Buletin Fenomena #3 Tahun 2018

Page 14

OPINI SISTEM PENDIDIKAN

P

endidikan dalam arti sempit bisa kita artikan sebagai usaha untuk menambah ilmu pengetahuan atau proses mengu bah seseorang dari awalnya yang tidak tau menjadi tau.

Banyak hal yang dapat mendefnisikan pendidikan itu sendiri.

Adanya privatisasi dalam dunia pendidikan Indonesia juga luput dari

Tergantung dalam konteks apa kita mengkaji pendidikan itu.

perhatian kita semua. Privatisasi pendidikan artinya dalam sekolah tersebut memegang suatu ajaran atau berisi satu golongan saja

Ada banyak hal menarik yang dapat dibahas mengenai sistem

sehingga dampak tidak langsung terhadap siswanya yaitu

pendidikan di Indonesia. Berbagai masalah muncul ketika kita mem-

tumbuhnya sifat intoleran dan primordialisme. Memang pendidikan

bahas tentang pendidikan Indonesia. Mulai dari yang menjadi

dengan sistem seperti ini terdapat spesifikasi agar lebih terfokus

umum dimasyarakat sampai pada masalah laten dari sistem pendi-

pada ajaran/pedoman yang dianut. Namun karena berada di

dikan itu sendiri. Selama ini kita hanya terpaut dengan kekurangan

lingkungan yang sama, perilaku primordialisme dan rasa intoleran

yang tampak saja seperti kekurangan sarana prasarana, kualitas

dapat tumbuh dikalangan siswanya. Secara tidak langsung siswanya

pendidikan Indonesia yang masih rendah, kekurangan tenaga

akan memikirkan kekurangan-kekurangan dari ajaran lain dan

pendidik, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan masalah

mengelu-elukan ajaran yang telah dipelajari. Supaya rasa primordial-

tampak yang sering dibahas. Namun masih ada masalah-masalah

isme ini tidak berkembang maka perlu adanya pemantauan oleh

lain yang tidak tampakoleh kalayak umum.

pemerintah untuk memantau sistem pendidikan tersebut.

Pendidikan di Indonesia diselenggarakann oleh dua pihak yaitu

sihan dari sekolah membuat budaya ini mulai ditinggalkan

swasta dan pemerintah. Dalam segi kualitas, sekolah swasta diang-

Yang ketiga adalah masalah yang sebenarnya telah menjadi rahasia

gap lebih baik dibanding dengan sekolah publik. Opini tersebut

umum di kalangan masyarakat Indonesia. Sekolah yang didirikan di

tentu tercipta dari berbagai kenyataan yang ada. Banyak sekolah-se-

daerah kota lebih maju dibandingkan dengan sekolah yang ada di

kolah swasta menunjukkan diri sebagai sekolah dengan prestasi

pinggiran kota maupun desa. Hal dikarenakan memang perkemban-

tinggi. Selain itu, juga terdapat suatu persaingan antar sekolah

gan kota lebih maju dari pada derah desa. Kota telah menjadi pusat

dimana untuk menarik siswa agar dapat belajar disana, maka

dari segala kegiatan baik itu pemeritahan, sosial, perdagangan dan

sekolah tersebut harus meningkatkan kualitasnya. Dampak dari

juga perbankan . Selain karena sebagai pusat semua kegiatan,

semua ini yaitu semakin merosotnya citra sekolah publik dalam

persaingan dalam mendapatkan peserta didik juga menjadi faktor

karena telah kalah saing dengan sekolah swasta. Sekolah swasta

pendorong dalam meningkatakan mutu sekolah. Sedangkan didesa,

memberikan layanan lebih disebabkan oleh tingginya angka yang

jumlah sekolahnya tidaklah sebanyak yang ada di kota. Karena kuan-

harus dibayar oleh siswanya. Sedangkan untuk sekolah negeri, yang

titas sekolah yang terbatas maka sekolah tersebut tidak perlu

diandalkan adalah tersedianya pendidikan untuk seluruh rakyat

bersaing dengan sekolah lain. Terlebih lagi apabila sekolah tersebut

Indonesia dengan biaya yang terjangkau. Sekolah negeri pada

merupakan sekolah satu-satunya didaerah tersebut maka tanpa

umumnya tidak berfikir lagi bagaimana mendapatkan siswanya

adanya peningkatan kualitas pendidikanpun, siswanya juga akan

karena siswanya akan datang sendiri untuk mendaftarkan diri. Seba-

bersekolah disana.

liknya, swasta harus mempromosikan sekolahnya 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Buletin Fenomena #3 Tahun 2018 by Hima Geografi Unnes - Issuu