KALPATARU #2

KALPATARU KALPATARU

k u m p u l a n

a r t i k e l

p e n a t a a n

r u a n g

edisi #2 Februari 2018

Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Periode 2017 - 2018

KAL PAT ARU second edition

TABLE OF CONTENT Sambutan Ketua HM PWK FT-UB 2017/2018 Sambutan Ketua Departemen HM PWK FT-UB 2017/2018 Rubrik Kegiatan LDKM, Langkah Awal Miliki Jiwa Kepemimpinan Open House, Welcome to HM PWK FT UB Perode 2017-2018 Pengenalan GIS: Pelatihan ArcGIS Tahap 1 Pelatihan: Sketch Up for Urban Design Hataru Mengajar Hataru Memungut Sampah Kelana Kota: Menyusuri Kota dengan Hati Headline Rubrik Prestasi Pengetahuan sebagai Harkat dan Martabat Seseorang Memulai Lebih Awal Firdausi Nuzula Rubrik Teknologi The Living Vehicle Rubrik Plano Research Pengembangan Sustainable Tourism Pada Wilayah Pedesaan Melalui Community Based Tourism Concept Pengembangan Perumahan Perkotaan Upaya Penanggulangan Kemacetan di Kota Malang, di Jalan Satu Arah pada Tahun 2013 hingga Monorel pada Tahun 2018 Rubrik Motivasi 5 Alasan Menarik yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Masuk Jurusan Planologi Career Series: Spatial Planner

2

3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 26 28 30 32 37 42 44 46

R. N. RAHADIAN ADJARSUSILO Ketua Himpunan PWK FT-UB

Visi dari Himpunan Mahasiswa PWK FT UB Tahun 2017 - 2018 ini adalah terwujudnya HM dan KBM PWK yang menyatu dalam pengembangan SDM kreatif guna mencapao kompetensi mahasiswa yang unggul dan bermanfaat.

Departemen-departemen yang terbentuk merupakan turunan dari visi misi dan apa yang ingin di fasilitasi/akomodir oleh himpunan ini, masingmasing departemen melihat dan memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh KBM (Keluarga Besar Mahasiswa).

Terdapat beberapa perbedaan kepengurusan yang sekarang dan dulu.

Dulu ada Departemen Kekeluargaan, sekarang menurut saya kekeluargaan internal KBM sudah harmonis, sehingga sekarang munculkan kreatifitas dengan Departemen Kreatif juga proker yang dimiliki Departemen Eksternal untuk memperkenalkan PWK UB ke dunia luar.

Harapan saya untuk kepengurusan kali ini adalah semua anggota kerja tidak terkhusus di BPH sesuai jobdesknya sesuai bidangnya, jangan ada yang pikir kalo jobdescnya terlalu sederhana, semuanya harus kerja bareng Pesan saya untuk teman-teman HM PWK FT UB, ayo kita jalan bareng kerja bareng dan bias bareng, dan berikan kesan manis ke KBM, Fakultas Teknik dan Universitas Brawijaya untuk semua elemen, berikan kesan yang manis bukan hanya sekedar jalan tapi berhasil, juga jangan takut apabila ada pendapaat silahkan diutarakan, kita ngopi bareng.

3

Departemen Bakat Minat Departemen Bakat Minat merupakan departemen yang memfasilitasi bakat dan minat KBM PWK FT UB dalam bidag olahraga, seni dan event.

Regards, Ketua Departemen Bakat Minat

Departemen Eksternal Departemen Eksternal adalah departemen yang mewadahi seluruh kegiatan HM PWK FT UB dengan pihak luar, baik masyarakat luas, Universitas, Civitas akademik serta organisasi-organisasi luar lainnya.

Regards, Ketua Departemen Eksternal

Departemen Internal Departemen Internal adalah departemen yang mengurus segala hal terkait kemahasiswaan, terutama advokasi, kesejahteraan mahasiswa dan adiministrasi himpunan.

Regards, Ketua Departemen Internal

4

Departemen Keilmuan Departemen Keilmuan merupakan departemen yang mewadahi kegiatan penalaran, pembelajaran dan pengembangan wawasan serta menghasilkan produk-produk keilmuan sebagai bentuk proses pembelajaran mahasiswa PWK FT-UB. Regards, Departemen Keilmuan

Departemen Kreatif Departemen Kreatif merupakan departemen terbarukan yang menjadi wadah aktivitas mahasiswa PWK FT UB berkreatifitas atas ide dan inovasi masa kini yang berkarakter creativepreneur.

Regards, Ketua Departemen Kreatif

Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa adaah departemen yang bertugas memfasilitasi mahasiswa KBM PWK FT-UB untuk mengembangkan potensi diri dan softskills mahasiswa dalam program kaderisasi dan sumberdaya mahasiswa dalam kegiatan yang progresif, inspiratif dan bermanfaat.

Regards, Ketua Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

5

by Shely Luthpiana Jahra

LDKM, LANGKAH AWAL MILIKI JIWA KEPEMIMPINAN Mahasiswa adalah sumbu penggerak bangsa ini. Mahasiswa sendiri memiliki 4 peran utama dalam masyarakat yaitu sebagai agent of change, social control, iron stock, dan moral force. Nah, melalui 4 peran ini harapannya mahasiswa dapat menjaga kebersamaan maupun kepedulian terhadap sesama. Untuk itu, mahasiswa perlu dibina dengan kedisiplinan yang tinggi.

Sebagai generasi bangsa, mahasiswa menjadi suatu penentu kualitas suatu negara. Akan tetapi permasalahan saat ini adalah adanya sikap yang apatis pada mahasiswa dengan tidak perduli lagi dengan keadaan lingkungan sekitarnya dan hilang dari tanggung jawab. Sehingga untuk itu perlu sekali untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dalam rangka memben-

6

RUBRIK KEGIATAN

tuk karakter mahasiswa khususnya dalam aspek kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

Nah, pada kesempatan kali ini, di tahun 2017, Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2016 akan mengadakan kegiatan LDKM (Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan menanamkan dasar-dasar organisasi kepada mahasiswa sehingga dapat bersosialisasi dan bertingkah laku dengan baik. Dengan berjiwa pemimpin dan kemampuan berorganisasi mahasiswa akan dapat mengelola diri sendiri, kelompok, serta lingkungannya dengan baik.

Kegiatan LDKM tahun ini diselenggarakan pada 19-21 Juli 2017 kemarin

bertempat di sebuah villa di kawasan Kota Batu. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa PWK FT UB angkatan 2016. Rangkaian kegiatannya sendiri terdiri dari pembuatan nametag, beberapa games-games seru dan pastinya yang paling ditunggu-tunggu adalah api unggun. Wohooo!!

Tema kegiatan LDKM tahun ini adalah “Rhythm of Togetherness� di mana makna dari tema ini adalah untuk menciptakan rasa kebersamaan diantara perbe-

daan suku dan budaya yang ada, karena dengan adanya kebersamaan akan tercipta rasa kepedulian terhadap sesama untuk saling tolong-menolong dan saling mengingatkan akan pentingnya memiliki jiwa kepemimpinan. Saling mengajak sesama untuk bertanggung jawab atas segala tugas yang diamanatkan, saling berkordinasi melalui komunikasi dengan baik, dan aktif berkontribusi dalam kepanitiaan, organisasi, dan di masyarakat.

7

by Shely Luthpiana Jahra

OPEN HOUSE, WELCOME TO HM PWK FT UB PERIODE 2017-2018 Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawiaya (HM PWK FT-UB) merupakan salah satu organisasi di jurusan PWK yang berada di bawah pengawasan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Lembaga ini berfungsi sebagai wadah untuk menampung aspirasi dari seluruh himpunan mahasiswa PWK. Kepengurusan HM PWK FT-UB periode 2017-2018 merupakan kepengurusan yang kelima setelah adanya restrukturisasi dari EM PWK menjadi HM PWK pada tahun 2010. Komponen departemen dalam kepengurusan HM PWK FT-UB 2017-2018 memiliki beberapa perbedaan dari tahun sebelumnya, salah satunya adalah terdapat beberapa departemen baru dalam kepengurusan periode ini.

Nah, perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap tahun kepengurusan inilah yang mendasari terwujudnya kegiatan Open House PWK ini. Dimana dalam kegiatan ini, para peserta kegiatan dikenalkan mengenai kepengurusan yang baru ini. Kegiatan ini juga menjadi ajang

8

RUBRIK KEGIATAN

publikasi program kerja HM PWK FT UB periode 2017-2018 serta tentunya ajang silaturahmi antar KBM PWK, dosen, Alumni PWK FT-UB, KBM Fakultas Teknik serta Himpunan PWK se Jatim-Bali.

Kegiatan Open House HM PWK FT UB periode 2017-2018 ini dilaksanakan pada Selasa 12 September 2017 kemaren dan bertempat di Ruang Studio Jurusan PWK FT UB. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengurus HM PWK periode 20172018, dosen dan karyawan jurusan PWK FT UB, KBM PWK FT UB, perwakilan dari setiap jurusan FT UB serta Himpunan PWK seJatim-Bali. Rangkaian acaranya sendiri terdiri dari beberapa sambutan dari Ketua Himpunan PWK FT UB Periode 20172018, Ketua Jurusan PWK FT UB dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FT UB, pemaparan program kerja HM PWK FT UB periode 2017-2018, pemutaran video teaser pengenalam HM PWK FT UB periode 2017-2018, serta diakhiri dengan ramah tamah dan beberapa pertunjukkan dari KBM PWK FT UB.

9

Perencanaan wilayah dan Kota merupakan salah satu prodi yang sangat bergantung pada kehadiran GIS. Udah pada tahu belum apa itu GIS ? sebelum masuk ke pemaparan kegiatan yang akan dibahas akan ada penjelasan sekilas mengenai apa itu GIS. GIS (Geographic Information System) merupakan sistem informasi yang dirancang khusus untuk mengelola data georgrafi (bereferensi keruangan). Apa saja sih fungsinya ? GIS berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, memanipulasi dan menganalisis data keruangan. Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut diperlukan perangkat lunak dalam pengolahannya, salah tiga perangkat lunak yang sering dipakai adalah ArcGIS, Google Earth dan Global Mapper.

Nah, pada tanggal 16-28 oktober 2017 telah dilaksanakan serangkaian kegiatan pelatihan ArcGIS di Studio 1 dan 2 lantai tiga Gedung Baru Teknik. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin tiap tahun yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa PWK. Pada tahun ini kegiatan tersebut di ketuai oleh mas M. Rosulinanda dan dibantu oleh R.M. Kunta Lamona W.S. serta Defryzanursy Najwa A. Selaku penanggung jawab. Kegiatan yang diikuti oleh 103 peserta dari mahasiswa baru hingga mahasiswa S2 PWK ini bertujuan untuk memberikan dasar pengetahuan GIS kepada peserta yang dikembangkan untuk berbagai keperluan di bidang aka-

demis, instansi, maupun perusahaan yang membutuhkan tenaga GIS serta mengembangkan sumberdaya manusia, khususnya mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota agar mampu berkarya dan menerapkan teknologi dan informasi spasial bagi masyarakat secara professional.

Apa saja sih kegiatan yang dilakukan selama kurang lebih dua minggu tersebut? kegiatan pertama yang dilakukan adalah Penginstallan Aplikasi ArcGIS, Google Earth, dan Global Mapper pada tanggal 16-20 Oktober 2017. Yang kedua, pada tanggal 23 Oktober 2017 merupakan pelatihan perdana yang mencakup tiga materi yang paling dasar, yaitu pengenalan tentang pemetaan, pengenalan komponen ArcGIS, serta pengenalan citra (rektifikasi) menggunakan software Google Earth. Selanjutnya adalah pelatihan hari ke-2 dengan materi digitasi peta dan editing shapefile. Digitasi peta secara umum didefinisikan sebagai konversi data analog ke dalam format digital, seperti pada objek, jalan, rumah dan sawah yang semula dalam format raster di ubah dalam bentuk shapefila atau yang sering disebut “shp�. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 24 Oktober. Selanjutnya pada pelatihan ke-3 tepatnya pada tanggal 25 Oktober 2017, dilakukan kegiatan pengenalan Data Feature dan pengoperasian Atribute Table. Kedua proses tersebut adalah proses pemasukan data seperti luas, titik lokasi maupun keterangan pada

by Nur Khalidiyah R.

PENGENALAN GIS: PELATIHAN ARCGIS TAHAP 1 10

RUBRIK KEGIATAN

shp yang telah dibuat pada hari ke-2 pelatihan. Pada pelatihan hari ke-4 di isi dengan langkah-langkah setting nama, layer dan simbol, serta pengambilan kontur dengan software Global Mapper. Selanjutnya masuk kedalam proses akhir pembuatan peta, yaitu pembuatan layout dan penyajian peta yang di adakan pada tanggal 27 Oktober 2017.

Pelatihan dilakukan dari pengenalan hingga diperoleh hasil akhir yaitu penyajian peta. Belum lengkap jika belum dilakukan evaluasi dalam bentuk test akhir dengan materi yang telah disampaikan selama 5 hari pelatihan. Test tersebut dilaku-

kan pada hari terakhir pelatihan yaitu pada tanggal 28 Oktober 2017. dan nilai akhir dari test tersebut akan masuk kedalam sertifikat yang akan diberikan panitia nantinya. Waah seru banget kan pelatihan dasar ArcGISnya. Dengan biaya yang murah udah bisa dapet banyak manfaat dari terutama buat warga PWK nih. Udah gitu dapet sertifikat lagi, beneran worth it bangetkan. Yang tertarik bisa ikut kegiatan pelatihan ArcGIS ke -2 dengan pembahasan yang lebih dalam tentunya. Untuk yang masih dalam tahap pengenalan bisa mengikuti pelatiahnnya tahun depan ya.

11

by Oktarina Dwi P.

PELATIHAN: SKETCH UP FOR URBAN DESIGN Dunia planners menggunakan beberapa software untuk membuat peta maupun media informasi lain untuk khalayak umum. Software-software ini digunakan sebagai bentuk interaksi antar dua atau lebih orang tentang suatu informasi.

Apa saja sih Software yang digunakan oleh para planners?? Ada Sketch Up, Arcgis, Autocad dan Corel Draw, nah itulah beberapa software yang sering digunakan.

Himpunan Mahasiswa (HM) Perencana Wilayah Kota kembali mengadakan event terkait dengan pelatihan sketch up untuk urban design. Apasih pelatihan sketch up itu? Tentunya bagi mahasiswa yang berkecimpung di jurusan yang ada

12

RUBRIK KEGIATAN

gambar-menggambarnya pasti tau betul apa itu sketch up. Well, sketch up yaitu suatu program aplikasi permodelan 3D yang fleksibel, cepat, dan praktis. Kita dapat membuat desain bangunan serta detail konstruksi secara 3D ataupun 2D. Sehingga, suatu rencana pembangunan akan berjalan ebih gampang apabila tapak/contoh gambar sudah di detailkan seperti menggunakan skecth up ini.

Maka dari itu HM PWK memfasilitasi bagi mahasiswa yang ingin belajar skecth up. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 90K/orang saja lho. Tentunya biaya tersebut kelak akan sebanding dengan ilmu yang kita dapatkan. Tutorial

skecth up ini berlangsung pada 15-16 November 2017, bertempat di Ruang Studio 2 dan berlangsung pukul 16.00-20.00, Materi yang diajarkan meliputi materi pengenalan tools, cara import data cad hingga menjadi 3d, dan juga detail bangunan kawasan. Mahasiswa yang mengikuti pelatihan skecth up ini cukup antusias juga ya ternyata.

Nah, itu tadi gambaran mengenai tutorial pelatihan skecth up yang diadakan oleh HM PWK. Tentunya masih akan banyak event-event lainya yang bermafaat seperti ini kedepanya. Sukses terus ya Himpunan Mahasiswa Perencana Wilayah Kota!

13

by Shafira Alida

HATARU MENGAJAR

H

ari Tata Ruang Nasional, yang ditetapkan pada tanggal 8 November merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam bidang tata ruang. Hari Tata Ruang (Hataru), diperingati oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Perencanaan Wilayah Kota FT-UB setiap tahunnya.

Dalam memperingati Hataru 2017, Himpunan Mahasiswa FT UB menyelenggarakan acara Hataru Mengajar. Acara

14

RUBRIK KEGIATAN

Hataru Mengajar merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengenalkan siswasiswa di tingkat Sekolah Dasar mengenai tata ruang. Hal yan menjadi latar belakang acara ini adalah pesatnya pembangunan di masa sekarang sehingga penting peran penataan ruang dalam mengimbangi pembangunan ini, untuk itu penting diperkenalkan penataan ruang sejak dini agar masyarakat nantinya aware terhadap dampak yang akan muncul dimasa

mendatang.

Acara ini diadakan pada tanggal 11 November 2017 di SD M.I Darussalamah, Gunung Ronggo, Tajinan, Kabupaten Malang. Tenaga pengajar yang berpartisipasi dalam acara pengabdian masyarakat ini merupakan KBM PWK FT-UB dari angkatan 2014, 2015, dan 2016.

Kegiatan dibagi menjadi kegiatan indoor dan kegiatan outdoor. Diawali dengan kegiatan indoor yang pertama yaitu mengajar pada tiap-tiap ke-

las mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Materi yang diajarkan sederhana yaitu mengenai pemilahan sampah, daur ulang, dan penghijauan. Materi ini disampaikan dengan cara yang beragam sebagai contoh untuk materi daur ulang siswa dan siswi M.I Darussalamah diajak langsung membuat prakarya dengan bahan-bahan dari sampah, atau pada materi pemilahan sampah dilakukan praktek pemilahan sampah secara langsung antara sampah organik dan sampah anorganik. Acara

indoor selanjutnya adalah lomba mengambar dan menulis surat mengenai Kota Impian dengan hadiah goodie bag dari tim pengajar PWK FT-UB. Acara dilanjutkan dengan kerja bakti menanam pohon di area sekolah, yang merupakan bagian kegiatan outdoor dari acara Hataru Mengajar. Acara ditutup dengan pemutaran film mengenai tata ruang yang disaksikan bersama oleh siswa, guru, dan tim pengajar.

Selain bertujuan memperkenalkan pengeta-

huan mengenai penataan ruang sejak dini, acara ini juga diharap dapat membawa pengaruh positif bagi tenaga pengajar yang berpartisipasi akan pentingnya membagikan ilmu mengenai penataan ruang yang kita miliki. Melalui hal yang sederhana seperti pengetahuan akan dampak membuang sampah sembarangan dan pentingnya menjaga kondisi lingkungan sekitar diharapkan dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari

15

by Shafira Alida

HATARU: MEMUNGUT SAMPAH

M

ahasiswa PWK Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tidak hanya memperingati Hari Tata Ruang (Hataru) dengan kegiatan Hataru mengajar saja. KBM PWK FT-UB juga berpartisipasi dalam peringatan Hataru yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Perencana (IMPI). Kegiatan ini merukapan Aksi Pungut Sampah yang dilakukan serentak se Indonesia pada tiap-tiap koordinator wilayah, untuk PWK FT-UB tergabung dalam korwil Jatim BaliNTB, acara untuk korwil ini diadakan di Kota Malang dan Kota Mataram.

Aksi Pungut Sampah yang diiku-

16

RUBRIK KEGIATAN

ti KBM FT-UB diadakan di alun-alun Kota Malang. Pihak yang turut berpartisipasi dalam acara ini tidak hanya mahasiswa PWK dari Universitas Brawijaya, namun juga diikuti oleh mahasiswa-mahasiwa PWK dari kampus Institut Teknologi Nasional Malang (ITN), dan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Unipa).

Kegiatan diadakan pada Hari Minggu tanggal 19 November 2017.

Kegiatan dimulai pagi hari dimana kami turun langsung memungut sampah yang berada di sekitar alun-alun Kota Malang dan berkomunikasi langsung dengan

warga dalam memberitahukan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dari sampah. Dalam komunikasi dengan warga sekitar kami menanyakan kepada masyarakat akan pengetahuan mereka akan pentingnya penataan ruang dan tanggapan akan Aksi Pungut Sampah ini. Tidak dilupa dibagikan cendera mata berupa pembatas buku yang bertuliskan pengetahuan mengenai tata ruang.

Melalui pengabdian masyarakat dalam bentuk Aksi Pungut Sampah ini kami ingin memberi tahu kepada masyarakat secara langsung akan pentingnya men-

jaga lingkungan yang merupakan bagian dari penataan ruang yang baik. Melalui aksi ini kami juga mengetahui pendapat masyarakat akan keadaan lingkungannya saat ini. Dengan kegiatan-kegiatan yang positif seperti ini diharapkan memberi dampak yang lebih baik terhadap semua pihak untuk menjaga keadaan lingkungannya.

17

by Shafira Alida

KELANA KOTA: MENYUSURI KOTA DENGAN HATI

M

engenali sebuah kota merupakan suatu hal yang penting. Khususnya bagi mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Baik mengenali profil kota secara umum, karakter penduduk, wisata kota, produk khas, maupun sejarah kota tersebut. Mengenali sebuah kota pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari membaca artikel, menonton video secara online, maupun datang secara langsung ke lokasi.

Sebagai wadah untuk belajar, saat ini HM PWK FT-UB melalui Plano Research Team sedang menggalakkan kegiatan “Kelana Kota” yang merupakan kegiatan untuk mengenali kota-kota di Indonesia secara langsung. Kegiatan ini diselenggarakan di bawah naungan de-

18

RUBRIK KEGIATAN

partemen keilmuan HM PWK FT-UB periode 2017-2018. Tidak hanya jalan-jalan, kegiatan ini juga sebagai sarana menumbuhkan penalaran dan diskusi dari setiap peserta agar peserta yang mengikuti kegiatan memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai kota-kota yang dikunjungi.

Hingga saat ini, Kelana Kota telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tanggal 12 dan 26 November 2017 yang bertempat di Kota Malang dengan mengusung tema “Malang Heritage”.

Tema tersebut sengaja diambil untuk memberikan pengetahuan lebih luas kepada KBM PWK mengenai sejarah Kota Malang pada masa penjajahan Belanda hingga jaman kemerdekaan saat ini. Sehingga KBM PWK sebagai mahasiswa Kota Malang dapat memahami perkembangan

kota Malang dan dapat berbagi cerita dengan orang lain, terutama mahasiswa dari luar kota Malang.

Pada tanggal 12 November 2017 lalu, kegiatan Kelana Kota didampingi oleh Sindy Ridho Asta atau yang lebih akrab disapa Mbak Sindy. Mbak Sindy merupakan pendiri komunitas A Day to Walk, komunitas yang bergerak untuk mempelajari sejarah kota Malang. Sedangkan kegiatan Kelana Kota kedua pada tanggal 26 November 2017 sempat didampingi oleh Drs. M. Dwi Cahyono, M. Hum selaku ahli arkeolog sekaligus pengajar jurusan Sejarah di Universitas Negeri Malang. Dari kegiatan ini, pendamping memberikan motivasi kepada peserta Kelana Kota untuk lebih mengenali kotanya masing-masing agar sejarah kota tidak tertinggal oleh

kemajuan jaman. “Kelana Kota ini kegiatan yang bagus, dari sini saya mengerti sejarah kota Malang. kegiatan ini harus terus dijalankan biar kita enggak buta dengan kota sendiri�, begitulah pendapat yang disampaikan Catur Widianto, salah satu peserta dalam kegiatan Kelana Kota yang dilaksanakan oleh Plano Research ini. Manfaat kegiatan ini tidak hanya dirasakan oleh Catur, namun juga dirasakan oleh seluruh peserta Kelana Kota. Indah Cahyaning selaku penanggungjawab kegiatan Kelana Kota juga menyampaikan pesan “Harapannya untuk kegiatan selanjutnya bisa lebih inovatif dan peserta lebih banyak, karena disini kita bisa belajar sambil observasi langsung sama ahli di bidangnya. Sayang sekali jika kesempatan belajar ini disia-siakan�

19

MARKETING PLACES PADA KAMPUNG TEMATIK KOTA MALANG

by M. Rosulinanda Kampung tematik adalah program pemerintah Kota Malang dalam perencanaan dan pengembangan perkampungan di Kota Malang dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Malang untuk mengurangi tingkat kemiskinan Kota Malang. Kampung tematik diharapkan dapat membantu memunculkan kegiatan ekonomi baru di kampung kota sehingga dapat menambah lapangan kerja baru yang tersedia dan meningkatkan peluang investasi ekonomi baru di lokasi tersebut. Terdapat berbagai jenis kampung tematik yang diusulkan pada sayembara kampung tematik Kota Malang, diantaranya adalah kampung wisata, kampung industri, dan kampung budaya. Terdapat 44 total kampung yang mengikuti perlombaan kampung tematik Kota Malang tahun 2016, diantaranya adalah.

Dari 44 kampung memiliki keunikan dan spesifikasi sendiri-sendiri.

Setiap kampung memiliki target pasarnya masing-masing yang diantaranya terdapat industri, wisatawan, dan penghuni. Dari kegiatan kampung tematik ini yang telah memiliki spesifikasi yang saling berbeda antar kampung satu dengan yang lainnya sehingga dapat memudahkan kampung-kampung tersebut untuk menyasar target pasar masing-masing kampung.

Dalam Artikel ini kampung tematik akan diklasifikasikan berdasarkan fungi dan target pasarnya.

Marketing Places adalah strategi yang dilakukan dalam memasarkan suatu lokasi dengan mengatur elemen-elemen pemasaran yang dimiliki untuk menarik target pasar datang dan melakukan kegia-

20

HEADLINE

tan investasi ekonomi di lokasi tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan lokal (Kotler,1993). Marketing Places memiliki tiga elemen yang membentuk sistem pemasaran lokasi. Ketiga elemen tersebut diantaranya adalah Planning Groub, faktor pemasaran, dan target pasar. Pada gambar berikut adalah bagan ilustrasi elemen-elemen Marketing Places.

Elemen yang paling mendasar adalah Planning Group ataupun Stakeholder yang menjalankan proses Marketing Places. Setiap anggota planning group memiliki tugas masing-masing dalam menjalankan proses marketing places. Seperti masyarakat didalam lokasit tersebut sebagai penduduk lokal yang menerima perencanaan dan menjalankan perencanan tersebut. Pemerintah sebagai pembuat dan pelaksanan kebijakan, dan investor sebagai target pasar yang akan dicapai oleh lokasi dimana investor akan memberikan investasi dalam berbagai bentuk kegiatan didalam lokasi yang

dapat meningkatkan pendapatan lokal.

Pada tahap selanjutnya adalah faktor pemasaran. Dimana faktor pemasaran adalah faktor-faktor yang menjadi daya tarik target pasar untuk datang berinvestasi dalam lokasi tersebut. faktor pemasaran terdiri dari 4 faktor yakni faktor infrastruktur, faktor manusia, faktor image atau citra lokasi yang terbentuk dan faktor daya tarik atraksi.

Tahapan selanjutnya adalah target pasar. Target pasar merupakan target sasaran pemasaran lokasi yang disasar untuk berinvestasi kedalam tempat tersebut. target pasar seperti yang disebutkan dalam buku Marketing Places yang ditulis oleh Philip Kotler terdiri dari empat target pasar yakni target pasar pengunjung, industri, penduduk, dan export. Hubungan antara faktor pemasaran dan target pasar dimana faktor pemasaran akan bekerja pada lokasi dan akan berpengaruh dalam menentukan tingkat kepuasan target pasar terhadap produk yang dihasilkan dari lokasi tersebut.

Hubungan antara ketiga elemen marketing places saling mempengaruhi.

Planning groub atau juga dapat disebut sebagai stakeholder dalam proses marketing places berfungsi untuk mengarahkan dan merencanakan strategi pemasaran lokasi untuk kedepannya dengan menggunakan faktor pemasaran dan memperhatikan target pasar yang sesuai dengan kondisi lokasi mereka yang diinginkan. Hubungan target pasar dan faktor pemasaran juga saling mempengaruhi dimana empat faktor pemasaran pada akhirnya akan mempengaruhi target pasar yang akan dituju oleh lokasi tersebut. (philip Kotler,1993) Dari Hasil pengamatan didapatkan bahwa di Kota Malang terdapat tiga jenis kampung tematik yakni kampung

wisata, kampung industri, dan kampung untuk permukiman. Jika diasosiasikan dengan teori target pasar pada marketing places maka target pasar kampung tematik Kota Malang terdapat tiga jenis juga yakni target pasar pengunjung (visitor), Industri, dan penduduk, namun untuk target pasar penduduk belum ada implementasi pada kampung tematiknya. Sehingga dalam artikel ini akan membahas tentang kampung dengan target pasar pengunjung dan Industri.

Variabel Dalam artikel ini berusaha menggambarkan model hubungan antara faktor pemasaran terhadap daya tariknya dalam menarik investor untuk datang dan berinvestasi didalam lokasi tersebut. Sehingga variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : ¡ Y = Kepuasan Target Pasar ¡

X1 = Atraksi Wisata

¡

X2 = Infrastruktur

¡

X3 = Image

¡

X4 = Masyarakat

Alat analisis Dalam artikel ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk dapat menggambarkan hubungan antara faktor pemasaran terhadap kepuasan atau daya tarik target pasar yang dituju.

Sampel Kampung Industri di Kota Malang terdapat 3 kampung yang sudah terimplementasi sedangkan kampung wisata terdapat 2 kampung yang sudah terimplementasi. Berikut adalah pengambilan sampel pada setiap jenis kampung Sampel kampung dengan target pasar industri :

21

Nama Kampung Industri

Jumlah unit indus- P e r s e n tri tase Sampel

Kampung Gerabah

15

7,653061

10,06711

Kampung Keramik Dinoyo

30

15,30612

20,13423

Kampung indusri kripik Sanan

151

77,04082

101,3423

Jumlah

196

100

132

Kampung dengan target pasar pengunjung wisata : Nama Kampung

Populasi Pengunjung (jiwa/ bulan)

Persentase

sample

Tridi

3500

36,08247

138,6139

Warna-warni

6200

63,91753

245,5446

Jumlah

9700

100

Hasil ¡ Kampung Industri Dari hasil analisis regresi hubungan antara faktor pemasaran lokasi industri dalam memberikan kepuasan terhadap target pasar atau meningkatkan daya tarik suatu lokasi industri, didapat model persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 4,294 + (-0,359) X1 + 0,260 X2 + 0,177 X3 + 0,908 X4 Dari model diatas dapat bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam memberikan kepuasan terhadap target pasar industri yakni masyarakat (0,908 X4).

Faktor masyarakat, sumberdaya manusia di lokasi industri sangat berpengaruh untuk keberlangsungan industri yang ada di lokasi tersebut. Sumberdaya masyarakat yang terampil dan memiliki skill adalah kebutuhan dari industri pada kampung-kampung tematik industri di Kota Malang

22

HEADLINE

384

yang kebanyakan adalah industri padat karya yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil. Sehingga kesimpulan dari model tersebut bahwa dalam pengembangan kampung tematik industri di Kota Malang yang perlu diperhatikan adalah sumberdaya masyarakat yang terampil, infrastruktur industri yang mendukung keberlangsungan industri dan image atau pencitraan lokasi yang baik melalui media informasi agar dapat menarik banyak masyarakat yang ingin berinvestasi pada sektor industri di lokasi tersebut. ¡

Kampung Wisata (Visitors)

Dari hasil analisis regresi hubungan antara faktor pemasaran lokasi wisata dalam memberikan kepuasan terhadap target pasar atau meningkatkan daya tarik suatu lokasi wisata, didapat model persamaan regresi sebagai berikut : Y = 8,968 + 0,645 X1 + 0,147 X2 + 0,633 X3 + 0,047 X4

Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan kampung tematik wisata harus sangat memperhatikan faktor atraksi wisata sebagai daya tarik utama suatu kegiatan wisata, ditunjukkan dengan nilai variabel X1 sebesar 0,645.

Faktor masyarakat pada variabel X4 yang meliputi keramahan masyarakat, kuali-

tas pelayanan yang diberikan oleh masyarakat kepada pengunjung yang datang memiliki nilai paling rendah yakni 0,047.

Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan di Kota Malang dalam menikmati objek wisata lebih kepada objek wisata fisik seperti bangunan, keindahan alam, festival budaya dan lain sebagainya.

Kesimpulan Kampung Tematik adalah bentuk implementasi dari teori Marketing Places dimana suatu lokasi menjadi unit organisasi yang menyediakan pelayanan barang dan jasa terhadap target pasar nya. Setiap kampung tematik memiliki target pasar dan segmentasi masing-masing. Kampung tematik juga menggunakan faktor pemasaran dalam merencanakan dan meningkatkan daya tarik kampung terhadap investor yang sesuai dengan target pasarnya. Identifikasi target pasar kampung perlu dilakukan untuk dapat merencanakan kampung tersebut dalam melakukan pengaturan terhadap faktor pemasaran yang akan dituju. Target pasar kampung dengan tema wisata tentu harus memiliki faktor pemasaran atraksi yang besar untuk memberikan kepuasan kepada pengunjung dan juga ditunjang dengan faktor pemasaran infrastruktur penunjang wisata yang baik akan memberikan kenyamanan yang lebih besar kepada target pasar. Lokasi dengan nilai faktor pemasaran yang baik akan memiliki daya tarik yang lebih besar terhadap target pasar sehingga akan semakin banyak terget pasar yang tertarik untuk berkunjung yang artinya akan semakin banyak investasi yang tumbuh di lokasi tersebut.

Pemerintah Kota Malang juga dapat menggunakan kajian ini sebagai referensi pengambilan keputusan untuk perencanaan program kampung tematik di Kota Malang agar produk kampung tematik dapat lebih terarah sesuai target dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

23

PENGETAHUAN SEBAGAI HARKAT DAN MARTABAT SESEORANG Ismu Rini Dwi Ari, wanita kelahiran 21 Desember 1968 yang lebih akrab dipanggil Bu Ismu adalah sosok yang luar biasa di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Setiap langkah perjalanannya memberikan inspirasi bagi setiap orang, terutama bagi kaum wanita. Sosoknya yang ramah dan diselimuti dengan senyum saat berpapasan membuat sosok Bu Ismu disegani seluruh civitas yang ada di jurusan, baik sesama dosen, staff maupun mahasiswa-nya.

Bakat, kejujuran, pengetahun dan keterampilan yang beliau miliki membuat Bu Ismu diamanahi sebagai sekretaris Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, mendampingi Dr. Ir. A. Wahid Hasyim, MSP. selaku Ketua Jurusan. Jabatan ini beliau pegang sejak tahun 2013 hingga saat ini. Pada tahun 2007 beliau juga sempat menjadi sekretaris jurusan mendampingi Dr. Ir. Surjono, MTP. Namun tidak berselang lama karena beliau melanjutkan studi S3 di Jepang. Pada tahun 2008 hingga tahun 2013 beliau digantikan oleh Eddi

24

RUBRIK PRESTASI

Basuki Kurniawan, ST. MT. Baginya pendidikan adalah sesuatu yang penting. Hal ini dibuktikan oleh beliau yang sukses menyelesaikan pendidikan di SDN Bareng, SMPN 1 Malang, SMAN 8 Malang, S1 Arsitektur Universitas Brawijaya, S2 Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung, hingga pada tahun 2011 beliau berhasil mendapatkan gelar S3 sebagai Doktor di Departemen Urban Management, Kyoto University. Baginya pendidikan tidak hanya untuk sebagian orang saja, namun pendidikan harus dimiliki oleh setiap orang tanpa memandang apapun, karena dengan pengetahuan lah harkat dan martabat seseorang itu ada.

Pendidikan yang beliau selesaikan tidak hanya mengantarkan beliau menjadi dosen di PWK, namun beberapa kali beliau juga sempat diundang sebagai guest lecture di beberapa perguruan tinggi luar negeri. Dalam wawancara yang dilakukan oleh tim redaksi, beliau menyampaikan pada bulan Januari 2016 sempat menjadi guest lecture di Kyoto

University, pada bulan April 2017 beliau di undang sebagai guest lecture di Cornell University, New York, USA. Dalam guest lecture di Amerika waktu itu beliau membahas isu berkelanjutan pengelolaan air bersih perpipaan yang dalam “Universal Declaration of Human Right” merupakan bagian dari hak dasar penentu harkat martabat individu dalam masyarakat. Kaja M. Mc. Gowan, Associate Profersor dan Direktur dari SEAP sempat melirik penelitian yang dilakukan oleh Bu Ismu ini karena pendekatan partisipatif yang dilakukan dalam pengelolaan air bersih berbasis komunitas di daerah pedesaan. Tentunya ini adalah pengalaman membanggakan bagi Bu Ismu karena menjadi salah satu dari beberapa profesor yang diundang sebagai guest lecture dalam South East Asia Program (SEAP).

“Ada sosok dibalik kesuksesan seseorang”, begitulah kata pepatah. Tidak terkecuali Bu Ismu. Tokoh-tokoh besar baik dari Indonesia maupun dunia menjadi penggerak semangat Bu Ismu untuk meraih kesuksesan beliau. Pertama, R. A. Kartini, beliau belajar bahwa pendidikan tidak hanya untuk kaum adam, namun setiap orang berhak untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih melalui pendidikan. Kedua, Ir. Soekarno, karena beliau

lah Indonesia bisa menjadi seperti saat ini sekarang, berbagai keragaman suku dan budaya namun Indonesia bisa menjadi satu. Ketiga, Mahatma Gandhi, dari beliaulah India bisa merdeka seperti saat ini tanpa ada kekerasan, dan banyak lagi tokoh inspiratif yang mengikuti perjalanan beliau.

“Jadikan apa yang kalian lakukan itu menjadi sesuatu yang kalian sukai, dengan begitu semuanya jadi lebih mudah”.

Begitulah pesan yang disampaikan oleh Bu Ismu dalam perbincangan singkat di ruang Kajur dan Sekjur. Dalam pesan yang singkat dan bermakna tersebut beliau juga menyampaikan bahwa waktu yang diberikan Tuhan ini terbatas, jangan sampai waktu yang ada terbuang sia-sia. “Ketika belajar, pahami saat itu juga, agar waktu yang ditersisa dapat digunakan untuk kegiatan yang lain”.

25

F I R M A N

A F R I A N T O

MEMULAI LEBIH AWAL Firman Afrianto, pria kelahiran 19 Februari 1981 yang lebih akrab dipanggil Mas Anto ini merupakan salah satu sosok alumni PWK FT-UB yang bisa menjadi panutan bagi adik-adiknya. Mas Anto yang masuk jurusan PWK FT-UB tahun 1999 dan merupakan angkatan ke-2 pada waktu itu kini telah memiliki karir yang cemerlang.

Karir dalam bidang spatial planner yang ia dirikan kini telah mengerakan berbagai proyek, dari yang terkecil hingga besar.

Tentu ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi Mas Anto.

Tidak sulit bagi keluarga besar PWK FT-UB untuk mengetahui perjalanan hidup suami dari Mbak Rini (Nuryantiningsih Pusporini, PWK FT-UB angkatan 2001), karena hampir setiap peristiwa penting keorganisasian kemahasiswaan PWK selalu hadir nama beliau. Selama perjalanan beliau di PWK FT-UB tercatat sebagai salah satu anggota formatur dan pendiri himpunan pada tahun 2000, tercatat pula sebagai anggota salah satu pendiri Planoworkshop PWK FT-UB pada tahun 2001. Demikian pula dengan profesinya sebagai Spatial Planner yang setiap tahun menjadi tempat beberapa mahasiswa untuk melakukan kuliah kerja nyata (KKN) menjadikan beliau banyak dikenal keluarga besar PWK FT-UB. Menempuh pendidikan di Pamekasan di tanah kelahirannya, bakat organisasi mantan pengurus asrama KOPMA

26

RUBRIK PRESTASI

UB ini terasah melalui pengalamannya menjadi ketua OSIS di sekolah menengah dan beberapa prestasi lainnya di bidang akademik dan non akademik. Bakat lainnya yang mulai ditekuni setelah kuliah adalah di bidang fotografi, mulai mendalami fotografi di tahun 2008, tidak lama bagi beliau untuk mendapatkan prestasi, mulai menjuarai beberapa lomba fotografi di tingkat lokal hingga mendapat kesempatan pameran di beberapa tempat. Pada tahun 2011 beliau sempat mendirikan studio foto bernama FORTIS STUDIO yang kliennya hingga ke mancanegara dan disegani pada waktu itu karena karyanya, namun kesibukan dan kecintaan mendalami profesi spatial planner membuat beliau harus menutup bisnis tersebut pada tahun 2013. Pengalaman organisasi yang ditekuni tidak hanya berhenti selama kuliah, pada bulan Maret 2017, beliau dipilih sebagai ketua Forum Silaturahmi Alumni (FORSA) PWK FT-UB yang dinobatkan pada event Alumni Connect 2017. “Memulai Lebih Awal�, begitulah kutipan yang selalu beliau dengungkan pada waktu mengisi acara sharing career mengenai planner beberapa bulan yang lalu. Pada tahun kedua perkuliahan Mas Anto sudah mulai magang (kuliah sambil bekerja) di beberapa perusahaan di Malang dan Surabaya serta menjadi asisten di beberapa proyek dosen. Pada tahun kelulusan, menurut beliau sudah tidak

kesulitan lagi membangun karir sebagai planner karena dari pengalaman dan network saat magang tersebut. Pada tahun 2008 beliau memutuskan untuk membuat studio mandiri bertempat di rumah beliau sebagai tempat untuk mengerjakan berbagai proyek dari ketenagaahlian di bidang PWK. Tercatat beliau merupakan orang pertama dari lulusan PWK UB yang mendapatkan sertifikat ahli profesi PWK dari LPJK. Melangkah lebih jauh kemudian beliau merangkul beberapa teman alumni PWK UB untuk mendirikan perusahaan yang bernama CV SAGAMARTHA yang bergerak di bidang ke-PWK-an. Boleh dibilang perusahaan di Perumahan Griyashanta J295 ini merupakan basecamp secara tidak resmi dari alumni PWK, karena setiap harinya menjadi tempat berdiskusi, bekerja dan bertukar pikiran keluarga besar PWK baik mahasiswa maupun alumninya. Mimpi besar beliau yang mulai beliau rintis adalah bagaimana nantinya setiap satu angkatan di PWK UB memiliki satu perusahaan, sehingga tidak sulit nantinya bagi setiap angkatan setelah lulus perkuliahan masuk pada industri ke-planner-an, dimana hal ini yang dirasakan sebagai permasalahan besar

bagi para lulusan PWK UB saat ini. Mas Anto bilang, inilah START UP yang sesungguhnya bagi lulusan PWK. Ditanya mengenai harapan mengenai alumni ke depan, Mas Anto menjawab bahwa ke depan, FORSA harus menjadi organisasi yang benar-benar mampu memberikan jawaban atas kebutuhan alumni, baik mengenai informasi lapangan kerja, bimbingan karir, peningkatan keahlian planner, dan informasi startup pembentukan perusahaan ke-PWK-an. Selain itu Mas Anto mengharap kehadiran FORSA mampu menjadi jembatan hubungan mahasiswa dan Jurusan dalam rangka menemukan formula yang optimal bagi kehidupan Keluarga besar PWK UB. Sebagai ujung tombak wajah PWK UB di luar, FORSA pada awal pembentukannya memang dihadapkan pada permasalahan bagaimana pada akhirnya alumni PWK UB banyak dikenal di Indonesia. Oleh karenanya Mas Anto berharap adanya kerjasama antara “segitiga emas kejayaan PWK FT-UB� menurut beliau yaitu Alumni, Jurusan dan Mahasiswa, lebih banyak terwujud di masa mendatang.

27

FIRDAUSI NUZULA Firdausi Nuzula atau yang lebih akrab dipanggil Firda merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Berbagai perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) berhasil ia menangkan, dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional.

Alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Nganjuk ini memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Terbukti pada tahun 2014 Firda berhasil masuk di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

28

RUBRIK PRESTASI

Sosok Firda yang ramah dan memiliki keinginan untuk belajar membuat banyak orang disampingnya memberikan support atas apa yang ia jalani.

Dukungan yang datang dari berbagai pihak inilah yang mengantarkannya hingga ke tingkat Nasional. Saat dihubungi oleh tim redaksi, Ia menyebutkan setidaknya ada 8 (delapan) perlombaan yang berhasil masuk dalam 3 besar, diantaranya adalah : 1. Juara 1 cabang MTQ anak-anak tingkat Jawa Timur di Probolinggo tahun 2011 2.

Juara 1 cabang MTQ Remaja tingkat Jawa Timur di Banyuwangi tahun 2015

3.

Juara 1 MTQ Mahasiswa tingkat Nasional di Universitas Negeri Jakarta tahun 2015

4.

Juara 1 MTQ se-Jawa di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tahun 2016

5.

Juara 2 MTQ tingkat Nasional di Universtas Negeri Solo tahun 2016

6.

Juara 3 MTQ Group tingkat Nasional di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tahun 2017

7.

Juara 1 MTQ tingkat Jawa-Bali di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim tahun 2017

8.

Juara 1 MTQ tingkat Nasional di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tahun 2017

“Awalnya dipaksa, lama-lama suka soalnya dapat dorongan dari orang tua juga”, begitulah jawaban Firda saat ditanya kunci keberhasilannya. Tidak

ada teknik khusus yang ia lakukan selain mengandalkan doa dari orang tua dan private dari gurunya. Ia juga menambahkan pesan yang disampaikan oleh sang guru “Jika kamu menjaga Al Qur’an, hidupmu akan dijaga oleh Al Qur’an”. Pesan singkat namun sangat bermakna bagi seorang Firda.

Disamping kesibukannya kuliah, Firda juga aktif dalam kegiatan kerohanian. Tercatat saat ini ia merupakan anggota dari Unit Kegiatan Mahasiswa Seri Religi yang merupakan UKM kerohanian di dalam kampus Universitas Brawijaya.

Dengan mengikuti organisasi ini, ia menemukan teman-teman yang sejalan dengannya, sekaligus ia dapat menyalurkan bakat dan minat yang ia miliki. Tidak hanya itu, menurutnya mengikuti organisasi adalah kesempatan untuk membangun relasi dengan orang-orang baru.

Dibalik berbagai prestasi yang ia raih, ada sosok luar biasa yang menginspirasi dalam hidupnya. Orang tua, dari orang tua ia belajar agar pantang menyerah ketika menuntut ilmu. Ustad Khoiruddin yang merupakan guru Firda, dari beliau ia belajar mengamalkan Al Qur’an dan belajar tilawatil Qur’an hingga mengantarkannya ke tingkat nasional.

“Aku mampu, aku bisa, kalau aku mau berusaha dan berdoa”, satu kalimat itulah yang menjadi motto hidup seorang Firda. Di akhir perbincangan ia juga berpesan kepada teman-teman yang ingin mengikuti jejaknya, “kunci dari keberhasilan adalah sabar, karena tilawah gak bisa instan”. Kunci ini adalah pelajaran hidup yang ia simpulkan dalam belajar tilawatil Qur’an sejak kelas 3 SD hingga sekarang.

29

by by Shafira Alida Shafira Alida

THE THELIVING LIVINGVEHICLE VEHICLE

R

umah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Seiring dengan berkembangnya zaman rumah bagi manusia juga mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan manusia yang tinggal di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri bila preferensi bermukim seseorang sangat dipengaruhi oleh gaya hidupnya.

Jika bicara tentang gaya hidup, mungkin kita pernah mendengar istilah kaum nomaden, yaitu mereka-mereka yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kaum nomaden sendiri masih bisa kita temui pada masa ini, umumnya mereka yang disebut Kaum Nomaden

30

RUBRIK TEKNOLOGI

Modern ini memilih berpindah-pindah tempat untuk memenuhi hasrat berwisata atau travelling dan memang tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka berpindah-pindah tempat tinggal.

Lalu bagaimana rumah bagi mereka ini?

Pada saat ini sudah banyak inovasi yang mendukung gaya hidup kaum nomaden. Salah satu inovasi yang menarik adalah Living Vehicle. Living Vehicle dapat dianggap sebagai rumah yang dapat bergerak, wujudnya sendiri merupakan kendaraan yang di desain agar cocock menjadi tempat tinggal bagi manusia.

Matthew Hoffman seorang arsitek mun-

cul dengan inovasi Living Vehicle dengan klaim inovasinya tidak hanya menjaga stabilitas lingkungan namun juga sosial. Living Vehicle merupakan sebuah trailer yang di desain mampu dihuni olah 2 orang dan dapat mendukung kehidupan mereka selama satu bulan penuh dalam satu waktu. Dengan asumsi pengguna nya dapat menggunakan air dengan bijak.

Dengan Panjang 30 kaki, lebar 8 kaki, dan tinggi 11 kaki Living Vehicle dilengkapi segala fasilitas layaknya rumah, termasuk mesin cuci yang dilengkapi pengering, lemari es, vacuum system, dan penghangat handuk.

Living Vehicle dilangkapi

panel surya sebesar 150watt ebagai sumber energy utama nya, selain itu terdapat 12-volt lithium baterai ion, dan power inverter 3000-watt. Sebagai tempat tinggal yang sumber energi utamanya merupakan tenaga surya Living Vehicle diklaim ramah lingkungan.

Selain keunggulan dalam segi ramah lingkungan, Living Vehicle memiliki desain interior yang nyaman untuk mendukung aktivitas sehari-hari pemiliknya. Tidak hanya itu secara exteriror Living Vehicle juga sangat unik, dilapisi ultra-glossy alumunium trailer ini mampu memantulkan lingkungan sekitarnya dan nampak seperti cermin sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan manapun. Material ini dipilih karena merupakan material yang awet dan dapat bertahan bahkan sepanjang usia pemiliknya. Untuk itu bukankah Living Vehicle menjadi inovasi yang sustainable bagi kaum nomaden?

Jika dipandang dari sudut pandang perencana sendiri apakah Living Vehicle dapat diterapkan di Indonesia? Untuk dapat merealisasikan keinginan memiliki LV tentunya seseorang memerlukan lah-

an untuk tempat parkir LV tersebut selain itu lahan itu harus mendukung kebutuhan hidup pemilik LV, seperti ketersediaan sumber air, saluran pembuangan dan sebagainya. Tentunya diperlukan pasrtisipasi berupa dukungan pemerintah untuk memfasilitasi insfrastruktur tersebut.

Maka apakah penggunaan LV efisien untuk menjadi solusi bagi mereka yang nomaden? Mungkin untuk saat ini di Indonesia masih

kurang mendukung untuk tinggal di dalam LV tapi tidak menutup kemungkinan kepemilikan LV dapat dikembangkan baik sebagai tempat tinggal maupun sekedar hobi.

Sumber: http://www.livingvehicle.com/ https://inhabitat.com/thisliving-vehicle-can-take-youcompletely-off-grid-for-amonth/

31

by Indah Cahyaning Sari/2014 (Plano Research Team)

PENGEMBANGAN SUSTAINABLE TOURISM PADA WILAYAH PEDESAAN MELALUI COMMUNITY BASED TOURISM CONCEPT Pengembangan pariwisata memiliki kaitan dalam pembangunan perekonomian daerah baik dalam lingkup lokal, regional maupun nasional, karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat, dampak positif pengembangan kepariwisataan akan dapat diperhitungkan baik keuntungan maupun kebermanfaatan bagi rakyat.

Pariwisata pedesaan merupakan bagian dari pariwisata global. Dalam konteks global, trend wisatawan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan strategi kepariwisataan, keberadaan perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap trend pariwisata dunia, bentuk dari trend pariwisata tersebut seperti foreign independent tourist, sight seeing, trekking, value for money, experience oriented holiday dan masih banyak lagi.

Sebelum masuk pada apa itu pariwisata pedesaan, perlunya pengembangan desa wisata didasarkan pada urgensi pengembangan wilayah terutama pedesaan yang notabennya memiliki ketertinggalan dibandingkan perkembangan di wilayah perkotaan. Indonesia adalah sebuah negara yang kaya dan besar, baik besar dalam jumlah penduduknya, kaya dalam sumberdaya alamnya hingga besar cakupan luas wilayahnya. Wilayah di Indonesia secara administrasi terbagi dalam beberapa tingkatan wilayah seperti

32

PLANO RESEARCH

provinsi, kabupaten/kota, hingga desa/ kelurahan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015 (www.kemendagri.go.id) tercatat bahwa terdapat 74.053 desa dan 8.300 kelurahan yang tersebar di 34 provinsi, 511 Kabupaten/Kota dan 7000 lebih kecamatan, jumlah tersebut akan semakin bertambah seiring dengan banyaknya daerah lokal yang melakukan pemekaran wilayah.

Mengingat besarnya wilayah pedesaan di Indonesia menimbulkan urgensi adanya pengembangan wilayah pedesaan secara optimal. Adanya pengembangan wilayah pedesaan akan berkaitan dengan aktivitas masyarakat setempat, baik itu aktivitas pertanian, perdagangan dan jasa maupun pariwisata, diharapkan melalui ragam aktivitas tersebut dapat meningkatkan perekonomian daerah dan berimbas serta berkontribusi dalam perekonomian nasional. Desa adalah wilayah yang terkadang tertinggal jauh dari berbagai fasilitas yang ada di kota, tidak dapat dipungkiri juga terkait kualitas sumber daya manusianya yang tidak bisa dibandingkan dengan masyarakat perkotaan, masih banyak masyarakat desa yang berpengetahuan rendah sehingga masih diperlukan adanya pengarahan maupun pendampingan masyarakat dalam upaya pengembangan desa. Namun ada beberapa hal di wilayah pedesaan yang tidak dapat ditemukan di wilayah perkotaan seperti kebersamaan,

kegotongroyongan maupun budaya khas, berdasarkan ciri khas tersebut, terdapat beberapa desa yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana pariwisata.

Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR), desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur, bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya (Suryo Sakti, 2012:68).

Untuk mendukung keberlangsungan program desa wisata, haruslah ditunjang dengan keberadaaan sarana, prasarana maupun infrastruktur kepariwisataan melalui pengembangan fasilitas dan jasa kepariwisataan yang dikelola oleh masyarakat setempat. Selain itu pengembangan desa wisata juga didasarkan pada ciri atraksi alam berdekatan, maupun ciri budaya tradisional yang ada di desa.

Adanya isue pengembangan desa wisata sebagai prioritas program Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) RI juga dibuktikan melalui program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) destinasi pariwisata. Hal tersebut dilakukan karena sektor pariwisata merupakan salah satu pemasukan nasional melalui devisa negara serta peningkatan taraf kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di area tempat wisata. Menbudpar Jero Wacik telah mengajak 48 anggota Komisi X DPR periode (2009-2014) untuk ikut mengusulkan dan mengawasi program desa wisata, dimana Kemenbud-

par telah mengagendakan pengembangan 104 desa wisata di seluruh Indonesia (Suryo Sakti Hadiwijoyo, 2012: 83). Oleh karena itu rancangan strategis diperlukan sebagai dasar untuk mencapai tujuan utama dari pengembangan desa wisata.

Kepariwisataan pada hakikatnya bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya alam, serta hubungan antar manusia. Kegiatan kepariwisataan di Indonesia mempunyai akar yang sangat kuat dalam masyarakat yang bersumber pada nilainilai agama dan budaya yang dianut oleh bangsa Indonesia. Masyarakat adalah pelaku aktif dalam kegiatan kepariwisataan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sendiri, kepariwisataan merupakan aktualisasi dari sistem ekonomi kerakyatan dimana kepariwisataan dapat digunakan sebagai aktivitas ataupun kegiatan yang bisa dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif masyarakat. Pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan (sustainable tourism) diharapkan dapat memperkukuh jati diri bangsa dan lestarinya fungsi lingkungan serta menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai kesatuan NKRI. Apabila berbicara terkait sustainable tourism, sebenarnya pariwisata pedesaan merupakan perwujudan dari istilah tersebut. Model pariwisata perdesaan memiliki nilai pemanfaatan lingkungan sosial, kelestarian keindahan alam dan kebudayaan masyarakat yang diiringi oleh semangat pemberdayaan kualitas lokal.

Dalam sustainable tourism banyak hal dan aspek kepariwisataan yang harus dipertimbangkan seperti faktor penarik dan pendorong kunjungan wisatawan, produk wisata, pemasaran ataupun branding wisata hingga dampak adanya pariwisata tersebut kepada kehidupan ekonomi, so-

33

sial, budaya masyarakat setempat. Sebenarnya banyak sekali ragam bentuk dari sustainable tourism sebagaimana Luckman Hakim tulis dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Ekowisata bahwa dalam aspek ekowisata, kepariwisataan yang berkelanjutan dapat berbentuk Wildlife Tourism (pariwisata berbasis kekayaan satwa), Environment Tourism (pariwisata berbasis lingkungan), Education Tourism (pariwisata berbasis pendidikan). Secara sosiologis, bentuk pariwisata pedesaan lebih menekankan masyarakat sebagai subyek ataupun pelaku peristiwa dimana istilah populer dari model atau konsep ini adalah Community Based Tourism.

Community Based Tourism sebenarnya merupakan sebuah istilah, model, konsep ataupun gagasan pengembangan pariwisata yang berdasarkan dari peran aktif dan keterlibatan masyarakat dalam sektor kepariwisataan. Menurut Suryo Sakti Hadiwijoyo dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis Masyarakat, Community Based Tourism merupakan pariwisata yang menyadari kelangsungan budaya, sosial dan lingkungan, bentuk pariwisata ini dikelola dan dimiliki oleh masyarakat untuk masyarakat, guna membantu para wisatawan untuk meningkatkan kesadaran mereka dan belajar tentang masyarakat dan tata cara hidup masyarakat lokal (local way of life). Jenis konsep Community Based Tourism lebih terkait dengan dampak pariwisata bagi masyarakat setempat dan sumber daya lingkungan (environmental resources) dimana partisipasi masyarakat dalam dunia pariwisatalah yang menjadi akar dari pengembangan pariwisata. Pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pedesaan sebenarnya memiliki banyak istilah seperti Community

34

PLANO RESEARCH

Based Tourism (CBT), Community Based Ecotourism (CBET), Agrotourism, Eco and Adventure Tourism.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menerapkan Community Based Tourism pada masyarakat pedesaan, salah satunya dengan pendekatan masyarakat (community approach) dimana pendekatan ini merupakan pendekatan advokasi dengan adanya keterlibatan bersama antara pemimpin masyarakat, organisasi aktif masyarakat dan fasilitator dalam proses pengembangan pariwisata dan masyarakat sebagai faktor yang sangat penting bagi kesuksesan produk wisata. Menurut Isnaini Mualissin (2007) dalam Suryo Sakti (2012:72) Community Based Tourism mempunyai prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai tool of community development bagi masyarakat lokal antara lain (a) mengakui, mendukung dan mempromosikan pariwisata yang dimiliki masyarakat (b) melibatkan anggota masyarakat sejak awal pada setiap aspek (c) mempromosikan kebanggaan masyarakat (d) meningkatkan kualitas hidup (e) menjamin keberlanjutan lingkungan (f) memelihara karakter dan budaya lokal unik (g) membantu mengembangkan cross-cultural learning (h) menghormati perbedaan-perbedaan cultural dan kehormatan manusia (i) mendistribusikan keuntungan secara adil diantara anggota masyarakat (j) menyumbang prosentase yang ditentukan bagi income proyek masyarakat. Selain prinsip, perlu adanya langkah penerapan dalam mengaplikasikan Community Based Tourism ini, D’amore dalam Suryo Sakti (2012:88) memberikan guidelines model bagi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yaitu (a) mengidentifikasi prioritas pembangunan yang dilakukan penduduk lokal (b) mem-

promosikan dan mendorong penduduk lokal (c) pelibatan penduduk lokal dalam industri (d) investasi modal lokal atau wirausaha sangat dibutuhkan (e) partisipasi penduduk dalam event-event dan kegiatan yang luas (f) produk wisata untuk menggambarkan identitas lokal (g) mengatasi problem-problem yang muncul sebelum pengembangan yang lebih jauh.

Memahami dan melihat lebih jauh dari Community Based Tourism pada masyarakat pedesaan, selain menerapkan prinsip ataupun mengikuti guidelines model, hal yang terpenting adalah bagaimana masyarakat pedesaan itu sendiri berperan dalam pengembangan pariwisata pedesaan, masyarakat dapat berperan baik sebagai subjek dan objek ataupun kolaborasi keduanya dalam upaya pengembangan pariwisata tersebut.

Masyarakat sebagai subjek dapat berperan sebagai penyelenggara, pengelola, penyedia, ataupun organisasi masyarakat yang bergerak di bidang kepariwisataan contohnya apabila di desa wisata tersebut terdapat potensi wisata keindahan alam, wisata budaya peninggalan sejarah (built heritage) maka masyarakat dapat mengelola, menunjang, memasarkan maupun menfasilitasi sarana prasarana pariwisata demi keberlangsungan keberadaan pariwisata tersebut. Masyarakat juga dapat berperan sebagai objek dan daya tarik pariwisata seperti budaya kehidupan masyarakat (living culture), adat istiadat, atraksi budaya, kesenian, kerajinan dan masih banyak lagi. Selain itu masyarakat bisa berperan dari kolaborasi keduanya baik sebagi subjek maupun sebagai objek menyesuaikan bagaimana kondisi ataupun karakteristik masyarakat dan pariwisata di wilayah pedesaan tersebut.

Lingkup produk dari desa wisata

yang berbasis masyarakat sangatlah luas, mulai dari kelestarian keindahan alam yang dapat berupa aktifitas ruang terbuka, kegiatan olahraga dan kebudayaan seperti tari, bahasa, membatik, membuat topeng dan masih banyak lagi. Bentuk produk wisata dari wilayah pedesaan memiliki kekhasan masing-masing, istilah internasional dari berbagai produk wisatan tersebut yang saat ini menjadi trend wisatawan adalah special intetetst tourism yang mana merupakan suatu jenis pariwisata pedesaan sebagai bentuk alternatif pariwisata masa depan yang berkelanjutan dengan bentuk pariwisata yang ditandai dengan adanya keunikan kultural serta wawasan lingkungan fisik dan sosial sebagai wisata minat khusus.

Selain pendekatan masyarakat (community approach), alternatif pendekatan yang bisa digunakan dalam penerapan Community Based Tourism sebagaimana yang digunakan oleh FAO dalam pengembangan dan pelaksanaan pembangunan pedesaan serta proyek pariwisata pedesaan di negara-negara Eropa yaitu global management approach, pendekatan manajemen global merupakan pendekatan manajemen terpadu yang membantu menyalurkan energi masyarakat kedalam proses kemandirian yang maju, disini masyarakat diberdayakan untuk menganalisis keadaan mereka sendiri, menghasilkan jalan keluar bagi permasalahan mereka, merencanakan pembangunan daerah mereka serta menilai hasil-hasilnya. Namun pendekatan ini kurang cocok apabila di terapkan di wilayah Indonesia mengingat sumber daya manusia di pedesaan belum sepenuhnya mampu melakasanakan secara mandiri, sehingga masih diperlukan adanya sosialisasi, pengarahan dan pendampingan dalam pengembangan

35

kepariwisataan di pedesaan.

Untuk mensukseskan keberlanjutan desa wisata, masyarakat memegang peran yang sangat penting dalam perwujudannya. Sebagaimana ditulis oleh bapak Gunawan Prayitno dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Desa Terpadu halaman 120 bahwa pembangunan desa yang mandiri dan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kriteria diantaranya (a) mengikutsertakan semua anggota masyarakat (rakyat) dalam setiap tahap pembangunan dimana diharapkan setiap anggota masyarakat harus dan berkesempatan berusaha, (b) setiap anggota masyarakat dengan pengorbanannya berarti yang menghasilkan adalah juga yang menikmati dan mendapatkan manfaat sesuai dengan kemampuannya dalam menghasilkan (c) adanya tenggang rasa diantara anggota masyarakat yang berarti bahwa mendapatkan kesempatan bekerja bidang dan kemampuan masing-masing, harus mendapatkan imbalan sesuai selalu menjaga keseimbangan antara yang kuat dengan yang lemah dan yang kaya dengan yang miskin yang dicerminkan dalam rasa kebersamaan yang saling menguntungkan. Dari ketiga kriteria desa berkelanjutan tersebut, setiap kriterianya memasukkan unsur partisipasi masyarakat di dalamnya sehingga konsep Community Based Tourism merupakan model paling aplikatif yang akan memberikan banyak manfaat apabila diterapkan pada wilayah pedesaan di Indonesia.

Kesejatian pengembangan dan kemajuan setiap destinasi wisata tidak terlepas dari peran penting masyarakat lokal.

Dengan kekhasan masing-masing wilayah pedesaan, masyarakat memang sudah seharusnya mengoptimalkan dan melakukan fungsi-fungsi pariwisata sesuai kapasitas

36

PLANO RESEARCH

yang dimiliki. Setiap desa memiliki keunggulan tertentu baik keunikan pola hidup, produk kerajinan khas daerah, keindahan alam yang tersedia hingga citra populasi unik bangsa Indonesia merupakan objek dan daya tarik wisata yang bisa dijual dalam kacamata pariwisata.

Referensi Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta : UI Press Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta : Graha Ilmu Hakim, Luchman. 2004. Dasar-Dasar Ekowisata. Jakarta : Bayumedia Muljadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat.

Jakarta : Salemba Humanika Prayitno, Gunawan. 2010. Perencanaan Desa Terpadu. Malang : UB Press Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT Pradnya Paramita www.kemendagri.go.id diakses pada tanggal 12 Juli 2017

by Illiya/2015 (Plano Research Team)

PENGEMBANGAN PERUMAHAN PERKOTAAN

K

ota berfungsi sebagai tempat pusat kegiatan karena banyaknya di dapati kantor pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, pendidikan, dan kesehatan, juga sebagai fungsi kawasan permukiman perkotaan, dan lain sebagainya, sehingga terjadilah urbanisasi yang setiap tahun nya selalu meningkat atau tinggi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota, dimana biasanya penduduk desa melakukan urbanisasi karena untuk melanjutkan pendidikan dan mencari lapangan kerja yang “dianggap� banyak menerima lapangan kerja atau masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Tingkat urbanisasi di Indonesia pada tahun 2010 menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sebesar 49,8 persen dan menurut BPS pada tahun 2035 di perkirakan akan mencapai 66,6 persen.

Meningkatnya urbanisasi yang tak terkendali menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di perkotaan, sehingga kebutuhan akan pengembangan perumahan di perkotaan juga semakin meningkat dan kebutuhan lahan menjadi semakin tak terkendali. Kebutuhan lahan yang tak terkendali menimbulkan sebagian masyarakat membangun rumah di daerah yang bisa dikatakan ilegal seperti di daerah pinggiran sungai, pinggiran kereta api, dll dan rumah yang dibangun berdempetan sehingga terciptalah rumah yang tidak layak huni dan permukiman kumuh. Untuk itu, dalam pengembangan perumahan di perkotaan diperlukan sebuah upaya untuk pengembangan perumahan yang lay-

ak huni dan harga yang terjangkau untuk masyarakat.

Tingginya tingkat urbanisasi juga mengakibatkan kepadatan penduduk perkotaan, kepadatan penduduk mengakibatkan berbagai permasalahan lingkungan, yang salah satunya adalah kemacetan yang menimbulkan banyak polusi dan berkurangnya lahan hijau yang sudah menjadi lahan untuk bangunan bangunan seperti perumahan, padahal kebijakan pemerintah yang tertuang di Permen PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan RTH di perkotaan harus mencapai 30% dari luas kota yaitu 20 % publik seperti taman kota dan 10 % privat seperti taman di halaman rumah.

Selain permasalahan permasalahan tersebut, permasalahan utamanya adalah permasalahan mengenai perumahan, yaitu banyaknya rumah yang dibangun di atas lahan yang tidak memadai ataupun ilegal yang biasanya mengabaikan aturan kebijakan kebijakan mengenai pembangunan pengembangan perumahan, atau bahkan mengabaikan aspek-aspek kelayakan hunian. Padahal aturan-aturan mendirikan perumahan pada dasarnya dibuat untuk medukung terbentuknya permukiman yang ideal dan selaras dengan lingkungan. Permukiman yang selaras dalam hal ini berarti adalah permukiman dimana didukung oleh sarana prasarana penunjang diantaranya adalah perumahan, sarana, jalan, drainase, air bersih, serta sampah dan sanitasi yang saling mendukung antar sarana prasarana tanpa

37

menghambat sarana prasarana lainnya sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat dengan optimal.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Dan menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor:11/ PERMEN/ M/ 2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman Pasal 1, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Rumah yang tidak layak huni adalah rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah layak huni. Kriteria rumah layak huni menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota serta kriteria rumah sehat menurut Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat adalah sebagai berikut: 1.

Memenuhi persyaratan keselamatan bangunan Persyaratan yang dimaksud yaitu konstruksi bangunan permanen yang dindingnya terbuat dari batu bata, lantai keramik, memiliki pondasi, konstruksi bangunan semi permanen yang dindingnya setengah batu bata dan setengah kayu, dan kontruksi bangunan non

38

PLANO RESEARCH

permanen yang dindingnya kayu, lantai tanah, dan tidak memiliki pondasi. Rumah yang paling baik untuk kriteria layak huni adalah rumah dengan kontruksi permanen.

2.

Menjamin kesehatan meliputi pencahayaan, penghawaan, sanitasi dan air bersih Kesehatan pencahayaan dan penghawaan perumahan disini dilihat dari ada atau tidaknya taman pribadi rumah yakni 10 %, masuknya cahaya matahari atau tidak masuk, jarak antar rumah ke rumah lainnya, dan ada tidaknya ventilasi. Sedangkan sanitasi dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas MCK setiap rumah. Selain itu, ada atau tidaknya air bersih juga dapat mendukung tercapainya rumah layak huni.

3.

Memenuhi kecukupan luas minimum Luas minimal rumah layak huni antara 7,2 m2/orang sampai dengan 12 m2/orang yang mempunyai fungsi utama yaitu sebagai hunian yang terdiri dari ruang serbaguna dilengkapi dengan kamar mandi.

Selain itu, untuk pengembangan perumahan di perkotaan terdapat program satu juta rumah yang menjadi program bapak Jokowi presiden Republik Indonesia pada tahun 2015, dimana program tersebut untuk mengurangi kekurangan rumah masyarakat karena penduduk yang semakin meningkat di perkotaan.

Pada tahun 2016 juga terdapat isu baru mengenai pengembangan perumahan yaitu pada hari habitat dunia dengan tema perumahan penggerak kota berkelanjutan, dimana kota berkelanjutan memiliki

beberapa prinsip seperti, kota hijau dan ramah lingkungan, kota yang nyaman, kota yang memiliki keindahan, kota yang masyarakat nya diharapkan dapat menggunakan kendaraan umum bukan kendaraan pribadi, guna dapat mengurangi polusi di kota tersebut. Jika perumahan di perkotaan dapat menjadi penggerak kota berkelanjutan, maka perumahan tersebut juga akan menciptakan lingkungan yang nyaman, hijau, indah, dan layak huni untuk masyarakat perkotaan. Juga terdapat program target 100-0-100 dimana 100 persen untuk penyediaan air bersih, 0 persen untuk kawasan permukiman kumuh, dan 100 persen untuk ketersediaan sanitasi yang sehat. Program target 100-0100 tercantum dalam rancangan RPJMN ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ) Tahun 2015-2019. Mengenai program target tersebut, menurut saya sangat membantu dalam pengembangan perumahan perkotaan, karena di dalam pengembangan perumahan tidak hanya diperlukan perumahan tetapi juga diperlukan prasarana seperti air bersih dan sanitasi. Dan dengan program target

ini diharapkan permukiman kumuh bisa berkurang karena perumahan sendiri masuk dalam permukiman, dan permukiman kumuh sudah menjadi permasalahan permukiman yang harus segera diatasi, karena tidak hanya berdampak pada lingkungan tetapi juga kesehatan masyarakat.

Pengembangan perumahan perkotaan harus dibangun dengan prinsip rumah layak huni, dan tidak membahayakan masyarakat, karena banyak rumah di perkotaan yang dibangun di lahan yang tidak berkeselamatan atau rawan bencana, seperti rumah rumah yang dibangun oleh masyarakat sendiri atau swadaya di daerah pinggiran sungai, pinggiran kereta api.

Untuk rumah yang berada di daerah pinggiran sungai bisa dengan mudah terlelap banjir, belum lagi jika masyarakat membuang sampah rumah langsung ke sungai, itu akan menjadi dampak buruk terhadap lingkungan sekitar, dan kesehatan masyarakat itu sendiri, dan rumah yang berada di daerah pinggiran rel kereta api yang dapat membahayakan aktivitas masyarakat sendiri. Padahal sudah ada kebijakan dimana rumah yang dibangun di

39

daerah pinggiran sungai ataupun rel kereta api, tidak di perbolehkan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang membangun rumah di daerah daerah tersebut, selain itu untuk rumah yang berada di sekitar menara BTS, SUTT, itu juga dapat membahayakan masyarakat yang berada di dekat menara tersebut, karena bisa berakibat buruk ke depannya untuk warga sendiri, seperti dampak radiasi. Rumah rumah tersebut seharusnya tidak dibiarkan begitu saja, mengingat dampaknya yang sangat berbahaya ke depannya dan bisa saja sewaktu waktu dapat terjadi secara tiba tiba. Padahal rumah tidak diperbolehkan ataupun sangat tidak disarankan untuk di bangun di daerah sekitar menara SUTT, BTS, karena seharusnya menara SUTT, BTS berada di wilayah kawasan lindung.

Permasalahan permasalahan mengenai rumah rumah tersebut sering terjadi pada rumah yang dibangun sendiri oleh masyarakat atau yang biasa dikenal dengan rumah swadaya, oleh karena itu untuk pengembangan perumahan ke depannya di harapkan ada sosialisasi kepada

40

PLANO RESEARCH

masyarakat masyarakat agar membangun rumah tidak di kawasan yang berbahaya, atau jika tidak diberikan sanksi atau kebijakan yang lebih kuat lagi untuk menangani masalah seperti ini, karena itu juga sangat diperlukan pengembangan perumahan perkotaan yang mengacu kepada kebijakan kebijakan yang telah dibuat.

Pengembangan perumahan perkotaan yang baik sangat diharapkan, karena dengan pengembangan perumahan yang baik akan tercipta lingkungan yang nyaman, dan indah. Selain itu, pengembangan perumahan baik oleh pembangun formal seperti para pengembang (developer) dan perum perumnas dan pembangun informal seperti pembangunan rumah yang dibangun oleh masyarakat sendiri harus tetap membangun sesuai dengan kebijakan kebijakan yang ada, seperti pembangunan perumahan yang layak huni.

Selain itu, mengingat lahan yang sudah terbatas dengan peningkatan jumlah penduduk yang salah satu nya disebabkan oleh urbanisasi sehingga ke-

butuhan perumahan yang juga meningkat, maka untuk itu juga bisa di terapkan pembangunan rumah vertikal atau yang biasa di sebut dengan rumah susun, karena dengan pembangunan rumah susun dapat menghemat penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan perkotaan, dan juga masyarakat yang merasa kurang mampu tidak harus mengeluarkan uang banyak untuk bisa memiliki rumah, karena harga nya yang legih terjangkau.

Juga bisa rumah elit seperti aparteman apartemen untuk masyarakat yang memiliki uang berlebih. Selain itu, untuk perumahan yang dibangun oleh pihak pengembang ataupun pihak pemerintah seperti perumahan perumahan harus melihat estetika lingkungannya seperti apa, sarana dan prasarana penunjang nya yang harus memadai seperti adanya akses air bersih, akses jalan yang mudah, sarana perdagangan, mesjid, dan khususnya

drainase, karena apabila drainase buruk maka saat hujan turun akan dengan mudah terkena banjir, dan sarana prasarana lainnya, termasuk arah dari rumah rumah tersebut, karena arah dari rumah rumah seperti menghadap barat biasaya ketertarikan dari masyarakat berkurang, karena langsung berhadapan dengan cahaya matahari. Hal hal seperti itu harus menjadi pertimbangan dalam pengembangan perumahan perkotaan. Sehingga dengan semua yang telah dipaparkan di atas, diperlukan sebuah pengembangan perumahan perkotaan dengan berdasarkan kebijakan kebijakan yang ada, dan berpacu pada aspek aspek yang telah disebutkan, seperti aksesibilitas, ketersedian sarana prasarana penunjang, ketersediaan lahan, keamanan, harga yang terjangkau, serta rumah yang layak huni, dan lain sebagainya.

41

by Indah Mei Yunita (Plano Research Team)

UPAYA PENANGGULANGAN KEMACETAN DI KOTA MALANG, DAJALAN SATU ARAH PADA TAHUN 2013 HINGGA MONOREL PADA TAHUN 2018 Kemacetan merupakan permasalahan yang sering terjadi di kota-kota besar, salah satunya di Kota Malang. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, jumlah penduduk pada tahun 2018 yaitu 886.118 jiwa dan diperkirakan akan terus bertambah setiap tahunnya. Jumlah tersebut tentu belum ditambah dengan puluhan ribu mahasiswa luar Kota Malang yang sedang menuntut ilmu.

Perlu diketahui pula bahwa Kota Malang memiliki empat perguruan tinggi bertaraf nasional, yaitu Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), dan Politeknik Negeri Malang (Polinema).

Pemerintah Kota Malang tentunya tidak pernah kehabisan akal dalam menanggulangi kemacetan yang sampai saat ini belum teratasi dengan baik. Upaya-upaya tersebut berupa kebijakan jalan satu arah dan salah satunya yang pernah diterapkan di Jalan Panjaitan pada tahun 2013, pemasangan CCTV (Close Circuit Television) atau dapat disebut dengan ATCS (Area Traffic Control System) pada tahun 2015, dan rencana pembangunan monorel (kereta rel tunggal) pada tahun 2018.

Dilansir oleh portal berita surabayabisnis, pakar transportasi Universitas Brawijaya, Hendi Bowoputro, sebanyak 46,2% masyarakat Kota Malang menilai

42

PLANO RESEARCH

bahwa kemacetan telah memasuki kategori parah oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengatasinya. Salah satu upaya yaitu berdasar Peraturan Walikota Nomor 35 tahun 2013 yaitu pemberlakuan jalan satu arah yang diterapkan pertama kali di Jalan Panjaitan. Akan tetapi, akibat kebijakan tersebut yaitu meningkatnya angka kecelakaan karena kendaraan yang berasal dari Jalan MT. Haryono melaju dengan kecepatan tinggi. Selain itu, karena pengendara tidak dapat putar balik, maka mereka lebih memilih melewati gang-gang kecil yang justru mengganggu ketenangan warga di gang-gang tersebut. Untuk mengatasi permasalahan baru tersebut, para pembuat kebijakan mengadakan diskusi di Kantor Walikota Malang dan menghasilkan kesepakatan berupa dilakukan rekayasa lalulintas di kawasan Jalan Sumbersari-Jalan Gajayana-Jalan MT. Haryono-Jalan DI. Panjaitan-Jalan Bogor dengan memberlakukan jalan dua arah.

Upaya selanjutnya yaitu dengan memasng ATCS di titik-titik rawan kemacetan. ATCS merupakan sebuah sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknilogi informasi yang diluncurkan pertama kali di Kota Malang oleh Dinas Perhubungan.

Sistem tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan koordinasi kinerja lampu lalu lintas di setiap persimpangan untuk mengurangi kemacetan di setiap titik-titik rawan kemacetan. ATCS berguna bagi

masyarakat Kota Malang untuk mengetahui titik-titik kemacetan terutama pada jam-jam sibuk. Diberitakan oleh website resmi Kota Malang, info mengenai kondisi arus lalu-lintas dilaksanakan pada jam 10.00, 12.00, 15.00 dan 16.00 WIB melalui stasiun televisi Malang TV. Selain berguna dalam mengetahui titik kemacetan, ATCS juga dapat berfungsi untuk mengurangi tingkat kriminalitas. Para pelaku pasti akan berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan karena diawasi oleh ATCS.

Televisi yang berada di ruang kontrol ATCS Dinas Perhubungan Kota Malang Sumber: malangvoice.com, 2015

Saat ini telah terpasang 15 unit CCTV atau ATCS di titik-titik rawan kemacetan namun seperti dilansir oleh suryamalang.com pada Januari 2017, terdapat tujuh unit ATCS yang akan diambil alih oleh pusat. Unit-unit tersebut merupakan ATCS yang diletakkan di jalan nasional, sementara ke delapan titik lainnya akan tetap dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Malang.

Upaya ketiga dalam menanggulangi kemacetan di Kota Malang yaitu direncanakannya pembangunan monorel yang akan bekerjasama dengan PT. Indonesia Transit Central. Dilansir dari website resmi jawapos, Pemerintah Kota (Pemkot) bersama akademisi telah menuntaskan detail engineering design (DED) dari monorel terebut dan hasilnya menunjukkan bahwa pembangunannya sudah san-

gat layak. Rencana pembangunan tersebut didasarkan dengan tingkat kendaraan yang semakin bertambah sedangkan jalan sudah sulit untuk dilebarkan. Selain itu, ketika proyek Tol Malang-Pandaan telah selesai, diperkirakan adanya ledakan kendaraan yang melintasi Malang sehingga apabila proyek monorel terlambat diwujudkan maka akan memperparah kemacetan di Kota Malang.

Gambaran Desain Monorel Sumber: PT. Indonesia Transit Center, dilansir dari malangtoday.com, 2017

Monorel diharapkan dapat menjadi jalan keluar untuk kemacetan di Kota Malang. Dilansir dari website resmi Kota Malang, pihak Pemkot telah berhasil melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Indonesia Transit Central di Balai Kota Malang pada hari Rabu, 18 Januari 2017. Adanya MoU tersebut menandakan langkah awal dimulainya proses pembangunan monorel dan ditargetkan bahwa pada tahun 2018, proyek tersebut benar-benar terwujud. Menurut walikota Malang, panjang monorel yang akan dibangun yaitu 8,2 km dan yang dibutuhkan yaitu 40 km di Kota Malang, dan menurut direktur eksekutif PT. Indonesia Transt Center, seperti dilansir dari situs resmi malangtoday, pembangunan akan dilakukan mulai dari Velodrom, Tlogomas, dan titik akhir di Arjosari dengan rencana pembangunan yang mengedepankan keindahan dan keasrian lingkungan.

43

by Rizky Kusuma Anjani

5 ALASAN MENARIK YANG HARUS KAMU KETAHUI SEBELUM MASUK JURUSAN PLANOLOGI

Seperti dilansir hotcourses.co.id (27/08/17) Planologi adalah ilmu yang mempelajari sebuah wilayah dan kota beserta keterkaitan unsur yang ada di dalamnya. Planologi sangat erat kaitannya dengan ilmu seperti geologi, geografi, ekonomi, politik, sosial budaya, bencana, pembangunan, pemerintahan, lingkungan dan lainnya. Ranah dari jurusan planologi sendiri pun adalah untuk merencanakan suatu wilayah atau kota, oleh karena itu aspek aspek yang terkait didalamnya dan mempengaruhi wilayah atau kota tersebut merupakan bagaian dalam perencanaan dengan mempertimbangkan seluruh aspek yang ada di dalamnya. Yap, jadi bener banget kalau jurusan ini dinamakan jurusan segala ilmu! Bahkan, kalian juga harus mengetahui bagaimana keadaan sosial dari suatu wilayah beserta karakter masyarakat didalamnya. Jurusan Planologi atau Jurusan PWK (Perencanaan Wilayah dan Kota) adalah salah satu jurusan yang berada di bawah naungan Fakultas Teknik.

Gak salah kalau jurusan planologi ini juga banyak peminat dan mempunyai prospek kerja yang bagus. Buat kamu yang ingin

44

RUBRIK MOTIVASI

masuk jurusan ini, gak perlu khawatir untuk mendapatkan kerja dan bingung mencari pekerjaan. Berikut adalah 5 alasan menarik yang harus kamu ketahui sebelum masuk jurusan planologi atau perencanaan wilayah dan kota :

1

Meskipun teknik, lebih banyak belajar unsur sosial daripada sains Meski termasuk dalam golongan teknik, planologi merupakan satu-satunya jurusan di teknik yang lebih banyak mempelajari ilmu sosial daripada sains. So, buat kalian yang dulunya waktu SMA udah terciduk penjurusan IPA terus gak suka, kalian bisa banget loh masuk jurusan ini. Planologi lebih mempelajari mengenai ilmu-ilmu geografi, ekonomi, sosiologi, geologi, politik, sosial-budaya, pembangunan yang pokoknya anak IPS banget deh. Ilmu sains kalian yang akan digunakan di jurusan planologi hanya sebatas matematika dasar dan statiska termasuk pendalaman analisisnya. Jadi gimana, buat kalian yang mau masuk kuliah minat gak sama jurusan ini?

2

Kuliah sambil jalan-jalan Ranah dari jurusan planologi adalah untuk merencanakan suatu wilayah atau kota. Oleh karena itu mata kuliah utama kalian tidak jauh jauh berhubungan dengan sebuah perencanaan daerah, kota, wilayah, bangunan dan transportasi. Belajar mengenai sebuah perencanaan itulah yang membutuhkan untuk mengenal suatu daerah baru sebelum merencanakannya. Jadi, sebelum merencanakan suatu daerah, kota dan wilayah anak planologi wajib banget tuh survei ke daerah yang akan direncanakan. Nah, serunnya disini!

Karena kalian bisa mengenal daerah baru beserta kebudayaan yang ada didalamnya, mendapat ilmu untuk merencanakan suatu daerah beserta bonus jalan jalan juga. Keren kan?

3

Banyak mendapatkan pelatihan soft skills Gak asing lagi sih ya kalau jurusan teknik terkenal dengan jurusan dengan kehidupan yang keras. Dari kehidupan yang keras itu, mahasiswa teknik termasuk anak planologi selalu menerapkan soft skill yang telah terlatih pada kehidupan kampus dan berorganisasi. Selain mendapatkan ilmu yang kompleks dan disiplin, anak planologi dilatih dalam hal kepemimpinan, manajemen massa, manajemen waktu, berbicara di depan umum, melobi sebuah instansi hingga bernegoisasi dalam sebuah proyek. Gak heran kalau mahasiswa teknik khususnya planologi selalu terlihat kharismatik.

4

Jarang banget bisa lulus 3,5 tahun Alasan tertundanya sebuah kelulusan tidak hanya dengan karena malas mengerjakan skripsi. Anak planologi jarang banget bisa lulus 3,5 tahun bukan karena malas mengerjakan skripsi ataupun karena tidak bisa beradaptasi dengan kehidupan kampus. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa planologi sering banget terlibat dengan kegiatan di luar kampus. Contohnya saja seperti ikut penelitian dosen, mengerjakan proyek dari konsultan, mengikuti organisasi ekstra kampus dan intra kampus dan masih banyak lagi. Tapi ada juga kok yang 3,5 tahun lulus karena memang fokus dengan skripsi yang dikerjakan.

5

Gak heran kalau semester 5 ke atas udah berpenghasilan 5 juta - 7 juta Salah satu enaknya masuk jurusan planologi dan salah satu penghambat kelulusan itu sebenernya ini nih, guys. Gak heran sih kalau mahasiswa planologi banyak yang melakukan kuliah dengan menyambi bekerja (proyekan). Karena pekerjaan proyek yang selalu didapatkan mahasiswa planologi tidak selalu menuntut untuk kerja di lapangan. Proyek tersebut hanya membutuhkan waktu untuk survei (jalanjalan lagi nih) dan mengerjakan dokumen perencanaannya bisa banget disambi dengan kuliah. Gaji dari pengerjaan proyek tersebut paling sedikit adalah 1 juta per bulan, sedangkan proyek biasanya berlangsung 6-7 bulan. Untuk tunjangan survei proyek pun juga didanai dari konsultan yang memperkerjakan kita (pesawat, hotel, uang makan, uang transport beserta upah surveyor). Jadi gimana, masih ragu masuk jurusan planologi?

Jadi itulah 5 fakta menarik yang wajib banget kamu ketahui sebelum masuk jurusan planologi. Jadi gimana guys, tertarik gak untuk masuk jurusan ini?

45

CAREER SERIES:

SPATIAL PLANNER

F

orsa Career series merupakan kegiatan yang dilakukan antara forsa dan HM PWK FT-UB dalam sinergis saling sharing pengalaman. Career series yang pertama dilakukan pada hari minggu 1 oktober 2017 di basecamp Himpunan Perencanaan Wilayah dan Kota yang dihadiri oleh anggota himpunan PWK FT-UB dengan beberapa anggota forsa PWK FT-UB. Materi yang dibahas adalah seorang planner berkarir di dunia konsultan dengan studi kasus perjalanan karier mas firman afrianto sebagai seorang pengusahan yang bergerak di bidang konsultan. Perjalanan karier mas anto sebagai konsultan dimulai pada tahun 2001 menjadi seorang asisten proyek yang ada di kampus, pada tahun 2004 setelah lulus kuliah mas anto sapaan akrabnya memulai karier professionalnya sebagai seorang sarjana perencana di sebuah kantor konsultan di Surabaya hingga tahun 2006 setelah itu mas anto melanjutkan karier menjadi konsultan individu PU jawa timur hingga periode 2008. Pada tahun yang sama setelah itu mas anto kembali ke Malang mendirikan studio Bersama

46

RUBRIK MOTIVASI

bernama PT. Konstalta Kuartorial. Setelah makan asam garam pengalaman pada tahun 2010 hingga sekarang mas anto menjadi Direktur CV. Sagamatha perwakilan 4 PT. Dalam diskusi career series mas anto menekankan apa yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha konsultan yaitu antara lain “memulai lebih awal� dimana menjelaskan bahwa penting memulai lebih awal karena masa perkuliahan dapat dimanfaatkan sebagai pembelajaran dalam mencari pengalaman kerja sebanyak-banyaknya serta membagun link dan network maka setelah lulus seorang planner melanjutkan dengan membuat sertifikat keahlian dan perusahaan/CV pribadi yang tentunya tidak dapat dilakukan oleh seorang yang tidak memiliki pengalaman dan network akan sulit untuk memulai. Masih dalam materi yang sama mas anto juga menjelaskan secara detail bagaimana proses membuat sertifikat keahlian seorang planner, membuat perusahaan, sistem lelang proyek di Indonesia serta bagaimana cara mengelola perusahaan konsultan.

if you can imagine it, you can achieve it; if you can dream it, you can become it, it William Arthur Ward

47

@HMPWKFTUB

@HMPWKFTUB

hmpwk.ftub@gmail.com

@csd8707j