3 minute read

BHS) : Indonesia Meningkatkan Patroli Setelah Penjaga Pantai Tiongkok Menimbulkan Kecurigaan (ENG) : Indonesia To Beef Up Patrols After China Coast guard Raises Suspicion

Indonesia meningkatkan patroli setelah penjaga pantai Tiongkok menimbulkan kecurigaan

AKARTA: Indonesia akan meingtkatkan operasi keamanan ke lautan di beberapa pulau sekitar Laut Tiongkok Selatan setelah penjaga pantai Tiongkok terlihat di sekitar, menimbulkan ke-J curigaan mengenai niatnya, kata seorang pejabat keamanan senior. Kapal itu memasuki zona ekonomi eksklusif 200 mil negara Indonesia di bagian utara kepulauan Natuna pada hari Sabtu dan meninggalkan lautan tersebut pada hari Senin setelah tantangan atas yuridiksi melalui radio, Aan Kurnia, kepala badan keamanan kelautan Bakamla mengatakannya kepada Reuters. Berdasarkan hukum internasional, perjalanan yang tidak disengaja diperbolehkan untuk melalui zona ekonomi eksklusif sebuah negara, namun kata Aan kapal tersebut telah berlabuh terlalu lama. “Karena kapal tersebut berhenti, lalu berputar-putar, kami menjadi curiga, kami mendekatinya dan mengetahui bahwa kapal tersebut adalah kapal penjaga pantai Tiongkok,” katanya, seraya menambahkan angkatan laut dan penjaga pantai yang akan meningkatkan operasi di daerah tersebut. Wang Wenbin, juru bicara menteri luar negeri Tiongkok mengatakan bahwa kapal tersebut melakukan “tugas patroli seperti biasanya di perairan di bawah yuridiksi Tiongkok”. Hak dan kepentingan Tiongkok di perairan di Laut Tiongkok Selatan JAKARTA: Indonesia will increase maritime security operations near some of its islands in the South China Sea after a Chinese coastguard vessel was spotted nearby, raising suspicions about its intentions, a senior security official said. The vessel entered Indonesia’s 200-nautical-mile exclusive economic zone off the northern Natuna islands on Saturday and left on Monday after radio challenges over jurisdiction, Aan Kurnia, chief of the maritime security agency Bakamla, told Reuters. Under international law, innocent passage is permitted through another country’s exclusive economic zone, but Aan said the vessel was lingering too long. “Because this one floated, then went circling, we became suspicious, we approached it and learned that it was a Chinese coastguard vessel,” he said, adding the navy and coastguard would boost operations in the area. Wang Wenbin, China’s foreign ministry spokesman, said the ship was undertaking “normal patrol duties in waters under Chinese jurisdiction”. “China’s rights and interests in the relevant waters in the South China Sea are clear,” Wang told a news conference. Indonesia renamed the northern reaches of its exclusive sangatlah jelas,” kata Wang dalam sebuah konferensi pers. Indonesia mengganti nama wilayah utara zona ekonomi eksklusifnya pada tahun 2017 menjadi Laut Natuna Utara, mendorong balik ambisi teritorial kelautan Tiongkok. Semantara Tiongkok tidak melakukan klaim terhadap pulau-pulau tersebut, kehadiran penjaga pantainya 2.000 KM dari daratannya mengkhawatirkan Indonesia, setelah beberapa pertemuan antara kapal-kapal Tiongkok di zona ekonomi eksklusif Malaysia, Filipina dan Vietnam, mengganggu kegiatan penangkapan ikan dan energi. Kebuntuan selama seminggu terjadi 10 bulan yang lalu ketika kapal penjaga pantai Tiongkok dan kapal-kapal penangkap ikan memasuki bagian utara Laut Natuna, mendorong Indonesia untuk mengirim pesawat tempur dan menggerakan nelayannya. Penjaga pantai Tiongkok sering beroperasi bersama kapal penangkap ikan, yang digambarkan oleh para ahli sebagai milisi yang didukung negara “Sembilan garis putus-putus” pada peta Tiongkok menunjukkan klaim kelautannya yang luas termasuk perairan di kepulauan Natuna. Sebuah panel arbritase internasional pada tahun 2016 membatalkan garis tersebut. Juru bicara menteri luar negeri Teuku Faizasyah menegaskan kembali bah-

Indonesia to beef up patrols after China coastguard raises suspicion

wa Jakarta tidak mengakui garis tersebut. economic zone in 2017 as the North Natuna Sea, pushing back against China’s maritime territorial ambitions. While China has made no claim to islands, the presence of its coastguard nearly 2,000km off its mainland has concerned Indonesia, after numerous encounters between Chinese vessels in the exclusive economic zones of Malaysia, the Philippines and Vietnam, which disrupted fishing and energy activities. A weeks-long standoff occurred 10 months ago when a Chinese coastguard vessel and accompanying fishing boats entered the northern Natuna Sea, prompting Indonesia to send fighter jets and mobilise its own fishermen. China’s coastguard often operates alongside fishing boats described by experts as state-backed militia. The “nine-dash line” on Chinese maps denoting its vast maritime claims includes waters off the Natuna islands. An international arbitration panel in 2016 invalidated that line. Indonesia’s foreign ministry spokesman Teuku Faizasyah reiterated that Jakarta does not recognise the line.

This article is from: