Cotive Workingspace & Coffee Marketing Proposal

Page 1

IMC MANAGEMENT Cotive Workingspace & Coffee Coffee & Productive Ryan Suteja (Owner) Kepada Gabriela 01041190042 Oleh October 2021
Background Customer Segmentations Competitors Value Propositions Design Visualization Channels Customer Relations Key Resources Key Activities Key Partners Cost Structures Revenue Streams BMC 03 04 - 06 07 08 - 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 02 TABLE OF CONTENT
TABLE OF CONTENT

Contact: +62-811105954

BACKGROUND

Cotive.workingspace@gmail.com

Cotive merupakan sebuah kafe beserta workingspace dengan pemilihan nama yang unik, yang juga menjadi tagline mereka yakni "Coffee and Productive". Kafe ini didirikan pada bulan September di tahun 2016, di daerah Gading Serpong, Tangerang, dikarenakan adanya permasalahan pasar. Dimana pada saat itu banyak sekali anak-anak, baik dari jenjang sekolah sampai tingkat universitas memiliki kesulitan untuk mendapatkan tempat yang nyaman untuk menugas selain di rumah. Pendiri dari Cotive sendiri berharap kalau apa yang dibangunnya untuk pasar dapat memberikan dampak yang positif, dimana mereka dapat menemukan tempat yang nyaman untuk bekerja dan menugas, sehingga tetap dapat produktif walaupun sedang bersantai di dalam kafe. Semua yang dibangunnya ini adalah dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi customer

Seiring berjalannya waktu, Cotive pun berkembang dan pada akhirnya pasarnya pun meningkat Dimana bukan hanya anak di jenjang sekolah ataupun universitas, melainkan para pekerja muda pun juga memakai tempat tersebut untuk bekerja. Terlebih di saat pandemi seperti ini yang mengharuskan orang untuk bekerja dari rumah (WFH), Cotive pun semakin diminati oleh pasar sebagai tempat yang nyaman untuk bersantai dan bekerja. Namun seperti roda yang berputar yang tidak selamanya berada di atas, Cotive pun sempat merasakan penurunan. Hal ini dikarenakan ditengah masa pandemi COVID-19, tiba-tiba pemerintah mengeluarkan surat kebijakan PPKM, yang pada akhirnya membuat Cotive harus beradaptasi di dalamnya dengan membatasi jumlah customer yang dapat masuk ke dalam kafe serta jam tutup yang lebih awal Tentunya, hal ini menjadi permasalahan baru bagi Cotive, dimana dikatakan bahwa sales mereka pun turun. Berbagai cara pun sudah dilakukan Cotive untuk tetap dapat beroperasi dan menjual secara maksimal, seperti memasukannya ke dalam berbagai platform delivery online (GoFood, GrabFood), memperbanyak promo di Instagram, etc.

Namun kembali lagi, permasalahannya tetap sama yakni penurunan sales atau penjualan di kafenya

Ruko Golden 8 blok I no.2. Gading Serpong, Tangerang, Banten
03 ABOUT

CUSTOMER SEGMENTATIONS

Cotive yang dibuat dengan tujuan untuk tempat bersantai dan bekerja ini memiliki target market yang cukup luas Dimana secara general, target market dari Cotive sendiri adalah anak-anak muda yang berada di dalam generasi Y dan Z, dengan sifat yang suka untuk bersosialisasi, memiliki jiwa muda, aktif bermedia sosial, dan fleksibel (orang-orang yang dapat membawa pekerjaannya kemanapun. Secara artistik, target market dari Cotive sendiri memiliki sifat minimalis estetis, sehingga Cotive pun di desain dengan sedemikian rupa untuk kenyamanan customernya dalam bersantai dan bekerja di dalamnya

Lebih spesifiknya lagi, mereka menargetkan anak-anak dan pekerja-pekerja muda yang berusia 1530 tahun yang berlokasi di Gading Serpong dan sekitarnya, dengan kondisi ekonomi kelas B (SES B+) atau ekonomi menengah keatas dengan pendapatan perbulan sekitar Rp 3 000 000 perbulannya

25.87%**

https://money.kompas.com/read/2021/01/2

2/145001126/generasi-z-dan-milenialdominasi-jumlah-penduduk-indonesia?page=all

Online & mobile, information is condenced into its very essence, social media

Digital native, prefer smartphone

27.94%**

https://money.kompas.com/read/2021/01/2

2/145001126/generasi-z-dan-milenialdominasi-jumlah-penduduk-indonesia?page=all

Online & mobile, information is condenced into its very essence, social media

Characteristics Generation Y Generation Z Born Percentage from total Indonesian Population Communication Style Technology Fluency Aspiration Attitude Toward Career 1990 – 1995 (25 – 30 y.o.) 1996 – 2006 (15 – 24 y.o.)
Digital native, prefer smartphone Free & flexibility Free & flexibility
Digital entrepreneurs, work ‘with’ not ‘for’ organization
04
Digital entrepreneurs, work ‘with’ not ‘for’ organization
SEGMENTATIONS

COTIVE's PAIN GAIN JOB

Food & Coffee/Non

Coffee

Memperkuat strategi marketing, misal; dari segi promosinya dan di maintain dengan baik serta menggunakan media digital

WorkingSpace

Menjalankan protokol kesehatan dengan baik, dan menerapkan sistem pembatasan pengunjung.

Penerapan kebijakan PPKM membuat mereka harus membatasi jumlah pengunjung.

Strategi marketing yang lebih baik, dan ter-upgrade dalam segi promosinya, yang dilakukan secara digital melalui sosial media - mengarah kepada peningkatan sales kembali

Pencabutan penerapan kebijakan PPKM agar mereka kembali buka secara normal seperti dulu lagi

05
Product Customer job Customer Pain Customer Gain
Terjadinya penurunan sales dari produknya disebabkan oleh karena PPKM PAIN, GAIN, ROLE JOB

COTIVE's PAIN GAIN JOB

Seperti yang sudah terincikan di dalam tabel mengenai permasalahan utama yang dialami oleh Cotive sendiri adalah penurunan sales dalam penjualan produknya yang berupa food and beverages (coffee, non-coffee product, dan makanan), akibat dari pandemi COVID-19 ini. Sehingga, hal ini masuk ke dalam pain dari Cotive. Untuk mengatasi permasalahan ini, Cotive perlu untuk menemukan strategi marketing yang lebih kuat agar sales dari produk mereka dapat kembali naik dan kembali seperti normal lagi Hal ini dapat digolongkan sebagai customer role job, atau apa yang harus dilakukan customer dalam upaya untuk mengatasi pain-nya. Jikalau pain dari Cotive sendiri sudah dapat teratasi, maka Cotive pun akan mendapatkan gain yakni dengan strategi marketing yang lebih baik, terutama di dalam media digitalnya, sales Cotive pun akan naiknya kembali seperti sediakala

Selain itu, Cotive juga memiliki pain di dalam fasilitas workingspace-nya, dimana oleh sebab PPKM yang sudah berjalan cukup panjang ini, menyebabkan Cotive harus membatasi jumlah pengunjung dan menutup kafe lebih cepat Hal ini tentu berdampak juga ke dalam sales dari Cotive, serta terhadap kenyamanan pelanggan dari Cotive sendiri Namun, dikarenakan permaslahan PPKM ini adalah permasalahan eksternal, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan Cotive adalah menaati protokol kesehatan yang berlaku, agar pemerintah dapat cepat untuk menarik kebijakan PPKM-nya. Sehingga Cotive dapat beroperasi seperti sediakala lagi.

06 PAIN, GAIN, ROLE JOB

COMPETITORS

SCANDINAVIAN CAFFEE

Gading Serpong

PRICE RANGE:

50.000-100.000/prs

TURNING POINT CAFFEE

Gading Serpong

PRICE RANGE:

50.000-100.000/prs

Price range yang dicantumkan sudah include dengan pembelian makanan dan minuman dari sana, sehingga itu hanya totalan saja akan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan di dalam.

COMPETITORS

07

Dengan Value Proposition yang dimiliki

oleh Cotive yakni tempat yang nyaman

untuk bekerja, ambience yang

minimalis estetis yang menarik hati

pelanggan, pelayanan yang sangat

baik, kualitas makanan dan minuman

yang sangat terjangkau dan tentunya

enak, saya yakin bahwa Cotive dapat

menarik hati lebih banyak orang lagi jika

dirinya pun dapat berkembang secara maksimal.

Untuk itu, saya menawarkan beberapa jasa marketing yang saya miliki untuk

memaksimalkan perkembangan Cotive

dan mengatasi permasalahannya yakni:

- mengembangkan strategi promosi di dalam media digital,

- pembuatan design materi promosi seperti design e-brochure, catalogue, etc.,

- pengembangan design kemasan yang

sudah dimiliki sebelumnya oleh Cotive.

08
VALUE PROPOSITION VALUE PROPOSITION

Product

mengembangkan strategi promosi di dalam media digital

Pain Relievers Gain Creators

Strategi promosi yang kurang efektif> memiliki strategi promosi yang lebih efektif.

pembuatan design materi promosi seperti design ebrochure, catalogue, etc.

Tidak memiliki design materi promosi seperti catalogue -> memiliki visualisasi design calatogue

pengembangan design kemasan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh Cotive.

VALUE PROPOSITION

Design kemasan yang kurang menarik -> memiliki pengembangan kemasan yang lebih menarik.

09

Back Cover Front Cover

10
P a g e 1 P a g e 2
DESIGN VISUALIZATION
Katalog Lipat 2

CHANNELS

AWARENESS

Dalam membangun awareness, Cotive Workingspace & Coffee menggunakan Instagram sebagai sosial media utamanya. Sehingga, engagement di dalam Instagram bagi Cotive pun sangatlah penting untuk mengetahui seberapa banyak audience yang menyadari akan keberadaan Cotive.

Cotive sendiri memiliki engagement rate yang masih tergolong kurang, yakni sebesar 0.47%.

EVALUATION PURCHASE

Dalam menjalankan coffeeshop & workingspace-nya, Cotive menambahkan contact person, serta alamat emailnya di Instagram.

Dalam hal ini, Cotive bekerjasama

dengan Gojek serta Grab untuk pembelian yang dilakukan secara online.

Selain itu, untuk pembelian offline, Cotive telah mencantumkan alamat beserta direksi ke kafenya pada bio Instagramnya.

DELIVERY

Dalam hal ini, pelanggan dapat

memesan menu dari

Cotive sendiri melalui

Go-Food, dan GrabFood, dikarenakan

Cotive telah

bekerjasama dengan

kedua platform ini untuk pengantaran online.

AFTER SALES

11

CUSTOMER RELATIONS

Dalam membangun hubungan baik dengan pelanggannya, Cotive selalu memberikan pelayanan yang terbaik dengan selalu bersikap ramah, sigap, ustomernya. Sehingga customer pun merasa pada akhirnya membuat customer puas dan ari. Karena seperti yang kita semua ketahui, ak i lk k b ik d

Di dalam customer relationsnya sendiri dengan pelanggan, Cotive menggunakan personal assistance. Dimana mereka telah menyediakan karyawan di kafenya yang akan melayani semua customer yang datang. Dapat dikatakan sebagai personal assistance dikarenakan pada dasarnya, komunikasi yang tercipta di dalam kafe adalah komunikasi langsung, atau interaksi langsung antar manusia. Yang mana kalau dalam hal ini ialah antara karyawan, dengan seluruh customer yang datang ke dalamnya. Disini, karyawan pun mendapatkan kesempatan untuk membangun hubungan yang baik dengan customer.

12 RELATIONS

Sumber daya yang dimiliki Cotive terdapat beberapa kategori. Dimana secara fisik, Cotive sendiri sudah memiliki gedung kafe-nya sendiri, yang berlokasi di Gading Serpong, Tangerang. Selain itu, Cotive juga sudah memiliki mesin kopi dan berbagai macam perlengkapan lainnya untuk memproduksi produknya.

Kemudian, di dalam human resource-nya, Cotive telah memiliki beberapa karyawan yang bekerja di dalamnya, yang tentunya sudah terlatih di masing-masing bidangnya, seperti barista, yang sudah ahli dalam membuat kopi, chef yang sudah ahli dalam memasak, dan sebagainya.

Lalu secara financial, Cotive juga memiliki financial manager-nya sendiri yang sudah terlatih di dalam mengatur setiap keuangan yang dimiliki oleh Cotive, serta dalam membuat financial planning cotive.

KEY RESOURCES

RESOURCES

13

KEY ACTIVITIES

Dalam produksinya, Cotive menggunakan biji kopi yang berasal dari supplier. Supplier yang digunakan oleh Cotive itu hanyalah 1, dikarenakan Cotive ingin menjaga kualitas dan ke-konsistenan dari food and beverages yang dimilikinya, baik dalam menu kopi, nonkopi, ataupun makanannya. Setiap menu yang tertera di Cotive pun memiliki konsep fresh from the oven, dimana mereka baru akan membuatnya, ketika ada order-an yang masuk. Beberapa kegiatan yang dilakukan di dalam produksinya antara lain adalah brewing, cooking, dan packaging.

Kemudian, dalam Sales dan Marketingnya, Cotive menggunakan Social Media untuk menjaga customer relationsnya dengan para customer, yang di handle personal oleh pemiliknya langsung.

Terakhir, untuk bagian supporting, Cotive memiliki bagian financialnya sendiri, dengan adanya financial manager di dalamnya yang bertugas untuk me-maintain keuangan dari Cotive.

14
ACTIVITIES

Dalam partnership-nya, Cotive berkolaborasi dengan Universitas

Prasetyamulia dalam promosi student-card nya. Selain itu, Cotive juga berkolaborasi dengan Ralali.com dalam pembuatan event coffee journey, yang sudah masuk ke dalam season 2-nya.

Kemudian, untuk partnership tetap, tidak lupa juga Cotive memiliki kolaborasi dengan pihak Gojek dan Grab, yang menyangkut dengan penjualan produknya secara online.

KEY PARTNERS

15 PARTNERS

COST STRUCTURE

Untuk Cost Structure-nya sendiri, Cotive

memiliki beberapa hal yang menjadi Cost

tetap baginya, seperti dalam hal packaging

yang menyangkut dengan kemasan dari

produknya. Kemudian, terdapat juga cost

untuk raw materials atau bahan bakunya, yang kurang lebih merupakan bahan baku

yang dibutuhkan untuk membuat produk

utamanya yang bergerak di bidang minuman.

Lalu, terdapat juga cost yang dikeluarkan oleh

Cotive untuk human resource-nya, yang

bersangkutan pada gaji setiap karyawannya.

Terakhir, cost yang menjadi cost tetap Cotive

adalah Wi-Fi nya yang menjadi sangat

penting, bagi fasilitas di dalam

workingspace-nya.

16
COST STRUCTURE

REVENUE STREAMS

Untuk revenue streams-nya atau arus

pemasukannya, Cotive mendapatkan

pemasukan yang berasal dari penjualan

makanan dan minuman setiap

harinya. Hal ini dapat tergolongkan

sebagai asset sales, dimana revenue

dari UMKM ini berasal dari penjualan

produk yang ditawarkannya.

Untuk itu, angka penjualan sangatlah

penting bagi Cotive, karena hal ini merupakan sumber pemasukan

utama, dan satu-satunya yang dimiliki

oleh Cotive Sehingga arus

penjualannya sangat ditentukan oleh

penjualan atau sales yang tercipta

setiap harinya.

17
REVENUE
18 BMC

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Cotive Workingspace & Coffee Marketing Proposal by Gabriela - Issuu