Tabloid PODIUM

Page 1


POTRET

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Menguji Mental 'Merah Putih' 2018 NEGERI ini sudah tua. Bumi Pertiwi telah berusia 72 tahun. Ibarat manusia, sepertinya di umur itu mengenakan 'kaki tiga' alias pakai tongkat untuk membantu berjalan. Di tengah rentanya, suara tangis merintih. Terutama kaum ekolem bin miskin. Selayaknya lebih banyak bersujud bukan malah berkubang dosa dan nista. Merebut kekuasan dengan berbagai cara. Tak jarang harus memerankan fungsi rupiah demi jabatan sementara. Seakan ingatan menghilang saat para pejuang mempertahankan sang Merah Putih. Dulu, 72 tahun lalu, pejabat dan pemegang kuasa di tanah air ini berpeluh. Satu tekad membangun manusia bermental 'Merah Putih'. Murni diberi tanggung jawab demi kemaslahatan umat. Rakyat merdeka, cita-cita digapai dengan harapan mental 'Merah Putih' tetap bertahan. Namun itu dulu, 72 tahun lalu. Sekarang sudah beda. Mental 'Merah Putih' telah terkubur di pusara. Nah, bagaimana kans 2018 ini? Akankah lurus laiknya rel kereta api! Ya, setahun lagi digelar pesta demokrasi pemilihan kepala daerah termasuk gubernur. Salah satunya di Provinsi Sumatera Utara. Pilkada ini sekaligus menguji mental 'Merah Putih'

dalam pertarungan memikat hati rakyat. Apakah mentalnya bersih, ataukah jadi penakut di bawah label merah sang pemberani. Namun pastinya tak banyak dari petarung Pilkada yang akhirnya menang dan berujung ke penjara. Ya, ujung-ujungnya tersangkut kasus korupsi. Mereka geliat tak sendiri, kerap bersuhabat. Berjamaah mengeruk duit rakyat dengan tujuan memegahkan kasta keturunan. Inilah bobroknya mental 'Merah Putih' pejabat negara republik bekas jajahan Belanda. Pun begitu, bukan berarti pula penguasa daerah tak ada yang bersih. Bekerja sesuai mental 'Merah Putih'. Menjauhi korupsi, memerdekan rakyat yang sudah menderita dan menghempang langkah bergelimang rupiah. Seperti tercatat di Kementerian Dalam Negeri, 98 persen tindak pidana korupsi di daerah terjadi di perencanaan anggaran. Beda dengan beberapa tahun lalu, yang kebanyakan dana hibah dan

bantuan sosial. Bahkan sebanyak 343 bupati/walikota dan 18 gubernur tersandung korupsi. Dari 343 kasus yang menjerat bupati/walikota, 50 kasus di antaranya ditangani KPK. Sementara sisanya ditangani oleh aparat penegak hukum yakni kejaksaan dan kepolisian. Dari 18 kasus yang menjerat gubernur, 16 kasus ditangani oleh KPK dan dua kasus tersisa ditangani oleh kejaksaan. Dari data tersebut telah terbukti mental 'Merah Putih' tercabik-cabik. Luluran darah dan keringat pejuang kemerdekaan yang kini terkubur di pusara, tak lagi memerah. Nyawa yang jadi taruhan masa itu hanya sebuah kisah tak berujung. Hanya duka yang diperoleh selama Indonesia merdeka. Bukannya malu tapi malah tertawa di tengah penderitaan rakyat jelata. n red

Catatan Menjelang Pilkada Gubernur Sumatera Utara 4 Mahmud Hamdani PERHELATAN lima tahunan yang sangat di tunggu adalah pemilihan langsung kepala daerah (pilkada) baik itu gubernur atau pun bupati/walikota. Yang untuk tahun 2018 diantaranya provinsi Sumatera Utara. Sejak era reformasi dan musibah jatuhnya pesawat di kota Medan yg menewaskan Gubernur dan mantan gubernur Sumut. Praktis politik di sumatera utara pun penuh dengan tragedi. Bak sinetron, siapapun bisa menjadi apa pun.

Hampir semua kalangan berlomba untuk menjadi politisi agar kelak menjadi anggota legislatif , lebih beruntung lagi jadi eksekutif baik gubernur atau wakilnya. Tidaklah mengherankan kalau jelang pilkada gubernur mendatang ini. Banyak bakal calon yang berharap peruntungan. Mulai dari pejabat dan mantan pejabat, alumni kampus favorit sampai alumni rumah tahanan pun turut serta.

PANGGILAN saudara: Sehubungan dengan tidak ada itikad baik dari

AWALUDDIN Yay asan FForum orum K ar era Utara Kar aryy a Putra Sumat Sumatera Akt e No. 1 4 TTanggal anggal 29 Mare 10 Akte 14 Marett 20 201 NPWP: 7 1 .060.05 7.8-1 1 9.000 71 .060.057 .8-11 PENDIRI: T. Syaiful Anhar PENANGGUNGJAWAB/ PEMIMPIN REDAKSI: T. Syaiful Anhar WAKIL PENANGGUNGJAWAB: Mahmud Hamdani WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Marwansyah Lubis DEWAN REDAKSI: T. Syaiful Anhar (Ketua), Mahmud Hamdani, Marwansyah Lubis, TM. Muchalladon T: PENASIHA PENASIHAT Achmad Firdaus Hutasuhut, SH, MSi T HUKUM: PENASIHA PENASIHAT M. Holid SH, Dedy Cahyadi SH PIMPINAN PERUSAHAAN: Yunifar Efendi P SEK. PERUSAHAAN: Rafika MANAGER KEUANGAN: TM. Muchalladon PEMASARAN/IKLAN: T. Reza Maulana Amiruddin

REDAKTUR PELAKSANA: HM Tambunan T OR LIPUT AN: K OORDINA OORDINAT LIPUTAN: Sahrul Akbar AKSI ARIS RED SEKRET AKSI:: REDAKSI SEKRETARIS TM. Muchalladon EDITOR: ES Parinduri FOTOGRAFER: Iwanto HS W AR T A W AN: MED AN: Sutriadi, ST, MEDAN: Suparno Harianto AI: Eddy TA BINJ KO BINJAI: KOT Gunawan, Sudirman ST ABA T: Novra Dana STABA ABAT WAMPU: T. Zainal Abidin, SECANGGANG: Sariman HINAI: Sunardi TANJUNG PURA: Zulkarnain SPd BINJAI: Misli SELESAI: Amir Hamzah Piliang SALAPIAN: Sudirman BA PER C E TTAKAN: AKAN: RC CV. Media Lintas Transindo REKENING BANK Bank Mandiri Stabat No. 105-00-1139262-2 An. Yunifar Efendi P

ALAMA T RED AKSI: ALAMAT REDAKSI: Jl. Palang Merah No. 80 - AA Medan, Sumut, Indonesia Jl. Proklamasi Lk. XI/79 Kel. Kuala Bingei, Kec. Stabat Langkat, Sumatera Utara - 20814 HP : 085206407583 - 082280421249 email: podiumindonesia@gmail.com http://podiumindonesia.com Isi diluar tanggung jawab percetakan Wartawan Tabloid Podium dilengkapi Surat Tugas dan kartu Pers yang masih berlaku serta terdaftar di Box Redaksi.

maka saudara kami panggil kembali untuk menghadap ke Redaksi PODIUM untuk menyelesaikan perhitungan/sisa tunggakan uang koran Triwulan Kedua 2016. ttd Pimpinan Perusahaan

Trend seperti ini jelas memprihatinkan, pilkada yang diharapkan memunculkan kader partai terbaik. Lebih banyak memunculkan kader dari luar partai. Bila dibiarkan akan ada anggapan masyarakat bahwa orang berpartai hanya untuk jadi calo tiket pileg dan pilkada saja. Yang lebih ironi lagi, kader yang muncul adalah politisi loncat galah yang rajin berpindah partai demi rekomendasi dan sudah pasti politisi daur ulang. Dipermak sana sini agar lebih bagus. Meskipun dipermak kalo bahan dasar yang bekas, tetap saja menarik sebagai karya seni. Bukan untuk pemimpin pemerintahan yang harus menjadi tauladan semua golongan dan adil bagi semua masyarakat. Partai politik harus lebih arif dalam memilih calon yang diusungnya. Sebab, masyarakat hanya bisa menerima dan memilih yang ada. Sedangkan partai bisa menolak calon yang tidak berkualitas dan memilih yang baik. Berilah rakyat calon pemimpin yg baik dan bisa menjadi teladan. Cukuplah pemimpin lalu yang saling susul ke kuningan. Memang adigium uang mengatur negara, dikenal dari Medan. Tapi, kita pun yakin ini MEDAN Bung? Semua bisa diperbaiki dengan semangat kebersamaan. ***

Hubungi: BAGIAN IKLAN DAN PEMASARAN Jl. Palang Merah No. 80 - AA, Medan Jl. Proklamasi Lk. XI/79 Kel. Kuala Bingei, Kec. Stabat Langkat, Sumatera Utara - 20814

Hub: HP: 085206407583

PANGGILAN Kepada saudara:

Nama : Bambang S Alamat : Dusun Kenang Tani Desa Kuala Pesilam Kecamatan Padang Tualang agar segera datang ke kantor redaksi Tabloid PODIUM, Jalan Palang Merah No. 80 - AA Medan atau ke Jl. Proklamasi Lk. XI/79 Kel. Kuala Bingei, Kec. Stabat Langkat, Sumatera Utara - 20811 untuk: Menyelesaikan perhitungan KEUANGAN TRIWULAN II TAHUN 2016. Demikian panggilan ini disampaikan kepada yang bersangkutan. ttd

Pimpinan Perusahaan


3

PODIUM Utama

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Akhirnya

Erry & Ngogesa

u t a Bers

DUA pasangan bakal calon Gubernur Sumatera Utara (Balongubsu) telah terpublis. Letjen Edy Rahmayadi plus Musa Rajeck Shah alias Ijeck dan teranyar HT Erry Nuradi bersama H Ngogesa Sitepu. Gawean Sumut PATEN nyatanya berlanjut!!

MEDAN, PODIUM Paten bisa disamakan dengan oke, mantap, hebat, number one, dan lainnya yang menyatakan suatu keberhasilan. Namun Paten juga bisa disatukan dalam prakata; Pak Tengku Erry dan Ngogesa. Ya, begitulah setidaknya. Kepastian 'bersatunya' HT Erry Nuradi dan H Ngogesa Sitepu untuk bertarung di Pilgubsu 2018 nanti tertuang dalam surat bernomor R-452/Golkar/VIII/2017 tertanggal 21 Agustus 2017 ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham. Sekaitan itu, Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution menggelar temu pers di Hotel Aston Medan, pekan lalu. Menurut Irham, keputusan DPP itu diambil berdasarkan pertimbangan logis, politis sesuai target Partai Golkar untuk memenangkan 65% Pilkada di Indonesia. Di mana Sumut, targetnya semua Pilkada dimenangkan. "Strategi pemenangan sudah berjalan. Salah satunya dengan mengusung pasangan calon yang bisa memenangkan Partai Golkar di Pilgubsu 2018 yakni Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu," ujar mantan Ketua KPU Sumut itu. Memang kata Irham, saat Rapimda beberapa waktu lalu, Ngogesa Sitepu yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sumut ditetapkan sebagai calon Gubsu 2018 dari Partai Golkar. "Namun dalam ketentuan dan perkembangan berikutnya, bahwa DPP Partai Golkar memiliki hak menentukan sosok lain dengan pertimbangan sesuai aturan, maka Partai Golkar menggeser dukungan ke Tengku Erry Nuradi. Sementara Ngogesa diplot sebagai wakilnya," terang Irham. "Ini bagian strategi pemenangan. Partai Golkar tidak terbiasa menjadi oposisi. Fakta sejarah selalu berada di pemerintahan. Untuk meningkatkan peran Partai Golkar di pemerintahan, makanya Tengku Erry dan Ngogesa dipasangkan," imbuhnya. Keputusan ini kata Irham sangat penting bagi Partai Golkar sebab dua Pilgubsu 2008 dan Pilgubsu 2013, Golkar kalah. "Golkar ingin sejak dini menyiapkan langkah

menyongsong Pemilu 2019. Targetnya, Partai Golkar menang di Sumut," pungkasnya. Menurutnya, Tengku Erry Nuradi memiliki elektabilitas tinggi. Selain itu, masyarakat Sumatera Utara sudah mengenalnya. "Keuntungan terbesar, Tengku Erry Nuradi adalah calon incumbent. Pengenalan masyarakat tinggi. Ngogesa Sitepu Bupati Langkat dua periode. Penggabungan ini sangat penting pada Pilgub," ujar Irham. Ia mengatakan, komunikasi sudah dibangun kepada partai politik lainnya seperti PKB dan PKPI. Irham berharap, partai politik lainnya bisa begabung untuk berkoalisi. Proses konfrensi pers ini sendiri tidak dihadiri oleh Ngogesa sebagai Ketua DPD. Irham tampak didampingi sejumlah fungsionaris partai. Seperti diketahui, Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH dan juga Tengku Erry Nuradi dinilai potensial untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara pada Pilgub 2018 mendatang. Soalnya, kepemimpinan mereka yang sukses selama menjadi Bupati Langkat dan juga menjadi Gubernur Sumut.Dan juga mereka memiliki pengalaman di pemerintahan yang cukup mapan. Ketua Lembaga Riset Publik Indonesia (Larispa) M Rizal Hasibuan mengatakan, kini hanya ada 2 kandidat sosok yang paling pas memimpin Sumut yaitu Tengku Erry Nuradi dan juga Ngogesa Sitepu. Apalagi, kata Rizal, Ngogesa Sitepu saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut karena basis massa yang dimiliki oleh partai berlambang pohon beringin tersebut sangat banyak tidak terkecuali di Sumut sendiri. “Hal lain yang menjadi track record beliau adalah kesuksesannya menjadi Bupati Langkat dua periode yang tanpa ada kekurangan dan terbukti sangat

dicintai warga Langkat, banyak prestasi yang dia peroleh selama memimpin Langkat, dan juga Tengku Erry Nuradi saat ini menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sumatera Utara, tentunya juga mempunyai basis massa yang banyak juga,” ujar Rizal. Prestasi yang diperoleh Bupati Langkat Ngogesa Sitepu telah banyak diperoleh, diantaranya adalah pengharagaan Peringkat Pertama Terbaik seIndonesia dalam Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), prestasi di bidang lingkungan dengan mencatatkan Kota Stabat sebagai peraih Piala ADIPURA selama 7 kali kali berturut-turut, serta ditetapkannya empat sekolah di Langkat sebagai peraih Adiwiyata Mandiri dari Pemerintah RI. “Selain itu program perlindungan perempuan dan anak telah berhasil dilaksanakan oleh Ngogesa, dan tentunya prestasi-prestasi lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu disini,” tandas Rizal. Rizal menambahkan walau pun saat ini beberapa calon lain telah muncul untuk meramaikan bursa calon Gubsu 2018 nanti seperti JR Saragih, Gus Irawan, Pangkostrad Eddy Rahmayadi dan tokohtokoh besar lainnya yang telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Namun saya berkeyakinan sosok Ngogesa dan pak Erry Nuradi paling pas untuk Sumut. “Tentunya peluang ini harus disikapi dengan menyamakan visi dan misi dan keterikatan emosional kedua pasangan ini, saya berpikir keduanya memiliki kedekatan yang sama, untuk siapa yang no 1 dan no 2 saat ini belum dapat dinilai karena keduanya sama-sama memang pantas untuk menjadi no 1 di Sumut,” urai Rizal. Penilaian untuk kedua tokoh besar di Sumut ini juga dapat dilihat dari segi etnis. Yaitu Batak Karo dan Melayu. Istri Tengku Erry Nuradi, Ny Evi Diana Sitorus dari Batak dan istri Ngogesa Sitepu, Hj Nuraida berasal dari Jawa jadi semua etnis saling melengkapi, kata Rizal. “Apalagi dari segi kursi di DPRD juga sudah melengkapi kedua tokoh tersebut, partai Golkar


4

PODIUM INDONESIA Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

17 kursi dan juga Nasdem 5 kursi, jadi sekali lagi pak Erry dan pak Ngogesa paling mumpuni untuk memimpin Sumut kedepan,” pungkas Rizal. Terpisah, Humas DPW Nasdem Sumut Dicky Zulkarnain menyatakan pada intinya Partai Nasional Demokrat (Nasdem), tetap mendukung pencalonan Dr Ir HT Erry Nuradi MSi dari Partai Golkar. “Ir HT Erry Nuradi MSi adalah Ketua DPW Partai Nasdem Sumut, jadi ini sangat positif,” Dicky Zulkarnain menanggapi keputusan final DPP Partai Golkar mengusung Dr Ir HT Erry Nuradi MSi dan H Ngogesa Sitepu SH, sebagai pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) dalam Pilkada Sumut tahun 2018. “Sampai saat ini, kader terbaik dari Partai NasDem Sumut tetap Tengku Erry. Tetapi mekanismenya tetap menunggu keputusan dari DPP Partai Nasdem, dalam hal ini Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh,” ujarnya. Menurut Dicky Zulkarnain, seluruh kader Partai Nasdem memberi apresiasi yang besar atas dukungan Partai Golkar mencalonkan Tengku Erry yang dipasangkan dengan Ngogesa Sitepu sebagai wakilnya. Lebih jauh disebutkan, segenap kader DPW, DPD dan DPC Partai NasDem, sampai saat ini menunggu keputusan DPP Partai NasDem yang mungkin tidak lama lagi diumumkan. Karena secara sistematis, Partai NasDem belum menutup pendaftaran bagi calon Gubernur Sumatera Utara lainnya. Jadi mekanisme tetap berjalan sesuai jadwal. “Informasi yang saya terima, pengumuman akan dilakukan secara serentak Pilgub dan Pilkada yang ada di Sumatera Utara,” ujar Dicky Zulkarnain.

Survey Sementara Dalam satu hasil survey yang dikeluarkan lembaga survey menempatkan HT Erry Nuradi di posisi teratas dengan persentase 40%. Ini merupakan jumlah teratas dibanding dengan rivalnya dalam survey tersebut. Namun hasil survey ini belum tentu menunjukkan petahana itu mampu memenangi Pilgusbu 2018 nanti. Demikian dikatakan Walid Mustafa Sembiring pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU). Menurut Walid, berdasarkan hasil survey yang di paparkan oleh berbagai lembaga survey, T. Ery Nuradi masih berada di peringkat teratas yakni sekitar 40%, dan di susul Edi Rahmayadi 20%, dan Gus Irawan 12%. Walid mengatakan, secara kuantitatif HT Erry Nuradi unggul. Namun secara analisis kualitatif, persentase Erry Nuradi sangat kecil bagi seorang petahana dan berpotensi besar untuk bisa dikalahkan, apalagi jarak persentase tidak begitu jauh dari jumlah persentase di bawahnya. "Idealnya sebagai seorang petahana, persentase HT Erry Nuradi harus berada minimal diangka 55%," katanya. Walid menilai, hasil persentase survey tersebut sebenarnya menggambarkan siapa yang menjadi keinginan masyarakat untuk memimpin, siapa yang dikenal, dan bagaimana tingkat keyakinan masyarakat terhadap kualitas kinerja calon. Menurut Walid, hasil survey yang ada saat ini akan sangat mengkuatirkan bagi petehanan, sebab dengan sisa masa jabatan beliau yang sebentar lagi habis, dinilai sulit untuk mengembalikan kepercayaan publik dan andai persentasenya naik sekali

PODIUM Utama

pun pasti tidak lebih diangka 45%. "Sementara bagi calon lainnya, berpeluang besar untuk menang atas dasar rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pemimpin yang ada saat ini," tandasnya. Ada dua perspektif politik yang bisa digunakan dalam melihat peluang calon, yakni siapa yang akan lolos mendapatkan rekomendasi dari partai dan siapa yang akan dipilih oleh rakyat. Kata Walid, dari dua perspektif itu, maka besar kemungkinan hanya HT Erry Nuradi dan Edi Rahmayadilah yang akan menjadi kandidat kuat dalam Pilgubsu ke depan. Mengingat kedua tokoh ini hampir dapat dipastikan mendapatkan dukungan dari partai. "Seperti T. Ery Nuradi yang sudah mendapatkan rekomendasi dukungan dari PartaiGolkar, dan Edi Rahmayadi yang sudah mendapat dukungan dari Partai Hanura," tandasnya. 10 Juta Jiwa Pilkada tak terlepas dari pikat memikat hati masyarakat. Memberi janji saat kampanye dengan maksud menang dalam pertarungan. Diperkirakan lebih dari 10 juta jiwa memberikan hak suaranya di Pilgubsu 2018 ini, begitu juga 8 kabupaten/kota se-Sumut. Dari 171 daerah di Indonesia yang menggelar pesta demokrasi 2018, dan kabupaten/kota yang turut dalam Pilkada Sumut Juni mendatang yakni Langkat, Deliserdang, Dairi, Batubara, Tapanuli Utara, Padangsidempuan, Padanglawas dan Padanglawas Utara serta satu di antaranya adalah Pemilihan Gubernur Sumut. KPU menargetkan tahapan Pilkada tersebut akan dimulai pada bulan Oktober tahun ini. "Kami sampaikan kenapa coblosan 27 Juni karena tanggal 14-15 itu hari raya. Kemudian karena coblosan 27

Juni, jadwal kampanye salah satunya memasuki periode bulan puasa," ujar Ketua KPU Arief Budiman April lalu. Pastinya Pilkada Sumut yang salah satunya Pilgubsu tak terlepas dari peran aksi suku-suku. Namun secara skema, HT Erry yang asli putra Melayu beristrikan suku Batak bersama pasangannya H Ngogesa Sitepu suku Karo dan istri suku Jawa bisa menjadi pemantik kemenangan. Di Langkat sendiri yang domanasi suku Melayu, Karo, Jawa dan sebagian lainnya suku Batak. Hanya beberapa persen saja etnis China dan India. Untuk daerah pesisir sendiri, seperti Serdang Begadai, Tebing Tinggi, Batubara sebagian Deliserdang, serta Asahan dan Tanjung Balai, juga didominasi suku Melayu plus Batak dan Jawa. Peta di Karo sendiri dominasi suku Karo, otomatis hanya di kawasan Tapanuli Utara, Samosir, Tobasa hingga Dairi kuat dukungan untuk paslon suku Batak. Sementara kawasan Tapanuli Selatan hingga Madina, diketahui bisa mengambil minat pluralisme suku Mandailing. Apalagi wilayah Tapanuli Selatan itu sempat tertuang dari HT Erry Nuradi beberapa waktu bahwa daerah itu merupakan kampung keduanya. Bahkan HT Err Nuradi pun sempat ditabalkan bermarga Hasibuan oleh tokoh adat Kabupaten Padang Lawas. Selain itu Erry juga ditabalkan bermarga Harahap oleh tokoh adat masyarakat Padang Lawas Utara. Melihat kondisi tersebut seolah tak salah pasangan Petahana bakal kembali mendulang suara di Sumatera Utara pada Pilgubsu mendatang. Hanya saja, ini sekedar oret-oret prediksi. Sedangkan pertarungan pastinya digelar pada akhir Juni 2018 mendatang. n tim

Soal kans, Syaiful mengungkap tak ragu lagi bagi keduanya. Punya pengalaman di pemerintahan, punya massa, kader murni partai dan dicintai masyarakat. "Sejauh ini mereka berdua kan belum terlihat ada 'cacatnya'. Sekarang masyarakat sudah pintar, bijak memilih siapa calon yang akan dijagokannya. Dan itu tak terlepas dari suku," tukasnya.

Syaiful hanya berpesan kepada HT Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu supaya tetap memegang kepercayaan rakyat. "Jangan mengumbar janji yang tak logis. Berpikir dan bekerja untuk kemaslahatan umat, mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan yang paling utama jangan korupsi," demikian pesan pamungkas Syaiful Anhar kepada HT Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu. n red

Koalisi PATEN PKB, PKPI dan Golkar. Ketiga partai itu secara sah mendukung HT Erry Nuradi bersama H Ngogesa Sitepu di Pilgubsu 2018 mendatang. HT Erry Nuradi, Petahana dengan pengalaman mumpuni dua periode di Serdang Bedagai dan hampir satu periode sebagai Gubsu. Tak jauh beda dengan H Ngogesa Sitepu. Dua periode menjabat Bupati Langkat, mantan Ketua DPD Tk II Golkar Langkat, dan sekarang menjabat Ketua DPD Partai Golkar Sumut. Pasangan ini pun diyakini menjadi pesaing kandidat lainnya di Pilgubsu Juni mendatang. Plural dengan keberagaman suku Melayu, Batak, Karo dan Jawa. Dan empat suku tersebut tercatat sangat mendomominasi di Sumatera Utara. Secara statistik survey sementara bahwa HT Erry Nuradi bisa meraup suara 41%. Optimis, seolah begitulah yang diusung pasangan Paten ini alias Pak Tengku Erry-Ngogesa. Pun begitu tak tertutup kemungkinan partai lain bakal diajak koalisi. Biar suara yang

diperoleh lebih besar. Ketua Forum Karya Putra Sumatera Utara (FKP-SU), Tengku Syaiful Anhar menyahuti koalisi Paten ini menyatakan sedari awal telah memprediksi pasangan HT Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu akan bersatu. Walau awalnya Golkar menyebut akan mengusung Ngogesa Sitepu sebagai orang nomor satu di Pilgubsu, namun kenyataan berkata lain. Alhasil, HT Erry Nuradi untuk posisi Gubernur Sumatera Utara dan pendampingnya H Ngogesa Sitepu. Mungkin, kata Syaiful Anhar, salah satu pemilihan HT Erry Nuradi diusung Golkar, karena dirinya juga eks kader partai berlambang pohon Beringin. Selain itu ditelaah dari track record Erry yang masih 'bersih' dalam urusan gono-gini. "Partai Golkar pasti punya pertimbangan sendiri memasangkan HT Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu. Dan sebenarnya dari awal bisa diprediksi. Boleh dikata mereka (HT Erry-Ngogesa) juga koalisi PATEN," sebut Syaiful mengisyaratkan.


5

PODIUM religi

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Kepemimpinan Gerakan Zakat Oleh: Nana Sudiana

"DAN Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami". (QS. As-Sajdah (32) :24). Suatu ketika saya naik bus dari Terminal Kampung Rambutan menuju Yogyakarta. Ketika baru saja akan masuk bekasi, tiba-tiba bus yang kami tumpangi mogok. Sopirnya bingung, apalagi kondekturnya yang lebih tidak paham mesin mobil. Dan di tengah kebingungan itu, sosok penumpang pria yang bersama isterinya duduk di belakang sopir kemudian menjadi seakan dewa penolong. Tak perlu waktu lama, ia turun tangan langsung-dengan risiko ikut belepotan oli-- dan Alhamdulillah mobil pun bisa melaju, bahkan hingga sampi Yogya pagi harinya tak sedikitpun kambuh, apalagi mogok serius seperti ketika awal. Bapak ini rupanya seorang teknisi di bengkel khusus mobil bus, ia tak banyak komentar dan tak banyak menduga, bisa mendeteksi dari suara yang ia dengarkan dari derum mesin. Kerusakan itu kata dia kecil dan akibat adanya komponen yang salah ketika memasangnya. Hebat ya, ternyata kebiasaan ia bergelut dengan mesin akhirnya bisa dengan mudah menyelesaikan problem yang ada. Bayangkan saja bila tak ada bapak tadi, kondisi di tol, mana hari mulai gelap dan sebagian penumpang membawa anak kecil dan balita yang langsung pada menangis karena lampu bus padam dan AC juga tidak menyala. Saat yang sama, sopir bus hanya duduk tenang dibelakang kemudi sambil melaporkan pada atasannya bahwa mobil yang ia bawa mogok di pinggir jalan tol. Ia tak berusaha memastikan kerusakan yang ada, apalagi mencoba mencari tahu pada temannya yang pernah membawa bus ini. Dan solusi atasannya pun sederhana, ia katanya akan segera mencarikan bus pengganti yang entah kapan adanya dan berapa lama akan sampi ke tempat kami mogok ketika itu. Sopir idealnya memimpin bus, mengatur perjalanan kru, dan seluruh penumpang yang ikut bersamanya. Juga mestinya memastikan bus yang akan ia bawa kondisinya laik jalan atau tidak. Namun, dengan alasan bus yang ia bawa ketika itu bukan bus yang biasa dipegang, ia berkelit tak tahu banyak kondisi bus ini, termasuk kebiasaan-kebiasaan atau bahkan "penyakit" mesin bus ini. Katanya bus ini--selama ini--dibawa temannya yang tak lagi narik alias keluar dari perusahaan mereka. Dengan alasan itu, ia hanya cukup melaporkan dan tak berusaha mencari tahu, apa penyebab mogoknya bus. Ia malah menyuruh krunya yang jauh lebih tidak paham untuk membuka kap mesin, melihat-lihat mesin yang masih ia nyalakan dan memintanya memeriksa hingga ke bagian bawah bus. Lha apa yang bisa ditemukan bila paham mesin saja tidak, apalagi keganjilan atau kerusakannya. Dalam kondisi menunggu bus yang mogok, saya sempat teringat cerita guru saya tentang formasi angsa terbang. Cerita ini mengisahkan adanya kebiasaan rombongan burung angsa yang tinggal di negara empat musim, kemudian ketika musim gugur maka angsa-angsa ini terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Burung-burung angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V". Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak

perlu bersusah payah untuk menembus “dinding udara� di depannya. Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia akan terbang memutar ke belakang formasi, dan burung angsa lain akan terbang menggantikan posisinya. Dari sana kita melihat bagaimana soal kepemimpinan ini intinya pada kemampuan dan kepercayaan dalam tim untuk berbagi tugas dan saling mengisi, termasuk percaya untuk saling menggantikan posisi. Yang lebih menakjubkan adalah ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh oleh pemburu burung. Maka, secepatnya dua burung angsa yang lain akan ikut ke luar dari formasi bersama burung angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka. Luar biasa bukan, ada tanggung jawab kolektif yang melekat pada apa yang dilakukan rombongan angsa ini. Mereka adalah binatang, namun pelajaran tentang empati, perhatian dan kemauan melakukan perlindungan terhadap yang membutuhkan bisa kita lihat di sana. Ini mungkin di dalam dunia kita manusia bisa disebut sahabat sejati, menemani bahkan memastikan kondisi temannya di masa-masa sulitnya. Ini angsa, lalu bagaimana dengan kita? Semangat zakat dalam kepemimpinan Kepemimpinan adalah soal keseharian. Dimanapun dan kapanpun kita berada, tak bisa dihindari pasti akan bertemu soal ini. Kepemimpinan walau sekecil apapun skalanya tetap saja ia akan terasa nyata dan terlihat fungsinya. Kepemimpinan memang telah melekat erat dengan keseharian hidup manusia, baik dalam kehidupan di rumah, ketika bermasyarakat, berorganisasi, ataupun dalam skala besar ketika hidup dalam lingkup sebuah negara. Kepemimpinan dalam Islam disebut dengan imamah. Imamah ini sendiri dasar katanya "imam" yang berarti "pemimpin". Kedudukan pemimpin dalam Islam sangatlah penting, bahkan statusnya fardu kifayah. Dalam soal ini, setiap manusia akan berdosa apabila tidak adanya seorang pemimpin pun yang hadir ditengah manusia yang ada. Dan saat yang sama pembebanan hukum tentang kepemimpinan ini akan terbebas manakala salah seorang dari umat Islam ada yang terpilih salah satunya atau beberapanya sesuai tingkatan dan kebutuhannya untuk menjadi pemimpin di masing-masing formasi yang ada. Kepemimpinan Islam idealnya berkorelasi dengan besarnya kemanfaatan. Hal ini seiring dengan salah satu makna zakat, yakni zakat bermakna An Numuw. Arti dari makna An-Numuw, ini adalah "tumbuh" maka akan semakin kuat manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang dipimpinnya. Karena itu pula, baik buruk sebuah masyarakat dipengaruhi oleh para pemimpinnya.

Menjadi pemimpin sejatinya tak mudah, apalagi bila dilihat tanggungjawabnya yang juga lebih dari mereka yang dipimpinnya. Namun tentu saja kita juga tak bisa menolak amanah kepemimpinan yang dipercayakan pada kita. Kepemimpinan walau sekecil apapun lingkupnya memerlukan perhatian dan fokus lebih dari kita. Besar kecil lingkupnya pada dasarnya hanya masalah ukuran saja, karena formulasinya tetap saja sama. Amanah butuh pembuktian kemampuan dan butuh penunaian tanggung jawab. Dalam gerakan zakat terkini, dimana tantangan ke depannya semakin tak mudah. Para pimpinan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) semakin tak gampang dalam memimpin organisasinya masing-masing. Kepemimpinan di internal organisasi soalnya bukan ditentukan oleh ada di level mana organisasinya berada, namun seberapa bisa ia menunjukan kapasitas dan kualitasnya. Tantangan yang ada, justru seberapa serius iklim kepemimpinan hadir dan membangun kualitas layanan juga komunikasi pada stekholders zakat yang ada di sekitar organisasinya. Bagaimana organisasi menunjukan kemampuan dan kapasitasnya di hadapan setiap persoalan yang dihadapi. Kemampuan kepemimpinan nantinya akan terlihat dari cara dan metode organisasi dan seluruh sumberdayanya dalam setiap melakukan respon maupun aktivitasnya, baik yang sifatnya reguler atau pun non reguler seperti ketika ada bencana atau musibah yang terjadi dan memerlukan bantuan segera. Menjadi pemimpin di organisasi pengelola zakat juga jelas bukan tanpa risiko. Ada sejumlah konsekuensi yang harus diterima seorang pemimpin, yang positif maupun negatif. Risiko sebagai pemimpin OPZ adalah akan diikuti, bahkan tak sekedar hal-hal baiknya saja, yang negatif pun bisa jadi akan tertular tak sengaja dan bisa diikuti anak buah kita. Bila baik, tentu akan memberikan dampak kebaikan yang luas. Dalam Islam, tentu saja dampak luas ini bisa juga selaras dengan istilah amal jariyah yang pahalanya tak akan habis walau orang yang pertama kali membuat kebaikan ini telah meninggal dunia. Namun, karena kebaikankebaikan maupun kebiasaan baiknya diteruskan maka, ia tetap akan mendapatkan pahalanya. Sebaliknya, bila ketika hidup ternyata seorang pemimpin malah mewariskan ketidakbaikan, lalu diikuti oleh para pengikutnya, maka dosanya juga bukan tak mungkin akan mengalir hingga pada para pemimpin pendahulu atau penggagas perbuatan tadi. Mungkin pada zaman dahulu, risiko para pemimpin organisasi pengelola zakat yang harus ditanggung tidak begitu besar. Apalagi ketika pemimpin yang ada ketika itu termasuk dalam model kepemimpinan yang kharismatik. Pemimpin seperti ini umumnya cukup dihormati dan dicintai para pengikutnya. Kepemimpinan kharismatik melahirkan situasi panutan dan pengikut. Tak banyak bantahan apalagi sanggahan dari mereka yang dipimpin. Mereka yang dipimpin bisa jadi malah kebablasan mengikuti apa saja yang diajarkan dan dilakukan para

pemimpin. Dan kadang ketika hal ini terjadi, para pemimpin malah menikmati situasi ini dan tergelincir memasuki kebanggan sebagai pemimpin yang diagungkan. Menjadi pemimpin di OPZ memang tak mudah, saat yang sama ia pun harus realistis, bahwa ia tak mungkin bisa menyenangkan semua orang. Baik yang dipimpinnya maupun rekan sejawatnya ataupun para pimpinan lain yang ada. Tentu saja menjadi teramat berat jika para pemimpin OPZ diharuskan mampu memenuhi seluruh keinginan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Sekalipun seorang pemimpin OPZ dianggap mampu berbuat adil, jujur, mampu mengayomi semuanya, amanah, sabar dan ikhlas, pada dasarnya ia tak akan sanggup membuat seluruh orang yang dipimpinnya merasa puas. Tetap ada sejumlah keterbatasan yang melekat pada diri seorang pemimpin. Baik yang sifatnya manusiawi, atau karena sebab teknis lainnya. Di era sosial media, seorang pemimpin OPZ jauh lebih berat tugasnya, bukan karena ia diberikan beban untuk menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, namun justru ia punya peluang digugat dan diprotes bila melakukan kekeliruan atau kesalahan pada mereka yang ia pimpin. Bahkan lebih tragis lagi bila segala kesalahan atau kelemahan kepemimpinannya diumbar di sosial media secara vulgar. Segala aib pun pasti akan langsung direspons publik dan menjadi konsumsi netizen yang secara bebas akan komentar apa saja sesuai selera masing-masing. Dan anehnya, tak berlaku sebaliknya, ketika seorang pemimpin OPZ melakukan kebaikan atau mampu mendorong pencapaian-pencapaian yang baik, bahkan bisa mengukir sejumlah prestasi yang membanggakan bagi OPZ, belum tentu para pimpinan OPZ ini dianggap berhasil. Keberhasilan pemimpin OPZ tadi, kadang diapresiasi sekedarnya dan dianggap wajar dan lumrah dilakukan sebagaimana tugasnya selaku pimpinan di organisasi pengelola zakat. Pemimpin dan kerja keras Dibalik beratnya amanah yang diberikan dipundak para pemimpin OPZ, anehnya kadang masih ada orang-orang yang secara terbuka menginginkan masuk menjadi bagian inti manajemen OPZ. Sejumlah orang ini kadang kurang memahami dan mendalami esensi terdalam tugas dia kelak menjadi pemimpin di OPZ. Sejumlah pihak malah merasa mendapatkan keberuntungan atau prestasi ketika akhirnya ia dianugerahi beban kepemimpinan di lingkaran utama sebuah OPZ. Padahal menjadi pemimpin OPZ juga harus siap bekerja lebih keras dan lebih banyak dari mereka yang ia pimpin. Mereka yang ketika memimpin OPZ menjadi teladan umumnya adalah yang mau bekerja keras dan berani mengambil risiko. Ia bahkan bukan hanya mampu menunjukan ia bisa dan bahkan terbiasa kerja keras, namun juga mampu membangun budaya kerja keras sekaligus membangun kekuatan dan kerjasama tim. n


6

PODIUM MISTERI Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

PODIUM Utama

10 Cerita Horor Pendaki Gunung Indonesia (2) Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat dan bermalam di satu lokasi. Keesokan paginya pendaki wanita itu bangun dan meminta izin untuk pergi terlebih dahulu. Pria itu baru bangun beberapa jam kemudian. Dirinya terbangun dengan kaget karena badannya tidur dekat tepi tebing. Dia pun bergegas membereskan barang dan menyusul temannya di puncak. Dalam perjalanan dia melihat tas yang masih terlihat penuh dan tidak ada jejak pendaki lain di sekitarnya. Dia mengira bahwa itu adalah ransel milik pendaki wanita yang sudah berangkat tadi pagi. Dia pun membawa bersamanya. Ketika sampai puncak, dia bingung ketika timnya mengaku tidak ada orang yang sampai ke puncak selain mereka. Dia pun berpikir bahwa wanita itu menyerah dan turun. Akhirnya ransel itu dibawa serta ketika menyelesaikan ekspedisinya. Dia bermaksud mengembalikan ransel itu, karena terdapat alamat yang tergantung di sisinya. Bersama beberapa orang dari tim, dia akhirnya menemukan rumah pendaki wanita itu. Dia bertemu dengan ibu dari pendaki wanita itu. Namun, bukannya diterima dengan kebahagiaan, tapi air mata menetes dari sang ibu. Dibawalah pria dan timnya ke belakang rumah dan terdapat satu batu nisan yang bertuliskan nama pendaki wanita itu. Pendaki itu ternyata telah hilang selama tiga tahun dan tidak pernah ditemukan jasadnya. 7. Gunung Argapura Berada di ketinggian 3.088 meter, Gunung Argapura merupakan gunung tertinggi di antara Gunung Raung dan Lemongan yang merupakan bagian dari Pegunungan Iyang. Gunung Argapura berada di beberapa kabupaten di Jawa Timur, yakni Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso dan Situbondo. Gunung ini terkenal dengan penampakan noni Belanda yang suka mengganggu pendaki. Hal tersebut dialami oleh seorang pendaki yang kebetulan mahasiswi pecinta alam dari salah satu sekolah tinggi di Jember. Dia dan tim mengeksplorasi gunung ini

sejak pagi. Kemudian, mereka beristirahat di taman bunga Edelwis. Meskipun telah diingatkan untuk tidak memetik, pendaki putri ini bersikukuh untuk memetiknya. Setelah memetik dan puas memainkan bunga itu, mereka bergerak lagi ke puncak. Namun, satu jam kemudian, menurut pengakuan teman yang ada di belakangnya, gadis itu tiba-tiba berbelok ke arah semak-semak. Setelah diteriaki dan dikejar, gadis itu tidak menggubris sampai timnya kehilangan jejaknya. Malam yang sudah terlalu gelap membuat mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian pagi hari. Keesokan harinya, bersama warga yang ditemui saat perjalanan, mereka bersama-sama mencarinya. Gadis itu ditemukan di jalur buatan Belanda untuk menembus semak-semak. Dia terlihat lemas dan syok. Kemudian dibawa ke rumah warga. Setelah sadar dan tenang, dia bercerita bahwa tiba-tiba dia digandeng wanita pirang dengan paras cantik. Dia dibawa ke sebuah kompleks rumah-rumah orang Belanda. Dia seperti diingatkan untuk lebih mawas diri ketika di gunung ini oleh perempuan Belanda tersebut. Kemudian, badannya mulai lemas ketika noni itu meninggalkannya. 8. Gunung Slamet Berada di antara lima kabupaten, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal dan Pemalang, Jawa Tengah, Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.428 meter. Gunung ini dikenal dengan medannya yang sulit dan membahayakan. Selain itu juga dikenal dengan penunggunya yang berada di pohon-pohon besar. Hal serupa dialami oleh seorang pendaki pria asal Bandung yang mendaki bersama enam temannya. Malam pertama mereka sampai di pos dua setelah memulai perjalanan dari dukuh Bambangan. Malam itu hujan semakin deras membuat pendaki ini kalang kabut membangun tenda yang terus diterpa angin. Hujan reda sekitar dua jam kemudian. Namun, tidur salah satu pendaki terusik dengan suara dari pohon besar di dekat mereka. Ternyata pendaki ini memiliki indera keenam dan melihat sosok makhluk

besar bertengger di puncak pohon. Makhluk tersebut berbentuk kelelawar seukuran manusia dewasa, berwarna putih dengan kepala manusia. Meski begitu, makhluk itu ternyata tidak mengganggu mereka secara berlebihan. Hanya membuat suara pada pepohonan. Pendaki itu kembali tertidur sampai pagi. Kemudian, mereka pun melanjutkan perjalanan ke puncak. Betapa terkejutnya pendaki itu ketika melihat sesosok hitam telah 'menunggu' mereka di posko lima. Dia pun berusaha tenang, karena pemandangan yang mengerikan. Wajah makhluk itu hitam legam dengan mata yang terbuka lebar berwarna merah. Pendaki itu membaca doa-doa selama beristirahat. Teman-temannya yang sudah paham dengan kemampuannya ikut berdoa bersamanya. Tak lama suasana lebih nyaman dengan kicauan burung dan bertemu dengan tim lain. Perjalanan mereka berlanjut dengan lancar dan tanpa gangguan serta penampakan sejak doa-doa yang dipanjatkan sepanjang jalan. 9. Gunung Penanggungan Gunung Penanggugan berada di ketinggian 1.653 meter dan merupakan bagian dari kluster pegunungan bersama Gunung Arjuno dan Welirang. Tepatnya, gunung ini terletak di antara Kabupaten Mojokerto (barat) dan Kabupaten Pasuruan (timur). Jaraknya 55 kilometer dari Surabaya, Jawa Timur. Gunung ini juga terkenal sebagai salah satu dari sembilan gunung suci di Jawa. Ekspedisi di gunung ini pun tak kalah angker dengan gunung besar lainnya. Berawal dari perjalanan dua kakak beradik yang memang pecinta alam. Mereka memulai perjalanan dari LMDH Tamiajeng, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas. Keindahan alam pun memberikan pemandangan nyaman bagi keduanya. Menjelang sore mereka sampai di pos dekat puncak bayangan (hampir puncak). Mereka istirahat di pos itu selama 15 menit, kemudian melanjutkan perjalanan untuk sampai puncak bayangan. Setibanya di sana, malam pun menutup jalur dan

membuat mereka harus berkemah di salah satu goa. Jelang tengah malam, mereka mendengar suara orang ramai-ramai ngobrol seperti di atas mereka. Mereka mengira sudah ada yang mencapai puncak terlebih dahulu. Meskipun selama perjalanan mereka tidak melihat pendaki lain. Kemudian, saat mereka memutuskan untuk tidur, terlihat lampu-lampu senter seperti menyinari jalur pendakian. Mereka pun mengira itu adalah kumpulan pendaki lain, dan mereka berikan signal untuk bergabung di goa itu. Namun, sinar itu tidak bergerak mendekati mereka dan hanya di satu tempat saja. Tak lama mereka pun terlelap karena capek menunggu. Paginya mereka melanjutkan perjalanan untuk melihat matahari terbit. Sampai di puncak, mereka menikmati terbitnya matahari, tapi kebingungan dan heran setelah melihat tidak ada satu orang pun di puncak. Setelah menikmati matahari terbit, mereka pun turun dan kembali ke pos awal. Namun, mereka bertanya-tanya, siapa yang terdengar mengobrol dan lampu senter siapa itu? 10. Gunung Ciremai Ada di antara Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Majalengka, Jawa Barat, Gunung Ciremai masuk dalam Taman Nasional Gunung Ciremai. Gunung ini memiliki tinggi 3.084 meter dan yang tertinggi di Jawa Barat. Pemandangan yang indah dan medan yang tidak sulit dari gunung ini banyak pendaki lokal maupun luar Cirebon pun berdatangan. Namun, selayaknya gunung lain, bila penunggu diganggu, maka pendaki akan diganggu juga. Hal serupa dialami oleh seorang pendaki gunung asal Cirebon. Saat itu dia pergi bersama tiga temannya berada di salah satu posko tengah jalur pendakian Ciremai. Mereka beristirahat pada malam kedua saat mereka mau turun. Teman-temannya tiba-tiba berteriak 'Gempaa! Gempaa!', tapi pendaki asal Cirebon ini tidak merasakan gempa. Malah dia melihat sesosok berjubah putih sedang terbang di atas ketiga temannya. Kemudian, dia memanjatkan doa dan berusaha menenangkan teman-temannya. Gangguan itu belum berakhir sampai keesokan paginya. Mereka 'disesatkan' saat turun sehingga yang hanya butuh satu jam, mereka memakan waktu lebih dari enam jam. Mereka kewalahan, pendaki itu pun akhirnya duduk dengan tenang sambil memanjatkan doa. Saat membuka mata, tiga temannya hilang, tapi dia dikelilingi tujuh pria berjubah putih. Dia berusaha meminta maaf dan minta tidak diganggu. Usut punya usut, ternyata salah satu temannya, membuang sampah dan buang air sembarangan saat di puncak. Dia pun meminta maaf dan berjanji akan memberikan wejangan pada temannya itu. Tak lama, dia sadar, dan temantemannya sudah panik melihatnya tidak bangun-bangun. Dia pun menceritakan apa yang dilihat dan teman-temannya ikut berdoa dan maaf. Kemudian, perjalanan mereka pun berakhir dengan lancar. Cerita-cerita di atas memang dialami oleh para pendaki. Namun, tidak pernah menghentikan mereka untuk mengekplorasi keindahan gunung Indonesia. n net


7

PODIUM Langkat

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Jangan Main-main Dengan Penggunaan Dana Desa

KEJAKSAAN Negeri (Kejari) Langkat melakukan sosialisasi pengelolaan dan penyaluran Dana Desa Tahun Anggaran 2017 serta tugas pokok dan fungsi Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) yang berlangsung di ruang Pola Kantor Bupati Langkat, (24/8/2017).

STABAT, PODIUM Kegiatan sosialisasi tersebut dibuka oleh Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Langkat Bidang Pemerintahan, Hukum dan politik Khairudin SE. Saat membuka kegiatan, Khairudin menyampaikan pesan Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH terkait dasar dibentuknya TP4D yang mempunyai tugas untuk pengamanan kebijakan penegakan hukum. “Pengamanan Kebijakan Dana Desa juga merupakan salah satu tugasnya, oleh karena itu, seluruh Kepala Desa se-Kabupaten Langkat harus memahami dengan benar tentang pengelolaan dan penggunaan Dana Desa,” katanya. Ditambahkannya, pengelolaan dan penggunaan Dana Desa harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena apabila tidak sesuai atau dengan sengaja merugikan uang negara, maka hal tersebut akan membuat Kepala Desa tersandung dengan ranah hukum. “Ikuti sosialisasi dengan baik, pahami dan realisasikan pengelolaan

dan penggunaan Dana Desa untuk kemajuan Desa dan anggarannya dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya. Sementara itu, Plt Kajari Langkat Dharma Bella Timbazs SH, MH menyebutkan, ada beberapa manfaat dari sosiaslisasi ini, diantaranya adalah untuk

menghilangkan keragu-raguan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mengambil keputusan. Kemudian, terwujudnya perbaikan birokrasi bagi percepatan programprogram strategis untuk kepentingan Rakyat dan terlaksanannya penegakan hukum yang efektif dengan

mengutamakan pencegahan. “Sosialisi ini harus melibatkan instansi atau pihak lain yang memiliki kapasitas, kompetensi, relevan dengan materi penerangan dan penyuluhan hukum yang akan disampaikan, oleh karena itu, sosialisasi ini digelar agar dipahami dengan baik oleh seluruh Kepala Desa dalam mengelola dan menggunakan Dana Desa,” imbuhnya. Diketahui, sosialisasi ini dilaksanakan Kejari Langkat, TP4D Langkat bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Langkat peserta sosialisasi seluruh Kepala Desa seKabupaten Langkat. Selain Plt Kajari Langkat Dharma Bella Timbazs SH, MH, yang bertindak sebagai pemateri dalam sosialisasi tersebut adalah Kasi Intel Kejari Langkat Muhammad Yusuf SH, perwakilan dari Inspektorat Langkat Suparman.S.Sos dan dari Dinas PMD Langkat Drs.H.Ganti Sitepu. yang dihadiri oleh Kepala SKPD dan para Camat serta undangan lainnya. n P30

Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil STABAT, PODIUM Secara simbolis 15 anak mendapatkan akte kelahiran, 15 pasang diberikan akte perkawinan dan 15 warga di antaranya memperoleh KTP Elekronik mewakili tiap kecamatan. Pemberian ini sekaligus dirangkai dengan sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang berlangsung di Gedung PKK Langkat, (25/8/2017). Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu melalui Assisten I Adm Pemerintahan Drs Abdul Karim mengatakan, kegiatan sosialisasi kependudukan ini sangat penting untuk masyarakat agar informasi mengenai Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat dipahami. Saat ini, ada beberapa program dan kegiatan yang menjadi prioritas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Langkat. Di antaranya, percepatan pelayanan perekaman data KTP Elektronik bagi wajib KTP dengan cakupan 95% pada 31 Desember 2017. Selanjutnya, percepatan pelayanan Akta Kelahiran untuk anak usia 0-18 tahun dengan cakupan 85% pada 31 Desember 2017. Setelah itu, merapikan data kependudukan untuk penyiapan Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2) dan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dalam rangka menyukseskan Pemilukada serentak tahun 2018 dan pemilihan umum tahun 2019 serta pelayanan pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Database Kependudukan dan KTPEL kepada Lembaga Pengguna di Kabupaten Langkat. Meliputi Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dan Badan Hukum Indonesia yang memberikan pelayanan publik yang tidak memiliki hubungan Vertikal dengan Lembaga Pengguna di tingkat Pusat. “Semoga sosialisasi ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbitan dokumen Kependudukan dan terciptanya database Kependudukan yang akurat dalam rangka pemanfaatan data Kependudukan untuk pelayanan publik lainnya,” harap Bupati Langkat. Sebagaimana diketahui, peserta sosialisasi adalah Kepala Puskesmas se-Kabupaten Langkat, KUPTD Pendidikan se-Kabupaten Langkat dan masyarakat. Selaku pembicara adalah Assisten I Adm. Pemerintahan Drs. Abdul Karim, MAP, Kepala Dinas Dukcatpil Metehsa,SH.M.Hum, Kabid Pendaftaran Penduduk Dukcatpil Langkat Togu Hutagaul dan Kabid Pelayanan Pencatatan Sipil Ahmad Dian Fahrozi.MAP. Hadir dalam kegiatan sejumlah Kepala SKPD dijajaran Pemkab. Langkat dan undangan 1 lainnya. n P3 P31

Desa Banyumas Sabet Juara Toga Terbaik LANGKAT, PODIUM Setelah berhasil menjadi yang terbaik tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2017 dalam perlombaan TP PKK Provinsi Sumatera Utara kategori Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Desa Banyumas Kecamatan Stabat menerima berbagai hadiah dari TP. Provsu, dan pembagian hadiah diberikan oleh pengurus TP. PKK Provsu dan diterima langsung oleh Kepala Desa Banyumas Edi Surianto bersama dengan Ketua TP. PKK Ny. Edi Surianto di kantor TP. PKK Provsu, (22/8/2017). Turut mendampingi Kades Banyumas dan Ketua TP. PKK Banyumas adalah sejumlah pengurus TP. PKK Kabupaten Langkat. Hadiah dimaksud yakni tv 40 inchi, kompor gas, kipas angin, dispenser, dan lainnya. Ketua TP PKK Desa Banyumas Ny Edi Surianto menyampaikan terima kasihnya atas dukungan seluruh masyarakat Desa Banyumas dan Langkat yang telah mendukung segala program yang telah diraih. “Yang paling utama saya ucapkan terima kasih kepada Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH dan Ketua TP. PKK Langkat Ny. Hj. Nuraida Ngogesa,” katanya. Menurutnya, bimbingan dari Bupati Ngogesa Sitepu dan Ketua TP. PKK Langkat telah membuat seluruh masyarakat menjadi semangat dalam menjalankan program-program kerja TP. PKK Desa Banyumas. Sebelumnya, beberapa waktu lalu bertempat di Kabupaten Mandailing Natal, Ketua TP. PKK Provsu Ny. Hj. Evi Diana Erry Nuradi memberikan penghargaan kepada 2 desa di Langkat yang berprestasi dalam kategori TOGA dan HATINYA PKK. Desa dimaksud yakni, Desa Banyumas terbaik kategori TOGA dan Desa Sumber Mulyo sebagai terbaik Ketiga Kategori HATINYA PKK tingkat Provinsi Sumatera Utara. n P30


8

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

ADVETORIAL PODIUM

Bupati Langkat Raih Penghargaan K3

B

eberapa program Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH yang menggalang kerjasama efektif dengan seluruh Perusahaan di Kabupaten Langkat memberikan penilaian tersendiri bagi Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. STABAT, PODIUM Untuk ke-6 kalinya, Menteri Ketegakerjaan RI memberikan penghargaan sebagai salah satu Pembina Terbaik (Keamanan, kesehatan dan Keselematan) K3 di-Indonesia tahun 2017 beberapa waktu lalu. Kemudian, atas kerjasama yang baik itu pula, 33 Perusahaan di Kabupaten Langkat juga menerima Penghargaan Zero Accident K3 oleh Bapak Menteri. Plt Kadisnaker Provinsi Sumatera Utara Fransisko Bangun SH, MH menjelaskan, K3 adalah upaya untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat – tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan

kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. “Dalam hal ini, Bupati Langkat telah berhasil, selamat atas itu,” katanya. Saat dikonfirmasi, Bupati Langkat H. Ngogesa menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan, K3 merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan di lingkungan kerja. “Perlindungan dan keselamatan para pekerja dalam melakukan pekerjaan adalah bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan hidup bagi masyarakat,” katanya. Selain itu, keamanan, kesehatan dan keselamatan akan membuat para pekerja di

sebuah perusahaan merasa terjamin hidupnya selama bekerja dan itu dapat membuat meningkatnya hasil produksi. "Alhamdulillah, program-program yang telah dilakukan dapat membuat Kecelakaan Kerja dan Penyakit akibat kerja dapat teratasi dengan adanya antisipasi dan tindakan dari perusahaan mengenai K3," sebut Ngogesa. “Ke depannya, prioritas peningkatan kerjasama dengan Perusahaan terkait K3 akan terus ditingkatkan melalui program di bidang Ketenagakerjaan, sehingga prestasi dapat terus diraih dan kesejahteraan masyarakat Langkat akan terus meningkat," tandasnya. n P30

Tokoh Pendidikan David Sembiring

Bertekad Membangun Langkat Lebih Baik LANGKAT, PODIUM Menjelang Pilkada Bupati Kabupaten Langkat yang dijadwalkan serentak dilaksanakan pada bulan Juni 2018 akan datang, para balon (bakal calon) kandidat sudah mulai banyak bermunculan. Mulai dari tokoh partai politik, birokrat, pengusaha hingga akademis, beberapa dari mereka sudah terlihat menunjukan visi dan misinya. Salah satu bakal calon Bupati Langkat periode 2018-2023 David JM Sembiring, M.Kom. Kandidat dari kalangan akademisi

Langkat yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan STT Poliprofesi Medan diyakini akan tampil untuk memperebutkan kursi Langkat melalui jalur independet. Putri Karolina, salah seorang mahasiswi STTP kampus Tandan Hilir warga Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat pada wartawan menuturkan kalau Ketua Yayasan STTP David Sembiring sudah pantas dan layak untuk menjadi Bupati Langkat. "Selain memiliki kepribadian yang tegas, santun dan berpenampilan menarik, pak David juga dikenal dikalangan mahasiswa STTP

sebagai seorang tokoh yang sangat peduli dengan dunia pendidikan. Beliau paling anti dengan yang namanya KKN, apalagi pungli," sebut Putri. Ucapan yang kerap dilontarkan David adalah rakyat jangan sampai bodoh dan harus pintar serta menjadi sarjana. “Kita siap kok mendukung beliau untuk menjadi Bupati Langkat, dan kita juga berharap agar pesta demokrasi 5 tahun sekali dilaksanakan secara sehat dan damai. Kita yakin walau dengan menggunakan jalur independent, pak David tidak akan gentar untuk bertarung karena kami semua yang anak didiknya serta alumni STTP siap menjadi relawan," tukasnya. Dony Syahputra, salah seorang tokoh pemuda asal Teluk Aru yang pernah menjabat sebagai Ketua PK KNPI Kecamatan Gebang dua periode pada wartawan juga menuturkan seharusnya para calon Bupati Langkat ke depan punya misi dan visi yang bagus dan bermanfaat buat rakyat Langkat. Seperti bagaimana caranya agar masyarakat miskin yang selama ini mendapatkan jatah beras miskin dapat membeli beras miskin dengan harga yang telah ditetapkan oleh perum Bulog, juga masalah tingginya beban listrik bagi masyarakat yang subsidinya dicabut oleh pemerintah. Setidaknya hal ini dapat menjadi visi misi dan kenyataan para calon Bupati Langkat kelak terpilih nantinya, bukan janji dan uang recehan yang rakyat butuhkan saat ini. "Bisa kan anggaran untuk membantu bagaimana agar beras miskin bisa dibeli masyarakat sesuai dengan harga yang telah ditetapkan, kalau saja pihak Eksekutiv dan Legislatif mau duduk bareng membahasnya, itu semua bisa terjadi dan ditampung dari APBD Langkat, atau setidaknya dikurangi sedikit anggaran biaya perjalanan dinas PNS dan Legislatif," katanya. n sahrul


Ngogesa: Manfaatkan Idul Adha Dengan Berkurban RA Asraryah Sembelih Sapi Bantuan Pribadi Ngogesa MANFAATKAN momentum Hari Raya I’dul Adha 1438 H, Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara berkurban. Pemkab Langkat tahun ini menyembelih sebanyak 28 ekor lembu. LANGKAT, PODIUM Seekor Lembu yang dikurbankan oleh Bupati Langkat bertempat di Masjid Shilaturraim yang terletak di Jalan Bhakti ABRI Desa Sei Limbat Kecamatan Selesai, sedangkan, 27 ekor lembu lainnya tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Langkat. Sehabis melaksanakan Sholat I’dul Adha di Masjid Shilaturrahim, Jum’at (1/9), Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH bersama keluarga besarnya menyaksikan langsung penyembelihan hewan kurban tersebut. Saat ditanya, Bupati Ngogesa menjelaskan, Berkurban adalah rutinitas dirinya dalam memanfaatkan momentum Hari Raya I’dul Adha. “Dengan menyisihkan rejeki yang diberikan oleh Allah SWT, berkurban dan membagikan kepada masyarakat adalah amal ibadah yang berguna bagi dirinya dan keluarga kelak di Akhirat nanti” katanya didampingi Istri yang juga Ketua TP. PKK Kabupaten Langkat Ny. Hj. Nuraida Ngogesa. Ditambahkannya, Kurban adalah salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, dengan kata lain, berkurban adalah kegiatan religius bernilai sosial dan dapat dirasakan oleh orang banyak. “Semoga, ibadah berkurban ini dapat memberikan kemakmuran dan kamajuan bagi Kabupaten Langkat” harapnya. Sebagaimana diketahui, sebelum menyaksikan penyembelihan hewan kurban, Bupati Ngogesa bersama keluarga Sholat I’dul Adha di Masjid Shilaturrahim dengan bertindak sebagai Imam adalah Al-Ustadz Kurbiawab S.Pdi. Tampak diantara Jema’ah Sholat I’dul Adha di Masjid tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Langkt H. Syahmadi, Camat Selesai Eka Depari dan unsur Forkopimda di Kecamatan Selesai. Sementara itu, Putri Ngogesa yang juga anggota DPR RI Fraksi Golkar Delia Pratiwi Br Sitepu yang juga tampak hadir dalam kegiatan tersebut membagi-bagikan 1059 Kalung beras

untuk masyarakat. Terimakasih Kepala RA Asraryah, Tengku Khazinatul Asraryah mengucapkan terimakasih kepada Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu atas bantuan pribadi pemberian seekor sapi yang akan disembelih dalam hari raya Idul Adha. Seekor sapi kurban dari Haji Ngogesa

Sitepu yang diberikan ke RA Asrariyah disembelih pada hari 2 September 2017, di Pasar Batu Desa Stabat Lama Barat Kecamatan Wampu, menyatakan. “Bantuan Bapak Ngogesa ini setiap tahunnya diberikan sejak beliau jadi Bupati Langkat. Daging kurban ini akan dibagikan pada muridmurid RA, Madrasah serta warga di

sekitar,” ungkapnya kepada Podium seraya mengucapkan terimakasih pada Bapak Haji Ngogesa Sitepu beserta keluarga, semoga beliau tetap dilindungi Allah SWT dalam memimpin di Langkat. “Semoga tercapai menjadi Wagubsu,” ujarnya sambil tersenyum. n ladon

6 ASN Langkat Terima Penghargaan Satya Lencana Karya Satya STABAT, PODIUM Dandim 0203 Langkat Letkol Arh. Dedy Rahmadto M.Si bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada Aubade (Upacara Penurunan Bendera) di HUT RI ke-72 tahun 2017 yang berlangsung di Alun-alun T. Amir Hamzah Stabat, Kamis (17/8) sore. Selaku Irup, Dedy menerima langsung bendera dari Tri Hardiyani Pratiwi (anggota Paskibra yang bertugas sebagai Pembawa Baki Bendera Indonesia). Hadir dalam Aubade tersebut, seluruh perwakilan unsur Forkopimda Langkat, sejumlah Kepala SKPD di jajaran Pemkab Langkat dan undangan lainnya. Sebelum berlangsungnya Aubade, 6 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di jajaran Pemkab Langkat menerima pengharaan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI kepada PNS yang mengabdi selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun. Mereka adalah Martin Ginting S.T.P (Kabid Perkebunan Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan) dan Langat Tarigan (Lurah Harapan jaya Kecamatan Sei Lepan) menerima Satya Lencana 10 tahun. Kemudian, Drs. H. Hermansyah (Assisten Adm. Ekbangsos Setdakab. Langkat) dan Faizal Rizal Matondang S.Sos, M.AP (Camat Sei Lepan) menerima penghargaan Satya Lencana 20 tahun. Terakhir, Mulyadi S.Pd (Penilik Luar Sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Stabat) dan Dahliani S.Sos (Kasubbag Keuangan BPBD Langkat) menerima Satya Lencana 30 tahun. “Sesuai amanat Presiden, mereka mendapatkan penghargaan karena pengabdian, kesetiaan, kejujuran, kecakapan dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas sebagai PNS selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun,” kata Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH diwakili Sekda Langkat H. Indra Salahudin usai memberikan penghargaan kepada 6 ASN terbaik tersebut. n P03


10

PODIUM LANGKAT Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

PODIUM Utama

'Jadilah Motivator Bagi Seluruh Pemuda' BUPATI Langkat H. Ngogesa Sitepu SH menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kabupaten Langkat Periode 2017-2022 yang berlangsung di Stabat City, (20/8/2017). STABAT, PODIUM Sebagai ketua terpilih Ir. H. Munhasyar S.Pd yang saat ini juga dipercaya masyarakat menjadi Anggota DPRD Kabupaten Langkat. Kemudian, Roby Sitorus menjadi Sekretaris dan Watho Lilik Sumardi menjadi Bendahara DPD AMPI Kabupaten Langkat. Dalam sambutannya, Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH menyampaikan, Pemkab Langkat saat ini sangat membutukan keberadaan organisasi yang dapat menjadi wadah pembinaan kepemimpinan dan mental para generasi muda. Dengan adanya organisasi tersebut, sikap hura-hura yang selalu identik dengan prilaku generasi muda akan terkikis, dan kejahatan Narkoba yang dapat menghancurkan generasi muda

juga dapat hilang bahkan lenyap dari generasi muda Kabupaten Langkat. “Jadilah motivator bagi seluruh Pemuda di Kabupaten Langkat dan menjadi lokomotif gerakan Pemuda dalam berkarya,� pesan Bupati Ngogesa. Dia berharap, kepengurusan DPD AMPI Langkat dapat menjalin kerjasama yang baik dengan Pemerintah dan menjadi mitra pemerintah dalam bersama-sama memajukan Kabupaten Langkat. Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin SE mengucapkan selamat atas pelantikan Ir. H. Munhasyar sebagai Ketua DPD AMPI Kabupaten Langkat. Menurutnya, untuk membangun organisasi AMPI yang lebih baik,

Dugaan Penyimpangan ADD/DD

Perangkat Desa Tantang Masyarakat LANGKAT, PODIUM Indikasi penyimpangan alokasi dana desa dan dana desa (ADD/DD) 2016 Desa Suka Damai, Kecamatan Hinai sedikit terkuak. Pasalnya, ada penyelewengan dana untuk pembangunan enam pos kamping yang berada di Dusun I-VI Desa Suka Damai. Biaya pembangunan per unit sebesar Rp 9.030.000. Merasa ada kejanggalan dan pembengkakan dana, alhasil warga mendatangi toko material alias panglong untuk merincinya. Terbukti, hasil telusur warga menyebutkan satu unit pembangunan pos kamling hanya mengeluarkan dana Rp 4.060.000. Dari harga awal ada penyimpangan dana sebesar Rp 5.000.000 per unitnya. Ketika kasus ini dipertanyakan, malah perangkat desa coba menantang. “Mau sampai mana pun kalian laporkan kami tidak bakal masuk penjara. Karena semua kepala desa sudah membangun sistem dengan pihak hukum. Mau kalian laporkan ke mana lagi," ungkap perangkat desa dengan lantangnya. Karena ucapan perangkat desa tersebut masyarakat menduga adanya kongkalikong dugaan korupsi ADD/DD. "Makanya kita mengindikasikan adanya kongkalikong pembangunan pos kamling di sini," sebut warga. Berkaitan dengan kasus tersebut, tokoh masyarakat beserta yang lainya mendatangi kantor inspektorat Langkat, Jumat (11/8) kemarin. Pada pertemuan tersebut, pihak inspektorat menyatakan kalau kepala desa ada korupsi dan merugikan uang Negara dapat dikembalikan dalam kurun waktu 6 bulan. Sehubungan dengan tantangan oknum perangkat Desa Suka Damai sejumlah masyarakat mengadukan kepada Ketua DPD KWRI Sumut Darmawan Yusuf.SE.SH MPD didampingi sekretarisnya Abednego Panjaitan.SH serta sejumlah pengurus lainnya. Saat itu juga Darmawan Yusuf beserta jajarannya berjanji akan menindaklanjuti kasus ini ke Kejari dan Polres Langkat. n sahrul

amanah, penuh tanggung jawab, transparan dan tanggap dengan situasi harus menjadi modal dasar dari kepemimpinan. "Dengan demikian DPD AMPI Kabupaten Langkat dapat menjadi mitra pemerintah daerah dalam membangun Langkat, khususnya membangun generasi muda yang cerdas dan unggul dalam pemikiran dan prilaku," ujar Terbit Rencana. Selain pelantikan Ketua AMPI

Langkat, kegiatan juga dirangkai melantik 12 Pimpinan Kecamatan (PK) Rayon AMPI se-KAbupaten Langkat dan pelantikan Satgas AMPI seKabupaten Langkat sekaligus SATMA AMPI se-Kabupaten Langkat. Tampak hadir sejumlah perwakilan unsur Forkopimda Kabupaten Langkat, sejumlah SKPD di jajaran Pemkab Langkat dan Ketua DPD AMPI 1 Siantar, Batubara dan Medan. n P3 P31

Polres Langkat Terkesan Lamban LANGKAT, PODIUM Masyarakat Desa Mekar Sawit Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat mengeluhkan kinerja aparat Polres Langkat. Pasalnya sudah lebih satu bulan laporan masyarakat tentang pengerusakan pagar dan tembok sekolah Taman Siswa Cabang Sawit Seberang yang dilakukan oleh siswa yang diduga dipropokasi oleh salah satu oknum guru, (19/7/2017), sampai saat ini belum ada tanggapan. Dengan lambannya proses laporan tersebut masyarakat menduga ada konspirasi antara pengurus Taman Siswa Cabang Sawit Seberang dengan pihak Polres Langkat. Demikian diungkapkan pemilik tanah Sekolah Taman Siswa Cabang Sawit Seberang, Leo Ahmaron baru-baru ini di Stabat. Menurutnya, indikasi dugaan konspirasi tersebut mulai dari proses mediasi yang dihadiri oleh pihak muspida Langkat yang saat itu dihadiri oleh Asisten I Drs. Abdul Karim, M.AP, Kadis Pendidikan Langkat Salam Syah Putra, S.Pd, M.Pd, Wakapolres Langkat Herawan dan Camat Sawit Seberang M. Suhaimi serta tokoh masyarakat yang berlangsung di Kantor Desa Mekar Sawit. Proses mediasi tersebut berjalan sampai 3 hari 16-18 2017, namun tidak menemukan kesepakatan. Sementara di hari ke 4 penutupan sekolah yang dilakukan tersebut pihak pengaman tidak berada di TKP yang akhirnya murid-murid dari Taman Siswa yang diduga dipropokasi oleh salah satu okum guru tersebut merusak pagar dan membuka paksa tembok yang dibuat oleh pemilik tanah sebelumnya. Diketahui terjadinya kisruh di tubuh Perguruan Taman Siswa Cabang Sawit Seberang tersebut berawal 1986 dengan penyerahan sebidang tanah warisan seluas 2,376 m2 dari luasan 6860 m yang dilakukan oleh Suwarni kepada Jumiati sebagai kakak-adik. Lahan itu peruntukan membangun sekolah Taman Siswa namun tanpa perjanjian (MOU) antara Jumiati dengan pihak Perguruan Taman Siswa tersebut. Sementara keturunan (ahli waris) Alm. Sarjuni dengan Alm. Marliah pemilik tanah yang sah ada enam orang bersaudara, empat dari enam bersaudara tersebut tidak mengetahui proses penyerahan antara Suwarni dan Jumiati. Sehingga keempat saudaranya tersebut akhirnya menggugat ke Pengadilan Agama (PA) Stabat. Tujuh bulan proses pengadilan akhirnya PA memutuskan membatalkan penyerahan tanah seluasa 2,376 m2 yang digunakan oleh Taman Siswa Cabang Sawit Seberang. "Putusan dan pembatalan dari PA Stabat tersebut bernomor 1026/PA.G/2015/PA,STB,tgl 23 Juni 2016 dan kepemilikan SHM nomor 05 dan 07atas putusan PA tersebut maka pihak ahli waris kembali mengambil hak atas warisan peninggalan orangtua," jelas Leo Ahmaron, salah satu dari ahli waris. n P11


11

Parlementaria

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Rapat Istimewa Dengarkan Pidato Kenegaraan DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Langkat menggelar rapat Paripurna Istimewa dengan agenda acara mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo melalui siaran televisi di ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Langkat, (16/8/2017). STABAT, PODIUM Rapat Paripurna yang dipimpin oleh Ketua DPRD Kab. Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin, SE didampingi oleh Wakil Ketua DPRD H. Sapta Bangun, SE dan Ralin Sinulingga, SE. Turut hadir dalam Rapat Paripurna tersebut Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu, SH dan Wakil Bupati Langkat Drs. H. Sulistianto, M.Si, para Anggota DPRD Kab. Langkat, Sekdakab. Langkat dr. H. Indra Salahudin, M.Kes, MM, unsur Forkopimda, para Komandan Satuan TNI/Polri, para Asisten dan Staf Ahli Setdakab. Langkat, para Kepala SKPD, Ketua TP PKK Kab. Langkat, Ketua Ikatan Keluarga Dewan, para Camat se Kab. Langkat, Ormas, Insan Pers dan undangan lainnya. Pada kesempatan itu, Ketua DPRD mengungkapkan dalam pidatonya bahwa Rapat Paripurna Istimewa Mendengarkan Pidato Presiden Republik Indonesia pada Sidang Tahunan MPR-RI Tahun 2017 dan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka HUT ke-72 Kemerdekaan RI Tahun 2017 pada

Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI melalui siaran televisi ini mengacu kepada surat Menteri Sekretaris Negara RI Nomor B-755/M.Sesneg/ Set/TU.00.04/08/2017 tanggal 9 Agustus 2017 tentang Pedoman Peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI Tahun 2017. Isi surat tersebut (1) Mendengarkan Pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR-RI Tahun 2017 pada jam 09.00 Wib, (2) Mendengarkan

Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke-72 Kemerdekaan RI Tahun 2017 pada Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI jam 10.40 Wib dan (3) Mendengarkan Pidato Presiden RI dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun 2018 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya jam 14.00 Wib. Usai ketiga rangkaian acara tersebut, Ketua DPRD Kab. Langkat

mengharapkan kepada semua undangan yang hadir agar dapat mengambil manfaat acara ini sebagai motivasi dalam menjalankan tugastugas pemerintahan. “Mari kita segenap penyelenggara Pemerintahan di Daerah untuk senantiasa menyamakan persepsi dan meningkatkan koordinasi sehingga penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan di Kabupaten Langkat dapat terlaksana dengan baik,” ungkap Ketua DPRD. Lanjutnya, atas nama DPRD Kab. Langkat mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-72 semoga dengan semangat Proklamasi ini kita kuatkan Komitmen Gerakan Nasional Indonesia Kerja Bersama, sebut Ketua DPRD. Di akhir pidatonya Ketua DPRD mengucapkan selamat kepada Bupati Langkat atas penghargaanpenghargaan tingkat nasional yang telah diraihnya yakni piala Wahana Tata Nugraha (bidang lalu lintas) Tahun 2016, piala Percepatan Cakupan Kepemilikan Akte Kelahiran Anak Tahun 2017 dan piala Adipura untuk Kota Stabat yang ke-10 kalinya Tahun 2017. n P33

DPRD Langkat Sahkan 10 Ranperda Menjadi Perda STABAT, PODIUM Melalui sidang Paripurna DPRD Langkat yang berlangsung digedung Paripurna DPRD Langkat, (23/8/ 2017), 10 Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda). Pengesahan tersebut terjadi setelah seluruh Fraksi di DPRD Langkat setuju dan Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin SE melalui Wakilnya Sapta Bangun yang memimpin sidang paripurna mengetok palu tanda disetujui 10 Perda tersebut. Ranperda dimaksud, yakni 1. Ranperda tentang Peredaran dan pengawasan obat dan obat tradisional, 2. Ranperda tentang Pengelolaan barang milik daerah, 3. Ranperda tentang pengaturan pemasangan lampu jalan, 4. Ranperda tentang Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, 5. Ranperda tentang Pengaturan peredaran minuman beralkohol. 6. Ranperda tentang Perubahan atas perubahan atas peraturan

daerah nomor 1 tahun 2011 tentang pajak daerah, 7. Ranperda tentang perubahan atas peraturan daerah nomor 3 tahun 2011 tentang rumah ptong hewan, 8. Ranperda tentang Perubahan atas peraturan daerah nomor 1 tahun 2012 tentang retribusi jasa umum, 9. Ranperda tentang pencabutan perraturan daerah nomor 5 tahun 2011 tentang retribusi izin gangguan, 10. Ranperda tentang

pencabutan peraturan daerah nomor 6 tahun 2009 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja pelaksana harian Badan Narkotika Kabupaten Langkat. “Itu semua Ranperda insiatif dari pihak Eksekutif dan DPRD Langkat,” kata Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH ketika dikonfirmasi usai menghadiri sidang paripurna. Ditambahkannya, Perda yang

disahkan tersebut akan semakin memperkokoh landasan Yuridis bagi penyelenggaraan Pemerintahan di Bumi Langkat berseri ini. Keberhasilan suatu Peraturan Daerah tidak hanya diukur dari proses pembahasan dan pengesahan semata, tetapi sejauhmana Perda tersebut dijalankan sebagaimana mestinya. Ngogesa berharap, Perda dapat tersosialisasi secepatnya kepada masyarakat dan terima kasih kepada seluruh anggota DPRD Langkat yang telah membahas Ranperda ini dengan teliti, hati-hati dan penuh dengan kemufakatan. Hadir dalam sidang Paripurna, perwakilan unsur Forkopimda Langkat, Sekda Langkat dr. H. Indra Salahudin, anggota DPRD Langkat, sejumlah tokoh masyarakat dan undangan lainnya. Pimpinan sidang Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Peranginangin SE yang diwakili oleh Wakil Ketua DPRD Langkat Sapta Bangun didampingi Wakil Ketua lainnya, Ralin Sinulingga dan Dony Setha. n P03

Ketua DPRD Langkat Hadiri Pelatihan PKK Desa STABAT, PODIUM Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin, SE turut hadir pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa se Kabupaten Langkat yang dilaksanakan di Berastagi, (23/8/2017). Acara pembukaan pelatihan yang merupakan program Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Kab. Langkat yang bekerja

sama dengan panitia dari Lembaga Transformasi Pemerintahan Daerah (Lateral) dibuka langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Langkat Ny. Nuraida Ngogesa Sitepu, di Hotel Sibayak, Berastagi berlangsung meriah. Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 23-26 Agustus 2017 dengan jumlah peserta 480 orang dari 240 desa ditambah tenaga pendamping dari masingmasing kecamatan.

Dalam pidato pembukaannya, Ny. Nuraida Ngogesa Sitepu menyampaikan bahwa Ibu-Ibu PKK yang karena amanah jabatan yang diemban, sesungguhnya memiliki peran dan fungsi yang sangat berarti agar kaum perempuan terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. “Untuk hal itu diperlukan skill atau keahlian figur seorang Ketua PKK sebagai pimpinan yang mampu menggerakkan rekan-rekan kerjanya untuk dapat bersama-sama mensukseskan apa yang

menjadi prioritas dan program pemerintah,” harapnya. Dalam hal ini nantinya para peserta akan mendapatkan materi tentang psikologi keluarga, pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan dan kreasi kuliner serta kegiatan outbound. Lanjutnya, Ny. Nuraida berpesan agar para peserta mengikuti kegiatan dengan antusias, pahamkan 10 program pokok PKK dan sadari bahwa diri kita merupakan figur panutan di masyarakat. n P03


12

PODIUM SUMUT Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

PODIUM Utama

Pemkab Setujui NPHD Anggaran Pilkada Langkat LANGKAT, PODIUM Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) untuk anggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Langkat telah disetujui Pemerintah Kabupaten. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Langkat, Agus Arifin didampingi Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat T Muhammad Benyamin, ketika dikonfirmasi wartawan, (29/8/ 2017) mengatakan, ada dua termin pencairan dana hibah yang akan dibayarkan Pemkab Langkat. "Termin pertama sebenarnya sudah

bisa dicairkan, namun ada prosedur seperti pembukaan rekening baru, serta pengajuan pembantu bendahara untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Langkat," ujarnya. Agus juga mengatakan, ada satu bendahara yang akan dibantu oleh bendahara pembantu untuk Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Langkat, dan bendahara untuk Pilkada Gubernur Sumut. Lebih lanjut dijelaskannya, total anggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Langkat yang akan dilaksanakan pada tahun 2018

mendatang, sebesar Rp52 miliar lebih. "Anggaran Pilkada Langkat untuk Tahun 2018, totalnya sebesar Rp52.277.000.000. Di mana di-P Tahun 2017 dianggarkan sebesar Rp12.389.353.100, sedangkan tahun 2018 sebesar Rp39.887.646.900," ujar Ketua KPU Langkat Agus Arifin. Sebelumnya, Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) untuk anggaran Pilkada Kabupaten Langkat, telah di setujui oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat pada tanggal 24 Agustus lalu. n marwan lubis

Masyarakat Apresiasi Kinerja Kapolres Langkat LANGKAT, PODIUM Kinerja Polres Langkat mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat Kelurahan Bingai. Ini terkait ditangkapkan seorang preman kampung warga Kelurahan Bingai, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, (24/8/2017). JK merupakan pelaku penganiayaan dan perampasan sepeda motor korban Idris Gultom penduduk Selesai. "Pastinya kita salut kepada Kapolres Langkat AKBP Dede Rojudin yang telah menangkap preman kampung JK. Apalagi JK pernah bilang ke warga kalau dirinya tak mungkin ditangkap karena aksinya dibeking oleh jenderal polisi di Jakarta," sebut warga Bingai, (25/5/2017). Aku warga, selama ini JK kerap meresahkan. "Dia (JK) sering memalak pengusaha dan supir truk yang melintas di Kelurahan Bingai. Kalau tidak diberikan permintaan JK tidak segan-segan menghajarnya," cerita warga. Selain itu JK juga pemakai narkoba secara terang-terangan di depan anak-anak. "Oleh karena itu kami masyarakat Kelurahan Bingai mohon kepada Kapolres Langkat supaya JK diproses hukum atas perbuatannya yang telah melakukan tidak pidana penganiayan dan perampasan sepeda motor secara paksa milik korban Idris Gultom," kata warga. n sahrul

Kades Paya Rengas Gelar Penyuluhan Perkawinan Remaja

'Percepat Pembangunan Sejumlah Daerah' BUPATI Langkat H. Ngogesa Sitepu SH, unsur Forkopimda plus Langkat, Komandan satuan TNI/Polri, Wakil Bupati Langkat Drs.H.Sulistianto.MSi, Sekdakab.Langkat dr.H.Indra Salahudin.M.Kes.MM para Staf Ahli dan Asiasten dan Kepala SKPD dijajaran Pemkab.Langkat bersama mendengarkan pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden.RI Ir.Joko Widodo dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia RI ke-72 tahun 2017. STABAT, PODIUM Pidato kenegaraan tersebut didengarkan Bupati Ngogesa saat Sidang Paripurna Istimewa di DPRD Langkat yang dipimpin oleh Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin SE yang berlangsung digedung DPRD Langkat, (16/8/2017). Dalam hal ini, Bupati Ngogesa tampak serius menyimak apa yang disampaikan Presiden Jokowi yang diantaranya adalah mengenai Percepatan Pembangunan di beberapa daerah di Indonesia.

Selain mendengarkan pidato kenegaraan, Bupati Ngogesa juga mendengarkan pidato presiden terkait sidang tahunan MPR-RI 2017 dan dalam rangka penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2018 beserta Nota Keuangan dan Dokumen pendukungnya. Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu saat dikonfirmasi usai kegiatan menyampaikan, pidato kenegaraan adalah rangkaian kegiatan HUT RI setiap tahunnya.

“Melalui pernyataan Presiden, beberapa program Negara mengenai arah kemajuan bangsa dan nasib bangsa ada di dalam isi pidato tersebut,” katanya. Oleh karena itu, sebagai kepala daerah di Kabupaten Langkat, pidato kenegaraan tersebut pantas untuk disimak dengan sebai-baiknya guna mengetahui secara langsung isi dan makna yang terkandung di dalamnya. “Mudah-mudahan, momentum HUT RI ke-72 membuat Indonesia semakin 1 maju dan bemartabat,” harapnya. n P3 P31

LANGKAT, PODIUM Kepala Desa (Kades) Paya Rengas, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat H.Abdul Malik mengadakan penyuluhan perkawinan remaja yang dilaksanakan di aula desa, Kamis kemarin, dihadiri 30 remaja. Pada kesempatan ini Kepala KUA Hinai, Marwan mengatakan tentang pernikahan adalah suatu akad yang membolehkan suami istri lelaki dan perempuan. Tujuannya pembekalan keluarga yang kekal dan bahagia.Pernikahan tidak hanya sebatas itu saja, ada rukun nikah calon suami syaratnya beragama islam. Kades Paya Rengas H.Abdul Malik menyampaikan pada sambutan singkatnya para remaja harus menjadi pelopor, menjaga diri jangan sampai terjerumus halhal yang tidak diinginkan. "Dan remaja harus memahami tentang pernikahan seperti apa yang disampaikan Kepala KUA. Bagi yang tidak hadir tolong disampaikan kepada temantemannya sebagai perpanjangan dari Kades," terangnya. Turut hadir pada kegiatan itu Camat Hinai M.Nawawi, Danramil 09 Hinai, Kepala KUA Hinai Marwan.MHi dan perangkat Desa Paya Rengas. n sahrul


13

Sumut PATEN

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Tengku Erry Paparkan Keberhasilan Selama Memimpin Sumut

Tengku Erry Nuradi memaparkan keberhasilan yang telah dicapai dan rencana program bila kelak memimpin kembali Sumatera Utara dihadapan pengurus DPP, DPW, DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada acara Latihan Kepemimpinan Kader Madya Angkatan II dan Rapimwil Khusus Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018 di Theme Park, Pantai Cermin, Serdang Bedagai, (26/8/2017).

SERDANG BEDAGAI, PODIUM Dihadapan Ketua OKK DPP PPP Muhammad Qoyyum Aljabbar, Ketua DPW PPP Sumut Yuhlizar Parlagutan Lubis, para pengurus DPW PPP Sumut, Ketua dan Sekretaris DPC PPP seSumut dan para anggota DPRD asal PPP se-Sumut, Tengku Erry memaparkan berbagai keberhasilan yang sudah dicapai Sumatera Utara di berbagai bidang yaitu pendidikan, infrastruktur, pertanian dan kesehatan. Tengku Erry memaparkan, saat ini panjang jalan di Sumut mencapai lebih dari 3.000 km , dimana 30 persen diantaranya dalam kondisi yang belum baik. Setelah revisi RPJMD dan disetujui DPRD Sumut belum lama ini, lanjutnya, target jalan mantap provinsi dari 95% berkurang menjadi 88%. Di periode ke depan, 2018-2023, Erry menargetkan jalan mantap bukan lagi 88% tapi harus mencapai 100%. “Kami perlu sampaikan, banyak yang belum paham, pembagian tugas penanganan jalan raya. Di Kota Medan hanya ada enam ruas jalan yang menjadi tanggungjawab provinsi, tapi kita sering mendapat keluhan soal jalan yang buruk,” kata Erry. Demikian juga di bidang lain, yaitu irigasi yang 87% kondisinya saat ini sudah mantap. Jika memimpin kembali Sumut ke depan, Erry menargetkan 2018-2023 irigasi yang menjadi tupoksi Pemprovsu (yaitu dengan luas hamparan 1.000-3.000 ha) 100% berada dalam kondisi mantap. Demikian juga di bidang lain, khusus bidang pertanian, kami bersyukur

dalam sejarah Sumut, produksi beras yang terbesar dalam sejarah di capai tahun lalu. “Ini terus akan ditingkatkan. Pemprov Sumut sudah keluaran Perda larangan alih fungsi lahan. Untuk desa yang berhasil pertahankan lahan akan mendapat insentif senilai Rp50 juta,” jelas Erry. Khusus di bidang pendidikan, sejak UU Pemda no.23 diberlakukan secara efektif 1 Januari, maka pendidikan dibagi tiga tingkatan yang menjadi tanggungjawab Pemkab, Pemprov dan Pusat.

lebih banyak, menjadi 28 SMA Negeri,” jelas Erry. Karenanya, jika kelak mendapat kesempatan kembali memimpin Sumut, Erry menargetkan setiap kecamatan yang jumlahnya 437, harus memiliki 1 SMA Negeri dan 1 SMK Negeri. Apabila jumlah penduduk di kecamatan tersebut padat, maka jumlahnya bisa lebih dari satu. Saat ini jumlah SMA dan SMK Negeri hanya 700 yang berada sebagian besar di ibu kota kabupaten/kota. Selain itu, pihaknya juga memperhatikan pembangunan pendidikan keagamaan. Pemprov sudah menganggarkan bantuan kepada pesantren, pada APBD tahun 2017 senilai Rp100 miliar, dan ditamah pada P-APBD menjadi total Rp167 miliar. Masing-masing pesantren di Sumut mendapatkan Rp50 juta merupakan bentuk perhatian pemerintah. ‘’Di bidang kesehatan, Pemprovsu beri perhatian kepada masyarakat miskin dengan alokasi hampir Rp100 miliar membayar iuran BPJS kesehatan ‘’Pemprov terus mendorong agar bagi sekitar 300 ribu masyarakat pendidikan terus maju. Berharap miskin di Sumut,’’ tutur Erry. pendidikan di bidang sekolah Dalam kesempatan itu, Ketua DPW menengah tingkat atas (SMA/SMK) PPP Sumut Yulizar Parlagutan bisa lebih baik, dengan gunakan sistem menjelaskan pihaknya mengundang 7 Informasi Teknologi (IT),’’ ujar Erry. bakal calon gubernur dan wakil Demikian juga proglam lain, gubernur Sumut yang mendaftar ke perbaikan ruang sekolah maupun PPP Sumut adalam acara tersebut. Nantinya seluruh DPC akan pembangunan gedung baru. “Dulu memberikan rekomendasi ke DPW dan ketika bupati, saya bangun SMA di selanjutnya DPW menyampaikan setiap kecamatan, pada tahun 2005 usulan nama-nama bakal calon Gubsu/ hanya ada 7 SMAN, dan tahun 2013 Wagubsu ke DPP. n hmt setelah 8 tahun, kami bangun 400%

TENGKU ERRY MINTA PERGURUAN TINGGI TINGKATKAN MUTU MEDAN, PODIUM Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi menjamu para peserta kegaitan The 4th International Conference On Operational Research 2017 di aula Martabe Kantor Gubernur, (21/8/2017). Erry menyebut peran riset operasi merupakan penunjang ilmu pengetahun lain khususnya bagi pembanguan bangsa. “Kita semua tahu bahwa riset operasi selain merupakan ilmu yang mandiri, juga merupakan penunjang utama berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka spesialis riset operasi Indonesia beserta penguna dan penggemar memiliki sejumlah kewajiban seperti membina dan mengembangkan riset operasi itu sendiri,” ucapnya. Erry juga mengatakan, kewajiban

lainnya yakni untuk menyebarluaskan pengetahun tentang riset oeprasi, membina dan mengembangkan pendidikan riset operasi, meningkatkan peranan riset operasi baik secara langsung maupun sebagai penunjang ilmu pengetahun lain dalam rangka turut meningkatkan sumber daya manusia demi berhasilnya pembangunan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. “Dalam Undang-undang RI nomor 12/2012 tentang pendidikan tinggi dijelaskan bahwa tri dharma perguruan tinggi merupakan kewajiban perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Jadi bagaimana dengan pengembangan riset operasi ini bisa menambah semangat memajukan

pendidikan,” jelasnya. Erry menyampaikan, penelitian sebagai kegiatan yang dilakukan dengan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil penelitian tersebut juga akan bermanfaat untuk pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembelajaran. Selanjutnya meningkatkan mutu perguruan tinggi dan kemajuan peradaban bangsa. “Juga meningkatkan kemandirian, kemajuan dan daya saing bangsa. Selain itu penelitian juga bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan strategis pembangunan nasional dan perubahan masyarakat Indonesia

menjadi masyarakat berbasis pengetahuan,” kata Erry. Sementara Rektor USU Prof Runtung Sitepu menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan yang diberikan Gubernur Sumut atas terlenggaranya kegiatan tersebut. Saat ini lanjutnya, tugas penting adalah bagaimana meningkatkan mutu perguruan tinggi sehingga bisa dicapai nilai akreditasi yang lebih baik, yakni dari B ke A. “Karenanya kita mendorong untuk terlaksananya seminar internasional seperti ini. Terimakasih juga atas dukungan Gubernur yang di sela kesibukannya bekerja, menyempatkan diri untuk menjamu para peserta dan pelaksana The 4thInternational Conferce On Operational Research 2017,” pungkasnya. n hmt


14

PODIUM OPINI opini

Edisi 1 - 15 Juli 20 17 201

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

PODIUM Utama

Emansipasi, Bung Karno, dan Poligami Oleh: Lukman Hakiem SEMENJAK seorang pesohor diketahui menikah lagi alias berpoligami, jagat dunia maya bergonjang-ganjing. Poligami dipergunjingkan. Ini bukan untuk pertama kalinya soal poligami dipergunjingkan. Beberapa tahun yang lalu, ketika KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) diketahui menikah lagi, jagat sosial heboh. Tidak kurang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut cawe-cawe dengan memanggil pejabat Kementerian Agama ke Istana Negara. Dalam pergunjingan itu, amat terasa pembentukan opini mengenai poligami yang dianggap salah. Dan terkait polemik soal poligami ini, tentu menarik untuk menyimak dengan saksama pandangan Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno. Mengapa Bung Karno? Bung Karno tidak hanya dikenal sebagai sebagai tokoh golongan kebangsaan yang mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Bung Karno dikenal juga sebagai tokoh yang akrab dengan Islam dan tokoh-tokoh Islam. Bung Karno menimba pengetahuan Islam dari tokoh-tokoh seperti HOS Tjokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, Syaikh Ahmad Soorkati, dan Ahmad Hassan. Kumpulan surat-suratnya kepada pemimpin Persatuan Islam (Persis) A. Hassan, "Surat-surat Islam dari Endeh", sampai sekarang tetap menarik dibaca. Sebagai pembelajar Islam yang tekun, Bung Karno dikenal dengan seruan lantangnya kepada umat Islam agar "memudakan pengertian Islam." Bung Karno juga mendesak kaum Muslimin agar mengambil "apinya Islam." Bukan debunya Islam! Polemik Sukarno dengan Mohammad Natsir mengenai persatuan agama dengan negara, hingga kini tetap merupakan bahan bacaan dan pengetahuan yang menarik. Lebih dari segalanya, Bung Karno bukanlah seorang yang hanya berkata-kata. Dia berkata-kata sekaligus mencontohkan bagaimana melaksanakan kata-kata itu. Percakapan dengan Fatmawati Dalam masa pengasingan di Bengkulu, Bung Karno yang sejak mahasiswa di Bandung menikah dengan Inggit Ganarsih pada 1923, berkenalan dengan seorang gadis kelahiran Curup yang berselisih usia 20 tahunan dengannya. Gadis itu bernama Fatmawati. Gadis itu adalah salah seorang murid Bung Karno di Sekolah Rendah Muhammadiyah. Pada suatu hari, sambil menyusuri pantai yang berpasir putih, Fatmawati bertanya kepada Bung Karno: "Mengapa orang Islam dibolehkan mempunyai istri lebih dari satu?" Bung Karno menjawab dengan merujuk kepada sejarah awal perkembangan Islam seraya menambahkan: "Akan tetapi untuk menghindarkan hawa nafsu kehewanan atau perkelahian perempuan di antara mereka sendiri, maka Nabi menerima wahyu dari Tuhan yang mengizinkan laki-laki mempunyai istri sampai empat orang agar tercapai suasana yang tenang. Tetapi di Bali orang menjalankan poligami yang tidak terbatas. Seorang pangeran yang sudah berumur 76 tahun belum lama ini mengawini istrinya yang ke-36.

Umurnya 16." "Tidak adilkah hukum Islam terhadap perempuan?" tanya Fatmawati. Dengan tangkas Bung Karno menjawab: "Sebaliknya, ajaran Nabi menaikkan derajat perempuan. Sebelum itu kedudukan perempuan ssperti dalam neraka. Orang tua menguburkan anak-anak gadis hiduphidup oleh karena dianggap sebagai beban. Laki-laki hanya menyerahkan mas kawin kepada si bapak dan membeli anak gadisnya untuk dijadikan istri. Pada waktu sekarang perempuan tidak dibeli seperti membeli kambing. Perempuan sekarang menjadi teman hidup yang sama kedudukannya dalam perkawinan." Fatmawati yang menurut Bung Karno cerdas itu, bertanya lagi: "Perlukah seorang Islam mendapat persetujuan dari istri pertama sebelum mengawini istri yang kedua?" Bung Karno menjawab lugas: "Tidak wajib. Hal ini tidak disebut-sebut dalam Al-Quran dan Hadits. Ini kemudian ditambahkan dalam fiqh." Menceraikan Inggit, Menikahi Fatmawati Sejak masih di Bengkulu, Inggit sudah mencium hubungan khusus Bung Karno dengan Fatmawati. Rumah tangga Sukarno-Inggit menjadi sering diwarnai dengan pertengkaran. Bung Karno sendiri telah berterus terang kepada Inggit mengenai keinginannya untuk mempunyai anak yang tidak mungkin diperolehnya dari Inggit. Kepada perempuan yang telah menemaninya dalam derita perjuangan, Bung Karno menyampaikan tekadnya untuk tidak akan menceraikan Inggit dan akan menempatkan perempuan tegar itu dalam kedudukan yang terhormat. Dalam ikhtiarnya untuk mempunyai keturunan seraya tidak ingin menceraikan Inggit, Bung Karno pernah menawarkan jalan tengah, yaitu biarlah Inggit yang mencarikan istri kedua untuk Bung Karno. Tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Inggit. Oleh karena tidak ada titik temu, pada permulaan tahun 1940-an, Sukarno dan Inggit bercerai. Kepada Inggit, Bung Karno meminta pengertian. "Di antara kita semakin sering terjadi pertengkaran, dan ini tentu tidak baik untukmu," kata Bung Karno. Sesudah itu Bung Karno mengantar Inggit ke Bandung, dan mengucapkan selamat tinggal. Perceraian Sukarno dengan Inggit juga melibatkan Empat Sekawan, kwartet pemimpin nasional di zaman Jepang: Sukarno, Mohammad Hatta, K. H. Mas Mansoer, dan Ki Hadjar Dewantara. Sesudah bercerai dengan Inggit, pada bulan Juni 1943, Sukarno menikahi Fatmawati. Menikahi Hartini Dari pernikahannya itu, SukarnoFatmawati dikarunia lima orang anak,

dua lelaki, tiga perempuan. Meskipun keinginan untuk memiliki keturunan sebagaimana diimpikan sejak masa pembuangan di Bengkulu, telah terpenuhi, ternyata kenyataan itu tidak meredam hasratnya untuk menikah lagi. Kali ini Bung Karno menikah dengan seorang janda bernama Hartini. Mengapa Bung Karno mengawini Hartini? "Alasannya sederhana saja," kata Bung Karno. "Alasan pokok yang telah berlaku sejak permulaan zaman, dan akan tetap berlaku jauh sesudah aku tidak ada lagi: aku bertemu dengan Hartini. Aku jatuh cinta kepadanya." Pernikahan Sukarno dengan Hartini tentu saja menghebohkan jagat politik Indonesia. Apalagi pada saat itu, Juli 1953, segolongan orang yang beremansipasi sedang memperjuangkan undang-undang perkawinan yang --dalam istilah Bung Karno-- memberantas poligami. "Wanita-wanita Islam ini hendak mencoba membantu Nabi Muhammad dan akan mengubah peraturannya," ujar Bung Karno. Tepat pada saat itulah, Bung Karno menikahi Hartini. Maka unjuk rasa para pendukung emansipasi itu mengarah ke istana, memprotes perkawinan Sukarno dengan Hartini. Yang membikin hati Bung Karno susah, koran-koran mulai menyerangnya. Wakil Presiden Mohammad Hatta termasuk yang mengecam pernikahan itu. Menurut Bung Hatta, perkawinan seorang presiden, baik untuk yang pertama kali atau untuk yang kedua, perlu dikaitkan dengan pertanyaan: "apakah perkawinan itu tidak merusak kehormatan negara, dan tidak membahayakan keselamatan negara." Dalam hal ini, kata Hatta, perkawinan Sukarno dengan Hartini "tidak dapat disebut suatu hal yang prive." Di kemudian hari, Hatta bukan saja bersikap dingin terhadap Hartini, tetapi sedapat mungkin dia menjauhinya. Menurut ingatan Deliar Noer, barulah sesudah Sukarno meninggal sikap terhadap Hartini melunak. Hartini pun acap ke rumah Hatta. Fatmawati tidak dapat menerima perkawinan tersebut. Dia marah dan mengajukan permintaan cerai kepada Bung Karno. Pada awal 1955, Fatmawati memajukan gugatan cerai, tetapi Bung Karno menolaknya. Fatmawati yang marah, tidak mau lagi tinggal di istana. Dia memilih tinggal sendiri di rumah pribadi di kawasan Jakarta Selatan. Status Fatmawati itu oleh Bung Hatta disebut "digantung tidak bertali." Bung Karno sendiri berpendapat, Fatmawati tidak perlu marah. "Istriku yang pertama dan kedua adalah orang-orang Islam yang saleh, menyadari akan hukum-hukum Islam. Dan mereka mengerti. Atau seharusnya mengerti, bagaimanapun juga," tutur Bung Karno.

Ada pro, ada juga kontra. Itulah sunnatullah. Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai Islam Indonesia Bukittinggi, H. Ahmad Darwisj Djambek dan Mansjur Thalib, mendukung perkawinan itu. "Perkawinan Bung Karno dan Nyonya Hartini adalah hak Bung Karno dan Nyonya Hartini sendiri yang oleh beliau-beliau telah dipergunakan dengan sebaik-baiknya menurut ajaran Islam." Pimpinan Partai Islam itu menambahkan: "Bagi orang yang mencintai Islam tentulah akan memuji perkawinan ini." Hartini ternyata bukan pelabuhan cinta terakhir Bung Karno. Sesudah itu Bung Karno menikah lagi dengan beberapa perempuan. Di antara para perempuan itu, yang sering tampil ke publik adalah Ratnasari Dewi Sukarno. Di luar itu ada disebut-sebut nama Haryati, Jurike Singer, dan Hilda. Khusus terkait dengan kisah Inggit dan Fatmawati, di pertengahan tahun 1970-an, atas perantara Ali Sadikin kedua sempat bertemu. Dalam perteman yang mengharukan itu, Fatmawati meminta maaf secara langsung kepada Inggit. Atas pemintaan maaf Fatmawati itu, Inggit telah lama memaafkan seraya berkata dalam bahasa Sunda: "Kalau orang merasa sakit karena dicubit, maka janganlah mencubit." Inggit dan Fatmawati kemudian berpelukan. Di lain hari, Inggit yang mulai sepuh sering dikunjungi Hartini. Bahkan keduanya terlihat kompak. Sukarno sendiri, semasa menjabat presiden, beberapakali mengunjungi Inggit. Bahkan, pada tahun 1962-an, Sukarno khusus menjenguk Inggit saat Inggit sakit. ''Giet, sakit apa?,'' tanya Sukarno dengan suara khas baritonnya. "Alah sakit sedikit Kus (Kusno, nama kecil Sukarno),'' sahut Inggit. Semenjak pertama kali kenal Sukarno di awal 1920-an di rumah suami pertamanya di Bandung, dr Sanusi, Inggit memang selalu memanggil Sukarno dengan Kusno. Tak hanya menjenguk Inggit, Sukarno setiap bulan juga selalu mengirimkan uang untuk Inggit. Bahkan Inggit juga mendapat tanda jasa sebagai pejuang perintis kemerdekaan. Tak hanya itu, para isteri Sukarno yang lain, ketika Sukarno tak lagi berkuasa kerap menjenguk Inggit. Mereka ternyata menganggap Inggit sebagai penasihat atau ibunya. Ketika Inggit wafat di tahun 1980-an, Ratna Sari Dewi yang saat itu tinggal di Paris datang langsung untuk bertakziah. Dari penuturan anak angkat Inggit, Ratna pun menangis sedih ketika melihat jenazah Inggit di bawa ke pemakaman yang tak jauh dari tepat tinggal terkahirnya di kawasan pinggiran Bandung. Makam Inggit masih ramai dikunjungi hingga kini. peminat sejarah, mantan staf M Natsir dan Wapres Hamzah Haz


15

PODIUM Aspirasi

Edisi 1 - 15 Sept ember 20 17 September 201

Jelang Pilkada Langkat Memanas! Baliho Rudi Bangun Dirusak PERISTIWA menghebohkan menerpa Kabupaten Langkat Agustus kemarin. Pertama, tersebarnya foto tak senonoh pejabat di sana dan kedua, baliho bakal calon Bupati Langkat periode 2018-2023, Rudi Hartono Bangun dirusak di sejumlah kecamatan. Sungguh miris!!! STABAT, PODIUM Nah, yang jadi pertanyaan, kenapa kasus ini muncul setahun jelang pesta demokrasi? Indikasi mencuat pihak tertentu ingin memecah belah masyarakat Kabupaten Langkat yang dikenal tentram, nyaman dan solid. Apakah kasus ini telah ditangani pihak kepolisian! Dua pertanyaan tersebut masih sekadar info. Namun pastinya, sejauh ini belum ada tindakan dari kepolisian menyangkut merebaknya foto tak senonoh pejabat Bupati Langkat serta dirobeknya baliho Rudi Hartono Bangun. Apalagi kedua orang yang terkait kasus ini merupakan pejabat publik Kabupaten Langkat dan dikenal memiliki massa dalam pertarungan Pilkada 2018-2023. Menyangkut temuan tersebut, Ketua Forum Karya Putra Sumut (FKP-SU) T Syaiful Anhar angkat bicara. Kepada PODIUM, (31/8/2017), Syaiful Anhar menyebut bahwa temuan kasus ini jangan dianggap sepele. Pasalnya, merebaknya foto tak senonoh dan dirusaknya baliho balonbup Langkat itu tersebar jelang Pilkada. "Makanya saya rasa polisi tak perlu menunggu adanya laporan dari masyarakat atau oknum yang merasa dirugikan itu untuk melakukan penyelidikan. Kasus ini harus disikapi secara cermat, jangan sampai merusak keharmonisan masyarakat Langkat," tukasnya. Memang, kata Syaiful, permainanpermainan kotor jelang Pilkada sudah lazim terjadi. Dengan maksud merusak kredibilitas kandidat yang bertarung. Bahkan tak jarang bertindak anarkis.

Dengan tersebarnya foto tak senonoh pejabat Pemkab Langkat Langkat dua pekan belakangan ini, mengisyaratkan kandidat yang bersaing sudah gentar sebelum berperang. "Makanya segala cara ditempuh, termasuk menyebar foto yang bukan merupakan konsumsi publik. Saya pikir ini persaingan tak sehat. Ya, boleh dikata pesaingnya kalah sebelum berperang," sebut Syaiful yang menyesalkan munculnya fenomena ini. Soal pengrusakan baliho Rudi Hartono Bangun, menurut Syaiful itu merupakan gerakan masif. Artinya, ketidaksenangan pihak-pihak tertentu dengan majunya mantan Ketua DPRD Langkat menuju Langkat Satu.

Rudi yang merupakan anggota DPRRI sekaligus politisi Partai Demokrat ini telah dikenal warga Langkat. Bisa jadi, sahut Syaiful, dengan dirusaknya baliho Rudi di sejumlah kecamatan seolah cambuk syok terapi bagi tim pemenangannya. "Namun yang patut dicermati oleh tim pemenang Rudi, hal ini merupakan kelaziman jelang Pilkada. Untuk syok terapi, bisa jadi, tapi yang namanya tim pemenangan, saya rasa semuanya sudah diantisipasi. Sekarang yang harus bekerja adalah pihak kepolisian mengungkap kasus di balik munculnya dua fenomena di Kabupaten Langkat ini," imbuh Syaiful. Malahan, kata Syaiful, permainan

kotor jelang Pilkada mengingatkannya pada kejadian Pilkada Langkat 2013 yang lalu. "Ini soal siapa yang didukung, siapa yang mendukung, dan siapa prediksi pemenang. Dan ini sudah terjadi pada Pilkada Langkat 2013 lalu. Saya berharap kasus ini jadi pelajaran bagi kandidat dan tim pemenangan. Tidak perlu panik dan yang terpenting tetap solid. Sekali lagi saya tekankan polisi harus bekerja ekstra cepat demi mengembalikan kepercayaan masyarakat," saran Syaiful. Menyikapi selebaran foto tak senonoh pejabat Pemkab Langkat, beberapa hari lalu, PODIUM coba mengkonfirmasi kepada Sekda Langkat dr Indra salahuddin. Kata Sekda saat itu bahwa foto yang tersebar sudah terjadi pada Pilkada Langkat lalu. Itu adalah foto lama. "Biasalah bang fitnah sudah mulai, entah foto-foto siapa itu," tegas Indra Salahuddin. Diberitakan, dirusaknya baliho Rudi Hartono Bangun tampak terlihat di Kecamatan Wampu dan di kecamatan lainnya. Baliho Rudi dirobek sedemikian rupa. Hampir 90 persen foto di baliho itu tak utuh lagi. Begitu juga halnya selebaran foto tak senonoh pejabat Pemkab Langkat. Adalah foto sang Bupati Ngogesa Sitepu terlihat tak layak dalam gambar tersebut. Banyak pihak membantah bahwa foto itu rekayasa. Dan ini tersebar ke publis dua pekan lalu sejurus Partai Golkar menetapkan HT Erry Nuradi berpasangan dengan H Ngogesa Sitepu sebagai kandidat Pilgubsu 2018-2023 mendatang. n tim

Mulyadi dan Afrizal Terima Hadiah Umroh dari Hasil Gerak Jalan LANGKAT, PODIUM Gerak Jalan berhadiah Umroh berlangsung di Desa Sei Limbat Kecamatan Selesai tepatnya d idepan kediaman pribadi Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH, (20/8//2017). Gerak jalan santai ini adalah kegiatan Langkat sehat yang diselenggarakan untuk memperebutkan berbagai

hadiah dari Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH dan Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin SE. Selain umroh, masih banyak hadiah lain yang diberikan untuk peserta pada kegiatan ini, sebut saja 1 ton beras dari Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH dan Keluarga. Kemudian, ada kulkas, televisi dan hadiah besar

lainnya. Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH mengatakan, hari kemerdekaan adalah momentum yang harus dirayakan agar kenangan perjuangan para Pahlawan bangsa dapat selalu diingat dan dikenang. “Karenanya, kegiatan ini dilaksanakan untuk menyemarakkan HUT RI ke-72 tahun 2017 sehingga masyarakat semakin cinta dengan NKRI,” katanya. Ngogesa berharap antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan dapat menggelorakkan semangat masyarakat Langkat dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan Bangsa. Sementara itu, Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin SE menjelaskan bahwa kegiatan gerak jalan santai merupakan gerakan Langkat Sehat yang diadakan untuk menyemarakkan HUT RI ke72 tahun 2017. Perayaan HUT RI akan menyadarkan masyarakat bagaimana perjuangan para

Pahlawan dalam merebut kemerdekaan RI dari tangan penjajah. “Waktu, tenaga dan nyawa dikorbankan agar bendera Merah Putih dapat berkibar dan Indonesia Merdeka,” kata Terbit. Terbit berharap, kegiatan ini dapat membuat masyarakat Langkat semakin dekat dengan Pemerintah Daerah dan legislatif. Karena keberadaan pemerintah daerah dan legislatif tidak akan lengkap tanpa dukungan dari masyarakat. Dalam gerak jalan kali ini ribuan masyarakat dari berbagai elemen ikut dalam kegiatan. Usai kegiatan, lucky draw dilaksanakan pihak penyelenggara. Hasilnya, dua orang beruntung atas nama Mulyadi (Polmas Sei Limbat) dan Afrizal warga Selesai mendapatkan hadiah umroh dari Ketua DPRD Langkat Terbit Rencana Perangin-angin SE. Hadir dalam kegiatan sejumlah unsur Perwakilan Forkopimda Kabupaten Langkat, Ketua TP. PKK Langkat Ny. Hj. Nuraida Ngogesa, Sekda Langkat dr. H. Indra Salahudin M.Kes, MM, Kadis Kominfo Langkat H. Syahmadi, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan H. Jaya Sitepu, dan undangan lainnya. n P03


'Maju Terus Jenderal'

LETNAN Jenderal TNI Edy Rahmayadi. Menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) sejak Juli 2015 lalu. Setahun kemudian tepatnya November 2016, anak Alm Kapten TNI Rachman Ishaq, ini terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.

MEDAN, PODIUM Memang, nama Edy Rahmayadi tak asing lagi di telinga warga Sumut. Walau lahir di Sabang, Aceh, 56 tahun lalu, tapi orangtua Edy asli putra Melayu. Edy juga hilir mudik menjalankan tugas di Sumatera Utara. Hingga akhirnya menjabat Panglima Kodam I/BB pada 2015. Kini sang Jenderal ingin mengabdi seutuhnya untuk masyarakat Sumut. Ya, di akhir Juli Edy

Rahmayadi menyatukan kata bertarung di Pilgubsu 2018. Edy pun menyatakan rela melepas jabatan Pangkostrad demi 33 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 13 juta jiwa lebih itu. Langkah efektif diambil Edy sebagai pendampingnya alias Wakil Gubernur Sumut adalah Musa Rajeckshah akrab disapa Ijeck. Tokoh muda Sumut ini dikenal aktif di dunia otomotif dengan jabatan Ketua IMI Sumut. “Saya yakin parpol pasti punya pertimbanganpertimbangan tersendiri dalam menilai calon dan kepada beberapa kawan-kawan dekat saya di parpol sudah saya sampaikan bahwa kalaupun saya maju dalam pentas Pilgub Sumut 2018 dan terpaksa mengajukan pensiun dini.” “Semata adalah pengabdian selaku putra daerah, yang tak ingin lagi melihat Sumut terpuruk. Saya ingin kembali membangun martabat Sumatera Utara sebagai bentuk pengabdian saya selaku seorang prajurit,” tegasnya. Edy bersama Ijeck pertama sekali mendaftarkan diri ke Partai Hanura. "Pak Edy Rahmayadi orang pertama yang mendaftar. Yang mendaftarkannya pasangannya, Bapak Musa Rajeckshah," kata Ketua Tim Pilkada DPD Hanura Sumut Bahdin Nur Tanjung awal Agustus lalu. Sementara itu, Sekretaris DPD Hanura Sumut, Landen Marbun mengatakan, pihaknya ingin mencari sosok pemimpin yang mampu memajukan Sumut. Pihaknya akan membangun komunikasi dengan partai politik lainnya terkait Pilgub Sumut. "Komunikasi dengan parpol lain sedang proses. Tapi, kita masih komunikasi internal dahulu," ujar Landen. Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi juga mendaftarkan diri ke PDIP Sumut. Penyerahan formulir itu dilakukan kuasa Edy, Ruslim Sembiring, bersama rombongannya. Mereka mendatangi kantor DPD PDIP di Jalan Jamin Ginting, Medan. Pendaftaran Edy diterima Sekretaris DPD PDIP Sumut, Sutarto. Dia didampingi sejumlah pengurus DPD PDIP Sumut lainnya. Sebelumnya, Edy juga telah mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon gubernur Sumut ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Sumatera Utara, Partai NasDem, di Jalan Wolter Monginsidi, Kota Medan. Edy diketahui sudah mengambil formulir pendaftaran bakal cagub Sumut dari 6 parpol. Keenamnya yaitu: PDIP, NasDem, PKPI, PPP, Hanura, PKS dan Demokrat. Jendral bintang tiga ini juga mengatakan bahwa dirinya dan timnya sudah mempelajari peraturanperaturan serta syarat-syarat pencalonan kepala

daerah dan tentunya wajib mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan undang-undang. "Yang pasti saya akan maju. Saya siap memeriahkan pesta demokrasi Juni 2018," kata Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi. Misi besar jika sukses memenangkan Pilgub Sumut adalah meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat jadi prioritas. "Pertama adalah keamanan. Yang membuat orang Sumut tidak nyaman karena tidak aman, banyak sekali hal-nya. Itu yang akan kita luruskan nanti, ada kegiatan yang bersifat kelompok premanisme, ini harus kita selesaikan," kata Edy Rahmayadi. "Saya ingin Sumatera Utara makmur sejahtera. Dengan makmur dan sejahteranya Sumatera Utara akan mendukung, membantu bangsa ini lebih kuat," sambungnya. Sementara Ijeck menyatakan ide awal mereka berpasangan datang dari Edy. "Kalau tentang berpasangan (Edy-Ijeck), itu dari Pak Edy Rahmayadi. Nanti kawan-kawan bisa tanya ke Pak Edy. Artinya berpasangan ini Pak Edy yang lebih pas menjawab, karena beliau yang pertama berniat maju," katanya. Ijeck mengungkapkan pendapatnya terhadap sosok Edy Rahmayadi. Katanya, Edy merupakan sosok yang sesuai antara ucapan dan sikap. Ijeck juga memuji sepak terjang Edy selama masih menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan. "Saya kenal beliau secara pribadi bukan setelah bertugas di luar Sumut beberapa waktu lalu, tapi jauh hari saya sudah kenal beliau. Komitmen beliau, dari perkataan dan hati tidak pernah berbeda," kata Ijeck. "Dan pada saat beliau menjabat Pangdam I/Bukit Barisan, yang bukan Tupoksi beliau sebagai Pangdam pun beliau lakukan. Tapi itu semua dilakukan karena dia merasa orang Sumut," pungkas Ijeck. Pengamat Politik, Sohibul Anshor Siregar menilai banyak faktor yang bisa membuat PKS dan Gerindra mengusung mantan Pangdam I/BB itu. “Faktor yang paling penting itu adalah ketokohan beliau (Edy). PKS dan Gerindra pasti menyadari faktor umum elektoral yang sangat baik dalam diri Edy,” ujar Sohibul. Sohibul juga menyakini Edy Rahmayadi sudah melakukan komunikasi yang intens dengan petinggi PKS dan Gerindra di tingkat DPP untuk Pilgub Sumut 2018. “Ketokohan Edy cukup untuk menyaingi calon petahana, kapasitas jaringan yang sudah dibangun di wilayah Sumut juga patut diperhitungkan,” tambah pria bergelar doktor itu. Ketua DPW PKS Sumut, M Hafez mengatakan bahwa sosok Pangkostrad TNI AD juga masuk radar. Apalagi, DPP PKS belum memutuskan siapa yang akan diusung. Kata dia, PKS tidak akan memaksakan untuk bisa mengusung kader sendiri. Selain itu, Hafez juga sudah mendengar kabar yang menyebutkan bahwa Edy Rahmayadi sudah merapat ke Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto. “Pak Prabowo dan Edy Rahmayadi kan berasal dari satu institusi yang sama. Mungkin saja pendekatannya melalui jalur tersebut,” tuturnya. Terpisah, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan, Letjen Edy Rahmayadi belum mengajukan izin terkait pencalonannya sebagai cagub Sumut. "Dia belum mengajukan (izin) ke saya kok," singkat Gatot. Pun begitu, Jenderal Gatot tidak mempersoalkan jika ada anak buahnya yang terjun ke dunia politik dan bertarung di pemilihan kepala daerah. "Sudah mendaftar boleh saja, saya juga daftar kan boleh saja. Enggak usah minta izin ke saya. (Contoh) Saya daftar di partai apa tidak masalah kok gitu," kata Panglima TNI. n tim

Panggilan Emosional Pangkostrad 'Bertarung' di Pilkada Sumut NAMA Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Edy Rahmayadi belakangan disebutsebut ikut meramaikan bursa calon gubernur (cagub) pada Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2018. Karirnya di TNI sebenarnya masih hingga 2019 mendatang. Namun, panggilan hati membuatnya seakan berpaling. Ia memantapkan diri untuk mencalonkan menjadi gubernur. Lantas, bagaimana strategi mantan Pangdam Bukit Barisan ini untuk bertarung pada Pilkada Sumut, Juni 2018 mendatang? Kepada Djibril Muhammad di Makostrad, Jakarta Pusat, pekan lalu, Edy Rahmayadi mengungkapkan alasannya. Mengapa sekarang terpanggil untuk maju ke Pilkada 2018? Karena saya beragama Islam, guru ngaji saya menyampaikan, haram hukumnya bagi saya membangga-banggakan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Itu sabda Rasulullah. Tetapi, apabila ada sebagian anak Adam yang meminta saya memimpin, apabila saya tidak mau kelak akan tidak dihiraukan oleh Allah dari padang Mashar sampai ke akhirat. Itu yang pertama. Yang kedua, saya didatangi tokoh agama dari Nasrani, Buddha, Muslim (ulama) dan tokoh masyarakat. Mereka meminta saya untuk ikut serta membenahi Sumatera Utara. Akhirnya terjadilah pembicaraan yang panjang. Dan saya terima itu dan saya putuskan dan insya Allah saya akan maju (dalam) pesta demokrasi 2018 khususnya di Sumatera Utara. Awalnya berat (untuk memutuskan maju)? Awalnya kita pertimbangkan. Saya belum pernah mengurusi orang sipil. Saya biasa mengurusi tentara. Mengurusi orang sipil, terkadang diminta siap, garuk-garuk. Nah itu, yang banyak perlu saya pertimbangkan. Tapi, ada satu panggilan emosional saya. Saya selaku orang Sumatera Utara, alangkah naifnya saya yang sudah keluar dari Sumatera Utara, begitu saya diajak kembali untuk bersama-sama membangun Sumatera Utara, lalu hal ini saya tolak. Prosesnya berapa lama? Ada satu tahun. Perenungannya cukup panjang. Jadi positif mencalonkan? Sudah positif, positif akan maju. Saya juga sudah lapor atasan dan tinggal mengajukan surat resmi dan insya Allah dikabulkan. Tanggapan dari atasan? Ya sekarang tinggal bagaimana beliau, masih senyum-senyum. Awalnya dilarang, tapi sekarang sudah senyum-senyum. Sekarang sudah ada tanda-tanda kehidupan. Awalnya dilarang? Bisa dijelaskan? Saya masih pensiun 2019 dan rupa-rupanya ada tempat-tempat yang direncanakan TNI untuk tempat saya. Tetapi saya memilih lain karena TNI anggotanya juga banyak tidak hanya saya. Dalam TNI kan ada yang lain. Insya Allah atasan saya menerima. Kita ingin membangun baik di TNI maupun sipil. Kan sama saja itu. Bagaimana peta kekuatan politik untuk Pilkada Sumut 2018 menurut Anda? Nah ini yang saya sedang belajar. Yang jelasnya 30 persen Sumut itu adalah menengah ke atas, 70 persennya menengah ke bawah. Dan kita ini one man one vote dalam demokrasi. Yang jelasnya profesor dengan tukang sapu itu posisinya sama dalam memilih seorang gubernur. Nah ini yang sedang saya pelajari. n net


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.