1 minute read

Kakanwil Kemenkumham Pastikan Skrining Rehabilitasi Sosial WBP Sukses

Surabaya, Bhirawa

Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenkumham Jatim, Imam Jauhari memastikan program rehabilitasi sosial penyalahguna narkoba bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) berjalan baik. Khususnya bagi Lapas jajaran di Jatim yang sudah menjalankan program tersebut, salah satunya di Lapas Kelas I Surabaya.

Advertisement

Imam Jauhari menjelaskan, Lapas Kelas I Surabaya memulai proses skrining awal pada Sabtu (4/3). Proses skrining ini diakui Imam sebagai langkah awal untuk menentukan peserta program rehabilitasi sosial. Dalam hal ini sasarannya yakni war- ga binaan kasus narkoba. “Pada Sabtu lalu sudah dilakukan skrining awal di Lapas Kelas I Surabaya. Skrining awal dilakukan kepada 191 warga binaan kasus narkoba yang ada di Lapas Kelas I Surabaya,” kata Imam Jauhari, Minggu (5/3).

Dijelaskannya, sebanyak 191 orang warga binaan kasus narkoba ini statusnya masih sebagai calon peserta. Dimana pada proses skrining dilakukan oleh 23 orang petugas. Sehingga dari proses skrining yang dilakukan petugas dapat menyaring para warga binaan layak mendapatkan rehabilitasi sosial. “Dari jumlah tersebut, nantinya hanya kami pilih 140 orang saja yang akan ditetapkan sebagai peserta rehabilitasi sosial,” tegasnya.

Sementara itu, Kalapas Kelas I Surabaya, Jalu Yuswa Panjang menambahkan, skrining pada tahun ini menggunakan formulis penilaian ASSIST versi 3.1 (Alcohol Smoking

Substance Use Involvement Screening and Test). ASSIST selama ini digunakan sebagai alat ukur untuk mengidentifikasi seseorang memiliki riwayat penggunaan zat, bagaimana risikonya dan apakah ada indikasi ketergantungan zat.

“Rehabilitasi ini untuk mempersiapkan mereka agar lebih siap bila suatu saat kembali ke masyarakat,” tambahnya. Masih kata Jalu, tantangan sesungguhnya bagi mantan pecandu maupun penyalahguna narkoba berada pada masyarakat. Dukungan berbagai pihak seperti keluarga dan edukasi yang tepat kepada masyarakat dan pecandu narkoba dapat memaksimalkan tercapainya tujuan rehabilitasi sosial tersebut. “Stigma yang terbangun tentang Pecandu narkotika di masyarakat patut untuk diminimalisir. Sehingga kondisi mantan pecandu narkoba dapat diterima di tengah masyarakat dan tidak mengalami diskriminasi,” pungkasnya. [bed]

This article is from: