kelas12_program-bahasa-aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi

Page 39

juangan pahlawan bangsa. Bahkan, ketika sesi diskusi dibuka, mereka pun berebut bertanya kepada narasumber. "Mengapa setelah pemerintah menetapkan tanggal 19 Desember (hari lahir PDRI) sebagai Hari Bela Negara, tokoh PDRI yakni Sjafruddin Prawiranegara belum dapat dianugerahkan sebagai pahlawan nasional," begitu pertanyaan yang diajukan oleh Astrid Vinanda, pelajar kelas 2 IPS SMA 2 Sidoarjo. Masih banyak lagi murid SMA yang mengajukan pertanyaan kritis, menyangkut segala hal tentang perjuangan PDRI. Semua itu menunjukkan para pelajar tersebut demikian antusias mengikuti program ini. Sejatinya, tema kegiatan LasenasV 2007 difokuskan untuk menggali secara lebih mendalam sejarah perjuangan tokoh-tokoh PDRI. Maka itu, selama enam hari mulai 13-18 Agustus lalu, mereka diajak menelusuri jejak-jejak perjuangan PDRI di enam kabupaten di Sumbar. Lasenas merupakan sebuah program yang diselenggarakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bersama Departemen Pendidikan Nasional, dan telah menjadi agenda tahunan. Sebelumnya, Lasenas diadakan di Jawa,Aceh, Sulsel, dan Kepulauan Bangka Belitung. Seperti dikemukakan Dirjen Sejarah dan Purbakala Depbudpar, Hari Untoro Drajat, melalui lawatan ke objek bersejarah dan budaya, banyak hal bisa diperoleh para pelajar. "Kita bisa menggali, melihat, serta mengenali makna sejarah yang terkandung di dalamnya," kata dia. Menurut Hari, arti penting kegiatan yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan ini adalah untuk menumbuhkan pemahaman terhadap nilai kepahlawanan, perjuangan, maupun kegotongroyongan. "Nilai-nilai luhur tersebut perlu diteruskan dari generasi ke generasi," tutur Hari menambahkan. Karenanya, kegiatan para pelajar diajak berkeliling dan mengunjungi sejumlah objek bersejarah seperti museum PDRI di Bidar Alam, tugu PDRI di Koto Kaciak, Benteng de Kock, rumah PDRI, serta berdialog langsung dengan tokoh pejuang yang masih ada. Tidak hanya itu, mereka pun berkesempatan mengikuti acara gelar budaya dan kesenian. Kesempatan ini tentu tidak disiasiakan para pelajar yang memang berasal dari seluruh daerah di Tanah Air. Satu per satu, mereka menampilkan ragam kesenian daerah masing-masing.

28

Ahmad Reza Sahputra, siswa Kelas XII IPA MAN 1 Banjarmasin mengaku sangat senang bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru dari seluruh Indonesia. "Ini pertama kali saya punya kenalan baru dari daerah lain," ungkap dia. Apa yang membuatnya lebih berkesan adalah mereka dapat menceritakan keistimewaan daerah masing-masing. Saling belajar bahasa daerah, walau yang paling sederhana, juga menjadi hal yang menyenangkan. Lebih jauh, Reza mengatakan, melalui kegiatan ini, dia juga bertambah wawasan mengenai sejarah perjuangan bangsa. Apalagi dengan melihat langsung ke lapangan, atau berdialog dengan tokoh pejuang, membuatnya lebih memahami makna kepahlawanan. "Ini yang tidak bisa kita peroleh kalau hanya belajar dari buku-buku sejarah di kelas," kata Reza. Karena itu, dia bertekad setelah kembali ke daerahnya, akan menyebarkan pengalamannya ini ke temantemannya di sekolah. Violina, siswi Kelas XII IPS SMA 13 Padang, juga berjanji menceritakan pengalamannya ikut Lasenas kepada teman dan guru di sekolahnya. Apalagi Vio, nama panggilannya, sudah diangkat sebagai duta sejarah. "Tugasnyanya nanti menjelaskan hasil kunjungan ini ke teman-teman sekolah," tutur dia. Sementara bagi Astrid Vinanda, kegiatan lawatan dan kunjungan ke objek sejarah sebenarnya bukan hal baru. Dia pernah ikut Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) tahun ini ke Yogyakarta, Surabaya, dan Pasuruan. Tapi tetap saja, kata dia, kesannya berbeda dengan ikut Lasenas karena dia berkesempatan berkenalan dengan teman sebayanya dari seluruh Indonesia. Hal senada diutarakan Stefanie Kafiar, siswi Kelas XII IPA SMAN 1 Biak. Selain sangat senang bertemu banyak teman baru dari seluruh Indonesia, dia pun sangat terkesan bisa berkunjung ke daerah lain sekaligus melihat objek sejarah dan budaya. Bukan hanya para pelajar yang mendapat pengalaman dan wawasan, para guru yang turut menjadi peserta, punya kesan sama. "Misalkan saja mengenai sejarah PDRI, kita jadi bisa mengetahui lebih banyak tentang perjuangan PDRI. Jadi ini penting bagi guru untuk dapat memberikan pelajaran sejarah yang lebih komprehensif," papar Udel Simbala, guru SMAN 1 Kota Mobagu, Bolaang Mangondow, Sulut.

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa

Sumber: www.republika.co.id


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.