14 minute read

Pariwisata Kabupaten Klaten

Next Article
2.5 Best Practice

2.5 Best Practice

Advertisement

Gambar 3. 2 Elemen pada Setiap Indikator Konsep Smart City

Sumber: www.smartcity.klatenkab.go.id

3.2. Hasil Analisis Rencana Penerapan Smart City pada Pengembangan Pariwisata Kabupaten Klaten

Pada penerapan konsep smart city ini menggunakan beberapa best practice yang memiliki potensi dan peluang pariwisata yang dapat dikembangkan dan sesuai dengan kondisi di Kabupaten Klaten saat ini. Pada intinya pengimplementasian konsep smart city ini lebih ke penyempurnaan konsep yang sudah diterapkan di Kabupaten Klaten dan melakukan penambahan terhadap konsep smart city yang sudah ada, hal ini digunakan untuk meningkatkan sektor pariwisata yang ada dan sekaligus dapat menjadi solusi terhadap permasalahan dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Klaten. a) Smart Branding Smart Branding adalah membranding daerah dengan cara yang pintar dan inovatif dalam mengemas dan memasarkan daerahnya sehingga dapat meningkatkan daya saing daerah. Smart branding melibatkan tiga elemen untuk meningkatkan daya saing daerah, yakni pariwisata, bisnis, dan wajah kota.

Smart Branding cukup penting karena tiap daerah harus dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhannya dengan memanfaatkan potensi lokal, tetapi harus juga mampu menarik partisipasi masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah, serta pelaku bisnis dan investor untuk ikut mendorong percepatan pembangunan daerahnya. Branding daerah memiliki tujuan peningkatan brand value daerah. Brand value ini yang akan mendorong aktivitas perekonomian dan pengembangan kehidupan sosial dan budaya lokal. Hal ini berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendorong pembangunan. Kabupaten Klaten memiliki slogan KLATEN BERSINAR (Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Aman, Rapi) Klaten sebagai wilayah potensial suatu daerah, saat ini belum memiliki brand daerah yang spesifik untuk diperkenalkan bertujuan mengangkat dan menggali potensi dari keunggulan suatu daerah. Kabupaten Klaten memiliki beberapa julukan, yakni Kota Seribu Umbul karena memiliki banyak sekali destinasi wisata air. Selain itu dijuluki dengan Kota Seribu Candi karena di Klaten memang banyak sekali terdapat peninggalan jaman dulu berupa Candi. Namun dengan banyaknya lokasi wisata yang tersebar di Kabupaten Klaten sehingga tiap wisata belum optimal dalam pengembangannya yang artinya tidak mendatangkan banyak pengunjung. Hal ini perlu diupayakan agar tiap objek wisata di Kabupaten Klaten dapat diekspos secara maksimal sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat seperti peningkatan ekonomi. Kabupaten Klaten sudah memnyediakan website visitklaten.com yang memuat informasi tentang wisata Kabupaten Klaten. Namun informasi yang ditampilkan tidak lengkap dan tidak dilengkapi dengan foto objek wisata yang menarik. Selain itu, website ini tidak tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh secara gratis pada smartphone. Tampilannya juga tidak user friendly dan eyecatching.

Gambar 3. 3 Tampilan Website Visitklaten.com

Sumber: www.Visitklaten.com

Sasaran dari smart branding yaitu dengan adanya peningkatan daya saing daerah. Smart branding ini dilakukan dengan carpenataan wajah kota dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional hingga internasional. Inisiatif yang dapat dilakukan untuk pembangunan Smart Branding di Kabupaten Klaten dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut: 1) Merancang, membangun dan memasarkan ekosistem pariwisata (Tourism

Branding) 2) Membangun dan mengembangkan destinasi wisata yang layak bagi wisatawan (destination). 3) Membangun infrastruktur yang mendukung kenyamanan wisatawan (amenities) yaitu jalan, transportasi, penginapan, restoran, dan lain- lain 4) Menciptakan budaya yang ramah kepada pengunjung (hospitality) termasuk kemampuan berbahasa asing, ketersediaan tour guide dan lain-lain. 5) Menciptakan platform yang berguna untuk memasarkan produk dan jasa industri kreatif UMKM Daerah Kabupaten Klaten (Business Branding) misalnya kuliner, kriya, fashion, digital, dan lain-lain. 6) Menciptkan platform guna memasarkan ekosistem perdagangan yang kondusif dan nyaman, yaitu market place daerah. 7) Membangun dan memasarkan produk dan jasa industri kreatif daerah misalnya kuliner, kriya, fashion, digital, dan lain-lain. Strategi utama dalam mewujudkan smart branding di Kabupaten Klaten adalah dengan melakukan :

Tabel 3. 1 Strategi Smart Branding Pariwisata Kabupaten Klaten Sub Pilar Dimensi Strategi

Tourism Branding  Pengembangan destinasi wisata alam (nature) dan wisata budaya (culture)  Pengembangan e-tourism yang terintegrasi pelaku usaha dengan pengembangan kawasan wisata Bussiness Branding  Peningkatan penetrasi brand produk lokal unggulan  Pemasaran branding lokal pada event nasional dan internasional

City Appearance Branding Pembangunan landmark khas di ruang publik dan lokasi strategis

Culture Branding Peningkatan citra Kabupaten Klaten melalui pesona seni dan budaya daerah

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1, 2020

b) Smart Society Smart society adalah bagian dari Smart City, dimana dimensi ini fokus membahas mengenai manusia. Manusia berperan sebagai unsur utama dalam suatu kota. Dalam lingkup sebuah Smart City, interaksi manusia dengan manusia lainnya telah bergerak menuju ekosistem sosioteknis. Ekosistem sosioteknis yakni dimana dimensi fisik dan virtual semakin terjalin intensif dalam kehidupan warga kota. Interaksi antar manusia yang terjalin semakin erat dan tanpa sekat dengan adanya mediasi teknologi. Adapun sasaran dari smart society dalam dimensi Smart City yakni upaya untuk mewujudkan suatu ekosistem sosioteknis masyarakat yang humanis dan dinamis. Ekosistem sosioteknis masyarakat yang humanis yang dimaksud baik fisik maupun virtual guna menciptakan masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif walaupun dengan digital literacy yang tinggi.

Sasaran dari dari smart society dapat diwujudkan dengan pengembangan tiga elemen. Tiga elemen tersebut yaitu ekosistem pembelajaran (learning), komunitas warga (community) dan sistem keamanan (security). Inisiatif yang digunakan untuk pembangunan Smart Society dapat dilakukan dengan beberapa indikator sebagai berikut: a. Mewujudkan interaksi masyarakat yang efisien (Community)  Interaksi sosial antar masyarakat terjadi secara paralel baik antara individu, individu dengan kelompok sosial, serta antar kelompok sosial. Interaksi sosial dapat dilakukan baik secara fisik maupun virtual

(digital) yang memiliki sasaran yaitu untuk mewujudkan partisipasi publik dalam meningkatkan pembangunan daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti adanya berbagai program guna mendukung kemajuan Smart City. Program tersebut dapat berupa program-program kepemudaan, peningkatan keahlian UKM dan lain sebagainya  Pengembangan komunitas di lingkungan warga. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) baik individu, sosial bahkan dengan memanfaatkan lingkungan digital yang positif serta produktif. Salah satu contohnya dengan cara edukasi tentang market place dan lain sebagainya. b. Membangun dan membudayakan lingkungan belajar yang efisien dan interaktif (Learning)  Mewujudkan lingkungan pendidikan yang sang saling mendukung baik antara pendidikan formal dan non-formal. Lingkungan ini guna memberikan kesempatan yang bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan termasuk bagi masyarakat yang disable sekalipun..  Membangun platform edukasi bagi masyarakat misalnya smart school, smart campus, smart pesantren, smart training program dan lain sebagainya. c. Mewujudkan sistem keamanan masyarakat (Security)  Mewujudkan dan menegakkan suatu sistem keamanan dan keselamatan bagi warga masyarakat. Sistem keamanan dilakukan guna perlindungan keselamatan jiwa, keselamatan properti (harta benda), serta keselamatan atas risiko bencana yang mungkin dirasakan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya maupun teknologi sensor digital atau Internet of Thing (IoT).

Adapun strategi smart society di Kabupaten Klaten dirancang sebagai respon atas permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Strategi Smart Society Pariwisata Kabupaten Klaten Sub Pilar Dimensi Strategi

Interaksi Masyarakat yang Efisien (Community)  Pembuatan platform interaksi sosial yang ramah dengan kanal media sosial yang informatif, integratis, dan

edukatif

 Menyelenggarakan literasi digital terkait wisata dan heritage story

 Membangun taman ruang publik yang layak

Ekosistem Belajar yang Efisien dan Interaktif (Learning)

Sistem Keamanan Masyarakat (security)  Membangun e-ticketing untuk memperkirakan kapasitas harian objek wisata  Memperluas pembangunan infrastruktur dan suprastruktur pelayanan bagi para wisatawan

 Melakukan integrasi peran pemerintah daerah dan pengelola objek wisata

 Meningkatkan kapasitas masyarakat dengan literasi digital oleh warga  Pembangunan sistem pelayanan laporan pelanggaran peraturan daerah, dituasi darurat, bencana alam, serta kebakaran di tiap objek wisata

 Menyediakan sistem call center dan sistem fast respon

 Pemasangan CCTV di tiap objek wisata

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1, 2020

c) Smart Economy Smart economy merupakan suatu sistem perekonomian yang pintar, yaitu untuk mewujudkan lingkup perekonomian di daerah yang dapat memenuhi tantangan di era disrupsi yang menuntut tingkat adaptasi yang sangat pesat.

Era disrupsi ekonomi adalah suatu fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas ekonomi yang awalnya dengan sistem ketemu langsung dan kemudian menjadi pertemuan secara virtul yang dilakukan di dunia maya.

Smart economy pada dasarnya dibangun untuk menciptakan daya saing daerah.

Daya saing yang ingin dibangun di Kabupaten Klaten adalah daya saing dibidang pariwisata, umkm dan industri kecil. Dalam pembangunan daya saing daerah perlu adanya penerapan teknologi yang diharapkan mampu menjadi pemicu bagi pertumbuhan ekonomi daerah yang secara nyata dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan dan pengannguran serta menjadi faktor pendorong tumbuhnya wirausaha muda.

Sasaran tersebut dapat diwujudkan dengan mengemban tiga komponen smart economy yaitu: ekonomi industri, peningkatan kesejahteraan dan ekosistem transaksi keuangan. Beberapa cara yang dapat diambil dalam smart economi ini menitikberatkan pada lingkungan industri yang kreatif dan sinergis, saling membutuhkan dan menguntungkan baik produksi, promosi, bahkan transaksi keuanagn, dalam suasanan yang kondusif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dalam mengembangkan industri yang kreatif di integrasikan ke dalam model pengembangan pariwisata yang kreatif dan inovatif. Dengan adanya model pengembangan pariwisata berbasis kreatif lokal dapat meningkatkan wisatawan yang berkunjung dan secara tidak langsung dapat berpengaruh pada peningkatan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Adapun strategi smart economy di Kabupaten Klaten dirancang sebagai suatu solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Strategi Smart Economy Pariwisata Kabupaten Klaten Sub Pilar Dimensi Strategi

Industri Berdaya Saing (industry)  Pembinaan pelaku industri dan usaha kecil dengan peningkatan kualitas produksi dan pasca produksi  Perluasan jejaring pemasaran produk lokal  Membrandingkan atau mempromosikan barangbarang khas dari Kabupaten Klaten  Mengintegrasikan industri kecil dan umkm dengan pengembangan pariwisata Kesejahteraan Rakyat (welfare)  Pengembangan umkm dan industri kecil lokal dengan inkubasi bisnis dan wisarusaha digital melalui pemasaran onlinde (marketplace) dan toko modern lokal maupun nasional  Pemberdayaan ekonomi lokal melalui peningkatan pengelolaan BUMDes dan mengintegrasikan dengan pengembangan pariwisata desa Transaksi Keuangan (transaction)  Peningkatan kapasitas pelaku e-commerce  Implementasikan transaksi non-tunai dalam pengembangan pariwisata desa  Pengembangan pariwisata dengan sistem transparansi keuangan melalui teknologi informasi yang dikelola tiap desa

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1, 2020

d) Smart Governance

Smart governance merupakan suatu sistem kelola pemerintahan yang cerdas atau pintar (smart), yaitu guna mewujudkan sistem kelola dan sistem pemerintahan daerah yang baik dan terus berupaya dalam peningkatan kualitas birokrasi melalui inovasi dan pemanfaatan sebuah teknologi. Pemerintahan yang cerdas (smart) akan mengurangi kesenjangan antar-kecamatan dan kelurahan serta akan dapat mengembangkan wilayah-wilayah yang tertinggal di sekitrnya, sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih pesat dan dapat mengejar ketertinggalan dalam pembangunan. Dengan sistem pemerataan pembangunan di semua wilayah dapat menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan. Sistem kelola pemerintahan yang cerdas (smart) dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Klaten meliputi: 1) Menciptakan sistem kelola birokrasi pemerintahan yang pintar (smart bureucracy)  Integrasi aplikasi DPRD yang dapat mewadahi pokok-pokok aspirasi pada aplikasi perencanaan dalam pengembangan pariwisata  Integrasi data WebGIS, diantaranya terkait infrastruktur, sarana dan prasarana penunjang wisata, lokasi wisata antar desa, jarak wisata antar desa, dan keterjangkauan transportasi umum dalam menempuh objek wisata antar desa  Pengoptimalan terhadap aplikasi perangkat desa, mengembangkan sistem informasi desa & aplikasi laporan keuangan desa  Pengoptimalan aplikasi Geoportal dalam meningkatkan kualitas penataan ruang dan data spasial  Pengoptimalan Wistle Blowing System (WBS) sebagai layanan aduan yang memiliki sifat rahasia  Pengoptimalan e-Arsip dalam pengelolaan arsip dinamis dan statis  Pengoptimalan portal Satu Data yang digunakan sebagai database terbuka yang dapat diakses publik secara luas 2) Meningkatkan kualitas layanan publik (smart public service)  Pengoptimalan pada aplikasi IzinKu dalam layanan perizinan yang telah berbasis NIK, tracking dokumen, tanda tangan digital, serta respon kepuasan pelanggan  Menciptakan command center sebagai tempat pemantauan terpadu berbagai pelayanan pariwisata

 Monev pendapatan untuk melakukan kontrol terhadap pengembangan pariwisata di desa

Untuk mencapai tujuan sistem kelola pemerintahan yang baik tersebut, maka beberapa strategi yang akan direncanakan sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Strategi Smart Governance Pariwisata Kabupaten Klaten Sub Pilar Dimensi Strategi

Pelayanan Publik (public service)  Peningkatan kemudahan pelayanan perizinan dalam pengembangan desa wisata dengan integrasi layanan online, digital signature dan survey kepuasan pengunjung

Manajemen birokrasi yang efisien (bureaucracy)  Penguatan manajemen pemerintahan berbasis akuntabilitas, traparansi, kinerja dan pelayanan publik

Efisien kebijakan publik (Public Policy)  Pembangunan database terpadu dan terintegrasi berdasarkan urusan pemerintahan yang ditangani  Peningkatan partisipasi masyarakat melaluli optimalisasi layanan aduan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1, 2020

e) Smart Living Smart living dalam smart city bertujuan untuk mendorong terwujudnya kota layak huni yang menjamin kualitas hidup masyarakat didalamnya. Dalam pengambangan pariwisata Kabupaten Klaten, smart living berperan sebagai pendorong terwujudnya pariwisata yang layak, nyaman, dan berdaya saing.

Kelayakan tersebut dapat dinilai dari dua aspek yaitu kelayakan kualitas lingkungan destinasi wisata yang sehat dan kelayakan moda transportasi untuk mendukung mobilitas. Jenis wisata yang ada di Kabupaten Klaten antara lain : wisata alam, wisata air. wisata budaya dan wisata buatan. Wisata-wisata tersebut tersebar di seluruh wilayah pedesaan dengan kualitas lingkungan yang masih asri. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap destinasi wisata yang ada di Kabupaten Klaten sudah memenuhi aspek kelayakan kualitas lingkungan yang sehat. Sementara

dari aspek kelayakan moda transportasi belum dapat dikatan layak karena belum didukung oleh infrastruktur yang memadai. Seperti sulitnya akses menuju obyek wisata karena kondisi jalan yang sempit dan berlubang dan tidak adanya sarana transportasi umum yang menghubungkan antar obyek wisata. Hal ini menjadikan pariwisata Kabupaten Klaten tidak terintegrasi dan kurang berdaya saing. Berdasarkan teori, smart living mencakup 3 pilar dimensi yaitu : harmony, health, dan mobility. Konsep smart mobility dapat diimplementasikan untuk mendukung pengembangan pariwisata Kabupaten Klaten sehingga dapat mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Adapun beberapa rencana yang dapat diterapkan sebagai berikut :  Menyediakan transportasi umum yang memberikan konektifitas obyek wisata. Supaya antar obyek wisata dapat terkoneksi, dibutuhkan ketersediaan sarana transportasi umum. Contohnya seperti bus wisata dan angkutan umum (angkot) antar kecamatan. Berdasarkan kondisi eksisting, transportasi umum seperti angkot saat ini sudah mulai menghilang di Kabupaten Klaten. Beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya angkot seperti pengaruh globalisasi yang merubah gaya hidup masyarakat dan beralih menggunakan sarana trasnportasi pribadi, munculnya transportasi online, jarak antar pusat kegiatan disetiap Kecamatan yang terlalu jauh sedangkan infrastruktur jalan juga kurang mendukung, sehingga cukup menguras banyak waktu dan bahan bakar. Oleh karena itu masyrakat lebih memilih menggunakan trasnportasi pribadi sebagai moda trasnportasinya. Dalam termasuk untuk menuju lokasi wisatapun mayoritas pengunjung menggunakan sarana trasportasi pribadi sehingga sering memicu terjadinya kemacetan pada jalan disekitar obyek wisata. Oleh karena itu, dengan adanya bus wisata Klaten ini, masyarakat bisa mengelilingi setiap obyek wisata Kabupaten Klaten. Disamping itu, akan terciptanya konektifitas antar obyek wisata. Terkoneksinya antar wisata dapat memicu perkembangan antar wisata. Namun, tantangan yang harus dihadapi dahulu yaitu infrastruktur jalan yang masih dalam kondisi buruk. Perlu adanya perbaikan infrastruktur agar aksesibilitas dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya moda trasnportasi umum dan infrastruktur yang mendukung akan

menjadikan mobilitas barang dan manusia di Kabupaten Klaten berjalan dengan baik, disamping itu akan mendorong pengembangan pariwisata, mengundang investor, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Menyediakan peta wisata. Peta wisata merupakan suatu peta yang memberikan informasi mengenai wisata Kabupaten Klaten. Pemetaan obyek wisata dapat disajikan dalam bentuk bener, aplikasi, dan web. Pemetaan ini akan membantu wisatawan dalam menemukan lokasi wisata maupaun sarana umum lainnya seperti bank, pasar, tempat ibadah, kantor pos, dan rumah sakit. Saat ini sudah tersedia web wisata Kabupaten Klaten.

Namun, website ini tidak tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh secara gratis pada smartphone dan pc. Tampilannya juga tidak user friendly dan eyecatching. Maka dari itu dalam pengembangan pariwisata sangat diperlukan peran teknologi informasi dalam memberikan informasi dan layanan yang efisien untuk wisatawan.

f ) Smart Environment Smart Environment merupakan wujud pengelolaan lingkungan yang pintar dengan memperhatikan lingkungan atau alam dalam pembangunan kota yang sama besarnya terhadap pembangunan infrastruktur fisik maupun pembangunan bagi sarana dan prasarana bagi warga. Ide dasarnya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan menjadikan elemen teknologi sebagai elemen pendorongnya. Terdapat 5 daya smart environment yaitu daya dukung, daya tarik, daya cipta, daya ubah, dan daya tahan. Berikut adalah kondisi Kabupaten Klaten yang berkaitan dengan 5 daya smart environment : 1) Daya dukung : baik, karena memiliki potensi lingkungan yang berkualitas seperti banyaknya potensi wisata alam berupa umbul dan mata air, landscape pegunungan. Namun berdasarkan kelancaran aksesiilitas perlu peningkatan jalan lingkar/alternatif. 2) Daya tarik : baik, karena secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara dua kota besae destinasi wisata nasional yaitu Yogyakarta dan Solo. Daerah ini memiliki kontur perbukitan dan lembah dengan potensi wisata berbasis air.

3) Daya cipta : baik, karena pemerintah sudah berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Klaten sebagai smart city. Berbagai upaya telah dilakukan seperti meningkatkan pemerataan infrastruktur, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas teknologi melalui pelatihan bimbingan teknis, dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat. 4) Daya ubah : kurang, karena rendahnya kemampuan anggaran, keterbatasan SDM untuk mengimplementasikan inovasi, regulasi yang kurang 5) Daya tahan : kurang, tingginya investasi hunian dan sektor jasa, kendaraan pribadi semakin meningkat, jumlah angkutan umum semakin berkurang, law inforcement rendah, dan masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan. Dalam pengembangan pariwisata smart environment bertujuan untuk menciptakan tata kelola lingkungan wisata yang baik dan berkelanjutan. Bersadarkan kondisi eksisting, tata kelola lingkungan di obyek wisata masih tergolong beruk hal ini terlihat pada : intensitas kendaraan yang semakin meningkat sementara akses untuk menuju lokasi wisata sempit sehingga rentan terjadinya kemacetan dan polusi, prilaku pengunjung yang membuang sampah sembarangan di sekitar obyek wisata, dan Kabupaten Klaten rentan terjadi bencana alam seperti banjir, gerakan tanah, dan puting beliung sehingga sering merusak beberapa obyek wisata. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat dalam implementasi smart city terhadap pengembangan pariwisata Kabupaten Klaten. Adapun strategi smart environment di Kabupaten Klaten dirancang untuk menjawab permasalahan yang ada sebagai berikut : Tabel 3. 5 Strategi Smart Environment Pariwisata Kabupaten Klaten

Sub Pilar Dimensi Strategi

Program Proteksi Lingkungan (Protection)  Mengembangkan sistem kelola, perlindungan dan pelaporan sumber daya lingkungan yang meliputi air

Tata Kelola Sampah dan Limbah (Waste) Tata Kelola Energi yang bertanggungjawab

dan udara dengan memanfaatkan teknologi sensor pada internet of thing (IoT)  Membangun ruang terbuka hijau berupa taman kota  Mengembangkan sistem pengelolaan sampah wisata berbasis pemberdayaan masyarakat  Pengembangan infrastruktur energy alternative yang ramah terhadap lingkungan.

This article is from: