5th Issue

Page 1

PERSON OF THE MONTH

Oscar Motuloh Perwira Foto Nasional

SOCIAL BREW

TIDAK MUDAH UNTUK JADI BERBEDA SEJUJURNYA GUE POFITIF OUR BELOVED MOM

ARTWORK BUNCH

DIELA MAHARANI - FAISAL HABIBI - YFANA KHADIJAH AMELZ WEDHAR RIYADHI - SURYANI SHINTA - HENDRA HARSONO

DOMESTIC EXCHANGE GUNUNG ANAK KRAKATAU

TOWN SQUARE SURABAYA 3


1


2 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


PERSON OF THE MONTH

Oscar Motuloh Perwira Foto Nasional

SOCIAL BREW

TIDAK MUDAH UNTUK JADI BERBEDA SEJUJURNYA GUE POFITIF OUR BELOVED MOM

ARTWORK BUNCH

DIELA MAHARANI - FAISAL HABIBI - YFANA KHADIJAH AMELZ WEDHAR RIYADHI - SURYANI SHINTA - HENDRA HARSONO

DOMESTIC EXCHANGE GUNUNG ANAK KRAKATAU

TOWN SQUARE SURABAYA 3


PERSON OF THE MONTH OSCAR MOTULOH

ARTWORK BUNCH

DIELA MAHARANI SURYANI SHINTA FAISAL HABIBI WEDHAR RIADHI HENDRA HARSONO YFANA KHADIJA AMELZ

FEATURES

NATION ON A MISSION JIMMY INDRA WAHYU RISWANTO

UPCOMING YOUNG MELODRAMAism COSMICAL chaos LUCKY NO. 7

4 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

SOCIAL BREW

STREET SHOUT

SEJUJURNYA GUE POSITIF

EVENT

TIDAK MUDAH UNTUK JADI BERBEDA by Khamila Mulia

DJAKARTA ARTMOSPHERE URBAN FEST

ISSUE 4 COVER

Photographed from Oscar Motuloh EDITOR

OUR BELOVED MOM

SOULNATION NO USE FOR NAME

ADE KURNIA BUNGAWATI RACHMAT ABDILLAH

HOT SPOT

FAR THINGS

ART DIRECTOR

REMPAH - REMPAH

DOMESTIC EXCHANGE

GUNUNG ANAK KRAKATAU TOWN SQUARE SURABAYA

IN MY COLLECTION ECOUTEZ

RANT EDS LETTER CONTRIBUTORS

DYANE BRATAKUSUMAH

GRAPHIC DESIGNER NUR ANIS SETIAWAN

FASHION EDITOR

FRANS IKO SIAHAAN

ACCOUNT EXECUTIVE/ PUBLIC RELATION ADITYA GERHARD ANASTASIA RENI HARRY PERDANA

INTERN

TORO ELMAR

FINANCIAL ADVISOR EDDY SUHERRY

PUBLISHER

PT FARABI CENTAUR CHIRON 7 WARNA


WAHYU MISWANTO Pria berkacamata yang akrab disapa dengan Mamen ini sering kali terlihat wira wiri dipentas musik underground dengan kameranya demi mengabadikan moment terbaik dari teman-temannya. Ia mengaku dengan mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang berhubungan dengan fotografi maka akan menambah wawasan dan meningkatkan keahliannya. Kali ini ia mencoba untuk mengabadikan moment terburuk bagi masyarakat Sidoarjo dan memperbolehkan FAR MAGAZINE untuk mempublikasikannnya di rubrik Nation on a Mission dengan judul “Made of Mud”. KHAMILA MULIA Seorang mahasiswa jurnalistik tingkat akhir di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Gadis 21 tahun yang disapa Mila ini pernah bekerja sebagai co producer dalam program news feature di salah satu televisi lokal Jakarta. Sejak kecil selain menulis, Mila juga memperdalam musik klasik dengan mempelajari instrument biola. Menulis dan bermain musik merupakan kegiatan wajib bagi gadis pencinta film dan buku ini. Issue seputar seni, sosial, dan budaya merupakan topik yang paling ia minati dalam membuat suatu tulisan. Hasil tulisannya bisa anda lihat di rubrik sosial brew kali ini. SETIO EKO WIDODO Sederetan pengalamannya di dunia fotografi membawa Far Magazine untuk mempercayakan photo fashion pada edisi kali ini ditangannya. Menangkap setiap momen yang tidak mungkin terulang menjadi kepuasan tersendiri baginya. Akrab disapa Dodo, berkuliah di Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) menjadi lahan awal baginya berkecimpung di dunia yang kini tengah ia dalami. Pernah menjadi ketua pameran fotografi kampus dan menjuarai berbagai kompetisi fotografi tidak lantas membuat pria jangkung ini berhenti belajar, setiap saat dan kesempatan yang datang selalu dijadikan sebuah ilmu baru untuk membuat Dodo semakin matang di dunia fotografi ini. JIMMY INDRA Ternyata bukan hanya keindahan yang bisa dijadikan suatu obyek fotografi, akan tetapi sesuatu yang buruk juga bisa. Hal ini dibuktikan oleh seorang Alumni dari Universitas Moestopo jurusan Periklanan yang saat ini sedang menekuni dunia fotografi. Melalui bidikannya ia berhasil mengabadikan beberapa sudut setelah tragedi Situgintung dan dipublikasikan oleh FAR MAGAZINE pada rubrik Nation on a Mission dengan judul “Butterfly Effect”. WULANDARI BING SLAMET Seorang gadis berusia 24 tahun yang saat ini sedang proses menyelesaikan studinya di London School of Public Relations dikarenakan terlalu senang bekerja dan travelling. Wanita yang akrab disapa dengan panggilan Wulan ini memang tidak memiliki latar belakang sebagai seorang jurnalis, akan tetapi ia mempunyai hasrat untuk coba sesuatu hal yang baru. Karena itu ia mencoba untuk menterjemahkan kedalam bentuk tulisan apa yang ia lihat dan rasakan ketika ia sedang berada di Town Square Suites Surabaya di rubrik Domestic Exchange.

5


Ada sesuatu tentang bulan Desember yang membuat kita jadi berpikir lebh banyak tentang Perubahan, Keininan mengejar mimpi, Kesuskesan kita kedepan, Kegagalan, dan Pelajaran. Setelah sadar bahwa November sudah mencapai minggu akhir dan Desember akan datang, mulailah saya memperhatikan hal - hal disekitar saya yang tidak pernah saya perhatikan. Mencoba membuat waktu berjalan lambat. Dan saya pun tidak ingat bagaimana saya menghabiskan waktu di tahun ini. Banyak hal yang terlewat bila kita berjalan dengan cepat, dan inipun membuat kita lupa diri untuk berhenti dan istirahat. Dalam setahun yang kita lewati ini apakah kita lupa untuk berhenti dan bercermin? Kadang manusia layaknya suka lupa diri dan menjadi egois. Edisi Far Magazine yang ke 5 membahas hal - hal yang mungkin kita pernah lewati sehari hari. Mungkin dengan mengingat - ingat apa yang terjadi sebelumnya dan mungkin mengingat hal tersebut bisa terjadi lagi membuat kita lebih perduli dengan saudara - saudara kita di negeri ini.

Look after your brothers and sisters,

Rani Tachril Chief Editor

6 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


7


Oscar Motuloh yang terlihat berambut gondrong dan sedikit berangasan itu sebetulnya pria yang sangat rendah hati. Ia sempat bingung dan mengatakan salah orang ketika saya menghubunginya untuk dijadikan profil majalah kali ini. Selain itu, Oscar adalah tipe yang tidak mau ambil pusing dengan gaya pakaian kerja pria berumur pada umumnya. Pada jam dimana orang-orang baru selesai makan siang, fotografer berusia 50 tahun ini terlihat memasuki pintu gedung Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) yang terletak di daerah Pasar Baroe dengan mengenakan kaos hitam bertuliskan The Rolling Stone, celana cargo hitam se-lutut dan sepatu kets sambil jarinya sibuk menulis pesan di handphone-nya. Tak lama kemudian handphone saya mendapat satu sms, ternyata dari orang yang sudah saya perhatikan sedari tadi itu. Isinya menyuruh saya untuk menunggu sebentar. Memanfaatkan waktu menunggu, saya pun mengelilingi ruangan lantai satu gedung sambil melihat-lihat semua arsip foto dan artikel yang menjadi saksi sejarah Indonesia di seluruh bagian dindingnya. Semua artikel dan foto penuh kesaksian itu sudah terlihat kecoklatan. Bahkan ada artikel yang telah robek dan disambung-sambung layaknya puzzle. “Lihat deh, Indonesia jaman dulu udah punya trem. ” kata Jusi, seorang teman lama yang juga vokalis band hardcore asal Jakarta, Stand Off, yang kebetulan ada disitu. Selain menyimpan arsip-arsip nasional, gedung yang dulunya merupakan kantor berita internasional Antara ini adalah simbol kebebasan pers lantaran tindak-tanduk para jurnalisnya yang nekat menjelang kemerdekaan Indonesia. “Jepang dulu memblokir sinyal radio supaya masyarakat nggak bisa dengar presiden Soekarno baca teks proklamasi (kemerdekaan), tapi akhirnya berita itu bisa dikirim pakai kode morse ke Antara, dan Antara menyiarkan proklamasi ke seluruh dunia,” tukas Oscar sambil mempersilahkan saya duduk di ruang kerjanya. OSCAR MOTULOH, lahir di Surabaya setengah abad yang lalu bertepatan dengan tanggal Indonesia merdeka. Karirnya di dunia jurnalistik dimulai sebagai reporter dan penulis di Kantor Berita Antara pada 1988. Sebelumnya, ketika baru lulus kuliah rambut Oscar masih panjang. Sehingga ia memutuskan untuk mencari pekerjaan yang bisa menerima pria berambut gondrong. Pada harian Kompas yang dibacanya suatu pagi, tertera satu lowongan kerja mencari seorang reporter. Namun di situ sama sekali tidak disebutkan nama perusahaannya apa. Tanpa pikir panjang lagi, surat lamaran pun dikirim. Selang beberapa bulan, Oscar dipanggil untuk mengikuti proses penyaringan. Setelah menjalani proses perekrutan yang cukup panjang itu, ia akhirnya diterima dan baru tahu kalau perusahaan ini adalah Kantor Berita Antara. ”Kaget lah pasti, 8 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

jaman dulu bisa kerja di Antara tuh sebuah kebanggaan” paparnya. Dua tahun menjalani profesi sebagai reporter, Antara meminta Oscar untuk menjadi fotografer memperkuat Biro Foto Antara Jakarta – divisi pemberitaan visual Kantor Berita Antara. ”Sebenarnya kalau untuk ukuran usia, saya sudah telat banget pindah profesi jadi fotografer umur segitu. Makanya saya benar-benar manfaatin waktu yang ada buat belajar foto,” kata Oscar. ” Untuk urusan teori, saya belajar sendiri. Autodidak! Saya membaca bukubuku fotografi, cari di berbagai perpustakaan. Sendiri aja. Untuk prakteknya, saya belajar sama senior-senior,” sambung alumnus Hubungan Internasional, Universitas Indonesia (UI) Depok ini. Apa kamera yang paling pertama Anda gunakan untuk belajar fotografi? kata saya. ”Canon FTB, punya teman yang terpaksa gue pinjam lama sekali,” jawabnya sambil tertawa. ”Itu kamera normal, sesuai untuk ukuran penglihatan mata manusia. Gue sarankan untuk orang yang mau belajar fotografi sebaiknya pakai kamera yang seperti itu,” tambahnya. Sampai hari ini, Oscar memiliki banyak sekali pekerjaan yang tidak jauh dari urusan fotografi dan seni. Jabatannya kini antara lain sebagai Direktur Kantor Berita Foto Antara serta Kepala Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara. Ia juga ikut mendirikan Pewarta Foto Indonesia, suatu organisasi yang menghimpun seluruh pewarta foto di tanah air. Mengajar di FFTV Institut Kesenian Jakarta, sekaligus dosen terbang di sejumlah perguruan tinggi di tanah air. Seringkali ia terlibat langsung menyelenggarakan pameran dan workshop fotografi selain aktif sebagai juri disejumlah event fotografi dan kurator fotografi di dalam dan luar negeri. Beberapa buku fotografi pernah ditulis dan diterbitkan Oscar seperti ”East Timor, A Photographic Record”, “Marinir”, “Pengawal Samudra”, “The Land of Bulungan” dan “East Timor, The Long and Winding Road”. Dalam kurun waktu beberapa tahun setelah bergabung untuk divisi foto Antara, Oscar mencoba meneliti pentingnya fungsi foto pada sebuah berita. ”Coba bayangkan kalau kita lihat halaman depan surat kabar, cuma tulisan-tulisan tanpa foto. Enak nggak?” kata Oscar yang seakan membuat pertanyaan retoris. ”Orang selesai baca koran memang langsung dapat informasi saat itu juga, tapi foto bisa memuaskan imajinasi mereka. Foto itu ibarat mata. Saksi mata yang tidak bisa berbicara,” tandasnya. Karena alasan untuk menyetarakan fungsi foto dan artikel itulah, Oscar yang diberi tanggung jawab untuk melanjutkan pekerjaan pendahulunya di galeri kemudian merintis sebuah workshop melalui GFJA. Workshop ini mendidik anak-anak muda yang memiliki kompetensi dalam fotografi dan naluri jurnalistik dengan proses seleksi yang ketat sebelumnya. Tak jarang setelah para siswa ini lulus, mereka langsung menjadi fotografer lepas untuk Antara. Hingga


wawancara ini dilakukan, diperkirakan jumlah fotografer hasil didikan GFJA yang berkontribusi untuk Antara sudah berjumlah lebih dari 150 orang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Seorang fotografer yang memberikan kontribusi untuk Antara diberi bayaran antara Rp 50.000 hingga Rp 500.000 per gambar, tergantung eksklusivitas dan kualitas gambar. Bayaran seperti ini memang tergolong kecil jika kita membandingkannya dengan bayaran yang didapat fotografer komersil. Kondisi seperti ini juga terjadi karena penjualan koran di Indonesia per harinya masih tidak sebanyak penjualan koran di luar negeri. “Pendapatan fotografer pers jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fotografer komersial, meskipun perjuangan mereka lebih besar untuk menangkap momentum yang tepat!” ujar Oscar dengan nada bicara yang tegas.
 Fotografer jurnalistik khususnya yang berkontribusi di Antara dilatih untuk menggambarkan esensi dari kejadian yang sedang berlangsung dengan menggunakan teknik kamera yang benar. Lantaran memangku satu kewajiban atau tanggung jawab moral sebagai jurnalis, fotografer-fotografer itu acap mempertaruhkan keselamatan jiwa tanpa berpikir bentuk penghargaan apa yang akan mereka terima nantinya. “Karena alasan inilah saya mengorganisir workshop dan pameran di GFJA. Sehingga para fotografer ini punya kesempatan untuk memamerkan karya foto mereka di akhir workshop dan publik pun jadi lebih belajar menghargai pekerjaan ini,” katanya. Penghargaan atau apresiasi terhadap komoditi seni yang masih terbilang kecil di Indonesia bukanlah berita baru. Di negara-negara maju segala bentuk seni memiliki harga. 
Ini juga pemicu mengapa galeri lantai satu telah diubah menjadi museum foto yang terbuka bagi publik untuk memiliki kesempatan melihat seni fotografi secara gratis. “Setiap foto yang diambil pasti memiliki sebuah cerita,” kata Oscar. “Memencet tombol kamera untuk membuat foto bukan hanya sebuah klik, tapi segala pemahaman kita tentang filosofi, seni, estetika, teknik, sudut pandang, wawasan, rasa, dan lain-lainnya terletak di ujung jari. Di ujung jari itulah semua kombinasi itu terserap. Dalam tempo sepersekian detik, segenap pengetahuan yang kita miliki terangkum dalam sebuah foto,” sambung pria yang dijuluki oleh pers dan para penggemarnya sebagai Pandita Foto ini. (AK) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

9


10 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Easy going..natural..but sweet Ceria dan menggemaskan, dua hal itu yang bisa menggambarkan karya-karya dari wanita bernama Diela Maharanie ini. Wanita yang satu ini mengaku kesibukannya saat ini dipenuhi dengan menjadi fashion illustrator di sebuah brand lokal Jakarta dan sesekali menjadi ilustrator sebuah majalah. Mengambil filosofi dari lirik-lirik lagu seperti John Lennon dan The Beatles yang dijadikan wanita 26 tahun ini sebagai patokannya dalam berkarya. “Emosi” inilah yang menjadi motivasinya dari dulu hingga kini, semua rasa yang ia rasakan sedih, senang, marah, bahagia, bosan dan kumpulan rasa lainnya termasuk deadlinelah yang akhirnya membuat Diela lebih produktif. Melihat perkembangan seni di Indonesia Diela memiliki pandangannya sendiri “Seni di Indonesia masih eksklusif, masih milik orang-orang tertentu dan ruang kritik masih kurang, tapi karya-karya yang dihasilkan oleh seniman Indonesia lebih variatif dan tidak kalah dengan seniman luar negeri”, jelasnya kepada tim Far magazine. Dalam karyanya Diela memang sering menampilkan warna-warni candy dan bentuk-bentuk karakter dari anak kecil yang juga menjadi ciri khas dari karyanya. Dukungan terbesar yang ia dapati dari keluarga, teman, dan suami tercinta menjadikannya untuk terus berkarya hingga kini, kejadian di sekitarnya kemudian musik, film, buku, dongeng yang selama ini menjadi inspirasinya yang tidak pernah putus. Diela Lebih membebaskan kepada penikmat karyanya untuk berpendapat dan mengambil makna pesan yang ia sampaikan. “One said life’s both sweet and sour, but at least not bitter”, Diela lebih memilih bersyukur untuk kehidupnya kini. (BW) www.kokolaandthesewingmachine.blogspot.com www.bloodykirka.deviantart.com 11


Hiperbolis and clean “Death comes to all, but great achievements build a monument which shall endure until the grows cold” kutipan dari Ralph Waldo Emerson ini telah mengantarkannya menjadi seorang seniman saat ini. Sejak tahun 2003 silam Faisal Habibi telah memutuskan tinggal di kota bunga Bandung, untuk meneruskan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung pada fakultas seni rupa dan desain. Ketika ditanya soal kesibukannya saat ini, pria 24 tahun ini menjelaskan “Saat ini masih terus berkarya, lalu memenuhi jadwal pameran hingga mempersiapkan pameran tunggal saya yang rencananya akan berlangsung pada pertengahan tahun 2010 mendatang”. Faisal Habibi memang aktif mengikuti sejumlah pameran baik di dalam maupun luar negeri, yang terbaru ia hadir menampilkan karya instalasinya pada Utan Kayu Literary Biennale, pameran seni rupa yang berlangsung pertengahan Oktober 2009. Dalam setiap karyanya ia kerap mengambil benda yang digunakan pada kehidupan manusia dalam keseharian sebagai objeknya. Hanya saja benda-benda tersebut dibuat menjadi berlebihan dari bentuk aslinya, karena hiperbolis and clean memang menjadi salah satu ciri khasnya dalam berkarya. “Layaknya manusia benda pun kini mampu bergerak, berjalan, mencari bahkan memilih hingga terjadi disposisi antara manusia dan benda hingga benda dilihat sebagai sesuatu yang hidup dan membekukan manusia”, penjelasan ini yang ia berikan berkaitan dengan deskripsi objek yang diambilnya dalam setiap karya. Selain sebagai seniman ia pun aktif bekerja pada Galeri Soemardja sebagai grafic designer. Faisal Habibi sangat yakin ketika ia didukung oleh orangtua, tekun dan total pada suatu hal maka itu akan mendatangkan sebuah kesuksesan. “Semua itu penting” baginya tidak ada yang kecil atau tidak penting di dunia ini karena itu ia mengangkat hal-hal kecil, yang ditangan seorang Faisal Habibi hal-hal itu menjadi besar, mempunyai nilai dan arti. (BW) www.formfollowme.co.cc

12 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Benang kusut, warna pucat dan microphone “Menggambar merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan”, hal ini diakui oleh Yfana Khadija Amelz yang biasa disapa dengan panggilan “Ykha” seorang mahasiswi Universitas Parahyangan dengan bidang studi Arsitektur. Terhitung sejak usia 2 tahun dan gambar pertama yang ia buat ialah gambar benang kusut. Sejak itu ia mengaku menyukai kegiatan menggambar dan baru ditekuni sebagai profesi 3 tahun terakhir ini setelah ia lulus kuliah. Melalui spontanitas pikiran, perasaan, pengalaman pribadi dan pengaruh Art Nouveau yang sangat kuat dengan menggunakan media kertas, pensil, scanner dan adobe photoshop maka terciptalah suatu karya dengan warna-warna pucat dan garis yang meliuk-liuk dinamis yang menjadikannya itu suatu ciri khas yang melekat dengan dirinya. Wanita yang terpengaruh oleh James Jean, Laura Laine, Alphonse Mucha, dan Vania Zouravliov ini pernah mencoba sekali membuat suatu lukisan dengan menggunakan akrilik namun hasilnya kacau, tapi ia tidak pernah menyerah untuk terus bereksperimen dan berkarya, “never give up and never surrender though”, ujar wanita yang sedang disibukan dengan jadwal panggung yang cukup padat dengan bandnya C.U.T.S dan membuat ilustrasi untuk buku anak-anak. (RA) www.ykhaykha.deviantart.com

13


Lucu tapi menakutkan Seorang Wedhar Riyadi mengaku sedari kecil dia sudah menyukai kegiatan menggambar namun baru ditekuni pada tahun 1996 ketika dia menuntut ilmu di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia. Suasana kota Yogya yang asri dan bersahabat mempengaruhi seorang pria kelahiran tahun 80 ini dalam berkarya. Dalam karya ia mengakui sering sekali menggabungkan unsur atau elemen-elemen lucu dan menakutkan dengan objek yang banyak dipengaruhi oleh karakter dalam komik, film kartun dan film science fiction. Dari segi aliran ia tidak begitu mempermasalahkan, karena dalam karyanya tidak hanya dipengaruhi oleh gaya atau aliran dari seni lukis saja melainkan dari seni rupa lainnya seperti poster, komik, ilustrasi walaupun banyak yang bilang karyanya itu pop art, surealis, ilustratif, “setiap individu bebas menilai karya saya�. Media yang biasa digunakan dalam berkarya seperti kertas, kanvas, kayu, patung resin, bahkan sampai papan skate dan sepatu. Menjadi seorang seniman bagi dirinya sudah menjadi bagian dari hidupnya saat ini, walaupun pada mulanya hanya sebatas hobi tapi tidak menutup kemungkinan suatu saat ia melakukan kegiatan yang lain diluar aktivitas keseniannya, �semoga saja dapat terus berkarya sampai tua�, ujarnya pria yang mengaku setiap karyanya memiliki kekuatan dan cerita sendiri-sendiri. (RA)

14 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Natural dan Realist Ibu muda dari dua orang anak ini bernama Suryani Shinta. Dalam dirinya telah mengalir darah seni yang sangat kuat yang ditularkan oleh kakek serta ayahnya yang juga seorang seniman. Wanita multitalenta ini tahu betul bahwa kesuksesan tidak bisa digenggam dalam waktu satu hari saja. Tetapi harus melewati perjuangan panjang yang didalamnya berisi ketelitian, ketekunan, kedisiplinan dan juga kesabaran yang tidak pernah putus. Melanjutkan pendidikannya di ASRIDE ISWI, Suryani Shinta semakin tertarik dengan dunia seni yang kini sangat ia cintai. Pada masa-masa kuliah itu ia banyak belajar tehnik dasar dari sebuah seni, bagaimana menggunakan cat air, lalu ia mempelajari sculpture (seni membentuk), hingga fashion pun ikut ia pelajari di tempat ini. “Saya sangat suka mengamati jari-jari anak kecil, gerak saat mereka menangis, ataupun ketika mereka tidur. Maka karya pertama, saya membuat miniatur wajah ke dua anak saya�, kenangnya. Natural dan realist menjadi ciri khas utama di setiap karya yang dibuat oleh wanita yang kini menetap di negeri sakura Jepang ini. Dari kesabarannya tehnik, media/bahan hingga bentuk yang ia hasilkan hingga kini mengalami kemajuan yang sangat besar. Karyanya tidak hanya diminati di Indonesia, kanca internasional juga sangat tertarik dengan miniatur-miniatur yang dibuatnya sangat detail hingga menyerupai aslinya. Kebesaran karyanya saat ini diyakini Suryani Shinta lahir dari dirinya yang turut disertai oleh bantuan tangan-tangan besar seperti kedua orangtua yang mengenalkannya pada dunia seni, para dosen yang mengajarkannya tehnik awal sebuah seni, Agnes Budhisurya seorang fashion designer yang mengajarkannya sebuah kegigihan dan keuletannya. Baginya seni bukan hanya sekedar kata-kata yang dapat dibicarakan tapi lebih dari itu seni lebih kepda sebuah rasa yang mengalir apa adanya. (BW) www.suryanishinta19.blogspot.com www.flickr.com/photos/suryani_shinta 15


16 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Kaktus Jack Diawali dari hobi corat coret di masa sekolah dasar ternyata membuat seorang Hendra Harsono yang akrab di panggil ”hehe” memutuskan untuk menjadi seorang seniman seumur hidup. Terhitung sejak tahun 2006 ia mulai serius menggeluti seni grafis, setelah meninggalkan bangku kuliahnya. Dengan menggunakan kanvas, kertas, kayu, fiberglass ia menghasilkan karya yang condong kepada kartun dan ilustratif. Pria yang sedang disibukkan dengan freelance dan beberapa proyek ini mengaku karyanya banyak dipengaruhi oleh Gary Baseman, Os Gemeos, TADO, Jeff Soto, Jackson Pollock, Restu Ratnaningtyas, Agung Kurniawan dan Eko Nugroho. Pria yang telah dua kali mengadakan pameran tunggal ini mengaku bahwa ia memiliki satu karakter favorit dari hasil karyanya yaitu ”kaktus jack” sebuah karakter yang berbentuk kaktus berwarna hijau muda dengan wajah dan hidung yang panjang dan karyanya ini diabadikan dalam bentuk tato dilengannya. (RA) www.senjaketawa.blogspot.com

17


18 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


19


20 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


21


22 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


23


24 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


25


26 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


27


28 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


29


30 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


31


32 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


33


N

adya Natassya mengaku bahwa sedari kecil ia sudah menyukai dunia seni. Berawal dari mama yang kebetulan lulusan sekolah seni dan gemar melukis dirumah, sehingga mempengaruhi Nadya kecil untuk coba-coba melukis. Dengan didikan dari sang mama untuk mencintai seni, gadis yang akrab disapa dengan panggilan “Nutchil” ini memutuskan untuk menuntut ilmu di Fakultas Seni Rupa dan Desain jurusan Desain program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Trisakti. Dengan waktu yang relatif singkat hanya 3.5 tahun ia menyelesaikan studinya sebagai lulusan terbaik menurut Indeks Prestasi Kumulatifnya. Dikarenakan ia sangat tergila-gila dengan seni merajam tubuh, maka tugas akhirnya ia membuat suatu karya dengan judul, “Perancangan Buku Ilustrasi Tato Sebagai Tren Fashion Anak Muda Metropolitan Jakarta”. Bentuknya berupa buku yang berjudul “Ketika Tubuh Menjadi Sebuah Ekspresi”, isinya berupa penjelasan mengenai sejarah tato, tata cara pembuatan dan alasan masing-masing individu untuk membuat tato beserta gambarnya. Ketertarikannya akan tato dikarenakan rasa penasaran akan bagaimana rasanya membuat suatu karya dengan media tubuh orang dan ketelitian dalam proses pembuatan, walaupun belum bisa dikatakan professional tapi saat ini masih dalam proses belajar. Gadis yang saat ini sedang mengisi hariharinya bermain bass disebuah band hardcore “Soul Are”, menjadi ilustrator freelance dan bekerja sebagai desain grafis disebuah brand pakaian ini mengaku bahwa dalam berkarya itu harus dibedakan antara idealisme dan sisi komersialisme, hal ini dirasakan ketika ia berkarya untuk sebuah perusahaan yang mengejar sisi komersialisme. Kadang keinginan kita suka tidak sesuai dengan keinginan atasan.“Sebenarnya bukan suatu hambatan, tapi kadang ide susah keluar, tapi ini tuntutan profesi yang harus dijalani”, ujar gadis kelahiran tahun 86. Sedangkan untuk karya yang sifatnya personal ia terpengaruh dengan lukisanlukisan kontemporer China seperti Yue Minjun, Zhang Xiaogang, selain itu poster-poster propaganda jaman dulu, sedangkan untuk street art banyak terpengaruh dengan karya-karya Alex Pardee dan Jeff Soto. Menjadi seorang seniman memang sudah panggilan hidup seorang Nucthil, karena obsesi terbesar dalam hidupnya ialah mempunyai galeri sendiri agar di usia tuanya nanti ia menikmati sisa-sisa hidupnya hanya dengan melukis. (RA) 34 34 FAR FAR OCTOBER/NOVEMBER OCTOBER/NOVEMBER 2009 2009


35


Hari Ulang Tahun (HUT) Kantor Berita Antara ke-72 tahun dimeriahkan dengan beragam acara. Salah satunya adalah Pameran foto yang bertema “Vox Populi Vox Dei, Suara Rakyat Suara Tuhan”. Pameran ini berlangsung mulai tanggal 28 Oktober-4 November dengan menampilkan sekitar 34 foto hasil jepretan dari para pewarta foto Antara. Acara launching pameran ini sendiri berlangsung pada 29 Oktober 2009 bertempat di Atrium Plaza Semangi. Zivanna Letisha (Puteri Indonesia 2008) dipilih sebagai pemandu acara pada malam itu, yang dilengkapi penampilan dari grup band Ecoutez yang kian menambah menarik suasana launching saat itu. Pada pameran ini, kita dapat melihat rekaman momen Demokrasi di Indonesia melalui media fotografi. Bagaimana cara pengambilan gambar dengan tehnik yang tidak sembarangan membuahkan hasil yang menakjubkan. Oscar Motuloh sendiri yang berperan sebagai kurator pameran memberikan opininya “Pameran Vox Populi Vox Dei merupakan sebagian kisah tentang jejak demokrasi baru dan salah satu cara menyosialisasikan demokrasi di Indonesia”. Tidak Pameran fotografi saja, serangkaian acara seperti peluncuran website terbaru, workshop jurnalistik dan pameran buku koleksi ANTARA juga akan digelar disejumlah kota diantaranya: Surabaya, Medan Makasar, Bali dan Yogyakarta. www.antarafoto.com

Acara yang rutin digelar setiap 2 tahun sekali ini yang diselenggarakan oleh Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI). Institut Kesenian Jakarta mendapat kehormatan untuk menjadi penitia penyelenggara merangkap sebagai tuan rumah berlangsungnya FKI VI kali ini. Acara yang berlangsung sejak 6-17 Oktober 2009 kali ini mengusung tema “Exploring Root of Identity”. Terbagi atas 2 rangkaian acara yaitu: pada tanggal 6-8 Oktober telah berlangsung berbagai acara mulai dari konser gamelan, orkes simponi, pementasan tari kontempoer, workshop, pameran seni rupa, desain dan fotografi, festival film international, hingga seminar cukup menjaring banyak pengunjung saat itu. Kemudian acara dilanjutkan pada tanggal 17 Oktober yang merupakan pameran seni rupa kontemporer yang dihasilkan dari 35 perupa dan alumni yang berasal dari 7 Perguruan Tinggi Seni diantaranya: ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Denpasar, Institut Kesenian Jakarta, STSI Bandung, STSI Padang Panjang dan Sekolah Tinggi Wilwatika Surabaya. Karya seni yang ditampilkan juga sangat majemuk mulai dari seni lukis, seni patung, seni grafis, keramik, transmedia, fotografi dan juga drawing. Mikke Susanto, M. Firman Ichsan, dan Asikin Hasan ditunjuk sebagai kurator pada Festival Kesenian Indonesia VI kali ini. Seniman yang berkontribusi dalam acara ini memang dikhususkan hanya untuk para alumni Perguruan Tinggi Seni yang bertujuan untuk melihat perkembangan karya dari alumni, diharapkan akan menemukan beragam kecenderungan karya hingga menyaksikan batasan-batasan konversi yang diterabas pada saat duduk dibangku perkuliahan. FOTO DOK. FKJ.

Pameran seni rupa yang berlangsung pada 16-30 Oktober 2009 bertempat di Galeri Salihara Pasar Minggu ini cukup memukau. Menampilkan sebanyak 17 perupa Indonesia yang tergolong dalam the rising star. Gejala keseragaman bentuk dan gaya pada beberapa pameran besar seni rupa di Indonesia melahirkan ide yang akhirnya terselenggara pameran ini. Mencoba menggemas secara berbeda dari gejala keseragaman bentuk dan gaya tersebut menjadikan karya-karya yang dihasilkan pun terbilang unik dan menarik. Kali ini para seniman digiring untuk menceritakan ulang maupun menanggapi berbagai macam karya sastrawan baik dari puisi, cerita pendek ataupun panjang dan berbagai jenis teks sastra lainnya. Tentunya subyektifitas bermain di setiap karya, begitu pula bagi para pengunjung yang memiliki beragam penilaian. Pada pameran kali ini anda dapat melihat arti sebuah kebebasan yang dituangkan dalam sebuah karya seni. Media yang digunakan pun tidak hanya terpaku pada sebuah kanvas tapi juga kayu, patung, ilustrasi yang akan memberikan kesan berbeda ketika melihat pameran ini. Kurator muda Wahyudin asal Yogyakarta digandeng untuk melengkapi pameran kali ini. sejumlah nama seperti Wedhar Riyadi, Faisal Habibi turut mewarnai pameran ini dengan karya-karya fresh saat ini. (BW) FOTO DOK. GALERI SALIHARA. 36 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Kadri Jimmo The Prinzes Of Rhythm (KJP) merupakan sebuah band dengan latar belakang musik progressive rock yang terbentuk pada bulan januari 2008. Kehadiran mereka di blantika musik Indonesia memberikan warna yang berbeda. Pada tanggal 31 Oktober mereka mengadakan konser tunggal mereka di galeri Salihara yang bertajuk Kadri Jimmo The Prinzes of Rhytim & Keenan Nasution feat Fariz RM. Malam itu mereka tidak hanya memainkan lagu-lagu dari album perdana mereka saja, tapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap seorang senior dengan membawakan lagu milik Keenan Nasuiton. Mereka duet bersama Fariz RM dengan membawakan lagu “Barcelona” dan mengundang Eet Sjahranie dari Edane untuk bermain bersama mereka. Tidak hanya itu, kemudian Fariz RM mengenang masa mudanya sebagai seorang drummer dan mengundang seorang Debby Nasution untuk bermain keyboard dan membawakan lagu vlama mereka yang kental dengan nuansa progresif. KJP mengaku bahwa konser mereka malam itu sebagai persembahan terhadap Keenan Nasuiton yang berada di tengah-tengah penonton, walaupun berat karena kondisi fisiknya istri beliau Ida Royani mengijinkan suaminya untuk menyanyikan satu buah lagu yang memang telah dirindukan oleh para penggemarnya yaitu “Nuansa Bening”. Konser malam itu ditutup oleh penampilan KJP bermain bersama dengan Fariz RM, Eet Sjahranie, dan Debby Nasution. (RA) FOTO DOK. GALERI SALIHARA. “In My Room” menjadi tema besar pada pameran fotografi yang menampilkan sejumlah tokoh terkenal hasil karya dari Jerry Aurum. Bertempat di Atrium Senayan City pameran ini berlangsung sejak tanggal 25 Oktober hingga 1 November 2009. “Terkadang orang tidak menyadari bahwa kamar tidur dan pemiliknya merupakan satu kesatuan yang bisa merefleksikan karakter seseorang secara utuh”, hal ini yang dikemukakan Jerry Aurum sekaligus menjadi ide dasar terciptanya pameran kali ini. Model yang dipilih untuk diabadikan pada karyanya di In My Room juga terbilang dari berbagai profesi hingga generasi. Mulai dari artis seperti: Dian Sastrowardoyo, Rachel Maryam, Sam Bimbo, Indra Bekti, Happy Salma, Denada Tambunan, Julia Perez, Nirina Zubir dan beberapa profesi lain seperti dokter, desainer, hingga pakar pembisnis pun ada di sini. Mengambil gambar langsung pada ruangan yang sangat pribadi dan membingkai tokoh-tokoh tersebut dengan apa adanya mereka menghasilkan karya ini menjadi sangat natural namun tetap menarik. Hingga tak heran karya Jerry Aurum di penghujung 2009 ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pria kelahiran Medan tahun 1976, Jerry Aurum memang mahir membahasakan dan menangkap momen dalam hidup untuk diabadikan. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

Arch Enemy sebuah band melodik death metal asal Swedia dibentuk pada tahun 1996 yang terdiri dari Angela Gossow (Vokal), Michael Amott (Gitar), Christopher Amott (Gitar), Sharlee D’Angelo (Bass), dan Daniel Erlandsson (Drum) ini berkunjung ke Indonesia dalam rangkaian Asian Tour 2009 yang dipromotori oleh Solucites. Malam itu konser dibuka oleh Melody Maker asal Jakarta Timur dengan black metalicorenya dan Psycroptic sebuah band asal Australia, secara musikal mereka kental akan nuansa hardcore dan technical death metal yang groovy. “Semoga ini menjadi awal dari persahabatan scene metal Indonesia dan Australia“, ujar sang vokalis. Setelah main di Jakarta mereka akan melanjutkan rangkaian tour di beberapa kota di Indonesia seperti Bandung (29 Oktober), Solo (31 Oktober), Malang (1 November), Bali (4 November) bersama Burgerkill dan Nemesis. Pukul 21.30 mulai terdengar intro yang menandakan bahwa Arch Enemy telah siap untuk melancarkan aksinya,“Blood On Your Hands“, ”Ravenous“, sebagai pembuka. Menjelang ”Taking Back My Soul“, Anggela Gossow sang vokalis baru menyapa para penggemarnya, ”Jakarta, you guys are fucking rock tonight“, yang direspon oleh crowd dengan salam tiga jari di udara. Andre Gossow Sang vokalis memang terkenal energik dan tidak banyak basa basi. Kedua gitaris mereka pun saling mengisi part-part melodi secara bergantian. Koreografi yang mereka tampilkan menimbulkan kesan bahwa mereka sudah matang dalam menangani sebuah konser. Setelah memainkan ”revolution Begins“, sang drumer Daniel Erlandson memperlihatkan kepiawaiannya bermain drum secara solo. Setelah memainkan 13 lagu, satu persatu personel turun dari stage dan lampu dipadamkan kemudian tidak lama satu persatu personel memasuki stage dan sang vokalis berteriak,“one for all, all for one, we are strong, we are one...NEMESIS“, serentak crowd kembali berdansa liar saling membenturkan tubuhnya, headbang dan membentuk circle pit. Sekitar dua lagu dibawakan dan setelah usai masing-masing personel melepaskan instrumentnya dan berbaris dibibir panggung dan melakukan salam penghormatan sebagai bentuk penghargaan terhadap crowd karena telah menjadi bagian dari konser malam itu. (RA) FOTO DOK. FAR MAGAZINE. 37


Memperingati ulang tahunnya yang ke 100 brand pakaian Fred Perry berkolaborasi dengan Piagio, perusahaan vespa legendaris asal Italia untuk membuat limited edition Fred Perry Vespa. Memang sudah identik bahwa para pengendara vespa di negara manapun yang umumnya seorang mods menggunakan brand Fred Perry, baik itu polo shirt, jaket, atau sekedar stiker padi dan kapas yang merupakan logo dari brand tersebut yang ditempel di vespa mereka. Sehingga dengan adanya kolaborasi ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat sudah cukup lamanya “persahabatan” yang tidak disengaja terjalinnya antara kedua perusahaan tersebut. Produk ini dirilis sekitar agustus 2009 dan hanya dijual di Inggris, Perancis, Jepang, dan Amerika Serikat dan hanya di produksi sebanyak 100 unit. Ehm, semoga masih ada sisa satu untuk bisa saya pulang. www.coolhunter.net

Sebagai bagian dari Nike Sportswear Fall / Winter 2009 Co-Lab series, Nike bekerja sama dengan desainer asal Inggris Mark Ward. Mark yang dikenal dengan ciri khas gaya britishnya mencoba untuk mengesampingkan gaya khasnya dalam jaket bomber ini yang sangat terpengaruh oleh budaya skateboard America di tahun 80an. Jaket bomber ini tersedia untuk pria dan wanita. Dengan tulisan “Raising hell” besar di dada dan logo yang menyerupai Mr. Pringles di tangan sebelah kanan lengkap dengan kumis aritokratnya, mata dengan simbol dollar, dan tanduk setannya jaket bomber ini sudah bisa anda dapatkan di counter Nike manapun dan tersedia dua pilihan warna yaitu abu-abu dan hitam. Selain itu juga tersedia kaosnya dengan dua pilihan warna hitam dan putih. www.coolhunter.net 38 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

The Apartment kembali hadir dengan menu khusus ”Holiday Feast” yang akan mengugah selera anda. Hari Raya Natal selalu membawa suka cita dengan nyanyian, berkumpul dengan orang-orang terkasih, dan keceriaan yang selalu hadir menyapa. The Apartment juga dengan senang hati ingin membagi suka cita natal dengan deretan acara, menyambut datangnya Xmas Executive Chef Andry Winata telah menyiapkan hidangan lezat yang cuma bisa anda temui di sini dan hanya ada di bulan Desember ini. Untuk appetizer anda bisa mencoba Foie Gras Salad dan Lobster Salad dengan potongan garlic bread. Sedangkan untuk main course, The Apartmet menyediakan Mom’s Chicken Pie, Baby Back Ribs, Lamb Loin, Seared Salmon dan 500gr US Rib Eye Steak dengan ukuran besar yang bisa untuk anda sharing. Kurang lengkap tanpa kehadiran minuman cocktail Green Snow dan mocktail Berry Christmas. Tidak ketinggalan dessert yaitu Strawberry Milefeuille, Banana Mousse atau Tart Tartin. Pada tanggal 25 Desember tersedia “Buffet Brunch” yang juga dimeriahkan dengan kehadiran Santa Clause dan Black Peter yang akan melengkapi kebahagiaan Natal anda dengan suasana homey di The Apartment Restaurant. Hanya dari tanggal 1 - 31 Desember 2009 anda bisa mencicipi hidangan lezat yang khusus disediakan untuk menyambut Hari Raya Natal 2009 ini. (BW) FOTO DOK. THE APARTMENT.

Di penghujung tahun 2009 akan diadakan “Jakarta Annual Dance Music Event 2009”. Event ini akan digelar selama 5 hari penuh dari tanggal 2-6 Desember 2009. Dengan mengambil tema “Music and Technology” diharapkan akan merangkul kawula muda dari berbagai genre. Event ini tidak hanya terdiri dari musik saja tapi juga konferensi, forum, seminar, klinik dengan pembicara dari dj, musisi, perusahaan rekaman seperti Sony BMG–Mr. Satria Dharma, Aksara Label–Hanin Sidharta, dan pihak event organizer. Event ini diadakan di beberapa tempat di Jakarta seperti Blowfish, Puro, Barcode/ La Codefin, Centro, Dragonfly, Immigrant, Domain, X2, Equinox. Performers dalam event ini terdiri dari International & Regional Performers seperti Stacey Pullen (USA), DJ Pippi (Spain), Gildas & Masaya of Kitsune (France), Mischa Daniels (Netherlands), Ton T B (Netherlands), Wei Shen (Australia), Vika Kova (Netherlands), Aldrin (Singapore), Inquisitive (Singapore), Leonard T (Singapore), Terrence C (Malaysia) dan Lokal Performers, seperti 1man, DJ Ai, Aldrin F., Alice Sofie, Deefo, Dipha, Denny Jariova, Felina, Innerlight, Patricia, Didi the dub wave, Echa, Adroitz crew,, Aldo, James Sullivan, Justen, Miko, Nuez, Raymond, Remy Irwan, DJ Romy, Altuna, Hogi, Scratchy, Deny Clubhoppers, Marquee, SEGO, Uchiel, Ninda Felina, Naro, Ardi Pite Anton Wirjono, Cream aka Eja, Riri Mestika, Justen, Tammy, Miko, Aldrin, Reymond, Ari Nagan, Nuez, ND White, Cello, Dimas, Schizo, Maliki. (RA)


39


Total Anarchy merupakan sebuah band Punk domisili Bekasi yang dibentuk sejak tahun 1995. Sempat vakum sepanjang 2002 hingga 2006 dengan formasi yang masih bertahan sampai saat ini yaitu Femil dan Farid pada gitar, Rudi pada vokal, Keke pada bass, dan Ketu pada drum. Total Anarchy merupakan salah satu band punk generasi pertama di scene punk Jakarta. Ditahun 2009 ini mereka merilis album keduanya dengan judul “Frustasi Global” dibawah bendera Suburban Records. Di album ini musik mereka cenderung memasukan nuansa hardcore punk yang kental dengan nuansa trash metal dipengaruhi oleh The Exploited, D.R.I. Total Chaos, Varukers, Chaos UK, SOD, Slayer, Sepultura. Dari segi lirik, mereka lebih membahas tema-tema seperti perang, wabah, sosial, politik. Total 10 lagu dalam album ini dan satu lagu repackaged dari album pertama yaitu ”G.P.K”. Lagu favorit saya di album ini ialah “Amoral”, “Perusak”, “Mental Disturbance” dan “Frustasi Global”. Album ini sangat direkomendasikan buat kalian yang sudah lama menyimpan boots dan jaket kulit yang dipenuhi stud dan patches segeralah cari kembali dan berpogo liar sambil menikmati album ini. www.myspace.com/naturalmadness (RA)

Kini seorang seniman tak lagi mungkin menciptakan dari titik nol, karena tak mungkin menolak informasi yang mengepungnya. Istilah salin-tempel (copy-paste) tidak saja mencerminkan prinsip dasar dari seluruh proses kreasi, melainkan telah menjadi ideologi yang menyemangati jaman dimana kita hidup. Hal ini yang mendasari seorang Henry Foundation menggelar pameran tunggal untuk menampilkan karya-karya terbarunya dalam media lukis dan grafis yang diberi title “Copy-Paste Extraordinaire”. Dalam pameran ini terdapat hasil karya seorang Henry Foundation berupa lukisan berukuran besar dengan gambar seorang pria tanpa kepala yang menghadap kearah depan yang memakai kaos dengan quote yang seolah ingin menegaskan dirinya. Karya-karya dalam pameran ini dibuat dengan penuh kesadaran terhadap pentingnya proses salin-tempel. Proses pembuatan lukisan diawali dengan sesi pemotretan kemudian ditransfer kekomputer menjadi gambar vector, kemudian di transfer keatas kanvas. Dalam pembukaan pameran ini terdapat penampilan dari Frigi-frigi, Namaste (John&Ale), Dj Hanin, Dj ArioSapi, Dj Melancholico, Dj BondiGoodboy, Dj LMS. (RA) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

Pertunjukan musik ini diselenggarakan pada 7 November 2009 bertempat di Upperroom, Annex Building Hotel Nikko Jakarta. Dipadati lebih dari seribu orang penonton, acara yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 22.00 ini terbilang sangat sukses. Acara ini menghadirkan dua konsep panggung diantaranya mini artmosphere dan main artmosphere. Untuk mini artmosphere sendiri sejumlah band ternama tampil di sini seperti: Angsa dan Serigala, Tembang Pribumi, Endah & Rhesa, Anda With The Joints, Gugun Blues shelter dan GRIBS. Dilanjutkan dengan penampilan duet antara dua generasi yang pastinya berbeda dari sebelumnya diantaranya: SORE with Ebiet G.Ade, White Shoes And The Couples Company with Oele Pattiselano & Fariz RM, Tika & The Dissidents with Vina panduwinata, dan terakhir Efek Rumah Kava With Doel Sumbang. Acara yang menampilkan perbauran mulai dari jenis musik hingga usia ini ternyata sangat diminati. Kebanyakan penonton yang hadir selain karena memang ingin menonton band-band andalan mereka, tapi juga karena penasaran dengan hasil dari duet langka yang dihadirkan pada acara Djakarta Artmosphere saat itu. Dipandu dua MC kocak Sarah Sechan dan Soleh Solihun berikut dengan kuis dan hadiah yang menarik acara ini berlangsung dengan sangat memuaskan. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

“Tidak ada orang yang meragukan bahwa Indonesia merupakan negara yang cantik, masyarakatnya ramah dan kaya akan seni dan budaya”, hal ini diucapkan oleh bapak Jero Wacik selaku Menteri Kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia dalam sambutannya ketika membuka Malam Penobatan Putri Pariwisata Indonesia 2009 yang diadakan oleh yayasan EL JOHN Indonesia. Dengan tagline “Bring Indonesian Culture to The World” dan mengangkat sub tema “mempromosikan Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia melalui Kecerdasan Wanita Indonesia” ini memberlakukan sistem penilaian berdasarkan 3 hal yaitu Smart, Charming, dan Hospitable. Setelah menjalani masa karantina selama 12 hari, ke-36 finalis putri Pariwisata wakil dari ke-33 provinsi maka pilihan juri jatuh kepada finalis dari DKI Jakarta 5 “Andara Rainy Ayudini” sebagai Putri Pariwisata tahun 2009, sebagai runner up 1 yaitu “Rieke Caroline” wakil dari DKI Jakarta 1 dan runner up 2 yaitu “Erika Adam” dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dengan adanya Putri Pariwista diharapkan mempengaruhi industri pariwisata dalam hal promosi sehingga bisa mendatangkan turis yang tentunya akan mempengaruhi pendapatan devisa negara kita. (RA) FOTO DOK. FAR MAGAZINE. 40 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


The Boundaries” dengan lagu “Save The Glock”, “Provoke!” dengan lagu “Empty Room”, dan “No Fans But Friends” dengan lagu ”Feeling Comfort” dan single kita terdapat di album kompilasi “Anthems Of Tommorow” dengan lagu “Dalam Tenang”. Dari segi musik apakah ada perubahan dibanding album sebelumnya? A: Banyak banget perubahan di album ini, dulu kita masih idealis banget. Persiapannya juga jauh lebih matang dibanding album sebelumnya. Di album ini kita juga banyak pertimbangan, tidak dari segi musik saja, kita juga melihat dari sisi pasar saat ini. Walaupun kita besar di scene Independent dan kita memainkan musik rock tapi kita juga ingin merangkul pendengar yang lebih luas. Dari musikalitas, jarak album pertama dan kedua ini cukup jauh, dan masingmasing dari kita tidak hanya mendengar punk dan hardcore saja maka dari itu di album ini banyak sekali perubahan yang terdengar secara jelas. Simplenya pendewasaan dalam bermusik dan dialbum ini kita jauh lebih percaya diri, tapi secara garis besar benang merah dengan album pertama tetap ada.

Pada tahun 2006 terdapat sebuah album kompilasi yang lahir di scene underground Jakarta dengan title “Anthem Of Tomorrow”. Sebuah album kompilasi saat gelombang musik emo sedang mencuat ke permukaan. Serentak band dengan musik sejenis lahir dan menunjukkan eksistensinya. Sayangnya tidak semua band bertahan, beberapa masih ada saat ini tapi dengan jenis musik beda. Salah satunya yang bertahan dan konsisten di jalurnya ialah Friends Of Mine (FOM) yang terbentuk jauh sebelum gelombang musik tersebut hadir di scene Jakarta. FOM terbentuk sejak 2003 atas dasar pertemanan dengan tujuan awal untuk bersenang-senang dengan memainkan musik yang berbeda dengan bandband mereka sebelumnya. Puluhan gigs telah mereka lalui, hingga mengakibatkan kebosanan diantara mereka ditambah dengan kesibukan masing-masing individu dan pergantian management membuat mereka seperti “mati suri”. Beberapa pertemuan private diantara mereka diadakan tapi tidak menghasilkan apa-apa, keinginan untuk bubar pun tidak pernah tercetus dari masing-masing individu. Dengan bubarnya band ini maka bubar pula hubungan pertemanan mereka, karena band ini dibentuk atas dasar hubungan pertemanan diantara mereka. Lama tidak terdengar, nama mereka pun mulai hadir di beberapa event seperti “comeback Show” dan ”Rocking land”, yang menandakan mereka siap untuk hadir kembali meramaikan scene underground Jakarta. Dan pada tanggal 24 Oktober 2009 mereka mengadakan launching album mereka yang kedua disebuah café di bilangan Jakarta Selatan sebagai bukti eksistensi mereka. Simak obrolan santai yang bersahabat Tim FAR MAGAZINE dengan Friends Of Mine sesaat setelah mereka bermain di depan “teman-teman” mereka. Kemana saja friends of mine lama tidak terlihat di gigs? Sengaja menghilang? Junas (J): Jujur saja, kita bingung dengan pertanyaan seperti “FOM kemana aja?”. Dulu kita stop di tahun 2008, kita tidak latihan sama sekali, tidak manggung bahkan sekedar ketemuan dan kumpul tidak pernah. Ternyata bosan juga “tidur kelamaan”, akhirnya di April 2009 kita mulai kumpul, latihan, bikin lagu sampai akhirnya chemistry diantara kita mulai terjalin lagi. Kemudian kita sepakat untuk bikin sesuatu dibulan Mei showcase dengan title “Comeback Show”. Anom (A): Dibilang sengaja menghilang juga tidak, mungkin karena kesibukan masing-masing, karena selain bermain musik kita juga kerja dan sebagian sudah berkeluarga juga. Proses Awal terbentuknya FOM? A: Dilihat dari nama kita ada benang merahnya, sebelum kita main band bareng di Friends Of Mine kita memang sudah berteman, awalnya kita saling kenal di scene underground Jakarta karena sebelumnya kita ini bandnya beda-beda. Seperti Junas awalnya main di Popcorn dan sampai saat ini masih main di Step Forward, Mario dulu main Popcorn, Rio dulu di Radio Hits, Isan main di kuro, Speak Up, Final Attack dan Anom dulu main di Passenger.

Pada tahun 2006 lalu kalian pernah tergabung dalam satu kompilasi dimana digarisbesarkan bahwa kompilasi band emo. Kalian menyebut genre musik kalian apa?bagaimana kalau kalian dicap band Emo? M:We are ROCK, secara garis besar kita memainkan musik rock…!!! Walaupun banyak yang bilang emo, pop punk, punk rock dan sebagainya. J: Dari segi musik sebenarnya tidak sama sekali, tapi tidak masalah jika ada orang yang menganggap kita band emo, mungkin kita besar di era itu dan banyak band dengan jenis musik tersebut bermunculan. Masing-masing individu mempunyai hak untuk menilai dan memberikan persepsi tentang kita. Saat kalian membawakan lagu “Kau Terkalahkan” tadi, ada statement “paradigma selera pasar” yg identik dengan major label, apa kalian pernah ditolak oleh major label? M: Sejujurnya kita belum pernah sekalipun mengajukan kepada major label, statement tersebut hanya sebagai sikap kritis kita terhadap industri musik saat ini. Jika mendapat kesempatan bergabung dengan major label dengan syarat merubah haluan musik bagaimana? M: Jika mendapat tawaran untuk bergabung dengan major label dengan catatan harus merubah haluan musik tentunya tidak akan kita ambil, karena hal tersebut bertentangan dengan idealisme kita dan statement kita tadi. J: Sekarang antara major dan Indie itu bedanya 11:12, karena saya sangat setuju dengan statement dari teman-teman Efek Rumah Kaca, dimana pasar bisa diciptakan. Jadi mau major atau indie selama kita bisa bikin kreasi apa adanya dan itu sesuatu hal yang kita suka, tentu kita pasti bisa bikin orang lain untuk suka. Kalian memandang band ini sebagai apa?mata pencaharian atau sekedar penyalur hasrat dalam berkarya? J: Dulu sekedar hobi main band dan ingin mendapat experience dari gigs. Kalau sekarang ini saya menganggap lebih kepada hubungan secara sosial, kekeluargaan dan pertemanan kalo pun mendapat keuntungan secara materi, Alhamdulillah. Apa ada pihak-pihak lain yang mendukung kalian dan keuntungan dari kerjasama tersebut? M: Ya ada, dari segi pakaian kita didukung oleh Crooz, Attack Apparel, Wadezig, Jibaku, Lolypop. J: Keuntungannya dari kerjasama tersebut tidak hanya kita diberikan kaos gratis, tapi kita sebagai brand ambassador membantu memasarkan produk mereka. Selain itu jika brand tersebut bekerja sama dengan event organizer dalam suatu event, kita diajak untuk berpartisipasi dalam event tersebut. Apa yang membuat friends of mine bertahan sampai saat ini? FOM: Because we are family and we are brotherhood. (RA) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

Sejauh ini sudah berapa album yang dihasilkan oleh FOM berdiri? A: Sejauh ini FOM sudah menghasilkan dua (2) album full length, dan 4 (empat) kompilasi. Album pertama kami dengan title “Our Times” berada di bawah label Surgery Records (Cynical MD) pada tahun 2005, dan album kedua kita di tahun 2009 berada dibawah label Fast Youth Record dengan title “Self Titled”. Dan 3 lagu kita di album “our Times” tergabung dalam kompilasi seperti “Crushing 41


Viktor&Rolf

B

ila pikiran telah berkelana, apapun bisa menjadi dasar goresan desain. Beragam bentuk busana dapat terbentuk dari irisan bidang lain yang bahkan tak terbayangkan untuk bersatu. Disinilah kreativitas dipertaruhkan. Sebuah karya yang fenomenal jika diberi label fashion memang sudah sebaiknya dapat dikenakan. Kenyamanan kemudian dapat dikesampingkan atas nama gaya. Namun jika sang kreator memang ahli, Ia dapat menggabungkan ide tergila dalam bentuk busana yang indah terlihat dan dapat dikenakan. Far Magazine merangkum jajaran turunan seni yang terbukti mampu menginspirasi dunia mode.

Fashion and Architecture

Kontribusi dunia arsitektur dalam perkembangan penciptaan busana semakin terasa. Material seperti metal tipis, struktur membrane dan kaca ringan serta plastik fleksibel yang kerap diaplikasikan pada konstruksi bangunan kini telah perlahan tampil di panggung mode. Beberapa desainer yang terlihat kerap mengaplikasikan teknik arsitektur pada konstruksi desain busananya adalah Viktor&Rolf dan Hussein Chalayan. Keduanya bahkan tak hanya meleburkan arsitektur pada busananya semata, namun juga pada keseluruhan presentasi fashion show mereka. Mereka sepenuhnya sadar bahwa elemenelemen bangunan seperti warna, pencahayaan, bentuk serta daya guna juga merupakan elemen yang harus ada pada setiap karya busana yang mereka ciptakan.

Miu Miu

Lain halnya dengan Miuccia Prada. Kecintaan wanita ini pada dunia arsitektur ia wujudkan dengan ikut campur tangan membangun flagship store yang tak hanya mampu menjadi rumah pamer karya-karyanya namun juga menjadi tourist attraction, melihat bentuknya yang sangat unik. Miuccia memiliki dua alasan mengapa showcase-nya merupakan gedung yang berdiri tunggal di kota-kota besar; pertama, untuk mempertunjukkan karya indah di dalam gedung yang indah. Kedua, untuk menciptakan kembali kenikmatan berbelanja. Beberapa flagship store Prada yang sangat memanjakan mata adalah yang terletak di New York. Dibangun pada tahun 2001 dan didesain oleh arsitek Belanda Rem Koolhaas. Lalu yang tak kalah memikat adalah bangunan crystal shaped Tokyo Aoyama. Dibuat apik oleh duo Swiss Herzog & de Meuron.

Fashion and Music Hussein Chalayan

Karen O, Yeah Yeah Yeahs

42 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

42 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

Siapapun tentunya tak mampu menampik derasnya pengaruh musik dalam beragam lini. Tak terkecuali dunia fashion. Bentuk kontribusi terbesar dunia musik pada mode dapat dilihat dari pemilihan lagu-lagu yang menghiasi panggung runway. Untuk gelaran Fall/Winter 2009/2010 lagu-lagu dari artisan tahun 80-an semacam U2, Petshop Boys, INXS, The Clash sampai idola masa kini seperti Katy Perry, Britney Spears atau band indie yang juga selalu menjadi prefrerensi personal sang desainer seperti Fleet Foxes, Yeah Yeah Yeahs, Deerhunter, La Roux, Saint Etienne nampak terdengar membahana. Konon, nada-nada yang menghentak pada saat model-model melenggang di atas panggung mampu menjelaskan dan menegaskan arti semua koleksi yang ditampilkan. Jadi jika first face model, atau model yang keluar pertama kali pada fashion show konon menunjukkan sosok wanita yang merepresentasi keseluruhan koleksi, demikian pula dengan lagu latar.


Madonna, Louis Vuitton

Selain lagu, si penyanyi ternyata juga memiliki pesona tersendiri bagi desainer. Beberapa biduan tercatat menjadi sumber inspirasi atau muse bagi koleksi-koleksi lansiran mereka. Nama-nama seperti Lily Allen dan Amy Winehouse menjadi favorit si eksentrik Karl Lagerfeld. Lily Allen juga menjadi model ad campaign tas Chanel untuk musim ini. Amy Winehouse bahkan diklaim Lagerfeld sebagai modern style icon. Selain itu, Madonna juga mampu membius Louis Vuitton untuk dua musim sekaligus. Sosoknya yang mandiri, kuat dan seksi dianggap mampu merepresentasikan wanita Louis Vuitton. Sedangkan untuk lini atas namanya sendiri, Marc Jacobs tercatat pernah mengajak Victoria Beckham untuk berkolaborasi dalam ad campaign-nya yang unik mengemas istri pesepak bola ini dalam sebuah kantung belanja raksasa.

Fashion and Art

Bicara tentang sinergi mode dan seni tentu tidak bisa dipisahkan oleh kreasi tokoh bernama Paul Poiret, seorang couturier sekaligus perupa ternama asal Prancis. Karyanya sering diklaim sebagai busana yang memiliki nilai seni tinggi. Ia sangat menyukai seni gaya baru dan kerap mengkoleksi lukisan karya Picasso, Matisse, Dufy, Rouault dan Utrillo. Ia dikenal sebagai pencipta gaun pesta dan kostum teater yang berhiaskan guratan artisan seni aliran modern. Pertemanannya dengan artisan kelas atas yang sangat berbakat kala itu menghadirkan kolaborasi yang tidak hanya berteknik pola tinggi namun juga indah dan bernilai seni. Apa yang dilakukan Poiret pada masa itu, terbukti tetap setia diaplikasikan oleh desainer masa kini. Dunia seni yang imajinatif tentu menjadi sumber inspirasi tak terbatas untuk diolah. Salah satu bukti unik kolaborasi seni dan mode masa kini adalah ketika beberapa desainer seakanakan kompak terinpirasi dari cerita Alice in Wonderland yang sangat lekat dengan seni aliran surealis. Isaac Mizrahi, Jean-Charles de Castelbajac, Dolce & Gabbana serta Marc Jacobs merupakan segilintir nama yang melansir koleksi yang berwarna-warni dan kental dengan nuansa aneh namun unik. Lihat bagaimana mereka menerjemahkan gaun, topi dan tas dalam bentuk yang dihiasi ‘benda’ aneh. Tas melekat pada topi karya Isaac Mizrahi, sepatu yang mirip bentuk teko teh ala Miumiu, atau gaun yang terbuat menyerupai lembaran dollar karya Jean-Charles de Castelbajac. Semua karya tersebut tergolong dalam lansiran ready to wear atau busana siap pakai yang tentunya wearable. Kepercayaan diri kemudian menjadi aksesori tambahan yang sangat esensial untuk dimiliki saat mengenakannya.

Lily Allen, Chanel

Rentetan baris-baris diatas hanya sepenggal catatan yang menujukkan fleksibilitas mode dalam menyerap elemen-elemen disekitarnya. Sehingga kini, jangan biarkan imajinasimu berkelana tanpa berujung pada sebuah implementasi nyata. Mulailah mencipta! (CA) FOTO DOK. FLICKR

Jean-Charles de Castelbajac

43

Victoria Beckham, Marc Jacobs


COSMICAL CHAOS Photographed by SETIO EKO WIDODO Styled by FRANS IKO SIAHAAN

44 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


45


Nicola dan Oleysia menggunakan busana dari Adesagi for Fashion First @ Senayan City 46 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Busana dari VeraIna for Fashion First @ Senayan City Headpiece dari Tasya D for fashion First @ Senayan City 47


Busana koleksi Tania Hardjosubroto dari LPTB Susan Budiharjo

48 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


49


Busana kolesksi Christian Wohangara dari LPTB Susan Budiharjo 50 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Busana kolesksi Novita Ekarini dari LPTB Susan Budiharjo 51


Photographed by ADHA TOGI Styled by FRANS IKO SIAHAAN

52 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


53


Anting yang dikenakan sebagi hiasan kepala - Tasha D. Gionelli for Fashion First 54 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Hiasan kepala - Angelova 55


56 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Hiasan kepala - Tasha D. Gionelli for Fashion First 57


58 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


59


Blast iN Beat Gantungan boneka Utopia Rp 50.000 Gantungan Kunci Bukuunik Rp 35.000

Dompet Vintage Utopia Rp 275.000 Poster Film Jadul Kamar Rp 125.000

Kaos Untuk Bumi Metrox Rp 189.000

Sweater Dress Adidas Rp 2.299.000

60 FAR OCTOBER/NOVEMBER OCTOBER/NOVEMBER2009 2009

Neon Sneaker Adidas Rp 1.269.000


Borderless Styled by

FRANS IKO SIAHAAN

Aksesoris Kaca Rockets Rp 59.000 Poster Film Jadul Kamar Rp 125.000

Legging Lace. Bloop Rp 100.000

Bootie Endorse Rp 200.000

Kalung Dongeng Utopia Rp 130.000 Aksesoris Koper Metrox Rp 80.000

Kaos Kecil Kamar Rp 80.000

6161


Aksesoris Kaca Rockets Rp 59.000 Boxer Rollerdisco Kamar Harga Tidak Tercantum

Gantungan Lomo Pompous Rp 70.000

Neon Colour Sneakers Adidas Rp 1.799.000

Hoodie Adidas Rp 399.000 Bando Bulu Angelova Rp 50.000 62 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

Mini Dress Bloop Harga Tidak Tercantum


SPOT UR S

S E N Q I UN k & Jil, foto : Ja hoes, Sea of S , a it n Za e Dore, Garanc torialist The Sar

63


Orang bilang banyak perbedaan makin buat kita kaya. Semakin beragam variasi warna makin membuat hidup jadi lebih ceria dibandingkan bila hanya ada hitam atau putih saja. Makin kesini, orang-orang terlebih lagi anak muda justru ingin menjadi yang ‘beda’. Keseragaman menjadikan mereka pribadi-pribadi yang terbatas. Bagi kaum muda yang kreatif, semangat untuk menjadi unik dan lain dari yang lain memacu mereka untuk berkreasi bebas, kalau perlu mendobrak aturan lama yang ada. Perbedaan lantas menjadi genuine style yang harus dicari. Namun bagaimana jika perbedaan yang dimiliki seseorang terlampau ekstrim? Masihkah masyarakat menghargainya atau justru menolak dan memusuhi? Semenjak Negara kita memegang teguh paham demokrasi, banyak orang tidak takut lagi untuk ‘menunjukkan’ diri. Hal yang dulu dianggap tabu kini menjadi biasa. Kejujuran mengungkap aib menjadi obat kebebasan bagi mereka yang memilikinya. Kaum Transgender dan homoseksualitas yang semula dianggap sebagai kenistaan perlahan mulai menuntut peran di masyarakat sosial yang katanya demokratis ini. Tapi sayangnya, tidak semua orang bisa menerima dengan hati terbuka kejujuran kaum minoritas ini. Orang dengan transgender dan homoseksualitas masih rentan dengan berbagai kekerasan, baik itu kekerasan fisik, seksual, maupun emosi. Bahkan, tak jarang pelaku kekerasan tersebut adalah keluarga dan orang terdekat mereka yang tak sanggup melihat kenyataan bahwa mereka ternyata berbeda. Belum lagi, pemuka masyarakat atau pemuka agama yang memandang mereka sebagai pendosa yang harus disadarkan. Hal ini kerapkali membuat mereka tertekan dan takut mengungkapkan diri. Apakah dengan adanya perbedaan yang dimiliki membuat mereka kehilangan hak sebagai manusia yang seharusnya dihargai? Apakah Hak asasi tidak berlaku bagi mereka yang memutuskan untuk merubah identitas serta orientasi seksual? Mereka adalah salah satu dari kita‌

64 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

Cerita Hermanto Hermanto (bukan nama sebenarnya) merasakan ada yang ganjil pada dirinya sejak ia berusia 6 tahun. Di kala teman sebayanya asik bermain layangan dan sepak bola, ia yang lahir dengan nama Hermanto ini justru lebih tertarik dengan boneka dan masak-masakan. Meski lahir dengan fisik lengkap sebagai anak lakilaki, Hermanto merasa lebih nyaman melakukan hal yang berbau feminim. Ibunda Hermanto telah meninggal sejak ia berusia 5 tahun, sejak saat itu ayahnya kerap kali menikah lagi, sehingga perhatiannya untuk sang putra tersita habis. Tidak adanya pengarahan dari kedua orang tua, membuat Hermanto kecil semakin betah dengan kondisinya. Saat usianya menginjak dewasa, Hermanto yang masih menutupi kondisi asli jiwanya memutuskan untuk pindah dari tanah kelahirannya menuju Jakarta. Ibu kota yang terkenal dengan citra gemerlap serta modern membersitkan sedikit harapan akan penerimaan yang lebih terbuka. Namun nyatanya, tak semudah itu untuk mengungkap jati diri di tengah masyarakat yang belum siap. Maka, Hermanto memutuskan untuk bekerja sebagaio office boy di salah satu perusahaan swasta. Kondisi perekonomian Indonesia yang terguncang tahun 1997 silam, membuat perusahaan tempat Hermanto bekerja terpaksa melakukan PHK besar-besaran. Malang tak dapat ditolak, pria ini menjadi salah satu korbannya. Hidup tanpa pekerjaan yang layak membuat Hermanto semakin frustasi dengan kehidupan. Ia pun menyerah dan membuka tabir kehidupan yang ditutupinya selama ini : hidup berjiwa perempuan dalam fisik laki-laki. Kejujurannya ini ternyata tak terlalu menyakitkan, justru ia banyak memperoleh teman yang memiliki kondisi sama. Seperti kata orang, gay could know each other. Merasa memiliki teman senasib, Hermanto mulai berani untuk merubah diri lebih ekstrim. Rambutnya yang semula pendek, ia rawat hingga kini menjadi panjang dan halus. Dadanya yang semula rata kini tumbuh payudara setelah ia meminum minuman penambah hormone hasil rekomendasi temannya. Hermanto juga rajin melakukan perawatan ke salon serta memoles wajahnya dengan make-up. Jika melihatnya saat ini, tidak akan ada yang menyangka


bahwa dibalik paras cantik dan perilaku lembut, orang ini sesungguhnya lakilaki. Hermanto sudah tidak ada lagi, yang kini bersemayam di dalam tubuhnya adalah perempuan bernama ‘Eva’. Menjadi trend Tidak seperti Hermanto yang harus menunggu selama bertahun-tahun untuk mengakui jati dirinya, kini kaum transgender dan homoseksual sudah lebih berani tampil. Mereka dengan mudah ditemui di berbagai tempat, baik itu tempat hiburan malam, mall, perkantoran, atau kampus. Menurut Tika (20), pemandangan semacam itu bukanlah hal baru lagi. Bahkan di tempat umum seperti mall, mereka sudah berani berkumpul bersama dan bahkan menunjukkan kemesraan. Mahasiswi komunikasi ini menuturkan “transgender dan homoseksual seolah sudah berubah menjadi sebuah trend baru. Mereka kelihatan nyaman dan bangga melakukan hal yang dianggap kurang wajar bagi sebagian orang.� Pergeseran pandangan mengenai hal ini mungkin dipicu juga oleh gencarnya ekspos media terhadap kaum mereka. Media memiliki dampak besar bagi masyarakat. Seperti yang termuat dalam ‘teori agenda setting’, apa yang penting bagi media maka menjadi penting pula bagi masyarakat. Dengan banyaknya ekspos dari media, membuat masyarakat menjadi lebih berani mendobrak nilai-nilai lama yang selama ini dipercaya. Dunia entertainment, khususnya televisi sering sekali memasang tokoh lakilaki keperempuanan dalam pertunjukkan. Bahasa tubuh dan suara yang ganjil mudah memancing tawa para penonton. Berbagai lelucon yang dilemparkan kepada seorang banci menjadi hiburan bagi orang yang melihatnya. Karena itu tokoh banci lebih banyak digunakan dalam acara komedi. Pro dan Kontra Keberadaan kaum transgender dan homoseksual masih menjadi pro kontra saat ini. Hal ini wajar mengingat apa yang mereka lakukan adalah sebuah penyimpangan. Kejanggalan seperti hubungan sesama jenis ini mungkin dianggap bagi sebagian orang akan merusak sistem sosial yang telah tercipta. Dalam realitanya, di negara yang masih memegang teguh adat ketimuran ini, tidak mudah untuk menjadi homoseksual atau transgender. Orang-orang seperti ini dianggap mengingkari esensi mereka sebagai manusia yang dianugerahi kodrat oleh Tuhan. Tidak banyak orang yang mau menerima bahwa terkadang hormon dalam diri seseorang bisa saja tidak berimbang, dan orang bisa merubah orientasi seksualnya. Homoseksual serta transgender tidak mendapatkan legitimasi dari agama, budaya, maupun masyarakat sosial. Siklus kehidupan sederhana seperti lahir, sekolah, beranjak dewasa, menikah dengan lawan jenis, tua, hingga akhirnya meninggal merupakan sebuah konsep sederhana yang bagi sebagian orang adalah harga mati. Sebuah penyimpangan saja bisa merusak tatanan konsep yang ada. Hidup pun tidak akan berjalan semulus yang diharapkan jika kita menabrak norma yang sejak lama tertanam dalam masyarakat. Selain itu berhubungan dengan sesama jenis juga dinilai tidak aman karena dapat menimbulkan penyakit, seperti sifilis, gonore, kanker lubang anus atau bahkan AIDS. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat menentang praktek transgender dan homoseksual. Jika dalam sebuah keluarga, ada satu anak yang menjadi gay atau lesbian, orangtuanya akan merasa sangat terpukul. Anak itu lantas dianggap sebagai aib besar yang harus disembunyikan. Akibat tidak diakui, si anak bisa perlahan kehilangan eksistensinya sehingga ia menjadi minder, penakut, atau stress. Orang seperti inilah yang rentan menjadi korban kekerasan. Seorang gay, misalnya. Karena merasa ditolak oleh keluarga dan masyarakat sekitar, maka ia menjadi pribadi yang rapuh. Tidak adanya kepercayaan diri membuat ia kesulitan membela dirinya. Maka ia tak bisa berbuat banyak ketika dihina atau dilecehkan, ia justru mungkin merasa bersalah atas dirinya sendiri. Lama kelamaan orang seperti ini bisa tenggelam dalam ketidakberdayaan dan tergerus hak-hak asasinya. Saya sendiri berusaha untuk tetap netral memandang hal ini. Walau, menjadi hetero tetap merupakan pilihan yang lebih baik bagi saya pribadi, namun ke-

hadiran kaum transgender dan homoseksual diantara kita adalah kenyataan tetap diterima dengan lapang dada. Hidup itu adalah sebuah pilihan. Setelah dewasa, kita dituntut untuk bisa menilai mana yang baik dan mana yang salah. Entah itu berjalan di jalur semestinya atau keluar garis adalah pilihan yang masing-masing memiliki konsekuensi. Tapi sebaiknya kita harus berfikir matang dan bijak dalam mengambil keputusan, terutama yang bersifat prinsip. Menjadi transgender dan homoseksual harus dipahami memiliki resiko yang tidak sedikit. Merubah kodrat dan melanggar norma akan memberikan efek buruk di tengah masyarakat, maka kita sebaiknya berfikir seribu kali jika ingin merubah identitas atau orientasi seksual. HAM Untuk Mereka Terlepas dari pandangan benar atau salah seseorang merubah identitas gender dan seksualnya, mereka tetap manusia yang sama dengan kita. Menjadi gay atau lesbi tidak lantas membuat mereka kehilangan hak, seperti hak untuk diterima, hak kesetaraan, serta hak untuk bebas dari kekerasan. Mereka tetap orang yang sama, pikiran dan hati mereka tetap sama, hanya orientasi dan identitas seksualnya saja yang berbeda. Namun perbedaan seperti ini dianggap terlalu ekstri m, hingga mereka seolah pantas disisihkan. Kaum gay dan lesbi juga kerap mendapat diskriminasi dalam kehidupannya. Misalnya saja diskriminasi dalam keadilan. Karena dianggap aib, maka seringkali kaum homo ini tidak berani menuntut keadilan jika mereka mendapat kekerasan, terutama kekerasan seksual. Tidak mudah memang merubah stigma negative yang sudah terlanjur melekat pada kaum transgender dan homoseksual. Tetapi bersikap netral merupakan pilihan yang lebih baik. Kebencian, apapun alasan dan bentuknya hanya akan membawa efek buruk dalam kehidupan. Menebar kebencian kepada suatu kaum justru dapat membuat kaum tersebut menjadi apatis dan sinis memandang hidup bermasyarakat. Jika terus-terusan merasa ditekan, mereka bisa melakukan perlawanan dan terkadang letusan sakit hati seseorang yang telah lama dipendam justru dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Bila sudah begini, kebencian tersebut akan menjadi semakin meluas dan merembet kemana-mana. Hidup yang paling menderita adalah hidup dalam kebencian dan ketakutan. Perdamaian hanya bisa terjadi jika setiap insan saling menghormati hak-hak satu sama lain. Sebagai manusia biasa, tidak seharusnya kita menghakimi mereka. Tuhan, sebagai pemilik dunia pasti punya pertimbangan sendiri. Biarlah itu menjadi urusan mereka dengan Tuhannya masing-masing. Kita juga tidak memiliki hak untuk mendiskreditkan mereka karena identitas seksual yang berbeda. Hak asasi adalah milik setiap manusia, tidak peduli homo atau hetero, setiap insan berhak diperlakukan sama dan memperoleh rasa aman dalam hidupnya. Menjadi gay atau lesbi tidak menjadikan mereka kehilangan hati nurani. Perbedaan yang mereka miliki tidak seharusnya dijadikan alasan untuk menghina atau menginjak harga diri seseorang. Perampasan hak asasi secara tidak langsung bisa membuat mereka merasa terbuang dan tak berharga. Sungguh, menyedihkan perasaan seperti itu. Mereka tidak menuntut pembenaran akan sikap mereka. Mereka hanya butuh dihargai dan diterima selayaknya orang lain. Mereka bukan virus atau penyakit menular. Mereka adalah manusia yang sama seperti kita‌

65


1

Desember merupakan hari AIDS Internasional. Dengan ditetapkan hari tersebut sebagai hari AIDS Internasional bukan sekedar moment yang kita sambut dengan bahagia melainkan sebagai peringatan kepada kita sebagai umat manusia untuk mengetahui dan menyadari akan betapa bahayanya penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV. Sedikit penjelasan mengenai HIV dan AIDS. HIV ialah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, hingga lama-kelamaan sel kekebalan tubuh kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak. AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Síndrome, yaitu merupakan kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. AIDS muncul setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh menusia selama lima ingå sepuluh tahun lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan satu atau lebih penyakit dapat timbul, karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah dari biasanya. Sebagai makhluk sosial, kita diberikan dua pilihan dalam menjalani kehidupan. Ada hitam dan putih, baik dan buruk. Sebagai manusia yang merdeka tentunya kita memiliki hak asasi dalam menguasai diri kita sepenuhnya. Tapi terkadang kebebasan tersebut terlalu melenceng sehingga kita lupa akan batasan-batasan yang ada. Kita terlena dalam menikmati kebebasan tersebut sehingga membuat kita terkadang terlalu jauh dari tuhan sehingga terjerumus dalam satu lingkaran setan. Seseorang yang positif mengidap HIV tetaplah seorang manusia yang utuh, tentunya kita juga sudah seharusnya memperlakukan individu tersebut tanpa ada perbedaan. Ada yang beranggapan bahwa seseorang yang positif terkena virus HIV itu sudah merupakan hukuman dari tuhan. Jikalau memang begitu, apakah kita sebagai umat manusia pantas untuk menghukum dan menghakimi individu tersebut? Suatu kesalahan harus dibayar dengan suatu tanggung jawab, dengan menerima keadaan mereka sebagai pengidap HIV menurut saya sudah cukup. Saya pribadi memiliki kepercayaan bahwa setiap individu yang memiliki perilaku yang bisa dikatakan liar pasti ada sisi kelembutannya, setiap individu yang positif terkena HIV pasti memiliki sisi positif yang bisa kita jadikan panutan. Tidak banyak orang yang mau terbuka mengenai anggota keluarganya yang positif terkena HIV. Mereka menganggap bahwa itu suatu aib yang telah mencoreng nama besar keluarga mereka. Umumnya yang mau terbuka justru teman dan hanya beberapa pengidap yang mau berbagi dengan masyarakat. Satu contoh dikemukakan oleh seorang pria berumur 33 tahun seorang gitaris dari sebuah band alternatif, ia memiliki seorang teman yang positif mengidap HIV yang saat ini sudah meninggal dunia. Awal kenal dengan si penderita itu dari seorang teman dan akhirnya sempat membuat sebuah grup musik. Hubungannya dengan almarhum bisa dibilang cukup dekat secara personal. Menurut dirinya, temannya ini memiliki kepribadian yang baik, tidak banyak omong, sederhana dan ramah. Awal kenal, temannya itu belum positif mengidap HIV. Dia diberitahu oleh temannya itu sekitar setahun sebelum akhirnya dia meninggal. �Jujur gue tau persis perasaan dia saat itu, keliatan banget kalau dia menutupi hal ini dari orang sekitar kecuali gue, gue tidak masalah dan tidak akan merubah kadar pertemanan gue dan dia, mungkin dia ada rasa takut kalau seandainya gue berubah sikap ke dia�. Menjelang akhir hayatnya, temannya itu sempat tinggal bersamanya selama 3 bulan, untuk membahas materi lagu dan lirik karena saat itu kita sedang dalam proses

66 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


rekaman album perdana. Dengan kondisinya seperti itu, ia tetap memiliki semangat dalam menghasilkan karya. Dengan kondisinya ia tetap menjalani hidup sebagaimana orang lain lakukan, tetap semangat mengejar mimpi dan obsesinya sebagai seorang musisi. Namun, lama-lama kondisi tubuhnya semakin tidak mendukung, hingga suatu malam dia mengalami anval dan dibawa kerumah sakit, esok harinya dia pergi untuk selamanya. ”Semangat dari almarhum yang membuat gue tetap semangat dalam menjalani kehidupan, karena sejujurnya gue sejak Januari 2009 dinyatakan positif HIV”. Dari awal mengenal obat-obatan terlarang ia sudah mengetahui resikonya suatu saat nanti ia akan terkena HIV, tapi saat itu ia tidak terlalu jauh memikirkannya. Awal mengetahui dirinya positif HIV ia bisa menerima keadaan, dan ia berharap akan selamanya seperti ini tanpa pernah sedikitpun merasa putus asa dan rendah diri. Awalnya ia tetap beraktivitas seperti biasa, kerja dan tetap bermain musik, akan tetapi kondisi fisiknya tidak mendukung. ”Saat ini gue turutin apa kata dokter”, anjuran dari dokter agar hidup lebih sehat dengan mengkonsumsi obat ARV yang harus dikonsumsi seumur hidup untuk memperlambat pergerakan dari virus HIV di tubuhnya dan mengikuti terapi-terapi. Dia lebih memilih untuk berobat dengan dokter umum dibanding masuk rehabilitasi, karena justru dengan masuk pusat rehabilitasi baginya hanya akan memperluas pergaulannya dengan sesama pengguna, ”sama saja seperti masuk lingkaran setan”. ”Alhamdulillah, saat ini badan gue sudah gemukan lagi”. Ia pun mengucap syukur karena memiliki keluarga yang bisa dikatakan bersifat terbuka, karena sejak awal dirinya dinyatakan positif HIV, dukungan dari keluarganya sangat besar. Justru mereka takut seandainya dengan kondisi saat ini malah jadi putus asa, ia selalu dikasih masukan yang positif oleh keluarga seperti tetap semangat, jangan menyerah dan selalu tetap inget tuhan. Ia mengakui saat ini ia memandang hidup jadi lebih berbeda, walaupun tidak terlalu banyak perubahan tapi ia mulai mengerti bagaimana hidup sehat, setidaknya ia mulai mengurangi konsumsi akan ”putaw”, rokok, mulai olah raga teratur dan tentunya secara spiritual ia berusaha untuk lebih mendekatkan diri dengan tuhan. Keinginannya saat ini ialah ia ingin memulai hidup baru dan seperti pada umumnya seorang lelaki seusianya yaitu hidup mapan dan tetap menyalurkan hasrat bermusiknya. Pada dasarnya manusia terlahir tidak sempurna, dan tidak ada gunanya juga untuk menyesali apa yang telah terjadi dalam hidup. Setiap manusia pasti melakukan kesalahan, dan kita sebagai sesama umat manusia tidak pantas rasanya untuk menghakimi. Satu hal yang pasti dibutuhkan oleh seseorang yang positif mengidap HIV ialah dukungan dari orang –orang terdekatnya baik itu keluarga dan teman-teman dekatnya. ”Dukungan merupakan obat yang paling ampuh, hal ini diucapkan oleh seorang tato artist yang kehilangan seorang teman karena positif mengidap HIV. Menjelang akhir hidup dari temannya ia dan kawan-kawannya selalu berusaha untuk memberikan semangat agar temannya itu tidak patah semangat dan makin memperburuk keadaannya dan kondisi kesehatannya. Tapi tuhan berkata lain. Dengan uluran tangan dan rangkulan kita dibahu mereka tentunya akan memberikan semangat bagi mereka dalam menjalani hidup. Setiap peristiwa yang kita alami dalam hidup pasti ada alasannya dan bisa dijadikan suatu pelajaran yang berguna baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Hal ini tentunya menjadi pelajaran yang berharga bagi kita, agar tidak salah mengambil keputusan dalam menjalani hidup. Manusia dimata tuhan pada dasarnya sama, tidak ada bedanya, dengan adanya sikap diskriminasi terhadap penderita HIV tentunya sangat tidak adil. Dengan kita mau menerima dan merangkul mereka itu memang tidak menyembuhkan mereka secara fisik akan tetapi meringankan beban mental mereka. (RA) ILLUSTRASI: TORO ELMAR.

Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Dilihat dari gejalanya terdapat 2 gejala seseorang terkena HIV yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi). Gejala mayor, seperti berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan neurologis. Sedangkan gejala minor seperti batuk menetap lebih dari 1 bulan, infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita. HIV dapat di tularkan dengan cara, berhubungan seks berganti - ganti pasangan, menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas, dan ibu yang terinfeksi HIV bisa menularkan kepada bayi yang dikandungnya melalui kelahiran atau air susu ibu, transfusi darah. Sama halnya denyan penyakit yang lain, pencegahan lebih baik dari pada mengobati, selama belum menikah tidak berhubungan seks sama sekali, menggunakan sikat gigi atau pisau cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan ada resiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis) bukan hanya HIV, berlaku saling setia alias berhubungan seks hanya denga pasangan kita yang sah, memakai kondom saat berhubungan seks, tidak menggunakan satu jarum suntik untuk dua orang atau lebih.

67 67


Dia yang kita sebut dengan berbagai macam nama “Bunda, ibu, mama, mami, ummi” dan sebutan lainnya. Tapi bagi kita dia cuma punya satu tempat sama dalam hidup kita yaitu di hati kita masing-masing. “Taming Andrew” dalam film ini menunjukkan betapa dekatnya hubungan seorang anak dengan ibunya. “ Aku mau ibuku bukan untuk menghilangkan lapar atau haus”, sebuah kalimat di salah satu cuplikan kata yang diucapkan anak untuk ibunya.

I

bu sosok yang begitu dekat dengan kita sehari-hari, bahkan sejak proses di dalam kandungannya, orang pertama dan paling banyak berinteraksi dengan sang bayi adalah ibu. Kedekatan ini terjalin berawal saat kita berada di dalam kandungan, selama 9 bulan masa kehamilan, ibu dan sang anak berada di dalam satu raga yang sama. Dalam satu raga yang memiliki dua nyawa, dua rasa, dan juga dua hak tapi satu tanggung jawab. Bayangkan saja, selama 9 bulan itu seorang ibulah yang harus menjaga keamanan sang bayi, mulai dari makan dan minum ibu harus berbagi dengan sang bayi, semasa itu juga ibu tetap harus menjaga komunikasi dengan anaknya. Berbicara dengan calon bayi, mendengarkan musik ataupun ayat-ayat agama, semua itu ia menjalin sebuah komunikasi yang tidak putus dengan anaknya hingga sang bayi pun merasa sangat dekat dengan ibunya. Ketika datang waktunya melahirkan ibu berjuang mempertaruhkan nyawanya sendiri demi sang anak. Rasa sakitnya mungkin tidak ada bandingannya, tapi itulah ibu perjuangannya selama 9 bulan hingga pengorbanannya saat melahirkan tidak pernah meminta balasan apalagi sebuah imbalan. Ibu yang kita tahu adalah sosok yang merawat, menjaga, selama 9 bulan hingga melahirkan dan terus merawat dengan kasih sayang hingga kita tumbuh menjadi dewasa. Tapi bagaimana dengan sosok ibu yang satu ini, kelembutan hati yang ia punya sama dengan ibu pada umumnya, ia juga punya ketulusan yang sama saat merawat anak-anaknya, tapi yang membedakan ia tidak melalui proses mengandung selama 9 bulan, apalagi proses melahirkan itu juga tidak dilewatinya. Wanita berhati mulia itu bernama Oudri Karolina, ia seorang pengasuh anak-anak dari Panti Asuhan Dorkas. Memasuki Panti asuhan itu, semilir angin menyambut ramah kehadiran saya siang itu, di halaman depan tempat itu memang di penuhi pohon-pohon yang rindang. Sesampainya didalam saya bertemu dengan beberapa pengurus panti, dan sekaligus menjadi pertemuan pertama saya dengan sosok Ibu Oudri Karolina. Kesan pertama yang bisa saya jabarkan, ia seorang wanita dengan tutur bahasa yang santun dilengkapi dengan gestur tubuh yang sangat sederhana namun ada sesuatu yang membuat saya merasa telah mengenalnya sejak lama. Perbincangan kami, dimulai di teras depan panti. Ibu Oudri merupakan sapaan akrabnya sehari-hari. Ia telah memutuskan untuk menjadi seorang pengasuh sejak tahun 2004, ia memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai pengrajin di sebuah tempat handycraft di bilangan Bekasi dan beralih ke pekerjaan yang hingga kini masih dengan setia ia jalankan. Perjalanan yang cukup panjang harus ditempuhnya hampir setiap hari, mengingat rumah Ibu Oudri berada di daerah Bogor sedangkan Panti Asuhan Berada di Bilangan Wahid Hasyim Menteng. “ Dua kali naik angkot, kemudian dilanjutkan dengan kereta api yang kurang lebih 2 jam perjalanan”, jelas wanita berumur 35 tahun ini. Keputusannya menjadi pengasuh di panti saat ini telah melalui proses yang tidak begitu rumit. Berawal dari dirinya yang seorang anak bungsu, ia merasa tidak memiliki adik kecil yang bisa disayang olehnya, dan memang menyukai anak-anak yang menjadi modal utama yang menunjang keinginannya sebagai seorang pengasuh. Awal mula bekerja di panti ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Proses adaptasi harus dilaluinya mulai dari lingkungan panti, hingga pada anak-anak panti. Dan yang menjadi kesulitan terbesar justru pada anak-anak tersebut, mengatasi sekian banyak anak dengan perbedaan karakter yang tidak mudah disatukan, tidak jarang membuat Ibu Oudri meneteskan air mata. Tapi tentunya air mata itu ia simpan sendiri tanpa ditunjukkan kepada anak-anak panti. Keteguhan hati dan kesabaran yang besar dari wanita berkacamata ini membuahkan hasil kini anak-anak menjadi sangat dekat dengannya. Ia menjadi figur yang se-

68 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

lalu berada disamping anak-anak disetiap saat. Mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat sekolah, makan siang, belajar, makan malam, hingga kembali ke tempat tidur, Ibu Oudri tidak pernah melepaskan pandangannya kepada anak-anak panti. Selama perbincangan, sesekali ia menyeka air matanya. Ia selalu miris melihat nasib anak-anak asuhannya, “Saya selalu belajar kekuatan dari anak-anak panti, Mereka tidak lengkap tapi mereka mencoba untuk kuat dan itulah yang hingga kini membuat saya kuat”, ceritanya dengan penuh harapan. Sejak Kapan ibu menjadi Volentir di panti asuhan ini? Saya mulai bergabung ditempat ini kira-kira sejak tahun 2004 yang lalu. Sebelum menetapkan bekerja di tempat ini, pekerjaan ibu apa? Saya sebelumnya bekerja di tempat kerajinan tangan (handycraft) di daerah Bekasi Apa yang menggerakkan ibu untuk menjadi volentir di tempat ini? Sebenarnya saya anak bungsu jadi mungkin karena tidak merasakan punya adik kemudian saya juga sangat menyukai anak kecil dan kebetulan ada tawaran untuk bekerja di panti asuhan Dorkas jadi tanpa pikir panjang sya langsung menerima tawaran tersebut. Bagaimana tanggapan dari orang-orang sekitar terhadap pekerjaan ibu saat ini? Saya sangat bersyukur mulai dari orang tua, kakak, hingga suami saya sangat mendukung pekerjaan yang saya lakukan saat ini. Dan dukungan mereka sangat berarti untuk kelangsungan pekerjaan saya ditempat ini. Bagaimana ibu memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan mengambil pekerjaan yang ini? Awalnya selain memang karena menyukai anak kecil, saya merasa terpanggil karena mereka memang membutuhkan sosok yang bisa membuat mereka nyaman dan merasa memiliki ibu bahkan sahabat untuk mendampinginya. Bagaimana dengan proses adaptasi ibu dengan anak-anak pada awalnya apakah menemukan kesulitan? Sebenarnya mereka anak yang baik, hanya saja mereka juga memiliki sifat yang berbeda-beda tentunya. Pada awalnya saya kaget dan masih binggung untuk mengendalikan mereka, tapi seiring berjalannya waktu saya punya kesempatan untuk belajar memahami mereka begitu pula sebaliknya. Dan yang saya rasakan saat ini justru mereka sangat dekat dan kita saling menyayangi. Tanggung jawab seperti apa saja yang ibu lakukan di tempat ini? Tentunya saya harus merawat mereka, mulai dari pagi hari memandikan mereka, memakaikan baju, kebaktian bersama, mempersiapkan bekal mereka, sarapan bersama kemudian mengantarkan mereka untuk ke sekolah. Seberapa besar cinta ibu terhadap anak-anak panti? Panti sudah seperti rumah saya sendiri, dan anak-anak sudah seperti anak saya sendiri. Saya sangat mencintai mereka dengan apa adanya, sebisa mungkin saya memberikan yang terbaik untuk mereka dan semoga saya bisa memiliki tempat di hati mereka.


social brew

Foto : Courtesy Red Nose

Hal apa yang membuat ibu sedih mengenai anak-anak? Terkadang kalau mereka bandel di sekolah dan mendapatkan nilai yang kurang baik. Saya berusaha untuk memberikan pengertian kepada mereka untuk menjadi yang lebih baik . Hal lucu apa yang dilakukan anak-anak hingga memberikan kenangan tersendiri untuk ibu? Selam 5 tahun ini anak-anak memberikan cerita tersendiri untuk saya, tingkah laku mereka memang bermacam-macam. Hampir setiap harian ada saja tingkah lucu mereka, seperti masih ada yang ngompol, dan justru ketika saya sedang kesal mereka akan saya ajak menari dan tarian mereka yang meredakan kekesalan saya.

saya juga rutin memeriksa kesehatan bayi saya, memberikan asupan makanan yang bergizi dan mendengarkan lagu-lagu hingga solatlah yang selalu membuat saya tenang dan tahu kalau semua pasti akan ada jalannya. Hal apa yang paling membahagiakan ketika dalam proses kehamilan? Ketika pertama kalinya saya mendengar detak jantung dari anak yang saya kandung. Saya menangis, dan itu juga yang semakin menguatkan saya kalau saya mencintai anak ini dan saya mau berjuang demi dia. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

Pesan dan harapan ibu untuk anak-anak panti? Harapan saya, semoga anak-anak pantisuatu saat menjadi orang yang berguna, ketika mereka besar mereka akan berhasil dalam hidup ini. Pesan saya, Selalu takut kepada Tuhan dan jangan pernah kecil hati karena mereka punya banyak orang yang sayang dan peduli kepada mereka. Berbeda dengan sosok ibu yang satu ini, seorang ibu muda yang membesarkan anaknya sendiri (single parent)bukan hal yang mudah. Ia harus cuti dari kuliahnya di salah satu Perguruan Tinggi Swasta Jakarta karena harus menikah muda. Wanita yang kini berusia 24 tahun ini tidak menginginkan nama aslinya tertulis jelas dalam cerita ini. Disaat masa-masa kuliah tahun 2003 lalu, yang penuh dengan cerita cinta, persahabatan, hingga proses kuliah itu sendiri yang cukup menyita waktu, itu semua sempat dilalui olehnya. Gejolak kawula muda turut menyita keinginannya untuk tahu lebih dalam. Hingga pada akhirnya ia harus mempertanggungjawabkan apa yang telah terjadi pada dirinya. Diharuskan menikah di usia 21 tahun, dan harus melalui proses yang mempersulitnya karena kehamilan di luar nikah yang masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat. Ia mencoba berjuang untuk tetap bisa bertahan bukan hanya demi dirinya tapi demi anak yang dikandungnya. Ia tahu kalau anka yang dikandungnya tidak berdosa dan punya hak untuk hidup dan dibesarkan. Apa yang menjadi alasan mau menikah muda? Yang pasti pertama karena cinta, selebihnya karena memang ada yang harus dipertanggungjawabkan hingga jalan untuk menikah muda harus saya ambil. Siapa orang pertama yang anda ceritakan mengenai apa yang anda alami? Untungnya saya punya sahabat yang baik dan sangat pengertian. Dia yang mebjadi orang pertama untuk saya menumpahkan semua keluh kesah dan dia juga yang menjadi orang pertama yang membuat saya memberanikan diri untuk jujur kepada kelurga saya. Kemudian bagaimana dengan pendidikan anda? Saya terpaksa harus mengambil cuti selama kurang lebih 1 tahun. Tapi setelah melahirkan, saya sudah kembali lagi untuk meneruskan kuliah saya hingga kini. Ketika memutuskan menikah apakah keluarga mendukung? Pada awalnya keluarga pasti sangat terpukul, tapi diam dan kemarahan memang bukan jawabannya. Jadi keputusan saya untuk membesarkan anak dalam kandungan saya dan menikah muda mendapat dukungan dari keluarga. Bagaimana anda melewati proses kehamilan tersebut? proses itu saya lewati dengan perjuangan tentunya, seperti ibu yang lainnya 69


Ecoutez grup band yang memutuskan berada dikanca musik Indonesia sejak tahun 2005 ini kini sudah berada pada puncaknya. Pada album keduanya yang rilis akhir 2008 bertajuk ‘Positive’ Ecoutez menebarkan cinta dengan lagu-lagu andalan mereka seperti ‘Are You Really The One’ dan ‘Maafkan’. Ecoutez yang terdiri atas lima orang personil diantaranya: Delia (vokal), Ayi (gitar), Leo (bass), Iyas (Keyboard) dan Jay (drum). Memilih aliran musik Pop Jazz dan lirik yang catchy band yang kini disibukkan dengan rangkaian manggung baik dalam dan luar kota ini mencoba jujur dan menampilkan musik ringan yang bisa diterima oleh semua masyarakat. Dalam penampilan, mereka lebih senang untuk tampil dengan konsep Kasual tapi eye catching dan menarik. Ditemui disela-sela rutinitas latihan, bertempat di studio bilangan Gandaria Jakarta selatan Ecoutez berbagi cerita dengan Far Magazine mengenai sejumlah kegiatan dan barang-barang yang menjadi favorite mereka. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

Ternyata menjadi satu-satunya wanita dalam grup band Ecoutez memberi cerita sendiri untuk Delia Septianti. Sebagai seorang vokalis, tidak hanya mengandalkan suara merdunya saja, ia juga harus memperhatikan penampilannya agar selalu terlihat fresh. Mulai dari rambut hingga sepatu Delia tidak pernah mau asal pakai saja, ia selalu memikirkan konsep dan menyesuaikan dengan tema acara. “Saya sebenernya ga mau yang terlalu ribet, tapi yang membuat saya nyaman, dan terlihat elegan yang menjadi pilihan saya untuk setiap manggung”, jelas wanita kelahiran 1 September 1985. Tiga bulan terakhir cewek virgo ini lagi tertarik banget sama animal print. Motif Leopard sedang mewarnai hariharinya kini, koleksi yang berawal dari turunan milik sang bunda. Kini, koleksinya sudah bertambah dengan pesat mulai dari aksesories, baju, dress, sepatu hingga underwear pun ada dan semuanya dengan motif macan tutul (leopard). 70 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009 70 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Seorang gitaris, produser musik, dan musik director, tiga kegiatan tersebut yang saat ini memenuhi keseharian pria yang akrab disapa Ayi ini. Mempelajari gitar sejak duduk di kelas 4 SD mulai dari klasik, rock dan jazz hingga kini, membuat kemahirannya dalam bermain gitar tidak perlu diragukan lagi. Jadi tidak heran kalau gitar kini menjadi salah satu barang koleksinya selain parfum. Karena kebutuhan dan hobinya kini Ayi telah memiliki kurang lebih 7 buah gitar yang dibeli dari hasil keringatnya sendiri. Gitar telah mengisi sebagian besar waktunya, untuk merawatnya Ayi selalu membersihkan gitarnya sendiri mulai dari senar hingga bodynya, tempat penyimpanannya pun khusus. Menjamurnya band baru dengan aliran musik yang beragam ditanggapi positive olehnya “Bagus donk dengan makin banyaknya band baru jadi bikin kaya musik Indonesia terus diferensiasi jadi lebih banyak, Ya kan”.

Sejak kecil pria yang akrab disapa Jay ini sudah menyukai diecast pesawat (miniature pesawat). “Diecast pertama gw dibeliin ma bokap, koleksi gw dimulai dari saat itu deh”, kenang Jay. Hingga saat ini koleksinya sudah mencapai puluhan mulai dari airlines dalam negeri Garuda dan lion air hingga luar negeri seperti: JAL, Singapore airlines, Emirate, Catay Pacific hampir semua jenis pesawat komersil telah ia miliki. Untuk urusan harga sangat variatif mulai dari Rp 220.000 -1.400.000 untuk satu diecast bukan suatu masalah untuknya. Budget khusus selalu ia siapkan untuk menambah koleksi terbarunya. Pernah menjadi pegawai bank swasta sebelum bergabung dengan Ecoutez, pria yang satu ini ternyata telah mencintai dunia musik sejak kecil. Terinspirasi dari The King Of Pop Michael Jackson yang hingga kini cukup banyak menginspirasinya dalam bermusik.

Baginya musik merupakan bagian dari seni yang tidak ada ukurannya, bagus atau jelek tinggal bagaimana para penikmat yang menilainya. Leo Christian pria yang kini juga disibukkan dengan bisnis otomotif miliknya, punya hobi unik yang mungkin belum banyak yang mengetahuinya. Mulai dari koleksi action figure, rubber duck hingga yang paling ia gemari yaitu miniatur mobil berikut perlengkapannya. Berawal saat duduk di bangku SMP ia mempunyai miniature mobil yang sama persis dengan mobil miliknya. Dari saat itu hingga kini, ia terus menambah koleksi mobil-mobilannya yang sekarang jumlahnya sudah mencapai ratusan. Di simpan ditempat khusus dan tidak pernah dilepas dari kemasannya, menjadi salah satu cara untuk merawat koleksi kesayangannya tersebut. Pecinta warna kuning ini mengaku barangbarang koleksinya berasal dari berbagai kota, toko hingga Pasar Gembrong di Jakarta timur yang selalu jadi tempat incarannya. “Untuk harga gw ga masalah ada yang 7.000 ampe ratusan, yang penting gw suka pasti gw beli”, cerita pria yang menyukai musik blues dan klasik ini.

“Tepat waktu” diantara ke lima personil Ecoutez, Iyas panggilan akrabnya mengaku yang paling on time. Jadi tidak heran kalau pria berkacamata ini punya koleksi jam tangan yang cukup banyak. Dengan merek yang beragam mulai dari Guess, Fossil, G-shock, cassio, dan juga Swiss, “Gw suka jam tangan yang banyak kronografnya, seru aja ada petunjuk waktu, tanggal, terus gw juga lagi suka jam yang bentuknya kotak”. Rutinitasnya yang melibatkan kerjasama dengan banyak orang membuat Iyas harus selalu tepat waktu. Selain sebagai keyboardis, pria 25 tahun ini juga merupakan seorang penyiar di OZ Radio. Menyukai lagulagu di era 80’an yang menurutnya lebih jujur dan apa adanya. “fashionable tapi santai, gw ga suka yang ribet-ribet, yang penting nyaman klo bisa ke acara kawinan gw maunya pake celana jeans aja…”. 71


R

empah-Rempah Restaurant khusus hadir untuk memanjakan lidah anda dengan cita rasa nusantara. Memiliki resep turun temurun dari tahun 1945 dengan inovasi racikan yang disesuaikan dengan selera anda saat ini. Restaurant satu ini memilih konsep homey yang akan membawa anda dalam suasana nyaman dilengkapi atmosfer di setiap ruangan yang akan membawa anda mengenang budaya Indonesia di masa lalu. Memasuki restaurant anda akan disambut dengan aroma khas rerempahan Indonesia. Suasana gemericik air lengkap dengan alunan musik daerah hingga klasik siap menemani anda menyantap hidangan khas Indonesia. Dengan kapasitas 80 orang restaurant ini memiliki dua area, smoking dan non smoking area. Tersedia pula fasilitas untuk meeting, presentasi, gathering, dan juga ruang VIP. Tidak ketinggalan free Wi-Fi yang bisa membuat anda lebih betah sambil mencicipi aneka hidangan. Di dominasi warna-warna natural seperti bebatuan, kayu, hijau daun yang dipadu dengan tirai-tirai merah dan beberapa display mainan, tokoh pahlawan, dan elemen jaman dulu di setiap sudut hingga menciptakan nuansa Indonesia di tahun 50’an. Rempah-Rempah Restaurant hadir untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia melalui musik, mainan dan terutama makanan. Di sini anda bisa mencicipi makanan dan minuman tradisional mulai dari Sabang hingga Merauke. ‘Bebek Goreng Bengil’ yang renyah dilengkapi sambel picit (irisan cabe rawit, bawang 72 FAR FAR OCTOBER/NOVEMBER OCTOBER/NOVEMBER 2009 2009 72

merah, tomat dan minyak khusus) rasa gurih, pedas, manis akan berkumpul menjadi santapan yang pas untuk makan siang ataupun malam anda atau ‘Ayam Goreng Rempah-Rempah’, daging ayam empuk ditaburi berbagai daun goreng hingga mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera. Sop Senggang Halimah, untuk yang satu ini sangat cocok dimakan saat suasana dingin. Untuk minumannya sendiri, Rempah-Rempah menyediakan moktail Ken Arok (percampuran dari buah strawberry, gula jawa, fresh lemon dan soda), Lemon Sereh (fresh lemon, teh, plus sereh), Jus Sunset Bali (mix antara nanas, wortel, markisa dan jeruk) dan minuman segar lainnya yang akan mengembalikan mood anda. Selain itu jangan melewatkan “manis kunci” sebagai dessert diantaranya: Es cincau adem, es pisang kurma, es campur 3 rasa dan juga aneka jajanan masa lalu serta aneka kue basah. Harga untuk setiap makanan, minuman, dan beraneka dessert dibandrol dengan harga yang variatif. “Rempah-Rempah Restaurant” mencoba menghadirkan suasana berbeda sekaligus hidangan khas Indonesia yang akan menambah deret referensi tempat wisata kuliner anda bersama orang-orang tercinta. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.


Bebek Goreng Bengil 1 ekor: Rp 79.000,1/2 ekor: Rp 44.000,-

Wedang Ronde Rp 22.500,-

Nasi Campur Rempah Rp 34.000,-

Ayam Rempah-Rempah Rp 74.000,-

Es Lemon Sereh Rp 19.000,-

Sop Senggang Halimah Rp 69.000,-

Ken Arok Rp 27.500,-

73


P

ada salah satu program televisi dari luar negri beberapa waktu lalu, disebutkan oleh pembawa acaranya bahwa untuk mencapai Gunung Anak Krakatau hanya bisa melalui setidaknya 2 titik di Indonesia. Kedua titik itu adalah melalui pantai di sepanjang daerah Anyer, Jawa Barat dan yang lainnya melalui teluk di kota Kalianda, Lampung Selatan. Tempat kedua yang disebutkan ini mungkin agak asing di telinga masyarakat kota yang hampir sebagian besar memiliki rutinitas tahunan ke pantai Anyer. Kalianda adalah sebuah kota kecil bersahaja di bibir pantai teluk Lampung yang menjadi ibukota kabupaten Lampung Selatan. Terdiri dari 25 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 73.412 jiwa yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani padi dan palawija. Pada tanah seluas kurang lebih 350 hektar di kota Kalianda, berdiri sebuah resort nan elok bernama Travellers Krakatoa Nirwana Resort yang beralamat di jalan Trans Sumatera Km.45 Merak Belantung, Lampung Selatan. Dan ini adalah catatan perjalanan FAR bersama beberapa jurnalis kesana atas undangan dari PT. Bakrie Nirwana Semesta, anak usaha dari PT. Bakrieland Development, pendiri resort tersebut.

Pada 14 Oktober 2009, pukul sebelas pagi, sebuah kapal ferry dengan nama ‘Muhfida’ merapat ke pelabuhan Merak. Inilah kapal yang akan membawa kami menyeberangi selat Sunda sejauh 38 kilometer menuju pelabuhan Bakauheni. Sesampainya di pelabuhan Bakauheni, jam telah menunjukkan pukul satu siang. Kami pun bergegas melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan roda empat menuju rumah makan Ayam Goreng Mbok Sita yang berhasil direkomendasikan dengan baik oleh Bapak Maulandiki (Diki), pemimpin tour sekaligus Public Relation Supervisor Krakatoa Nirwana Resort. Di rumah makan yang terletak di jalan Trans Sumatera Km.85, Bakauheni, Lampung itu, kami menikmati ayam goreng madu khas Mbok Sita yang terkenal. Beberapa hal yang membuat ayam goreng madu ini terasa nikmat selain sambalnya adalah karena ayam ini hanya boleh di masak oleh satu orang saja dan ayam yang di masak itu semasa hidupnya dibiarkan mencari makan secara liar. Sekarang berganti menjadi FAR yang merekomendasikan restoran sederhana ini untuk Anda singgahi.

74 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

Menjelang sore hari, kami sudah tiba di lobby TravellerS Krakatoa Nirwana Resort. Kesan pertama yang tertangkap saat melangkahkan kaki menyusuri resort itu tiap sudutnya adalah ketenangan dan sebuah pesona sejauh mata memandang ke laut. Hanya terdengar suara dahan pepohonan tertiup angin yang mendominasi gendang telinga. Air laut begitu tenang dan datar karena resort ini memang berada di teluk Lampung. Rencananya pada 2010, akan dibuat sea pool atau kolam renang air laut dari bibir pantai hingga menjorok ke dermaga memanfaatkan air laut yang tanpa ombak ini. Resort ini juga menyediakan akomodasi yang memadai untuk konsep petualangannya, seperti beach sports, sea life actifity, outbound, serta fasilitas meeting hingga wedding. Setelah meletakkan barang bawaan di kamar resort, kami semua memilih bermain canoe sampai matahari terbenam. Selain canoe, pengelola juga menyediakan aktivitas lain seperti banana boat, jet ski dan snorkeling.

Hari berikutnya, pukul tujuh pagi kami dipersiapkan untuk memulai petualangan yang sebenarnya. Petualangan yang menurut kami menjadi alasan besar resort ini dinamakan Krakatoa yakni perjalanan menuju Cagar Alam Krakatau dan mendaki Gunung Anak Krakatau. Pihak TravellerS menyediakan paket akomodasi yang lengkap mulai dari sarapan pagi, transportasi hingga menyajikan barbeque di kaki gunung sebagai menu makan siangnya. Pihak resort sebenarnya memiliki speedboat untuk mengantar kami menuju Gunung Anak Krakatau, namun karena khawatir sedang musim angin barat jadi perjalanan harus menggunakan perahu nelayan dari dermaga Canti yang terletak di Desa Maja, Kalianda, berjarak setengah jam dari resort. Dari Dermaga Canti, perjalanan menggunakan kapal nelayan untuk sampai ke Gunung Anak Krakatau ditempuh selama tiga jam. Waktu tiga jam itu menjadi tidak terasa dengan pemandangan pulau-pulau ditengah laut yang kami lewati. Ada pulau Setiga yang menjadi rumah bagi ribuan kelelawar, pulau Sebesi yang penduduknya ternyata cukup makmur, pulau Sebuku dan pulau Sertung.


Sebelum kapal sempat merapat di kaki Gunung Anak Krakatau, karena cuaca Lampung memang terkenal panas, tanpa pikir panjang saya langsung terjun ke laut untuk menyejukkan diri. Berenang bersama puluhan ikan ekor kuning yang berkeliaran menuju pantai dengan pasirnya yang berwarna hitam itu sungguh sangat menakjubkan. Kemudian kami langsung mendaki menuju second hill dari gunung tersebut. Jarak yang kami tempuh untuk sampai di second hill sepanjang 900 meter memakan waktu tempuh kurang dari 30 menit. Saya sarankan Anda untuk menggunakan sepatu ber-sol agak tebal karena pasir gunung sebagai pijakan mengandung bijih besi yang panas. Selain itu membawa perbekalan sebotol air mineral juga sangat dianjurkan untuk menghindari dehidrasi. Setelah sampai di second hill, pemandangan dari atas bukit berhasil membayar kelelahan yang terkuras selama mendaki sudut kemiringan 45 derajat gunung. Kembali saya harus bersyukur bisa melihat pemandangan seindah itu. Ada laut biru yang luas, pulau Sertung dan pulau Panjang yang memiliki detail ekletis, sang legenda Gunung Rakata(Krakatau) yang menjadi ‘ibu’ dari gunung yang kami pijak saat ini serta ‘batu mandi’, karang besar ditengah laut yang dari jauh terlihat seperti tiga orang sedang berendam. Setelah puas mengabadikan panorama dan menyaksikan dari dekat puncak Gunung Anak Krakatau yang senantiasa mengeluarkan asap dan belerang. Kami pun turun untuk makan siang dan ber-snorkling. “Gunung ini sudah 3 tahun tidak pernah didaki, dan kalian adalah yang pertama mendaki gunung ini setelah 3 tahun” ujar Awaludin, seorang pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Lampung yang mendampingi kami selama mendaki. Seketika kebahagiaan itu bernilai dua kali lipat. “Kemarin kalau gunung ini ‘batuk’, batu-batuan gunung yang sebesar kambing itu bisa terbang sampai ke pantai” tambahnya.

Setelah menyantap makan siang dengan suasana yang berbeda itu, perjalanan dilanjutkan ke pulau Sebesi, Pulau ini senantiasa menjadi tempat wisata para turis lokal maupun asing terlihat dari jejeran beberapa villa yang sederhana di pinggir pantai. Di dekat pulau Sebesi, ada sebuah pulau kecil yang cantik dan tak berpenghuni. Pulau itu dinamakan Umang-umang, sebuah pulau yang menjadi lokasi konservasi koral dan biota laut dengan ribuan ikan yang dapat terlihat jelas tanpa alat bantu karena airnya sangat jernih. Pulau Umang-umang wajib disambangi untuk Anda yang gemar ber-snorkeling.

Hari sudah benar-benar gelap ketika kami akhirnya tiba di resort. Sehari sebelumnya, Bapak Malvin Pattiradjawane, selaku general manager resort menjanjikan makan malam yang istimewa yaitu Ikan Sebelah Bakar. Ikan Sebelah atau yang juga dikenal sebagai flounders ini ternyata rasanya sangat lezat sampai-sampai membuat kami semua penasaran seperti apa rupa ikan ini ketika belum diolah. Unik, dimana daging ikan yang tebal ini hanya ada di salah satu sisi badannya dan kabar baiknya adalah harga ikan ini ternyata bukan tergolong ikan yang mahal.

Sebagaimana layaknya petualang, tubuh yang lelah sama artinya dengan kebahagiaan yang terpuaskan. Euphoria yang luar biasa setelah berhasil mendaki Gunung Anak Krakatau dapat ditumpahkan dan diakhiri pada salah satu bagian dari resort ini yaitu di Kiluan Bar. Di bar ini, Anda dapat menyaksikan penampilan live music sambil bermain billiard. Beragam jenis minuman dari yang non-alcohol seperti kopi, latte dan capucinno, atau yang berkadar alkohol rendah hingga yang paling keras sekalipun tersedia di bar ini. Ada beberapa jenis cocktail atau minuman yang untuk alasan tertentu tidak dimasukkan ke dalam daftar menunya, cukup menggoda bukan? Kedua minuman itu adalah Green Margarita yang juita serta Manchester United. Minuman kedua yang namanya diambil dari klub sepakbola Inggris ini awalnya diciptakan oleh seorang bartender Kiluan untuk membuat suasana nonton bareng Liga Champion 2008 menjadi semakin panas, dan Manchester United ini langsung menjadi minuman yang paling banyak dipesan saat itu. Jangan bilang Anda tahu dari majalah ini! . (AK) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Travellers Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera Km. 45 Merak Belantung Kalianda, Lampung Selatan 35551 7575


S

iapa yang tahu kalo ada town square selain di Jakarta? Yup, Cilandak Town Square yang sampai sekarang masih jadi tempat favorit untuk hang-out, dan bukan warga Jakarta saja yang memilih Cilandak Town Square buat jadi tempat hang out, ada dari Bogor, Banten, Depok dan lain-lain (jelas bukan warga Jakarta kan?). Nah, selain di Jakarta, Town Square juga ada di Surabaya. Satu management dengan yang di Cilandak tentunya, tapi lebih besar! Believe it or not! Its bigger and wider! Pilihan tempat nongkrongnya pun lebih banyak. Kalau orang-orang sering bilang “jalan di CITOS kaya jalan di catwalk�, nah ini catwalknya lebih besar juga. Stagenya pun besar dan selalu terpampang disitu, berbeda dengan CITOS yang hanya ada stage kalau pas ada event saja. Tapi so far, SURABAYA TOWN SQUARE adalah tempat hang out favorit orang Surabaya juga, kalau weekend ramainya juga tidak kalah. Dari sekian banyak mall besar yang ada di Surabaya, SUTOS jadi tempat paling favorit di Surabaya, karena bukanya juga sampai diatas jam 02.00, sementara mall lain seperti: Galaxy Mall (Galaxy 1 dan 2), Tunjungan Plaza (mall pertama di Surabaya yang sekarang beranak pinak jadi ada 4 mall dan berderetan, dan satu-satunya mall yang ada SOUR SALLY di Surabaya), City Of Tomorrow (kayak nama film yah mallnya! Ada Universitas Pelihata Harapan), Surabaya Plaza, Pakuwon Supermall, Pakuwon Trade Centre, Jembatan Merah Plaza, Royal Plaza dan masih banyak lagi, hanya buka sampai jam 23.00 (yah selayaknya mall-mall di jakarta).

76 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009 76 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


Tidak hanya itu saja, interiornya yang sangat modern bisa kita temui dari awal kita memasuki lobby hotel ini. Dari kamar hotel kita bisa melihat pemandangan kota pahlawan ini, jadi kita bisa ancang-ancang sebelum pergi, kita bisa lihat jalanan macet atau tidak. Dan juga pada malam harinya kita bisa melihat keadaan SUTOS. Perlu di ketahui, kamar hotel kadang membuat anda tidak nyaman karena terlalu kaku dan tidak terasa seperti dirumah, namun di TS Suites sangatlah berbeda, karena kamar hotel ini di lengkapi dengan bathub yang bisa kita nikmati sambil menonton TV pada saat berendam (karena pintu kamar mandinya bermodel sliding door) dan tidak hanya itu, kita pun diberikan pilihan karena ada pancuran juga.

Tapi, satu hal yang menarik dan berbeda dari Town Square punyanya kota pahlawan ini. Kalau di CITOS hanya ada restoran, departemen store dan semacamnya. Di SUTOS lengkap! Karena ada karaoke, lounge dan night club yang memang megang banget. So, i can say that SUTOS is one stop entertainment. Owwwhh! Ketinggalan, ada hotelnya!! Namanya TS Suites, letaknya tepat berderetan dengan Surabaya Town Square. TS Suites merupakan anak perusahaan dari CORE Hospitality asal Amerika, hotel yang mempunyai 68 kamar ini merupakan hotel yang full service yang mengedepankan penghijauan, mementingkan privacy dan sangat amat memanjakan tamunya. Pertama anda datang dan check in, anda akan di suguhkan wellcome drink dan secarik kertas yang berisikan perjanjian (ada dendanya kalau anda kedapatan merokok) untuk tidak akan merokok di hotel ini (kecuali di lobby), jangan kecewa dulu, terutama untuk para perokok, pihak TS Suites justru sangat amat mementingkan kenyamanan tamunya, karena seperokok apapun anda, pada saat anda tidur anda lebih nyenyak tidur tanpa bau rokok. Setelah anda check in, anda akan mendapati SMS dari pihak TS Suites tentang penjelasan service hotel dan ucapan selamat datang, seperti kemana kalau harus menelpon room service dan lain-lain. Uniknya lagi, hotel ini merupakan satusatunya hotel yang memberikan mini bar secara gratis, dan juga akses internet, semuanya gratis, kalau di hotel lain mini bar biasanya tidak kita sentuh karena harganya 4 kali lipat kan?

Mengapa dibilang sangat amat memanjakan tamunya? Karena kita bebas memesan makanan dari SUTOS, jam berapapun dan apapun (tentunya sesuai dengan apa yang ada di SUTOS dan selama restorannya masih buka) dan tidak dikenakan biaya tambahan. Jika anda kelelahan dan membutuhkan pijat untuk relaksasi, anda bisa langsung order, lalu pemijat yang memang sudah handal akan segera datang ke kamar anda. Selain itu bagi anda yang tidak sempat membeli oleh-oleh khas Surabaya, tidak usah khawatir, karena anda hanya tinggal mencontreng makanan oleh-oleh yang anda inginkan untuk anda bawa pulang pada kertas yang sudah disediakan (seperti ikan bandeng asap, kue lapis surabaya, dan lain-lain), lengkap dengan list harga, list merek, dan harganya pun sama persis seperti di tokoknya, jadi anda tidak perlu khawatir kalau harganya akan lebih mahal. Bagi anda yang ingin jalan-jalan, anda bisa langsung saja turun ke lobby yang menghubungkan hotel dengan SUTOS, mau nonton di XXI, karaoke, makan malam, mendengarkan live music, duduk-duduk di coffee shop. Sumpek dan penat di kota Jakarta karena macet, jalan-jalan ke Surabaya bisa menjadi pilihan yang sangat tepat, karena padatnya Surabaya tidak separah di Jakarta. Dan menginap di TS Suites merupakan pilihan yang sangat tepat karena tidak perlu susah menyewa mobil atau memakai jasa taksi untuk bersenang-senang dan menikmati kota Surabaya. Dan mungkin anda bisa juga melakukan meeting yang berbeda dari biasanya, karena TS Suites pun dilengkapi dengan meeting room dengan berbagai ukuran dan keperluan. Jadi, ayo explore kota-kota besar lain di Indonesia!

TOWNSQUARE Surabaya Jl. Hayam Wuruk No.6 Surabaya, Indonesia 60242 Phone Number: +62 31 563 1222 Fax Number: +62 31 563 2223 www.tssuites-surabaya.com

77


Berbeda dengan penyelenggaraannya yang pertama pada tahun 2008, Java Soulnation Festival 2009 berhasil menyuguhkan hal baru. Bila sebelumnya lebih banyak mengundang musisi beraliran Rap, Soul dan R&B, Soulnation 2009 melebarkan musik penampilnya dengan menambahkan genre yang lebih hype diantaranya Rock, Eletronic dan Dance. Di hari pertama digelarnya event ini (30/10/09), Slank hadir sebagai salah satu dari tiga artis yang melakukan konser amal. Konser gratis dimana panitia tidak membebankan harga tiket kepada penonton namun mempersilahkan kepada mereka untuk menyumbang kelebihan finansialnya untuk korban gempa di Sumatra Barat dan NTT. Selain Slank, artis lain yang melakukan hal serupa adalah Pandji Pragiwaksono serta Glen Fredly bersama Indonesia Unite Rise keesokan harinya. Bukan Slank namanya kalau tanpa sindiran, berkolaborasi dengan musisi hiphop Pandji Pragiwaksono, Slank mengaransemen lagu ‘Naik-Naik Ke Puncak Gunung’ sebagai teguran bagi politisi yang sudah diatas dan lupa untuk melihat ke bawah. Duo asal Amerika, The Ting-Tings berhasil menjadi magnet Soulnation tahun ini. Sebagai satu-satunya penampil istimewa, The Ting-Tings yang bermain sempurna meski tanpa additional player itu mematahkan tradisi penonton dalam sebuah festival musik. Penonton biasanya akan menonton dan membagi waktu dari satu pangung ke panggung lain yang bermain berbarengan. Namun dalam hal ini, semua itu tidak berlaku meski super grup hip-hop asal Amerika, Arrested 78 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

Development, memulai pertunjukkannya sebelum The Ting-Tings usai sehingga berakibat pada jumlah penontonnya yang sedikit. memprovokasi semangat penonton. Hari kedua (31/10/09), jumlah penonton terlihat lebih sedikit dari hari sebelumnya. Bagi yang rindu akan kejayaan hip-hop era 80-an dan 90-an, hari kedua adalah saatnya. Darryl McDaniels atau DMC, salah satu personel grup hip-hop paling berpengaruh, Run DMC, tampil dengan penuh enerjik di panggung Avolution. Rapper yang masih terlihat muda itu membuat ribuan penonton menikmati hiphop sesuai kodrat aslinya yaitu menggoyangkan satu tangan ke udara. Dipanggung utama, Music Soulchild yang hadir bak ladiesman terlihat kaget dengan respon penonton yang hafal hampir semua lagunya. Selain karena musiknya yang populis, aksi panggung band yang kini menjadi proyek solo penyanyinya itu sangat menghibur dengan additional musician yang semuanya adalah perempuan dengan skill di atas rata-rata. Soulnation tahun ini bisa dibilang sukses bila dilihat dari berbagai sisi. Pihak penyelenggara berhasil memberikan porsi yang seimbang secara komersil, sosial, dan nasionalisme. Meski Hip-hop adalah produk luar negri, namun artis, panitia dan musisi Indonesia genre ini terlalu pintar untuk tetap mencintai Indonesia. (AK) FOTO DOK. FAR MAGAZINE


79


Setelah penantian 22 tahun akhirnya “No Use For A Name” (NUFAN) memasukan Indonesia ke dalam daftar tur dunia mereka yang bernama “No Use For A Name Indonesia Tour 2009”. NUFAN adalah sebuah band melodik punk dari San Jose, California, Amerika Serikat dibentuk pada tahun 1987 oleh Chris Dodge (gitar), Steve Papoutsis (bass), Rory Koff (drum), dan Tony Sly (vokal). Terhitung sejak berdirinya mereka telah 7 album dirilis melalui label “Fat Wreck Chords” yang merupakan label kepunyaan Fat Mike (NOFX). Malam itu, pada posisi gitar dibantu oleh teman mereka, Chris Rest yang merupakan gitaris Lagwagon karena ketika mengadakan tur promo album “The Feel Good Record of the Year” di Eropa, Dave Nassie sang gitaris menyatakan mundur untuk bergabung dengan band metal hardcore Bleeding Through. Acara ini berlangsung di Hall Concert Bumi Wiyata Depok, walaupun lokasi event ini terbilang cukup jauh dari pusat kota dan malam itu Jakarta di guyur hujan yang sangat deras, akan tetapi tidak menyurutkan para fans untuk berdatangan, tidak hanya dari Jakarta, melainkan dari Bandung, Semarang dan Jogja. “No Use For A Name Indonesia Tour 2009” merupakan event keempat yang diadakan oleh Hit N’ Run Production setelah sebelumnya mendatangkan Not Available, Misery Signal, dan Have Heart. Acara dimulai pada pukul 19.00 yang langsung dibuka oleh penampilan 4 band punk melodik lokal. Yang beruntung sebagai band pembuka pertama ialah Speak Up yang bermain cukup rapih dan menggigit, namun sayangnya crowd masih terlihat malu-malu untuk merapat ke stage. Band selanjutnya ialah salah satu pahlawan melodik punk Jakarta, Kuro. Malam itu mereka bermain dengan membawakan tembang-tembang mereka dari album “Ever Before”, perlahan namun pasti crowd pun mulai merapat ke stage, diakhir penampilan mereka sempat mengeluarkan statement mengenai album baru mereka yang akan segera rilis di tahun 2010. Disusul oleh No Label yang sedikit mengalami gangguan dengan sound mereka, tapi mereka bermain cukup rapih. Sebagai band pembuka terakhir malam itu ialah Do Sounds. Sekitar pukul 21.15 WIB lampu-lampu mulai dipadamkan dan satu persatu personel NUFAN memasuki stage dan konser pun dimulai dengan sapaan dari sang vokalis “hello Indonesia, You guys are awesome”, raungan distorsi pun mulai terdengar dan tata cahaya pun mulai mewarnai panggung. “chasing rainbows” sebagai lagu pertama digeber dilanjutkan dengan, “invicible” dan “I want to be wrong” direspon oleh crowd dengan berdansa liar, body surfing dan bernyanyi bersama tapi tidak sedikitpun menimbulkan kericuhan karena mereka datang dengan tujuan untuk bersenang-senang dan melihat band idola mereka. Gelombang moshpit pun tak terelakan, hal ini membuat para personel No Use For A Name semakin bersemangat, lagu seperti Not Your Savior, Dumb Reminders, Don’t Miss the Train, Room 19, The trumpet player dan beberapa tembang andalan mereka yang rata-rata diambil dari album lama mereka. Total 22 lagu dimainkan oleh mereka dengan penampilan yang atraktif dari melompat, berlari kesana kemari dan komunikasi yang terjalin dengan baik dengan crowd. Tak terasa sekitar sejam lebih mereka bermain menghibur para die hard fans mereka, dengan berat hati mereka harus menyudahi konser tersebut, tapi seolah crowd tidak merasa terpuaskan, ketika para personel NUFAN turun dari panggung serentak crowd berteriak “we want more”, dan satu persatu personel NUFAN kembali hadir ke atas panggung dan memainkan “Let Me Down”, “The Trumpet Player, dan “On The Outside sebagai pentup konser mereka. Hit n Run entertainment sebagai pihak promotour layak diberikan acungan jempol, karena mereka telah mengorganize event ini dengan kualitas yang baik seperti lighting, sound system yang di dukung oleh Three Chord System dan tidak sedikitpun terlihat raut wajah kekecewaan dari para crowd malam ini karena mereka telah mendapat suguhan yang berkualitas. (RA) FOTO DOK. HIT AND RUN ENT. 80 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009


81


Setelah sukses menggelar UrbanFest 2007 & 2008, Prambors Radio, Kompas Gramedia, Taman Impian Jaya Ancol dan Institut Kesenian Jakarta kembali menggelar UrbanFest 2009 yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 24 dan 25 Oktober 2009 di Pasar Seni Ancol. UrbanFest tahun ini akan menyajikan Street Artventure dengan nuansa baru yang belum pernah dilakukan di Pasar Seni ancol. Dengan memotret kegairahan ekspresi berbagai komunitas perkotaan, mulai dari ekspresi budaya dan berkesenian, permainan, olahraga extreme dan urban food. Tidak hanya itu sesuatu yang beda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu adanya pameran fotografi kontemporer bertajuk “Urbantopia�. Sebanyak 24 praktisi fotografi akan memperlihatkan hasil bidikannya. Kebebasan berkreasi anak muda menciptakan warna warni seni budaya tidak hanya ditampilkan oleh para pengisi acara namun para pengunjung seperti tidak mau kalah berekspresi. Hal ini terlihat dari gaya berpakaian mereka yang memperlihatkan jati diri mereka, dan inilah beberapa yang berhasil kami abadikan. (RA) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

82 FAR OCTOBER/NOVEMBER 2009

Djakarta Artmosphere ajang musik yang memang telah ditunggu-tunggu. Menampilkan sederet nama musisi terkenal ternyata cukup banyak menjaring minat kawula muda khususnya yang berada di Jakarta untuk meluangkan waktu melihat acara yang berlangsung pada 7 November 2009 ini. Dipadati lebih dari seribu penonton, yang mencampurkan beragam jenis musik menjadi satu. Tidak hanya musik, penampilan setiap penontonya pun sangat beragam. Mulai dari kasual, british pop, etnik, rock star pun juga ada. Rupanya untuk datang ke acara semacam ini, bukan hanya menyiapkan diri untuk menghafal sejumlah lagu andalan tetapi urusan penampilan juga tidak boleh ketinggalan. Warna-warna gelap seperti hitam, abu-abu, dan coklat cukup mendominasi pakaian malam itu, selebihnya warna-warni cerah tidak mau ketinggalan. Dari segi sepatu kebanyakan memilih flat shoes, high heels, sementara sneakers tetap jadi favorit para penonton. “Nyaman, tidak berlebihan, tapi eye catching� tiga kata ini yang bisa menggambarkan sebagian besar penampilan para penonton acara Djakarta Artmosphere malam itu.(BW)


BUKU Rockets Senayan City Lt. 3 Telp. 021 72781468 Bukuunik www.bukuunik.com info@bukuunik.com Telp. 021 9288 3060 0815 1300 2007

Fashion First Senayan City 1st Floor Kav. 12 Kl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta

Adidas Original EX Plaza Indonesia, Lt. 3 Telp. 021 (29923525)

LOCATION

Bloop Jl. Tebet Utara Dalam No.22 Jakarta Selatan Telp. 021 829 1479

ACCESSORIES Endorse Jl.Tebet Utara Dalam no. 5 Jakarta Selatan Telp. 021 8379 2616

LPTB Susan Budiharjo Jl. Cikini Raya no. 58 Sentral Cikini, Jakarta Pusat

BOUTIQUE & DESIGNER Metrox Plaza Indonesia Lt. 4 E04 Telp. 021 7892402

Angelova Facebook: angelova.accessories@gmail. com Telp. 0857 1010 3618

Kamar La Piazza Kelapa Gading Unit BC-02 La Passagio Lt. Dasar http://kamarkarma.multiply. com/

MAKE UP & HAIR Bunlai Telp. 0815 9910 482

Teras Photography Jl. Ragunan Raya No. B2, Jati Padang Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp. 021 782 8434 Ifo.teras@gmail.com

PHOTOGRAPHER Adha Togi Telp. 0818800 104 Setio Eko Widodo Telp. 0815 8553 5311

Bagi ingin berlangganan silahkan mengisi formulir dibawah ini: Nama

:

Tempat/Tangal lahir : Alamat kirim : Kota : Telepon/HP : Pekerjaan : Email : a/n PT. DUTA MATA RAMA : Bank Capital, Jakarta, a/c 15.00.00.00999.6

BULAN

6 Bulan Rp 150.000,-

12 Bulan Rp 300.000,-

KIRIM FOMULIR LANGGANAN KE FAR MAGAZINE JL. WAHID HASYIM NO. 92 MENTENG, JAKARTA 10340 ATAU FAX (021) 3161072

83


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.