kemang 89 (62) 21 717 94590

Architecture Marathon

kemang89.com

Satu cara menyaksikan Jakarta dari dekat adalah mendalami gaya hidup yang tercermin dari rumahnya. Tanah Teduh, perumahan elite yang tersembunyi di area pemukiman padat Jatipadang, adalah cermin yang dipilih oleh panitia Open Jakarta. Peserta tak hanya dapat mengalami dari dekat namun juga mendapat pencerahan dari empat arsitek besar Indonesia, yaitu Andra Matin, Wendy Djuhara, Antony Liu, dan Yori Antar, yang ada di baliknya.

Untuk kedua kalinya, Jakarta Architecture TrienNale hadir untuk memenuhi rasa ingin tahu para pecinta arsitektur akan visi dunia arsitektur masa depan. Rangkaian acara Jakarta Architecture Triennale kedua yang bertema besar “Architect for People” dan mengambil tema “Towards Jakarta 2045” diselenggarakan di berbagai titik ruang publik kota Jakarta. Berbagai kegiatan digelar pada acara untuk berbagai kalangan masyarakat ini, dari yang berkaitan dengan profesi hingga mengedukasi masyarakat umum me­ngenai Arsitek dan Arsitektur khususnya di Indonesia. JAT 2012 mengajak seluruh masyarakat dari seluruh latar belakang profesi untuk peduli terhadap kota Jakarta dan memberikan ide, saran, serta impian mereka terkait masa depan Kota Jakarta. Rangkaian acara sendiri sangat variatif mulai dari kegiatan workshop, pameran,

tanahteduh.com

Malam penganugerahan penghargaan IAI Jakarta ketiga yang diselenggarakan 20 Oktober lalu di Soehanna Hall, The Energy Building ini dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Terdapat sepuluh kategori penghargaan tahun 2012 ini. Salah satu pemenang adalah ‘Swiss Ambassador Residence’ Karya Cosmas Damianus Gozali untuk kategori bangunan warisan.

Soehanna Hall, The Energy Building (62) 21 2995 1400

theenergy.co.id

sayembara, dan kuliah umum yang sangat ‘ngarsitek’ hingga kegiatan yang melibatkan komunitas non-arsitektur seperti Open Jakarta dan Bike 4 Jakarta. Rangkaian acara yang disebut sang ketua pelaksana Abimatra Pradhana sebagai maraton arsitektur ini sekaligus menjadi acara penanda berakhirnya masa jabatan pengurus IAI 2009-2012 dan tentu saja menjadi ajang mengumpulan KUM IAI.

Foto courtesy oleh Panitia Jakarta Architecture Triennale 2012 jat2012.com jat2012.com iai-jakarta.org

Pre event IAI Awards 3

Open Jakarta – Tanah Teduh

Digelar pada 16 dan 17 Oktober 2012 lalu di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta, International Public Lecture hari pertama menghadirkan pembicara arsitek lokal dan mancanegara kaliber dunia, yaitu Zenin Adrian (Indonesia) dengan misinya mereklamasi ruang muka; Pitupong Chaowakul (Thailand) dengan sensivitasnya terhadap isu-isu sosial dalam setiap karyanya; Paolo Cucchi (Italia/ Malaysia), arsitek Italia yang berdomisili di Malaysia yang fasih menerjemahkan simbol-simbol keagamaan; dan Alan Tay-Gwen Tan (Singapura) yang senang bereksplorasi dengan tipologi. Kuliah umum dengan moderator Ahmad Djuhara ini ditutup dengan kesimpulan dari Pitupong, “Architects are more like writer. They supposed to have message on it.” Sesi hari kedua diisi oleh Ardi Jahya, direktur Air Mas Asri melalui paparan karya komersial dengan cakupan ruang publik, Daliana Suryawinata, dengan respons terhadap isu urban di Indonesia. Arsitek lulusan Universitas Nagoya, Vo Trong Nghia memulai pendekatan desain berbeda, Budi Pradono, kemudian disusul Makoto Tanijiri dari Suppose Desain yang memulai presentasinya dengan redefinisi ruang serta fungsinya, dan material. “Architecture produce lots of garbage’s, we have to think of new identity of a thing. Meaningless thing can be meaningful if it is turned into something else,” ujarnya.

Salah satu event pendahuluan JAT 2012 adalah kuliah umum oleh arsitek Venezuela, Alfredo Brillembourg, pada pertengahan Juli di Erasmus Huis. Kuliah dibuka dengan perbandingan iklim dan keadaan sosial Amerika Latin dan Indonesia, yang dilanjutkan dengan pemaparan karya-karya terbangun laboratorium desain Alfredo, Urban Think Tank, dan proses realisasi proyek tersebut. Alfredo optimis bahwa kota-kota di Asia menyimpan potensi untuk dikembangkan dan dijadikan lahan eksperimen arsitektur untuk kepentingan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di daerah slum. Erasmus Huis Jakarta (62) 21 524 1069

InMAIN INTERNATIONAL SEMINAR & SPECIAL LECTURE Bertajuk “Participatory Design Method for Everyday Living Space”, seminar utama Jakarta Architecture Trienalle menghadirkan tiga arsitek yang banyak bergerak dalam bidang akademis; Darrundono Kusumodilogo dengan idealismenya dalam Kampung Improvement Program, Yandi Andri Yatmo dan Komunal Space for Kampung Community-nya, serta arsitek Inggris, Jeremy Till, yang mengharapkan perubahan cara pandang profesi arsitektur lebih sebagai sebuah tanggung jawab terhadap masyarakat sehingga mengesampingkan ego individu. Kutipan “Architecture as an empowerment to the people” mengakhiri seminar utama ini.

bike 4 jakarta Mengambil momentum dari semakin populernya penggunaan sepeda sebagai moda transportasi ramah lingkungan, salah satu rangkaian acara JAT 2012 adalah Bike 4 Jakarta yaitu tur bersepeda keliling Jakarta dengan titik-titik kunjungan bangunan-bangunan yang dinominasikan sebagai peraih penghargaan IAI Awards 3.

jat2012.com jat2012.com

iai-jakarta.org

erasmushuis.org u-tt.com indesignlive.ASIA

23


24

evolveindesign

evolveindesign

CINEMATIC QUALITY

Indesign Luminary

Pameran tunggal arsitek Andra Matin merupakan suatu pertukaran pengalaman arsitektural ke pengalaman senimatik dan kembali ke arsitektural.

Indesign Luminary sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi para arsitek di Indonesia kembali hadir untuk kali ketiganya. Sadar atau tidak karya yang hadir dari pengetahuan yang telah dimiliki terlebih dahulu dapat memberi inspirasi bagi mereka yang baru memulai pembelajarannya. Tidak terkecuali dalam dunia arsitektur, salah satu tolok ukur senioritas dalam profesi arsitek adalah pada bagaimana jam terbang seorang arsitek dapat memberi pengaruh dan menginspirasi. Indesign Luminary sebagai salah satu ajang apresiasi bagi kontribusi arsitek Indonesia kembali hadir pada 3 Juli 2012 lalu dengan mengambil tempat di showroom Designclopedia. Merupakan bagian dari rangkaian perhelatan yang diadakan oleh MPG Media selepas workshop creative mapping dengan mengha­d irkan beberapa panelis dari Singapura, Generating Ideas @ AOTE, pada siang harinya. Adhie Moersid, arsitek yang telah aktif

Agustus lalu, salah satu ‘starchitect’ Indonesia, Isandra Matin – atau lebih dikenal dengan nama Andra Matin – mengadakan pameran tunggal di Dia Lo Gue Artspace, Kemang. Pameran ini terselenggara berkat kerjasama beberapa nama paling naik daun di dunia kreatif, yang pada satu dan lain kesempatan pernah berkolaborasi dengan sang arsitek. Dengan Davy Linggar sebagai art director, Avianti Armand sebagai kurator, serta komunitas arsitek muda Jongarsitek sebagai penyelenggara sera Hermawan Tanzil sebagai pemilik venue, pameran yang bertajuk Andra Matin: Sebuah Sekuel ini tentu saja menyajikan suatu kejutan. Pameran arsitektur yang umumnya bersifat begitu teknis, kali ini ditampilkan menjadi sebuah pengalaman. Kamera memang tak pernah berbohong, tetapi juga tidak selalu menyatakan kebenaran. Selembar foto boleh jadi mengabadikan, namun ia juga mereduksi sebuah pengalaman atau ke-

berkecimpung dalam dunia arsitektur selama 44 tahun ini, dipercaya sebagai penerima penghargaan Indesign Luminary malam itu. Arsitek kelahiran Bogor dan penerima penghargaan Aga Khan Award pada 1986 ini masih aktif berkarya dalam biro Atelier 6 bersama rekan-rekannya. Menginjak usia 75 tahun, beliau masih mengejar mimpinya yang juga mimpi semua arsitek Indonesia, yaitu memperjuangkan landasan hukum bagi keprofesian arsitek pada UndangUndang Arsitek yang saat ini telah siap pengesahannya oleh pihak DPR RI, dan beliau juga hadir sebagai salah satu tokoh di balik perhelatan internasional Arcasia di Bali pada bulan November yang lalu.

facebook.com/designclopedia indesignindonesia.com

jadian menjadi sebuah optical moment, sebuah momen terbatas bingkai lensa. Sedangkan tulisan adalah sebuah fragmen, catatan yang telah melewati proses translasi dan seleksi. Untuk menangkap kesan dan pengalaman ruang yang begitu kuat pada karya-karya Andra Matin, dipilihlah format sinema. Namun ada alasan yang lebih penting dari hal tersebut: karya-karya Andra Matin memang memiliki kualitas sinematik. Karya-karya terkurasi Andra Matin ditampilkan dalam bentuk videografi yang berisi image, dan scene dari karyanya. Melengkapi videografi ini adalah setting masing-masing karya, lengkap dengan pengalaman ruang, permainan cahaya, dan bunyi dan tentu saja, maket konvensional. Acara ini juga dilengkapi dengan diskusi, pemutaran film serta peluncuran buku yang diselenggarakan pada 1 November 2012.

andramatin.co.id jongarsitek.com

Tanah Teduh Dalam proyek ini, Andra Matin bertindak sebagai master-planner yang mengkomposisikan ketenteraman dengan petualangan pada kompleks yang berisi 20 rumah yang didesain oleh 9 arsitek Indonesia ini. Di sini kita bisa memelihara naluri primordial kita sebagai homo ludens: bermain dan bersembunyi.

Jumeirah bali magnet indonesia yang kuat telah mengundang ekspansi dubai ke indonesia, yang berwujud resor berkonsep istana air hindu bali abad kesembilan. Sebagai salah satu perusahaan perhotelan kelas dunia, Jumeirah Group yang berbasis di Dubai dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir telah mengembangkan sayapnya ke berbagai negara di dunia. Kini, Bali dibidik sebagai lahan bagi proyek resor mewah yang rencananya akan selesai tahun 2015 mendatang. Pada 19 November 2012 kemarin, sejumlah desainer telah ditunjuk dalam penyelesaian rancangan Jumeirah Bali, di antaranya Jean-Michel Gathy dari Deniston sebagai penggarap rancangan interior, Martin Grounds selaku direktur Grounds Kent Architecs, serta Made Wijaya sebagai salah satu arsitek lanskap yang berbasis di Bali.

Lokasinya yang terletak di Jimbaran, Bali, seluas 11 hektare serta menghadap pantai melengkapi konsep istana air yang terinspirasi oleh legenda Hindu. Mengangkat pengalaman kultural yang menyenangkan serta pelayanan kelas satu, resor ini diharapkan membuai pengunjung dalam mewahnya keautentikan Indonesia, Bali khususnya. Dengan investasi senilai 150 juta dollar AS, Nicholas Clayton selaku Chief Operator Officer Jumeirah Group berharap dapat berkontribusi dalam memperbesar industri pariwisata di negeri Indonesia melalui Jumeirah Bali ini.

jumeirah.com

tanahteduh.com

Potato Head Pacific Place Restoran yang amat dikenal karena ilustrasi dan dekornya ini meleburkan batas antara ruang eksterior dan interiornya. Bangunan ini disarikan pada pameran dengan imageries yang mengundang nostalgia, juga dilengkapi dengan jendela-jendela krepyak khas dekornya yang disusun pada kolom. Potatohead Jakarta (62)21 5797 3322

Rumah Agus Suwage Pada proyek ini Andra Matin bereksperimen dengan taktilita , menggunakan satu material batu bata hitam, yang diatur perbedaan porositasnya sesuai dengan fungsi dan karakter ruangnya. pengalaman arsitektur yang sebenarnya terjadi melalui sentuhan dan persinggungan yang langsung.

agusuwage.com

ptthead.com indesignlive.ASIA

25


26

evolveindesign

evolveindesign

BEYOND SPACE

FOR US WITH LOVE

PERAYAAN AKBAR DESAIN PRODUK DAN INTERIOR KEMBALI DIGELAR UNTUK INDONESIA DAN DUNIA.

HDMI bekerja sama dengan SFIC mengadakan Acara Future Craft Workshop yang berlangsung selama lima hari di Solo, Jawa Tengah.

Semenjak acara Desain.ID diadakan pertama kalinya setahun yang lalu, dunia desain produk dan interior terus berkembang pesat. Kemajuan inilah yang menjadi dasar Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) bersama Dyandra Promosindo kembali menyelenggarakan Desain.ID 2012 yang bertempat di Jakarta Convention Center pada 5—8 September lalu Desain.ID digelar selama empat hari dan resmi dibuka oleh Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, M. Si. Dalam sambutannya, dikatakan bahwa desain merupakan salah satu indikator pengukuran kualitas suatu produk dan mempunyai peran penting bagi peningkatan daya saing produk di pasar internasional. Sebagai wujud dukungan, Kementerian Perdagangan memilih 12 desainer muda berbakat Indonesia untuk mengekpos karyanya secara cuma-cuma. “Cosmic: Design in Extra-Ordinary Means” yang menjadi tema tahun ini menyuguhkan keajaiban suasana kosmik melalui ragam desain yang ditampilkan beberapa para peserta pameran. Tema ini juga diterjemahkan berbeda oleh beberapa yang lain sebagai

sebuah kolaborasi teknik dan seni, kultur dan teknologi untuk menghasilkan sebuah desain yang tak biasa, yang hidup, dan tak sekadar pemanis ruang. Agenda yang padat selama empat hari didominasi oleh presentasi berbagai komunitas dan organisasi desain, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Beberapa di antaranya adalah organisasi yang sudah cukup familiar, seperti HDII, IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), IALI (Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia), dan GBCI (Green Building Council Indonesia), komunitas baru, seperti APTIDATI, Eighty Sixer, dan Gambar Selaw, serta pembicara tamu, seperti Kenya Hara dari MUJI, Jepang, dan Inkoo Shim dari LG Electronic, Korea, turut memberi warna pada rangkaian acara Desain.ID yang berpuncak pada HDII Award 2012, penghargaan tertinggi bagi desainer interior dan produk, yang pertama kalinya diselenggarakan. Desain.ID diharapkan mampu menjadi wadah bertemunya insan-insan kreatif bangsa yang akhirnya dapat menggaungkan nama Indonesia ke kancah dunia.

Rempah Rumah Karya USAKTI Metamorpoetic, penggabungan dari kata metamorphosis dan poetic, adalah karya instalasi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti Jakarta (USAKTI). Transformasi manusia dan dialog dengan lingkungan hidupnya sebagai gagasan inti dimediasi dengan material benang sebagai simbol sang diri dan bayangan, relief, dan cahaya sebagai wujud dialogis dengan lingkungan.

rempahshop.co

Q-space Himpunan Desainer Mebel Indonesia

Selain desain yang segar, booth yang unik membuat suguhan Desain.ID 2012 semakin kaya. Salah satunya adalah booth milik Q-Space, studio desain interior di Jakarta. Pemenang kategori Best Stand ini terdiri atas dua booth yang sangat kontras, satu didominasi warna putih dan yang lain berwarna hijau, memberikan pengalaman ruang yang cukup komikal dengan furnitur kertas dan kamuflase dinding.

desain-id.com

Spesialis tenun serat asal Cina, Viro, juga turut ambil bagian dalam ajang Desain.ID tahun ini. Tak hanya menampilkan jenis produk semata, ia bahkan membuat contoh ruang dalam skala sebenarnya. Hal tersebut didasarkan pada kemampuan produk-produk Viro yang dapat diaplikasikan di berbagai elemen rumah sehingga pengunjung terbantu dengan mendapatkan gambaran yang utuh.

virofiber.com

Rempah Rumah Karya (62)271 768 5911

trisakti.ac.id

viro Fiber

Viro Fiber (62) 21 590 2155

Bangunan karya arsitek Paulus Mintarga ini berfungsi sebagai bengkel kerja setelah semula direncanakan sebagai gudang material dari kantor Tim 3 Solo, yang menangani bidang arsitektur, interior, struktur, dan ME. Bangunan yang didirikan tahun 2012 ini menggunakan material salvaged atau bahan sisa pembuangan. Bangunan ini menjadi salah satu tujuan kunjungan para pelaku industri kreatif yang tengah bertandang ke Solo, Jawa Tengah.

HDMI didirikan karena kebutuhan dari pihak profesi dan kalangan industri. Kolaborasi yang intens antara industri dengan desainer merupakan misi organisasi ini. Dukungan kepada profesional desainer mebel dan stakeholder industri mebel diharapkan berujung pada menguatnya kompetensi profesi desainer mebel dan terciptanya sinergi serta abritase terhadap permasalahan-permasalahan menyangkut etika keprofesian desainer mebel.

Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Uni Eropa berimbas pada industri ekspor mebel dalam negeri yang mana negara-negara ini memegang rasio 28% dan 30%. Indonesia pun mengalihkan pasar ke Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia. “Arah pasar harus berubah artinya desain harus berubah, berbelok dengan cepat,” ungkap Ambar Tjahyono Ketua DPP Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), ia juga menyatakan bahwa hal tersebut adalah perang yang harus dilakukan untuk dapat kembali mening­katkan nilai ekspor mebel Indonesia yang juga merupakan salah satu para­meter peningkatan gairah industri mebel tanah air. Kolaborasi yang intens antara industri dengan desainer merupakan salah satu kunci penting dalam usaha tersebut. Dalam rangka meneruskan usaha ini, Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) bekerja sama dengan Singapore Furniture Industries Council, menyelenggarakan Future Craft Workshop, acara berdurasi 5 hari ini pada 1 sampai 5 November di Rempah Rumah Karya yang berlokasi di Ds. Tegal Mulyo,

Gajahan Colomadu Solo, dan diikuti oleh 6 desainer dari Singapura dan 8 desainer Indonesia anggota HDMI yaitu Anastasia Sulemantoro, Sadhiya Hanindita, Ivan Christianto, Feuzi Erisa Dangin, Sean Bunjamin, Yopi Djauhari, Muhammad Khumaidi, dan Dr. Adhi Nugraha. Kegiatan ini melibatkan pula desainer asal Swedia Jonas Pettersson dan Petrus Palmer yang tergabung dalam grup Form Us With Love. Karya-karya desain yang dihasilkan dari workshop ini akan diproduksi oleh industri dan dipamerkan bulan Maret 2013 di area premium International Furniture and Craft Fair Indonesia, Jakarta. Adapun International Furniture Fair Singapore mengekspos keunggulan material, kemampuan craftmanship yang tinggi, dan kualitas produksi dari mebel Indonesia. Selain dari kegiatan eksplorasi desain, acara 5 hari ini juga mencakup kunjungan ke industri di Kota Solo dan Yogyakarta serta presentasi karya dan workshop yang terbuka untuk umum pada hari terakhirnya.

rempahshop.co

hdmi-ifda.org desain-id.com

Form Us with Love metric kitchen Tak ada rumah yang dibangun tanpa dapur. Metric Kitchen sadar akan potensi ini dan turut hadir dengan booth yang merepresentasikan dapur terbaik dengan mempertahankan desain modern dalam nuansa warna natural yang sesuai untuk berbagai gaya rumah. Metric Kitchen (62) 21 729 3308

Studio desain kolaboratif asal Swedia, yang dianggap sebagai satu dari 50 desainer paling berpengaruh dunia, ini didirikan di Stockholm tahun 2003 dan kini telah memiliki portofolio yang ekstensif yang meliputi desain mebel, pencahayaan, art direction, hingga desain interior. Dalam Future Craft Workshop, Form Us With Love menghadirkan dua desainernya, Jonas Pettersson dan Petrus Palmer. Form Us With Love (46) 08 218 002

formuswithlove.se

Singapore Furniture Industries Council SFIC didirikan tahun 1981 sebagai organisasi perwakilan resmi pelaku industri mebel Singapura. Pada Future Craft Workshop, SFIC menghadirkan enam partisipan dari Singapura, salah satunya Yang Tah Ching. Tiap tahun SFIC menggelar acara Singapore International Furniture Fair yang memamerkan produk dari seluruh dunia. SFIC | Singapore Furniture Industries Council (65) 6569 6988

metrickitchen.com singaporefurniture.com indesignlive.ASIA

27


28

BOOKSindesign

Design Like Apple

PLAYGROUND DESIGN

Ditulis oleh John Edson Penerbit John Wiley & Sons, Inc. 192 halaman hardcover, IDR 288.000 aksara.com Diresensi oleh Bernadetta Tya

Ditulis oleh Michelle Galindo Penerbit Page One 20 halaman, hadcover IDR 700.000 aksara.com Diresensi oleh Asih Jenie

Jika ditilik sejarahnya, Apple bukanlah yang pertama mencipta. Dunia lebih dahulu mengenal Microsoft oleh Bill Gates dan Linux oleh Linus Torvalds. Namun dengan Steve Job sebagai otak di baliknya, Apple mampu menghasilkan beragam produk inovatif yang tidak pernah terpikirkan oleh perusahaan lain di bidang yang sama. Penulis buku ini, John Edson, menceritakan di halaman awal buku, bahwa sejak hari pertamanya bekerja, Steve Jobs memiliki sebuah standar untuk menciptakan produk yang ‘insanely great’ (luar biasa menakjubkan). Sepeninggal Steve Jobs, telah banyak literatur, baik yang mengulas kehidupan pribadinya ataupun kinerja perusahaannya. Ini bagaikan bentuk persetujuan bahwa Steve Jobs memang merupakan sosok yang istimewa. Apa yang membuatnya dan perusahaan yang didirikannya istimewa? Inilah yang diangkat menjadi topik utama buku ini. Sang penulis, Edson, adalah presiden LUNAR, perusahaan desain global dengan klien kelas dunia, seperti Philips, Motorola, HP, termasuk juga Apple. Bersama Apple, ia menghasilkan laptop pertama Apple, PowerBook 100. Pengalaman ini menjadikan Edson sebagai salah satu saksi kerja keras Apple menciptakan pengalaman yang berbeda kepada setiap pengguna melalui detail-detail yang dipikirkan dengan matang. Kerja keras puluhan tahun tersebut disarikan ke dalam tujuh poin penting pada buku berjudul Design Like Apple ini, yang juga tercermin melalui tagline ‘Seven Principles For Creating Insanely Great Products, Service, and Experience’. Latar belakang penulis sebagai pengajar di Universitas Stanford memberinya keuntungan. Ini terbukti dalam caranya menjabarkan ketujuh poin dalam tujuh bab dengan bahasa yang ringkas, padat, dan dilengkapi dengan ilustrasi untuk memudahkan pemahaman. Tak hanya itu, dalam setiap bab dapat ditemukan kata kunci yang menjadi poin penting dalam mendesain dan evaluasi agar pembaca dapat lebih menyerap pesan yang disampaikan. Jika didalami lebih lanjut, prinsip-prinsip yang diuraikan dalam buku ini sebenarnya tak hanya sesuai untuk para entrepreneur yang ingin bergerak di bidang serupa, namun juga sesuai bagi siapa pun yang bergerak dalam bidang desain, termasuk arsitektur.

Terdapat kekhawatiran bahwa semakin berkembangnya teknologi komunikasi serta semakin canggihnya peralatan eletronik akan menggiring manusia semakin jauh dari interaksi konvensional (interaksi yang tidak diperantarai oleh layar gadget elektronik). Jika dahulu bermain sepak bola otomatis berarti memperebutkan bola di lapangan rumput berlumpur, dewasa ini boleh jadi kegiatan fisik yang dilakukan hanya sebatas duduk dan menggerakkan jari pada konsol pengontrol semata. Mungkin hal ini tidaklah terlalu berbahaya bagi orang dewasa, yang masih sempat mengalami, mampu mengingat, dan merindukan interaksi fisikal, bahkan hingga dapat menciptakan kampanye ‘disconnect to reconnect’ yang bertujuan untuk mempromosikan kembali interaksi dan apresiasi lingkungan tangible secara langsung. Namun generasi yang saat ini masih berusia kanak-kanak tidak memiliki pilihan ini jika mereka terus menerus terekspos fenomena digitalisasi dan virtualisasi ini. Mereka perlu dipaparkan pada lingkungan bermain nyata yang dapat menstimulasi perkembangan kontrol motorik mereka. Lingku­ ngan binaan semacam ini yang paling sering kita jumpai adalah taman bermain. Selain memicu perkembangan motorik anakanak, taman bermain juga salah satu lingkungan interaksi sosial pertama bagi anak-anak yang boleh jadi berpengaruh pada kemampuan interaksi sosial mereka saat dewasa. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa taman bermain adalah salah satu tempat terpen­ ting selain lingkungan rumah dan sekolah. Buku ini mengekspos beberapa ‘kidscapes’ terbaik di dunia (sebut saja di antaranya Crater Lake di Kobe, Jepang, karya 24° Studio; Vondelpark Towers di Amsterdam, Belanda, karya Carve; Darling Quarter di Sydney, Australia, karya Aspect Studios; Play Ship Playground di Hertfurt, Jerman, karya Zimmer; serta Obst Playground Design dan Safe Zone di Grand-Métis, Kanada, karya Stoss Landscape Urbanism) dan menyajikan konsep-konsep inovatif, dengan ulasan yang memperlihatkan betapa kolaborasi antara arsitek, desainer lanskap, perencana kota, serta desainer produk merupakan kunci kesejahteraan anak-anak.

Architecture From Commision To Construction Ditulis oleh Jennifer Hudson Penerbit Laurence King Publishing Ltd 240 halaman softcover, IDR 538.000 aksara.com Diresensi oleh Bernadetta Tya Louis Kahn, salah satu arsitek berpengaruh Amerika pada pertengahan abad ke 20, pernah berkata bahwa sebuah bangunan yang baik haruslah dimulai dan diakhiri oleh yang tak terukur. Tidak mudah mengartikan kata-kata tersebut namun kutipan ini dicantumkan untuk mengawali pengantar buku Architecture from Commission to Construction oleh penulis. Jennifer Hudson, yang telah 15 tahun mendalami dunia literatur desain dan arsitektur kontemporer, kemudian melanjutkan mengenai pandangannya akan kecenderungan ragam publikasi arsitektur yang kini banyak dijumpai. Ketiga kelompok besar literatur arsitektur tersebut menurutnya ialah sejarah, teori, dan kritik bangunan. Dari titik inilah ia merasa penting untuk mengulas proses sebuah proyek arsitektur, dimulai dari pendelegasian hingga pengembangan, dan betapa pentingnya peran arsitek sebagai konduktor dalam sebuah proyek. Sebanyak 25 proyek kontemporer dengan 840 ilustrasi dari berbagai belahan dunia dikurasi dengan berbagai pertimbangan untuk menghadirkan keberagaman, baik dari faktor tipe bangunan, lokasi, dan berbagai arsitek dengan latar belakang yang berbeda, disajikan dalam buku ini. Namanama arsitek yang tidak asing, seperti Shigeru Ban dan Duangrit Bunnag menjadi daya tarik tersendiri, sedangkan keberagaman tipologi bangunan menjadikan buku ini semakin kaya. Yang menarik dari pembahasan proyek dalam buku ini ialah adanya penjelasan detail yang tidak setengah-setengah, dari data-data spesifikasi bangunan hingga ke nominal anggaran proyek, dari sketsa-sketsa awal rancangan, render detail teknis, hingga foto pengerjaan di lapangan. Penulis nampak benar-benar mengundang pembaca untuk ikut mengalami proses yang ia maksud, bukan hanya memandang dari kejauhan. Serupa kutipan Kahn di awal paragraf mengenai kualitas sebuah arsitektur, kualitas sebuah publikasi tak dapat dinilai dengan banyaknya halaman ataupun dengan nilai rupiah yang dikeluarkan namun dengan nilai-nilai tak terukur yang dapat menginspirasi dan memperluas pengetahuan sang pembaca. Dan, buku ini adalah satu dari sekian ba­ nyak literatur yang mampu memberikannya.

TOTO DPS 01

indesignlive.ASIA 128 Juli/Agustus 2012

Dwell Indonesia

Dwell Indonesia

Juli/Agustus 2012

1


30

31

Investigating the latest trends and products in lighting

Pada rubrik baru ini, kami membahas pengaruh perubahan pesat industri pencahayaan bagi lingkungan.

indesignlive.ASIA


FUSEindesign

teks André Tammes

halaman sebelumnya

Lampu dinding ‘LUNA Parete 2 LED’ oleh Catellani & Smith kiri Beauty oleh Olafur Elliason (1993) adalah pelangi buatan yang diciptakan dari cahaya kanan bawah Ekstensi The Stadel Museum oleh Schneider+Schumacher

“ Pencahayaan bangunan membutuhkan pemahaman yang lebih luas dan dalam” André Tammes

Perubahan pesat tren produk dan pencahayaan menjadi teknologi serta potensi cahaya disadari sebagai sebuah perangkat desain yang kian tumbuh

encahayaan yang baik memiliki kemampuan untuk mentransformasi ruang. Jika Anda mendengar “tempat ini nyaman” atau “kepala saya sakit saat di kantor” mungkin disebabkan oleh baik tidaknya pencahayaan ruangan. Komentar tersebut membuktikan adanya kesadaran kualitas pencahayaan yang membentuk respons dan persepsi seseorang terhadap lingkungannya. Jika demikian, apakah para desainer telah cukup memperhatikan kualitas pencahayaan dan pengaplikasiannya? Saat ini pencahayaan berada dalam periode perubahan pesat dan patut dipertimbangkan. Di antaranya berhubungan dengan perkembangan pesat teknologi, dan tumbuhnya kesadaran akan media yang kehadirannya telah diakui sebagai sebuah perangkat desain. Sekitar 80 persen informasi yang diproses otak diserap secara visual sehingga menjadi masuk akal untuk menyadari media yang memungkinkan hal ini terjadi— cahaya. Tujuan hadirnya rubrik baru mengenai pencahayaan adalah untuk

P

mengeksplorasi aspek pencahayaan dan bagaimana hal itu diaplikasikan pada lingkungan. Pada perkembangan rubrik ini, Indesign akan membahas beragam topik dan menaruh perhatian pada hal-hal yang berhubungan dengan pencahayaan. Sebagai media tak kasatmata hingga menyentuh fisik permukaan, bagi beberapa pihak, pencahayaan memberikan sejumlah ketidakpastian. Hal itu menimbulkan pertanyaan —selain fitting lampu yang dapat didesain dan kerumitan yang berhubungan dengan desain pencahayaan. Ini membuat kita bertanya apakah desain pencahayaan adalah subjek teknis yang direnda dengan kreativitas atau subjek kreatif yang didasarkan penggunaan sebuah palet teknis yang kian berkembang. Para desainer harus memutuskan bagaimana cahaya yang ‘cukup’, dan mengapa; apakah pencahayaan merupakan subjek ungkapan ‘less is more’; dan dasar kode pencahayaan diterapkan dengan benar. Di sekitar kita terdapat banyak contoh yang menekankan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Konsumen cerdas akan membawa gaun berwarnanya ke dekat jendela untuk melihat warnanya di bawah cahaya matahari; lukisan cat air Turner diperlihatkan dalam tingkat pencahayaan yang sangat rendah; kabin pesawat telah dilengkapi dengan pencahayaan berwarna; dan fotografer arsitektural menghargai periode singkat waktu senja untuk memotret pencahayaan bangunan. Akan tetapi, berapa banyak orang yang mengerti prinsip di balik contoh tersebut? Di tengah pertanyaan lain baik berupa perkiraan atau fakta, terdapat beberapa kepastian. Di Australia, pencahayaan menghabiskan 30—40% penggunaan energi pada bangunan komersial dan sekitar 7% pada hunian. Hasilnya, Australia dan beberapa negara lain telah membuat peraturan untuk membatasi penggunaan energi yang berhubungan dengan pencahayaan. Hal itu memberi tantangan yang lebih besar bagi para desainer dan arsitek. Sebagai respons, hadir fokus baru dalam mengembangkan produk pencahayaan yang hemat energi. Solid state lighting (SSL), sebagai contoh, penggunaan light-emitting diode (LED) sebagai sumber realistis untuk pencahayaan umum. Secara relatif, hal ini membuka perkembangan tak terbatas pada desain pencahayaan dan fitting. Pertanda lain yang menunjukkan kepedulian dunia pada penggunaan energi adalah popularitas Earth Hour yang mengajak perangkat rumah tangga dan bisnis mematikan pencahayaan yang tidak esensial selama 1 jam di 1 hari dalam setahun dan pergerakan International Dark-Sky Association dengan misi memotong penyia-yiaan energi dan menghentikan polusi cahaya. indesignlive.ASIA

33


34

FUSEindesign

indesign

Sebagai sebuah disiplin, desain pencahayaan naik daun dengan pesat. Pelatihan internasional setingkat universitas terus bertambah, didorong oleh penelitian yang mengindikasi kualitas pencahayaan pada lingkungan kerja komersial dapat memengaruhi kunci tolok ukur bisnis, seperti kepuasan karyawan, produktivitas kerja, dan absensi. Penelitian lain menunjukkan pengaruh pencahayaan pada kesembuhan pasien rumah sakit. Saat ini pemahaman yang luas dan mendalam dibutuhkan pada pencahayaan bangunan—di luar pemilihan dan penempatan fitting yang mematuhi kode-kode teknis. Penggunaan kreatif cahaya dapat memperkuat nilai arsitektur— sesungguhnya, pencahayaan terkadang dirujuk sebagai dimensi keempat arsitektur. Secara merata, ada banyak bukti bahwa SSL dan teknik proyeksi cahaya telah menghadirkan ‘architainment’. Seperti biasanya, komponen besar pencahayaan interior terletak pada desain dan aspek ikonis dari fitting pencahayaan dekoratif yang merupakan bagian penting arsitektur dan fit-out interior itu sendiri. Namun, yang belum bersinar adalah aspek desain yang tersembunyi dan pencahayaan yang kurang karismatik sebagai landasan penting yang terlihat. Hal ini mungkin dirangkum sebagai dimensi psikologis dan fisiologis cahaya. Dengan penggunaan energi pencahayaan yang semakin besar, contoh lain akan terus bermunculan dalam desain pencahayaan yang tidak hanya membuat lingkungan terlihat baik, tapi juga memberi nilai tambah bagi penghuninya. Materi yang akan hadir pada rubrik baru ini akan berhubungan dengan aspek spesifik pencahayaan, termasuk potensi dan batasan desain pencahayaan; perkembangan SSL dan LED; nilai dari kualitas pencahayaan; dan berbagai kemungkinan dalam pencahayaan. Melalui rangkaian ini, kami bernaksud untuk mendorong para desainer untuk merangkul pencahayaan secara maksimal.

André Tammes adalah Founding Director Lighting Design Partnership.

indesignlive.ASIA

kiri Instalasi interaktif

Philips LivingShapes

kiri bawah Instalasi LED

pada Uniqa Tower di Wina, Austria, oleh MSW (2004) menghadirkan ilusi distorsi pada fasade

35


36

FUSEindesign

Più alto 3d

Manta Rhei

flc100 led projector

Luxeon

Quadriled

powercast led

Tweeter on

Panos Infinity

Seri lampu sorot Occhio ‘Piu’ telah berkembang lebih jauh. Lampu sorot dan dinding ‘Piu Alto 3D’ menawarkan mobilitas yang mengagumkan dengan Occhio 3D kinematics, dan inovasi pada kekuatan LED yang menjamin efisiensi yang lebih baik, dengan output cahaya lebih dari 2.700 lumen (sesuai dengan halogen 150 watt).

Selux bekerja sama dengan ART+COM dalam meluncurkan sebuah fixture berbasis ornamental OLED, ‘Manta Rhei’. Eksplorasi ini diterjemahkan ke dalam bentuk rumah lampu kinetik dengan modul Tridonic OLED setebal 140 paper-thin yang memadukan cahaya dan pergerakan pola dalam sebuah rangkaian yang dengan cermat menghasilkan koreografi individual. Kegunaan dari teknologi kontrol cerdas memastikan kuantitas seluruh cahaya tetap stabil.

‘FLC100 LED’ adalah penyempurnaan terakhir pada rangkaian proyektor untuk pencahayaan arsitektural, WE-EF. Penggunaan LED telah menambahkan sebuah desain baru dalam famili proyektor, dengan sebuah rumah lampu langsing. Proyektor ini memberikan fluks cahaya hingga 3.670 lumen dan tersedia dalam 5 temperatur warna.

Philips mengembangkan serangkaian solusi telnologi LED yang menggambarkan perkembangan pesat LED yang dapat digunakan oleh manufaktur luminer untuk pencahayaan general dalam hampir semua aplikasi profesional. Teknologi Lumileds ‘LUXEON’ memberikan kualitas cahaya yang tinggi, efisiensi energi, tahan lama, fleksibilitas desain, pengendalian, dan warna.

Sebuah lampu karya Marc Sadler yang menghilangkan prasangka akan dinginnya kesan lampu LED. Modul persegi transparan memadukan kaca Murano dengan teknik mekanis polimer terbaru. Ke-36 cahaya LED, dengan cahaya yang optimal dan mengonsumsi 15 watt, memberikan kinerja dalam penghematan energi.

Saat ini ERCO menawarkan versi terbaru dari rangkaian produk ‘Powercast’ yang didukung oleh teknologi mutakhir LED. Distribusi cahaya tambahan dan pemakaian watt pada LED membuat ‘Powercast’ memiliki jangkauan universal pada perangkat pencahayaan yang efisien di area outdoor. Batasan yang fleksibel cocok untuk berbagai tujuan, dari penerangan objek hingga lampu sorot pada fasade.

‘Tweeter On’ menghadirkan keseimbangan antara kualitas pencahayaan dan efisiensi energi dengan keunikan Delta Light pada teknologi Reo LED. Kemampuan lampu ini setara dengan lampu halogen 50 watt yang hanya mengonsumsi kurang dari 12 watt dan menghadirkan cahaya yang kuat dan hangat. Kedua versi tanam dan permukaan memiliki jangka waktu hidup yang telah diperpanjang yaitu 50.000 jam untuk seri LED.

Zumtobel telah memperkenalkan sebuah tambahan pada rangkaian downlight LED, ‘Panos Infinity’. Produk terbarunya ini terdiri dari delapan unit. Rangkaian ‘Phanos Infinity’memperlihatkan bahwa teknologi LED premium telah mengambil alih lampu fluorescent konvensional dalam hal efisiensi dan kualitas cahaya.

Occhio occhio.de Koda Lighting (61 2) 9699 6007 kodalighting.com.au

Selux (61 7) 3876 8880 selux.com.au

WE-EF (61 3) 8587 0444 weef.de Light Culture 1300 300 904 lightculture.com.au

Philips 1300 304 404 philips.com.au

Fabbian (61 2) 9699 7255 fabbian.com.au

ERCO (61 2) 9004 8801 erco.com

Zumtobel (61 2) 8913 5100 zumtobel.com

Delta Light deltalight.com Inlite (61 2) 9699 3900 inlite.com.au indesignlive.ASIA

37


luminaryindesign

teks anindita taufani pORTRAIT didi satriadikontiki photography

Achmad NOE'MAN Kecenderungan manusia dalam menolak hal baru di luar tradisi dan kebiasaan dipatahkan oleh Achmad Noe’man melalui desain Masjid Salman yang melambungkan namanya indesignlive.ASIA

39


luminaryindesign

kiri atas Masjid Salman

ITB yang didesain tanpa kubah sempat menuai kontroversi pada awal masjid ini terbangun kanan atas Masjid At-Tin di Taman Mini, Jakarta, dengan kubah yang menghiasi atapnya bawah Sentuhan arsitektur modern dalam detail langit-langit Masjid Salman ITB (foto: Teguh S.)

ebuah idealisme adalah dasar kuat yang menjadi pegangan dalam pemikiranpemikiran konsep arsitektur. Makna dan pesan apa yang ingin disampaikan, apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan atau justru terlalu berlebihan, kejujuran, kecerdasan dalam peng­olahan bangunan dan tetap memegang teguh kepercayaan pihak lain yang bekerja sama dengannya adalah prinsip-prinsip yang mendasari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang Achmad Noe’man, yang saat ini dikenal sebagai maestro arsitektur masjid di Indonesia. Lahir di Garut, 10 Oktober 1926, ketertarikan Noe’man akan dunia arsitektur diawali ketika ia kerap kali mengikuti perjalanan bisnis ayahnya yang adalah seorang saudagar batik melalui jalur kereta ke Yogyakarta. Di kota itu ayahnya mengenal organisasi Muhammadiyah dan mendapati ketertarikan untuk mengembangkan organisasi tersebut di Garut. Dalam pengembangannya di Garut, tentu saja tidak lepas dari pengadaan bangunan-bangunan baru seperti sekolah, rumah yatim, dan masjid. Kala itu Noe’man yang selalu mendampingi ayahnya merasakan ketertarikan akan desain bangunan. Bahkan, Achmad Noe’man yang ketika itu masih kecil dan belum menjalani pendidikan formal sebagai seorang arsitek, telah turut membantu sang ayah dalam mendesain bangunan melalui gambar-gambar sederhana. Pendidikan formal arsitektur diawalinya pada keterbatasan pemilihan jurusan di Universitas Indonesia Bandung yang merupakan cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB) sehingga ia mendalami teknik sipil. Namun pada tahun keduanya, ketika jurusan Arsitektur dibuka di ITB, ia pun mengalihkan konsentrasi studinya pada jurusan tersebut. Pada masa perkuliahan, Achmad Noe’man dikenal sebagai mahasiswa dengan ide yang meletup-letup, tidak heran salah satu dosennya menjulukinya sebagai Coca-cola head. Pada 1958, selepas dari masa perkuliahannya di ITB, Achmad Noe’man mendirikan Birano (Biro Arsitektur Achmad Noe’man).

S

Kontroversi desain Masjid Salman yang berlokasi di dalam lingkungan kampus ITB membuat nama Achmad Noe’man dikenal. Banyak pihak yang hanya memahami bahwa sebuah desain masjid haruslah memiliki kubah. Namun melalui pemahaman Noe’man dalam dasar-dasar pemikiran bangunan ibadah umat muslim ini, ia memiliki pendapat lain “kubah adalah bentuk struktur, bukan identitas sebuah masjid, hal itu yang belum dipahami masyarakat,” ujarnya. Selain itu, konsep akan kesempurnaan barisan salat yang selalu menjadi pertimbangan utamanya diartikan kedalam desain masjid tanpa tiang di dalam. Achmad Noe’man menampik identitasnya sebagai arsitek masjid antikubah melalui karya-karya masjidnya yang lain, seperti pada Islamic Centre, Istiqlal, dan At-Tin. Keragaman desain dalam karya-karya Achmad Noe’man disesuaikan dengan pertimbangan pada saat itu. Masjid Salman dibangun tanpa kubah bukan sebagai bentuk arogansi akan pemahaman awam pada masa itu, tapi atas pertimbangan teknologi struktur kubah yang hanya bisa diselesaikan dengan pengecoran beton yang tidak praktis, serta pilihan lain berupa kubah seng yang dijual dipinggir jalan yang tentu saja tidak menjadi pilihan Noe’man. Adapun hal lain terjadi pada pertimbangan Istiqlal, Islamic Centre, dan At-Tin. Teknologi yang memadai melalui struktur space frame yang ada mempermudah hadirnya kubah masjid sehingga sangat memungkinkan memasukkan bentuk kubah dalam desain masjid-masjid tersebut. Seiring dengan proyek-proyek lain yang dikerjakan Achmad Noe’man, permintaan desain masjid menjadi semakin besar selepas proyek Masjid Salman, dari Jakarta, Bogor, Ujung Pandang, hingga Palestina dan Sarajevo Bosnia. Memandang setiap proyek yang ia kerjakan seolah memandang anaknya sendiri, Achmad Noe’man, arsitek yang juga aktif mengajar se­ bagai dosen di jurusan Arsitektur dan dosen luar biasa di jurusan Seni Rupa ITB hingga tahun 2005 yang lalu ini tidak pernah berlebihan-lebihan dalam desainnya, melainkan selalu menyesuaikan dengan konteks yang ada di lingkungan proyek tersebut. “Bahkan

“ Kubah adalah bentuk struktur, bukan identitas sebuah masjid, hal itu yang belum dipahami masyarakat” Achmad Noe’man

Achmad Noe’man TIMELINE pada saat Masjid Salman dibangun, ketika arsitektur modern kian bergema, Bapak hadir dengan arsitektur modernnya sendiri, tidak mencontek apa yang dilakukan Le Corbusier, melainkan menyesuaikan dengan aspek-aspek iklim tropis di Indonesia,” ujar Fauzan Noe’man, anaknya yang kini mengambil alih Birano dengan Achmad Noe’man sebagai komisarisnya. Arsitek yang merupakan salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan pernah menjabat sebagai ketua INKINDO ini merupakan tim penatar kode etik arsitektur di Indonesia. Namun ironisnya, dengan perkembangan peraturan pemerintah dalam empat tahun terakhir yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang dijunjungnya, ia tidak lagi berbisnis arsitektur dengan pihak pemerintah, melainkan mengerjakan berbagai proyek swasta bersama anaknya. Sebuah pengabdian dengan keteguhan akan sebuah idealisme yang hadir dari peran besar orangtua dalam kariernya, membuat Achmad Noe’man tetap eksis berkarya di usianya yang menginjak 87 tahun ini.

PT Birano (62) 22 250 1650.

1926 Lahir di Garut. 1959– Dalam keorganisasian, beliau aktif sebagai 2009 anggota dewan kehormatan IAI, anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia (PSAI) 1954– Sebagai asisten dosen di jurusan Teknik 2005 Arsitektur ITB dan berlanjut menjadi dosen di jurusan tersebut, kemudian sebagai dosen luar biasa di jurusan Seni Rupa ITB. 1960–an Mendirikan PT Birano (Biro Arsitektur Achmad Noe’man) dengan menyelesaikan berbagai proyek pemerintah, setelah itu ia melanjutkan kedudukannya sebagai komisaris hingga saat ini dengan hanya berkonsentrasi pada proyek swasta saja. 1960-61 Mengerjakan proyek Masjid Muhammadiyah Garut. 1964-65 Mengerjakan proyek Masjid Salman ITB dan Masjid Assyifa di Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung. 1982-86 Menjabat sebagai ketua INKINDO provinsi Jawa Barat. 1990-91 Mengerjakan proyek Masjid Raya Cinere dan Masjid Raya Yayasan Al Markaz Al Islami Ujung Pandang serta merangkap sebagai desainer estetika dan kaligrafi masjid tersebut. 1997 Sebagai senior arsitek dalam proyek Masjid Indonesia di Sarajevo, Bosnia. 1998-99 Sebagai senior arsitek sekaligus desainer estetika dan kaligrafi Masjid At-Tin di Taman Mini. Beliau aktif menjadi narasumber di berbagai kesempatan hingga saat ini. indesignlive.ASIA

41


ARTindesign

teks Asih Jenie fotografi studio noMADEN

Seniman instalasi Joko Dwi Avianto mengekspresikan permasalahan budaya dan lingkungan akibat menghilangnya hutan lewat karya komisinya di ARTJOG 2012 erhelatan pameran seni rupa tahunan Kota Yogyakarta ARTJOG hadir untuk kelima kalinya menyemarakkan dunia seni rupa Indonesia dan Asia kali ini dengan tajuk “Looking East – A Gaze upon Indonesian Contemporary Art”. Melalui tema kuratorial ini, diharapkan kita bisa melihat dengan lebih jeli apa yang sedang berlangsung di kawasan Timur dunia, terutama di Indonesia. Salah satu ‘spesialisasi’ acara ini adalah menyulap wajah Taman Budaya Yogyakarta, yang selalu menjadi lokasi perhelatannya, dengan karya-karya yang dikomisikan pada seniman-seniman pilihan tim kurator untuk mengubah suasana pameran tiap tahunnya. Salah satu karya yang sangat mengundang perhatian tahun ini adalah instalasi bambu yang mengubah fasade bangunan TBY menjadi karya skluptural menggugah yang berjudul The Lost Vegetation karya pematung Joko Dwi Avianto. Ketertarikan Joko Dwi Avianto terhadap material bambu dimulai dari masa kanak-kanak. Kesehari­ an lingkungan tatar Sunda tempatnya lahir dan dibesarkan memang erat dengan material bambu, yang digunakan sebagai material bangunan hingga bahan mainan tradisional. “Material bambu sebagai bahan organik memiliki kesementaraan waktu jika tidak diolah lebih lanjut. Bagi saya hal ini justru hal yang menan­ tang dan menarik di tengah tradisi seni rupa modern,” paparnya. “Tetapi kemudian saya kecewa, bambu bagi banyak orang merupakan bahan yang tidak dipandang memiliki potensi lebih, pagar bambu, tiang-tiang spanduk, patok-patok, dan hal sia-sia lainnya, di kebudayaan Sunda yang saya kenal sekalipun saung-saung menjadi hal yang marjinal, hal ini tentunya membentuk mental pada budaya dan tradisi material,” tambah pematung kelahiran 1976 yang meraih gelar sarjana dan master di Institut Teknologi Bandung ini. Rasa ketertarikan dan keprihatinan terhadap material bambu ini ia tuangkan dalam eksplorasi yang akhirnya berbuah menjadi ciri khas dirinya sebagai seniman pematung; modul pecah bambu sejak pameran bertemakan bambu di Selasar Sunaryo tahun 2003. “Saya tertarik pada sesuatu yang konstruktif. Struktur ruas dan buku bambu bagi saya memiliki potensi konstruktif yang cukup, dan bentuk tabung bambu melengkapi keduanya,” ujarnya. Joko mencoba menerapkan metode sapu lidi pada bambu; ruas bambu dibelah tanpa membelah bukunya, yang mengungkap potensi perubahan bentuk tanpa menyingkirkan nilai konstruksi bambu tersebut. Konsep The Lost Vegetations sendiri terbagi dua. Pertama dari konsepsi wacana, Joko melihat permasalahan rusaknya vegetasi bambu di kawasan sekitar Gunung

P

THE LOST VEGETATIONs

ATAS Karya The Lost

Vegetations Joko Dwi Avianto untuk ARTJOG 2012 yang membungkus fasade bangunan Taman Budaya Yogyakarta kanan Maket The Lost Vegetations yang mensimulasikan modul pecah bambu

Merapi yang menimbulkan masalah tradisi dan masalah lingkungan. Bambu yang ia gunakan sendiri berumur 1,5 tahun dari hutan di daerah Purworejo; bambubambu ini tumbuh tepat pada masa pascameletusnya Gunung Merapi. Yang kedua adalah dari konsep bentuk. “Tentu jika karya instalasi seperti yang saya lakukan berinteraksi pada bangunan atau bentukan arsitektur tantangannya antara lain ketinggian bangunan, kontruksi dan bentuk bangunan yang unik, atau warna bangunan. Yang terjadi biasanya mengelaborasi bentuk atau menutup arsitekturnya sekalian,” paparnya. Joko mengadaptasi bentuk rumpun-rumpun bambu yang dielaborasi de­ ngan bahasa formalisme bentuk. Ia membayangkan perhelatan pameran tersebut sebagai melting pot manusia dengan berbagai latar belakang, seperti layaknya alun-alun tradisional dengan pohon beringin di tengah yang menaungi kegiatan yang terjadi di sekelilingnya; sementara berkenaan dengan tema kuratorial yaitu “Looking East”, bambu merupakan material yang mewakili tema ketimuran tersebut. “Rasanya dewasa ini menyampaikan sebuah konsep karya seperti yang saya (sang seniman) pikirkan tidak akan ada gunanya, walaupun saya berusaha untuk itu, karena audiensi seni memiliki latar belakang yang beragam, yang saya coba adalah selalu menghadirkan karya yang memberikan nuansa happening khas seni kontemporer,” tutur seniman yang bermimpi suatu saat dapat menginstal karyanya di Museum of Modern Art ini.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA

43


portfolioindesign

Sending a Message

TEKS Nikki Busuttil FOTOGRAFI Owen Raggett ARSITEK HASSELL LOKASI Bangkok | THA PROYEK PTTEP

DESAIN HASSELL UNTUK PERUSAHAAN BESAR PETROLEUM DI BANGKOK MENANDAKAN PERKEMBANGAN SELERA INTERIOR KOMERSIAL REGIONAL

de desain cutting-edge tak pernah terbayangkan ketika memikirkan industri minyak dan gas. Namun, seseorang dengan sebuah visi dapat membuat segalanya mungkin. Standar kerumitan dan kekuatan desain interior komersial di Asia Tenggara telah berkembang pesat. Lingkungan kerja pada banyak perusahaan internasional lintas bidang industri ingin merefleksikan merek global perusahaan dan menantang dengan membuat ruang kerja bagi rekan Eropa, Amerika, atau Australia me­ reka. Thailand ialah contoh utama dari evolusi desain komersial yang cepat ini. Akan tetapi, perubahan tak sebatas pada perusahaan internasional. Organisasi lokal pun mencoba meleburkan bentuk dan fungsi sebagai strategi desain untuk kantor mereka. Studio lokal dari firma arsitek dan interior kelas dunia, HASSELL, turut membuka jalan akan solusi desain untuk kebutuhan komersial. Bagaimanapun juga, tanpa kesungguhan klien untuk mengadaptasi, berinvestasi, dan memahami gambaran besarnya, kreativitas HASSELL hanya berakhir di sketsa. Memenangkan sayembara desain untuk markas PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP), HASSELL bagaikan mendapat jackpot, dengan klien pengambil keputusan dan pemimpin proyek, Wakil Presiden Eksekutif Luechai Wongsirasawad (Khun Luechai). “Kami sangat beruntung memilikinya se­ bagai kepala proyek,” ujar Prinsipal HASSELL, Tanya Suvannapong, “Khun Luechai sangat suportif dan ber-

I

indesignlive.ASIA

45


portfolioindesign

jiwa pemimpin. Pengaruh dan bantuannya, ditambah kepercayaannya pada tim kami, membuat kontribusi besar terhadap hasil yang sukses.” PTTEP adalah perusahaan eksplorasi dan produsen petroleum nasional, yang aktif secara global de­ngan sekitar 3.000 pekerja. Visi dan misi menyiratkan nilai kreasi, keselamatan, keberlanjutan, dan keta­hanan uji, sementara nilai-nilai korporasi menekankan pada kemampuan beradaptasi, kolaborasi, dan komunikasi yang terbuka. Seluruh gagasan ini direpresentasikan dengan baik dalam gedung seluas 46.000 m2 , yang menempati 18 lantai pada gedung Energy Complex (ENCO) di Bangkok. Untuk memperkuat tiga bisnis berbeda yang sudah ada, tepat pada hari jadi perusahaan ke-25 di bulan Juni 2010, staf PTTEP beralih dari kantor tradisional bergaya kubikel. “Tak ada orang yang saling menyapa,” ucap Khun Luechai. “Staf akan saling mengirim email dari kantor yang kecil, sempit, dan tertutup. Ini bukan sekadar perpindahan fisik, namun juga kesempatan meng­ ubah budaya kerja kami untuk generasi mendatang.” Berdasarkan kriteria teknis dan tujuan strategis PTTEP, proposal HASSELL menjadi pemenang mutlak. Desain dan layout merupakan keberhasilan fungsi, bentuk, dan kreativitas yang memberi PTTEP ruang kerja terbuka dengan koneksi secara fisik dan visual. Sebagian interior terhubung secara vertikal dengan seluruh lantai melalui tangga, juga terhubung secara horizontal melalui klaster ruang kerja berpartisi rendah yang dekat dengan cahaya alami. Bagi PTTEP, keamanan adalah elemen terpenting, sebagaimana inovasi dan lingkungan yang menyenangkan dalam penataan baru ini. Ruang kerja tersebut berhasil meninggalkan impresi mendalam pada pengunjung, menanamkan identitas perusahaan yang kuat, memungkinkan peningkatan komunikasi, meningkatkan produktivitas, dan menyatukan para tenaga kerja. Berbeda dan saling melengkapi, dua tema yang berkaitan tersebut menghasilkan konsep desain: ‘Lay-

HALAMAN SEBELUMNYA

Lantai-lantai terkoneksi melalui ruang tangga internal

DETAIL HALAMAN SEBELUMNYA Ruang kerja

fleksibel dan memungkinkan untuk diadaptasi dalam varian gaya kerja baru ATAS Para staf didorong untuk berinteraksi di luar meja mereka KIRI Denah (dari kiri ke kanan) lantai klien Hi-tech, lantai ke-19 KANAN Ruang istirahat staf KANAN JAUH Ruang presentasi memperlihatkan bagaimana warna digunakan dalam desain

indesignlive.ASIA

47


portfolioindesign

“ Ini bukan sekadar perpindahan fisik, namun juga kesempatan mengubah budaya kerja kami untuk generasi mendatang” KHUN LUECHAI, Pttep

KANAN ATAS Taman atap

hijau di lantai ke-23 digunakan untuk kegiatan staf dan ruang istirahat, membuktikan ide bahwa bekerja tak selalu dilakukan di lingkungan kerja tradisional ATAS Desain dirancang untuk mendukung kolaborasi dan berbagi pengetahuan melalui variasi ruang-ruang istirahat

ers of the Earth’ (lapisan-lapisan bumi) dan ‘Colour of Flame’ (warna api). Konsep pertama diterapkan pada ruang-ruang dengan variasi material dan penyelesai­ an, serupa potongan inti bumi, dari inti terdalam pada lantai terbawah, hingga kerak bumi dan diselesaikan dengan atmosfer pada puncak gedung. Tema terak­ hir—terinspirasi oleh spektrum warna gas api yang bercahaya—dihadirkan dalam kode warna untuk ruang kerja dan digunakan untuk menggeneralisasikan keunikan identitas secara vertikal maupun antarlantai. Lobi elevator berfungsi sebagai galeri hingga ke ruang kerja untuk memajang artefak, contoh batu kuno, dan perlengkapan pengeboran pada pengunjung. Gagasan Khun Luechai, di lantai ke-19, difungsikan sebagai lantai dedikasi untuk klien hi-tech termasuk ruang resepsi, hiburan, dan fasilitas meeting skala besar. Ruang impresif ini juga mencegah pengunjung untuk mengakses wilayah kerja staf, menegaskan keamanan. Setiap lantai ruang kerja memiliki beberapa area komunal dan relaksasi sehingga menghasilkan ruang yang kondusif untuk berbagi ilmu. Area hotspot staf regular berada di taman atap hijau di lantai ke-23, yang telah sering menjadi tempat pesta staf, melebur sempurna dengan intensi keseluruhan, untuk meningkatkan komunikasi dan membuktikan mantra ‘work does not have to happen at your desk’. Walaupun terkesan canggung di awal, bahkan pegawai lama di PTTEP mengapresiasi pergeseran paradigma dalam budaya perusahaan bahwa desain yang baru turut berpengaruh. “Dari awal”, ujar Khun Luechai, “tim HASSELL mengerti kebutuhan kami dan mengubahnya ke dalam desain praktis, baik fungsi maupun estetika seimbang. Kami sangat bangga dengan pencapaian ini.” Hasilnya, persepsi publik terhadap merek, sebagaimana perusahaan bertahan dengan industri, telah bergerak naik ke level baru. “Dengan kantor pusat ini, kami ingin menunjukkan kesungguhan bahwa kami dapat dipercaya.” HASSELL dan PTTEP mempersembahkan kesuksesan proyek ini kepada hubungan dekat dengan para kolega, yang dibangun berdasarkan kepercayaan dan berbagi. “Hasil yang besar dimulai dengan visi klien yang tangguh dan jelas, diwujudkan dengan tim desainer yang berdedikasi, dan para kolaborator,” ucap Suvannapong. “Lingkungan kantor baru telah memungkinkan PTTEP untuk mengimplementasikan perubahan ruang kerja mereka dengan fleksibilitas adaptasi untuk memunculkan gaya kerja.”

Nikki Busuttil adalah penulis lepas arsitektur dan desain asal Bangkok.

PttEP DESAINER HASSELL TIM DESAIN Tanya Suvannapong (Prinsipal), Matthew Blain, Catherine van der Heide, Dianne D’Alessandro, Chayanan Phanuamphi, Anjalee Arora, Lalana Phumdorkmai, Kesinee Wattanaveerachai, Khomkham Khamgrajang, Somprattana Numto, Suttipun Lertsatianchai, Tossaworn Muttamara, Chanantaphol Poochotinan, Wattanavit Nilaphanpitak KLIEN PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) INSINYUR MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN STRUKTURAL Meinhardt DESAINER PENCAHAYAAN Meinhardt DESAINER GRAFIS Designconscious KONSULTAN AV Nirund Tungpaiboon

KONTRAKTOR UTAMA ID Yoohui (Phase I & Phase III), Creful (Phase II) KONTRAKTOR LANSKAP Art Green Gardening STRUKTUR TANGGA DAN VOID Hammersmith WAKTU PENYELESAIAN 2,5 tahun (desain dan konstruksi) TOTAL LUAS LANTAI 45.000 m2 HASSELL (66) 2207 8999 hassellstudio.com FURNITUR Pada General Office Area, ruang kerja ‘Ultra’ oleh Mitr Phairach & Son. Penyimpanan dan mobile pedestals oleh

Practika. Kursi Haworth ‘Zody’ dari Creative Office Solutions. Kabinet dari Modernform Group. Compactus dari Tellus System. Pada Private Office, kursi steelcase dari Modernform Group. Sistem meja Bene dari BW Furniture. Pada Front of House, kursi wilkhahn dari Mitr Phairach & Son. Meja rapat dari Practika. Pada Training Floor, kursi dan papan tulis secara umum dari MTM Solutions. PENCAHAYAAN Lampu compact fluoroscent, metal halide, dan LED linier pada langit-langit dari ENDO Lighting. Di Lobby, lampu langit-langit standar T5 batten dari OSRAM, dan serat optik bawah air berfitur pendar samping dari CCSE. Pada Executive

Lounge, lampu dinding dari Klik Systems. Pada Meeting Room dan Boardrooms dengan plafon perforasi, lampu ‘Reflekto’ dari L&E lighting. Pada Meditation Area, LED berubah warna dan lampu downlight dari Philips. Rooftop Lantai 35, di bawah fitur meja, lampu ‘Palmlite’ dan lampu dekoratif dari Neoz. FINISHING Secara umum, karpet InterfaceFLOR dari Modernform Group. Pada Front of House, pelapis dinding dan upholstery oleh Woven Image, tersedia di Thailand melalui Mitr Pharaich & Son. FIXED & FITTED Di General Office, sistem partisi oleh Builder Smart dan Jeb Asia.

BLV Ushio Group blv-licht.de Builder Smart (66 2) 683 4900 buildersmart.com BW Furniture (66 2) 664 1722 bwfurniture.com Chingchai and Sons Engineering Co. (66 2) 392 2200 ccse-group.com Creative Office Solutions (66 2) 262 1490 creativeoffice@pacific.net.th ENDO Lighting (81 6) 6267 7056 endo-lighting.com Iguzzini 0039 071 7588 1iguzzini.com Jeb Asia (65) 6535 3886 jebasia.com Klik Systems (61 2) 9851 3300 kliksystems.com.au Megaman (66 2) 5095 7278 megaman.co.th Mitr Phairach & Son (66 2) 234 6717 mitrphairach.co.th Modernform Group (66 2) 708 9800 modernform.co.th Motion Tech (66 2) 267 4568 motion-tech.co.th MTM Solutions (66 2) 610 3969 mtmsolution.com Neoz (61 2) 9810 5520 neoz.com.au Osram (49 8) 962 130 osram.com Philips (61 7) 423 9999 colorkinetics.com Practika (66 2) 533 3955 practika.com Tellus Systems (66 2) 643 8044 tellus.co.th indesignlive.ASIA

49


portfolioindesign

Teks Giovanna Dunmall Fotografi Riddle Stag Photogrpahers Arsitek Clive Wilkinson Lokasi London | UK Proyek Macquarie Group di Ropemaker Place

KANTOR PUSAT BARU MACQUARIE GROUP DI LONDON DI-

BANGUN UNTUK KELANCARAN INTERAKTIF PARA STAFNYA

indesignlive.com

51


portfolioindesign

halaman sebelumnya

Atrium kiri Koneksi visual yang tercipta akibat adanya atrium di tengah

halaman sebelah, kiri atas Café untuk para staf halaman sebelah, kanan atas Ruang-ruang

istirahat di dekat lobi

halaman sebelah, kanan Diagram ilustrasi

organisasi ruang

antor pusat baru Macquarie Group seluas 20.197 meter persegi mengisi enam lantai Ropemaker Place, sebuah gedung 20 lantai di pinggiran Kota London. Namun kantor ini tidak terasa tersekat-sekat ataupun parsial sama sekali. Dari pintu masuk dan area penerima yang lega dan elegan hingga tangga utamanya yang dijadikan sebuah fitur menarik, kantor ini menggunakan keenam lantainya dengan cara yang produktif dan inovatif. Tak diragukan lagi bahwa fitur utama yang menjadi jantung dari proyek ini adalah atrium dan tangga sculptural merah (yang tiap pijakannya memiliki titik lampu LED merah). Keduanya menghubungkan keenam lantai dan berperan sebagai akses koneksi vertikal yang sangat mencolok dan mengundang antara divisi dan lantai Macquarie Group. Tangga ini memiliki beberapa fungsi fisikal, sosial, serta psikologikal dan melenyapkan ‘silo effect’ yang biasa ada pada lantai-lantai bertumpuk konvensional. “Atrium ini dipandang sebagai penghubung utama, tempat orang-orang akan bertemu dan berkolaborasi sembari bergerak di dalam bangunan,” ujar Clive Wilkinson, Direktur Clive Wilkinson Architects yang juga mendesain fit-out Ropemaker Place. “Tangga ini memberikan aspek fisikal pada tempat kerja ini, menghilangkan ketergantungan terhadap elevator, dan membuat orang-orang merasa bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga besar komunitas Macquarie Group London.”

K

Signifikansi atrium dan tangga ini tidak dapat disepelekan. Tidak hanya sekadar bertemu saat berpindah tempat menuju ruang rapat atau coffee and snack station yang ada di tiap lantai, para staf juga menikmati penggunaan tangga dan ruang-ruang pertemuan informal di sekitarnya—yang menjadi alasan untuk mengunjungi kolega dan divisi lain— serta menjadi lebih sering memilih menggunakan tangga dibandingkan elevator. Kylie Nelson, Head of Business Services EMEA di Macquarie Group, mengatakan bahwa penggunaan elevator tereduksi sebesar 50%, tanpa menghitung volume ekstra dari sirkulasi tangga. “Saya menjadi lebih sering mengunjungi klien-klien internal saya dibanding hanya sekadar kontak melalui surel dan telepon, sepertinya lebih mudah untuk bergerak dua lantai ke bawah daripada lama menunggu elevator,” katanya. “Manarik sekali bahwa sebuah desain yang maju seperti ini dapat menginspirasi kita untuk kembali kepada pembicaraan tatap muka langsung alih-alih bergantung pada teknologi komunikasi.” Apalagi ketika letak elevator sengaja disembunyikan secara pintar pada desain, sementara tangga diletakkan di tengah-tengah ruangan dan sangat mudah untuk digunakan. Transparansi dalam praktik bisnis adalah sesuatu yang sangat penting dan Macquarie Group ingin mencerminkannya baik secara visual maupun arsitektural. Alih-alih dinding solid, sebagian besar indesignlive.ASIA

53


portfolioindesign

“ Ini menandakan bahwa kini konektivitas adalah faktor yang penting dalam reorganisasi tempat kerja ” CLIVE WILKINSON

lantai menggunakan dinding kaca—kecuali lantai trading yang menggunakan kaca es karena alasan keamanan—dan memiliki akses visual ke berbagai ruang kerja yang berbeda. “Sejak tahap perencanaan, kami memastikan agar visibilitas antara organisasi ruang yang berseberangan, antarlantai, serta bagian atas dan bawah atrium,” kata Wilkinson tentang pendekatan desainnya. Arsitek-arsiteknya bekerja sama dengan firma desain grafis EGG untuk menciptakan signage warna-warni dan tema garis-garis—sebuah referensi terhadap motif garis-garis pada setelan jas tradisional yang marak dikenakan di kota tersebut— yang diaplikasikan pada dinding, langit-langit, dan partisi kaca untuk memberi karakter yang dinamis dan ekspresif. Elemen grafis dari vinyl pada dinding kaca ruang rapat memberikan privasi tanpa sepenuhnya mengasingkan kegiatan yang terjadi di dalamnya, dan ini adalah sesuatu yang Wilkinson sebut, “memberi kesan dramatis pada sebuah ruang”, selain juga menjadi bentuk dari transparansi yang sangat dipentingkan oleh perusahaan. Aspek lain pada proyek ini yang dibanggakan baik oleh arsitek maupun kliennya adalah sustainabilitasnya yang impresif. Dasar bangunan dikerjakan oleh Arup Associates, biro terdepan dalam praktik sustainability, yang mencakup— namun tidak terbatas pada—fasade bersudut doubleglazed yang mereduksi panas, boiler biomassa dan panel-panel surya, sistem penampung air hujan, dan sistem pendinginan pasif pada lantai trading yang menggunakan balok yang didinginkan, serta 593.000 kaki persegi teras pada atap (Macquarie Grup memiliki dua lantai teras pada atapnya). Bangunan ini telah dianugerahi rating Excellent dari BREEAM dan merupakan salah satu bangunan pertama di Eropa yang mendapatkan pra-sertifikasi LEED platinum untuk pelingkup serta core bangunan.

kiri Area lobi yang terang bermandikan

cahaya yang menyambut pengunjung dan staf di Macquarie Group di Ropemaker Place. Langit-langit dengan pola garis-garis merupakan referensi yang playful terhadap industri perbankan tradisional. indesignlive.ASIA

55


56

portfolioindesign

indesign

Kantor-kantor ini juga dilengkapi dengan kamar mandi dan kamar ganti untuk mereka yang bersepeda ke tempat kerja (dan ruang penyimpanan sepeda di basement-nya), dan Macquarie Group juga memutuskan untuk menggunakan kembali furnitur dari kantor lamanya di seberang jalan. Mungkin fitur yang paling inovatif dan sustainable dari kantor pusat Macquarie Group di London ini ialah atrium yang disebutkan sebelumnya, yang membutuhkan kepercayaan yang besar untuk dibangun. “Mungkin ini adalah pertama kalinya sebuah atrium berskala sebesar ini dibangun menembus lantai-lantai sewa,” kata Wilkinson dengan bersemangat. “Sepuluh tahun lalu, hal ini tidak mungkin dilakukan karena Anda tidak akan mendapatkan konsensus dari para pemimpin perusahaan yang tidak percaya akan keuntungan bisnis dari desain seperti ini. Kini hal ini menandakan bahwa konektivitas adalah suatu kekuatan besar untuk maju dalam reorganisasi tempat kerja.” Tempat kerja di masa depan akan semakin berkembang menjadi hal tentang berbagi dan berkoneksi, memanfaatkan pengetahuan dan menciptakan tempat-tempat di mana penggunanya merasa sehat dan berkembang. Kantor pusat Macquarie Group London di Ropemaker Place memperlihatkan bagaimana tempat kerja yang demikian dapat menjadi sangat menarik.

Giovanna Dunmall adalah penulis arsitektur dan desain lepas yang berbasis di London

Atas Ruang-ruang rapat (kecuali pada

trading floors) bersifat transparan

kiri bawah Café para staf yang juga

menggunakan pola garis-garis

Macquarie Group di ROPEMAKER PLACE ARsitek Clive Wilkinson Architects tim proyek John Meachem, Nate Jakus, Richard Jordan, Sam Farhang, Ruben Smudde, Akiko Suzuki, Tiffany Dang, Colin Simmer arsitek eksekutif Pringle Brandon tim proyek Chris Brandon, Melvin Starling, Richard Finnemore, William Poole-Wilson, Ashok Patel, Joanna Milczarek, Ganga Tennakoon, Santosh Expedith arsitek pembangun ARUP Associates tim real estat internal Will Walker, Michael Silman, Kate Heaney, Grant Baldwin, Anthony Henry kontraktor Fondasi MACE manajer proyek Turner & Townsend kontraktor utama Overbury elemen grafis EGG Office (Christian Daniels, Jonathan Mark, Kate Tews) komunikasi & keamanan Norman Disney & Young MEP Waterman Building Services

pencahayaan Speirs + Major AUDIOVISUAL CMS Audio-visual manajer COST urner & Townsend konsultan strukturWaterman Structures IT Coleman Bennett International Akustik Applied Acoustic Design waktu penyelesaian 12 bulan TOTAL luas area 20.207 m2 CLIVE WILKINSON ARCHITECTS (1 310) 358 2200 clivewilkinson.com PRINGLE BRANDON ARCHITECTS (44 20) 7466 1000 pringle-brandon.com FURNITUR Dari Arper, Erich Keller, Calligaris, Fritz Hansen, Haworth, Komplot, Piet Boon, Tom Dixon, Wilkhahn, dan Vitra.

Pencahayaan Secara umum dari ACDC Lighting, DAL, Fagerhult, Foscarni, Lucent, Mike Stoane Lighting, Moooi, Selux, dan Trox. FINISHing Penutup lantai batu alam dari Domus. Penutup lantai kayu dari Atkinson dan Kirby. Karpet dari Interface. Penutup lantai karet dari Nora. Cat oleh Dulux. Langit-langit oleh BPC Interiors. Karpet Milliken dan bahan upholstery dari Design Tex. Tekstil oleh Knoll Textiles. Ceiling baffles dari Hunter Douglas Contract. Elemen grafis dinding vinyl dan kaca oleh EPL. FIXED & FITTED Sirip atap dari Levolux. Panel akustik dari Soundsorba, Joinery olehBrown & Carroll, Berkley Projects, dan Thorpes. Barikade dari Boon Edam,dan Cannon Glass. Partisi kaca dari Radii. Tangga dan balustrade oleh Clifford Chapman.

ACDC Lighting (44 845) 862 6400 acdclighting.co.uk Arper (39) 422 7918 arper.com Atkinson and Kirby (44 1695) 573234 akirby.co.uk Berkley Projects (44 20) 8643 1228 berkeleyprojects.co.uk Boon Edam (44 1233) 505 900 boonedam.co.uk BPC Interiors (44 20) 7613 5885 bpcinteriors.com Brown & Carroll (44 1268) 243850 brown-carroll.co.uk Calligaris (39 432) 748 388 calligaris.com Cannon Glass (44 1322) 522382 cannonglass.com Clifford Chapman (44 191) 417 3135 cliffordchapman.com Coalesse (1 866) 645 6952 coalesse.com DAL (44 1708) 381999 dal-uk.com Design Tex (44 1295) 273 644 designtex.com Domus Tiles (44 20) 8481 9500 domustiles.com Dulux (44 8444) 817 818 duluxtrade.co.uk EPL (44 1892) 513 135 eplfilms.com Erich Keller (44 20) 7987 66 60 erichkeller.com Fagerhult (44 207) 403 4123 fagerhult.co.uk Foscarni (39 41) 595 3811 foscarini.com Fritz Hansen (44 844) 800 8934 fritzhansen.com Haworth (44 20) 7324 1360 haworthuk.com Hunter Douglas (44 1543) 275 757 hunterdouglascontract.com Interface (44 20) 7490 3960 interfaceflor.co.uk Komplot (45 40) 82 53 61 komplot.dk Levolux (44 20) 8863 9111 levolux.com Lucent (44 20) 8442 0880 lucent-lighting.com Mike Stoane Lighting (44 131) 440 1313 mikestoanelighting.com Milliken Carpet (44 1942) 612 777 millikencarpeteurope.com Moooi (44 20) 8962 5691 moooi.com Nora (44 1788) 513 160 nora.com Piet Boon (31 20) 722 0020 pietboon.com Radii (44 207) 952 4830 radiipartitioning.com Selux (44 1926) 833 455 selux.co.uk Soundsorba (44 1494) 536 888 soundsorba.com Studio Tex (44 20) 7785 7111 studiotex.co.uk Thorpes (44 116) 259 3888 bespoke-joinery.co.uk Tom Dixon (44 207) 400 0500 tomdixon.net Trox (44 1842) 754 545 troxuk.co.uk Vitra (44 20) 7608 6200 vitra.com Wilkhahn (44 20) 7324 2900 wilkhahn.com indesignlive.ASIA

57


portfolioindesign

59

teks anindita taufani fotografi Fernando Gomulya arsitek hmp architects lokasi jakarta | inA proyek erha clinic

The Branding Machine ketika karya arsitektur yang tidak homogen hadir sebagai salah satu media pencitraan novasi desain arsitektur pada bangunan kian menjadi pertimbangan dalam pengembangan bisnis di dunia kesehatan. Saat ini, terdapat beberapa proyek terkait pelayanan kesehatan yang mengedepankan desain arsitektur bangunan yang kontekstual dengan lingkungannya di Indonesia. Hal tersebut juga membantu membuka pandangan masyarakat yang selama ini menganggap bahwa kesan putih dan steril adalah satu-satunya pilihan kesan sebuah ruang kesehatan. Tidak dipungkiri bahwa berbagai persyaratan mutlak terkait sirkulasi, kehigienisan, dan manajemen bangunan kesehatan memang tetap menjadi prinsip utama, namun bermain dan memadukannya dengan aspek arsitektural yang tidak hanya teknis tetapi juga estetis nyatanya mampu memberikan kenyamanan lebih bagi para pasien dan hal tersebut tentu saja dapat memberikan keuntungan bagi bisnis ini. Sebuah senja di Jalan Iskandar Muda, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kepadatan lalu-lintas pada jam ini memang tidak dapat dihindari di kawasan tersebut. Melalui perlahannya laju kendaraan di sepanjang jalan, sebuah bangunan kubistis abu-abu yang tidak memberikan kesan kaku dengan pencahayaan yang memperjelas dimensi fasadenya tak mungkin terlepas dari sudut mata.

I

Kiri Fasade klinik yang terinspirasi dari gaya arsitektur art deco indesignlive.ASIA


portfolioindesign Bawah Penyambutan

hangat di lobi utama Erha Clinic kanan Bentukan kurva juga diadaptasi ke dalam kanopi drop off area

Erha Clinic Pondok Indah merupakan salah satu dari serangkaian proyek yang dikerjakan Heru Mudito, dari HMP Architects bersama Erha Clinic, sebuah klinik spesialis kulit yang kian gencar mengembangkan bisnisnya saat ini. Keterlibatan Heru dengan Erha Clinic tidak berjalan tanpa proses, keterlibatan dan kerja sama Heru dengan Erha Clinic yang sudah cukup lama memberikan kemudahan dalam pemahaman sistem kerja di balik dinding ruang tunggu. Sebagai satu-satunya firma arsitektur yang memegang proyekproyek klinik spesialis kulit ini, beliau tahu betul aplikasi sistem yang sesuai pada proyek-proyek di lokasi yang beragam. “Dalam hal ini, arsitektur adalah bagian dari sebuah mesin besar, kita harus melakukan yang terbaik agar mesin besar ini dapat terus berjalan,â€? ujar Heru yang merupakan salah satu penentu sistem pada awal pengembangan bisnis klinik ini. Sebuah kesinambungan antara satu desain klinik dengan klinik yang lain mungkin sulit Anda temukan sekilas pada Erha Clinic. Sejak kliniknya yang berlokasi di Kemanggisan, Jakarta Barat, pihak Erha Clinic mencoba mengembangkan sistem pemasaran yang mana corporate identity tidak ditonjolkan pada sebuah ke­sinambungan fisik bangunan, pemilihan warna, atau material tertentu, melainkan pada kenyamanan dan penerapan sistem yang efisien. Faktanya, Heru dituntut untuk dapat memberikan hal yang berbeda pada tiap proyek di lokasi yang berlainan, dengan penyesuaian pada konteks masing-masing lingkungannya. Hal itu dianggapnya sebagai sebuah tantang­a n yang menyanangkan, eksplorasi desain menjadi tak terbatas, dan pengalaman penyelesaian desain yang beragam menggelitik insting arsitekturalnya dalam penyelesaian desain yang variatif dan tetap inovatif.

indesignlive.ASIA

61


portfolioindesign

Ide bangunan berawal dari kepopuleran rumahrumah kapsul art deco pada masa lampau di kawasan Permata Hijau yang tidak jauh dari lokasi ini. Sudutsudut kaku pada bentuk geometris digantikan dengan bentukan kurva yang meminimalisir kesan maskulin dari bentuk kubus. Peraturan bangunan empat lantai ini mengharuskan sisi-sisi bangunan tidak menempel pada dinding tetangga. Hal tersebut justru memberi keuntungan bagi bangunan yang berusaha konteks dengan lingkungannya ini, karena tiap sisinya mampu memperoleh cahaya alami pada siang hari. Bentuk bangunan yang mengikuti bentuk tapak ‘L’ memaksimalikan pemanfaatan ruang dalam ba­ ngunan. Pembagian fungsi sesuai dengan alur kerja dibedakan menjadi area publik berupa lobi dan ruang tunggu, area semiprivat yang merupakan ruang konsultasi dan tindakan—satu-satunya tempat di mana dokter dan pasien dapat bertatap muka serta area privat yang berada di sisi belakang bangunan dengan akses sirkulasi terpisah sebagai ruang dokter dan tempat berlangsungnya kegiatan rekam medis. Hasilnya, kenyamanan pasien yang memang diutamakan pada setiap desain Erha Clinic dapat dirasakan dengan nyata; pasien yang menunggu hanya akan merasakan suasana sepi di ruang tunggu tanpa menyadari hirukpikuk yang terjadi di balik dinding ruang tunggu. Fungsi klinik yang terdiri dari ruang tunggu, ruang tindakan, hingga kantor berada pada lantai dua sampai empat bangunan—dengan lantai satu sebagai lobi utama. Bukan jajaran kursi ataupun kesan steril yang akan Anda temukan pada interior bangunan ini, khususnya pada ruang tunggunya, melainkan suasana hangat dan nyaman yang tidak berlebihan yang mungkin akan

membuat Anda rela menunggu lama—walaupun sangat kecil kemungkinan waktu Anda dihabiskan untuk menunggu lama di klinik ini. SPBU yang berada tepat di sebelah klinik dimanfaatkan oleh Heru se­bagai sebuah kesempatan untuk mendapatkan panorama yang lebih luas pada lingkungan yang cukup padat dengan ruko dan perkantoran ini. Keberadaan SPBU yang landed dan tidak mungkin menambah lantai serta berubah fungsi membuat lantai dua hingga lantai empat Erha Clinic memiliki pemandangan yang bebas ke sisi luar bangunan. Dari sejumlah proyek bersama Erha Clinic yang telah terbangun maupun masih dalam tahap pembangu­nan, Heru terus berusaha memperbaiki setiap detail dalam tiap proyeknya. Kekurangankekurangan yang kerap ditemukan pada proyek sebelumnya dijadikan sebuah pembelajaran dalam proses. “Banyak hal yang harus diperhitungkan, seperti pada kecepatan antrean, jumlah ruang konsultasi, dan jumlah ruang tindakan, serta hal-hal kompleks terkait lainnya dalam pelayanan sebuah klinik” ujar Heru. Sebuah hasil dari proses yang mungkin tidak dipahami semua orang, Heru menghargai proses pencapaian karyanya sebagaimana ia menghargai kenyamanan hubungan kerja yang telah bertahun-tahun ia jalani bersama Erha Clinic.

Anindita Taufani adalah Junior Editor Indesign Indonesia.

erha Clinic

kiri jauh Kesan hangat

ARSITEK HMP Architects Tim Proyek Heru Mudito, IAI., Mirna Listianti, IAI., Mario Reinaldi Klien Erha Clinic Desainer interior Studio 42 Konsultan Struktur PT Setra Reka Struktur Kontraktor Struktur PT Praharsa Vastupala Konsultan Pencahayaan Lux Vista Design Konsultan ME PT Trisakti Mekar Mandiri Konsultan ME PT Intraco Lestari

Halaman sebelah bawah Desain interior

waktu pembangunan 2011 waktu desain 2009 luas TOTAL AREA 1.300 m2 luas lantai kotor 2.432 m2

diperkuat melalui detail pencahayaan interior kiri Akses sirkulasi vertikal untuk pasien atas Ruang tunggu yang jauh dari kesan stereotipe sebuah klinik ruang tindakan, steril namun tetap hangat

HMP Architects (62) 21 569 66429 hmparchitects.com FURNITUR Semua furnitur didesain khusus oleh Studio 42

dan diproduksi oleh PT Intraco Lestari. Beberapa kursi konsultasi dan kursi di ruang tunggu oleh Informa. Pencahayaan Pencahayaan eksterior bangunan oleh Megaman dan Victory Lite, sedangkan pencahayaan pada interior bangunan yang meliputi area publik oleh Venetia, Victory Lite, Osram, dan Shinyoku. Pada ruang-ruang tindakan pencahayaan oleh Victory Lite dan Osram. Pada toilet, pencahayaan oleh Victory LIte, Alba, dan Osram. Pencahayaan area Food Corner oleh Jehann Klauss. Finishing Kaca oleh Asahi dan tempered oleh Sinar Rasa Kencana. Pelapis dinding oleh Dulux. Wood veneer panel area lift, pelapis lantai di area tangga, dan pintu masuk utama oleh Pietra Serena, sedangkan area ruang tunggu lantai dilapisi oleh homogenous tile White Horse dan pelapis lantai ruang konsultasi oleh Avana Vynil. FIXED AND FITTED Jendela aluminium dan kusen pintu oleh Aluxindo, stopkontak oleh Clipsal, dan kloset oleh Toto.

Erha Clinic (62) 21 29300221 erha.co.id Informa (62)21 9928 4710 homecenterindonesia.com Asahi (62) 21 690 4041 amfg.co.id Sinar Rasa Kencana (62) 21 548 0156 sinarrasa.com Dulux (62) 21 745 6777 dulux.co.id Avana Vynil Megaman megaman-indonesia.com Victory Lite victorylight.com Venetia Osram (62)21 osram.co.id Shinyoku shinyoku.com Jehann Klauss klausn. com Toto (62)21 566 3532 toto.co.id indesignlive.ASIA

63


portfolioindesign

communal link S RUANG PUBLIK MENJADI KARYA SENI PUBLIK YANG TERINTEGRASI DENGAN TAPAK UNTUK KOTA AUCKLAND PADA PENGHUBUNG BARU ANTARA KINGLAND DAN TAMAN EDEN

eniman Billy Apple menciptakan 2 karya seni penting di Mount Eden. Wairepo Swamp Walk dan The Corner Post seluas 1.159 m2 dan 473 m2 adalah elemen grafis berani yang menutupi bidang tanah dan diselingi oleh pos baja nirkarat sepanjang 4 m dengan bendera serat karbon yang dapat berputar. Dibatasi dinding batu susun, 2 karya ini menjadi landmark penting dan penan­da Taman Eden bagi ribuan penggemar Rugby World Cup 2011 di Auckland. Apple—figur berpengaruh di London dan New York pada pergerakan Seni Pop dan Konseptual di tahun 1960 dan 1970, sebagaimana terlihat pada seni kontemporer kini—telah menggunakan campuran beton hitam dan putih berukuran 200 mm untuk pengembangan, dan agregat kaca hijau untuk mendefinisikan 2 ruang urban baru. Keberadaannya mendukung peningkatan infrastruktur area yang lebih besar, meliputi jalur pedestrian baru, peron stasiun kereta api, jalur bus, dan pelebaran jalan. Penghubung ini memotong hingga kompleks residensial eksisting antara Desa Kingsland dan taman, tak hanya menghubungkan pusat transportasi publik dengan lapangan rugby dan cricket, namun juga penduduk dengan sekolah Kowhai Intermediate, kolam renang, dan tempat penitipan anak. Petunjuk awal untuk jalur tersebut sebenarnya untuk menciptakan ruang serbaguna tanpa batasan tradisional antara mobil, pengendara sepeda, dan pejalan kaki, dengan pedestrian di sisi kanan. Selama masa penggarapan, jalur ini belum terbuka untuk mobil dengan konsultasi publik yang berlangsung mengenai perubahan desain dari ruang serbaguna menjadi mal pedestrian. “Saya ingin membawa nilai yang sudah ada ke dalam proyek karena sejumlah anak-anak juga akan menggunakan jalur ini,” ujar Apple. “Saya membuat batas ‘yang tak terlihat’ dengan garis pola. Bidang yang lebih lebar untuk mobil dan yang lebih sempit untuk pejalan kaki.” Garis optik, berdasarkan perpaduan pola hitam dan putih, membentuk rasio emas 1:0,618—sistem proporsi matematis yang Apple gunakan pada karyanya. Letak pos lampu pun mematuhi aturan geometris ini. Jalur ini dipisahkan de­ngan dinding batu vulkanis susun kembar setinggi 1,8 meter yang mengacu pada sejarah geologis area. Gaya visual grafis Apple memiliki kekuatan pada kekontrasan batu alam dengan vege­tasi asli. Beberapa pintu di bawah adalah proyek lanjutannya, sebuah plaza sudut, tempat orang dari stasiun kereta melintasi ruang terbuka menuju Taman Eden. Apple membawa dinding vulkanis dan jalur beton hitam dan putih ke dalam komposisi, namun fitur utamanya ialah pos sudut terpusat berukuran besar pada garis putih yang menghubungkan utara-selatan dan timur-barat pada ‘rumput’ hijau, ruang bertemu dan pasar yang, disebutkan Apple sebagai, “selalu memberitahukan ke mana arah angin bertiup.”

Andrea Stevens adalah editor kontributor Indesign yang berbasis di Auckland.

teks ANDREA STEVENS fotografi SIMON DEVITT seniman BILLY APPLE lokasi AUCKLAND | NZ PROyEk MOUNT EDEN STREETSCAPE

Mount Eden STREETSCAPE SENIMAN Billy Apple KONSULTAN SENI Advisory Panel of Public Art INSINYUR STRUKTUR CORNER POST LANSKAP & TEKNIK Structure Design ENGINEERING & LANDSCAPING Opus WAKTU PENYELESAIAN 16 bulan (desain dan konstruksi) TOTAL LUAS LANTAI 1.159m2 (Wairepo Swamp Walk), 473m2 (The Corner Post) BILLY APPLE billyapple.com FINISHING Flag karbon fiber dari River Carbon Technologies. Beton dari Contrax dan Peter Fell. Dinding batu dari Scottish Stone Walls. Baja nirkarat dari Evans Fabrications. Pengerjaan sipil dari Fulton Hogan. Contrax (64 9) 426 2062 contrax.co.nz Evans Fabrications (64 9) 298 4750 evansfabrications.co.nz Fulton Hogan (64 9) 579 6187 fultonhogan.com Peter Fell (64 9) 828 6460 peterfell.co.nz Rivers Carbon Technologies (64 9) 634 2339 riverscarbon.com Scottish Stone Walls (64 9) 849 7773 scottishstonewalls.co.nz

KIRI Plaza The Corner Post ATAS Wairepo Swamp Walk adalah ruang

serbaguna bagi pejalan kaki, pengendara sepeda, dan mobil indesignlive.ASIA

65


portfolioindesign

enjadi salah satu pusat desain dan arsitektur dunia, Italia bukan lagi sekadar nama sebuah negara melainkan sebuah ikon. Hal ini juga yang terpatri dalam benak sebagian besar masyarakat kelas atas Indonesia. Setidak­nya demikian menurut CEO Designclopedia, Hendra Gustari. Dengan alasan serupa, ia kemudian menggeluti bidang pemasaran dan penjualan furnitur sejak lima belas tahun yang lalu. Maka ketika ia memutuskan untuk mandiri, ia kembali mendirikan sebuah perusahaan serupa yang berfokus pada produk Italia sejak tiga tahun lalu, yang ia beri nama Designclopedia. Seperti sebuah ensiklopedia yang menyajikan berbagai jenis pengetahuan, Designclopedia menawarkan beragam jenis fungsi dan langgam produk furnitur asal negara Menara Pisa tersebut. “Dari namanya, Designclopedia coming from design and a encyclopedia (Designclopedia berasal dari kata desain dan sebuah ensiklopedia), segala mengenai desain ada di Designclopedia,” tegas Hendra. Tak main-main, Designclopedia kini telah menggandeng sepuluh label yang terbukti kualitasnya, beberapa di antaranya adalah BnB Italia, Flexform, Poliform, Flou, dan Foscarini. Perpaduannya menjadikan Designclopedia sebuah showroom furnitur yang genap. “Saya selalu berusaha membawa satu brand dengan yang lain menjadi sebuah komplimen. Saling bersiner­ gi. Saya ingin ketika orang datang, ia mendapat info yang komplit dan itu semua yang terbaik,” ujarnya. Besarnya potensi yang dimiliki Designclopedia melalui produk-produk yang dibawanya berdampak pada tanggung jawab yang besar. Setiap detail, seperti lokasi maupun interior, harus dipikirkan dengan matang agar dapat mendukung dan menonjolkan produkproduk tersebut sebagai sebuah karya seni. Mengenai lokasinya yang berada di pusat kota, tepatnya di Menara Thamrin, Jakarta, Hendra memiliki pertimbangannya sendiri. “Saya belajar. Sepuluh tahun lalu, banyak orang mengenal saya dan produkproduk yang saya bawa karena lokasinya yang stra­ tegis, berada di dalam mal plaza pertama di Jakarta,” jelasnya. Tak hanya soal strategis yang menjadi fokus, namun juga mengenai luas area showroom. Keterbatasan ruang tentu menjadi masalah ketika lokasi berada di dalam mal. Namun dengan lokasinya kini yang memiliki luas 3.200 m2 , Designclopedia menjadi salah satu showroom furnitur terluas dengan jumlah koleksi terbanyak di kelasnya. Sebagai orang yang telah lama bergelut dalam dunia furnitur dan desain interior, Hendra percaya diri untuk menata sendiri interior Designclopedia. Selain terbantu dengan buku panduan yang diberikan oleh setiap prinsipal pada setiap brand yang dibawa Design-

M

clopedia, Hendra juga memperbaiki kondisi showroom yang sejak semula sudah berkonsep loft yang lega menjadi lebih spacious dengan gaya yang lebih simpel, mo­ dern, dan berkelas. Perlakuan yang cukup pintar dilakukannya di lantai pertama dengan menurunkan ketinggian plafon di beberapa area. Permainan skala dan kontur ruang ini sekaligus menyembunyikan jaringan pemipaan eksisting. Dinding nonpermanen ia tambahkan untuk memisahkan ruang menurut brand yang akan dipajang sehingga memudahkan saat perubahan tema interior ketika dibutuhkan. Showroom ini juga memiliki penutup lantai yang cukup unik. Tutup botol anggur bekas yang telah didaur ulang ke dalam bentuk lembaran atau yang disebut dengan cork sheet menutupi sebagian besar lantai di showroom ini. Hendra memilih untuk menggunakan indirect dan spot lighting serta speaker yang tersembunyi. “Tak penting untuk menonjol, tetapi cahaya harus dapat dirasakan,” ia berprinsip. “Ketika orang masuk ke showroom ini, saya ingin memperlihatkan bingkai­nya, termasuk pencahayaan, plafon, dan sound system. Namun tetap yang harus dilihat itu objek di dalamnya, furniturnya harus menonjol. Itu konsep saya,” tutupnya.

TEKS BERNADETTA TYA FOTOGRAFI VICKY TANZIL DESAINER INTERIOR HENDRA GUSTARI LOKASI JAKARTA | INA PROYEk SHOWROOM DESIGNCLOPEDIA

Bernadetta Tya adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

Designclopedia KLIEN Designclopedia Desainer Interior Hendra Gustari Selesai pembangunan 2011 luas TOTAL AREA 3.200 m2 Hendra Gustari (62) 81888 3940 hendra@designclopedia. com fURNITUR Area kantor eksekutif menggunakan furnitur dari Poliform dan B&B Italia yang tersedia di Designclopedia.

pencahayaan Secara keseluruhan, areanya menggunakan lampu indirect dari Phillips dan lampu spot dari Zumtobel. Finishing Secara umum, showroom menggunakan penutup lantai cork sheet dan secara keseluruhan cat dari PT ICI Paints. FIXED & FITTED Sound system dari Bose.

B&B Italia (39) 031 795 111 bebitalia.it Designclopedia (62) 21 3983 0105 designclopedia. com Phillips (62) 21 794 00 40 phillips.co.id Poliform (39) 031 6951 poliform.it PT ICI Paints Indonesia (62) 21 7456 777 dulux.co.id Zumtobel (62) 21 6334 981 zumtobel.com

MAKING THE

HIGHLIGHT

DESAIN MENJADI TITIK KEHIDUPAN BAGI SEBUAH SHOWROOM YANG MENJUAL produk

INTERIOR KELAS ATAS walau ADA YANG LEBIH UTAMA BAGI DESIGNCLOPEDIA indesignlive.ASIA

67


portfolioindesign

teks anindita taufani fotografi Moch. Sulthonn dan Word of Mouth

Waste No Waste

arsitek Valentina Audrito lokasi Bali | inA proyek denimdenim

Sekecil apa pun itu, tidak ada salahnya menjadi bagian dari upaya inspirasional terkait isu ekologis akhir-akhir ini

esadaran publik akan isu ekologis yang kian tumbuh akhir-akhir ini membuat setiap pihak berusaha memberikan kontribusi sekecil apa pun bagi keberlanjutan lingkungan. Tidak terkecuali para desainer, yang kian gencar menyelipkan unsur hijau di dalam desainnya. Mungkin tidak semua kontribusi hijau para desainer memberikan dampak yang signifikan, namun niat dan output desain tersebut dapat memberikan inspirasi yang lebih luas bagi masyarakat.

K

Berawal dari sebuah ruko dua lantai eksisting di lokasi yang waktu demi waktu menjadi semakin eksklusif ini, Denimdenim bekerja sama dengan Word of Mouth berusaha menampilkan bangunan yang memiliki keterhubungan dengan lingkungan sekitarnya melalui daya tarik yang cerdas pada toko barunya yang berlokasi di Jalan Kunti, Seminyak, Bali. Bagi Valentina Audrito, salah satu prinsipal desainer dari Word of Mouth, sebuah toko pakaian harus terlihat mengundang dan menyenangkan dengan keseluruhan koleksi yang dipamerkan dengan menarik. Bentuk bangunan eksisting dianggap kurang meng­u ntungkan karena proporsi janggalnya yang kecil dan tinggi. “Saya ingin mendandaninya dengan sebuah screen yang akan mengamuflase bangunan ini dan menyembunyikan keberadaan atap perisai di baliknya,” ujar Valentina. Melalui sebagian kecil sisi fasade lantai dua bangunan yang dipotong, ia menghilangkan kesan dua dimensi pada fasade bangunan. Gubahan massa bangunan terlihat seolah bagaikan dua tumpuk boks yang diputar pada aksisnya. De­ngan begitu, bangunan ini tidak terlihat terlalu formal dengan memiliki satu orientasi fasade saja, melainkan cukup fleksibel untuk memberi sambutan kepada para pelanggan yang datang dari kedua arah lalu lintas di depan toko De­nimdenim. Penggunaan susunan kaleng bekas pada sunscreen eksterior bangunan merupakan upaya Word of Mouth dalam melibatkan unsur daur ulang dalam desainnya. Selain ditujukan untuk memberikan proporsi ba­

indesignlive.ASIA

69


portfolioindesign halaman sebelumnya, kiri Cahaya dari interior

bangunan menarik perhatian kala malam hari

halaman sebelumnya, kanan Dekorasi grafis

khas Denimdenim memberikan kejutan yang menyenangkan

halaman ini, kiri jauh

Chandelier dari pot daur ulang menambah kedinamusan ruang Halaman ini, Kiri Etalase dinding cermin dengan fungsi klasik; memberi kesan luas pada ruangan KANAN Produk yang dipamerkan juga dijadikan dekorasi yang melengkapi konsep interior Valentina

ngunan yang lebih baik dan memberikan jalan cahaya yang tidak terlalu frontal, sunscreen ini juga ditujukan untuk mempertahankan tampilan daur ulang yang terdapat pada toko Denimdenim yang lain. Material kaleng aluminium bekas dipilih karena ringan dan ke­ tahanannya terhadap karat. “Kami menanam beberapa tanaman rambat dalam pot-pot di balik sunscreen ini sehingga nantinya penghijauan akan tumbuh dan menyeimbangkan efek maskulin bangunan dengan elemen yang lebih halus,” ujar Valentina. Fasade ba­ ngunan ini menjadi semakin atraktif saat matahari mulai tenggelam, yaitu pada saat cahaya dari sisi interior bangunan mulai terlihat di balik susunan kaleng aluminium bekas. Pada saat itu sunscreen tersebut terlihat sebagai sebuah elemen pencahayaan artifisial yang menghiasi bangunan, yang mungkin hanya akan Anda sadari sebagai kaleng bekas jika diteliti dari jarak yang cukup dekat. Pada interior, sebuah void ditambahkan di tengah bangunan dalam upaya memberikan kesan luas pada bangunan dengan total luas lantai 60 m2 ini. Dengan demikian, cahaya alami dapat dengan mudah masuk dan menyinari setiap sudut ruang pada siang hari. Void tersebut bahkan dimanfaatkan untuk memamerkan koleksi Denimdenim yang ternyata juga menjadi bagian dari dekorasi interior bersama chandelier yang didesain khusus mendominasi void ini. Chandelier ini merupakan upaya Valentina dalam memasukkan unsur daur ulang pada bangunan selain pada sunscreen bangunan. “Kami menggunakan beberapa pot daur ulang dan beberapa barang yang diperoleh dari pertokoan sekitar, dan mentransformasinya ke dalam

bentuk vas untuk memberikan kesan dinamis dalam ruang,” jelas Valentina mengenai desain chandeliernya. “Elemen hijau dalam sebuah ruang selalu dapat memberikan kesan halus,” tambahnya. Dalam mempertahankan identitas Denimdenim, Valentina memilih warna material yang serupa de­ ngan toko Denimdenim yang lain. “Kami mengolah­ nya dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan tampilan yang tidak raw, namun kaya dan eklektik,” ujarnya dalam mengomentari pilihan palet natural pada material beton poles, kayu jati daur ulang, baja hitam, dan kaleng aluminium daur ulang yang terdapat pada sisi dalam dan luar bangunan. Tidak terlalu serius, namun tetap atraktif. Terlihat jelas pada kedinamisan dekorasi grafis pada din­ding interior bangunan yang terinspirasi dari pola dan detail-detail jahitan produk Denimdenim, serta obsesi Denimdenim yang tertulis pada berbagai kutipan di dinding ini memberikan kejutan yang menyenangkan pada tiap sudut toko. “Wow!” adalah impresi yang diharapkan Valentina pada desainnya kali ini. Akan tetapi, mungkin tidak hanya kesan “wah” yang didapat para pengunjung toko, tapi juga ide inspirasional penggunaan kembali barang-barang bekas yang tampak tidak terlalu rumit untuk diaplikasikan sendiri.

Anindita Taufani adalah Junior Editor Indesign Indonesia.

Denimdenim ARsITEk Valentina Audrito Desainer Interior Rene Kroondijk, Indra Santosa, Amy McDonnell, Mitch Hill Desainer Grafis Word of Mouth Konsultan struktur Triloka Mekanikal Elektrikal Triloka Kontraktor Triloka

Word of Mouth (62) 361 847 5797 wordofmouthbali.com

lama pembangunan 5 bulan Selesai pembangunan 2012 luas TOTAL AREA 60 m2 Tinggi Bangunan 2 lantai

pencahayaan Chandelier pada void bangunan menggunakan bola lampu dari Muuto.

fURNITUR Semua furnitur pada bangunan ini didesain khusus oleh Word of Mouth untuk Denimdenim dengan berbagai penggunaan furnitur jati daur ulang.

Finishing Bingkai fasade bangunan menggunakan baja profil dan kaleng aluminium. Pada interior bangunan, lantai menggunakan beton yang telah dipoles dan cermin serta mural sebagai pelapis dinding. FIXED & FITTED Semua sambungan dan aksesori pada bangunan didesain khusus oleh Word of Mouth untuk Denimdenim.

Muuto (45) 3296 9899 muuto.com indesignlive.ASIA

71


portfolioindesign

Scientific Molding Bangunan Surya Research and Education Center terinspirasi dari sains untuk

pendidikan sains Indonesia yang lebih baik

enjadi seorang pengajar adalah tugas yang mulia, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki tantangan yang besarnya sepadan dengan potensi sumber daya manusia dan alamnya. Profesor Yohanes Surya, pengajar sains dan matematika yang dikenal sebagai coach olimpiade fisika Indonesia, mendedikasikan dirinya bagi pendidikan sains Indonesia dengan mendirikan Surya Institute, sebuah lembaga pengajaran sains dan matematika pada 2006. Dengan metode pengajaran sains dan matematika inovatif yang diberi nama Gasing—gampang, asyik, menyenangkan, institusi pendidikan ini berkembang menjadi beberapa institusi, baik yang kini sudah beroperasi seperti Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan maupun yang tengah dirintis seperti Surya University yang akan dibuka untuk tahun ajaran 2013-2014. SuRE Center (Surya Research and Education Center) merupakan bangunan pertama di lahan seluas satu hektare yang dimiliki Surya Institute di kawasan Scientia Square, Gading Serpong, Tangerang. Bangunan empat lantai dengan kelas-kelas berkapasitas hingga 700 orang yang direncanakan menjadi pusat riset dan edukasi Surya Institute ini selesai dibangun dan mulai beroperasi sejak akhir 2011. “Sementara menunggu dibangunnya Surya University, SuRE Center digunakan untuk kegiatan STKIP Surya yaitu mendidik calon guru dari daerah Indonesia Timur yang masih tertinggal, juga sebagai tempat pelatihan anak-anak yang dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade sains dan matematika nasional,” ujar Lidya, humas Surya Institute. Arsitektur bangunan SuRE Center merupakan hasil kolaborasi sang konseptor, Profesor Yohanes Surya sendiri, dengan tim arsitek dari Arkitekton Limatama, yang menerjemahkannya ke dalam bentuk fisik terwujud. “Saya mengambil konsep sains, terutama fisika dalam membangun gedung SuRE Center. Terdapat tiga kata kunci yang menjadi acuan awal bagi arsitek dalam mengembangkan rancangan arsitektur gedung ini, sekrup Archimedes, golden rule (Phi), dan spektrum warna,” cerita sang konseptor. Sekrup Archimedes atau Archimedes screw, sebuah alat proto pompa temuan ilmuwan Yunani Archimedes

73

Teks Asih Jenie Fotografi Vicky tanzil / The looop arsitek Arkitekton limatama LOkasi tangerang | ina PROyek surya research and education center

M

(Eureka!) yang berfungsi memindahkan air dari kedalaman tanah dengan mengalirkannya pada jalur spiral. Alat ini merupakan inspirasi selubung utama yang berbentuk tabung, dengan jalur sirkulasi pada interior berupa ramp yang merambat layaknya alur pada sekrup. Golden rule yang dalam dunia arsitektur lebih dikenal dengan istilah golden section atau rasio perbandingan ideal 1 : 1,61 diterapkan pada proporsi bangunan, yang memiliki penampang berbentuk lingkaran berdiameter 44 meter, dengan ketinggian hampir mencapai 28 meter. Untuk lebih mempertegas konsep golden rule pada penampang lingkaran gedung, ditambahkan elemen yang menonjol di bagian atas dan bawah seperti membentuk kepala dan ekor sehingga indesignlive.ASIA


portfolioindesign

komposisi keseluruhan mirip dengan simbol Phi (Ф) dalam fisika. Selubung bangunan yang berbentuk tabung ini kemudian dilihat sebagai sebuah silinder magnet dengan dua kutub yang terus menerus mengalirkan medan magnet. Aliran ini diekspresikan secara arsitektural melalui 46 pipa baja hollow diameter 30 cm bercat putih yang melengkung dari atap hingga dasar bangunan, berderet di samping kulit bangunan yang transparan. Pola dan pembayangan yang terjadi dari adanya pipa-pipa ini membentuk efek screen parsial yang dinamis—berubah-ubah seiring pergerakan matahari di angkasa—dan menjadi ciri khas bangunan SuRE Center sekaligus memberi kesan futuristik. Tim arsitek Arkitekton Limatama selaku penerjemah konsep, dinilainya berhasil mengatasi tantangan terbesar pada pembangunan SuRE Center ini, yaitu biaya. “Cash flow Surya Institute yang terbilang unik sehingga kami harus menyiasati hal tersebut dengan sebaik-baiknya agar gedung SuRE terbangun tepat pada waktunya,” ujar Yohanes Surya. Meskipun bekerja dalam batasan dana yang ketat, konsep sains yang diterapkan pada interior bangunan dapat diselaraskan dengan konsep arsitektur yang baik. Interior bangunan memiliki bagian hollow berupa atrium lebar; sebuah ‘pengorbanan’ yang cukup besar ketika dilihat dari area luasan yang alih-alih dapat dimanfaatkan menjadi lebih banyak ruang belajar mengajar, namun dari segi arsitektur merupakan sebuah fitur rancangan yang membuat bangunan lebih bernapas, menciptakan konektivitas antarlantai, serta memberikan pencahayaan alami yang lebih baik. Atrium ini terinpirasi dari spiral tangga DNA. Tangga DNA yang diekspresikan dengan ramp ini tidak hanya dibangun pada interior saja, namun juga pada eksterior bangunan, yang kemudian difungsikan sebagai sarana perawatan dan sirkulasi alternatif. Konsep spektrum warna diekspresikan dengan tujuh jumlah kelas pada setiap lantai. Pada awalnya penerapan konsep ini cukup ambisius; pada pusat bangunan akan dibangun sebuah pilar berprisma. Prisma inilah yang akan memantulkan cahaya matahari ke setiap daun pintu kelas sehingga tiap pintu memantulkan spektrum cahaya tertentu. Namun,

karena belum adanya teknologi yang memadai, maka sekarang, setiap pintu hanya dicat terlebih dahulu, tetapi Yohanes mengaku masih terus berniat mengembangkan teknologi untuk terobosan ini. Terobosan yang diusahakan pada bangunan bukan semata kosmetik, namun juga memiliki usaha ke arah sustainability, salah satu contoh yang telah berhasil diterapkan yaitu sistem pencahayaan buatan pada bangunan. Seluruh pencahayaan buatan menggunakan lampu LED hemat energi yang dikembangkan Surya Institute sendiri, yang dinamakan lampu Kunang. Lampu buatan anak bangsa ini mampu menghemat energi pada bangunan dan menjadi bukti implementasi SuRE Center yang diharapkan menjadi pusat riset, uji coba, serta pendidikan untuk anak bangsa.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

foto pembuka Fasade bangunan dengan permainan bracing-nya

halaman sebelumnya

Atrium yang dikelilingi ramp Atas Bukaan pada atap yang menghasilkan terang matahari alami yang cukup bawah Interior ruang rapat kantiliever di lantai teratas halaman seberang , atas Tampak bangunan

yang khas berkat prinsip sains yang diterjemahkan ke dalam desain arsitekturnya

halaman seberang, bawah Pemandangan di

roooftop yang spektakuler

SURE CENTRE DISSECTION DATA Arsitek Arkitekton Limatama KLIEN Surya Research Institute / Yohanes Surya Konsep Yohanes Surya, Arkitekton Limatama Kontraktor Pembangun Tata Mulia Nusantara Indah Konsultan Pencahayaan Metakom Pranata Konsultan Struktur Perkasa Carista Estetika Elektrikal – Mekanikal Metakom Pranata Plumbing Greatech Artanindo

FURNITUR Kursi dan meja di ruang-ruang kelas dan ruang rapat dari Prims Furniture dan Candra Furniture. Kursi dan meja kerja di ruang kantor dari Informa. PENCAHAYAAN Secara umum pencahayaan pada bangunan baik eksterior maupun interior menggunakan lampu LED Kunang produksi PT SuRE Indonesia.

Waktu desain 3 bulan WAKTU PENYELESAIAN 12 bulan TOTAL AREA LANTAI 13.400 m2

FINISHING Kaca menggunakan jenis kaca reflektif ketebalan 8 dan 10 mm. Pelapis dinding cat dari Mowilex. Penutup lantai secara umum menggunakan homogeneous tile, pada ramp menggunakan teraso bertekstur sementara di ruang-ruang kelas dan kamar mandi menggunakan batu granit nero.

Arkitekton Limatama Arkitekton.5@gmail.com

FIXED & FITTED Kloset, wastafel, dan aksesori kamar mandi dari Toto.

Chandra Furniture (62)21 420 5550 chandrakarya.com Greatech Artanindo (62)21 581 8928 greatech.co.id Informa (62)21 5820808 informa.co.id Metakom Pranata (62)21 582 6178 metakom-pranata.com Mowilex (62)21 540 6663 mowilex.com Kunang LED (62)21 546 4187 kunangled.com Perkasa Carista Estetika (62) 21 533 1182 perkasacarista.com Prims Furniture (62)21 45863874 Tata Mulia Nusantara Indah (62)21 460 6960 tata.co.id Toto (62)21 29298686 toto.co.id indesignlive.ASIA

75


portfolioindesign

URBAN EDEN

TEKS LYNN TAN FOTOGRAFI JOHN GOLLINGS ARSITEK GUIDA MOSELEY BROWN Architects LOKASI SINGAPura PROYEK HELIOS Residences

WALAUPUN HANYA BERJARAK SEPELEMPARAN BATU DARI ORCHARD ROAD SINGAPURA YANG SIBUK, KEBERADAAN HUNIAN BARU INI BAGAIKAN SEBUAH OASIS KETENTERAMAN asar properti mewah Singapura terusmenerus mengambil momentum dalam beberapa tahun terakhir, dikemudikan oleh peningkatan permintaan domestik dan penduduk ekspatriat yang tinggal dan berinvestasi di kota. Di sekitar pusat kota dan lokasi terbaik lainnya, kondominium pun telah menjamur. Alamat rumah idaman diberikan untuk apartemen kelas atas mana pun, sebagaimana premium desain dan perabot. Namun, dengan banyaknya gedung yang berlomba untuk mendapatkan pembeli yang sanggup membayar sejumlah uang, pengembang dan desainer harus hadir dengan penawaran yang membedakannya dengan yang lain. Tentu saja, pengembang tak banyak menjual apartemen sebanyak memasarkan gaya hidup. Sesuai bakat ini, Helios Residences dikonsep menjadi oasis urban yang menawarkan penghuni suaka privat miliknya sendiri di dalam lingkungan yang padat. Guida Moseley Brown Architects (GMB) menemukan kesesuaian arahan dalam strategi makro dengan mengangkat beberapa area umum dan kolam renang ke dek rekreasi pada lantai empat. “Dengan memaksimalkan luas area lantai bruto pada lantai lima ke atas, level dasar dapat dibebaskan untuk permadani kebun terasering luas yang menuruni topografi lebih rendah 12 meter dari topografi pada umumnya, sementara meniadakan kebutuhan membangun hingga ke lereng,” terang Hal Guida, GMB Design Partner. “Hal ini menciptakan dua level lanskap dan juga sirkulasi yang lega.”

P

ATAS Seluruh vegetasi

adalah lanskap natural yang tidak dirawat berlebihan

HALAMAN SEBELAH

Kerudung terali organik merambat naik hingga ke lantai keempat Helios Residences, melindungi pembangunan dari kota dan lalu lintas sekitar

77

indesignlive.ASIA


portfolioindesign

Di Singapura penataan taman bukan hal yang baru untuk kondominium di mana hampir setiap pemba­ ngunan sesumbar mengenai penghijauan dan permainan air, dengan beberapa di antaranya memerlukan perawatan berlebihan, penanda buatan manusia yang tampak familiar di seberang Garden City. Akan tetapi, di Helios Residences, bangunannya memungkinkan untuk merasakan seolah-olah berpijak pada Taman Eden di dalam kota. Di level dasar, pengunjung disambut dengan fitur air raksasa yang mendominasi tengah ruang pada pelataran kedatangan. Dengan panjang 90 m, dinding air setinggi 5,5 m menyapu sepanjang salah satu sisi bangunan, menghubungkan berbagai elemen lanskap dan hadir sebagai elevasi dan latar. Ia menghadirkan efek pendinginan evaporasi, sementara suara jatuhan air menyembunyikan bising lalu lintas. Hutan kolom setinggi 15 meter menopang dek kolam yang ditinggikan. Cahaya tersaring melalui tiga batu karang berlubang yang keluar dari kemilau kolam yang pekat dan menciptakan efek tarian yang memikat pada dasar taman terapeutik dan area barbecue di bawahnya. Dek kolam adalah perluasan dek rekreasi treetop yang menghubungkannya dengan apartemen sejauh tiga blok. Dek treetop sendiri dibagi ke dalam tiga fungsi—Keluarga, Kesehatan, serta Hiburan dan Anakanak—yang menyediakan fasilitas rekreasi beragam, seperti kolam jacuzzi, ruang olahraga dan sauna, hingga teater al fresco, area makan privat, serta ruang bermain indoor. Mungkin, fitur teristimewa dari seluruh bangunan, yang muncul di sekitar dek treetop, adalah lanskap vertikal yang terdiri dari sebuah selubung organik, liatliut merambat naik ke lantai keempat sepanjang kabelkabel tekan baja nirkarat. Ia tak hanya menawarkan pertunjukan visual yang dideskripsikan pengembang sebagai, “riam air terjun zamrud,” namun juga menawarkan alternatif pintar dari perangkat tabir surya umum lainnya. Seiring de­ ngan penjalaran yang akhirnya akan menutupi kolom pendukung dek kolam dan treetop, ‘bingkai hijau’ ini melembutkan bidang yang keras dan mengurangi panas pada permukaan beton bangunan. Desain ruang-ruang rekreasi dan strategi lanskap menggambarkan respons GMB pada batasan urban terhadap gedung dalam kota, yang juga berlaku pada desain unit apartemen. Berdasarkan bentuk lahan yang tak biasa, yang diperoleh dari penggabungan tiga paket lahan berbeda, tiga blok gedung memiliki orientasi berbeda tetapi terkoneksi dalam aturan zigzag acak yang serupa. Meski begitu, denah unit-unit tetap regular dan fungsional, dengan persilangan yang memfasilitasi pencahayaan alami, ventilasi silang, dan pandangan ke luar. Kendati kepadatan kota bergantung pada ba­ nyaknya gedung dan lantai, penghuni menikmati pemandangan sekeliling Cairnhill dan area Orchard Road. Beberapa justru mendapat pemandangan langka Istana, rumah dinas Presiden Republik Singapura. Di mana ada pandangan ke arah luar, di situ pula ada privasi yang dapat dikompromikan. “Pendekatannya di sini,” ujar Guida, “ialah menggunakan bay window, yang memiliki karakteristik potongan pandangan luar

Sebuah oasis urban yang menawarkan penghuni akan suaka privat miliknya sendiri Lynn Tan

ATAS Area kolam

anak-anak di dek tingkat atas dengan fitur terali tirai hujan dan vegetasi indesignlive.ASIA

79


portfolioindesign

dalam yang inheren, dan lokasi balkon strategis yang memungkinkan penghuni menentukan sendiri level privasi yang diinginkan.” Apartemen ini cukup lapang terutama berdasarkan tren terbaru di Singapura terhadap kondominium kotak sepatu, yang berukuran di bawah 500 kaki persegi (46,5 m2). Popularitasnya meningkat karena pembeli mengganggapnya lebih terjangkau. Unit terkecil yang pernah dipasarkan di Singapura seluas 258 kaki persegi, tetapi Urban Redevelopment Authority telah menolak beberapa permohonan apartemen di bawah 300 kaki persegi. Unit tipikal de­ngan 2 kamar tidur dan ruang belajar di Helios Residences memiliki luas 1.281 kaki persegi, dan dianggap mewah dibandingkan unit rata-rata seluas 1.000 kaki persegi. Sebagai hasilnya, sebagian besar unit di Helios melampaui target SGD 4 juta (Rp31 miliar). “Pembeli asing umumnya mengejar sekitar 25% bangunan mewah,” ucap Donald Ng, manajer senior komunikasi pemasaran untuk Wing Tai Asia. “Namun di atas SGD 4—5 juta, peningkatan ini sekitar 50% karena pembeli lokal memiliki pilihan lain pada ren­ tang harga ini, salah satunya adalah landed property.” Pengembang Wing Tai Asia bukan pemain baru dalam pasar properti mewah dan menengah ke atas. “Selama lebih dari 30 tahun, kami membangun me­ rek serupa dengan desain kontemporer, berdasarkan keyakinan bahwa ‘sebuah bangunan mungkin menua namun desain tetap kekal abadi’,” ujar Ng. Begitu pula dengan GMB terhadap Wing Tai Asia, mereka telah bekerja sama pada beragam proyek selama 17 tahun, termasuk Draycott 8 dan The Grange di Singapura yang memenangkan penghargaan. “Proyek-proyek ini, termasuk Helios, mengeks­ plorasi cara unik untuk menciptakan tempat tinggal spesifik dalam lingkungan padat Asia,” tutup Guida.

KIRI JAUH Pemandangan Singapura dari kamar tidur KIRI Penyelesaian yang elegan di kamar mandi BAWAH Denah Level 4 Sky Terrace KANAN Fitur air pada area masuk yang menata suasana KANAN BAWAH Helios terletak di sepanjang jajaran shophouse heritage

Lynn Tan adalah penulis lepas yang berbasis di Singapura.

HELIOs Residences

“ Level dasar dibebaskan untuk permadani kebun terasering luas yang menuruni… bawah topografi” Hal Guida, Guida Moseley Brown Architects

KLIEN Wing Tai Property & Development KONSULTAN DESAIN Guida Moseley Brown Architects PARTNER DESAIN Harold Guida TIM PROYEK Michael Komnacki, Michael Liu ARSITEK PROYEK P&T Consultants (Choy Meng Yew, Phyllis Yiu) INSINYUR STRUKTUR DE Consultants INSINYUR ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL Rankine & Hill ARSITEK LANSKAP Sitetectonix PENSURVEI KUANTITAS Davis Langdon & Seah Singapore KONSULTAN FASADE Aurecom KONTRAKTOR Thian Sung Construction WAKTU PENYELESAIAN 3,5 tahun

TOTAL AREA LANTAI 22.778 m2 GUIDA MOSELeY BROWN ARCHITECTS (61 2) 6280 7080 gmbarchitects.com FURNITUR Pada area kolam yang ternaungi, furnitur outdoor ‘Re-Trouve’ Patricia Urquiola oleh Emu, tersedia di Singapura dari Marquis Furniture Gallery. Pada ruang multiguna, sofa ‘Carmo’ dari BoConcept. PENCAHAYAAN Desain pencahayaan oleh Bizlink Associates. Lampu oleh Aldabra, Ares, Bega, B Lux, Disano, Focus, Forma, iGuzzini, iLed, LEC, Ligman, Luce&Light, Lumitech, Mareco Luce, Meyer,

Ocota, Reiss, RZB, Side, Simes, Targetti, WE-EF, Wever & Ducre, Unilamp. Keseluruhan lampu disuplai oleh Relex Illumination dan Bizlink Associates. FINISHING Seluruh blok kaca Helios oleh Vitrablock dari Seves.. FIXED & FITTED Perangkat sanitasi menggunakan Duravit, Hydro Style, Mediclinics, dan Rigel, kesemuanya berasal dari Hydro Style. Aksesori dari Activa, AWS, Minimax, dan Peco, kesemuanya juga dari Hydro Style. Pancuran dan pencampur air dari Grohe. Bak mandi dan jacuzzi dari Jackson. Perangkat dapur dari Miele. Elevator tipikal dari Hitachi. Elevator penthouse dari Liftron

Bizlink Associates (65) 6747 7116 bizlink-lighting.com BoConcept (65) 6736 0777 boconcept.sg Duravit (61 2) 8070 1889 duravit.com Emu (39) 7587 4021 emu.it Grohe 1300 364 748 grohe.com Hitachi (65) 6535 2100 hitachi-lift.com.sg Hydro Style (65) 6632 7470 hydro-style.com.sg Jaxson (81 3) 5485 2180 jaxson.jp Liftron (65) 6744 4288 liftron.com Marquis Furniture Gallery (65) 6383 0119 marquis.com.sg Miele (65) 6738 6286 miele.sg Relex Illumination (65) 6285 3633 relex.com.sg Seves (39) 055 449 51 sevesglassblock.com indesignlive.ASIA

81


portfolioindesign

Devil in the Suites @ Seven hadir memenuhi kebutuhan akan hunian semipermanen

83

Details

teks asih jenie fotografi fernando gomulya

premium dengan desain berstandar lebih tinggi

arsitek wa+LL architecture lokasi jakarta | ina proyek suites @ Seven

ata indekos atau lebih sering disingkat ‘kos’ umumnya diasosiasikan dengan kamar sewa, biasanya bulanan dan biasa disewa oleh pelajar, mahasiswa, atau karyawan. Istilah indekos sendiri berasal dari turunan frase bahasa Belanda ‘in de kost’ yang secara harfiah berarti makan di dalam, dan mengandung arti yang lebih luas, tinggal dan ikut makan di rumah yang ditumpangi. Pada zaman kolonial, in de kost adalah sebuah gaya hidup, saat itu para pribumi kelas menengah ‘menitipkan’ anak-anak mereka untuk turut tinggal bersama keluarga Belanda dengan imbalan atau uang jaminan. Selain bergeser menjadi istilah rancu untuk kamar sebuah sewa, kata ini diasosiasikan dengan ketidak— atau mungkin belum—mapanan. Dewasa ini, tinggal atau tidaknya seseorang di dalam properti (rumah)nya sendiri tidak selalu dipandang sebagai suatu ketidakmapanan, melainkan suatu keputusan praktikal karena sebuah kamar sewaan ini menjadi tempat transit yang lebih low maintenance daripada sebuah apartemen. Kini, berkat permintaan yang tinggi, indekos hadir dengan harga, fasilitas, dan desain yang premium. Hunian Suites @ Seven di bilangan Karet Pedurenan, Jakarta Selatan, adalah salah satu contoh ge­ nerasi baru indekos premium ini. Dengan branding diri ‘boutique living’, hunian ini menetapkan standar baru indekos di lingkungan sekitarnya. “Demand untuk indekos premium sangat tinggi, apalagi di lokasi-lokasi strategis sehingga mendirikan usaha ini menjadi investasi yang baik,” ujar arsitek Suites @ Seven, Wanlie Aliwayana. Sayangnya karena konotasi feodal ketidakmapanan pada istilah indekos tersebut, citra indekos premium di mata investor umumnya tidak lebih dari hunian sewaan dengan fasilitas dan sarana yang lengkap de­ ngan harga sewa di atas rata-rata saja, tidak merambah juga pada desain yang baik. Pada tahap awal perencanaan, dengan business plan yang solid, Suites @ Seven tidak memiliki ambisi lebih daripada sekadar menambah pilihan hunian semipermanen premium yang ‘sebelas-dua belas’ dengan para kompetitor di lingkungannya. “Saya pikir sayang sekali kalau hanya sampai di situ. Seharusnya kita bisa menawarkan sesuatu yang lebih lewat desain,” lanjut sang arsitek. Ia bersama timnya di biro WA+LL Architecture pun mengajukan desain indekos premium yang lebih berani, dengan ruang yang lebih bermain serta pengolahan lanskap sehingga tiap unit kamar dapat memiliki view untuk diekspos serta ruang komunal dengan kualitas spasial yang baik. Delapan puluh unit kamar terbangun dengan empat tipe luasan masing-masing 19, 23, 28, dan 42 m2 disusun ke dalam beberapa massa memanjang yang berpotongan pada ruang komunal yang diolah menjadi lanskap pada lantai satu dan dua. Desain lanskap ini memberikan value lebih pada tiap kamar dengan adanya pemandangan yang menarik, sesulit

K

apa pun posisi kamar ini berada. Untuk menyiasati ruang yang terbatas, lanskap ini didesain dengan banyak badan air, mulai dari kolam dengan air yang mengalir hingga reflecting pool yang berfungsi sebagai elemen penyejuk, aksen suara pada suasana, hingga efek cermin yang memberi kesan ruang yang lebih luas. Fasade bangunan pun diolah dengan permainan material, mulai dari batu alam hingga bilah bambu tanpa finishing yang berfungsi sebagai screen penangkal silau dan panas matahari. Detail pada desain juga mejadi salah satu keistimewaan desain Suites @ Seven. Hal-hal remeh seperti sistem grafis visual serta identitas visual pada ruangruang komunal dan ruang servis tidak luput didesain. Sistem grafis pada bangunan menggunakan elemen batik, baik kain batik yang diolah menjadi elemen dekor dan perabot maupun diukir pada kayu. Permain-

indesignlive.ASIA


84

portfolioindesign

an tekstur hadir dari batu alam dan kayu yang didaur ulang dari bantalan rel kereta api. Area servis yang sering kali terabaikan, pada bangunan ini didesain hingga layak untuk diekspos berdampingan dengan ruang untuk penghuni atau disembunyikan dengan penyelesaian desain yang manis. Pintu-pintu panel utilitas memiliki penampang kayu yang melengkung, menjadikannya aksen pembeda pintu reguler; panel listrik disembunyikan di balik ukiran batik yang dapat dengan mudah digeser; sementara ruang cuci, setrika dan jemur dibungkus dengan screen bata yang memungkinkan penghawaan yang baik tanpa membuat berantakan pemandangan di sekitarnya. Solusi-solusi desain mendetail inilah yang sesungguhnya menaikkan standar hunian semipermanen ini, dan memberikan kejutan menyenangkan kepada me­ reka yang pesimis dengan kata ‘indekos’.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

SUITES @ SEVEN

halaman sebelumnya, kiri Fasade bangunan

dengan permainan materialnya

halaman sebelumnya, kanan atas Area kantin

dengan pengolahan lanskapnya

halaman sebelumnya, kanan bawah Koridor

pada kamar, panel listrik disembunyikan dengan apik Kiri Area lobi KANAN atas Bambu tanpa finishing yang menjadi screen terik matahari KANAN bawah Gazebo pada roooftop

Arsitek Wa+LL Architecture Klien Hadianto, Giarto, Sumanto Manager proyek Wanlie Aliwayana Desainer Interior Wa+LL Architecture Desainer Lanskap Wa+LL Architecture Kontraktor pembangun Jin Hoa (PT Bangun Bumi Mega Mandiri) Konsultan pencahayaan Wa+LL Architecture Konsultan Struktur Bun Cin Ciu MEP PT Bangun Bumi Mega Mandiri WAKTU PENYELESAIAN 2 tahun TOTAL AREA LANTAI 5.500 m2

Wa + LL Architecture Wall_architecture@yahoo.co.id FURNITUR Meja resepsionis di area lobi dan ruang tunggu, counter pada area kantin, ukiran pada kayu dan marmer travertine, meja ruang rapat serta perabotan pada kamar sewa didesain khusus oleh Wa+LL Architecture. Kursi rotan sintetis di area lobi, kamar sewa serta gazebo di atap oleh Ofira. Meja dan kursi pada area kantin serta kursi kerja di ruang rapat oleh Informa. Pernak-pernik oleh Chic mart, Ace Hardware, dan Ofira. Tirai oleh Cahaya Baru. PENCAHAYAAN Secara umum

pencahayaan pada eksterior, interior, serta lanskap oleh Zetalux dan Global. Lampu gantung bubu ikan pada area lobi serta lampu dinding pada ruang bersama didesain khusus oleh Wa+LL Architecture. FINISHING Kaca dari Asahimas dan Magi, cat dari Mowilex dan Dulux. Penutup dinding menggunakan batu putih jojga, batu andesit, batu candi, acian, dan plesteran berlapis cat, kayu bekas bantalan rel kereta api, kayu bangkirai, granit dari HT Niro Granit serta wallpaper oleh Aneka Papera Indah. Penutup lantai di lobi menggunakan Granit Black Galaxy, parket vinyl di elevator dan parket laminasi dalam kamar serta kapet di area gym oleh Aneka Papera Indah,

lantai di ruang bersama, kamar mandi, dan ruang rapat oleh HT Niro Granite. Papan gipsum penutup langit-langit dari Jaya Board. FIXED & FITTED Soket dinding oleh Panasonic. Kloset, wastafel dan aksesori kamar mandi oleh Toto dan Blanco. Handshower oleh Hans Grohe. Sambungan dan sendi oleh Rafes dan Colcom dari Kenari Djaja. Kusen pintu oleh Hammer Papan Utama dan YKK ap dari PD Moradon. Kusen jendela YKK ap dari PD Moradon. Elevator oleh Schindler.

Acehardware (62)21 5829100 acehardware.co.id Aneka Papera Indah (62)21 631-6655 anekapaperaindah.co.id Asahimas (62)21 6904041 amfg.co.id Bangun Bumi Mega Mandiri (62)21 5882784 Blanco (62)21 3510241 blanco-indonesia.com Chic Mart (62) 719 92 49 Dulux (62) 21 7456 777 dulux.co.id Hansgrohe (62)21 6013303 wismasehati.com HT Niro Granite (60)3 7652 9333 nirogranite.com.my Informa (62)21 5820808 informa.co.id Kenari Djaja (62)21 536 3506 kenaridjaja.com Magi magiglass.com Mowilex (62)21 540 6663 mowilex.com Ofira (62) 21 719 8219 ofira-syntheticrattan.com Panasonic (62)21 8015710 Panasonic.co.id PD Moradon (62)21 6904680 moradon.itrademarket.com Schindler (62) 21 576 1476 schindler.com Toto (62)21 29298686 toto.co.id YKK (62)21 591 9073 ykkap.co.id Zetalux (1303)630 1910 earthled.com indesignlive.ASIA

85


86

portfolioindesign

87

teks anindita taufani fotografi vicky tanzilthe looop arsitek scda, burega farnell lokasi jakarta | ina proyek keraton at the plaza

Infinite Identity Butik Hotel Keraton at The Plaza hadir dengan sentuhan budaya lokal Indonesia di tengah suasana internasional Kota Jakarta

akarta adalah ibu kota yang menerapkan gaya internasional pada bangunan-bangunannya, terutama pada bangunan pencakar langit yang berjajar di sepanjang jalan protokolnya. Efisiensi merupakan hal yang selalu dipertimbangkan terkait ketepatan waktu penyelesaian sebuah bangunan. Maka material-material pabrikasi yang sudah siap dirakit di lokasi menjadi jawabannya. Dengan demikian, hadirlah sejumlah bangunan dengan gaya internasional yang minim dekorasi pada fasadenya. Skala raksasa pada bangunan pencakar langit yang fungsional dengan dinding-dinding kaca yang menyelubunginya sekilas memberikan kesan geometris yang dingin. Namun di balik gaya internasional pada bangunan pencakar langit di Jakarta, konsep-konsep yang menerapkan berbagai ide dari budaya tradisi Indonesia juga diterapkan pada bangunan, baik secara filosofi desain maupun dari dekorasi ornamental yang terdapat pada interior bangunan. Memiliki nilai tambah karena lokasinya yang berada pada sebuah landmark Kota Jakarta, yaitu kawasan bundaran Monumen Selamat Datang, Keraton at The

J

indesignlive.ASIA


portfolioindesign

Plaza hadir sebagai sebuah butik hotel yang berusaha memberikan ekspresi kontemporer dari desain dan budaya Indonesia khususnya budaya Jawa. Bangunannya seolah seperti sebuah kesinambungan dengan strategi pemasaran yang tidak besar-besaran, “Kami sengaja tidak mengadakan peluncuran besar-besaran, kami ha­ nya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut serta rangkaian acara yang kami adakan,â€? ujar Amila Waristi sebagai marketing communication manager Keraton at The Plaza, eksplorasi fasade tidak tampak signifikan, hotel ini hadir dengan bahasa arsitektur bergaya internasional yang repetitif dengan bangunan di sekitarnya. Butik hotel ini dapat diakses melalui Jalan M.H. Thamrin dan dari sisi dalam Plaza Indonesia. Dengan akses yang terintegrasi dengan Plaza Indonesia, tentu saja memberikan hotel ini nilai properti yang lebih dibandingkan dengan hotel yang berdiri sendiri. Memasuki lobi utama, sebuah chandelier mewah menggantung 2,5 meter dari plafon yang terbuat dari batu kristal dengan motif Buang Kawung menyambut tamu. Garis-garis yang bersih dari susunan baja berpadu dengan panel-panel dinding disertai motif batik kawung dan lantai marmer abu-abu pada lobi, butik hotel ini dengan jelas memberikan gambaran sentuhan dekorasi kontemporer Indonesia. Palet warna yang natural dan ringan ini cukup memanjakan indra, seolah bukan sebagai sebuah kejutan yang berlebihan tetapi sebuah kemewahan ringan yang hangat, yang tidak memberikan kesan intimidatif bagi siapa pun yang masuk ke dalamnya. “Desain awal hotel ini terlihat sangat maskulin, maka dari itu kami menggandeng Grahacipta Hadiprana untuk menambahkan sentuhan dekoratif asli Indonesia,â€? ujar Mila.

halaman pembuka Garis

maskulin pada jajaran divider vertikal diperhalus melalui keberadaan chandelier di tengah lobi

halaman sebelumnya

Dikenal sebagai zona galeri, merupakan area transisi akses masuk dari Plaza Indonesia menuju lobi utama atas Suasana Bengawan Signature Restaurant bawah Area lounge Keraton yang tenang tidak jauh dari lobi utama halaman sebelah

Lampu Pusaka Kandil di zona galeri

indesignlive.ASIA

89


portfolioindesign halaman ini Area

resepsionis dengan lobi dibatasi oleh paduan garis-garis vertikal dengan pola batik kawung sebagai latar belakangnya

halaman sebelah, atas Palet warna yang

cukup ringan untuk kemewahan unit kamar tipe grand deluxe

halaman sebelah, bawah Divider dengan

pola batik kawung di area Bengawan Signature Restaurant

“ Desain awal hotel ini terlihat sangat maskulin...” amila waristi, Marcomm manager keraton at the plaza

Sebagai hotel pertama di Indonesia yang tergabung dalam The Luxury Collection oleh Starwood, Keraton at The Plaza adalah hotel yang tidak terlalu sibuk. Ketiadaan ballroom dan meeting space yang besar, memberikan hotel suasana privat bahkan dari sejak memasuki lobinya, sesuatu yang sulit Anda dapatkan di Jakarta. Personalisasi pelayanan hotel tidak hanya diaplikasikan pada sistem pelayanan hotel, tapi juga pada bangunannya. Tiap sudut interior bangunan mencoba mengangkat suasana Indonesia yang kontemporer melalui berbagai dekorasi dan karya seni dari seniman lokal sehingga para tamu tidak akan pernah lupa bahwa mereka sedang berada di Indonesia. Seperti halnya pada Business Centre, gulungan manuskrip yang terinspirasi oleh manuskrip kerajaan Jawa Kuno dan karya seni yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia yang diberi nama ‘nusantara’ dipamerkan di dalam ruangan ini. Adapun pada Bengawan Signature Restaurant yang terletak pada lantai 7 Keraton at The Plaza dilengkapi de­ ngan area makan indoor dan outdoor, pola batik kawung pada divider kembali diulang di area ini. Dekorasi interior dipaparkan dalam pemilihan warna alami pada lantai marmer, counter, table top, serta aplikasi dark timber dan dilengkapi juga dengan satu area makan dengan suasana ‘taman’ indoor. Pada unit kamar hotel, sentuhan Indonesia kembali terlihat pada berbagai karya seni yang melengkapi dekorasi ruang. Tak berbeda dengan lobi, desain pada unit kamar memiliki konsep kemewahan yang ringan dan hangat pada pemilihan warna dan material interior­nya. Menempati lantai 8 hingga 22 unitunit kamar terbagi menjadi empat tema yaitu Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Tema Jawa yang terdiri dari tiga lantai menampilkan karya seni pada dinding menuju pintu masuk kamar berupa motif bunga parang dan karya seni ‘Gunungan’ yang berasal dari Jawa menghiasi menghiasi minibar dan lemari pakaian dalam unit kamar. Pada lantai-lantai bertema Kalimantan, berbagai benda unik yang terbuat dari tekstil asal

Kalimantan dengan kekhasannya pada pola geometris dan maskulin. Sementara itu, pada tema Sumatra kain songket dan kemewahan warnanya diangkat sebagai penegas tema, serta rumah tradisional Toraja ‘Tongkonan’ dengan ukirannya yang khas dijadikan dekorasi pada lantai-lantai bertema Sulawesi. Dalam dunia arsitektur maupun interior, penerapan konsep filosofis budaya Indonesia pada bangunan mungkin sulit dipahami masyarakat awam bahkan para arsitek, terkecuali jika mendapatkan penjelasan langsung dari pihak yang mendesain bangunan tersebut. Namun lain halnya dengan aplikasi dekorasi yang dalam hal ini lebih komunikatif, hadirnya sentuhan Indonesia pada bangunan akan lebih mudah dipahami dan tentu saja penerapan dekorasi ornamental dapat memberi nilai tambah bagi bangunan. Selama proporsi dan penempatannya sesuai serta tidak menyalahi makna di balik bentukan-bentukan yang hadir dari budaya Indonesia, penambahannya dalam dekorasi dapat memberikan identitas dan kesan ke-familiar-an bagi penghuni bangunan tersebut. Seperti halnya pada desain Keraton at The Plaza.

Anindita Taufani adalah Junior Editor Indesign Indonesia.

Keraton at The plaza arsitek SCDA Singapore, BuregaFarnell Pte Ltd Dekorator InterioR Grahacipta Hadiprana dengan kordinasi Burega Farnell Pte Ltd waktu penyelesaian2007-2009 Mulai beroperasi 2011 Jumlah lantai bangunan 52 scda singapore (65)63 245 458 scdaarchitects.com FURNITUR Furnitur dalam Keraton at The Plaza didesain khusus oleh divisi Interior dari Grahacipta Hadiprana. FIXED & FITTED Blind menggunakan Motorized Roman Shade dan Motorized Pleated Blind oleh Toso, sedangkan kloset di area kamar hotel menggunakan American Standards. Grahacipta Hadiprana (62)21 769 2344 hadiprana.co.id Burega Farnell Pte Ltd (65)68 462 577 buregafarnell.com SCDA (65)63 245 458 scdaarchitects.com Keraton at The Plaza (62)21 5068 0000 starwoodhotels.com Toso (62)21 560 1078 sumbersetia.com American Standards (62)21 823 0804 americanstandards.co.id indesignlive.ASIA

91


portfolioindesign

A Growing Tribute

teks asih jenie fotografi didi satriadi / kontiki photography arsitek desadisain lokasi bandung | inA proyek stevie 6 hotel

Dibangun sebagai tribute terhadap idola, Hotel Stevie 6 memberikan kejutan yang menyenangkan di tiap kamarnya

iap akhir pekan, Kota Bandung menjadi wilayah tumpahan penduduk Kota Jakarta yang mencari sedikit rehat maupun relaksasi dari kepenatan sehari-hari. Dengan segala dampak baik maupun buruk dari hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa Kota Bandung berkembang dengan pesat dan sukses secara komersial tidak terbatas di pusat kota saja, namun juga meluas ke pinggiran kota, terutama daerah Bandung Utara yang dikenal sebagai daerah yang posh dan hip. Predikat ini kian menguat setelah di daerah ini marak dibangun kompleks rekreasi, klaster vila dan rumah peristirahatan, serta hotel dan restoran. Salah satu commercial establishment yang paling dikenal adalah restoran Maja House milik Maja Group. Grup pengusaha dengan usia yang rata-rata terbilang muda ini memiliki ketertarikan dan apresiasi terhadap desain, dan, seperti khas kaum kreatif di Kota Bandung, mempunyai semangat kolaborasi yang tinggi. Kesuksesan Maja House mendorong para pemiliknya untuk semakin berani menambahkan sarana dan fasilitas pendukung. Tidak tanggungtanggung, sebuah hotel direncanakan pada 2010 dengan arsitek terpilih Desadisain Architect yang sebelumnya menangani poyek restoran Vanilla milik Maja Group. “Hotel yang didesain sebagai sarana pendukung ini memiliki beberapa tantangan utama yaitu lokasi yang cukup jauh dari pusat kota, luas lahan yang terbatas, serta menjamurnya para pesaing; namun bukan berarti tanpa potensi. Suasana daerah sangat tenang dan berudara sejuk, cocok untuk rehat, serta terdapat view menarik ke arah kompleks rekreasi Kampung Gajah serta daerah sekitar yang masih hijau,� cerita arsitek principal Desadisain, Bayu Ariyanto. Solusi desain untuk tantangan-tantangan serta pemanfaatan potensi lokasi ini hadir dari tukar pikiran klien dan arsitek. Target market hotel sama dengan target market restoran, yaitu kawula muda. Diputuskan bahwa hotel yang ketika itu akan dibangun

T

ATAS Fasade area lobi

dengan kantor di lantai dua, bukaan ditutup dengan jalusi kayu HALAMAN SEBELAH Lobi dan ruang tunggu dilihat dari fitur dinding pivot yang merupakan akses ke area kamar inap

indesignlive.ASIA

93


portfolioindesign

“ Kami diberi kebebasan untuk menentukan tema tiap kamar. Kata kuncinya satu, yaitu menarik” mitchy riffandie

dua perabot ini. “Tamu yang tertarik dapat memesan furnitur yang sama ke workshop kami,” tambah Brahmantia. Jika dari luar Stevie 6 memberikan kesan hotel tropis modern dengan palet warna netral serta suasana teduh, interior kamar memberikan kejutan yang menyenangkan yang bermula dari sebuah tribute terhadap idola yang kemudian berkembang menjadi suatu kolaborasi komersial kreatif yang luas. Tidak jarang tamu-tamu yang pernah menginap kembali menginap untuk mendapatkan pengalaman menginap di kamar dengan tema lain, atau tema tertentu yang sudah diincarnya.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Atas Fasade kamar-kamar

sewa, dengan frame kayu yang semula digunakan sebagai penanda share room kiri Area ruang tunggu dengan furnitur buatan workshop in-house yang dapat dipesan khusus halaman sebelah, kiri atas Interior kamar

Ballon D’or

halaman sebelah, kanan atas Interior

kamar Saville Row

halaman sebelah, bawah Kamar mandi

bertema game antariksa pada kamar Space

adalah butik hotel modern tropis dengan banyak teras luar untuk menikmati view, sirkulasi penghawaan yang optimal, serta banyak vegetasi. Keunikan yang menjadi ciri khas hotel yang paling diburu konsumen hadir belakangan dari salah satu pemiliknya; seperti kebanyakan warga Bandung, ia adalah penggemar sepak bola, baik tim lokal maupun internasional. Salah satu figur yang dipujanya adalah kapten klub Liverpool di Inggris, Steven Gerrard, yang nama panggilannya kemudian dijadikan nama hotel, Stevie 6 (dibaca Stevie G). Hotel tiga lantai single load ini memiliki 24 kamar tematik. Eksekusi konsep tematik ini diserahkan kepada empat desainer interior dan produk, Mitchy Riffandie, Brahmantia Muda, Zanun Nurangga, dan Farri Icksan, yang mengembangkan tema olahraga sepak bola— kemudian harus dikembangkan lebih luas lagi untuk menjangkau audiensi yang bukan penggemarnya— menjadi berbagai tema beragam sesuai jumlah kamar, mulai dari konsep outdoor (Picnic on the Green Grass) hingga sepak bola (Ballon D’Or), film (Transylvania), serta pop culture (Saville Row). “Kami diberi kebebasan untuk menentukan tema tiap kamar. Kata kuncinya satu, yaitu menarik. Kami pun bermain dengan banyak tema populer, dan mengeksekusi ide-ide yang dapat ditranslasikan dengan baik melalui dekor interior dan furniturnya,” ujar Mitchy. Elemen dekoratif, props, serta furnitur pendukung didapat dari berbagai sumber, baik vendor terkenal hingga dibuat khusus di workshop milik Maja House dari sketsa para desainer interior sendiri. “Banyak perabot yang kami produksi sendiri di workshop, baik desain orisinal kami sendiri maupun reproduksi dari model furnitur lawas,” tambahnya. Tidak jarang ada tamu yang tertarik dengan satu atau

Stevie 6 hotel arsitek Desadisain Architects - Bayu Ariyanto, Riva Tomasowa, Alwin Pesik, Dzakaria Firmanto Desainer Interior Brahmantia Muda, Farri Icksan, Mitchy Riffandie, Zanun Nurangga Kontraktor pembangun benchmark engineering consultant Konsultan pencahayaan Desadisain Architects Konsultan Struktur Hermanto Subagyo Konsultan MEP Budiyanto Desadisain (Akanoma) (62)815 800 7815 hello@desadisain.com FURNITUR Di area lobi, meja resepsionis kayu solid dari Hardwood Indonesia, eames Rocking Chair dari Herman Miller, kursi goyang, coffee table dan Kabinet retro dioesan, pintu pivot dirancang khusus oleh Mitchy Riffandie dan Zanun Nurangga, Sheep Stool dirancang dan dibuat khusus oleg Gabriel Setiadi, kursi pendek di balkon dari Accupunto. Di kamar Saville Row, Bed frame kayu dan rotan retro dipesan khusus, Ghost Chair oleh Phillip Starck dari Kartell tersedi adi Decorous, meja dirancang khusus oleh

Zanun Nurangga, credenza kayu solid dari Hardwood Indonesia. Di kamar The Author’s, meja dan bed frame dipesan khusus, kursi Ghost Chair oleh Phillip Starck dari Kartell tersedia di Decorous, credenza dari Hardwood Indonesia, artwork oleh Zanun Nurangga.Seluruh furnitur pada kamar Space dipesan dan dibuat khusus. Pada kamar Balon D’or Bed Frame dan meja dibuat khusus oleh Hardwood Indonesia, kursi dari Accupunto, artwork oleh Ginar Satriya. pencahayaan Lampu Mirror Ball dari Tom Dixon di lobi, tersedia di Ambiente Jakarta. Secara umum pencahayaan pada interior kamar dan eksterior menggunakan lampu Phillips. FINISHing Secara umum cat yang digunakan pada bangunan dari Mowilex. Keramik pada kamar mandi dari Roman Ceramics. Lantai parket pada lobi menggunakan kayu jati yang dipesan khusus. Langit-langi lobi dari kayu lapis. Finishing dinding, lantai dan langit-langit pad atiap kamar dipesan khusus oleh masing-masing desainer interiornya. FIXED & FITTED Kloset dan aksesori kamar mandi oleh Toto.

Accupunto (62)21 645 3451 accupunto.com Ambiente (6 2)21 7255 637 ambiente.co.id Decorous (62)21 7194889 kemang89.com Gabriel Setiadi bungdjibril.blogspot.com Ginar Satria ginarsatria.tumblr.com/ Hardwood Indonesia (62)22 727 6652 hardwoodindonesia.com Herman Miller (62)21 2555 8666 hermanmillerindonesia.com Mitchy Riffandie (62)852 22 6161 32coroflot. com/mitchriffandie Mowilex (62)21 540 6663 mowilex.com Phillips 1-800-555-0050 Phillips.co.id Roman Ceramics (62)21 570 0880 romanceramics.com Toto (62)21 29298686 toto.co.id Zanun Nurangga (+62)81 2203 5382 zanunnurangga.com indesignlive.ASIA

95


portfolioindesign

97

halaman sebelah

Ruang penerima area Business Center dengan artwork dan dekor yang tetap playful Kanan Area resepsionis, dengan latar belakang instalasi karya seni yang cukup mengusir rasa bosan menunggu proses administrasi

teks Asih Jenie fotografi Rizhki Rezahdy desainer interior miaja design lokasi jakarta | ina proyek Pullman Hotel central park

perator hotel internasional Accor menghadirkan brand upscale-nya, Hotel Pullman, di Indonesia sejak akhir tahun 2011. Tidak tanggung-tanggung dalam kurun waktu satu tahun telah dibuka tiga Hotel Pullman di Indonesia, satu di Bali dan dua di Jakarta. Keputusan bisnis ini didasari oleh riset Grup Accor terhadap 10.000 res­ ponden akhir tahun 2011, yang memperlihatkan bahwa Kota Jakarta dan Bali menempati urutan satu dan dua di Indonesia untuk tujuan para pelancong bisnis. “Hotel Pullman adalah portofolio upscale dari Grup Accor, dan salah satu brand yang paling bagus pertumbuhannya di Asia Pasifik,â€? ujar Public Relation Manager Hotel Pullman Central Park, Imuthia Yanindra. Hotel Pullman Central Park merupakan Hotel Pullman kedua yang dibuka di Indonesia setelah Pullman Bali, dan yang pertama di Jakarta (kini disusul oleh Hotel Pullman Jakarta yang menggantikan operator Hotel Nikko di daerah Bundaran HI). Terletak di dalam lingkup superblok Podomoro City dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Central Park Mall (dapat Anda baca pada artikel Focus Indesign dalam majalah

O

Gallery of Wonders Pullman Hotel hadir dengan konsep raw industrial penuh karya seni yang

menyajikan pengalaman provokatif

indesignlive.ASIA


portfolioindesign

Indesign Indonesia #2), Hotel Pullman Central Park baru saja merayakan hari jadinya yang pertama pada 1 November 2012. Satu tahun yang ditandai dengan berbagai kesuksesan seperti tingginya occupancy rate dari business hotel ini antara lain disebabkan oleh lokasinya yang strategis—25 menit dari Bandara Udara SoekarnoHatta—serta desain interior hotel yang memberikan pengalaman lebih dari sekadar menginap di hotel berbintang. Ke-317 kamar inap serta ruang publik dan fasilitas hotel memiliki sentuhan desain istimewa yang kebanyakan tidak terlalu terperhatikan pada kebanyakan hotel bisnis. Konsep raw industrial ditetapkan sebagai guideline keseluruhan hotel oleh biro desain interior Miaja Design yang berbasis di Singapura. Konsep yang identik dengan kesan gritty dan finishing yang mengekspos material bangunan ini kemudian diolah dengan furnitur berpalet warna cerah dan berbagai jenis karya seni, mulai dari lukisan, patung, hingga instalasi yang menyatu dengan perabot. “Untuk mengimbangi konsep raw industrial ini, kami mengisi ruangan dengan karya seni, terutama yang dipengaruhi oleh pop art dan street art,” ujar sang general manager, Fabrice Mini. “Saya dan direksi hotel sendiri menyarankan untuk memilih karya-karya seni buatan seniman Indonesia,” tambahnya. Sebelum menjabat sebagai General Manager Hotel Pullman Central Park Jakarta, Fabrice telah malang melintang di dunia perhotelan Indonesia selama puluhan tahun yang sebagian ia habiskan antara lain di Kota Yogyakarta. Karya-karya seni yang menjadi ikon-ikon Pullman Central Park didapat memalui proses kurasi dan perburuan di Kota Yogyakarta dan Bali, juga beberapa galeri dan pameran seni di ibu kota. Fasilitas dan ruang yang melimpah yang disediakan Hotel Pullman Central Park untuk keperluan bisnis menghasilkan program ruang yang memiliki koridorkoridor yang lega serta ruang-ruang prefunction yang cair yang sangat cocok untuk dijadikan tempat memajang karya seni. Tiap-tiap dari jenis ruang ini dianalisis dan kemudian diterapkan padanya sebuah tema. “Anda harus memiliki suatu tujuan ketika bermaksud memajang karya seni pada suatu ruangan. Apa yang ingin dicapai?” ujar Fabrice.

Beberapa tema yang mendominasi karya-karya seni pada Pullman Central Park adalah pop art, youth, dan agent provocateur. Elemen pop art yang ditampilkan sengaja tidak menyentuh sisi konsumerisme, melainkan esensi pop art sebagai sesuatu yang menyolok dan ‘gembira’; terlihat dari potret tokoh-tokoh ikonis seperti Audrey Hepburn dan Bob Marley serta kolase lukisan dan beberapa seri instalasi. Tema lainnya adalah youth; karena generasi muda dan anak-anak merupakan kekayaan dan harapan bangsa dan calon pemimpin bangsa di masa depan. Sisanya adalah agent provocateur atau ‘alat provokasi’ dalam artian menimbulkan suatu reaksi dari audiensinya. “Saya rasa fungsi penting dari adanya karya seni dalam suatu ruang adalah untuk mengaktivasi ruang tersebut, memberinya sebuah dimensi yang lebih dari sekadar elemen dekoratif,” tutur Fabrice, “Karya ini haruslah menimbulkan rasa penasaran, membuat Anda ingin berinterasi dengan ruang itu, atau menimbulkan suatu pemikiran atau refleksi,” tambahnya. Dalam proses pemilihan karya seni ini, tim kurasi sengaja menghindarai karya seni yang terlalu suram, atau bermuatan politik, dan sengaja mengarah pada karya-karya mengejutkan, ‘nakal’, atau mengheran­ kan dan penuh permainan dengan warna. Hal ini bukan berarti karya seni yang terpilih harus disukai oleh yang melihat. “Pada akhirnya ini bukanlah persoalan apa yang disukai dan tidak disukai oleh orang, namun lebih pada penciptaan reaksi, sebuah pengalaman yang tertinggal di benak tamu hotel lama setelah me­ reka meninggalkannya,” ujar Fabrice. Berbagai reaksi yang ditimbulkan karya seni pada hotel ini, baik berupa pendapat tentang karya seni tersebut atau boleh jadi rasa penasaran bagaimana suatu instalasi dapat terpasang atau bagaimana teknik material skluptural tertentu dapat berdiri, namun pada akhirnya, reaksi yang timbul akibat karya seni ini terbukti menguntungkan untuk sang hotel yang berani mengeksekusi konsepnya.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

PULLMAN hotel CENTRAL PARK arsitekArkipuri Intra Nasional Desainer Interior Miaja Design Group Klien Agung Podomoro Land Manajer proyek Jansen Rachmat DesaiNer Lanskap Bennitt Design Kontraktor Pembangun Total Bangun Persada Konsultan Pencahayaan Litac Konsultan Konsultan Struktur Gistama Inti semesta Konsultan MEP Skemanusa Consultama Teknik QS Karisma Adhitama Sejati Kiri atas Executive Lounge yang dihiasi artwork buah stoberi yang menyegarkan suasana Kanan atas Restoran dengan artwork pada dining area maupun lantainya halaman sebelah Area koridor menuju business center yang dihiasi deretan sculpture yang menggelitik

waktu desain November 2010 Waktu konstruksi April 2011— November 2011,

Arkipuri Intra Nasional (62)21 5304456 Miaja Design Group (65) 6737 8979 FURNITUR Secara umum furnitur pada interior dipesan khusus dan dibuat oleh Trend Interiors, Artem Internusa dan Citra Christophindo Mulia dan pengrajin lokal Indonesia. Kursi di lobi elevator Bloom Chair oleh Kenneth Cobonpue. pencahayaan Secara umum pencahayaan di seluruh area hotel oleh OCHA. FINISHing Dinding dilapis semen dipesan khusus dari Karisma Adhitama Sejati, penutup lantai oleh Niro Granite, pelapis

karpet oleh Primatama Conceptindo Abadi. Cat langit-langit oleh Nippon Paint. FIXED & FITTED Soket dinding dari Legrand, aksesori dan kloset pada kamar mandi secara umum dari Toto. ARTWORK Di Area Lobi, instalasi skulptur Reaching for the Light karya Reiner Lagemann. Pada Lobi Elevator, skulptur Starters karya Reiner Lagemann, lukisan Portrait#51 karya Min Yi Yao, lukisan Semut karya M. Farid, Lukisan Barbie Series, Superman, dan My Hero karya Dhudhung, skluptur Impossible karya Arlan Kamil. Di Area Kafé Bunk, skluptur Duduk Yuk karya Arlan kamil, lukisan Special Gift karya Dhudhung, koleksi botol Aluminium Body and Soul karya Laksmi Shitaresmi, artwork

metal Libellules karya Miyaja. Di Koridor Elevator, instalasi Climbing Men karya Tanop Wichyanundh. Di Area Lobi Restoran, skulptur Blue Bear, Menunggu, Bags, The Red Pumps, dan Dancing Babies karya Arlan Kamil, lukisan Memuaskan Akal #2 karya Budi Agung Kuswara. Di Area Meeting Room dan Business Center, lukisan Origami Masa Kecilku 1 dan Origami Masa Kecilku 2 oleh Dewa Ketut Tirtayasa, lukisan Threesome, Seventies dan Vespa Reunion dari Fulvio, skulptur Strawberry oleh Hedi Heriyanto, lukisan Recover, Happy and Fun, Dynamic, Smart and Fresh karya Joko Gundul Sulistiono, lukisan You Are Remarkable 1 dan You Are Remarkable 2 karya Tuyuloveme, lukisan Ke New York Series dan Jordan Vs Pat Ewing karya Yas, lukisan At The Beginning karya Farhan Siki

Anibou (61 2) 9319 0655 anibou.com.au Agung Podomoro Land (62)21 290 34567 agungpodomoroland.com Arlan Kamil (62)815 685 7679 senimanjogja.multiply.com Artem Internusa (62)21 825 0035 artemfurniture.com Bennitt Design (1)562 597 2221 bennittdesign.com Budi Agung Kuswara budiagungkuswara.com/ Citra Christophindo Mulia (62)21 58302970 bradfurniture.blogspot. com/ Gistama Inti semesta (62)21 582 2825 gistama.com Kenneth Cobonpue (63) 32 233 4045 kennethcobonpue.com Miaja (65) 6737 8979 miajadesigngroup.com Nippon Paint (62)21 6900546nipponpaint.com Niro Granite (62)21 666 77168 nirogranite.co.id Legrand (62) 21 525 06 08 legrand.com Litac Konsultan (62)21 521 3050 litac-consultant.com Primatama Conceptindo Abadi (62)21 857 1180 primatama.com Reiner Lagemann rainerlagemann.com Skemanusa Consultama Teknik (62)21 5858205 skemanusa.com Total Bangun Persada (62)21 5666 999 totalbp. com Toto (62)21 29298686 toto.co.id Trend Interiors (62)21 530 4710 trend-interiors.com Tuyuloveme tuyuloveme.com indesignlive.ASIA

99


portfolioindesign 101 Halaman sebelah

Ruang utama studio, yang dibangun dari Joglo yang didapat Yu Sing di Kota Solo bawah Dinding studio disusun dari kaca nako warna warni sementara lantai dari anyaman bambu

Off The Grid

teks asih jenie fotografi didi satriadi/ kontiki photography arsitek akar anomali lokasi kabupaten bandung | ina proyek studio akanoma

Studio arsitek Akar Anomali memberikan citra bersahaja yang cukup berbeda dengan gambaran tentang studio arsitektur modern pada umumnya u Sing dikenal sebagai seorang arsitek advokat rumah murah dengan citra yang merak­yat, bersahaja, dan sedikit banyak eksperimental. Hal yang sama dapat dikatakan tentang bangunan studionya, Akar Anomali, yang kerap disingkat menjadi Akanoma; ‘akar’ merujuk pada konteks kelokalan, baik dari budaya, alam maupun manusia. Kata ‘anomali’ merupakan representasi sema­ngat untuk berinovasi dan terus bereksperimen. Untuk ukuran sebuah studio arsitektur, ia terletak sangat terpencil, tepatnya di Desa Laksana, Kecamatan Padalarang. Bahkan karena lokasinya yang cukup mblusuk ini, sang studio belum memiliki alamat yang spesifik. “Awalnya para klien yang datang ke sini cukup kaget juga ketika saya rinci lokasi dan ancerancer-nya. Namun setelah datang kemari, mereka dapat menghargai suasana yang asri dan hal-hal yang kami lakukan di sini,” cerita arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung ini. Sesuai dengan spirit eksperimentalnya, Studio Akanoma yang selesai akhir 2011 ini dibangun dari sebuah Joglo yang dibeli Yu Sing di Kota Solo. Bangunan semipermanen yang dapat dibongkar pasang ini dirakit pada tapak dan ditambahkan struktur kolom pendukung permanen. Bagian lantai dasar kolong Joglo dijadikan ruang terbuka dengan amfiteater dan perpustakaan yang terbuka bagi warga sekitar yang

Y

indesignlive.ASIA


portfolioindesign 103

ingin mengadakan acara, sementara studio ditempatkan di atasnya; yang hanya dibatasi oleh struktur dan anyaman bambu. Selain massa studio yang dibangun dari Joglo ini, terdapat juga massa tambahan di belakangnya yang berupa ruang konsultasi serta kamar-kamar indekos bagi karyawan magang dan tamu, serta ruang jemur dan kamar mandi. Selain itu, ada pula luasan lahan yang dipergunakan untuk kebun permakultur. “Permakultur sederhana agar semua lahan bisa efektif dan saling mendukung ini merupakan adaptasi dari kearifan lokal kampung adat Sunda yangg membagi wilayahnya jadi tiga bagian: permukiman menjadi studio dan fungsi lain, kebun dan peternakan untuk konsumsi sendiri, dan hutan keramat yang kami alih fungsi menjadi penanaman bibit pohon dan bambu,” tutur Yu Sing. Bambu merupakan material utama yang mendominasi bangunan studio serta massa tambahan di belakangnya. Hal ini karena bambu merupakan material lokal yang mudah didapat di tatar Jawa Barat, serta memiliki nilai ekologis karena sifatnya yang dapat terbarukan dalam waktu yang relatif singkat serta berat jenisnya yang ringan. Selain bambu, material yang dominan pada bangunan adalah barang bekas,

baik loakan maupun daur ulang. Salah satu yang terbilang sangat unik adalah kaca penutup tangga, yang menggunakan kaca windshield mobil bekas yang diikat bertumpuk dengan kawat layaknya susunan genting. Kaca bekas ini didapat Yu Sing di dekat tapak bangunan. Contoh lainnya adalah ruang perpustakaan yang dipenuhi ‘lemari buku’ yang terbuat dari susunan ke­ rat buah berwarna kuning serta botol-botol minuman bekas yang menjadi bukaan cahaya unik pada dinding bata kamar mandi. Ruang studio yang dapat menampung 6 orang karyawan dan 1—5 orang anak magang ini sendiri tidak memiliki sekat; yang bertindak sebagai partisi adalah perabot dan wayang ukiran kayu yang didapat Yu Sing dari Pasar Antik Triwindu. Dinding Joglo diisi bukan dengan dinding permanen, melainkan pintu-pintu kayu yang dapat dilipat serta deretan kaca jalusi yang dicat warna-warni. Lokasi yang terpencil mengakibatkan keterbatasan fasilitas, karena itu Yu Sing juga mendesain studio dengan prasarana yang membuatnya mandiri se­perti ruang makan dengan dapur di depan studio, yang didesain seperti layaknya warung di kampung lengkap dengan papan tulis untuk mengumumkan menu hari itu, hingga kebun sayur permakultur serta ternak unggas yang cukup berkontribusi terhadap kebutuhan bahan makanan pekerja studio sehari-hari. Selanjutnya Akanoma tengah mempersiapkan kolam penampung­ an dan pemanfaatan air hujan. Kini setelah setahun berdiri, Studio Akanoma terus berusaha belajar berbagi ruang dan mempraktikkan kembali kearifan lokal yang semakin terlupakan.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

atas Kamar mandi dengan

aksen pad adinsing yang dibuat dari botol minuman bekas. Kiri Jauh Lantai dasar yang dijadikan ruang komunal bagi masyarakat kiri Tampak belakang studio dilihat dari kebun. kanan Perpustakaan umum dengan rak dari kerat-kerat buah bekas

Studio Akar Anomali (Akanoma) arsitekAkar Anomali Desainer Interior Akar Anomali Konsultan Struktur Tim Tiga Konsultan pencahayaan Akar Anomali MEP Akar Anomali waktu penyelesaian April—Oktober 2011 TOTAL luas bangunan 350 m2 Total luas area 650 m2 Studio Akar Anomali (Akanoma)

(61 2) 8297 3500 yusinglim@yahoo.com FURNITUR Meja kerja, kabinet, rak, dan meja dapur didesain sendiri oleh Akanoma dan dikerjakan oleh Kalingga Gallery Bandung, sebagian barang bekas yang dipergunakan sendiri, Set wayang kayu, sofa dan kursi dari Pasar Antik Triwindo, Solo, sebagian dari Informa, bangku berlapis kulit domba dari pengrajin Yogyakarta. Hammock dari Pasar Ubud, Bali. Pot sayuran pada studio menggunakan sambungan pipa paralon. Rak-rak penyimpanan pada area

makan dan perpustakaan dibuat khusus menggunakan kerat buah bekas. pencahayaan Di Lantai 2, lighting dari Xenian. Di Lantai 3, Artek lighting dari Anibou. FINISHing Kaca menggunakan kaca mobil bekas. Sebagian besar dinding bambu dan langit-langit bambu pada studio dan kantor menggunakan bambu yang diberi finishing minyak tanah dan kapur barus, sisanya dibiarkan alami tanpa finishing. Dinding bata

pada kamar mandi diberi finishing propan. Dinding kamar mandi menggunakan finishing botol bekas sebagai ornamen. FIXED & FITTED Di kamar mandi, cermin, wastafel ‘Geo’ dan WC oleh Caroma, dan tapware Vola dijual di dedece.

Anibou (61 2) 9319 0655 anibou.com.au Bisazza (61 2) 9838 9233 bisazza.com Blindmaster (61 2) 9938 4977 blindmaster.com.au Caroma 13 14 16 caroma.com.au Corporate Culture (61 2) 9690 0077 corporateculture.com.au dedece (61 2) 9360 2722 dedece.com Living Edge (61 2) 9640 5600 livingedge.com.au Thonet (61 2) 9332 1600 thonet.com.au Xenian 1800 888 863 xenian.com.au indesignlive.ASIA


104

105

profiling the life and work of creators around the globe 113 HER PRAMTAMA 116 Munichy Bachron Edrees

Her Pramtama dalam uraiannya mengenai pembenahan dan terobosan yang ia lakukan dalam tubuh IAI Jakarta dan upayanya menjaga kesatuan IAI Nasional. indesignlive.ASIA


pulseindesign 107

tekS Bernadetta Tya PORTRAIT Reza syathir

emi, begitu ia akrab disapa, mengakui bahwa ia termasuk golongan yang terlambat masuk keanggotaan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) walaupun formulir pendaftaran sudah ia kantongi selepas lulus dari Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti Jakarta. “Saat itu biaya masuk IAI untuk kantong mahasiswa yang baru lulus masih mahal,” jelasnya tanpa menyebutkan nominal biaya. Setelah lima tahun kemudian, tahun 2006, ia baru memulai perjalanan dan pengabdiannya sebagai anggota IAI Jakarta, yang berarti juga IAI Nasional. Masuknya Temi sebagai anggota IAI Jakarta rupanya berdekatan dengan penyelenggaraan Musda (Musyawarah Daerah) IAI Jakarta di bulan November. Kejutan pertama ia peroleh di sini, yaitu dipilih sebagai Wakil Ketua II oleh Ketua IAI Jakarta ketika menyusun kabinet. Saat itu, Ketua IAI Jakarta yang menjabat adalah arsitek Ahmad Djuhara. “Saya nggak nyangka, kok, tiba-tiba. Walaupun ketika di kampus saya cukup aktif, tetapi saya tidak punya jam terbang di IAI Jakarta,” kenang Temi. Walaupun begitu, ia tetap menjalaninya

T

Bawah Villa Canggu, salah

satu karya kebanggaan Temi bersama firma arsiteknya, US&P.

Halaman sebelah

Berbagai kegiatan yang diselenggarakan IAI Jakarta di bawah kepemimpinan Her Pramtama.

karena ia menganggapnya sebagai amanah dari beberapa senior yang merekomendasikannya dan juga Ketua IAI Jakarta. Satu terobosan yang berhasil dilakukannya ketika menjabat sebagai Wakil Ketua II ini adalah berhasil diselenggarakannya Program Kolektif Sertifikasi Keahlian Arsitek (SKA) dan Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB). “SKA itu bukti seorang arsitek mampu bekerja sebagai arsitek. Jika SKA adalah sertifikat atau ijazah, IPTB itu seperti SIM (Surat Izin Mengemudi) atau lisensi yang dikeluarkan oleh Pemda (Pemerintah Daerah) DKI Jakarta,” jelasnya mengenai pentingnya program ini. Ia begitu gencar mempropagandakan program ini karena grafik pemohon untuk wilayah Jakarta sangat menurun padahal kepemilikan SKA telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dan pada saat itu, tahun 2007, ditetapkan peraturan baru yaitu Pergub DKI Nomor 132 Tahun 2007 yang menerangkan tentang pembaharuan IPTB, yang dulu bernama SIBP (Surat Izin Bekerja Perencana). Dan, LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), yang berwenang

dalam hal ini, memberikan akreditasi bagi IAI untuk menerbitkan SKA. “Jangan sampai para arsitek lari ke asosiasi-asosiasi lain di luar IAI yang dengan mudah memberikan SKA-nya,” ungkap salah satu arsitek prinsipal US&P ini. Respons yang sangat positif muncul ketika program ini diluncurkan. Jumlah pemohon melonjak, dari semula yang berjumlah belasan menjadi ratusan. Bahkan, nama-nama starchitect Indonesia yang bisa terpikirkan ikut dalam program ini. Temi juga memiliki sebuah slogan untuk program ini. “Mengajukan SKA itu mudah, yang sulit mencari proyeknya,” ucapnya sambil menyunggingkan senyum. Perjalanannya berlanjut di akhir tahun 2008 ketika Musyawarah Nasional untuk memilih Ketua Umum IAI Nasional. Ia kembali dikejutkan dengan rekomendasi Ketua Umum IAI Nasional baru, Endy Subijono, yang mendapuknya menjadi Wakil Sekjen IAI Nasional. Temi mengakui tak terlalu banyak program yang sempat ia lakukan dalam setahun menjabat ini. “Beberapa yang saya coba benahi yaitu sistem penganggaran dan mengaktifkan kembali kunjungan ke daerah,” urainya. Kejutan ketiga datang di tahun 2009 ketika ia dicalonkan menjadi Ketua IAI Jakarta bersama kedua belas orang calon lainnya. Walaupun dalam hati kecilnya, Temi merasa belum saatnya menjadi ketua dan tak punya ambisi, ia tetap menjalani proses pemilihan ini dengan maksud untuk menyemarakkan demokrasi. Ia bermaksud memberi preseden baru untuk IAI daerah lain yang kebanyakan didominasi oleh calon tunggal. Ia pun akhirnya benar-benar terpilih dengan mengantongi 60% suara anggota IAI Jakarta. Tak banyak menunda waktu, dengan fokus kepemimpinannya yang ia rumuskan menjadi ‘progresif, proaktif, dan profesional’, Temi memvisikan IAI Jakarta sebagai wadah bagi profesional arsitek yang juga dikerjakan secara profesional. Beberapa profesional ia rekrut dalam kepengurusan untuk merencanakan program-program IAI Jakarta agar lebih terstruktur. Optimalisasi anggota menjadi target selanjutnya. Ia mengharapkan arsitek

Jakarta lebih tertib dan bertanggung jawab dalam berpraktik arsitektur. “Berpraktik itu pakai surat bukan urat,” candanya. Jika Anda pernah mendengar mengenai Temu 1.000 Arsitek Jakarta, itu adalah salah satu usahanya untuk mewujudkan keaktifan anggota sebesar 50%. Dalam acara tersebut, sebanyak 1.500 orang dengan latar pendidikan arsitektur bertemu dan saling berbagi. Selanjutnya, inovasi progresif yang telah dilakukan adalah mengkonversi beberapa prosedur yang rumit menjadi lebih mudah dengan online. Beberapa prosedur rumit yang dimaksud adalah pendaftaran anggota, memperbaharui status nilai KUM (sistem nilai kumulatif), hingga penyelenggaraan sayembara. Setidaknya, ada enam sayembara oleh IAI Jakarta yang tercatat menggunakan sistem online ini. Setiap tapak yang dijejak kadang menemui batu sandungan. Begitu pula yang dialami Temi dengan IAI Jakarta ketika menghadapi rangkaian Munas-Munaslub IAI Nasional di tahun ini. Ia menggambarkannya sebagai ketidakharmonisan dalam berkomunikasi antaranggota yang berdomisili di Jakarta dengan anggotaanggota di luar Jakarta. Keputusannya, yang didukung oleh anggota IAI Jakarta, untuk memperjuangkan sistem pemilihan 1Anggota1Suara berujung pada ketetapan tidak diikutkannya seluruh suara dari anggota IAI Jakarta. Ini bukan keputusan yang mudah namun ia memiliki alasan yang kuat untuk bertahan. “Kita bukan memperjuangkan orangnya. Kita memperjuangkan dan mempertahankan spirit asosiasi kita.” Harapannya, batu sandungan itu akan menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi Temi dan IAI Jakarta namun bagi kesemua anggota IAI Nasional. Ia mencatat masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di akhir kepemimpinannya sebagai Ketua IAI Jakarta karena ia berfokus pada kegiatan keprofesian arsitek dan menyiapkan infrastruktur organisasi. Ibarat sebuah kereta api, Temi bersama pengurus yang dipimpinnya berusaha menyiapkan kereta dan rel, selanjutnya

terserah ke mana masinis dan penumpang membawanya. Lalu ketika ditanya mimpi setelah sejumlah pencapaian yang diperoleh, ia pun menjawab mantap, “Menjadi Ketua Umum PSSI,” candanya disusul tawa. Dalam setiap keputusan yang diambil, ia selalu meyakini bahwa apa yang dilakukan bersusah-susah hari ini akan kita petik hasilnya di kemudian hari, berpuluh tahun kemudian, termasuk lelah-lelah mengembangkan IAI Jakarta dan menjaga IAI Nasional.

Bernadetta Tya adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

HER PRAMTAMA domisili Jakarta, Indonesia profesi Arsitek Prinsipal US&P Studi Universitas Trisakti Jakarta dikenal SEBAGAI Ketua IAI Jakarta 2009-2012 kontak pramtama@usp.co.id

usp.co.id indesignlive.ASIA


pulseindesign 109

TEKS Bernadetta Tya FOTOGRAFI Reza Syathir

Ketua Umum IAI Nasional periode 2012-2012 tentang misinya menciptakan arsitektur Indonesia yang sehat melalui organisasi profesi.

“ Tak hanya lebih baik, namun menjadi asosiasi profesi yang ‘rahmatan lil alamin’, yang berarti mempunyai manfaat bagi seluruh bangsa Indonesia dan lingkungan alamnya” Munichy Bachron Edrees

ama Munichy Bachron Edrees seakan baru terdengar setelah ia terpilih sebagai Ketum IAI Nasional yang baru dalam rangkaian Munas (Musyawarah Nasional) BalikpapanMunaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) Surabaya IAI yang cukup alot. Namun tidak demikian bagi arsitekarsitek di Kota Yogyakarta. Mereka tentu lebih mengenal Munichy sebagai Ketua IAI D.I.Yogyakarta selama tiga periode berturut-turut dan pengajar di beberapa universitas swasta di sana. Tiga periode sama dengan sembilan tahun. Sudah pasti bukan waktu yang singkat untuk mengabdikan diri pada organisasi IAI. Lalu apa yang membuatnya begitu mencintai organisasi keprofesian arsitek ini? Ia berusaha menceritakan asal mula kecintaannya di sela-sela jadwalnya yang padat sebagai Ketum IAI Nasional yang baru di kantor yang baru pula di kawasan Slipi, Jakarta Barat. “Saya kepengen hidup itu punya keseimbangan,” awalnya dengan logat Jawa yang kental. Menurutnya, manu-

N

sia itu memiliki tiga aspek keseimbang­ an hidup, yaitu biologis, psikologis, dan sosial. Dengan berorganisasi, dengan berkumpul, dan bertemu dengan ba­ nyak orang, ia dapat memenuhi aspek sosial tersebut. “Organisasi itu perkumpulan. Di dalam berkumpul saya menganggap setiap orang di dalamnya sama, teman sejawat, tidak ada perbedaan level. Mangan ora mangan sing penting kumpul (makan atau tidak yang penting berkumpul),” jelas Munichy yang sejak kecil mengaku senang berorganisasi. Maka ketika ia didapuk menjadi Ketua IAI D. I. Yogyakarta, ia pun menyanggupi dan menjadikannya sebuah amanah. Baginya, silaturahmi itu amat penting karena akan memperpanjang umut dan melapangkan rezeki. Prinsip yang ia gunakan dalam memimpin organisasi IAI D.I.Yogyakarta ini, ia gunakan kembali sebagai dasar kepemimpinannya di tubuh IAI Nasional. Mengenai deadlock yang terjadi saat pemilihannya pada Munas di Balikpapan, ia berpendapat bahwa itu karena perbedaan persepsi dan penafsiran

dalam AD ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) IAI. Saat itu muncul dua kutub besar, satu yang mendukung sistem pemilihan 1Anggota1Suara (satu anggota berhak atas satu suara) dan yang lain mendukung 1Daerah1Suara (tiap daerah diwakilkan oleh satu suara). “Kalau saya manut (menurut), wong saya dicalonkan, kok. Saya tidak berambisi. Tetapi saya mendukung 1Daerah1Suara karena jika dengan 1Anggota1Suara tentunya daerah dengan mayoritas anggota yang pasti menang,” ungkapnya tentang kutub yang ia pilih. Proses ini berlanjut hingga Munaslub IAI yang diselenggarakan di Surabaya. Di sana, ia kemudian secara resmi ditetapkan menjadi Ketua Umum IAI Nasional periode 2012-2015 dengan dua buah pekerjaan rumah besar, yaitu UU Arsitek dan PP Ars. Sudah sekitar tiga tahun RUU Arsitek ini digodok namun hingga detik ini belum nampak tanda-tanda akan ditetapkan menjadi sebuah undangundang. Tepat setelah wawancara tim Indesign Indonesia, Munichy akan mengadakan rapat dengan panitia pengurus RUU Arsitek ini. “Saya sedang mencari celah, bagaimana untuk meyakinkan pemerintah tentang pen­ tingnya UU Arsitek karena ini demi kepentingan seluruh bangsa dan negara,”

ujarnya mengenai perkembangan UU Arsitek ini. Lain lagi mengenai Pendidikan Profesi Arsitektur (PP Ars). Ia nampak prihatin dengan hasil pengamatannya terhadap fenomena profesi lulusan pendidikan arsitektur. “Hanya 30% dari lulusan arsitektur yang benarbenar berprofesi sebagai praktisi arsitek.” Hasil ini menurutnya penting dicermati mengingat IAI adalah orga­ nisasi profesi yang mewadahi para profesional arsitek. Inilah yang mendasari Munichy bergegas untuk segera mematangkan konsep Pendidikan Profesi Prsitektur (PP Ars), yang saat ini telah dilaksanakan di beberapa universitas negeri dan swasta di Indonesia. Beberapa program lain telah disiapkan Munichy beserta jajaran pengurus untuk membawa IAI Nasional menjadi lebih baik. “Tak hanya lebih baik, namun menjadi asosiasi profesi yang ‘rahmatan lil alamin’, yang berarti mempunyai manfaat bagi seluruh bangsa Indonesia dan lingkungan alamnya,” tutupnya.

Bernadetta Tya adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

Kiri atas Sebagai Ketua Umum IAI Nasional 2012-2015. kiri Bawah Munichy bersama rekan-rekan arsitek dalam Arcasia 2012 di Bali.

Munichy Bachron Edrees domisili Yogyakarta, Indonesia Profesi Arsitek, dosen, ustaz, dan pelukis Studi Master of Architecture, University of The Philippines dikenal SEBAGAI Ketua IAI Nasional periode 2012-2015 kontak unich_leo@yahoo.co.id

iai.or.id indesignlive.ASIA


110

111

issues and ideas around design and architecture 111

Architecture for People?

indesignlive.ASIA


zoneindesign 113

Architecture for People?

Halaman pembuka

Proyek Grotao Community Center di Sao Paulo, Brasil, Pemenang Holcim Global Silver Awards 2011

Halaman sebelah, atas Proyek Metrocable di

San Agustin Caracas, yang mampu memindahkan 1.200 orang per jam

halaman sebelah, barisan tengah Gambar

proyeksi Grotao Community Center dan potongannya pada daerah ‘bukit’ slum San Agustin

Halaman sebelah, kiri bawah Proyek vertikal

Gymnasium di New York yang menyuntikkan elemen positif (olahraga) pada lingkungan negatif halaman sebelah, kanan bawah Instalasi

Torre David, pemenang penghargaan Golden Lion di Venice Biennale

Perhelatan arsitektur terbesar dalam negeri, Jakarta Architecture Triennale, baru saja berlalu. Sebelumnya, rangkaian acara maraton arsitektur ini dibuka dengan beberapa pre-event berkesan, yang sayangnya, gaungnya tak terlalu terdengar. Salah satunya adalah kuliah umum dengan pembicara Alfredo Brillembourg asal Caracas, Venezuela. Di akhir pekan tepat sebelum bulan Puasa, ia hadir untuk memberikan satu sesi kuliah umum sebagai bagian dari rangkaian pre-event JAT 2012. Alfredo merupakan tokoh rekomendasi Ketua IAI Uni-Eropa Daliana Suryawinata yang dirasa tepat untuk berbagi keahliannya pada JAT kedua yang bertemakan “Architect for People” ini.Tema besar “Arsitek untuk Masyarakat” ini dimaksudkan untuk memopulerkan ilmu dan profesi arsitek baik bagi mereka yang berkecimpung maupun masyarakat awam, serta memberikan pengertian yang benar akan peran dan manfaat profesi arsitek dan arsitektur bagi khalayak luas. Alfredo adalah arsitek yang dikenal lewat Urban Think Tank (U-TT) yang dibentuknya tahun 1993. U-TT adalah “praktisi interdisiplin yang didedikasikan untuk penelitian dan perancangan berbagai subjek yang berkaitan dengan arsitektur dan urbanisme kontemporer”. Objektif U-TT adalah memberikan solusi inovatif namun praktis melalui kombinasi keahlian arsitek, sipil, lanskap, dan komunikasi. Selain aktif dengan U-TT, Alfredo juga mengajar sebagai dosen di Columbia University, New York, Amerika Serikat, di mana ia mendirikan unit riset S.L.U.M lab (Sustainable Living Urban Model Laboratory) dan sejak 2010 menjabat posisi akademik jurusan arsitektur dan urban design di Institut Teknologi Swiss (ETH) di Zurich. Berbagai penghargaan telah diraihnya, di antaranya Fellowship dari Ralph Erskine Award tahun 2010, Holcim Gold Award Amerika Latin tahun 2011, Global Silver Award tahun 2011, dan yang teranyar, Golden Lion

teks Asih Jenie for Best Project for Common Ground Exhibition di Venice Biennale 2012 yang berlangsung hingga akhir November 2012 untuk instalasi mock up pemukiman vertikal Torre David, Grand Horizonte. Namun pencapaian terbesar—dan boleh jadi yang terpenting bagi Alfredo dan U-TT—adalah karya-karya yang dikompetisikan dan diwacanakan olehnya melalui berbagai organisasi dan kompetisi itu—hampir selalu te­ realisasi. Inilah yang membuat presentasinya terasa sangat menyegarkan. Ketika kebanyakan ahli desain perkotaan serta arsitek dalam negeri hanya dapat mempresentasikan karya non-komersil berupa rancangan semata, Alfredo melaju ke slide presentasi berikutnya yang meperlihatkan proyek yang telah terbangun dan terpakai oleh masyarakat yang dibidiknya. Acara dibuka dengan pemaparan fakta betapa kondisi Amerika Latin mirip dengan Indonesia, mulai dari letak secara geografis pada khatulistiwa hingga kondisi perekonomiannya. Ia menyatakan bahwa tolok ukur perkembangan suatu kota terlalu berfokus pada kelas ekonomi yang tidak tepat dan pencakar-pencakar langit semata, khususnya di kota-kota negara berkembang. Menurutnya, pembangunan haruslah diukur dari tingkat stabilitas kebahagiaan publik, keaktifan ruang publik, dan pelayanan sosial masyarakat yang sukses. Terdapat potensi yang sangat besar dalam urbanisasi di Asia dan Amerika Latin, namun kita harus jeli dan melakukan pendekatan dengan aturan dan konsep yang inovatif. Yang selama ini berhasil digolkan oleh U-TT (atau setidaknya menjadi sebuah konsep yang cukup kuat untuk akhirnya mendapatkan pendanaan) berkaitan erat dengan permasalahan kota di Asia dan Amerika Latin, yaitu pemukiman kumuh atau slum. Ia sendiri tidak menyukai istilah yang berkonotasi negatif ini dan lebih menyebut area slum dengan sebutan informal cities . Menurutnya, kota informal ini merupakan suatu kesempatan untuk bereksperimen dalam hal desain, dan mengimplementasikannya untuk mendapatkan hasil yang nyata. “Saya tidak menyarankan dibangunnya kota-kota informal ini. Namun saya menyatakan bahwa kota-kota informal yang telah ada sekarang ini dapat kita desain menjadi lebih baik bagi yang menghuninya,” ujarnya dalam sesi tanya jawab. “Karena itu sebagai seorang arsitek, janganlah Anda merasa takut tidak mendapat pekerjaan. Pergilah ke

negara-negara berkembang, selalu ada pekerjaan. There are tons of work to do,” tambahnya. Bukan rahasia lagi bahwa kemacetan di Kota Jakarta telah menjadi salah satu sumber ketidakbahagiaan masyarakat berbagai kalangan. Mobilitas dan kemudahan pencapaian dapat jauh meringankan beban kehidupan seharihari, hal ini dilakukan U-TT dengan membangun proyek Metrocable, sistem transportasi kereta kabel (kereta gantung) sebagai moda transportasi utama di San Agustin, salah satu area slum terbesar di Caracas. Sistem transportasi menggunakan gondola-gondola berkapasitas 8 orang ini memungkin­ kan perpindahan 1.200 orang per jam dan dalam bangunan stasiunnya juga ditambahkan fasilitas publik seperti gimnasium dan tempat penitipan anak. Pertanyaan lain yang langsung ditanyakan adalah bagaimana caranya ia dapat menggolkan proyek tersebut, dan bagaimana ia mendapatkan pendanaan. Jawabannya adalah kita tidak dapat mengandalkan pemerintah 100%, apalagi pemerintahan negaranegara berkembang. Yang paling penting didapat dari pemerintah adalah persetujuan, untuk itu dibutuhkan lobbying yang kuat. Ia selalu berharap kuliah di seluruh dunia itu dapat dilihat dan menginspirasi orang-orang berpengaruh di tempat ia memberi kuliah (Jakarta, sayangnya, ketika itu tengah ditinggalkan oleh para arsitek senior anggota IAI yang sedang tur ke Eropa). Masalah pendanaan ia menjawab, “Do not be afraid, there’s a lot funding in the world.” Karya-karyanya yang terbangun serta risetnya didapat dari grant yang ia menangkan dari berbagai institusi dan kompetisi di seluruh dunia. Alfredo memiliki pandangan yang sangat positif terhadap kondisi urban negara berkembang. “I’m a glass-halffull person, saya memiliki pandangan positif. Banyak orang berkata bahwa saya adalah seseorang yang romantis. Namun saya bertanya balik, is that such bad thing?” katanya. Jika dinilai dari realisasi karya dan pengaruhnya pada daerah tempat karyanya dibangun, sama sekali tidak.

Asih Jenie adalah lulusan Desain Komunikasi Visual dan Arsitektur yangbekerja sebagai Senior Editor Majalah Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA


115

sustainable practices indesign

Illustration: One8One7

115 The Sustainable Workplace 118 Setting the Standard 120 Process and Result

indesignlive.ASIA


sustainindesign 117

Teks KIRSTY MÁTÉ

KIRI 30 The Bound, sebuah

landmark area kerja yang sustainable KIRI BAWAH Taman di atap gedung CH2, Melbourne KANAN Pixel adalah kantor Carbon Neutral pertama di antara sejenisnya di Australia

The Sustainable Workplace DIDORONG OLEH KEKHAWATIRAN TERHADAP ISU EKOLOGI DAN KEBERLANJUTAN, TEMPAT KERJA TELAH BERKEMBANG SECARA DRASTIS PADA DUA DEKADE TERAKHIR. BERSAMAAN DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI, MASALAH INI PUN MEREVOLUSI CARA KERJA KITA. ntri untuk desain tempat kerja pada Australian Interior Design baru-baru ini mengga­ risbawahi kedramatisan perubahan desain area kerja pada lebih dari seratus tahun terakhir—didorong oleh kepedulian sosial dan lingkungan serta kemajuan pesat dalam teknologi. Desain kantor modern berawal dari filosofi orga­ nisasional Taylorisme. Filosofi ini merevolusi metode kerja melalui pengamatan yang cermat dan kontrol yang disiplin, menghasilkan apa yang kita kenal se­ bagai unit produksi di mana ketertiban, keteraturan dan efisiensi adalah sebuah keutamaan. Biasanya, desain tempat kerja merefleksikan nilai-nilai Taylorisme, yakni pekerja ditempatkan pada deretan reguler untuk diawasi oleh atasan dan tingkat kesuksesan direfleksikan dari ruang kerja yang hierarkis—semakin tinggi kesuksesan karyawan, semakin besar dan mewah ruang kerja pribadinya. Ketika prinsip-prinsip Taylorisme tidak lagi ada pada masyarakat modern, keberadaannya masih dapat ditemukan pada banyak tempat kerja saat ini. Hal itu menghambat pengadopsian cara kerja baru

E

dan kesuksesan organisasi dalam menarik dan mempertahankan pegawai dalam masyarakat saat ini. Bagaimanapun juga, desain tempat kerja telah perlahan melepaskan diri dari paradigma Taylorisme pada 10 sampai 15 tahun terakhir, seiring dengan nilai industri yang digantikan oleh nilai keberlanjutan. Sebagai sebuah kesinambungan dari efisiensi para­d igma Taylorisme, masuk akal bila keutamaan prinsip target penghematan energi pada perlengkapan elektrik, pencahayaan, dan pendingin ruangan ialah untuk memastikan sebuah desain kantor lebih ‘ramah lingkungan’. Penggunaan cahaya alami—dan mengoptimalkannya dengan memindahkan ruang kerja para manajer dari sisi keliling jendela—adalah sebuah perubahan besar dalam desain ruang kerja yang menjauhi prinsip-prinsip Taylorisme. Dalam genggaman isu dan prinsip-prinsip keberlanjutan pada bisnis dan masyarakat, dapat terefleksi dalam perubahan desain tempat kerja. Limbah, penggunaan material, konsumsi energi, kualitas udara dan air ditambahkan ke dalam pertimbangan, menciptakan kombinasi pilihan yang kompleks bagi para

desainer, insinyur, konsultan, dan klien dalam pergulatan penciptaan kantor ‘sustainable’. Sementara itu, teknologi berkembang pesat. Ada­ nya komputer dan internet memberikan kemudahan pertukaran informasi, membuat cara kerja tradisio­ nal dan ketinggalan zaman tidak lagi diperlukan. Hal ini beriringan dengan perubahan nilai keberlanjutan dalam masyarakat, yang kita lihat sebagai sebuah revolusi desain tempat kerja. Fleksibilitas kerja menciptakan ruang kerja yang mudah diadaptasi dan pembinaan lingkungan diinformasikan oleh prinsip-prinsip Activity Based Working (ABW). Transformasi oleh Macquarie Group pada One Shelley Street di Sydney adalah salah satu organisasi pertama di Sydney yang sukses menggunakan prinsip ABW. Kafe-kafe, perpustakaan, ruang pertemuan, workstation, dan ruang pertemuan formal telah terbangun, menghadirkan ruang variatif untuk para karyawan, sesuai kebutuhan dan mood mereka. Hilangnya hierarki pada paradigma Taylorisme, membuat apa yang Anda lakukan saat ini menjadi lebih penting dibandingkan identitas Anda, dan bagaimana Anda melakukannya tidak terikat pada keberadaan Anda di satu tempat setiap hari. Jadi, se­ seorang dapat berpendapat, pentingnya sebuah kepermanenan dan tempat tidak lagi menjadi syarat desain sebuat tempat kerja. Argumen ini memiliki kemampuan mengurangi penggunaan sumber daya, seperti yang telah diketahui bahwa lingkungan ABW ini telah ada di kafe, perpustakaan, airport lounge, dan rumah. Jawaban atas pergulatan dalam keseimbangan rumah dan kerja, bagi banyak bidang pekerjaan berbasis kantor, sebenarnya mungkin terletak pada bagaimana menggabungkan keduanya, sambil memastikan keberadaan prinsip-prinsip keberlanjutan yang terus ditegakkan. Langkah mutakhir ini sudah dapat terlihat pada banyak desain area kerja saat ini. Seperti pada entri Australian Design Awards 2012, terdapat tema serupa dalam menggabungkan kualitas domestik melalui pemilihan material dan skala; personalisasi dan pernyataan politik melalui display sepeda dan produk reuse; relaksasi dari perkerjaan di kafe sekitar; sebuah respons yang lebih kasual pada pemilihan pakaian dan sebuah keragaman ruang kerja untuk menyesuaikan diri dengan paradigma ABW, bersama dengan kesadaran dalam efisiensi sumber daya dan sebagai tempat untuk kualitas kesehatan dan kesejahteraan.

Nilai industri telah digantikan oleh nilai keberlanjutan Kirsty Máté

Kirsty Máté adalah gabungan Sustain Editor untuk Indesign dan Senior Lecturer and Program Director of Interior Design di University of Tasmania.

indesignlive.ASIA


118

indesign 119

Setting the standard PERNAHKAH TERPIKIR BAHWA SEBUAH AREA KERJA DAPAT MENJADI LANSKAP KOMPETITIF DI MANA PARA DESAINER, PEMASOK, DAN MANUFAKTUR PRODUK BERSAING UNTUK MENDAPAT PENGAKUAN LINGKUNGAN DAN PUJIAN? SECARA KHUSUS, PENCARIAN INTERIOR KANTOR YANG BERKELANJUTAN TELAH MENGHASILKAN NILAI POSITIF BAGI PARA PENGEMBANG. anyak komunitas desain setuju bahwa desain yang sustainable saat ini bukan hanya sebuah ekspresi dari dogma desain ekologis, melainkan telah menjadi pertimbangan utama. Green Building Council Australia (GCBA) berusaha memicu atensi yang lebih besar pada furnitur, fixture, dan fitting yang mengedepankan isu lingkungan dan dampaknya, tidak terkecuali material, energi, air, dan limbah. Penilaian Green Star telah menjadi luar biasa penting dalam mengarahkan nilainilai kinerja lingkungan dan peningkatan dokumentasi di antara produk tempat kerja pada umumnya. Pada dua dekade terakhir keberlanjutan desain tempat kerja telah berevolusi secara signifikan. Landasannya tersedia secara luas dan saat ini kita sedang melihat penyebaran interior hijau, kantor-kantor sustainable, dan produk bangunan yang dikembangkan dengan basis lingkungan, mulai dari furnitur dan tekstil, penutup lantai, pelapis, fixture, hingga sistem pencahayaan. Mungkin produk-produk tersebut ha­ nya akan hadir dalam jumlah kecil tanpa keberadaan GBCA dengan pengaruhnya pada para pembangun, desainer, spesifikator, dan manufaktur. Perjalanan dan kesepakatan bersama yang tidak selalu berjalan mulus antara para pengendali industri nyatanya memberikan banyak perubahan terukur yang telah dicapai. Hasilnya, tempat kerja tak hanya menjadi sebuah ruang yang lebih sustainable, tapi juga memperlihatkan bahwa definisi kualitas desain telah meluas melingkupi berbagai kesadaran pada kinerjanya terhadap lingkungan, keberlanjutan sosial, dan peningkatan nilai ergonomis. Memberikan keyakinan dan kepercayaan lingku­ ngan telah menjadi bagian penting dalam proses ini. Sertifikasi independen pada furnitur tempat kerja, fitting, dan fixture telah menekankan dampak dengan hubungan serta relevansi sistem penilaian Green Star, walaupun tekanan antara beberapa labelisasi dan para pengelolanya telah dipenuhi oleh ketidaksetujuan dan kecaman, belum lagi kebingungan di antara beberapa desainer dan spesifikator. Dari permulaan yang sederhana dengan Good Environmental Choice Australia (GECA), keberadaan pasar telah berkembang menjadi lebih kompetitif dan penawaran yang kuat secara teknis. Para desainer, spesifikator, dan tenant saat ini dapat memilih bebe­ rapa sertifikasi lingkungan yang sesuai dengan spesifikasi proyek mereka, referensi klien, serta anggaran. Hasilnya, pihak manufaktur, pemasok, dan pengimpor produk-produk terkait tempat kerja juga dapat melihat-lihat dan mendaftarkan label lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi mereka,anggaran, serta tingkat kinerja produk.

Teks JOHN GERTSAKIS

HALAMAN SEBELUMNYA

‘Sayl’ oleh Yves Behar untuk Herman Miller memiliki sertifikasi GreenTag KIRI Sistem akrilik AWM ‘F2’ dan ‘F5’ telak memiliki sertifikasi GECA dan AFRDI BAWAH Kursi ‘Conic’ Allermuir dari Zenith telah memiliki sertifikasi GECA dan FISP

B

Skema labelisasi tersebut telah diakui melalui semangat kompetitif Green Star yang memaksimalisasi dan menstimulasi tingkat ketelitian teknis tinggi, keuntungan bagi lingkungan dan kepercayaan konsumen. Jika salah satu label terbukti ‘curang’ atau terlalu mahal, manufaktur boleh mengubah label itu sesuai tujuan perusahaan dan strategi pasar. Program spesifikasi EcoSpecifier GreenTag de­ ngan jelas mengarahkan sebuah pendekatan sains yang kuat dan penaksiran daur hidup pada pemberian label dalam memberikan konfidensi bagi konsumen dan spesifikator. Sebuah contoh dari skema lain yang telah diakui melalui Green Star dan target kategori spesifikasi produk meliputi: Good Environment Certification Choice Australia (GECA); Environmental Certification Scheme (Carpet Institute of Australia); Furntech-AFRDI’s Sustainability Standard; dan Forest Stewardship Council Certification. Skema yang kian meluas menyumbangkan lanskap kompetitif yang lebih sehat, di saat yang sama juga menguji kebenaran dan integritas lingkungan berbagai label dan standar yang diakui. Kepentingan penilaian daur hidup dengan labelisasi lingkungan dan tujuan berbagai jenis label ini tetap menjadi keutamaan jika kita ingin memahami berbagai dampak dan isu yang terkait dengan produk dan jasa. Akhir­ nya, kunci dari semua skema ini adalah sejauh mana pencapaian mereka pada keterbukaan, kejujuran, dan transparansi pada tuntutan lingkungan dan usaha mereka dalam meresmikan setiap produk yang ada.

Anggaran promosi pada banyak pemasok produk bangunan juga menunjukkan bahwa performa lingkungan saat ini dipandang sebagai pengeluaran yang masuk akal. Iklan setengah atau satu halaman penuh dengan penyampaian pesan lingkungan yang kuat dalam berbagai karya arsitektur, desain dan publikasi bangunan menekankan unggulnya kepentingan komersial atas para desainer dan spesifikator dari produk-produk yang unggul akan kualitas lingku­ ngannya yang membanggakan. Tidak sedikit dari iklan-iklan ini secara tipikal mempromosikan label lingkungan dan skema sertifikasi produk-produk mereka, dan hal tersebut membuat hubungan antara produk, label, dan sertifikasi lingkungan menjadi sebuah sistem yang terkait. Sistem yang terhubung ini menjadi pertanda baik untuk masa depan desain tempat kerja dan okupasi interior perkantoran. Meskipun ada kalanya ‘eco-interior’ berkomitmen untuk melestarikan bumi melalui semangat para praktisinya, saat ini keberlanjutan telah menjadi hal yang dipertimbangkan banyak pihak. Tidak hanya menjadi lebih umum pada ber­ bagai penawaran, proyek, produk, dan penyelesaian akhir, hal tersebut juga menjadi semakin diinginkan dan menstimulasi berbagai aspek proses desain. Hal ini kemudian ditegaskan melalui hadirnya ajang penghargaan desain sebagai pengakuan desain yang ‘unggul dalam keberlanjutan’. Dari Australian Interior Design Award melalui berbagai program penghargaan Premier, ‘lingkungan’ dan ‘keberlanju-

tan’ kini menjadi bagian dari ‘furnitur’ yang dihargai. Masa depan desain tempat kerja dan bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan keberlanjutan yang secara positif terus-menerus diaplikasikan akan bergantung pada perangkat penilaian dan labelisasi. Bagaimanapun juga, hal tersebut harus tetap dinamis dan fleksibel dalam mencapai sebuah keharusan lingkungan saat ini. Pengembangan yang sustainable adalah sebuah bentuk perjalanan dan tidak statis. Oleh karena itu, label lingkungan dan perangkat penilaian yang bekerja sebagai pengendalinya, juga memberikan perbaikan dan inovasi yang konstan. Ketika banyak pihak yang berkepentingan letih dalam memerangi keberlanjutan dan karbon, tantangan untuk para desainer dan kliennya tetap menjadi hal yang penting. Kita harus memperlakukan keberlanjutan sosial dan lingkungan sebagai sebuah katalis untuk perubahan positif dan inovasi desain, bukan sebagai hambatan untuk mencapai desain yang lebih baik. Dengan menciptakan tempat kerja yang sehat dan berkelanjutan, maka tidak akan ada banyak tuntutan di masa depan.

John Gertsakis adalah gabungan Sustain Editor untuk Indesign dan Senior Sustainability Associate di WSP Environment and Energy.

indesignlive.ASIA


sustainindesign 121 Halaman ini Greenhouse oleh Joost di Melbourne (Foto: Tony Gorsevski) Kanan Taman vertical Halaman sebelah

Sebuah gelas yang dibuat dari botol bir daur ulang adalah bagian dari rangkaian perlengkapan rumah tangga oleh Bakker Bawah Joost Bakker di Greenhouse oleh Joost

Teks STEPHEN CRAFTI

PROCESS AND RESULT Di kantor seorang desainer kelahiran Belanda, Joost Bakker, kami mengungkap bahwa sebuah praktik berkelanjutan dapat menghasilkan solusi inovatif. arkfield Estate di Armadale, Melbourne, ia­ lah lokasi kantor pusat firma arsitektur dan desain sustainable By Joost. Dibangun pada 1960-an, bangunan ini di­bingkai taman dan pepohonan eukaliptus yang kokoh. Selembar kertas hasil fotokopi yang ditempel dengan plester mengarahkan pengunjung menuju pintu masuk samping dan menaiki tangga menuju lantai yang dihuni oleh seorang keturunan Belanda, Joost Bakker, dan timnya termasuk mitra bisnisnya, Greg Hargraves. Kantor besar dan terbuka ini terbagi dalam area kerja dan area pertemuan yang juga merangkap se­ bagai lounge. Akan tetapi, ada pemisahan yang samar antarruang, termasuk keberadaan sistem rak baja yang memberikan kesan korporat. Berbagai pertemuan diadakan di lounge, atau yang dianggap juga se­ bagai ruang rapat. Namun, tidak terdapat din­ding pembatas dan meja rapat dengan plywood yang terba­ ring di atas enam kaki besi di sana melainkan memilih fitting ringan yang mengilap, prototipe milik Bakker yang terdiri dari kursi-kursi dan benda-benda baja berkarat menjuntai dari langit-langit. By Joost dimulai dari instalasi pot tanaman dalam rak baja bekas Bakker. Saat ini perusahaan itu berkembang menjadi lebih besar. Dengan tetap melanjutkan pengadaan instalasi tanaman untuk restoran dan

L

kafe, Built oleh Joost juga memfasilitasi hunian yang sustainable dan taman vertikal. Sebuah rumah baru untuk seorang chef, Shannon Bennett, perlahan mulai memperlihatkan bentuknya di Lorne, Great Ocean Road, Victoria. Selain itu, berbagai kafe greenhouse permanen maupun temporer ada di Australia, dengan rencana sebuah greenhouse permanen di London Timur. Beragam produk, dari kaos-kaos yang dihiasi slogan hingga perlengkapan rumah tangga, hadir dari bawah payung perusahaan ini. Ada pula Greenhouse Holdings yang meliputi bidang perhotelan. Botol bir daur ulang yang dikonversi menjadi serangkaian gelas atau kaos organik bertuliskan ‘Take The Piss’—merujuk pada salah satu fitur proyek Greenhouse Joost terakhir, yaitu pengumpulan urin untuk digunakan se­ bagai bahan bakar. Terlihat jelas bahwa keberlanjutan ialah akar pada setiap bagian bisnis Barker. Sebelumnya chef ternama ini menginginkan pendekatan yang lebih sustainable untuk rumahnya. Bakker terkejut dengan kesediaan arsitek untuk menggabungkan beberapa ide mereka, termasuk cladding magnesium oksida untuk proteksi kebakaran. “Greg telah memenuhi tanggung jawabnya untuk memasukkan sistem pada tempatnya,” ujar Bakker. “Dari penciptaan bangunan hingga bisnis atau bahkan sebagai pembicara pada acara-acara sustainable di dunia.”

Ketika Hargraves menjalankan sisi manajerial, Bakker terus mempertanyakan cara melakukan ber­ bagai hal dan kemudian hadir ide-ide untuk memperbaiki planet ini. Beragam produk secara reguler hadir dari para produsen untuk memberikan kehidupan baru. Little Creatures, perusahan pembuat bir di Australia, telah menghasilkan ratusan botol kosong setiap harinya. Saat ini botol-botol tersebut dikirim ke peng­ rajin kaca Mark Douglas di Melbourne dan ia melelehkannya menjadi gelas. Dalam kasus lain, koleksi tembikar diproduksi secara lokal oleh Rob dan Arlene Parsons dari Bendigo Clay. Kursi terakhir karya Bakker yang ditampilkan pada Queensbridge Square untuk acara Melbourne Wine and Food Festival, dengan apik menggambarkan proses­nya. Secara menyenangkan disebut ‘Squirt Chair’, setiap kursi terbuat dari pipa irigasi dengan dudukan dan sandaran kulit. Marko Giusto, yang membantu perbaikan pompa air di properti milik Bakker di Monbulk, membantu sang desainer mewujudkan ide ini. Bakker juga menyangsikan popularitas kayu, khususnya di antara arsitek dan desainer muda. “Dengan perkembangan dalam hutan perkebunan, Anda dapat dengan mudah menciptakan monokultur dan mengeliminasi keberadaan satwa liar,” ujarnya. Sebagai gantinya, Bakker memilih penggunaaan Ecoply untuk bangunannya, yaitu plywood yang sering kali berasal dari kontainer bekas, memperlihatkan komitmen Bakker dalam upaya upcycling. Sebuah peti botol, yang digunakan untuk mengangkut botol-botol susu, sedang menunggu untuk diciptakan kembali. “Tahukah Anda berapa ribu peti yang menganggur? Bukankah lebih masuk akal jika mengangkut susu dengan keranjang yang disegel dan keranjang tersebut dikembalikan lagi pada para peternak?” tanya Bakker. “Peti-peti ini dapat digunakan kembali untuk keperluan lain, seperti furnitur atau rak penyimpanan.”Bahkan plester sederhana yang digunakan untuk menyegel dus ia sangsikan. Walaupun satu dus yang ia angkat di kantornya terbuat dari karton daur ulang, karton itu dilapisi plester plastik yang tidak sustainable. “Semua produk kami dibuat secara lokal dan didesain untuk saling mengunci tanpa harus menggunakan plester,” ujar Bakker. “Satu-satunya plester yang digunakan untuk menyegel adalah terbuat dari kertas.” Sangat jelas bahwa ia sama pedulinya pada proses di balik setiap desain dan proyek yang telah rampung.

“ Semua produk kami dibuat secara lokal” Joost Bakker

Stephen Crafti adalah koresponden di Melbourne untuk majalah Indesign. By Joost (61 3) 9500 1510 byjoost.com

indesignlive.ASIA


122

One last Thing arsitek Martin alvin, Henny Karya Visioning jakarta 2045 kontak pr@jat2012.com

Bukan luapan banjir, melainkan gambaran kawasan kota tua Jakarta pada 2045 oleh tim pemenang sayembara Visioning Jakarta 2045 kategori mahasiswa dalam menghadirkan ‘kota untuk manusia’ pada rangkaian JAT 2012 lalu. Martin Alvin dari Universitas Tarumanegara dan Henny dari Binus University mendapati fakta terjadinya penurunan permukaan tanah di Kota Jakarta sebanyak 3 cm tiap tahun dan peningkatan air laut hingga 6 cm dalam kurun waktu 16 tahun. Kawasan kanal kota tua Jakarta dengan ide memasukkan air laut melalui kanal-kanal yang terhubung dengan aliran Sungai Ciliwung dan Kali Besar berfungsi sebagai penampung air hujan, juga untuk keperluan urban farming dan perikanan di kawasan tersebut. Akses antara bangunan difasilitasi dengan jalur pejalan kaki, perahuperahu kecil, dan transportasi sepeda udara (shweeb), mengurangi timbal yang biasanya dihasilkan kendaraan bermotor. Selain itu, dengan memasukkan berbagai fungsi kepariwisataan seperti museum, hotel, kafe, dan restoran pada bangunan di kawasan ini, diharapkan akan memberikan umur panjang bagi kota tua ini.

Fotografi Martin Alvin, Henny Teks Anindita Taufani indesignlive.ASIA


124


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.