10 Profil
KAMIS, 11 OKTOBER 2012 M 25 DZULQAEDAH 1433 H
H BASRIZAL KOTO
Terus Mengabdi untuk Riau
H BASRIZAL Koto adalah sosok fenomenal di dunia entrepreneurship Indonesia. Tepat hari ini, Kamis, 11 Oktober 2012, pria yang biasa dipanggil Basko ini, genap berusia 53 tahun. Ia lahir dari keluarga miskin di Kampung Ladang, Padusunan, Padang Pariaman, 11 Oktober 1959 silam. Ibundanya, Hj Djaninar, sejak masih gadis kecil sudah menjadi yatim piatu. Ayahnya, H Ali Absar juga yatim sejak kecil. Melalui jasa baik seorang paman ibunya, keduanya ditumpangkan menikah pada acara perkawinan kemenakan paman itu. Makanya, sejak kecil Basko menyadari, bahwa ia adalah orang miskin. Tapi kemiskinan tidak boleh dinikmati. Dia harus dilawan. Karena itu pula, ia bertekad harus keluar dari kemiskinan. Caranya, harus bekerja keras dan memiliki motivasi diri yang tinggi. Bagi Basko, kemiskinan bukan untuk diterima sebagai nasib, apalagi membuat dirinya menjadi rendah diri. Begitu ia merasa mulai dewasa, berangkat dari modal semangat, motivasi yang tinggi serta tekad baja, umur 26 tahun ia sudah bisa mendirikan PT Cerya Zico Utama di Pekanbaru. Kemudian di Padang mendirikan Minang Plaza-sekarang bernama Basko Grand Mall dan Premier Basko Hotel. Basko juga punya media di Pekanbaru, Batam dan Padang, serta sedang membangun Green City Superblock di Jalan Sudirman, Pekanbaru. Green City sebuah kawasan ideal yang akan menjadi New
Iconic Kota Pekanbaru, Riau di masa depan. Kawasan dengan konsep superblock terpadu yang menggabungkan office tower setinggi 21 lantai, condotel 16 lantai, apartment 16 lantai, shopping mall and arcade 4 lantai dan convention hall.“ Tidak hanya itu, Basko juga terus mengembangkan bisnisnya di Jakarta. Ia akan membangun Basko Green Tower, tepatnya di Jalan TB Simatupang 40 lantai. Selain terus mengembangkan sayap bisnisnya, Basko juga berkali-kali memberikan ceramah untuk memotivasi kepada anak muda maupun mahasiswa serta sarjana yang baru tamat untuk bisa menjadi entrepreneur (pengusaha), minimal bisa mandiri. Tidak tergantung kepada orang lain. Dan, usai memberi ceramah, selalu ia mendapat pertanyaan; Modalnya dari mana? Dan siapa yang akan memberi fasilitas dalam memulai usaha? "Dalam kesempatan ini saya jujur menyampaikan, bahwa saya melangkah dengan tanpa ijazah apapun. Tetapi dengan kerja keras dan kemauan yang tinggi saya membangun kepercayaan diri. Kuncinya, saya tidak pernah merasa takut untuk memulai terjun ke bisnis
apapun. Karena jika takut dan ragu serta memikirkan resiko, tidak akan pernah ada yang bisa saya lakukan," kata Basko. Jika berdasarkan feeling dan instingnya pekerjaan itu harus dilakukan, maka ia pun langsung mengerjakannya. Bagi Basko, hidup ini adalah pilihan. Makanya, ketika berumur 12 tahun, ia sudah harus memilih. Pilihan pertama, ia harus melanjutkan sekolah dasar sampai tamat. Kedua, ia berhenti sekolah dan ketiga, harus bekerja membantu saudara dan orang tua. Akhirnya ia memilih berhenti sekolah hingga kelas 5 SD. Ia kemudian bekerja dan bertekad membantu ekonomi keluarga. Ia merantau ke Pekanbaru, Riau, dengan memasang niat dalam hati; dirinya harus berhasil dan akan membawa orangtua yang miskin ikut bersama ke Pekanbaru. Basko membangun diri mulai dari kernet oplet di Pekanbaru. Ia masuk ke Pekanbaru dengan segala suka dan dukanya tahun 1972 dengan menumpang bus gratis dari Pariaman ke Pekanbaru. Dengan hanya 'modal dengkul' yang disertai tekad yang membaja, ia lakoni jadi kernet oplet sampai tahun 1974. Tapi, ketika sopir ingin mengajarkannya membawa mobil, ia katakan bahwa cita-cita dirinya bukanlah menjadi sopir. Usai menjadi kernet, ia belajar menggunting dan membuka jahitan di Bom Baru, Pekanbaru, sampai tahun 1977. Tahun 1978, merasa ilmu masih kurang, ia balik kampung ke Pariaman dan kemudian merantau ke Padang. Dengan segala suka dan duka, serta selalu berpegang kepada nasihat Amak, ia arungi samudera kehidupan. Sambil membantu kehidupan keluarga (tiga orang adik yang masih kecil), ia tahan pahit getirnya kehidupan. Tahun 1979 ia pindah menjadi tukang jahit di Simpang Haru, Padang. Badai kehidupan waktu itu menghantam dirinya dengan deras sekali, tetapi ia tetap tegar. Ketika menjadi tukang jahit di Simpang Haru, rumah yang disewanya terbakar, dan Amak yang lagi sakit, selamat. Ia dan keluarga sempat tinggal di gerbong kereta api Simpang Haru. Setelah itu, kembali
‘menggeliat’ menjadi makelar sepeda motor dan mobil tahun 1980-1982 di Blok A Padang. Sehingga kini group usaha Basko mempunyai ribuan karyawan. Tahun 1982 ia menikah. Tahun 1983 kembali lagi ke Pekanbaru, kota yang pernah mengalahkan dirinya. Kali ini, seluruh keluarga dibawa. Mulai dari ibu, adik dan anaknya yang paling tua, Lidya, untuk membuka lembaran baru kehidupan. Ia memulai dengan membuka toko asesoris/variasi mobil. Toko asesoris ini adalah yang pertama kali di Pekanbaru. Karena belum ada orang lain yang membuatnya. Dan, berkat doa Amak dan keluarga, usaha ini maju sekali. Ia bahkan mampu memberangkatkan Amak dan Abak ke Tanah Suci Mekkah. Setelah tahuntahun itu, hampir semua usahanya berkembang dengan pesat. Tahun 1985 Basko menjadi Presiden Direktur PT Cerya Zico Utama yang didirikannya di Pekanbaru. Perusahaan ini bergerak di bidang jual beli mobil bekas dan mobil baru, juga yang pertama di Riau. Kemudian berkembang lagi tahun 1989, karena dengan bendera PT Barata Jaya Utama, ia ditunjuk sebagai Main Dealer Chevrolet oleh PT Garmak Motor untuk Provinsi Riau, oleh pengusaha ‘Kelompok Cendana’ H Probosutedjo. Tahun 1991 ia mendirikan PT Basco Jaya Utama sebagai main dealer Chevrolet di Sumatera Barat. Tahun 1994 akhir, ia mendirikan PT Basko Minang Plaza. Inilah cikal bakal berdirinya Minang Plaza (saat ini Basko Grand Mall) yang terletak di Air Tawar. Sementara di Sumbar rampung pembangunan Minang Plaza, di Pekanbaru saya dirikan PT Bastara Jaya Muda, yang bergerak dalam transportasi kayu. Dirinya hanya menerima sewa angkutan kayu dari pemegang HPH, dengan armada lebih kurang 200 unit truk. Bisnis Media "Pada era reformasi saya atas dukungan Uda H Basril Djabar dengan Timnya dari Harian Singgalang, saya masuk ke bisnis media. Yaitu mendirikan Riau Mandiri Grup. Terdiri dari Harian Riau Mandiri di Pekanbaru, Sijori Mandiri di
Batam dan Radio Mandiri FM di Pekanbaru, kata Basko. Kini Riau Mandiri Grup telah berganti nama menjadi Haluan Media Group (HMG). Ada empat media yang berada di bawah naungan HMG, Haluan di Padang, Haluan Riau, Haluan Kepri dan Radio Mandiri FM di Pekanbaru. Pergantian nama dilakukan setelah Harian Haluan di Padang diambil alih Basko dari manajemen lama sejak 1 Oktober 2010. Tekad Basko adalah ingin menyelamatkan nilai-nilai sejarah Harian Haluan dan mengembangkannya sehingga kelak bisa membangkik batang tarandam. Kemudian Basko mendirikan PT Cerya Riau Mandiri Printing yang bergerak sebagai perusahaan security printing. Saudagar Memang, sejak kecil Basko berusaha dan bercita-cita menjadi pedagang atau saudagar besar. Untuk mewujudkan cita-cita itu, sejak kelas satu SD ia sudah belajar dagang kecil-kecilan dengan berjualan kerupuk ubi ganepo, pisang goreng dan lainnya. Juga ketika berangkat remaja ia berdagang sabun, blau, petai, dan akhirnya jual beli sepeda motor dan mobil. Semua ia lakoni dengan cara dia, dengan kecerdasan emosi, sehingga mendapat keuntungan jauh lebih banyak dari sesama pedagang sejenis. Kuncinya antara lain, terus menjalin hubungan dengan mitra dagang dan belajar secara profesional menekuni apapun pekerjaan. Menjalin hubungan dengan siapapun ini, di kemudian hari juga membuat keuntungan tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Buktinya, sejak tahun 2000 hingga 2015, Basko dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR). Selain itu, ia juga dipercaya menjadi Pembina ESQ untuk Provinsi Riau, serta Ketua Yayasan Pendidikan Bunda, Riau. Ia sangat paham, bahwa dirinya tidak memiliki sebuah ijazah pun. Satu-satunya penghargaan pendidikan yang ia punya adalah ‘Ijazah ESQ’ yang dikeluarkan oleh sahabatnya Ary Ginanjar Agustian. Karena itu, ia berjanji pada dirinya sendiri akan ikut mencerdaskan
bangsa, melalui caranya sendiri. “Ini artinya, selain ia sangat gigih mengembangkan bisnis, ia juga mengimbangi dengan hal-hal lain menyangkut kebersamaan dan kepedulian antar sesama. Tapi, ada satu hal yang tidak pernah ia lakukan, yakni menjadi bagian dari partai politik. Karena menurut Basko, jika sudah berpolitik, maka ia akan berpihak pada kelompok tertentu dan tidak bisa lagi mewujudkan cita-citanya, yakni menjadi saudagar yang sesungguhnya. Kebersamaan ini, tidak saja ia baktikan dengan menjadi Ketua Umum IKMR, pembina ESQ, atau peduli terhadap dunia pendidikan saja. Tapi juga diimplementasikan kepada kepentingan rakyat dan masyarakat Riau dalam bentuk yang lebih besar. Misalnya, secara bersama-sama ikut merebut CPP Block dari PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) untuk dikembalikan kepada masyarakat. Jadi, sesungguhnya menjawab pertanyaan di awal tadi, modal dirinya bukan ‘pitih babilang atau ameh babungkah’, atau fasilitas pejabat. Tetapi adalah semangat, fikiran, tekad baja, pantang menyerah, feeling bisnis yang tinggi, membina hubungan dengan siapapun, serta berdoa kepada Allah SWT dan doa serta bimbingan dari Amak, Abak dan dukungan keluarga serta para
Biodata Nama Tempat/Tanggal Lahir Alamat Perusahaan: Haluan Media Group
sahabat dan relasi yang ia cintai. Terus Mengabdi Saat dimintai komentarnya tentang kondisi Bumi Lancang Kuning, ia tampak tersentak. Pria yang sangat concern memikirkan dan terus mengabdikan diri di negeri kaya ini, mengungkapkan kerisauaannya melihat nasib putra-putri Riau yang masih banyak putus sekolah. Tak hanya itu, sekolah-sekolah juga banyak yang rusak dan tidak layak digunakan untuk proses belajar mengajar. Bahkan ada yang berlantai tanah, berdinding daun kelapa.“ Ia berharap pemerintah betulbetul serius dan fokus dalam memajukan dunia pendidikan di Riau. "Perbaiki dan bangunlah sekolahsekolah yang berkualitas. Negeri kita ini negeri kaya, gunakanlah dana APBD yang jumlahnya triliunan itu untuk kemajuan negeri Riau," ujarnya. Imej Riau sebagai negeri kaya itu, katanya, seharusnya juga melambangkan kesejahteraan masyarakat Riau. Bukan malah sebaliknya. Namun yang paling menyesakkan dada, menurut President and Chairman Basko Group ini, banyaknya pejabat di Riau yang tersangkut kasus korupsi. Ke depan, Ia mengimbau masyarakat Riau untuk dapat lebih selektif memilih kepala daerah, termasuk pada Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) tahun 2013 mendatang. ***
: H Basrizal Koto : Pariaman, 11 Oktober 1959 : Jl. Diponegoro No. 9 Pekanbaru, Riau Jl. Bangau Raya No. 9 Pondok Labu, Jakarta Selatan
Harian Haluan Harian Haluan Riau Harian Haluan Kepri Radio Mandiri FM
Basko Grand Mall (Padang) Premier Basko Hotel (Padang) PT Cerya Zico Utama (Riau) PT CRMP (Riau) Green City Tower (Riau) Organisasi: Ketua Forum Silaturahmi Saudagar Minang (FSSM) 2008-2013 Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) 2000-2015 Ketua Yayasan Pendidikan Bunda Riau Ketua Pembina ESQ Provinsi Riau * Penerima Asean Executive Golden World di Jakarta selaku Komisaris PT Basko Minang Plaza dan Preskom PT Inti Kharisma Mandiri Riau Tahun 2001
Editor : Haluan Riau
Penata Halaman : Haluan Riau