Tabloid PODIUM

Page 1


POTRET

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Penghianatan Parpol SOAL mahar politik bukanlah sebuah rahasia. Hal itu kerap mengemuka saat gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Jumlahnya ratusan juta, miliaran hingga triliunan rupiah, hanya sekadar meraih persetujuan dari partainya. Pun begitu, istilah mahar politik tidak berlaku bagi petinggi parpol. Termasuk jajarannya. Kata mereka, sosok yang didukung tanpa bayar sedikit pun. Tapi, ya itu tadi, duit yang diberikan kepada parpol cuma berupa biaya saksi ditambah dana kampanye. Jadi, sama sekali tak ada yang namanya mahar politik. Apalagi kata mahar politik erat kaitannya dengan money politik. Takut ditelisik pihak berkompeten, biaya tetek bengek dalam pertarungan pesta lima tahunan itu dengan kata belece bermacam ragam. Nah, baru-baru terungkap dua kasus menyangkut mahar politik. Dua parpol saat ini sedang uringuringan. Yakni Partai Gerindra serta PKS. Diungkap salah satu bacalon Pilkada, bahwa mereka diminta untuk menyerahkan uang mahar. Dengan maksud mendapatkan mandat dari pejabat tinggi partai. Malah kabarnya, hanya tatap muka saja, si calon

juga harus merogoh kocek. Jumlahnya juga bervariasi. Meski dalam kalkulasinya, dikutip memang ada biaya-biaya taktis yang wajib dikeluarkan calon kepala daerah. Apa yang terjadi ketika mahar politik dibelecehkan dengan istilah lain? Kalau ditilik semuanya tak ada beda. Dan tak salah, andai salah satu calon yang maju mengeluarkan dananya. Pun demikian, taklah sebanyak yang diperuntukkan. Artinya, dana wajib disetor tapi harus juga melihat bobot si calon yang akan didukung. Kata Prabowo, ada calon yang didukung, walau tak punya dana. Ini dilihat dari ketokohan, kepemimpinan, dan kapabilitasnya. Makanya, saat mahar politik muncul lagi ke permukaan jelang Pilkada 2018 ini, pro-kontra mencuat. Melihat dari kasus perkasus yang ada sekarang, Ketua Forum Karya Putra Sumatera Utara (FKP-SU), Tengku Syaiful Anhar menganggap bahwa telah terjadi penghiatan terhadap partai politik. Satu sisi, cerita menyangkut mahar politik yang seharusnya

konsumsi pejabat partai. Di sisi lain, layaknya mencari calon atau kandidat dalam pertarungan Pilkada lebih mengutamakan sosok, intelektual dan apa pun yang berkaitan dengan kapasitas. Namun, semuanya itu bertolak belakang, hingga akhirnya parpol lebih kepada kepentingan terutama yang punya dana segar. "Makanya hati-hati bermain politik dalam dunia parpol. Dari kasus ini (Partai Gerindra dan PKS), bisa kita lihat adanya penghiatan dalam parpol. Ya, ini karena sakit hati, tidak dianggap di parpol dan merasa dianaktirikan sehingga mencuat ke permukaan," tukas Syaiful. Putra Langkat ini juga menilai adanya kejanggalan sistematis di parpol. Terutama kriteria calon berduit dan merasa bisa didukung oleh parpol. "Kita harap pejabat parpol lebih bersikap bijak dalam menetukan calonnya di Pilkada. Dan kepada calon atau bacalon lebih bersikap dewasa. Karena apa yang terjadi dan kita dengar sekarang ini bisa merusak citra partai itu sendiri. Ujung-ujungnya kader parpol jadi 'kutu loncat'," tandas Syaiful. n red

Salam Syahputra Cs Dititipkan Ke Rutan

Ya y asan FForum orum K ar era Utara Kar aryy a Putra Sumat Sumatera Akt e No. 1 4 TTanggal anggal 29 Mare 10 Akte 14 Marett 20 201 NPWP: 7 1 .060.05 7.8-1 1 9.000 71 .060.057 .8-11 PENDIRI: T. Syaiful Anhar PENANGGUNGJAWAB/ PEMIMPIN REDAKSI: T. Syaiful Anhar WAKIL PENANGGUNGJAWAB: Mahmud Hamdani WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: TM. Muchalladon DEWAN REDAKSI: T. Syaiful Anhar (Ketua), Mahmud Hamdani, TM. Muchalladon, Sahrul Akbar PENASIHA T: PENASIHAT Achmad Firdaus Hutasuhut, SH, MSi PENASIHA T HUKUM: PENASIHAT M. Holid SH, Dedy Cahyadi SH PIMPINAN PERUSAHAAN: Yunifar Efendi P SEK. PERUSAHAAN: Rafika MANAGER KEUANGAN: T. Reza Maulana PEMASARAN/IKLAN: Amiruddin

REDAKTUR PELAKSANA: HM Tambunan K OORDINA T OR LIPUT AN: OORDINAT LIPUTAN: Sahrul Akbar AKSI ARIS RED SEKRET AKSI:: REDAKSI SEKRETARIS TM. Muchalladon EDITOR: ES Parinduri FOTOGRAFER: Iwanto HS TA W AN: WA R RT MEDAN: Suparno Harianto KO TA BINJ AI: Eddy KOT BINJAI: Gunawan, Sudirman ST ABA T: Novra Dana STABA ABAT WAMPU: Amiruddin SECANGGANG: Marwansyah Lubis HINAI: Sunardi TANJUNG PURA: Zulkarnain SPd BINJAI: Misli SELESAI: Amir Hamzah Piliang SALAPIAN: Sudirman BA PER C E TTAKAN: AKAN: RC CV. Media Lintas Transindo REKENING BANK Bank Mandiri Stabat No. 105-00-1139262-2 An. Yunifar Efendi P

ALAMA T RED AKSI: ALAMAT REDAKSI: Jl. Palang Merah No. 80 - AA Medan, Sumut, Indonesia Jl. Proklamasi Lk. XI/79 Kel. Kuala Bingei, Kec. Stabat Langkat, Sumatera Utara - 20814 HP : 085206407583 - 082280421249 email: podiumindonesia@gmail.com http://podiumindonesia.com Isi diluar tanggung jawab percetakan Wartawan Tabloid Podium dilengkapi Surat Tugas dan kartu Pers yang masih berlaku serta terdaftar di Box Redaksi.

LANGKAT, PODIUM Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) titip Kepala Dinas Pendidikan Langkat ke Rutan Tanjung Gusta Medan, usai menerima pelimpahan tahap dua berkas dan tersangka dari penyidik Tipikor Polda Sumut atas kasus pungutan liar (pungli) dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat, (10/1/2018). "Hari ini kita terima berkas dan keempat tersangka dari Polda dan langsung kita titip ke Rutan Tanjung Gusta Medan," ucap Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) Sumanggar Siagian. Ada pun tersangka yang dititipkan ke Rutan yakni Kepala Dinas Pendidikan Langkat, Salam Syahputra; Kepala SMPN 3 Tanjung Pura sekaligus Koordinator MK2SN / Korwil Langkat Hilir, Sukarjo; Kepala SMPN 3 Stabat sekaligus Bendarahara MK2SN, Patini; dan Kepala SMPN 2 Gebang sekaligus Korwil Langkat Teluk Haru, Restu Balian Hasibuan. "Berkas kasus ini sudah dinyatakan lengkap dua minggu sebelumnya," urai Sumanggar. Sumanggar melanjutkan oleh penyidik Tipikor

Hubungi: BAGIAN IKLAN & PEMASARAN Jl. Palang Merah No. 80 - AA, Medan Jl. Proklamasi Lk. XI/79 Kel. Kuala Bingei, Kec. Stabat Langkat, Sumatera Utara - 20814

Hubungi HP: 085206407583

Polda Sumut, keempat tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 sub Pasal 3 UU RI NO 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No 21 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Korupsi. Kasus Pungli Dana BOS di Dinas Pendidikan Langkat ini terjadi pada Oktober 2017 kemarin. Keempat PNS itu diringkus bersama 7 orang lainnya di SMP Negeri 4 Sei Lepan di Desa Harapan Makmur, Sei Lepan, Langkat. Mereka diamankan karena diduga telah melakukan pengutipan atau pemotongan dana BOS di seluruh SMP negeri di Kabupaten Langkat dengan besaran Rp 10.000 per siswa. Proses pengutipan itu melalui 3 koordinator wilayah. Proses pengutipan dilaksanakan pada saat rapat koordinasi yang dipimpin kepala Dinas Pendidikan beserta seluruh kepala SMP Negeri di Kabupaten Langkat. Dalam penangkapan ini, petugas menyita sejumlah barang bukti berupa uang tunai Rp 76.010.000, daftar hadir peserta rapat, buku catatan bendahara, berisi kutipan dana BOS. Belakangan dari sebelas orang yang diamankan, polisi hanya menetapkan empat orang sebagai tersangka. n gs/nt

PANGGIL AN Sehubungan dengan tidak ada itikad baik dari saudara:

AWALUDDIN maka saudara kami panggil kembali untuk menghadap ke Redaksi PODIUM untuk menyelesaikan perhitungan/ edua 20 16. Kedua 201 sisa tunggakan uang koran Triwulan K ttd Pimpinan Perusahaan

PANGGILAN Kepada saudara:

Nama : Bambang S Alamat : Dusun Kenang Tani Desa Kuala Pesilam Kecamatan Padang Tualang agar segera datang ke kantor redaksi Tabloid PODIUM, Jalan Palang Merah No. 80 - AA Medan atau ke Jl. Proklamasi Lk. XI/79 Kel. Kuala Bingei, Kec. Stabat Langkat, Sumatera Utara - 20811 untuk: Menyelesaikan perhitungan KEUANGAN TRIWULAN II TAHUN 2016. Demikian panggilan ini disampaikan kepada yang bersangkutan. ttd

PENANGGUNGJAWAB/PEMIMPIN REDAKSI


PODIUM Utama

3 Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Erry Dikerjai Parpol

“

TAHUN 2018 tak bakal hilang dari ingatan seorang pria berusia 53 tahun ini. Masa kelam itu dimulai saat memasuki 2017. Hampir setahun, suami Evi Diana boru Sitorus diombangambing partai politik. Alih-alih bisa tersenyum lega, malah terpaksa gigit jari sebagai penonton utama.

MEDAN, PODIUM Lelaki itu adalah Dr Ir HT Erry Nuradi MSi. Berstatus Gubernur Sumatera Utara (Sumut). Terpilih sebagai wakilnya Hj Nurhajizah Marpaung. Ayah tiga anak ini memimpin usai Gubsu Gatot Pudjo Nugroho menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Erry, ketika itu 'orang kedua' akhirnya naik tahta. Namun rupanya, Erry Nuradi merasa betah mengemban sisa masa jabatan. Seolah tak rela kursi 'panas' diserahkan ke pihak lain, Erry yang dengan segala kemampuan coba mengadu peruntungan. Ya, Pak Tengku (begitu orang menyebut) kembali digadang-gadang menyalonkan diri untuk duduk sebagai orang nomor satu di Pemprovsu. Jargon 'Paten' mengemuka. Entah itu artian Pak Tengku Erry Nuradi, atau Paten dalam khiasan hebat, atau apalah penafsiran yang mengemuka. Pun demikian, gawean Sumut Paten seakan trade mark-nya Erry Nuradi. Seiring perjalanan waktu, Erry kian diminati. Termasuk sejumlah partai politik (Parpol). Lebih kurang setahun memasuki Pilgubsu, Erry menyusun strategi. Lewat tim-tim handalnya, Erry berada di bawah naungan 'Erry Centre'. Otomatis, pembentukan Erry Centre salah satu membuka ruang bagi pendukungnya maju di Pilgubsu. Benar saja, satu persatu partai politik mulai meliriknya. Bermodal petahana, Erry sedikit demi sedikit mengumpulkan massa. Karena telah gembargembor dengan segala kapasitas dan kapabilitas petahana, alhasil Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menyatakan dukungan. Surat dukungan itu disampaikan Sekjen DPN PKPI, Imam Anshori Saleh dan diterima langsung Tengku Erry Nuradi di Medan pada awal Juni 2017 lalu. Anshori mengatakan, keputusan dukungan kepada Tengku Erry Nuradi untuk kembali menjadi Gubernur Sumut setelah dilakukan kajian mendalam di lingkungan partai hingga lapisan masyarakat. Anshori menegaskan seluruh pengurus, kader dan simpatisan PKPI se Sumatera Utara untuk mematuhi dan menjalankan surat dukungan kepada Tengku Erry Nuradi. "Ketua umum AM Hendropriyono telah berpesan kepada kita semua pengurus dan kader PKPI di Sumut, agar bersatu memenangkan kembali Tengku Erry Nuradi menjadi gubernur Sumut mendatang," katanya saat itu. Usai dukungan PKPI, parpol lain pun coba 'mengerlingnya'. Seperti Partai Golkar, Nasdem, PPP, dan PKB. Seketika Erry merasa di atas angin. Pasalnya, 32 kursi di DPRD Sumut telah digenggaman. Secara rincian, Partai Golkar (17 kursi), Nasdem (5 kursi), PPP (4 kursi) PKPI (3 kursi), dan PKB (3 kursi). Sesuai UU 8/2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah, partai politik atau gabungan partai politik, baru boleh mengajukan pasangan calon untuk tingkat provinsi dengan memiliki 20 persen suara atau 25 persen suara sah pemilu 2014. Artinya, dengan mengantongi 20 kursi di DPRD

Sumut, Erry Nuradi bisa memuluskan langkah mendaftar dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Malahan, Partai Golkar telah berkoar menyatukan visinya. Parpol dominan di kursi perwakilan rakyat Sumut ini mengajukan Ngogesa Sitepu, yang tak lain Ketua DPD Golkar Sumut. Namun sayang, belum sempat melangkah dan berjuang, Bupati Langkat ini mengundurkan diri. Lagi-lagi Erry ditinggal sendiri. Hanya saja, tim Erry Centre nampaknya taklah bingung. Gambaran 32 kursi jadi pegangan. Bulan November hingga Desember, cerita sesumbar parpol mulai memecah kesolidan. Terutama soal kisah dukung mendukung calon gubernur. Muncul beberapa nama yang dianggap lebih valid. Hal ini membuat parpol pendukung Erry mengalihkan pandangan. Partai PKPI angkat kaki dari Erry Nuradi. Disusul Partai Golkar, PKB dan terakhir Nasdem. Erry yang notabene Ketua DPW Nasdem Sumut nyatanya tak didukung partainya sendiri. Cuma yang bertahan hingga limit pendaftaran di KPUD Sumut adalah Partai PPP. Cemas tim Erry Centre memuncak. Berbekal 4 kursi (Partai PPP-red) di DPRD Sumut, mustahil Erry bisa melenggang. Di masa 'kritis' hitungan jam penutupan pendaftaran KPUD Sumut, DPP PPP mencabut mandat. Dukungan beralih ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang mengusung Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus. Dengan kata lain PDI-P berbekal 16 kursi DPRD Sumut bersama PPP (4 kursi), jagoan Megawati Soekarno Putri ini mulus mendaftarkan diri. Yang jadi pertanyaan, apakah Erry Nuradi tidak relevan dalam memimpin? Atau, nama Erry tidak populer! Apakah 'mentahnya' lima dukungan parpol terkait mahar politik. Menyahuti hal ini, Sekretaris DPD Golkar Sumut Irham Buana mengatakan, partainya banting setir ke Edy-Ijeck karena kepentingan partai. Terlebih, untuk membangun Sumut ke arah yang lebih baik lagi. Sejauh ini penarikan dukungan terhadap Erry Nuradi belum mendapat jawaban yang signifikan. Padahal berdasarkan hasil survei Lembaga Survey

dan Polling Indonesia (SPIN) menunjukkan Djarot berada di urutan ketiga, setelah Tengku Erry Nuradi selaku Gubernur Sumatera Utara petahana. Direktur SPIN Igor Dirgantara mengatakan, dalam riset yang dilakukan dengan wawancara sebanyak 1.262 responden dengan menggunakan tehnik multistage random samping itu, sosok Tengku Erry Nuradi memiliki nilai sempurna bagi masyarakat Sumatera Utara, yakni 93,56 persen disusul Edy Rahmayadi sebesar 74,96 persen dan Gus Irawan Pasaribu sebesar 65,89 persen. "Hasil Survei SPIN ini menunjukkan bahwa Tengku Erry Nuradi adalah bakal Cagub paling dikenal di semua Golongan usia, suku, kelompok sosial ekonomi di Sumut disusul oleh Edy Rahmayadi di peringkat kedua, dan Gus Irawan Pasaribu di posisi ketiga. Ketika Responden ditanya siapakah Calon Gubernur yang paling disukai hari ini, nama Tengku Erry Nuradi mendapat 44,70 persen diikuti Dedy Rahmawati 19,34 persen dan Gus Irawan Pasaribu 9,23 persen," katanya awal Januari lalu. Sedangkan, terkait figur paling layak memimpin, Tengku Erry Nuradi memperhatikan dukungan sebesar 37,54 persen, Edy Rahmayadi sebesar 32,45 persen, Gus Irawan Pasaribu sebesar 10,21 persen. Sedangkan Djarot hanya memperoleh dukungan sebesar 9,10 persen. "Dan jika Pilkada Sumatra Utara dilakukan hari ini, maka lagi-lagi Tengku Erry Nuradi juara dengan 23,89 persen, sementara Edy Rahmayadi mendapat 20,45 persen, Ngogesa Sitepu 8,26 persen, dan Djarot Syaiful Hidayat 6,21 persen, Gus Irawan Pasaribu 4,21 persen, dan yang belum memutuskan atau undecided voters sebesar 25,68 persen," jelasnya. Hasil Survei tersebut lanjutnya, menetapkan Tengku Erry Nuradi dan Edy Rahmayadi sebagai kandidat yang akan bersaing ketat dalam Pilkada Sumut 2018. Hanya saja, Tengku Erry Nuradi unggul bagi pemilih perempuan, yakni sebesar 23,3 persen, sedangkan Edy Rahmayadi unggul bagi pemilih laki-laki, yakni sebesar 24,2 persen. "Persaingan keduanya terlihat dalam berbagai simulasi yang dilakukan, mulai dari 10 kandidat hingga empat kandidat. Intinya, jika Pilkada Sumut diikuti oleh empat Calon Gubernur, maka Tengku Erry Nuradi pemenangnya. Namun jika terdapat lima Calon Gubernur atau lebih, maka kompetisi akan berlangsung ketat antara Edy Rahmayadi dan Tengku Erry Nuradi sebagai petahana," tutup Igor. Terlepas dari hasil survei SPIN, pastinya Erry Nuradi turut menyerahkan surat dukungan Partai Nasdem kepada pasangan Letjen Edy RamayadiMusa Rajekshah. Menanggapi mundurnya parpol pendukung, kepada wartawan Erry Nuradi sempat bilang tetap legowo.


4

PODIUM UTAMA Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Mengetahui Erry Nuradi gagal manyalonkan diri, dukungan kepadanya terus mengalir. Kantor Gubernur Sumut di Jalan Diponegoro tampak dihiasi kiriman karangan bunga. Kabiro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Pemprov Sumut, Ilyas S Sitorus mengatakan, ratusan karangan bunga tersebut berasal dari relawan Tengku Erry. Menurutnya, ucapan motivasi dan semangat dukungan itu sengaja diberikan oleh relawan atas kepemimpinan Tengku Erry yang menjabat sebagai Gubernur Sumut. "Ada yang datang izin meletakkan karangan bunga. Memberi dukungan, motivasi dan menyemangati," ujarnya. Sedangkan relawan pendukung Erry

belum bisa mengambil sikap terkait kemana arah dukungan yang akan diberikan. Hingga saat ini relawan masih menunggu arahan dari Erry, apakah memilih golput atau mendukung salah satu pasangan calon yang bertarung di Pilgub Sumut 2018. Tak bisa dipungkiri Kharisma bakal calon Gubernur inkumben, Tengku Erry Nuradi punya pesona tersendiri bagi para relawan pendukung setianya. Hal itu pula yang membuat relawan tetap komitmen kepada Gubernur Sumatera Utara tersebut. Dari hasil rapat, pertemuan di Rumah Silaturahmi Sumut Paten di Jalan Monginsidi, Medan, (12/1/2018), para relawan sepakat akan bertanya kepada

PODIUM Utama Erry mau dibawa ke arah mana suara mereka. Salah seorang koordinator relawan Tengku Erry Nuradi, yang berasal dari Sahabat Muda Paten, Muhammad Ari Suganda mengatakan dari seluruh pendukung, Paten punya dua juta relawan dan basis simpatisan, yang bisa di pertanggungjawabkan. "Pokoknya kita akan tanya ke Paten kemana arah kita akan dibawa. Kalau memang diarahkan untuk tidak memilih bakal calon Gubernur manapun, kita siap," kata Ari, (12/1/ 2018). "Kita akan tunjukkan bahwasannya yang tidak memilih mana pun akan menang di Pilkada Sumut," tambahnya. Ari menjelaskan bahwa Paten itu seorang negarawan, dia tidak akan

menyuruh pendukungnya Golput. Maka dari itu, relawan masih menunggu keputusan dari Paten, karena relawan masih sayang dengan Gubernur sekarang Tengku Erry Nuradi. "Kesimpulannya, kita akan tunggu jawaban Tengku Erry apakah relawan semua Golput, atau memilih A, B atau C. Relawan tetap komit sama Paten, bahwasannya Paten tidak sendiri," katanya. "Karena Paten juga masih mempunyai cita-cita untuk membangun Sumut. Jadi relawan harus mendukung niat mulia Tengku Erry untuk membangun Sumut," pungkas Ari. Pastinya, 'Paten' kini terkubur, muncul Eramas Hebat dan Bermartabat. n P01

Saatnya Perjuangan Sang Jenderal SETAHUN lalu awal tahun 2017. Harapan dan cita-cita telah terpatri di dada sang Jenderal. Rela menanggalkan jabatan demi membangun suatu daerah. Yakni Sumut Hebat dan Bermartabat. Dan, impian itu makin terbuka. Satu persatu tahapan dilewati. Ada yang pesimis, namun sekalangan menilai begitu optimis. Berawal dari pengambilalihan Ketua Umum PSMS Medan, sang Jenderal Letjend Edy Rahmayadi menjajaki provinsi terbesar ketiga di Indonesia ini. MEDAN, PODIUM Tak ada kata lain, menjadi pemimpin Sumatera Utara. Ketegasan itu diambil karena melihat limpah ruahnya kekayakaan di Sumut. Mantan Pangkostrad ini berharap bisa memenangkan Pilgub Sumut 2018. Namun diakuinya semua tergantung kepada rakyat. "Sengotot apa pun saya, kalau rakyat tidak mau, tidak jadi saya ini," sebutnya usai menjalani pemeriksaan kesehatan di hari pertama, Kamis lalu. Edy menginginkan Sumut lebih maju dan kembali berjaya seperti halnya sepakbola nasional. Menurutnya, daerah ini sangat kaya dan kekayaan itu harus digunakan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi rakyat jelata. "Saya (sebelumnya) tidak rasakan karena saya Pangkostrad. Tapi sekarang saya turun, sama-sama kita rasakan untuk membangun Sumut ini," ucapnya. Malahan, sejak semula, Edy Rahmayadi telah bersikukuh memilih sendiri pendampingnya pada pertarungan Pilgubsu nanti. Adalah Musa Rajekshah alias Ijeck, sebagai pilihannya. Edy pun terang-terangan bilang tak akan tunduk kepada partai politik dalam menentukan wakilnya mendatang. Alhasil, gayung pun bersambut. Meski telah berusaha mendatangi satu persatu parpol untuk 'mengiba' mendukungnya, tapi belum juga membuahkah hasil. Puncaknya dua pekan jelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut. Tiga partai yakni Gerindra, PKS serta PAN menyatukan barisan. Mereka berkoalisi mendukung Edy Rahmayadi-Ijeck. Mengumpulkan dukungan 28 kursi, di antaranya Gerindra (13 kursi), PKS (9 kursi) dan PAN (6 kursi), Edy-Ijeck bisa melenggang dalam pertarungan lima tahunan ini. Tak lama berselang, dua partai lainnya mengalihkan dukungan. Partai Golkar serta Hanura turut dalam koalisi tiga partai pendukung tersebut. Nah, belakangan Partai Nasdem pun menyatakan 'sehati' memberi suara kepada Edy Rahmyadi serta Musa Rajekshah. Secara hitungan matematis, Edy-Ijeck telah mengantongi 60 kursi dari enam partai pendukungnya di DPRD Sumut. Deklarasi slogan Eramas yang merupakan kepanjangan dari Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah tertuang pada Minggu (7/1/2018) tepatnya sehari sebelum dibukanya pendaftaran KPUD Sumut. Puluhan ribu masyarakat memadati Lapangan Merdeka Medan. Pasangan yang didukung partai Golkar, PAN, Gerindra, PKS Hanura dan Nasdem ini menjanjikan Sumut akan lebih bermartabat. Turut hadir Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, Presiden PKS, Shohibul Iman, pengurus partai Nasdem, Ali Umri. Mereka tampil di hadapan ribuan simpatisan

dan relawan yang hadir dengan membawa atribut dan bendera dari masing-masing partai. "Saya instruksikan seluruh jajaran Gerindra, dan semua sayapnya untuk benar-benar turun ke desadesa, ke kampung untuk benar bekerja di tengah rakyat. Yakinkan rakyat bahwa kita butuh di Sumut ini Edy dan Ijeck," ujar Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo saat menyampaikan orasinya. Dikatakan Prabowo, dirinya sudah sangat mengenal sosok Edy. Dari masa Letnan Muda, sosok Edy dinilainya telah menunjukkan prestasi, semangat, dedikasi dan keberanian. Dia merupakan sosok lulusan TNI terbaik. Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan dalam orasinya, selama ini masyarkaat sulit untuk sekolah, harga kebutuhan pokok juga tinggi. Oleh karena itu, dia mengajak massa dan para simpatisan untuk memilih pemimpin yang mampu berjuang untuk masyarakat. "Kita yakin sosok Edy mampu menjawab tantangan zaman dan mampu membela NKRI. Apalagi dia didampingi tokoh pemuda Sumut, seorang wiraswasta, pengusaha yang sukses dan banyak jadi contoh bagi anak Sumut yaitu Ijeck," Kata Eddy. Sementara Presiden PKS, Shohibul Iman dalam orasinya menyampaikan, Sumut merupakan provinsi yang besar, bukan hanya besar wilayah karena banyak penduduknya melainkan juga besar masalahnya. Oleh karena itulah, kata dia dibutuhkan pimpinan yang bisa memimpin Sumut dengan segala permasalahannya tersebut. "Dalam pandangan kami, setidaknya ada dua hal utama bagi pemimpin Sumut untuk bisa menyelesaikan persoalan di sumut. Pertama terkait dengan idealisme ketulusan, seorang pemimpin yang tulus dan punya idealism akan menyejahterakan rakyat. Kedua adalah kemahiran dalam memimpin atau profesionalisme. Oleh sebab itu, gabungan keikihlasan dan idealisme dengan kemahiran dan profesionalisme akan mengantarkan sumut bermartabat, ini yang kami lihat ada pada sosok Edy," sebutnya. Cagub Edy Rahmayadi dan wakilnya Musa

Rajekshah berjanji akan menjadikan Sumut lebih bermartabat. "Saya tahu kehadiran kalian semua, kalian menginginkan Sumut bermartabat. Ini harus segara kita wujudkan dengan segala sistem demokrasi kita," pungkasnya. Edy Rahmayadi di sela pemeriksaan kesehatan Cagubsu menyatakan senang dengan adanya tiga pasangan yang akan maju bertarung di Pilgub Sumut 2018. Dengan begitu, pemilih akan punya lebih banyak opsi. "Saya lebih banyak (pasangan calon), lebih senang, sehingga masyarakat Sumut lebih banyak pilihan," kata Edy seusai menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUP H Adam Malik, Medan. Edy pun optimis bisa meraih 70 persen suara dari jumlah pemilih 9.902.948 jiwa. Hasil sigi dari Survey dan Polling Indonesia (SPIN), Edy memeroleh elektabilitas 20,45 persen kalah dari Tengku Erry Nuradi yang memeroleh 23,89 persen dari 1.262 responden. Ada pun Djarot berada di posisi keempat dengan raihan 6,21 persen suara. Angka itu lebih kecil dibandingkan elektabilitas Ngogesa Sitepu, Bupati Langkat yang mundur dari bursa Pilkada 2018, sebesar 8,26 persen berdasarkan hasil survei. Dan sejarah mencatat, dalam dua gelaran Pilkada Sumut terakhir, kandidat yang menang selalu berasal dari PKS. Pada Pilkada 2008, PKS, PPP, PBB, dan sembilan partai lain mengusung Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho. Pasangan itu meraih kemenangan dengan meraup 28,31 persen total suara, unggul atas Cagub yang diusung PDIP, Golkar, PAN, serta partai-partai lain. Lima tahun setelahnya, PKS kembali memenangkan kandidatnya di Pilkada Sumut. Saat itu, PKS mengusung Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi bersama Hanura, PBR, Patriot, dan PKNU. Pasangan ini ketika itu meraih 33 persen suara, disusul Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi yang diusung PDIP dan PPRN. Dilihat dari kandidat yang resmi maju, maka sejarah ini bisa jadi berulang tahun ini. Pilkada Sumatera Utara 2018 akan diikuti oleh tiga pasangan calon. Paslon pertama yang mendaftar ke KPU Sumut adalah Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. Pasangan ini didukung oleh mayoritas partai yang punya kursi di DPRD Sumut, bahkan dengan jumlah sangat dominan, 60. Edy-Ijeck didukung oleh Golkar (17 kursi), Gerindra (13), Hanura (10) PKS (9), PAN (6), dan Nasdem (5). Pasangan kedua yang mencalonkan diri adalah JR Saragih-Ance Selian. Mereka diusung tiga partai, Demokrat, PKPI, dan PKB, yang menguasai 20 kursi di DPRD Sumut. Paslon terakhir adalah Djarot Saiful HidayatSihar Sitorus, dengan dukungan dari PDIP-PPP yang menguasai 20 kursi juga, sama seperti koalisi Demokrat, PKPI, dan PKB. n P01/net


5

PODIUM religi

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Agama dan Pilkada Oleh: Imam Shamsi Ali

SAYA mendapat kesempatan berada di tanah air dalam tiga hari terakhir, bersamaan dengan masamasa pendaftaran calon-calon yang akan bertarung di pilkada serentak di tanah air tahun ini. Sungguh banyak hal yang saya pelajari, yang boleh jadi selama ini sering saya dengar. Tapi kali ini hal-hal itu nampak di hadapan mata, bahkan serasa saya sendiri yang mengalaminya. Manuver-manuver politik yang begitu dahsyat, bahkan tidak jarang menengangkan bagi para bakal calon dan para pendukungnya. Manuvermanuver itu tidak lepas dari “keuangan yang maha kuat”, dan himpitan kepentingan, langsung ataupun tidak. Langsung berarti dengan memenangkan kandidat tertentu ada pihak-pihak yang secara langsung meraup keuntungan, khususnya meraup keuntungan materi. Tapi, ada juga yang bertujuan dengan memenangkan kandidat tertentu merasa kepentingannya akan terlindungi, apakah itu posisi selanjutnya atau boleh jadi dari kemungkinan terbongkarnya kejahatan-kejahatan yang melibatkan dirinya. Bahkan benar tidaknya, proses pencalonan ini kerap kali melibatkan “penyanderaan” pada tingkatan tertentu. Artinya jika tidak meloloskan kandidat tertentu, maka ada “kasus” apakah itu benaran atau boleh jadi dalam bentuk “rekayasa” yang akan dimainkan untuk mencelakakang pihak-pihak yang menentukan rekomendasi sang calon. Penentuan rekomendasi oleh pimpinan pusat partai juga menjadi dilema besar. Selain karena mereka yang di pusat belum tentu tahu realita

daerah, juga pengurus partai daerah juga sarat dengan kepentingannya, yang belum tentu sejalan dengan kepentingan umum konstituennya. Realita ini yang seringkali menjadikan sikap partai-partai sangat membingunkan, seolah tidak berprinsip. Di pusat atau di daerah lain menampakkan diri sebagai musuh, tapi di daerah tertentu justeru berangkulan. Apakah hal itu salah? Tentu tidak karena partai memang kendaraan untuk mencapai tujuan politik. Dilemanya ada pada apa yang dimaksud tujuan politik itu? Apakah itu kemaha kuasaan uang? Atau sekedar kekuasaan itu sendiri seraya menghiraukan kepentingan umum rakyat? Yang lebih parah lagi adalah ketika partai-partai yang berangkulan untuk kandidat tertentu itu diakui sebagai partai yang secara ideologi yang kontras. Di saat-saat sebuah partai misalnya dituduh melindungi kebijakan-kebijakan yang “anti Islam dan kepentingan rakyat mayoritas” tapi di sisi lain berangkulan mendukung kandidat tertentu. Tentu hal ini bukan lagi pertimbangan “strategi” tapi sudah menjadi isu ideologi. Religiutas musiman Tapi, ada lagi satu hal yang lucu di musim pilkada, dan juga pilihan-

pilihan lainnya termasuk pemilihan anggota legislatif bahkan pilpres. Yaitu terjadinya musim beragama dadakan. Tiba-tiba saja para kandidat menjadi sangat religious dan punya perhatian kepada agama. Ada yang selama ini dikenal liar dari agama, bahkan maaf, kerap kali menampakkan ketidak simpatisan kepada agama. Tiba-tiba di saat akan memasuki hari-hari kampanye secara mendadak menjadi sangat religius. Rajin mengunjungi masjid, berpakaian koko dan songkok, bahkan memberikan janji-janji kesejahteraan kepada para takmir masjid. Bahkan tidak lagi menjadi rahasia umum jika ada pihak-pihak yang berkepentingan menampilkan prilaku kontra yang nyata. Ambillah sebagai misal, seorang Kristiani mendirikan yayasan khusus untuk membantu pesantren, bahkan keluar masuk pesantren bagaikan seorang kyai dalam penampilan. Semua ini menunjukkan bahwa memang agama masih menjadi komoditas menarik untuk dijual demi kepentingankepantingan politik. Kerap kali agama menjadi bamper bagi kepentingankepentingan sesaat para politisi. Di satu sisi, sebagaimana sering saya sampaikan, masyarakat Indonesia masih sangat labil dalam emosi. Begitu mudah terbawa arus, mengikuti arus

dan hembusan angin kepentingan mereka yang berkepentingan. Kelabilan emosi ini menjadikan umat dan bangsa ini sangat mudah marah, tapi juga mudah melupakan dan terbuai di kemudian hari. Oleh karenanya di saat-saat seperti ini, di saat ketika berbagai manuver dilakukan untuk meloloskan kepentingan politik, umat harus punya prinsip. Bahwa dalam memilih hendaknya memperhatikan latar belakang, realita karakter pribadi, keluarga serta kematangan dari caloncalon yang ada. Jangan mudah silau, apalagi terjatuh dalam perangkap kepentingan sesaat. Khusus dalam hal agama hendaknya jeli dengan latar belakang seseorang. Agama itu tidak terjadi secara spontanitas. Agama itu adalah kehidupan. Kalau kehidupan seseorang selama ini acuh, tidak peduli, bahkan kontra dengan agama itu sendiri, lalu tiba-tiba di musim kampanye menjadi sangat agamis? Apakah itu kejujuran? Atau itu sebuah jebakan bagi khalayak ramai untuk mendukungnya. Tapi kalau seorang kandidat itu jelas latar belakangnya, keluarganya, bahkan sikap dan kebijakan publiknya jelas memihak, jangan lagi ragu untuk memilihnya. Pilihlah kejujuran di atas kepura-puraan. Presiden Nusantara Foundation

Kepemimpinan dan Akhlak Oleh: KH Didin Hafidhuddin PERMULAAN tahun ini suasana kehidupan bangsa kembali dihangatkan dengan isu politik, khususnya pemilihan kepala daerah (gubernur dan bupati/wali kota) di sejumlah provinsi dan kabupaten/ kota. Para kandidat yang mencalonkan diri atau dicalonkan oleh partai politik mengerahkan segala daya, dana, dan media kampanye untuk dapat terpilih atau terpilih kembali dalam kontestasi pilkada. Dalam pemilihan pemimpin melalui mekanisme demokrasi dan pemilihan secara langsung belakangan in, penggunaan isu SARA (suku, agama, ras, antargolongan) sering kali dipermasalahkan, bahkan dianggap merusak kebinekaan. Pandangan dan anggapan bahwa pertimbangan keagamaan dalam memilih pemimpin adalah sumber masalah sejatinya menunjukkan dangkalnya pemahaman terhadap fungsi agama dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Konstitusi negara menjamin hak dan kebebasan warga negara dalam menjalankan dan mengaktualisasikan ajaran agamanya. Dalam Pasal 29 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 dijelaskan bahwa negara Indonesia berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Karena itu, sikap alergi dan antipati terhadap faktor agama dalam berpolitik tidak seharusnya terjadi di

negara kita, apalagi sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Menurut fakta dan realita, setiap menjelang pemilihan umum, pilkada, dan pilpres, partai politik dan pemimpin yang diusung untuk dipilih selalu mendekati umat dan ingin diakui sebagai sosok pemilihan yang relijius, dekat dengan ulama, dekat dengan dunia santri, dan sebagainya. Sekiranya agama tidak boleh dibawabawa ke dalam politik dan memilih pemimpin, untuk apa semua itu dilakukan dan diekspose melalui media? Bagi umat Islam, segala hal, baik perbuatan, ucapan, keputusan, maupun pilihan terhadap sesuatu, sekalipun secara lahiriah menyangkut urusan duniawi, sama sekali tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan dari keimanan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT di akhirat nanti. Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara urusan agama dan urusan dunia seperti paham sekuler yang memandang agama hanya sebagai urusan pribadi setiap orang. Umat Islam yang menaati ajaran agamanya wajib menilai kemaslahatan dalam ukuran agama dan akhlak, termasuk dalam praktik berpolitik dan berdemokrasi. Diakui atau tidak, kepemimpinan yang berakhlak dan begitu pula pentingnya kriteria orang berakhlak yang dipilih menjadi pemimpin tidak bisa dimungkiri merupakan harapan dan dambaan masyarakat. Pertaruhan nasib dan masa depan agama dan bangsa harus menjadi perhatian dalam memilih pemimpin formal di semua tingkatan.

Kemampuan dari segi pengetahuan, penampilan fisik, keturunan, kekayaan, dan popularitas bukanlah jaminan bahwa seseorang akan sukses dan meraih berkah dalam memimpin daerah dan menyelenggarakan pemerintahan negara, apalagi tanpa mendapatkan hidayah. Tidak sedikit pemimpin yang semula dipuja dan dipuji, tetapi dalam perjalanannya berakhir dengan tragis karena berbagai permasalahan akibat tidak mampu mengendalikan diri, menangkis godaan hawa nafsu, atau salah memilih teman yang dipercaya. Dalam kaitan ini, sebagai ikhtiar untuk menjaga kemaslahatan bangsa,maka akhlak calon pemimpin haruslah menjadi faktor penentu dalam memberikan dukungan dan memilih seseorang untuk menjadi pemimpin yang memegang kekuasaan. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis meramalkan akan datang suatu zaman, yaitu ketika umara (pemerintah) tidak lagi memberikan perlindungan kepada rakyatnya dan ulama tidak lagi menjadi suluh benderang di tengahtengah umat. Selengkapnya hadis dimaksud menyatakan yang artinya, “Akan datang melanda umatku di mana pemimpin yang berkuasa berlaku bagai (sifat) singa, para pembantunya bagai (sifat) serigala, para ulamanya bagaikan (sifat) hewan, rakyatnya bagaikan (sifat) domba. Coba bayangkan nasib domba yang hidup di tengah tengah situasi demikian.” Hadis Nabi mengisyaratkan perlunya kehati-hatian dalam memilih pemimpin. Pengalaman

sering kali membuktikan bahwa pemimpin yang mencari kekuasaan, meski dibungkus dengan janji-janji untuk menyejahterakan rakyat, tetapi kalau semua itu tidak ikhlas dan istiqamah maka kekuasaan yang dipegangnya menjadi sumber petaka, tidak saja bagi sendiri tetapi bagi masyarakat secara keseluruhan. Islam menggariskan empat sifat yang minimal harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang berakhlak, yaitu siddiq, tabligh, amanah, dan fathanah. Siddiq adalah lurus dan bisa dipercaya. Tabligh bermakna kemampuan menyampaikan kebenaran. Amanah ialah bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Fathanah artinya cerdas dalam arti mampu menjalankan kekuasaan dengan baik dan benar. Timbulnya kegaduhan, penyalahgunaan wewenang, dan kebijakan yang menyusahkan rakyat, salah satu penyebab adalah pemimpin miskin akhlak. Boleh jadi pemimpin terlihat dekat dengan rakyat, tetapi ketika membuat kebijakan tidak menyelami perasaan dan aspirasi rakyat menunjukkan akhlaknya hanya sebatas penampilan tetapi tidak berakar dalam karakter diri. Kedekatan pemimpin dengan rakyat tidak cukup hanya kedekatan formal dan verbal, tetapi lebih penting adalah kedekatan emosional, kedekatan cita-cita dan memahami sejujurnya apa yang menjadi harapan atau kegelisahan rakyat sampai ke lapisan akar rumput. Seorang pemimpin sejati, kata orang bijak, adalah pelayan bagi rakyat yang dipimpinnya. n rol


6 BAZNAS MINTA ASN PEMKO BINJAI SALURKAN ZAKAT & INFAK PODIUM BINJAI Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

PODIUM Utama

WALIKOTA Binjai H M Idaham, SH, M, SI menerima audiensi Pengurus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Binjai di ruangan kerja Walikota di Jalan Veteran, Binjai Kota, (10/1/2018). BINJAI, PODIUM Menurut Ketua Baznas Kota Binjai H. Ansharullah, M.MA audiensi untuk menyampaikan laporan kegiatan Baznas yang telah berjalan selama 5 bulan terakhir sekaligus meminta dukungan Walikota untuk menghimbau para Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemko Binjai agar membayar zakat dan infak kepada Baznas. H. Ansharullah, M.MA didampingi pengurus lainnya, di antaranya Drs. Ahmad Khairul Badri, M.PdI, H. Achjar Ahmad Ridwan, mengatakan dari 41 Instansi Pemerintahan yang

DPC Gerindra Binjai Gelar Rakornis

ada di Kota Binjai baru enam yang selalu rutin melakukan pembayaran zakat dan infaknya kepada Baznas Kota Binjai. "Selama ini baru enam SKPD yang membayar zakatnya dari 41 SKPD, jadi kan sangat-sangat prihatin. Kami sangat mengharapkan dukungan Pak Wali untuk menghimbau para ASN Kota Binjai agar segera membayar zakat dan infaknya kepada Baznas. Sementara itu Intansi vertikal yang konsisten membayar zakatnya setiap bulan ke Baznas itu antara lain kantor kementrian Agama, Kejaksaan Negri, Sekolah MAN, MTSN dan MIN, "

ungkapnya. Menanggapi apa yang sudah disampaikan pengurus Baznas, Walikota Binjai H M Idaham mengucapkan terimakasih. Idaham menginstruksikan kepada Asisten untuk menyurati SKPD agar bisa duduk bersama Baznas membahas cara pembayaran zakat sehingga bulan ini sudah mulai berjalan. "Tolong disurati, bawa surat saya agar dinas-dinas itu membayar zakatnya. Undang seluruh SKPD duduk bersama Baznas apa masalah mereka," ungkap Walikota kepada Asisten. n net

Jaga Kondusifitas Jelang Pilkada

BINJAI, PODIUM Komandan Korem (Danrem) 022/ Pantai Timur, Kolonel ARM Khoirul Hadi, mengunjungi Makodim 0203/ Langkat, dalam rangka memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit dan persit 0203/Langkat, (10/1/ 2018). Dalam arahannya, Danrem mengimbau kepada seluruh masyarakat Binjai, dan Langkat untuk tetap menjaga kekondusifan menjelang Pemilukada tahun 2018. "Dikesempatan ini saya mengimbau agar masyarakat Binjai dan Langkat untuk tetap menjaga kekondusifan daerah yang selama ini sudah sangat

aman, dalam Pemilu nanti Saya meminta untuk mengesampingkan Sara, jangan libatkan suku, agama,dan ras (Sara)," jelasnya. Diungkapkannya, kesempatan ini dimanfaatkan untuk saling bersilaturahmi. Beliau mengingatkan di Pemilu tahun 2017 lalu, masih membekas terjadinya pergesekan yang diakibatkan dari perbedaan pendapat dalam memilih para calon pemimpin. "Perbedaan pendapat sangat wajar, namun jangan dilibatkan permasalahan Sara didalamnya. Mari kita jaga kekondusifan, antara masyarakat Binjai dan Langkat, kerukunan umat beragama sudah sangat bagus, tingkatkan kerukunan yang sudah terjalin saat ini, jangan sampai hanya masalah beda pilihan terjadi perselisihan," pintanya. Di akhir sambutannya, Danrem meminta kepada BNN Binjai dan Langkat, untuk terus gencar

melakukan pemberantasan peredaran narkotika, agar generasi muda dapat terselamatkan dari penyalahgunaan narkotika. Walikota Binjai, HM Idaham, menyampaikan selamat datang kepada Danrem 022/Pantai Timur beserta rombongan. Walikota berharap dengan kunjungan kerja dan ramah tamah di Kota Binjai dapat lebih mempererat hubungan silaturahmi yang telah terjalin selama ini, serta meningkatkan sinergitas pelaksanaan tugas masing-masing dalam rangka terciptanya keamanan di wilayah teritorial Korem 022/ Pantai Timur, khususnya Kota Binjai. Idaham menjelaskan, bahwa Kota Binjai terdiri atas lima Kecamatan, dengan 37 Kelurahan, dan 284 lingkungan. Struktur penduduk Kota Binjai sangat majemuk yang dihuni oleh multi etnis, suku, agama, yang kesemuanya dapat hidup berdampingan dengan rukun dan penuh toleransi. "Kami berharap dukungan dan masukan, serta kerjasama dari Bapak Danrem 022/Pantai Timur beserta jajarannya, khususnya Kodim 0203/ Langkat, untuk bersinergi dan bekerjasama sesuai tugas masingmasing, agar Kota Binjai tetap kondusif," tukas Walikota. n net

Rapat AKD Dipimpin Wakil Ketua DPRD Binjai BINJAI, PODIUM Sempat batal karena tidak dihadiri empat pimpinan fraksi di DPRD Binjai, akhirnya penetapan pimpinan alat kelengkapan periode 2018 telah ditetapkan, (4/1/2018), di ruang sidang utama Gedung DPRD Binjai, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota. Menurut informasi yang diterima awak media ini di gedung para wakil rakyat Kota Binjai itu, rapat penetapan alat kelengkapan dewan

dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Binjai Agus Supriantono. Rapat AKD dengan agenda penetapan pimpinan komisi beserta perangkat kelengkapan dewan lainnya dilembaga para legislator kota Binjai itu menetapkan Ketua Komisi A dipimpin oleh Antasari dari Fraksi PPP, yang menggantikan Syarif Sitepu dari Fraksi PDIP. Sementara Ketua Komisi B dipimpin oleh Suharjo dari Fraksi koalisi Partai Gerindra dan PKS menggantikan

Jonita Agina Bangun dari Fraksi Hanura. Sementara itu T Matsyah dari Fraksi Nasdem, posisinya digantikan Irfan Arsandi S.Kom dari Fraksi PAN sebagai Ketua Komisi C. Selain menetapkan pimpinan komisi, rapat juga menetapkan pimpinan alat kelengkaan dewan lainnya seperti Badan Kehormatan Dewan (BKD), Banmus, Banggar dan Bamperda. n net

BINJAI, PODIUM DPC Partai Gerindra Kota Binjai menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Ke-I di bawah pimpinan baru Agus Supriantono. Rakornis Gerindra Binjai yang dilaksanakan, (12/1/2018), di Hall Ovany Water Park, Jalan TA.Hamzah, Kelurahan Nangka, Binjai Utara, untuk membahas sejumlah agenda politik, terutama soal Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018. Ketua Bidang OKK DPC Partai Gerindra Binjai, Juliaty SE dihadapan seluruh kepengurusan Gerindra tingkat kecamatan dan ranting se-Kota Binjai mengatakan, dalam rakornis ini ada beberapa agenda politik yang harus diketahui pengurus DPC, PAC dan Ranting di Kota Binjai, terutama kesiapan dalam menghadapi pemilihan kepala daerah 2018 (Pilgubsu) dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 mendatang. "Sesuai amanah DPP dan DPD Gerindra, rapat kita hari ini untuk konsolidasi menghadapai tahun politik, termasuk Pilkada serentak 2018 di Sumut dan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019. Dan yang lebih dulu akan kita hadapi adalah Pilkada Gubernur, Pak Prabowo menegaskan kita harus mensosialisasikan dan memenangkan paslon yang diusung partai kita yakni paslon Edy Rahmayadi-Ijeck," terang juliaty kepada para peserta Rakornis I Gerindra Binjai. Selain itu, Juliaty juga menyampaikan, agenda politik lainnya yang akan dihadapi yakni Pileg dan Pilpres 2019 tentunya kesiapan seluruh infrastruktur Partai Gerindra Kota Binjai dituntut untuk siap memenangkan setiap kontestati politik yang sudah mendekati ini. Sedang Ketua DPC Partai Gerindra Binjai, Agus Supriantono menjelaskan, semenjak ditetapkan atau dipercaya sebagai pimpinan partai oleh DPP dan DPD, dirinya bersama pengurus DPC Partai Gerindra Binjai sudah selesai melakukan revitalisasi kepengurusan ditingkat Kecamatan dan ranting. Sambung Agus, setelah terbentuk atau tersusun kepengurusan Gerindra Kota Binjai, selanjutnya dia dituntut untuk segera melakukan pelantikan pengurus. "Saya sebagai Ketua, bertekad akan membesarkan partai ini. Untuk itu, pelantikan seluruh kepengurusan baik itu tingkat DPC, PAC dan Ranting saya akan lakukan pelantikan bersama, dan saya akan menggiring Sekjen DPP Gerindra untuk menghadiri pelantikan kita di akhir Januari atau awal Februari nanti," ucap Agus yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Binjai. Di akhir sambutannya, Agus menekankan, semua struktur pengurus Gerindra Kota Binjai, sayap partai dan ormas pendukung harus mendukung, menjalankan dan memenangkan petunjuk tehknis atau amanah partai atas agenda-agenda politik yang akan dihadapi. "Sesuai hasil Rakorda DPD dan amanah DPP Partai Gerindra, kita harus patuh dan tunduk kepada keputusan partai atas agenda politik seperti Pilgubsu. Rekomendasi Pak Prabowo terkait paslon gubsu dari partai harus kita amankan dan kita menangkan," imbuhnya. n net


7

PODIUM Langkat

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Hari Jadi Langkat ke 268

7.000 Santri Khatam Al Qur'an

DALAM rangka untuk memeriahkan dan menyambutan peringatan Hari Jadi Langkat yang ke268 yang jatuh pada hari Rabu tanggal 17 Januari 2018 mendatang akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan.

STABAT, PODIUM Hal tersebut disampaikan Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH yang disampaikan Sekdakab. Langkat dr. H. Indra Salahudin pada rapat pemantapan persiapan penyelenggaraan Hari Jadi Langkat ke268 yang berlangsung diruang rapat Sekda Langkat, Kamis (11/1). Dijelaskannya, ragam kegiatan akan diselenggarakan sebagai wahana untuk memeriahkan hari bersejarah bagi Kabupaten Langkat. “Ini sejarah yang harus terus diingat oleh seluruh masyarakat Langkat, baik yang saat ini berada di Langkat atau sudah berada di perantauan,” katanya. Ditambahkannya, dengan mengingat Hari Jadi Langkat, rasa cinta terhadap Langkat pastinya akan semakin melekat dan cinta terhadap tanah kelahiran tersebutlah yang membuat Langkat akan semakin maju dan mandiri. “Semoga masyarakat akan terhibur

dengan menyaksikan berbagai rangkaian kegiatan yang sudah dikemas oleh panitia,” katanya. Terkait persiapan, Indra menjelaskan bahwa setiap seksi yang ditunjuk sebagai kepanitiaan telah memberikan keterangannya mengenai persiapan akhir. “Alhamdulillah, sudah mendekati kata Mantap, tetapi perlu ada yang dipersiapkan dengan sebaik-baiknya

Lomba Karya Tulis Hari Jadi Langkat Berhadiah Rp 7,2 Juta LANGKAT, PODIUM Pemkab Langkat kembali menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah bagi umum dalam rangka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Langkat ke-268 (17 Januari 1750–17 Januari 2018). “Ini komitmen Bupati Langkat untuk tetap mengikutsertakan masyarakat memberikan usul saran masukan, termasuk penilaian terhadap program kebijakan kurun waktu 2 periode kepemimpinan,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Langkat H Syahmadi di ruang kerjanya, (11/1/2017). Lomba karya tulais terbuka bagi masyarakat Langkat mau pun yang kesehariannya bekerja/sekolah di Kabupaten Langkat. Terdapat 2 buah tema tulisan; 1. Mewujudkan Kabupaten Langkat yang lebih maju, dinamis, sejahtera dan mandiri, 2. Pengembangan sumber daya local menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Judul tulisan bebas sepanjang sesuai tema di atas, naskah tulisan bukan plagiat, panjang tulisan minimal 5 halaman. Naskah tulisan dikirim rangkap 4 dalam bentuk printout dan softcopy. Waktu pelaksanaan lomba mulai tanggal 10 Januari 2018 sampai dengan 15 Januari 2018. Pemenang lomba akan diumumkan pada 16 Januari 2018 dan hadiah akan diserahkan langsung oleh Bupati Langkat pada Peringatan Hari Jadi Langkat 17 Januari 2018 di Alun-alun T. Amir Hamzah Stabat. Ada pun lomba karya tulis tahun ini menyediakan total hadiah Rp 7,2 juta terdiri dari Pemenang I, II dan III serta Harapan I, II dan III juga trophy dan piagam 1 P31 penghargaan. n P3

agar makna dari peringatan Hari Jadi Langkat ke-268 dapat menyentuh langsung keseluruh masyarakat Langkat,” ujarnya. Hari Jadi ke-268 ini, kegiatan tahunan yang biasa dilakukan seperti Sidang Paripurna Istimewa DPRD Langkat, lomba karya tulis, lomba fun bike, lomba mewarnai, pagelaran budaya etnis, karnaval kendaraan hias, penyantunan anak yatim, tari

persembahan, penampilan tari kolaborasi, pameran pembangunan, hiburan rakyat, pagelaran Media Pertunjukan Rakyat, dzikir, Haflah, Tausyiah dan khatam Qur’an 7000 santri TPQ. Kemudian sebagai ciri khas Kabupaten Langkat sebagai bumi Melayu yang bertuah dan berseri, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Langkat diwajibkan mengenakan baju Melayu pada hari Kerja dari tanggal 15 sampai dengan 17 Januari 2018 “Mudah-mudahan, semua rangkaian kegiatan penyelenggaraan berlangsung sukses, dan masyarakat dapat terhibur dan menikmatinya,” harap Indra di hadapan peserta rapat yang hadir Kapolres Langkat dan unsur perwakilan Forkopimda yang lain, seluruh Kepala SKPD terkait di jajaran Pemkab Langkat, Direktur Bank Sumut dan undangan lainnya. n P30

Disertai Hujan, Ngogesa Sitepu Serahkan Raskin Awards STABAT, PODIUM Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH menyerahkan Raskin Awards tahun 2017 untuk 6 kecamatan terbaik di Kabupaten Langkat. Masing-masing Kecamatan Batang Serangan (Terbaik Pertama), Pematang Jaya (Terbaik Kedua), Padang Tualang (Terbaik Ketiga), Salapian (Harapan Pertama), Kuala (Harapan Kedua) dan Wampu (Harapan Ketiga). Penyerahan berlangsung di ruang lobi kantor Bupati Langkat, (8/1/2018), usai Apel Gabungan Pemerintah Kabupaten Langkat yang berlangsung di tempat sama karena situasi hujan. “Semua ini berdasarkan keputusan dirinya bernomor 511.124/K/2017 tentang penetapan Kecamatan terbaik dalam rangka pendistribusian beras sejahtera tahun 2017 Kabupaten Langkat,” kata Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH dalam pidato tertulisnya saat menjadi Pembina Apel. Ditambahkannya, dalam mencapai sukses ketahanan pangan Nasional, salah satu indikator keberhasilannya adalah dengan mewujudkan daerah yang mandiri dan berdaulat dalam bidang ketahanan pangan. “Dengan penyaluran beras miskin (Raskin) yang tepat sasaran ini, program ketahanan pangan nasional akan berlangsung sukses karena masyarakat ekonomi rendah menjadi tujuan dari pendistribusian beras bersubsidi ini,” katanya. Ngogesa berharap, para camat yang berhasil meraih Raskin Awards agar dapat mempertahankan prestasi ini dan untuk Camat yang belum berhasil diharapkan mampu menyalurkan beras bersubsidi sesuai peraturan

yang ditentukan dan dalam prosesnya penyalurannya. "Segala hal yang berkaitan dengan administrasi dapat dipatuhi dengan sebaik-baiknya," pesan Ngogesa. Ngogesa juga memberikan penghargaan kepada sekolah Adiwiyata Kabupaten Langkat tahun 2017, yakni SD Negeri 050599, SD Negeri 050590, SD Negeri 050587, SD Negeri 050591, SD Negeri 054878, SD Negeri 050592, SD Negeri 055982, SD Negeri 056599, SD Negeri 055983, SD Negeri 054874 (seluruhnya SD Negeri berlokasi di Kecamatan Selesai). Lalu, SD Negeri 056008, SD N 054914, SDN 054919, SD N 054914, SDN 050705, SDN 050701 dan SDN 050700 (seluruhnya berlokasi di Kecamatan Secanggang). Kemudian SMPN 2 Stabat, SMPN 4 Secanggang, SMPN 1 Sawit Seberang, SMPN 1 Padang Tualang, SMPN 3 Hinai, SMPN 5 Stabat, SMPN 2 Babalan, SMPN 1 Babalan, MTS Negeri Besitang. Selanjutnya, untuk penghargaan Kalpataru diraih oleh Suhermanto yang juga Perintis Lingkungan di Desa Sei Bamban, Kecamatan Besitang dengan menyumbangkan beberapa bibit pohon yang akan diserahkan kepada sekolah-sekolah peraih Adiwiyata tahun 2017 Kabupaten Langkat. “Pertahankan prestasi dan tetap jaga kelestarian lingkungan sebagai wahana dalam mensukseskan program pembelajaran di sekolah,” harap Ngogesa. Apel diikuti oleh Wabup Langkat H Sulistianto, Sekdakab Langkat H Indra Salahudin dan seluruh Kepala SKPD beserta jajarannya di lingkungan Pemkab Langkat. n P33


8

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

PODIUM INDONESIA

Rudi - Budiono Fokus Tiga Sektor F

OKUS pengembangan di sektor pertanian, perkebunan dan kelautan. Ini sesuai dengan profesi utama para warga Langkat. Selain itu target utama adalah mensejahterakan rakyat. LANGKAT, PODIUM Rudi Hartono Bangun dan Budiono secara sah mendaftarkan diri ke KPUD Langkat. Anak dari politikus Saleh Bangun ini telah lama menasbihkan diri kembali ke tanah kelahiraannya, Langkat. Dia ingin memaksimalkan sumber-sumber yang ada di Bumi Amir Hamzah tersebut. Tercatat sebagai wakil rakyat di Senayan Jakarta dari Partai Demokrat, Rudi Hartono Bangun alias RHB diyakini tak ragu lagi memimpin Langkat lima tahun ke depan. Mantan Ketua DPRD Langkat ini pun memilih sang wakil Budiono. Kenapa memilih Budiono? Pertanyaan tersebut kerap dilayangkan wartawan. Dengan singkat, RBH bilang, dirinya telah lama mengenal sosok Budiono. Apalagi Budiono telah mengecap pahit, manis dan asinnya garam saat menjabat Wakil Bupati Langkat. "Saya sudah lama kenal dengan beliau (Budiono)," katanya seusai mendaftarkan diri di KPU Langkat, Jalan Tengku Putra Azis, Stabat, (8/1/2018).

Selain sudah lama menjalin hubungan dengan mantan wakil bupati Langkat itu, kesamaan chemistri juga menjadi alasan utama mereka berkoalisi untuk menjadi penguasa kabupaten Langkat. "Kami sudah cocok. Punya kesamaan chemistri," kata anggota DPR RI ini. "Kita fokus kepada kesejahteraan rakyat. Turunannya ada di visi misi kita," kata Rudi. Terkait kans mereka untuk memenangi pilkada Langkat, Rudi menjawab diplomatis. Katanya, nasib mereka tergantung rakyat. "Semua kami serahkan kepada rakyat," katanya. Rudi dan Budiono mendaftarkan diri menjadi kandidat Bupati Langkat setelah mereka mendapatkan dukungan dari tiga partai politik. Yakni Partai Demokrat (8 kursi), Nasdem (4 kursi) dan PKS (3 kursi). Nominal 15 kursi telah memenuhi syarat koalisi ketiga parpol ini mendaftarkan calonnya. Ketua DPD Partai Kedilan Sejahtera Kabupaten Langkat Ganda Wahyudi sempat mengemukakan dukungan terhadap Rudi Hartono Bangun telah melewati mekanisme partai. Ajai Ismail, Ketua DPD Langkat menyatakan rekomendasi DPP Nasdem bernomor 196-SI/ DPP Nasdem/XI/2017 yang ditandatangani oleh Sri Sajekti Sudjunadi sebagai Ketua Tim Pilkada Pusat dan Willy Aditya selaku Sekretaris Tim Pikada Pusat. Partai gawean Surya Paloh ini menyetujui Rudi Hartono Bangun dan Budiono sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Langkat tahun 2018. Hanya saja, sehari usai pendaftaran RHBBudiono, pertiswa yang tak mengenakkan

menimpa mereka. Baliho paslon tersebut dirobek oleh orang tak bertanggung jawab. “Ini merupakan tindakan sengaja yang dilakukan oleh sekelompok diduga preman, karena baleho ukuran 7 meter dengan kekuatan besi butuh lebih dari dua orang untuk merusaknya. Pengrusakan serupa juga sudah pernah terjadi,” ujar perwakilan masyarakat pendukung Rudi Bangun, yang juga tokoh masyarakat Kabupaten Langkat Marno, kepada wartawan, Selasa (9/1). Disebutkan, dalam beberapa bulan ini, di Kabupaten Langkat dirasakan kurang aman dalam segi pemasangan baleho kandidat bupati/ wakil bupati. Kandidat yang fotonya terpasang di Keca-ma-tan Kuala dan Salapian ter-cabik-cabik dan dikoyak. Tiang penyanggah dipatahkan. Karenanya, diharapkan aparat keamanan mengusut pelaku pengrusakan baleho pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Langkat. “Kita minta aparat kepolisian bertidak,” ujar Marno. “Bibit, bebet dan bobot calon bupati harus diteliti secara benar oleh rakyat, dan rakyat jangan mau di bodohi dengan diiming-imingi uang, lalu disuruh memilih tapi tidak tau kualitas calon bupatinya. Alangkah merugi dan bodohnya kita, jika itu kita lakukan,” tambah Marno. Demi menjaga suasana kondusif, kem-bali diingatkan kepada aparat kepolisian untuk menindak siapapun yang melakukan pengrusakan alat praga sosialisasi pilkada, termasuk baleho pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati. Karena jika dibiarkan keamanan di Kabupaten akan terusik. n P03/nt


Ngogesa 'Pantau' Cana ADA sekitar 714.017 suara menentukan nasib Kabupaten Langkat lima tahun ke depan. Tujuh pasangan bersikukuh mampu menjadi yang terbaik. Termasuk paslon yang mendapatkan dukungan 35 kursi di DPRD Langkat ini. LANGKAT, PODIUM Partai pendukung adalah Golkar (11 kursi), PDI-P (6 kursi), Gerindra (5 kursi), PPP, Hanura dan PBB (masingmasing 3 kursi) serta PKB bersama PAN (masing-masing 2 kursi). Ada yang menarik saat pendaftaran paslon dukungan 8 parpol, Terbit Rencana Peranginangin dan Syah Afandin alias Ondim ini, Senin pekan lalu. Ketua Cana, begitu namanya kerap disebut, langsung dipantau oleh Ketua DPD I Golkar Sumut H Ngogesa Sitepu. Bupati Langkat dua periode ini hadir di Kantor KPUD Langkat di Jalan T Putra Azis Komplek Pemkab Langkat. Sontak, kehadiran orang nomor 1 di Partai Golkar Sumut itu memeriahkan suasana yang sempat hening beberapa saat. Ketika itu kedatangan Cana-Ondim diarak ribuan pendukungnya. Kedatangan kandidat kuat Bupati dan Wakil Bupati Langkat 2018-2023 itu diterima langsung Ketua KPU Langkat, Agus Arifin beserta seluruh komisioner. Ketua Bawaslu Langkat Aidil Fitri dan 2 Anggotanya. Ketua DPC PDI-P Langkat Ralin Sinulingga SE, yang juga tampak mendampingi mengatakan, hari ini

langkah awal untuk melakukan komunikasi politik. Ralin juga berharap, supaya setiap informasi dan aturan teknis diberitahukan kepada pengurus, sehingga tidak ada mis komunikasi, semua prosesi Pilkada bisa berjalan dengan lancar dan aman. Sebelumnya pada Juli lalu, Ngogesa menjelaskan bahwa DPP Partai Golkar Pusat untuk mengusung Cana sangat tepat. "Menjadi pemimpin tentunya harus

memenuhi syarat kepuasan masyarakat, dan selama menjadi Ketua DPRD Kabupaten Langkat, Cana sudah terbukti dengan berhasil menjalankan aspirasi masyarakat Langkat," tutur Ngogesa. Jelas, ini faktor utama bagi partai untuk memutuskan Cana sebagai Calon Kepala Daerah di Langkat, dan kedepannya, siapa sosok pendamping dirinya akan ditentukan dalam waktu dekat berdasarkan survey dari

masyarakat. Selain Rudi-Budiono dan CanaOndim dukungan parpol, lima pasangan jalur perseorangan juga telah menyerahkan berkas pendaftaran. Di antaranya Johar Arifin Husein dan Iskandar, Irham ST dan Ahmad Zeidnur, Muhammad Zamroni dan Denny Nur Ilham, Abdul Azis dan Yatman, terakhiur pasangan Sulistyanto dan Heriansyah. Kelima pasangan tersebut juga telah membawa kelengkapan berkas, seperti foto copy KTP elektronik yang berjumlah lebih dari 53 ribu lembar dan Soft Copy pendaftaran berkas yang telah diinput dalam sistem pendaftaran calon atau silon. Ketua KPU Langkat, Agus Arifin mengatakan, syarat dukungan untuk calon perseorangan berkisar 53.552 lembar KTP elektronik yang tersebar di 12 kecamtan dari 23 kecamatan di Kabuaten Langkat Seperti diberitakan sebelumnya, daerah yang menyelenggarakan Pilkada nantinya yakni Langkat, Deli Serdang, Tapanuli Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Dairi, Batubara, Padangsidimpuan. Sementara, Sumatera Utara juga mengikuti Pilgub 2018. n P03/nt

Irham Optimis Lolos & Menang LANGKAT,PODIUM Kedatangan rombongan pasangan Irham dan Ahmad Zaitnur diterima dan disambut Ketua KPU Kabupaten Langkat Agus Arifin didampingi Komisioner KPU Langkat Divisi Teknis Muhammad Khair, Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat T. Muhammad Benyamin, Divisi Hukum Sofian Sitepu dan Adlina Sarah. Paslon Irham dan Ahmad Zaidnur mengibaratkan perjuangannya menjadi Bupati Langkat bagaikan air yang mengalir, perlahan tapi pasti. Namun dirinya sangat yakin mampu memenangkan Pilkada Langkat. Hal itu tercermin dari proses yang sudah mereka lakukan. "Pertama kita mendaftar, cek kesehatan, Pilkada dan menang," ujarnya kepada wartawan usai mendaftarkan diri di KPU Langkat, Jalan Tengku Putra Azis, Langkat, Rabu pekan kemarin. Tampil mengenakan kemeja putih dan celana hitam, Irham mengatakan kelak ingin membangun Islamic Center di Kabupaten Langkat dan ingin

memperbaiki mental para pejabat. "Tidak ada lagi pejabat yang tinggal di luar Langkat. Semua harus di Langkat," katanya. Pengusaha tambang ini yakin bahwa tim suksesnya akan mampu memenuhi kekurangan dukungan sehingga mereka lolos menjadi calon bupati dan wakil bupati Langkat. Ketua KPU Langkat Agus Arifin didampingi Komisioner Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat T. Muhammad Benyamin, kepada Analisa, mengakui hari ini ada dua calon bupati dan wakil bupati yang mendaftar dari jalur perseorangan. "Hari ketiga atau terakhir ada dua paslon Bupati dan Wakil Bupati Langkat yang berasal jalur perseorangan mendaftar untuk calon peserta Pemilu Kada. Jadi total semuanya yang mendaftar ada 7 pasangan yakni 2 dari parpol dan 5 dari independent," ujarnya. Pasangan pertama dihari ketiga yang datang mendaftar ke Kantor KPU Langkat di Jalan T Putra Azis,

Stabat, pada pukul 08.00 WIB yakni Abdul AzizYatman. Selanjutnya, sambung Agus, pada pukul 16.00 WIB, pasangan Irham-Ahmad Zaitnur juga tiba dikantor KPU Langkat untuk mendaftarkan diri mereka sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Langkat. Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa pihaknya akan memverifikasi administrasi pemberkasan bagi seluruh pasangan baik dari parpol maupun perseorangan dan jika ada kekurangan semuanya harus dilengkapi dari tanggal 18 Januari sampai 20 Januari. n sahrul


10 Polres Langkat Ringkus Dua Pengedar Narkoba PODIUM LANGKAT Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

PODIUM Utama

PERSONEL Sat Narkoba Polres Langkat meringkus dua pengedar narkoba berikut barang bukti dari kedua tersangkanya secara terpisah di Dusun Batu malenggang Desa Cempa Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat, (9/1/ 2018). LANGKAT, PODIUM Tersangka MA (38) warga Jalan Jurung Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat diamankan di salah satu bengkel mobil Dusun Batu malenggang Desa Cempa, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat. Petugas juga menyita barang bukti satu bungkus plastik klip kecil berisikan narkotika jenis sabu dengan berat 4,87 gram dan tas sandang dari tersangkanya. Selanjutnya, setelah dilakukan pengembangan petugas menangkap tersangka DS (27) warga Dusun II Baja Kuning Desa Baja Kuning, Kecamatan

Tanjung Pura, Kabupaten Langkat di bengkel Dusun Batu Malenggang, Desa Cempa Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat. Selain itu petugas barang bukti satu bungkus plastik klip besar berisikan narkotika jenis sabu dengan berat 26,22 gram dari tangan tersangka. Kapolres Langkat AKBP Dede Rojudin melalui Kasat Narkoba AKP M Firdaus Tarigan ketika dikonfirmasi wartawan, (10/1/2018), membenarkan penangkapan tersebut dan mengakui keduanya sudah mendekam di sel tahanan Mapolres Langkat. "Kedua tersangka bandar ini ditangkap berkat adanya informasi

Sidang Cabul, Dua Keluarga Nyaris Baku Hantam LANGKAT, PODIUM PN Stabat kembali menyidangkan kasus pencabulan anak di bawah umur, Selasa pekan lalu. Selaku terdakwa, Julifer Manurung (48) warga Komplek Perumahan Kelapa Sawit, Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat dihadirkan bersama korban, Bunga (nama samaran) usia 5 tahun. Peristiwa itu terjadi Agustus tahun lalu. Sidang tertutup itu dipimpin Ketua Majelis Hakim Aurora Quintina dibantu dua anggota majelis serta JPU M Syafrizal Amri. Sebelum sidang dimulai, ada kejadian miris di halaman PN Stabat. Pasalnya, keluarga korban dan keluarga pelaku nyaris baku hantam. Untung saat itu berhasil dilerai oleh petugas Polres Langkat yang mengawal tahanan. Pada sidang sebelumnya, JPU M Syafrizal Amri menjerat terdakwa dengan pasal 81 ayat 2 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, ancaman hukuman 15 tahun penjara. Selain itu terdakwa juga didenda ratusan juta rupiah. Usai sidang, ayah korban menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa putrinya. Dikatakan, bahwa anaknya itu masih TK berusia 5 tahun. "Setiap pagi saya yang mengantar anak saya ke TK sekolahnya," terang ayah korban. Sedangkan setiap korban pulang dijemput becak langganan. Nah, ketika itu, korban dijemput pelaku. Namun di tengah jalan, pelaku membuka celana korban. Bahkan, dengan kondisi celana dalam yang terbuka, pelaku memangku korban. Setelah peristiwa bejat itu, anak korban jadi pendiam. "Anak saya seperti ketakutan. Anak saya juga sempat sakit," cerita ayah Bunga. Sedihnya lagi, korban bilang bahwa dia takut mati. Melihat gelagat aneh anaknya, sang ibu memanggil ayah korban. "Kemudian anak kami itu kami bawa ke bidan. Kata ibu bidan itu, ada keganjilan yang diderita anak kami dan menyarankan membawanya ke dokter," imbuhnya. Pemeriksaan dokter menyatakan bahwa Bunga telah menjadi korban pencabulan. Mengetahui hal tersebut, ayah korban membuat pengaduan ke polisi di awal September. Tak lama berselang pelaku diringkus. "Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya," pinta keluarga korban. n sahrul

dari masyarakat dan langsung kita tindaklanjuti dengan mengirimkan personel ke lokasi," ujarnya. Dijelaskannya bahwa tersangka MA

ditangkap disalah satu bengkel mobil dan selanjutnya dilakukan pengembangan dan berhasil menangkap DS di tempat yang sama. n sahrul

MTQ ke-51 Tingkat Kecamatan Stabat STABAT, PODIUM Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ( MTQ) tingkat Kecamatan Stabat ke-51 berlangusung di halaman kantor Camat Stabat, (4/1/2018). Ini tradisi tahunan yang tujuannya untuk mensyiarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an agar Kecamatan Stabat dan Kabupaten Langkat khususnya tetap mendapatkan limpahan karunia nikmat dari Allah SWT. Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH dalam pesannya yang disampaikan Kepala Bappeda Langkat H Sujarno mengatakan, pelaksanaan MTQ adalah tidak hanya sekedar syiar, tetapi juga sebagai ajang untuk memperkuat Ukhuwah Islamiah dan tali silaturahumi dalam kebersamaan umat. “Dengan kegiatan ini, masyarakat akan semakin mhirnya akan menghasilkan generasi muda Langkat yang berakhlak dan bermartabat,” katanya. Lanjutnya, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pola regenerasi yang efektif dalam mempersiapkan langkah Kota Stabat mengikuti pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Langkat ke-51 yang akan berlangsung ditahun 2018. “Mudah-mudahan, Kecamatan Stabat dan Kecamatan lainnya di Kabupaten Langkat dapat menjadikan kegiatan ini sebagai tradisi religius yang akan memberikan manfaat besar bagi kemaslahatan ummat di tengah-tengah masyarakat,” harap Bupati Langkat.

Camat Stabat Nuriadi menambahkan, pelaksanaan MTQ ke-51 Kecamatan Stabat hampir tidak jauh beda dengan pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Langkat. Kegiatan berlangung dua hari, dan kegiatan ini diikuti oleh para peserta yang berasal dari seluruh desa atau kelurahan di Kecamatan Stabat. “Berbagai cabang diperlombakan, baik cabang Tilawah dan Tartil, dan semoga ini dapat membawa Kecamatan Stabat menjadi yang terbaik di tingkat Kabupaten Langkat,” harapnya. Pukul Beduk Sementara itu, kegiatan pelaksanaan MTQ ke-51 Kecamatan Stabat dibuka oleh Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin SE. Pembukaan ditandai dengan pemukulan beduk yang disaksikan oleh tamu undangan yang hadir, di antara unsur perwakilan Forkopimda Langkat, sejumlah Kepala SKPD di jajaran Pemkab Langkat dan undangan lainnya. Terbit Rencana berharap, kegiatan dapat membuat masyarakat Langkat khususnya Kecamatan Stabat semakin terjalin rasa persaudaraannya melalui kegiatan MTQ. “Tampilkan yang terbaik, banggakan orangtua, daerah dan orang-orang yang selalu mendukungmu” pesan Terbit Rencana kepada seluruh peserta MTQ tingkat Kecamatan Stabat. 1 P31 n P3


11

Parlementaria

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Ketua DPRD Langkat Ajak Pemuda Mencintai Alam PERHELATAN acara Jambore Karang Taruna Kabupaten Langkat yang mengambil tempat di kawasan wisata hutan mangrove Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat berlangsung meriah, (28/12/2017). LANGKAT, PODIUM Jambore yang mengambil tema “bekerja sama dan bekerja keras menuju Langkat yang maju dan sejahtera” ini dihadiri Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana PeranginAngin, Sekda Langkat Indra Salahudin, Ketua Karang Taruna Provinsi Sumatera Utara Salahudin Nasution, Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna Langkat M Syahrul, Ketua MUI Langkat H Ahmad Mahfudz, para Camat se-Kabupaten Langkat sertaratusan pemuda Karang Taruna dan warga masyarakat desa Lubuk Kertang. Suasana alam mangrove yang begitu indah ini membuat Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana PeranginAngin (Cana) di saat memberikan kata sambutannya, berharap kawasan wisata Desa Lubuk Kertang ini harus terus dilestarikan dan dikembangkan. "Sehingga dengan menjadi daerah tujuan wisata, diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat. Andai saja saya ajak keluarga saya datang ke sini, pastilah mereka akan sangat senang dengan suasa alam seperti ini,” ungkap Cana. Pada kesempatan itu, Cana mengharapkan Jambore Karang Taruna ini dapat menjadi ajang silaturahmi para generasi muda dan kader-kader Karang Taruna.

“Saya mengajak para pemuda Karang Taruna agar dapat tampil di masyarakat dengan aktivitas rutin yang bermanfaat sesuai dengan motto Karang Taruna “kerja keras” dapat ditunjukkan kepada masyarakat,” tukasnya sembari mengajak para generasi Karang Taruna untuk mencintai alam, karena kerusakan alam itu merupakan ulah manusia sendiri. “Kita boleh menebang, tapi kita juga harus pandai menanamnya, kita boleh mengambil hasil laut tapi ambillah dengan cara yang benar, kalau kita baik pada alam maka alam juga akan baik pada kita,” sebut Cana.

Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna Kabupaten Langkat M Syahrul, S.Sos yang juga Anggota DPRD Langkat, mengajak Karang Taruna agar menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab sosial di masyarakat karena Karang Taruna merupakan wadah dan sarana dari, oleh dan untuk masyarakat. Sementara itu, Ketua Karang Taruna Provinsi Sumatera Utara H Salahudin Nasution mengingatkan kepada para pemuda-pemudi Karang Taruna yang sebelumnya mendeklarasikan untuk memperjuangkan dan memenangkan

Sekwan DPRD Kumpulkan 'Anak Buahnya' LANGKAT, PODIUM Di awal hari kerja tahun 2018, Sekretariat DPRD Langkat yang dipimpin Drs. Basrah Pardomuan, setelah memimpin apel pagi, mengumpulkan seluruh Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Honor dan Petugas Kebersihan di ruang rapat Kantor DPRD Langkat, (2/1/2018). Pertemuan dimaksudkan dalam rangka konsolidasi sekaligus evaluasi, sebut Basrah saat membuka rapat yang dihadiri para Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian dan seluruh pegawai Sekretariat DPRD. “Saya mengharapkan di tahun 2018 ini kinerja seluruh pegawai Sekretariat DPRD lebih baik lagi,” ucap Basrah. Basrah mengingatkan seluruh pegawai untuk tetap bekerja dengan giat, tekun dalam bekerja, saling membantu dalam bekerja serta ciptakan suasana yang nyaman dalam bekerja. "Jiwai pekerjaan dan peduli dengan pekerjaan, ada tanggung jawab kita dalam bekerja karena pegawai Sekretariat DPRD itu salah satu tugasnya juga membantu

melayani tugas-tugas Anggota DPRD, sehingga dengan kinerja kita yang baik, maka pelayanan prima terhadap Anggota DPRD Langkat dapat terlaksana secara optimal,” harap Basrah. Pada kesempatan itu juga para pegawai saling menyampaikan usul mau pun masukan. Di antaranya Affan, selaku Kepala Bagian Keuangan mengharapkan kepada seluruh PNS agar menyampaikan bukti-bukti pertanggung jawaban (SPJ) ke bagian keuangan agar tepat waktu karena cepat tidaknya bagian keuangan dalam memproses pertanggung jawaban pemakaian uang APBD tergantung dari itu. Sementara Kabag Umum, Ir Agus Tutiana mengingatkan kepada seluruh pegawai agar dapat meningkatkan lagi disiplin dalam bekerja. “Disiplin merupakan bentuk kepribadian dan dengan disiplin ini dapat menjadi contoh bagi lain,” ucapnya. Lain halnya, Kabag Hukum dan Risalah H Zurwansyah, SH. Dia bilang bahwa Sekretariat DPRD itu adalah suatu tim, tidak ada satu bagian yang lebih baik dari bagian yang lain. "Tanamkan dalam diri kita bahwa kita itu semuanya diperlukan di kantor ini dan niatkan kerja itu ibadah dan jangan terbebani dengan kerja," sebut Zurwansyah memotivasi pegawai. Di tahun 2018 ini, Sekretaris DPRD Langkat juga merotasi PNS ke bagian-bagian atau pun ke alat kelengkapan dewan lainnya dalam rangka untuk penyegaran dan menambah ilmu pengetahuan dari setiap PNS yang ditempatkan tersebut dan hal ini rutin dilakukan setiap tahunnya. n P03

Terbit Rencana Perangin-Angin dan H Syah Afandin, SH untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Langkat periode 2018-2023 jangan hanya ucapan semata tetapi harga mati dengan pembuktian karya nyata di masyarakat, karena pemuda itu ujung tombak dalam pembangunan. Salahudin Nasution juga mengharapkan dukungan pemerintah daerah mau pun pemerintah desa kepada Karang Taruna dengan pemberdayaan Karang Taruna di masyarakat karena hal itu telah diatur dalam Undang-Undang tentang Desa. Perlu diketahui, ada pun wujud karya nyata Karang Taruna di acara jambore ini dengan dibangunnya toilet umum di kawasan wisata hutan mangrove Desa Lubuk Kertang. Pada acara jambore ini juga turut diberikan piagam penghargaan kepada tokoh-tokoh yang peduli Karang Taruna dan sebagai pembina Karang Taruna Langkat di antaranya Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin sebagai tokoh peduli Karang Taruna, para camat di antaranya Camat Brandan Barat M Harmain, SSTP. Pada kesempatan itu juga, Pemkab Langkat melalui Dinas Sosial juga memberikan secara simbolis bantuan lantanisasi kepada warga masyarakat Kecamatan Brandan Barat dan sekitarnya. n P03

Ketua DPRD Langkat Hadiri Acara Bursa Inovasi Desa LANGKAT, PODIUM Pemkab Langkat melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa laksanakan kegiatan Bursa Inovasi Desa di Gedung Olahraga Stabat, (27/12/2017). Kegiatan yang diikuti oleh seluruh Desa di Kabupaten Langkat ini berlangsung meriah. Ada 720 peserta yang ikut dalam kegiatan ini terdiri dari 240 orang Kepala Desa, 240 orang Ketua BPD dan 240 orang tokoh masyarakat. Ada tiga bidang yang dipamerkan dalam kegiatan ini, di antaranya bidang insfrastruktur pedesaan, pengembangan lokal dan kewirausahaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam kegiatan tersebut, ragam karya berbentuk barang dan dokumentasi dipamerkan oleh desa-desa yang ikut serta, dan didalam dokumentasi tersebut terlihat ide dan replika pembangunan insfrastruktur menjadi mayoritas yang dipamerkan. Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin yang turut menghadiri acara tersebut, dalam sambutannya sangat menyambut baik acara Bursa Inovasi Desa ini. Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat melalui Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi telah meluncurkan program inovasi desa karena desa merupakan ujung tombak pemerintahan terendah. Oleh karena itu program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi percepatan peningkatan di bidang pengembangan ekonomi, kewirausahaan, peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan. “Momentum kegiatan ini semoga dapat mewujudkan tata kelola pembangunan desa dan munculnya inovasi masyarakat desa,” harap Ketua DPRD. Sementara itu Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH merasa senang dengan berlangsungnya kegiatan Bursa Inovasi Desa. “Saya optimis, dengan adanya kegiatan ini, Desa Inovatif akan bermunculan di Kabupaten Langkat” sebutnya. Ditambahkannya, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk sebuah forum penyebaran dan pertukaran inisiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desadesa di lingkup Kabupaten Langkat. n P03


12

PODIUM SUMUT Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

PODIUM Utama

Fitri Budi Suryani Resmi Sandang Doktor

Dekan FEB Sebut UMK Dapat Berkah Dua Wali MEMBAWA nama besar dua anggota Walisongo, yakni Sunan Muria dan Sunan Kudus, membawa berkah tersendiri bagi Universitas Muria Kudus (UMK). Sebab, sebagai perguruan tinggi swasta (PTS), UMK kini semakin dikenal luas masyarakat, dan semakin meningkat pula kepercayaan (trust) masyarakat memasukkan putra-putrinya kuliah di UMK. KUDUS, PODIUM Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMK, Mohammad Edris mengutarakan hal itu di hadapan sekitar 70 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Trianandra Kartasura, yang mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di UMK, Kamis (11/1). "UMK, termasuk di dalamnya FEB, mendapatkan berkah dari Sunan Kudus dan Sunan Muria, selain perjalanan panjang yang telah dilaluinya," ujarnya di depan mahasiswa STIE Trianandra peserta KKL di UMK yang didampingi langsung pimpinan kampus tersebut, Erwan Nur Hidayat.

Edris menyebutkan, ada satu falsafah dari Sunan Kudus, yang menjadi salah satu pegangan dalam membesarkan UMK, yaitu falsafah Gusjigang. "Gusjigang itu akronim dari Bagus, Ngaji dan Dagang," jelasnya. Dia pun membeberkan secara lebih rinci mengenai falsafah Gusjingang itu. ‘Gus’ yaitu ‘Bagus’ (baik) budi pekerti dan perilakunya, lalu ‘Ji’ yang mengandung makna ‘Ngaji’. "Kenapa yang dipakai adalah kata ngaji, karena memang dulu belum ada lembaga pendidikan formal, yang ada adalah tempat mengaji," terangnya.

Lebih lanjut diuraikan, bahwa ‘Ngaji’ dalam falsafah Gusjigang memiliki arti yang sangat dalam, yaitu perintah menuntut ilmu atau belajar. "Dalam Islam, perintah menuntut ilmu itu sejak seseorang dilahirkan hingga masuk liang lahad," tuturnya. Dan yang terakhir adalah ‘Gang’ atau ‘Dagang’. "Jiwa entrepreneurship masyarakat Kudus terbentuk dari sini. Oleh UMK, mencetak Sarjana yang memiliki jiwa wirausaha ini menjadi salah satu visi misi yang hendak dicapainya, terutama oleh FEB," tandasnya. n P32

Akreditasi Prodi MIH UMK Raih Peringkat ‘’B’’ KUDUS, PODIUM Kerja Keras jajaran pimpinan Fakultas Hukum dan Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Hukum (MIH), Universitas Muria Kudus (UMK), membuahkan hasil yang menggembirakan, yakni diraihnya peringkat 'B' dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Dekan Fakultas Hukum UMK, Dr Sukresno SH, MHum mengutarakan hal itu didampingi jajaran dosen di fakultas yang dipimpinnya, (9/1/ 2018). "Alhamdulillah, Prodi MIH Fakultas Hukum UMK berhasil meraih peringkat 'B' akreditasi dari BAN-PT," katanya. Sukresno menyampaikan, diraihnya peringkat 'B' akreditasi dari BAN-PT, ini membuktikan bahwa kualitas Prodi MIH di Fakultas Hukum UMK semakin baik dan berkualitas. "Peringkat 'B' ini diraih dengan nilai 324 dan ditetapkan per tanggal 27 Desember 2017," terangnya didampingi beberapa dosen antara lain Anggit Wicaksono, Kristiyanto, Suciningtyas dan Yusuf Istanto. Kristiyanto mengatakan, kualitas

Prodi MIH Fakultas Hukum UMK semakin baik, karena ditopang dengan tenaga pengajar yang kini sudah banyak menyandang gelar Doktor. "Dari internal UMK sendiri, sudah ada tujuh dosen yang bergelar Doktor, dan dalam waktu dekat, juga ada satu dosen yang akan menempuh ujian terbuka program doktor," ujarnya.

Untuk tenaga pengajar dari internal UMK, antara lain Dr Suparnyo, Subarkah, Sukresno, Hj Sulistyowati, Teguh Purnomo, dan Tjang Song Sip. "Untuk tenaga pengajar dari luar, Prodi MIH UMK banyak dibantu para profesor atau guru besar dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang," tutur Dekan Fakultas Hukum UMK, 1 P31 Sukresno. n P3

KUDUS, PODIUM Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muria Kudus (UMK), Fitri Budi Suryani resmi menyandang gelar Doktor, (9/1/2017). Gelar Doktor berhasil diraihnya, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "The Impact of Microteaching Lesson Study on the English as a Foreign Language (EFL) Student Teachers, A Case of the EFL Student Teachers at Muria Kudus University" dalam Promosi Doktor Pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes). Disertasinya itu berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji, yang terdiri atas Prof. Dr. H. Achmad Slamet M.Si, Prof. Dr. Sukarno M.Si, Prof. Dr. Abdurrachman Faridi M.Pd, Prof. Dr. Januaris Mujiyanto M.Hum, Dr. Rudi Hartono M.Pd, Dr. Dwi Anggani LB., M.Pd dan Prof. Dr. Dwi Rukmini M.Pd. "Poin penting dari disertasi ini, mengulas bagaimana microteaching lesson study meningkatkan kemampuan content knowledge dan teaching practice mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris, dan menumbuhkan long-life learning to teach mereka," ungkapnya. Dia menambahkan, melalui microteaching lesson study, mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris juga memperoleh kemampuan kolaborasi dan refleksi yang penting untuk bekal mereka mengajar. "Jadi microteaching lesson study merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki," lanjutnya. Ujian promosi doktor itu dihadiri antara lain oleh Dr. Suparnyo SH. MS. (Rektor), Dr. Murtono M.Pd (Wakil Rektor I), Dr. Zainuri MM. (Wakil Rektor II), Rochmad Winarso ST. MT. (Wakil Rektor III), Dr. Subarkah SH. M.Hum (Wakil Rektor IV), Dr. Slamet Utomo M.Pd (Dekan FKIP) dan para dosen Prodi PBI FKIP UMK lainnya. Suparnyo berbangga karena UMK, perguruan tinggi yang dipimpinnya, semakin banyak dosen yang telah merampungkan studi doktoral. "Dengan bertambahnya dosen dengan kualifikasi doktor, akan menjadikan UMK semakin maju dan berkualitas," ujarnya. Rektor menyebutkan, pada tahun 2017 lalu, satu dosen UMK juga meraih gelar doktor, dan awal Januari 2018 ini bertambah lagi satu doktor. "Dalam waktu dekat, beberapa dosen juga akan promosi doktor, yakni dari Prodi Ilmu Hukum, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan juga Prodi Psikologi," tuturnya. n ladon


13

Pentas Politik

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Strategi & Basis Suara

“

TIGA pasangan calon (Paslon) telah menjalani tes kesehatan. Masing-masing, Edy Rahmayadi-Ijeck, DjarotSihar dan JR Saragih-Ance. Hanya saja, banyak pengamat mengatakan bahwa pertarungan Pilgubsu kali ini yakni persaiangan antara Edy Rahmayadi dan Djarot saja.

MEDAN, PODIUM Apalagi keduanya memiliki kesamaan, yaitu tidak pernah berkarir politik di Sumut, serta tidak mempunyai basis politik di Sumut. Bukan tokoh lokal tapi keduanya cukup populer. Nilai lebih dimiliki Edy yang merupakan orang asli Sumut. Ditambah dukungan dari Petahana akan membantu karena komunikasi dengan masyarakat sudah dibangun selama menjabat. Daerah pesisir timur Sumut yang pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu akan menjadi basis suara terbesar. Khususnya wilayah Langkat, Deli Serdang dan Medan. Meski pun Sumut merupakan salah satu basis PDIP tidak serta merta memudahkan langkah Djarot. Di masa lalu partai ini pernah kalah dalam Pilgub Sumut tahun 2013 dengan mengusung Effendi Simbolon. Kemungkinan alasan karena beliau kurang dikenal masyarakat walaupun ia berasal dari sana. Walau pun begitu pamor Djarot sendiri cukup tinggi di Sumut. Khususnya di wilayah tengah sekitar Danau Toba yang banyak dihuni oleh Suku Batak dengan mayoritas beragama Kristen. Belum lagi mereka sudah jenuh dengan gubernur sebelumnya yang gonta-ganti berurusan dengan KPK. Kans Djarot di Pilgubsu ini sebenarnya cukup berat. Tantangan terbesarnya adalah namanya relatif belum dikenal luas di Sumut. Berbeda dengan Jakarta di mana masyarakat sudah melek informasi. Selain itu benar bahwa ada banyak orang Jawa di Sumut, tapi tidak ada hubungan psikologis yang sangat kuat antara komunitas Jawa Sumut dan Djarot. Mereka akan lebih cenderung memilih calon yang dikenal. Apalagi Sumut, selama ini terkenal dengan rasa kedaerahannya. Edy akan berusaha untuk mengamankan suara dari basis pendukung Melayu. Sementara dari basis pendukung Jawa masih terpecah antara dirinya dan Djarot. Poros ketiga yang dibentuk Demokrat dengan PKB dan PKPI akan menjadi kelanjutan dari Pilgub DKI. Mengusung JR Saragih, Bupati Simalungun dua periode yang juga kader Demokrat. Munculnya poros ini akan menjadikan suara dari basis pendukung Batak terpecah antara Djarot dengan JR. Pemilih Batak yang menyukai figur Djarot dan ikut menyaksikan sepak terjangnya di Jakarta akan memilih beliau. Sementara pemilih Batak yang cenderung lebih menginginkan seorang calon gubernur berdarah Batak akan memilih JR. Bila dilihat dari besaran agama yang paling banyak di anut, sebagain besar penduduk provinsi Sumatera Utara memeluk agama Islam, yang berikutnya adalah Agama Kristen, Katolik dan Budha. Agama Islam menjadi mayoritas di beberapa kabupaten dan kota di antaranya Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Deli Serdang, Langkat, Serdang Bedagai, Batu Bara, Padang Lawas Utara, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, Kota Sibolga, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Medan, Binjai dan Kota Padangsidempuan. Sedangkan di kota dan kabupaten lainya yang tidak disebutkan di atas, sebagian besar penduduknya menanut

agama Kristen , sedangkan Agama Katolik dengan jumlah besar di Provinsi ini ada di Kabupaten Karo, Nias Selatan, Samosir, Deli Serdang dan Simalungun, Agama Budha dengan populasi besar berada di Kota Medan. Untuk Etnis Batak sendiri berada di angka 41.95%, Jawa 32.62%, Nias 6.36%, Melayu 4.92%, Tionghoa 3.07%, Minangkabau 2.66%, Banjar 0.97% dan Lain-lain 7.45%. Agama Islam yang mayoritas di Sumut berada di peringkat pertama, yakni 63.91%, Kristen Protestan 27.86%, Katolik 5.41%, Buddha 2.43%, Hindu 0.35%, Konghucu 0.02%, Parmalim 0.01% dan lainya 0.01%. Pengamat politik Universitas Sumatera Utara (USU) Warjio memperkirakan Edy-Ijeck akan mendominasi Pilgub Sumut. Syaratnya, Edy bisa meyakinkan pemilih yang belum menentukan pilihannya di Pilgub Sumut. Meski ada tiga pasang calon, menurut Warjio, pertarungan ini akan menjadi pertarungan Gerindra dan PDIP. Sementara poros baru yang dibentuk Demokrat, kurang meyakinkan. JR Saragih adalah Bupati Simalungun, sementara Ance Selian adalah mantan anggota DPRD Sumut periode 2014. Djarot menurut Warjio akan unggul di wilayah yang menjadi basis PDIP seperti Simalungun, Siantar, dan wilayah Tapanuli. "Tapi daerah pesisir Edy-Ijeck akan unggul dan kemudian wilayah Medan, Langkat, Deli Serdang mereka akan menang di kota-kota besar berdasarkan parpol dan religius keagamaan," ujarnya. Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, beberapa waktu lalu sempat memprediksi, bahwa Letjend Edy sudah punya kalkulasi politik yang jitu. Termasuk data intelijen yang dimiliki, memberi petunjuk yang terang akan dirinya bakal menang di Pilgub Sumut. Faizal menyebut, peluang kemenangan Edy Rahmayadi setidaknya disebabkan oleh dua faktor. Pertama, soliditas dan pengaruh kekuatan partai oposisi (Gerindra, PAN dan PKS). Juga faktor sugesti dan inheren jaringan TNI dengan masyarakat di akar rumput. "TNI memang dilarang berpolitik praktis, namun solidaritas prajurit dalam bentuk dukungan moril tidak bisa dicegah. Apalagi visi dan kepemimpinan Letjend Edy bertujuan dibaktikan untuk kemajuan rakyat dan negara," kata mantan aktivis mahasiswa 98 ini. "Kenapa harus resah bila prajurit beri dukungan moral kepada figur TNI yang berjiwa nasionalis dan dicintai rakyat?" sambungnya. Suka atau tidak, menurut Faizal,

manuver cerdas sosok Letjen Edy untuk masuk di orbit Pilgub Sumut secara efektif telah mengunci figur yang direstui Jokowi dan diusung PDI Perjuangan. "Jadi, sebaiknya PDIP menyadari, figur yang mereka usung dengan klaim mendapat restu dan dukungan Istana, sudah tidak laku. Perlu legowo untuk menerima kenyataan bahwa selangkah lagi Edy Rahmayadi dan rakyat Sumut akan tampil sebagai pemenang," tukasnya. Peneliti CSIS Arya Fernandes mengaku belum bisa memprediksi siapa yang akan menang di Pilgub Sumut. Keduanya juga belum pernah terjun dunia politik lokal di Sumut. Sebab itu, Arya menilai mesin partai harus bisa membantu kedua calon jika ingin menang. "Kondisi seperti ini soliditas mesin partai akan membantu. Karena sisi ketokohan publik Sumut tentu tidak pernah presentasi orang berinteraksi atau bertatap muka langsung belum pernah," tutur Arya. Meski begitu, Arya mengaku calon wakil gubernur yang akan mendampingi Djarot dan Edy bisa membantu. Apalagi jika kedua memilih calon pertahana untuk Pilgub Sumut. "Calon wakil membantu suara siapa yang akan diajukan, calon kepala daerah petahana akan membantu kenapa? karena basis politik jelas, interaksi jelas dan sering komunikasi dengan masyarakat di sana," tutur dia. Uniknya Bacalon Wagub Para bakal calon Wakil Gubernur Sumut yang maju di Pilkada 2018 memilik latar belakang yang unik. Sihar Sitorus, pendamping Djarot misalnya, adalah tokoh yang gila bola. Anak Medan ini bahkan tak segan menggelontorkan dana untuk PSMS Medan, klub kebanggaan masyarakat Medan. Selain itu, pria lulusan Universitas of Arizona ini juga sempat menjabat sebagai Komite Eksekutif PSSI. Ia pula banyak menuangkan ide-ide untuk sepak bola nasional. Selain gila bola, pria kelahiran 13 Juli 1968 itu juga ahli di bidang administrasi bisnis. Sebelum memutuskan maju Pilkada Sumut, ia bukan bekerja sebagai tenaga ahli Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Selain Sihar, ada pula nama Musa Rejekshah, bakal calon wakil gubernur Sumut mendampingi Eddy Rahmayadi. Musa yang kerap disapa Ijeck Shah itu adalah penggemar otomotif, terutama motor. Ia sempat menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia (IMI) selama dua periode. Selain itu, Ijeck juga sempat menjadi Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Sumut. Tak hanya motor, Ijeck juga

menggemari mobil. Ia bahkan pernah ikut kejuaraan nasional Speed of Road pada 2005 silam. Berbeda dengan Sihar dan Ijeck, bakal calon Wakil Gubernur Sumut yang mendampingi JR Saragih, Ance Selian justru seorang politikus dari PKB. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua DPW PKB Sumut. Mengenai kekayaan, dari data laporan terakhir menyebutkan bahwa Edy memiliki harta tidak bergerak (tanah dan bangunan) Rp 3.040.000.000. Harta bergerak Rp 593.000.000 dan harta bergerak lainnya Rp 276.600.000,Surat berharga Rp 200.000.000,Giro dan Setara Kas Rp 751.500.000,Sehingga jika ditotalkan harta Edy Rahmayadi mencapai Rp 4.861.100.000,-. Bupati Simalungun ini tercatat sudah empat kali melaporkan harta kekayaan ke KPK yakni di tahun 2010, 2014, 2015 dan 2016. Dari Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) yang diserahkan DR JR Saragih kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan telah diverifikasi oleh KPK, JR Saragih memiliki total kekayaan Rp. 46.781.656.485,- pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan harta kekayaan nya menjadi Rp. 63.315.856.496,- atau naik sekitar Rp. 16.534.200.011,dalam setahun. Harta kekayaan JR Saragih didominasi harta non bergerak berupa tanah dan bangunan lainnya dengan nilai Rp. 48.283.829.000,- pada tahun 2015, naik menjadi Rp. 61.182.622.000,- sementara harta bergerak berupa alat transportasi dan mesin lainnya terjadi penurunan nilai menjadi Rp. 3.404.964.160,- dimana pada tahun 2015 sebesar Rp. 4.456.835.200,-. Untuk surat berharga yaitu sebesar Rp. 7.346.000.000,- dan untuk Giro dan setara kas lainnya senilai Rp. 6.041.990.486,- pada tahun 2015 turun menjadi Rp. 5.285.563.697,Namun yang menarik dari LHKPN tersebut, JR Saragih memiliki peningkatan hutang pada 2016 sebesar Rp. 13.903.283.361,- dimana sebelumnya pada tahun 2015 senilai Rp. 12.000.000.000,-. Total kekayaan JR Saragih Rp. 63.315.856.496,Dari data LHKPN, Djarot Saiful Hidajat telah lima kali melaporkan harta kekayaan, yakni di tahun 2001, 2005, 2014, 2015 dan 2016. Djarot memiliki harta tidak bergerak senilai Rp 1.805.499.000,- dan harta bergerak senilai Rp 425.000.000,-. Ada juga giro dan setara kas senilai Rp 4.028.965.364,-. Sehingga jika ditotalkan Djarot memiliki harta senilai Rp 6.295.603.364. n P01/nt


14

opini PODIUM INDONESIA

Edisi 1 - 15 Juli 20 17 201

Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

PODIUM Utama

Djarot, Edy, dan Golput di Pilgub Sumut Oleh: Deddy Rahman

PILGUB Sumut kali ini akan sangat menarik. Ada 2 hal yg menjadi faktornya. Pertama, munculnya nama Djarot yg diusung PDIP. Kedua, sejak pilgub 2008 dan 2013, Golput selalu jadi “pemenang” di provinsi ini. Kita lihat dulu yang kedua, tentang golput. Golput sudah menang mengalahkan kandidat lain di pilgub sumut 2008 dengan capaian 43 persen, bandingkan dengan pemenangnya Syamsul-Gatot yang hanya meraih 27,67 persen dari total DPT. Celakanya, si Golput ini terus menanjak naik menjadi 51,5 persen pada Pilgub Sumut 2013. Bahkan di Kota Medan, dimana kaum kelas menengah terbesar provinsi sumut berada, angkanya bahkan mencapai 63,3 persen. Bandingkan dengan angka “kemenangan” GatotErry yang hanya mencapai 15,56 persen dari total DPT. Luar biasa muak-nya orang Medan terhadap Pilgub Sumut 2013. Lalu bagaimana dengan Pilgub Sumut 2018? Kemudian KPUD Sumut menargetkan angka partisipasi Pilgub Sumut 2018 mencapai 95 persen. Tanpa sama sekali menjelaskan strategi-strategi yang bernas untuk mencapai angka tersebut. Konyol sekali bukan?! Sepertinya, peluang si Golput kembali memenangkan Pilgub Sumut 2018 sudah terlihat jelas. Tambahan lagi, pendukung Tengku Erry yang kecewa, kemungkinan besar ikut memperbesar suara si Golput. Kita tinggalkan si Golput. Sekarang kita bahas yang pertama, Djarot. Beliau udah 2 periode menjadi wali kota Blitar (2000 – 2010) dan Wakil Gubernur DKI (2014-2017). Yang jadi gubernur-nya tidak perlu kita tampilkan, karena kurang signifikan. Beliau bukan putera daerah Sumut. Ber-etnis Jawa. Bergaya flamboyan. Kurang keren, kecuali kumisnya yang mentereng. Dan tanpa penjelasan yang masuk akal, tiba-tiba ditunjuk Ibu Megawati (PDIP) menjadi cagub Pilgub Sumut 2018. Mendadak jagat maya pun heboh. Tercatat ada lebih 3.000-an tweet makian dan cemoohan di twitterland dalam sehari saja terhadap pengangkatan Djarot ini. Itu belum termasuk di

Facebookland dan Intagramland, kemungkinan polanya sama. Bandingkan dengan banyaknya pujian kepada “the rising star” di Pilgub Sumut: Edy Rahmayadi. Militer, gagah, berwibawa. Kerenlah kalau jadi Gubernur Sumut berikutnya. Benarkah begitu?! Coba kita telaah sedikit saja. Berdasarkan sensus 2015, dari 10 juta lebih DPT provinsi SUMUT, ada etnis Jawa 32,63 persen; batak toba 22,3 persen; Mandailing 9,5 persen; Nias 6,36 persen; Karo 5,5 persen; Melayu 4,92 persen; Tionghoa 3,07 persen; Minangkabau 2,66 persen. Dari sini saja bisa kelihatan, seberapa besar suara yang mungkin diraih oleh Djarot dan Edy. Belum lagi sebagian suara dari etnis Batak Toba, Mandailing dan Karo yang akan berpeluang besar tertuju kepada kandidat yang lain: JR Saragih. Walau masih mungkin diraih oleh Djarot dengan wakilnya Sihar Sitorus. Ini medan pertarungan tersendiri. Kita beralih ke medan pertarungan yang lain, yakni muak-nya orang Sumut dengan prilaku korupsi pejabat di kantor Gubernur. Orang Sumut masih ingat jelas bagaimana para gubernur mereka satu per satu, bergantian, ditangkap oleh KPK. Dan semuanya putera daerah. Bahkan, Gubernur Sumut yang terakhir ke penjara justru dari partai yang berlandaskan Islam, partai dakwah, PKS. Ini sangat ironis. Rasanya harapan itu mulai hilang. Efeknya bisa memenangkan si Golput kembali. Dan kalo cagub Edy Rahmayadi melantangkan suaranya sebagai putera daerah, untuk

menghambat jalannya Djarot, sepertinya itu sebuah kenaifan. Bagaimana dengan Djarot? Nah, ini agak berbeda. Awalnya, keputusan bu Megawati “mengirim” Djarot ke Sumut dianggap sebagai keputusan “bunuh diri”. Bagaimana mungkin orang yang sudah kalah telak di pilgub DKI malah diminta bertarung kembali di wilayah yang bukan asal dirinya? Cacian pun berhamburan, terutama dari netizen yang masih punya hubungan ke provinsi Sumut, walaupun mereka berdomisili di jabodetabek. Namun, hal yang sedikit berbeda ditemukan penulis saat melakukan surveei kecil-kecilan terhadap beberapa warga Kota Medan yang berprofesi sebagai tukang becak motor, satpam, sopir ojek online, warung rokok, dan lain-lain. Mereka lebih memilih Djarot. Alasannya sederhana, bosan dengan korupsi putera daerah, sekalian saja ambil dari luar daerah. Seperti Jokowi yang dari Solo dikirim ke Jakarta, hasilnya justru bagus buat warga Jakarta. Sempat kaget juga penulis mendengarnya. Ternyata, bu Megawati sedang tidak melakukan aksi “bunuh diri”. Bagaimana dengan Edy Rahmayadi? Penulis sempat melihat acara deklarasinya tanggal 7 Januari 2018 di Lapangan Merdeka Kota Medan. Acaranya gegap gempita. Euphoria kemenangan begitu kental terasa, walau pencoblosan baru 6 bulan lagi. Mendadak penulis teringat dengan euphoria serupa di Pilgub DKI 2017. Dimana kemenangan Ahok-Djarot

sudah hampir dipastikan oleh seluruh lembaga survei yang ada. Dan pada saat yang bersamaan, elektabilitas Anies-Sandi adalah yang terendah dari tiga paslon yang bertarung. Namun, semuanya menjadi berbalik enam bulan kemudian. Dengan kehebatan tim cyber Anies-Sandi yang menjalankan strategi perang gerilya, dengan narasi Daud vs Jalut, AniesSandi memperoleh kemenangan. Saat itu, Anies-Sandi adalah Daud (David), dan Ahok-Djarot adalah Jalut (Goliath). Penulis kuatir, kondisinya berbalik di Pilgub Sumut, Edy-Ijeck adalah jalut (Goliath), dengan elektabilitas yang begitu tinggi dan dukungan banyak partai, dan DjarotSihar adalah Daud (David). Kita lihat saja nanti. Hal menarik berikutnya adalah Djarot mengumandangkan slogan baru SUMUT: Semua Urusan Mudah dan Transparan. Ini sangat bertolak belakang dengan terminologi yang selama ini berkembang, SUMUT: Semua Urusan Mesti Uang Tunai. Bila Djarot bisa meyakinkan bahwa korupsi di kalangan pejabat Sumut bisa hilang, sepertinya suara si Golput bisa tergerus. Hal yang sama juga kita harapkan dilakukan oleh Edy Rahmayadi bersama pengusaha sukses Musa Rajekshah, sehingga si Golput tidak lagi menjadi “pemenang” di Pilgub Sumut 2018. Berharap warga Sumut kembali memiliki harapan terhadap calon pemimpinnya. Kita doakan yang terbaik bagi warga Sumut. Aamiin. penulis adalah CEO Katapedia

Kuliah Umum Prodi Matematika UMK KUDUS, PODIUM Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muria Kudus (UMK) menyelenggarakan kuliah tamu di Lantai IV Ruang Seminar Lantai IV, (3/1/2018). Kuliah tamu menghadirkan Dr Achmad Buchori, dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang. Kuliah tamu yang diikuti lebih dari seratus mahasiswa itu, dibuka oleh Wakil Dekan III FKIP UMK, Drs Sucipto. Nampak hadir pula pada kesempatan itu, para dosen Prodi Matematika UMK. Pada kesempatan itu, Dr Achmad Buchori mengatakan, bahwa menjadi guru matematika di era sekarang, harus senantiasa berbenah agar peserta didik atau mahasiswa yang diajar, bisa tertarik. "Pembelajaran yang menyenangkan, yaitu memadukan antara teks, gambar dan video," katanya. Dia menekankan, mengajar matematiki kini, tidak bisa guru memosisikan diri sebagai pusat pembelajaran atau teacher center learning (TCL), interaksi antara guru dengan siswanya kaku, dan menggunakan media pembelajaran yang sederhana. "Mengajar matematika di era zaman now, proses penyampaian materi harus mengajak peserta didik aktif, mengedepankan nilai-nilai humanistik dalam menasehati, interaksi yang terjalin harus fleksibel, dan media pembelajaran berbasis komputer serta

internet," ungkapnya. Achmad Buchori pun memperlihatkan modelmodel pembelajaran berbasis komputer dan internet yang sangat menarik dan menyenangkan, sehingga peserta seminar pun sangat antusias menyimak paparannya. "Di Universitas PGRI Semarang, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Saya wajib membawa smartphone dan laptop. Karena setelah materi, para

mahasiswa harus browsing berbagai hal terkait perkuliahan," paparnya. Pesan lain yang diselipkan dosen yang sudah dididik mandiri oleh orang tuanya itu, adalah agar bagaimana mahasiswa itu tidak sekadar menjadi mahasiswa yang kuliah lalu pulang saja. "Bergabunglah dengan organisasi, baik di Himpunan Mahasiswa (Hima) maupun lainnya," katanya. n ladon


PODIUM Aspirasi

15 Edisi 16 - 31 JANUARI 2018

Diharapkan Kemenag Langkat Lebih Profesional Menjalankan Amanah UPACARA Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Ke-72 tahun 2018 berlangsung di Kabupaten Langkat, (3/1/2018), bertempat di Alun-alun T Amir Hamzah, Stabat.

Kuliah Umum Prodi Matematika UMK

LANGKAT, PODIUM Hadir dalam peringatan tersebut Bupati Langkat yang diwakili Sekdakab Langkat H Indra Salahudin MKes, MM, Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin, sejumlah kepala SKPD, kepala sekolah di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Langkat serta undangan lainnya. Indra Salahudin yang bertindak selaku inspektur upacara menyampaikan sambutan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin terkait beberapa misi Kemeterian Agama RI di dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Di antara misi dimaksud yakni, mengayomi bangsa dengan bimbingan kehidupan beragama yang berkualitas, pelebaran akses pendidikan Agama dan keagamaan yang bermutu, pemberian pelayanan keagamaan sesuai kebutuhan serta menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. Untuk mencapai suksesnya misi tersebut, peringatan HAB ini diharapkan dapat menjadi pembangkit semangat bagi seluruh staf di Kementerian Agama RI agar lebih profesional dalam menjalankan amanah. Sementara itu, Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu berpesan, peringatan HAB akan memperkuat komitmen semua terhadap integritas dan etos kerja sebagai pelayan masyarakat dan pengayom semua umat beragama. “Bersih Melayani dan Lebih Dekat Melayani Umat adalah Motto yang harus dicapai, dan untuk merealisasikannya, diperlukan semangat kebersamaan,� kata Ngogesa.

Ngogesa berharap, peringatan HAB ke-72 tahun 2018 ini akan menambah wawasan dan peningkatan ketrampilan bagi seluruh staf di Kementerian Agama RI, khususnya di staf Kemenag Langkat yang akan selalu siap dan sigap dalam menjalani tugas secara agamawan dan negarawan. Kepala Kantor Kementerian Agama Langkat Drs HT Darmanasyah menjelaskan, berbagai upaya telah membuahkan hasil bagi Kementerian Agama RI. Salah satunya adalah Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil audit BPK RI. Kemudian, dalam kurun waktu belakangan ini, indeks kepuasan jamaah haji terus meningkat, indeks kerukunan beragama berada dalam angka positif dan pelayanan di KUA juga memenuhi standar. "Ini menunjukkan bahwa Kementerian Agama telah mampu betransformasi melalui sistem yang baik, dan hal ini harus segera diimbangi dengan peribahan mental dan cara berpikir ke arah positif. Mudah-mudahan, prestasi tersebut dapat menjadi langkah yang baik bagi Kementerian Agama RI di Langkat sehingga memberikan kontribusi bagi kemajuan di Langkat,� harapnya. Di sela-sela kegiatan, terdapat rangkaian acara yang diantaranya adalah penampilan Drumb Band dari MAN 2 Tanjung Pura yang disaksikan ribuan peserta upacara yag hadir. Acara Peringatan HAB ke-72 tahun 2018 dilanjutkan dengan kegiatan resepsi yang berlangsung dihalaman Kantor Kementerian Agama Langkat. n ladon

OSN Tingk at K ecamatan Tingkat Kecamatan

SDN 050730 Raih Dua Juara LANGKAT, PODIUM Seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kecamatan se-Tanjung Pura kembali digelar. Terdiri dari 16 SD berstatus negeri dan tiga dari swasta. Masing-masing, SDN 050725, SDN 050730, SDN 050727, SDN 056021, SDN 050736, SDN 050738, SDN 054932, SDN 050737, SDN 050983, SDN 056631, SDN 0543988, SDN 057222, SDN 058119, SDN 057224, SDN 050740 dan SDN 056020. Sementara tiga SD swasta yakni SD IT Al Anshar, SD Samanhudi dan SD Muhammadiyah. OSN itu sendiri diputuskan di SDN 050729 Enam Tanjung Pura yang masuk dalam wilayah Gugus Satu Kecamatan Tanjung Pura. Setiap sekolah mengirimkan dua wakilnya. Mata pelajaran yang diperlombakan seperti IPA dan Matematika. Kegiatan ini berlangsung selama sehari. Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Tanjung Pura, Hj. Enny Suhaini, S.Pd, MM menyebut bahwa lomba OSN tingkat kecamatan ini berjalan aman dan lancar.

Selanjutnya Ketua Panitia Ismail, berharap kerjasama semua pihak dan siap menerima saran maupun masukan demi untuk meningkatkan pengetahuan anak didik di lingkungan sekolah dasar dan dapat bersaing serta berperan untuk tingkat yang lebih tinggi. Hasil lomba OSN tingkat kecamatan di Tanjung Pura, mata pelajaran matematika dengan nilai tertinggi 90 diraih Bernessa Aurielle dari dari SD Swasta Samanhudi. Juara 2 diperoleh M. Faris Haikal dengan nilai 74 dari SD Negeri 050730 Tanjung Pura. Untuk mata pelajaran IPA nilai tertinggi diperoleh Sesilya Oktafanny Sembiring dengan nilai 84 berasal dari SD Negeri 050730 Tanjung Pura. Juara 2 atas nama Irfandi Erlangga nilai 82 berasal dari SD Negeri 054932 Rantau Panjang Tanjung Pura. Dari kegiatan tersebut, dua perwakilan SD Negeri 050730 berhasil mendapatkan dua juara. "Pemenang seleksi di tingkat kecamatan ini akan dikirim ke tingkat OSN kabupaten nantinya," tandas Ismail, panitia OSN Kecamatan Tanjung Pura. n pendi

KUDUS, PODIUM Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muria Kudus (UMK) menyelenggarakan kuliah tamu di Lantai IV Ruang Seminar Lantai IV, (3/ 1/2018 ). Kuliah tamu menghadirkan Dr Achmad Buchori, dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang. Kuliah tamu yang diikuti lebih dari seratus mahasiswa itu, dibuka oleh Wakil Dekan III FKIP UMK, Drs Sucipto. Nampak hadir pula pada kesempatan itu, para dosen Prodi Matematika UMK. Pada kesempatan itu, Dr Achmad Buchori mengatakan, bahwa menjadi guru matematika di era sekarang, harus senantiasa berbenah agar peserta didik atau mahasiswa yang diajar, bisa tertarik. "Pembelajaran yang menyenangkan, yaitu memadukan antara teks, gambar dan video," katanya. Dia menekankan, mengajar matematiki kini, tidak bisa guru memosisikan diri sebagai pusat pembelajaran atau teacher center learning (TCL), interaksi antara guru dengan siswanya kaku, dan menggunakan media pembelajaran yang sederhana. "Mengajar matematika di era zaman now, proses penyampaian materi harus mengajak peserta didik aktif, mengedepankan nilai-nilai humanistik dalam menasehati, interaksi yang terjalin harus fleksibel, dan media pembelajaran berbasis komputer serta internet," ungkapnya. Achmad Buchori pun memperlihatkan model-model pembelajaran berbasis komputer dan internet yang sangat menarik dan menyenangkan, sehingga peserta seminar pun sangat antusias menyimak paparannya. "Di Universitas PGRI Semarang, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Saya wajib membawa smartphone dan laptop. Karena setelah materi, para mahasiswa harus browsing berbagai hal terkait perkuliahan," paparnya. Pesan lain yang diselipkan dosen yang sudah dididik mandiri oleh orang tuanya itu, adalah agar bagaimana mahasiswa itu tidak sekadar menjadi mahasiswa yang kuliah lalu pulang saja. "Bergabunglah dengan organisasi, baik di Himpunan Mahasiswa (Hima) maupun lainnya," katanya. n ladon

Ardhi Prabowo Paparkan Ragam Strategi Pembelajaran UMK KUDUS, PODIUM Dosen pada Jurusan Matematika di Universitas Negeri Semarang(Unnes), Ardhi Prabowo memaparkan beragam strategipembelajaran di depan lebih dari 125 peserta kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muria Kudus (UMK), (6/1/2018). Beragam strategi yang dipaparkannya, memberikan pengenalan dan pencerahan kepada mahasiswa dari Prodi Matematika, Prodi PGSD dan Prodi PBI peserta kuliah tamu, yang notabene merupakan para calon guru. Di antaranya adalah program pembelajaran kelompok dengan pendekatan kolaboratif, yang dinilainya sangat penting. "Pembelajaran kolaboratif ini menuntut peserta didik (siswa/ mahasiswa) untuk aktif. Melalui strategi ini, peserta didik didorong untuk menghasilkan sebuah karya," ungkapnya. Selain itu, yaitu strategi pembelajaran berbasis proyek. "Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, misalnya, yaitu dengan berkirim PostCard atau melakukan interview kepada turis-turis asing di tempat-tempat wisata," ujarnya dalam kuliah tamu yang dibuka Wakil Dekan III FKIP, Drs Sucipto. Pada kesempatan itu, mengutip Menristkedikti (Prof Nasir), Ardhi Prabowo mengatakan, bahwa salah satu tantangan terbesar di era digital saat ini yang tidak dapat dihindari guru, dosen dan praktisi pendidikan lainnya, adalah perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat. n ladon


Partai Ka'bah Masih 'Panas' SANGAT disayangkan. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih 'panas'. Konflik internal terus terjadi. Adem ayem partai berlogo Ka'bah itu jauh dari harapan. Kisruh dualisme kepemimpinan hingga pengambilan kebijakan yang jadi persoalan. Tertuang Januari 2017 lalu, kubu Djan Faridz mengajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap kepengurusan Romahurmuziy. Hasilnya, Oktober 2017, gugatan Djan Faridz ditolak MK. MEDAN, PODIUM Ketua DPP PPP selanjutnya sah dipegang oleh Romahurmuziy. Kuasa Romahurmuziy, toh nyatanya belum berbuah manis. Salah satunya masalah yakni menyangkut dukung mendukung Pilkada. Seperti halnya terjadi di Sumatera Utara (Sumut), saat pemberian mandat dukungan kepada paslon gubernur. DPW PPP Sumut, sehari jelang penutupan pendaftaran Cagub dan Cawagub ke KPUD Sumut, belum menentukan pilihan. Nah, puncaknya ketika hitungan jam penutupan pendaftaran paslon CagubCawagub Sumut ke KPUD. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengantongi 16 kursi di DPRD Sumut, tak mampu mencalonkan pasangan tunggal dari partainya. Sebab, syarat pencalonan memiliki 20 kursi di DPRD Sumut. Untuk melengkapi itu, PDI-P yang mengusung Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus terpaksa melobi partai. Tak ada pilihan lain yakni Partai PPP. Tapi yang jadi persoalan, DPW PPP Sumut menolak pasangan Djarot-Sihar yang disebut-sebut pasangan pelangi ini. "Yang jadi persoalan dasar bagi PPP, calon itu tidak sesuai dengan aspirasi umat Islam dan kader PPP di Sumut. Saya sampaikan ke DPP, kalau itu dilakukan kami nyatakan menolak dengan tegas keputusan DPP," kata Ketua DPW PPP Sumut Yulizar Parlagutan Lubis. Dia menjelaskan, DPW PPP sebenarnya siap dan ikhlas 100 persen untuk memenangkan pasangan calon yang diusung PDIP. Syaratnya pasangan itu harus merupakan figur muslim-muslim. Untuk mewujudkan formasi itu, DPW PPP Sumut menawarkan kadernya untuk menjadi bakal calon, yaitu Hasrul Azwar dan Fadly Nurzal. Jika nama itu tidak diterima, mereka juga menyodorkan figur dengan elektabilitas yang diyakini tinggi, yakni gubernur petahana Tengku Erry Nuradi. "Tapi lagi-lagi suara kami tidak diterima, maka kami nyatakan menolak keputusan yang ditetapkan DPP," jelas Yulizar. Meski berapi-api menyatakan penolakannya pada keputusan DPP, Yulizar belum berani mengarahkan kader untuk bersikap pada Pilgub Sumut. Alasannya mereka masih harus meminta penjelasan dari DPP. "Kita tidak bicara dukungan ke mana pun. Hari ini saya sampaikan ke DPP dan Majelis Syariah DPP untuk datang ke Medan. Jelaskan pada kami kenapa tindakan itu dilakukan, ke seluruh PPP Sumut. Kami akan menyurati DPP meminta agar mereka berikan tabayyun, penjelasan," kilah Yulizar. Aksi pembakaran poster Romy dilakukan kader PPP di kantor DPW PPP Sumut, Rabu (10/1). Mereka merobek spanduk bergambar Romahurmuziy kemudian membakarnya. Kader PPP ini mengklaim para pengurus DPC di Sumut menolak untuk mendukung Djarot-Sihar. "Di beberapa daerah, pengurus DPC melakukan hal yang sama. Artinya penolakan bersama akibat dari kekecewaan para kader terhadap keputusan DPP terkait persoalan Pilgub Sumut," kata Ketua DPC PPP Langkat Rahmat Rinaldi. Menurutnya, kader PPP Sumut kesal dengan

keputusan partai. Mereka menyatakan tidak akan membantu pemenangan Djarot-Sihar. "Kami tidak akan memberikan dukungan untuk proses pemenangan paslon yang diusung DPP. Yang jelas, cabut dukungan, kita akan pilih pemimpin bukan pasangan pelangi," sebut Rahmat. Penolakan Yulizar berbuntut pada pencopotan dirinya. Jabatan Ketua DPW Sumut dipegang Ihsan Nahrowi yang juga menjabat Ketua DPP PPP Korwil Sumatera. Ihsan hadir mendampingi Djarot-Sihar mendaftar ke KPU Sumut. Dia membawa SK No 1559/KPTS/ DPP/1/2018. Dalam dokumen yang ditandatangani Romahurmuziy itu disebutkan Ihsan menggantikan Yulizar. Dia juga diberi kuasa untuk melakukan pendaftaran dan menandatangani berkas-berkas dalam pencalonan Djarot-Sihar. Dalam SK tersebut, Ihsan Nahrowi juga diberikan mandat untuk memimpin konsolidasi internal PPP di Sumut selama pelaksanaan pilkada. Sementara Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romi saat itu mengungkap alasan partainya mendukung pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus di Pilkada Sumatera Utara. Dia menjelaskan, peta pemeluk agama menjadi nilai kemenangan tersendiri di wilayah tersebut. "Kita berbicara tentang kemungkinan elektabilitas menang di Sumut, daerah di mana 32% terdiri atas saudara kita nonmuslim, dan 68% saudara kita muslim, itu sebagai basis analisa untuk kemenangan," terang Romi usai menghadiri HUT PDIP di JCC, Senayan, Jakarta. Selain itu, lanjut Romi, unsur ras juga menjadi hal tersendiri, mengingat wilayah di Sumatera Utara termasuk beragam. "Alasan kedua juga karena Sumut merupakan provinsi yang 35 persennya orang Jawa, Djarot ditempatkan di sana dengan pilihan itu," jelas Romi. Sekjen PPP Arsul Sani menyatakan partainya telah membuat kontrak politik dengan PDI Perjuangan terkait pengusungan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat- Sihar Sitorus di Pilkada Sumatera Utara (Sumut). Kontrak politik tersebut merupakan kompensasi bagi PPP yang tidak mendapat jatah wakil dalam Pilkada Sumut. Kontrak politik tersebut berisikan sejumlah program yang bertujuan memajukan umat Islam Sumut sebagai konstituen PPP. Arsul mengatakan, ada enam poin kontrak politik yang disepakati antara PDI-P dan PPP. Di antaranya,

Djarot-Sihar diminta mendukung gerakan nasional wakaf Al Quran yang memang digelorakan oleh PPP. Selanjutnya, Djarot-Sihat diminta meningkatkan alokasi anggaran untuk kepentingan lembaga pendidikan Islam dan pondok pesantren yang ada di sana. Selain itu, PPP juga meminta agar Djarot-Sihar mendorong lahirnya peraturan daerah yang melarang atau membatasi peredaran minuman keras di wilayah Sumut. Buntut pemecatan Ketua DPW PPP Sumatera Utara, Yulizar Parlagutan Lubis, karena tidak mendukung Cagub dan Cawagub Djarot Saipul Hidayat-Sihar sebagai mana putusan DPP PPP Jakarta, kini giliran beberapa Ketua DPC PPP di Sumut mengundurkan diri. Surat pengunduran diri Ketua DPC PPP Tapanuli Utara (Taput), Zulfikar El Ridho beredar di media sosial. Hal ini sebagai imbas dukungan partainya kepada paslon yang diusung PDI Perjuangan untuk Pilgub Sumatera Utara. Beragam komentar bermunculan di media sosial, antara lain di facebook. Pro dan kontra atas situasi yang dialami oleh kader partai berlambang ka`bah itu. Buya Gustami Hasibuan dalam akun facebooknya, menulis sebagai berikut: "Saya saran kan ppp hari ini tukar asas partai islam menjadi partai nasional dan tukar lambangnya jagan kakbah lagi, kerna hari ini tidak melambangkan sikap sebgai partai islam, aspirasi ummat ilsam tdk disahuti, zholim kepada ketua dpw Yulizar Parlagutan Lubis yg kalain plt kan,,, tnpa mengedpankan sikap sikap sebagai partai islam yg rahmatallil, alamin,,, "At usulan lagi ganti ketum ppp saat ini tks, Kader banyk mundur simpatisan tk sukh lagi hajab ppp. Gara gara wak romli" Tak hanya di Sumut, kondisi yang hampir sama juga terjadi di Jawa Timur. Adalah KH Mundzir Kholil, mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pamekasan. Itu berdasarkan surat pengunduran diri yang beredar melalui media sosial (medsos), baik Facebook ataupun Whatsapp. Dalam surat yang ditandatangani langsung oleh KH Mundzir itu, tertulis sejumlah alasan sehingga yang bersangkutan mengundurkan diri sebagai ketua DPC PPP Pamekasan. Surat tersebut ditujukan kepada Ketua DPW PPP Provinsi Jawa Timur, tertanggal 9 Januari 2018. “Faktor kesehatan yang dipandang tidak maksimal dalam melaksanakan program partai, terutama target tiga besar dalam pileg 2019,” demikian tertulis dalam surat pengunduran diri KH Mundzir Kholil. Alasan berikutnya sebagaimana tercantum dalam surat pengunduran diri, yakni kesibukan dalam mengurus kegiatan pesantren dan masyarakat yang sangat menyita waktu. Dirinya mengaku tidak fokus terhadap persoalan partai yang sedang dia pimpin. “Termasuk kegagalan kami dalam memperjuangkan kebijakan partai yang diamanatkan para ulama dan jajaran struktural, mulai dari ranting, PAC, mejelis serta DPC. Mulai dari agenda pasca Muscab, Rapimcab dan sebagainya,” tandasnya. n net/red


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.