Haluan 06 Mei 2014

Page 4

4

SELASA, 6 MEI 2014 7 RAJAB 1435 H

DIDUGA DIBAKAR ANAK FUNK

Ruko Pasar Mandalay Dilalap Sijago Merah SAGULUNG, HALUAN — Warga dan pedagang Pasar Mandalay, Kecamatan Sagulung, sempat dihebohkan peristiwa kebakaran, Senin (5/5) sekitar pukul 11.00 WIB. Kebakaran tersebut langsung diketahui pedagang setempat yang berasal dari lantai II, dikarenakan gumpalan asap tebal.

Empat Bulan, 5.300 TKI-B Dideportasi ke Tanjungpinang TANJUNGPINANG, HALUAN — Selama empat bulan terakhir, atau sejak Januari hingga April 2014, Pemerintah Kerajaan Malaysia mendeportasi 5.300 Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKI-B) melalui pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura, Kota Tanjungpinang. Kepala Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan (Dinsosnaker) Kota Tanjungpinang, Dimyath mengatakan, kedatangan TKI-B itu dalam seminggu bisa sampai tiga atau empat kali. “Jika jumlah TKI yang berada di penjara Malaysia sudah menumpuk. Maka, para TKI harus segera dipulangkan. Itu yang menyebabkan dalam seminggu kepulangan bisa hampir setiap hari,” jelasnya, di Senggarang, Senin (5/5). Dimyath mengatakan, saat ini sebanyak 5.300 TKI-B tersebut sudah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing beberapa waktu lalu. Saat ini, kata Dimyath, TKI yang berada dipenampungan berjumlah 190 orang. Dimana para TKI-B tersebut pada Rabu (30/4) lalu, dideportasi dari Malaysia melaui pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura. Terdiri dari 134 laki-laki, 60 perempuan, satu anak lakilaki, dan satu anak perempuan. Saat ditanyai, apakah kedatangan para TKI-B tersebut dapat menambah beban bagi Pemko Tanjungpinang. Dimyath mengatakan, hal itu bukanlah beban. Sebab sebagai warga negara, Pemerintah Kota Tanjungpinang berkewajiban untuk menampung para TKI tersebut. (h/hk)

Tiga Siswa SMP Ikut UN di Lapas Pekanbaru PEKANBARU, HALUAN — Tiga siswa SMP yang terjerat kasus pidana terpaksa mengikuti Ujian Nasional (UN) yang serentak digelar pada Senin (5/ 5) ini, di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Anak dan Wanita Pekanbaru. Demikian diungkapkan Kasi Pembinaan Narapidana dan Kegiatan Kerja Lapas Anak dan Wanita Pekanbaru, Muhammad Hasan kepada wartawan, Senin (5/5). Dijelaskan Hasan, ketiga siswa ini terkait tindak pidana yang berbeda, yaitu kasus pencurian kendaraan bermotor sebanyak dua orang dan satu orang lainnya dalam kasus pencabulan. “Di sini ada tiga orang yang mengikuti ujian. Tiga orang siswa ini, masing-masing dari SMP 23, Tri Bakti dan dari Pelalawan, Kerinci,” kata Hasan. Pelaksanaan ujian di Lapas Anak dan Wanita Pekanbaru, kata Hasan, dimulai sekitar pukul 08.30 WIB. “‘Sebenarnya akan dimulai pagi, namun biar serentak, kita tunggu yang dari Kerinci Pelalawan. Jadi, kita seragamkan mulainya,”’ jelasnya. Sementara itu, untuk pelaksanaan UN tersebut, bagi mereka yang ujian, tiap satu orang siswa diawasi dua orang pengawas, sementara dari Lapas tidak menyiapkan pengawasan khusus. “‘Totalnya ada enam orang pengawas,”’ tambahnya. Lebih lanjut Hasan menjelaskan, kalau Lapas Anak Pekanbaru telah menyediakan ruang dan perlengkapan bagi siswa yang ujian. Sehingga tidak ditemukan kendala yang berarti dalam pelaksanaan UN tersebut. “‘Alhamdulillah tidak ada kendala. Kita fasilitasi buku dan alat tulis belajar,”’ katanya. Di Lapas Anak dan Wanita Pekanbaru sebenarnya ada empat siswa yang diagendakan mengikuti UN tingkat SMP, namun satu orang meminta penundaan dan lebih memilih ikut ujian susulan. “‘Saya tidak tahu pasti alasannya. Tapi, yang satu ini akan bebas tanggal 7 Mei 2014,” pungkas Hasan. (h/hr)

PEMBANGUNAN — Pusat Pemerintahan Provinsi Kepri di Dompak, Tanjungpinang, berimbas pada pertumbuhan perekonomian disekitarnya. Terlihat aktivitas kapal-kapal kayu pengangkut barang antar pulau tanpa mengganggu aktivitas nelayan yang ada di bawah Jembatan III Dompak, Tanjungpinang, beberapa hari yang lalu. SUTANA

Wabup Bengkalis Tinjau UN SMP BENGKALIS, HALUAN — Wakil Bupati Bengkalis H Suayatno mengharapkan seluruh siswa yang mengikuti Ujian Nasional (UN) untuk tetap mengutamakan kesehatan. Jangan karena terbebani dengan keinginan yang kuat untuk lulus, lantas terlalu memporsir diri karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan. “Jalani saja ujian ini dengan penuh semangat. Yang penting tetap berusaha dan jangan lupa berdoa,” ujar Suayatno kepada sejumlah wartawan disela-sela meninjau pelaksanaan UN di sejumlah sekolah, Senin (5/5). Sebenarnya UN merupakan rutinitas yang memang harus ditempuh oleh para pelajar untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mau tidak mau, suka tidak suka, UN ini pasti akan dihadapi. Oleh karena itu, para pelajar hendaknya membekali diri sejak awal. “Ini hanyalah sebuah rutinitas, jadi untuk apa ditakuti. Yang penting belajar dengan sungguh-sungguh dan berdoa.

Sisanya kita pasrahkan pada Allah SWT,” ulangnya lagi. Dalam kunjungannya, Wabup didampingi Kepala Dinas Pendidikan H Herman Sani, Kepala Kemenag Bengkalis H. Jumari, Sekretaris Disdik HM Nor Alamsyah, Asisten III Setdakab H. Herdi Salioso, Kepala BKD H. Eri Nasrizal, Kepala Balitbang Sopyan Hadi, Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik, Hj Umi Kalsum dan beberapa pejabat eselon III lainnya. Sekolah yang pertama kali dikunjungi adalah SMPN 1 Bengkalis. Di sini, Wabup langsung diterima Kepala SMPN 1 Bengkalis H. Irwan. Kemudian dilanjutkan dengan MTsN Bengkalis, dan terakhir ke sekolahsekolah di Kecamatan Bantan. Seperti harapan Pemkab pada umumnya, Suayatno juga berharap agar persentase kelulusan pelajar SLTP yang mengikuti ujian nasional (UN) tahun ini bisa lebih meningkat. Hal itu, seiring dengan komitmen Pemkab Bengkalis dimana salah satu visinya adalah mewujudkan Bengkalis sebagai Kota Pendidikan.

“Ya harapan kita tentunya tingkat kelulusan anak-anak didik kita khususnya yang SMP sederajat ini bisa lebih baik lagi,” ujar Wabup. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis H. Herman Sani, optimis kalau tingkat kelulusan para peserta UN di Kabupaten Bengkalis akan lebih baik bila dibandingkan dengan tahun lalu. Namun demikian, hal itu bukanlah menjadi tujuan utama, karena tingkat kelulusan yang besar tidak bisa dijadikan jaminan, kalau mutu pendidikannya juga bagus. Akan lebih baik lagi, ujar Herman Sani, juga diiringi dengan keberhasilan pelajar dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi juga meningkat. “Ini yang perlu kita garis bawahi, bahwa lulus UN bukan tujuan akhir, masih ada lagi yang perlu dipikirkan yaitu bagaimana anak didik kita bisa bersaing dalam melanjutkan pendidikan, baik ke sekolahsekolah favorit maupun perguruan tinggi,” ujarnya. (h/hr)

UNTUK LULUS K2

Staf Lurah Pematang Reba Diduga Palsukan SK Honorer RENGAT, HALUAN — Staf Kantor Lurah Pematang Reba di Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu diduga memalsukan Surat Keterangan (SK) honorer. SK tersebut digunakan mengikuti tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari kategori honor K2 masa kerja 30 Desember tahun 2005 dan sudah bekerja sebagai honorer minimal selama satu tahun. Informasi yang berhasil di himpun di lapangan, Senin (5/ 5) menyebutkan, empat orang tenaga honorer di kantor lurah yang ingin masuk dalam ketegori honorer K2 mengusulkan diri pada tahun 2013 lalu. Dengan memenuhi persyaratan yang diminta oleh Badan Kepegawaian

Nasional (BKN) melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Masing-masing honorer yang mengumpulkan berkas adalah Ivan, Budi, Alamsyah dan Yessi. Salah satu dari mereka, yakni Ivan tenaga honorer di Kantor Lurah Pematang Reba, diduga memalsukan SK honorernya. Dimana, dia diketahui bekerja sebagai tenaga honorer sejak tahun 2007, namun menggunakan SK honorer Kelurahan Pematang Reba tahun 2005/2006. Namun, kuat dugaan kalau SK honorer tahun 2007/2008 juga diduga palsu. Sedangkan SK honorer tahun 2005 dan 2006 yang diduga palsu tersebut ditanda tangani oleh Dudi Sunandar. Pada tahun 2005

dan 2006 saat itu lurah dijabat oleh Dudi Sunandar, dimana tanda tangan Dudi Sunandar tidak sama dengan SK yang digunakan oleh Ivan. Lurah Pematang Reba Firdaus B, dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (5/5) mengatakan, kalau dirinya menjabat sebagai lurah di Kelurahan Pematang Reba sejak Juni 2012. Lurah tidak mengetahui soal usulan empat tenaga honorer di kantornya untuk masuk tes K2. “Mereka yang honorer tidak ada menyampaikan kepada saya, kalau mereka sedang mengusulkan masuk K2 dan ikut tes CPNS,” ujar Firdaus. Diungkapkannya, me mang Ivan menjadi bahan perbincangan di kantor. Sebab, honorer sejak tahun 2007 sudah bisa masuk K2 dan lulus tes CPNS yang dilakukan beberapa waktu lalu. “Ada yang honorer sejak tahun 1990 sebagai juru ukur di Kelurahan Pematang Reba ini atas nama Alamsyah, namun tidak lulus K2,” kata lurah yang dikenal bersahaja. Untuk diketahui, BKN mengeluarkan persyaratan untuk peserta K2 yang ingin mengikuti tes CPNS dengan ketentuan, yakni memiliki SK honorer dari instansi Pemerintahan, honorer tidak dibiayai APBN dan APBD, pada tanggal 1 Januari usia sudah 19 tahun maksimal 45 tahun, tanggal 30 Desember 2005 minimal honorer sudah satu tahun, serta honorer terus menerus dan tidak terputus. (h/hr)

Saat itu juga warga menghubungi pihak Kepolisian Sagulung dan empat unit mobil pemadam kebakaran Pemerintah Kota (Pemko) Batam langsung turun ke lokasi untuk menjinakkan api tersebut. Namun beruntung, api tersebut berhasil dijinakkan sekitar 10 menit kemudian. Faijan, warga Pasar Mandalay mengatakan, kejadian ini sudah dua kalinya. Yang pertama dari pintu masuk ruko itu dan kemudian di lantai II. Tapi, anehnya itu, tak tahu siapa yang sengaja membakarnya. Sebab, aliran arus listrik tak ada sama sekali. Namun, belakang ini banyak anak-anak funk dan anak yang putus sekolah bermainmain di lantai II itu. Dikatakannya, sebelum kebakaran itu warga setempat pernah menemukan barang berupa sebuah alat kontra sepsi, lem serta pakaian dalam wanita. Maka itu, warga serta pedagang pasar menduga bahwa anak-anak itu yang melakukannya. “Sebelum kejadian ini, ada lima orang anak-anak yang bermain-main diatas. Dan setelah turun dari atas, langsung ada gumpalan asap keluar dari jendela ruko. Jadi, kami menduga merekalah yang melakukan ini. Karena, dalam kejadian itu anak-anak tersebut sempat melarikan diri,” kata Faijan, di lokasi siang itu. Di lokasi, warga tak terima ulah anak-anak itu, mereka mencari dan langsung menangkap anak-anak yang berhasil kabur. Kemudian warga minta anakanak itu diamankan di Polsek Sagulung untuk diminta keterangan akibat hal tersebut. Tak beda dikatakan, Saiful Bahri Lubis. Ia mengatakan, selama ini banyak anak-anak yang bermain di lokasi itu. Bahkan, anak-anak ini bermainnya sampai pada subuh hari sambil membawa pasangan perempuannya masing-masing. “Pasangan perempuannya cantik loh, apakah tak diawasi orangtuanya. Sampai mereka masuk ke lokasi ini. Tak usah jauh-jauh, kalau sudah diatas berpasangan, tak mungin tak berbuat. Apalagi sempat ditemukan barang pelindung berupa sebuah alat kontra sepsi,” ujar Lubis kepada wartawan. Katanya, dia juga pernah mengumpulkan anak-anak yang putus sekolah di lokasi

karena terjebak di razia. Kemudian, warga sekitar langsung memberi arahan supaya tak ngumpul lagi dan tak di sini lagi tempatnya. Namun, sampai saat ini, mereka masih berulah lagi. Berarti, kemungkinan orangtua dari anak-anak ini tak mengawasi kemana arah anak keluar rumah. “Waktu itu, kami sempat menangkap anak-anak ini di lantai II, saat itu mereka lagi peluk-pelukan sambil ngelem. Sesudah itu, kami berikan arahan agar tak mengulangi. Eh tahunya masih berulah kayak gini,” ujar dia. Rahel, kelas 2 SMP Efata, salah satu temannya dari Andre, Wahyuda, Rahman serta Ongki alias Monto yang diamankan pihak Kepolisian Batuaji. Rahel, perempuan yang tinggal di Genta, Batuaji mengakui baru setahun ikut bergabung dan baru ikut sekali main di Pasar Mandalay. Yang jelas, katanya, dari sekitar pukul 08.00 WIB, mereka sudah mulai mainmain di atas. Sedangkan Andika dan Wahyuda turun ke bawah jam 09.00 WIB, dikarenakan panas diatas. “Saya baru sekali ikut bermain diatas pak. Bahkan baru setahun kenal sama mereka, saya sudah turun dari bawah sementara teman yang lainnya masih diatas. Tahunya, sudah ada api membesar,” akunya Rahel kepada Haluan Kepri, saat digiring ke Polsek Sagulung. Sementara itu, Kapolsek Sagulung AKP T Manihuruk bersamaan Kanit Reskrim Ipda R Simamora datang ke lokasi kebakaran. Manihuruk mengatakan, untuk dalam insiden ini belum bisa dipastikan apa penyebabnya. Namun yang jelas, kita masih melakukan penyelidikan selanjutnya. “Kita masih melakukan penyelidikan berlanjut untuk mengetahui penyebabnya. Tapi, untuk saat ini ada lima orang anak-anak yang putus sekolah diamankan. Namun, belum bisa dipastikan apakah mereka yang berbuat. Tapi pada saat kejadian, kata warga bahwa saat api terlihat mereka baru turun ke lantai dasar serta kabur saja,” kata pria berpangkat tiga balok itu. Di lokasi kejadian pun, pihak polisi setempat serta tim Identifikasi Polresta Barelang langsung memasang police line atau garis polisi agar tak dilalui warga sekitar. (h/hk)

Denpom 1/3 Pekanbaru Terus Kembangkan Kasus Sabu PEKANBARU, HALUAN — Pihak Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/3 Pekanbaru terus melakukan penyidikan, pasca tertangkapnya dua oknum TNI asal Jambi yang membawa narkotika jenis sabu seberat satu kilogram, dalam razia yang digelar Minggu (4/5) dini hari. Dari keterangan tersangka, keduanya mengaku membawa sabu tersebut dari Medan, Sumatera Utara untuk dibawa ke Jambi. Hal tersebut seperti disampaikan Komandan Denpom 1/3 Pekanbaru, Letkol CPM Tugino kepada wartawan, Senin (5/5). “Saat ini, kita masih melakukan upaya penyidikan dan pengembangan. Dari keterangan kedua tersangka, mereka mengaku membawa sabu itu dari Medan, Sumatera Utara,”’ jelas Tugino. Lebih lanjut Tugino menjelaskan, sampat saat ini kedua oknum TNI tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan. Selanjutnya, Denpom masih terus melakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan yang terkait dengan keduanya. “‘Status mereka sudah tersangka. Pengembangan masih dilakukan, sementara belum terkuak siapa jaringannya,” ucapnya. Sebelumnya, razia gabungan yang dilakukan jajaran Polresta Pekanbaru, Kodim, POM TNI, dan Satpol PP Pekanbaru di Simpang Bingung, Kecamatan Rumbai, Minggu (4/5) dinihari. Alhasil, mengamankan sabu seberat satu kilogram. Selain itu, petugas juga berhasil menyita satu pucuk senjata api yang didapat dari dalam mobil merek Toyota Avanza yang terdapat dua orang anggota TNI dan seorang warga sipil. (h/hr) >> Editor : Nasrizal

>> Penata Halaman : Syamsul Hidayat


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.