Figur Figur Mahasiswa Rico - Wisudawan Cumlaude
Keg Angkatan 2017 | 2018 | 2019 | 2020
Keg Himpunan BIOLOGI BULETIN
Edisi XVI September 2021
Entomologi Talkshow 2.0| Marine Talkin (MARLIN) | Tyto Alba: Webinar konservasi Lahan Basah sebagai Upaya Perlindungan Keragaman Burung Air
Sambutan Kahim Wakahim
Sumber foto: sea.mashable.com
fenomena Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sumber foto: cnnindonesia.com
BURUNG PIPIT BERJATUHAN DI TANAH BALI Penulis: Farrel Radhysa Muhammad Zahdi/ Editor: Agni Annisa Putri
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya semoga kita semua dalam keadaan sehat wal'afiat, Aamiin. Alhamdulillah pada kesempatan kali ini Biotin Edisi XVI dapat kembali rampung dalam hal penyusunannya, kami ucapkan terima kasih banyak kepada tim Biro Media Informasi DP XLII Himbio Unpad Kabinet Sinapsis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Biotin ini. Pandemi Covid-19 mendorong kita untuk beradaptasi terhadap keadaan dan berikut merupakan salah satu cara kami untuk tetap memenuhi kebutuhan informasi bagi Akang dan Teteh. Besar harapan kami dengan hadirnya Biotin Edisi XVI ini dapat memberi informasi detail mengenai akademik, perlombaan, kegiatan Dewan Pengurus maupun informasi menarik lainnya. Salam sehat selalu Himbio! Himbio! Himbio! Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sebuah peristiwa aneh terjadi dimana ribuan burung
Burung pipit sendiri merupakan kelompok aves dari
pipit berjatuhan di sekitar pekuburan Kabupaten Gianyar,
famili Estrildidae atau burung berparuh pendek pemakan
Provinsi Bali pada hari Kamis, 9 September 2021. Burung-bu-
biji-bijian. Di Indonesia, burung ini disebut sebagai emprit atau
rung yang berjatuhan pun ditemukan dalam kondisi basah.
bondol. Jika dilihat sekilas, burung pipit tampak mirip dengan
Menurut Sutika, seorang penduduk sekitar yang mengunggah
burung gereja yang sama-sama memiliki paruh pendek. Habi-
video burung-burung yang berjatuhan ke tanah di Bali, jumlah
tatnya sendiri berada di persawahan, dan terkadang mereka
burung yang berjatuhan itu sekitar seribu ekor.
membuat sarang di pohon kelapa atau cemara.
Fenomena aneh ini pun menuai tanggapan dari berb-
Hujan asam sendiri merupakan hujan yang mempu-
agai ahli, salah satunya Peneliti Burung Badan Riset dan Inovasi
nyai kadar keasaman dengan pH di bawah 5,6. Hujan asam
Nasional (BRIN), Tri Haryoko, M.Si. Menurut Tri, fenomena
memiliki kadar air hujan yang lebih asam lagi dibandingkan
ribuan burung pipit berjatuhan tersebut bisa disebabkan oleh
dengan air hujan biasa. Air pada hujan asam akan meningkat-
banyak kemungkinan. Di antaranya seperti hujan asam, peru-
kan keasaman tanah dan air permukaan, yang terbukti dapat
bahan cuaca, keracunan pestisida, ataupun adanya penyakit.
berbahaya bagi kehidupan ikan, tanaman, bahkan berbahaya
Dugaan ini kemudian diperkuat oleh Balai Konservasi Sumber
untuk manusia.
Daya Alam (BKSDA) Bali, dimana fenomena tersebut dipen-
karena belerang atau sulfur, yang merupakan pengotor dalam
garuhi hujan asam. Tak hanya di Bali, fenomena burung-burung pipit
bahan bakar fosil serta nitrogen yang ada di udara ikut bereaksi
berjatuhan juga terjadi di sekitar kantor Pemerintahan Cirebon
dengan oksigen. Kemudian hal ini membentuk sulfur dioksida
pada hari yang sama. Protokol Pemkot Cirebon Prasojo Rahard-
dan nitrogen oksida, yang nantinya akan berdifusi ke atmosfer
jo Utomo mengatakan saat itu, ia tiba di kantor Pemkot, sejum-
dan membentuk asam sulfat serta asam nitrat yang jatuh
lah petugas sedang membersihkan burung pipit yang sudah
dengan air hujan asam. Dampak yang disebabkan oleh hujan
mati. Dia menduga burung tersebut mati karena adanya peru-
asam sendiri yaitu mengganggu ekosistem air, kesuburan
bahan iklim, sehingga diduga burung-burung pipit itu tidak
tanah terganggu, dan penyebab besi korosi.
kuat dengan perubahan dari cuaca panas ke kondisi dingin
OUR MEDiA
dalam waktu singkat. Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Biologi DP XLII Kabinet Sinapsis - Muhammad Ridzqi & Muhammad Terry A -
TIM REDAKSI
Penanggung jawab : Arnida Kusuma D. Pemimpin redaksi : Agni Annisa P. | Penanggung jawab rubrik utama : Agni Annisa P. | Penanggung jawab konten figur : Vanya Asdiqaputri N| Penanggung jawab info lomba dan beasiswa : Agni Annisa P.| Penanggung jawab konten mahasiswa : Ghaida Afifah Wahyu P. | Penanggung jawab konten himpunan : Graha Sabillah T. | Editor Utama: Zulfiani Aulia Y.| Designer : Agni Annisa P.
Dalam hal ini, penyebab hujan asam biasa terjadi
himbio.fmipa.unpad.ac.id Himbio Universitas Padjadjaran himbio_unpad himbio_unpad @arv8077